dan munculnya warna kehijauan pada tembaga. Reaksi kimia yang terjadi termasuk proses
elektrokimia di mana terjadi reaksi oksidasi logam membentuk senyawa-senyawa oksida logam
ataupun sulfida logam.
Masing-masing paduan tersebut akan memiliki sifat fisik, kimia, dan mekanik yang berbeda
karena tersusun dari jenis logam yang berbeda namun semua jenis paduan tersebut dapat
mengalami korosi dengan batas dan cara tertentu.
Daftar Isi
Korosi
Korosi
Korosi adalah peristiwa berkarat dan terkelupasnya material logam seperti besi dimana hal ini
terjadi karena reaksi oksidasi pada logam tersebut. Korosi dapat menyebabkan kerusakan
pada struktur material sehingga logam yang telah mengalami korosi menjadi tidak berguna
atau memiliki nilai yang rendah karena sifat logam akan turun dengan adanya korosi.
Secara sederhana, ketika logam yang baru dibuat mengalami kontak atau terpapar dengan
udara, maka permukaan yang awalnya mengkilap akan tertutup oleh karat akibat bereaksi
dengan udara. Kecenderungan suatu logam untuk mengalami korosi ditentukan dari stabilitas
dan kondisi logam tersebut.
Suatu logam dapat terbentuk dalam keadaan logam murni, keadaan teroksidasi nol, ataupun
dalam bentuk senyawa yang bergabung dengan unsur lain atau teroksidasi positif. Di alam,
sebagian besar logam ditemukan dalam bentuk senyawa yang artinya logam cenderung lebih
stabil dalam bentuk teroksidasi untuk berikatan dengan unsur lain.
Dengan alasan ini, untuk mendapatkan logam murni seperti yang biasa kita gunakan
diperlukan energi yang cukup besar untuk mendapatkan logam murni. Sebaliknya ketika
mengalami korosi yang berarti logam murni akan teroksidasi dan berikatan dengan unsur lain,
maka energi akan dilepaskan dengan peristiwa ini atau dapat dikatakan proses koro si ini
adalah proses spontan yang dapat terjadi tanpa adanya energi. Sangat mudah untuk
menemukan benda di kehidupan kita yang menunjukkan tanda-tanda korosi.
Korosi mempengaruhi banyak bidang kehidupan manusia yang menggunakan produk logam.
Hal itu karena proses korosi tidak hanya mempengaruhi sifat kimia logam tetapi juga
menghasilkan perubahan sifat fisik dan mekaniknya. Logam yang memiliki permukaan
mengkilap dapat menjadi kusam dan kotor pada permukaannya dengan adanya korosi.
Selain itu, logam yang pada dasarnya bersifat kuat dan kokoh, ketika mengalami korosi hingga
ke bagian dalam, maka logam tersebut dapat menjadi keropos dan rapuh. Oleh karena itu
terjadinya korosi sangat tidak diinginkan untuk material logam yang digunakan dalam
kehidupan sehari hari.
Proses Korosi
Ketika suatu logam seperti besi ditempatkan diluar ruangan dan material tersebut terpapar
dengan kelembaban udara, besi tersebut akan berkarat dengan cepat. Hal itu dikarenakan
pada keadaan udara lembab itu berarti pada kondisi tersebut uap air berada dalam jumlah
yang tinggi pada udara.
Uap air yang akan berperan dalam proses korosi besi tersebut dimana akan terjadi reaksi
reduksi oksidasi pada prosesnya. Laju korosi akan dipercepat dengan adanya uap air garam
pada kelembaban udara tersebut. Proses korosi terjadi melalui reaksi elektrokimia dimana
molekul air akan menjadi sistem sel volta dalam mengalami kontak dengan logam dan akan
mengoksidasi logam besi tersebut. Tentunya proses ini dapat terjadi dengan adanya oksigen
bebas yang berperan dalam proses oksidasi.
Mekanisme terjadinya korosi berawal ketika besi mengalami kontak dengan molekul air yang
terdapat di udara. Reaksi reduksi oksidasi seperti yang ada pada baterai terjadi pada proses
korosi. Logam akan berperan sebagai anoda sehingga logam tersebut akan mengalami
oksidasi.
Proses ini akan menghasilkan ion logam dan elektron bebas yang kemudian elektron tersebut
akan berpindah dan mereduksi oksigen dan dapat menghasilkan ion hidroksida. Hal itu akan
mendukung terjadinya reaksi katiodik. Pelarutan logam pada anoda akan menghasilkan dua
produk yaitu ion logam yang akan berada pada larutan dan menghalami hidrasi atau
menghasilkan ion logam yang berbentuk senyawa padat dan terkumpul pada permukaan.
Besi murni (Fe) merupakan logam besi yang biasa digunakan sebagai material. Besi tersebut
akan teroksidasi sehingga bermuatan 2+ dan akan menghasilkan elektron untuk mereduksi
oksigen pada udara. Reaksi ini terjadi pada anoda:
Fe(s) Fe 2+(aq) + 2e –
Elektron akan berpindah di dalam logam besi dan bergerak ke arah teteasan molekul air
berada.
Pelapisan Permukaan
Metode pencegahan korosi yang paling sederhana dan mudah yaitu melalui pelapisan
permukaan dimana pada metode ini, logam akan dilapisi dengan material penutup lain seperti
cat. Penutupan permukaan logam dengan cat akan menghambat terjadinya kontak antara
logam dengan uap air dan juga udara. Hal itu berarti akan mencegah terjadinya proses korosi
pada logam tersebut.
Sacrificial Coating
Metode coating lainnya yaitu sacrificial coating dimana pada proses ini permukaan logam akan
dilapisi dengan logam lain yang lebih mudah mengalami oksidasi atau proses ini juga dikenal
dengan sacrificial coating. Salah satu logam sebagai pelapis aka n dikorbankan untuk
melindungi logam utama.
Besi ataupun baja umumnya dilapisi dengan zink yang merupakan logam yang lebih reaktif.
Proses ini juga dikatakan sebagai galvanisasi dimana korosi pada zink yan dihasilkan dari
oksidasinya sedangkan besi akan mengalami reduksi. Reduksi pada besi merupakan inhibitor
dari korosi.
Proteksi Katiodik
Cara lain untuk memproteksi logam dari korosi adalah dengan menggunakan metode proteksi
katiodik dimana pada prosesnya, muatan elektrik negatif akan dialirkan ke logam se cara
kontinyu. Proteksi katiodik mereplikasi efek dari metode sacrificial coating dengan logam yang
jauh lebih aktif.
Sumber dari muatan negatif pada umumnya berasal dari power supply eksternal. Proses ini
banyak digunakan dalam proteksi korosi untuk tangki bahan bakar dan pipa bawah tanah.
Passivation
Metode ini merupakan cara menghambat korosi pada logam melalui film tipis yang dilapiskan
pada permukaan logam sebagai penghalang terhadap oksidasi logam tersebut. Pembentukan
lapisan pasif ini akan dipengaruhi oleh pH lingkungan, suhu, dan kondisi kimia.
Metode ini telah digunakan pada patung Liberty yang dilapisi dengan platina biru -hijau melalui
reaksi kimia tertentu. Hal ini akan memproteksi logam tembaga dari patung Liberty.
Anodisasi
Anodisasi merupakan cara penghambatan korosi dimana logam akan diproteksi dengan
senyawa spesifik tertentu melalui kondisi elektrokimia. Hal ini akan menghasilkan film atau
lapisan tipis logam oksida berukuran nanometer. Pori akan memungkinkan terjadinya oksidasi
pada film, metode ini menghasilkan lapisan yang lebih tebal daripada metode passivation.
Metode sacrificial anode akan rusak terlebih dahulu sebelum logam yang diproteksi
mengalami kerusakan. Namun, kekurangan dari metode ini yaitu mengharuskan adanya
penggantian dari pelapis secara berkala karena pelapis dapat mengalami kerusakan.
ontoh Kimia Organik dalam Kehidupan
Sehari-Hari
Contoh Soal dan Jawaban › Kimia Organik 8 Desember 2019 Ilmu Kimia
Kimia organik adalah subdisiplin dari penjelasan tentang ilmu kimia yang mempelajari struktur,
sifat, dan reaksi senyawa organik, yang mengandung karbon dalam ikatan kovalen. Studi
struktur menentukan komposisi dan formula kimianya.
Studi tentang sifat meliputi sifat fisik dan kimia, dan evaluasi reaktivitas kimia untuk
memahami perilaku mereka. Studi tentang reaksi organik meliputi sintesis kimia produk alami,
obat-obatan, dan polimer, dan studi molekul organik individu di laboratorium dan melalui studi
teoritis (dalam silikon).
Daftar Isi
Kimia Organik
Kimia Organik
Kimia organik adalah studi tentang struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan persiapan senyawa
yang mengandung karbon, yang mencakup tidak hanya hidrokarbon tetapi juga senyawa
dengan sejumlah elemen lain, termasuk hidrogen (sebagian besar senyawa mengandung
setidaknya satu karbon-hidrogen ikatan), nitrogen, oksigen, halogen, fosfor, silikon, dan
belerang.
Contoh Kimia Organik
Berikut ini contoh senyawa yang termasuk dalam kimia organik, antara lain adalah sebagai
berikut;
Asam Nukleat
Asam nukleat adalah biopolimer, atau biomolekul kecil, penting untuk semua bentuk
kehidupan. Istilah asam nukleat adalah nama keseluruhan untuk DNA dan RNA. Mereka terdiri
dari nukleotida, yang merupakan monomer yang terbuat dari tiga komponen: gula 5 karbon,
gugus fosfat, dan basa nitrogen.
Jika gula adalah senyawa ribosa, polimernya adalah RNA (asam ribonukleat); jika gula berasal
dari ribosa sebagai deoksiribosa, polimernya adalah DNA (asam deoksiribonukleat).
Glukosa
Glukosa adalah monosakarida yang paling melimpah, subkategori karbohidrat. Glukosa
terutama dibuat oleh tanaman dan sebagian besar ganggang selama fotosintesis dari air dan
karbon dioksida, menggunakan energi dari sinar matahari.
Dalam metabolisme energi, glukosa adalah sumber energi terpenting dalam semua
organisme. Glukosa untuk metabolisme sebagian disimpan sebagai polimer, pada tanaman
terutama sebagai pati dan amilopektin dan pada hewan sebagai glikogen.
Fruktosa
Fruktosa, atau gula buah, adalah monosakarida ketonik sederhana yang ditemukan di banyak
tanaman, di mana ia sering terikat pada glukosa untuk membentuk sukrosa disakarida. Ini
adalah salah satu dari tiga monosakarida, bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang
diserap langsung ke dalam darah selama pencernaan.
Fruktosa kering dan murni adalah zat manis, putih, tidak berbau, padatan kristal, dan
merupakan yang paling larut dalam air dari semua gula. Fruktosa ditemukan dalam madu,
pohon dan buah anggur, bunga, beri, dan sebagian besar sayuran akar.
Sukrosa
Sukrosa pada umumnya dikenal sebagai “gula tebu“. Ini adalah karbohidrat yang terbentuk
dari kombinasi glukosa dan fruktosa. Sukrosa telah menjadi gula penting bagi manusia karena
mudah diekstraksi dari tanaman seperti tebu dan bit gula. Tanaman ini cenderung menyimpan
kelebihan gula, dan dari sini kami menghasilkan sebagian besar gula yang kami gunakan.
Bahkan sebagian besar pemanis “alami”, yang mengklaim lebih sehat daripada sukrosa,
hanyalah versi glukosa yang berbeda yang dikombinasikan dengan cara yang berbeda oleh
tanaman.
Ester
Ester adalah kelompok fungsional yang biasa ditemukan dalam kimia organik, yang dicirikan
oleh ikatan karbon pada tiga atom lainnya: ikatan tunggal dengan karbon, ikatan rangkap
dengan oksigen, dan ikatan tunggal dengan oksigen. Oksigen yang terikat sendiri terikat pada
karbon lain.
Gliserida, yang merupakan ester asam lemak dari gliserol, adalah ester penting dalam biologi,
menjadi salah satu kelas utama lipid, dan membentuk sebagian besar lemak hewani dan
minyak nabati.
Ester dengan berat molekul rendah biasanya digunakan sebagai wewangian dan ditemukan
dalam minyak esensial dan feromon. Ester biasanya memiliki aroma yang manis dan dianggap
sebagai pelarut berkualitas tinggi untuk beragam plastik, plastisator, resin, dan lak. Itu juga
merupakan salah satu kelas pelumas sintetis terbesar di pasar komersial
Urea
Urea, juga dikenal sebagai karbamid, adalah senyawa organik dengan rumus kimia CO (NH2)
2. Amida ini memiliki dua gugus –NH2 yang bergabung dengan gugus fungsional karbonil (C =
O). Urea berperan penting dalam metabolisme senyawa yang mengandung nitrogen oleh
hewan dan merupakan zat yang mengandung nitrogen dalam urin mamalia.
Tubuh menggunakan urea dalam banyak proses, terutama ekskresi nitrogen. Hati
membentuknya dengan menggabungkan dua molekul amonia (NH3) dengan molekul karbon
dioksida (CO2) dalam siklus urea. Urea banyak digunakan dalam pupuk sebagai sumber
nitrogen (N) dan merupakan bahan baku penting untuk industri kimia.
Alkohol
Dalam kimia, alkohol adalah senyawa organik yang membawa setidaknya satu gugus fungsi
hidroksil (C-OH) yang terikat pada substruktur alifatiknya. Istilah alkohol awalnya disebut
alkohol etanol primer (etil alkohol), yang digunakan sebagai obat dan merupakan alkohol
utama yang ada dalam minuman beralkohol.
Kelas alkohol yang penting, di mana metanol dan etanol adalah bagian yang paling
sederhana, mencakup semua senyawa yang rumus umumnya adalah CnH2n + 1OH.
Polimer
Polimer adalah molekul besar, atau makromolekul, yang terdiri dari banyak subunit berulang.
Polimer sintetis dan alami memainkan peran penting dan ada di mana-mana dalam kehidupan
sehari-hari.
Sifat polimer berkisar dari plastik sintetis yang dikenal seperti polistirena hingga biopolimer
alami seperti DNA dan protein yang mendasar bagi struktur dan fungsi biologis. Polimer, baik
yang alami maupun sintetis, dibuat melalui polimerisasi banyak molekul keci l, yang dikenal
sebagai monomer.
Petrokimia
Petrokimia adalah arti bahan kimia yang berasal dari minyak mentah atau minyak bumi.
Distilasi fraksional memisahkan bahan baku menjadi senyawa organik sesuai dengan titik
didih yang berbeda. Contohnya termasuk bensin, plastik, deterjen, pewarna, zat tambahan
makanan, gas alam, dan obat-obatan.
Warfarin
Warfarin, dijual dengan nama merek Coumadin antara lain, adalah obat yang digunakan
sebagai antikoagulan (pengencer darah). Ini biasanya digunakan untuk mengobati gumpalan
darah seperti trombosis vena dalam dan emboli paru dan untuk mencegah stroke pada orang
yang memiliki fibrilasi atrium, penyakit jantung katup atau katup jantung buatan.
Lebih jarang digunakan setelah peningkatan segmen ST infark miokard (STEMI) dan bedah
ortopedi. Biasanya diambil melalui mulut tetapi juga dapat digunakan dengan injeksi ke dalam
vena.
Daftar Isi
Ion
Ion
Ion adalah molekul yang kehilangan atau memperoleh elektron melalui berbagai gaya
atmosfer atau pengaruh lingkungan. Ion yang hanya terdiri dari satu atom disebut ion atom
atau monatomik, sedangkan dua atau lebih atom membentuk ion molekuler atau ion
poliatomik.
Dalam kasus ionisasi fisik dalam cairan (gas atau cairan), “pasangan ion” diciptakan oleh
tumbukan molekul spontan, di mana setiap pasangan yang dihasilkan terdiri dari elektron
bebas dan ion positif.
Faraday tidak tahu sifat spesies ini, tetapi ia tahu bahwa karena logam larut ke dalam dan
memasukkan larutan pada satu elektroda dan logam baru muncul dari larutan di elektroda
lainnya; bahwa beberapa jenis zat telah bergerak melalui larutan dalam arus.
Ini menyampaikan zat dari satu tempat ke tempat lain. Dalam korespondensi dengan Faraday,
Whewell juga menciptakan kata anoda dan katoda, serta anion dan kation sebagai ion yang
tertarik pada masing-masing elektroda.
Svante Arrhenius mengajukan, dalam disertasinya pada tahun 1884, penjelasannya tentang
fakta bahwa garam kristal padat berdisosiasi menjadi partikel berpasangan ketika dilarutkan,
untuk itu membuatnya memenangkan Hadiah Nobel Kimia pada tahun 1903. Penjelasan
Arrhenius adalah bahwa dalam membentuk larutan, garam terdisosiasi menjadi ion Faraday.
Arrhenius mengusulkan bahwa ion terbentuk bahkan tanpa adanya arus listrik
Ciri Ion
Berikut ini ciri atau karakteristik ion secara umum, antara lain:
1. Ion dalam keadaan seperti gas sangat reaktif dan akan dengan cepat berinteraksi dengan ion
dengan muatan berlawanan untuk menghasilkan molekul netral atau garam ionik.
2. Ion diproduksi dalam keadaan cair atau padat ketika garam berinteraksi dengan pelarut
(misalnya, air) untuk menghasilkan ion terlarut, yang lebih stabil, untuk alasan yang melibatkan
kombinasi energi dan perubahan entropi ketika ion berpindah dari satu sama lain ke
berinteraksi dengan cairan.
3. Spesies yang stabil ini lebih sering ditemukan di lingkungan pada suhu rendah. Contoh umum
adalah ion hadir dalam air laut, yang berasal dari garam terlarut.
4. Sebagai benda bermuatan, ion tertarik ke muatan listrik yang berlawanan (positif ke negatif,
dan sebaliknya) dan ditolak oleh muatan serupa. Ketika mereka bergerak, lintasannya dapat
dibelokkan oleh medan magnet.
5. Elektron, karena massanya yang lebih kecil dan karena itu memiliki sifat mengisi ruang yang
lebih besar sebagai gelombang materi, menentukan ukuran atom dan molekul yang memiliki
elektron sama sekali.
Contoh dan Jenis Ion
Adapun jiklau dilihat daripada bentuk Ion dan contohnya yang mudah ditemukan dalam
kehidupan seharai-hari, antara lain;
Ion Positif
Ion positif kerapkali dikenal dengan kation yang memiliki lebih banyak proton daripada
elektron, akibatnya memberikan muatan positif bersih pada kehidupan manusia. Agar kation
terbentuk, satu atau lebih elektron harus hilang, biasanya ditarik oleh atom dengan a finitas
yang lebih kuat untuknya.
Jumlah elektron yang hilang, dan juga muatan ion positif ini akan senantiasa ditunjukkan
setelah simbol bahann kimia. Untuk contoh dalam ion positif ini, antara lain seperti;
Perak, yang mana dalam makna ikatan kimia perak ini diberikan simbul (Ag)
Untuk ciri daripada ion yang membawa muatan positif, antara lain;
Asam Sulfat
Asam sulfat dikatakan bermuatan negatif bersih (anion) biasanya ditandai dengan superskrip –
setelah rumus kimia, seperti OH-.
Ion Negatif
Ion negatif adalah atom bermuatan listrik, atau kumpulan atom yang dibentuk dengan
memperoleh satu atau lebih elektron. Jumlah proton dalam atom dalam ion ini tidak berubah
tetapi elektron ekstra memberinya muatan dengan negatif.
Ion bermuatan negatif, juga dikenal secara ilmiah sebagai anion, adalah kebalikan dari ion
positif dan mereka memiliki efek sebaliknya langsung pada kesehatan, suasana ha ti, dan
tingkat energi ketika kita terpapar.
Ion negatif di udara memiliki muatan negatif yang kuat. Karena sifat ini, mereka secara statis
tertarik pada partikel di udara seperti debu, spora jamur, bulu hewan peliharaan dan polutan
mengambang lainnya dan alergen potensial.
Dengan menempel pada polutan dan alergen ini, sehingga memberi mereka muatan negatif
dan, alih-alih melayang di udara, mereka dibumikan dan jatuh ke lantai atau permukaan
terdekat. Bahkan bakteri dan virus yang berputar-putar di udara di rumah kita dapat
dibersihkan dengan ion bermuatan negatif yang menempel padanya dan mengeluarkannya
dari udara yang kita hirup.
1. Anion (-) berasal dari kata Yunani (ánō), yang berarti “naik”, yang dapat diartikan sebagai ion
dengan lebih banyak elektron daripada proton, sehingga memberikan muatan negatif bersih
(karena elektron negatif dibebankan dan proton bermuatan positif).
2. Dengan mendasarkan pada sifat elektron seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anion (ion
bermuatan negatif) lebih besar dari molekul atau atom induknya, karena kelebihan elektron
saling tolak dan menambah ukuran fisik ion, karena ukurannya ditentukan oleh awan
elektronnya.
3. Diukur dengan jari-jari ioniknya, kebanyakan anion besar, seperti yang paling umum Anion
bumi, oksigen. anion memiliki jari-jari lebih besar dari 1,3 × 10-10 m (1,3 Å). Berdasarkan
fakta perbedaan ukuran jaei-jari antara kation dan anion, tampak jelas bahwa sebagian besar
ruang kristal ditempati oleh anion dan kation-kation tersebut sesuai dengan ruang di antara
mereka.
4. Di alam, ion negatif banyak ditemukan, terutama di hutan, di pantai dan paling dekat dengan air
terjun, di mana air yang menabrak adalah penghasil ion alami. Ini adalah bagian yang baik dari
alasan mengapa kita biasanya merasa sangat baik di tempat-tempat ini dan merasa sulit untuk
lelah atau tertekan.
5. Jenis elemennya yaitu berupa non-logam (non-metal). Dalam kimia, yang bukan logam (atau
non-logam) adalah kimia unsur yang sebagian besar tidak memiliki karakteristik logam. Secara
fisik, non-logam cenderung memiliki titik leleh yang relatif rendah, titik didih, dan kepadatan.
Non logam biasanya rapuh ketika padat dan biasanya memiliki konduktivitas termal dan
konduktivitas listrik yang buruk. Secara kimia, bukan logam cenderung memiliki energi ionisasi
yang relatif tinggi, afinitas elektron, dan elektronegativitas. Mereka mendapatkan atau berbagi
elektron ketika mereka bereaksi dengan unsur-unsur lain dan senyawa kimia.
Hidroksida
Hidroksida adalah anion diatomik dengan rumus kimia OH−. Ini terdiri dari atom oksigen dan
hidrogen yang disatukan oleh ikatan kovalen, dan membawa muatan listrik negatif. Ini adalah
unsur air yang penting tetapi biasanya minor.
Berfungsi sebagai basa, ligan, nukleofil, dan katalis. Ion hidroksida membentuk garam,
beberapa di antaranya berdisosiasi dalam larutan berair, membebaskan ion hidroksida
terlarut. Sodium hidroksida adalah bahan kimia komoditas multi-juta-ton per tahun.
Sulfat
Sulfat adalah anion poliatomik dengan rumus empiris SO2−4. Garam, turunan asam, dan
peroksida sulfat banyak digunakan dalam industri. Sulfat terjadi secara luas dalam kehidupan
sehari-hari. Sulfat adalah garam asam sulfat dan banyak yang dibuat dari asam itu.
Ion pada dasarnya ada di sekitar kita saat ini dan bahkan mungkin saja kita tidak
menyadarinya, padahal ion tersebut sangat memungkinkan mempengaruhi cara kita
merasakan dan bahkan mempengaruhi kesehatan hidup seseorang.
Secara umum terdapat dua jenis dalam pengertian ion yaitu ion positif dan ion negatif, akan
tetapi pada artikel ini akan menjelaskan terkait dengan pengertian ion positif, ciri, dan
contohnya dalam kehidupan manusia.
Daftar Isi
Ion Positif
Ion Positif
Ion positif adalah atom bermuatan listrik, atau sekelompok atom, yang dibentuk oleh hilangnya
satu atau lebih elektron. Jumlah proton tidak berubah tetapi pengurangan elektron memberi
atom muatan positif. Ion positif dikenal juga dengan istilah kation.
Ion positif di udara biasanya adalah molekul karbon dioksida yang telah dilucuti elektron.Ini
telah terbukti memiliki efek negatif pada tubuh kita ketika kita terpapar mereka secara
berlebihan.
Khususnya terjadi pada paru-paru dan saluran pernapasan, tetapi sistem kekebalan tubuh kita
juga dapat terpengaruh. Ini karena ion positif sangat kecil sehingga mereka diserap langsung
ke dalam aliran darah kita dari udara yang kita hirup.
1. Kation (+), berasal dari kata Yunani (káto), yang berarti “turun”, yang dapat diartikan sebagai
ion dengan elektron lebih sedikit daripada proton, sehingga memberikan muatan positif.
2. Mendasarkan pada sifat elektron seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kation lebih kecil
dari atom induk atau molekul yang sesuai karena ukuran yang lebih kecil dari awan elektron.
Satu kation khusus (yaitu hidrogen) tidak mengandung elektron, dan dengan demikian terdiri
dari satu proton – jauh lebih kecil dari atom hidrogen induknya.
3. Diukur dengan jari-jari ioniknya, kation lebih kecil. Kation memiliki jari-jari kurang dari 0,8 ×
10-10 m (0,8 Å).
4. Kelebihan ion bermuatan positif di lingkungan kita dapat berkontribusi pada kelelahan dan
kurangnya energi, ketegangan, kecemasan dan lekas marah. Ion positif di udara bahkan telah
diselidiki sebagai faktor penyebab asma, alergi, migrain dan depresi.
5. Di alam, ion positif biasanya dibentuk oleh angin kencang, debu, kelembaban, dan polusi dan
berada pada tingkat tertinggi sesaat sebelum badai listrik.
6. Di rumah, lampu neon dan peralatan listrik seperti televisi dan oven microwave adalah
penghasil ion positif yang besar, seperti juga serat pada karpet, gorden, dan pelapis. Pendingin
udara, pemanas kipas, pengering rambut, dan pengering pakaian juga merupakan sumber kuat
ion bermuatan positif.
7. Jenis elemennya yaitu berupa logam (metal), yaitu bahan yang, ketika baru disiapkan, dipoles,
atau retak, menunjukkan penampilan yang berkilau, dan menghantarkan listrik dan panas
dengan relatif baik.
Logam biasanya mudah ditempa (bisa ditempa menjadi lembaran tipis) atau ulet (bisa ditarik
ke kabel). Sebuah logam dapat menjadi kimia unsur seperti besi; paduan seperti stainless
steel; atau senyawa molekul seperti sulfur nitrida polimer.
Contoh Ion Positif
Untuk beberapa contoh yang termasuk dalam ion positif, antara lain;
Perak
Perak adalah unsur kimia dengan simbol Ag (dari bahasa Latin argentum, berasal dari bahasa
Proto-Indo-Eropa: “mengkilap” atau “putih”) dan nomor atom 47. Logam transisi yang lembut,
putih, berkilau, memamerkan konduktivitas listrik tertinggi, konduktivitas termal, dan
reflektivitas logam apa pun.
Logam ini ditemukan di kerak bumi dalam bentuk unsur bebas murni (“perak asli”), sebagai
paduan dengan emas dan logam lainnya, dan dalam mineral seperti argentit dan klorargirrit.
Kebanyakan perak diproduksi sebagai produk sampingan dari tembaga, emas, timah, dan
pemurnian seng.
Amonium
Amonium adalah ion poliatomik bermuatan positif dengan rumus kimia NH+4. Ini dibentuk oleh
protonasi amonia (NH3). Amonium juga merupakan nama umum untuk amina tersubstitusi
atau protonasi positif dan kation amonium kuaterner (NR+4), di mana satu atau lebih atom
hidrogen digantikan oleh gugus organik (ditunjukkan oleh R).
Osmosis didefinisikan sebagai aliran bersih atau pergerakan molekul pelarut melalui membran
semipermeabel yang tidak dapat dilewati oleh molekul terlarut. Jika larutan penyangga terdiri
dari molekul terlarut dan pelarut ditempatkan di satu sisi membran dan pelarut murni
ditempatkan di sisi lain, ada aliran bersih pelarut ke sisi larutan membran. Tekanan osmotik
merupakan faktor penting yang mempengaruhi sel.
Selain berkaitan dengan tubuh makhluk hidup, prinsip kerja tekanan osmosis juga bisa
digunakan sebagai dasar penyaringan (“reverse osmosis“), suatu proses yang biasa
digunakan dalam pemurnian air. Air yang akan dimurnikan ditempatkan dalam suatu bilik dan
ditempatkan di bawah sejumlah tekanan lebih besar dari tekanan osmotik yang diberikan oleh
air dan zat terlarut di dalamnya.
Daftar Isi
Tekanan Osmotik
Tekanan Osmotik
Osmosis adalah difusi air tertentu melalui membran semi-permeabel. Jadi dalam kasus
osmosis, zat terlarut tidak dapat bergerak karena mereka tidak dapat melewati membran.
Namun, air dapat bergerak, dan itu – melewati membran ke daerah dengan konsentrasi zat
terlarut yang lebih tinggi.
Ini dapat menyebabkan volume total air di setiap sisi membran berubah: sisi membran dengan
lebih banyak zat terlarut mungkin berakhir dengan lebih banyak air. Hal ini dapat
menyebabkan masalah bagi sel, seperti meledak (jika terlalu banyak air bergerak ke dalam
sel), atau menjadi dehidrasi (jika terlalu banyak air bergerak keluar).
Ini adalah faktor yang sangat penting dalam biologi karena lingkungan intraseluler berbeda
dari lingkungan ekstraseluler. Jika lingkungan ekstraseluler berubah, itu dapat menyebabkan
air mengalir ke sel kita.
Tekanan potensial osmotik adalah tekanan osmotik maksimum yang dapat berkembang dalam
larutan jika dipisahkan dari pelarut murni oleh membran semipermeabel. Osmosis terjadi
ketika dua larutan, yang mengandung konsentrasi zat terlarut yang berbeda, dipisahkan oleh
membran selektif permeabel.
Molekul pelarut melewati secara istimewa melalui membran dari larutan konsentrasi rendah ke
larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Transfer molekul pelarut akan berlanjut
sampai kesetimbangan tercapai.
Tekanan osmotik ditentukan oleh konsentrasi zat terlarut – air akan “berusaha lebih keras”
untuk berdifusi ke area dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi, seperti garam, daripada ke
area dengan konsentrasi rendah.
Dalam kenyataannya tentu saja, tekanan osmotik bukanlah “keinginan” air untuk bergerak,
tetapi lebih merupakan perpanjangan dari hukum alam bahwa semua materi akan terdistribusi
secara acak dari waktu ke waktu.
Ketika konsentrasi zat berbeda di dua area dan area memiliki kontak satu sama lain, gerakan
acak partikel akan menyebabkan zat tersebut berdifusi hingga larutannya seragam di seluruh
area.
Lumen Learning
Tekanan osmotik adalah tekanan yang perlu diterapkan untuk mencegah aliran air ke dalam
membran semipermeabel. Tekanan osmotik juga dapat dijelaskan sebagai tekanan yang
diperlukan untuk menghentikan osmosis.
Salah satu cara untuk menghentikan osmosis adalah dengan meningkatkan tekanan
hidrostatik pada sisi larutan membran; ini pada akhirnya meremas molekul pelarut lebih dekat
bersama, meningkatkan “kecenderungan melarikan diri.”
Kecenderungan pelarian dari larutan dapat dinaikkan sampai akhirnya sama dengan molekul
dalam pelarut murni; pada titik ini, osmosis akan berhenti. Tekanan osmotik adalah tekanan
yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan osmotik.
1. Penyerapan dari saluran pencernaan, juga pertukaran cairan di berbagai kompartemen tubuh
mengikuti prinsip osmosis.
2. Tekanan osmotik protein plasma mengatur air mengalir dari cairan usus bebas protein ke dalam
pembuluh darah.
3. Sel darah merah yang hidup, jika tersuspensi dalam larutan NaCl 0,92%, tidak mendapat atau
kehilangan air. Secara singkat, cairan intraseluler sel darah merah adalah isotonik dengan
membran sel darah merah dalam larutan NaCl 0,92%.
Penentuan berat molekul
Karena semua sifat koligatif larutan tergantung pada konsentrasi pelarut, pengukurannya
dapat berfungsi sebagai alat eksperimental yang mudah untuk menentukan konsentrasi, dan
dengan demikian berat molekul zat terlarut.
Tekanan osmotik sangat berguna dalam hal ini, karena sejumlah kecil zat terlarut akan
menghasilkan perubahan yang jauh lebih besar dalam jumlah ini daripada pada titik didih, titik
beku, atau tekanan uap. bahkan larutan 10-6 molar akan memiliki tekanan osmotik yang dapat
diukur.
Penentuan berat molekul sangat sering dilakukan pada protein atau polimer dengan berat
molekul tinggi lainnya. Zat-zat ini, karena ukuran molekulnya yang besar, cenderung hanya
sedikit larut dalam sebagian besar pelarut, sehingga pengukuran tekanan osmotik seringkali
merupakan satu-satunya cara praktis untuk menentukan bobot molekulnya.
Air masuk ke akar melalui osmosis, didorong oleh konsentrasi air yang rendah di dalam akar
yang dikelola oleh transportasi aktif [non-osmotik] nutrisi ionik dari tanah dan oleh pasokan
gula yang difotosintesis dalam daun.
Ini menghasilkan sejumlah tekanan akar tertentu yang mengirimkan molekul air dalam
perjalanan mereka melalui saluran pembuluh darah batang atau batang. Tetapi tekanan akar
maksimum yang telah diukur dapat mendorong air hanya sekitar 20 meter, sedangkan pohon -
pohon tertinggi melebihi 100 meter.
Tekanan akar dapat menjadi satu-satunya penggerak transportasi air pada tanaman pendek,
atau bahkan pada tanaman tinggi seperti pohon yang tidak ada daunnya. Tetapi ketika
tanaman yang lebih tinggi secara aktif melakukan transpirasi (kehilangan air ke atmosfer),
osmosis mendapat dorongan dari apa yang disebut oleh fisiologis tumbuhan sebagai
ketegangan kohesi atau tarikan transpirasional.
Karena setiap molekul H2O muncul dari lubang di daun, ia menarik sepanjang rantai molekul
di bawahnya. Jadi ikatan hidrogen tidak kalah pentingnya dengan osmosis dalam keseluruhan
proses transportasi air.
Teknologi dialisis memungkinkan proses filtrasi darah dilakukan di luar ginjal menggunakan
suatu mesin. Cara kerja dari mesin ini yaitu darah dari tubuh akan dimasukkan ke dalam
mesin dan akan melalui suatu membran semipermeabel.
Melalui membran tersebut, kotoran dalam darah bisa dipisahkan melalui membran dialisis
untuk terpisah dari darah sehingga akan didapatkan darah hasil cuci yang bebas dari
pengotor.
Dengan larutan yang berkonsentrasi tinggi atau hipertonik, maka saat ada bakteri yang datang
tidak bisa bertahan hidup lama sebab air dalam sel bakteri akan mengalami osmosis keluar
dinding sel menuju larutan gula dengan konsentrasi tinggi.
Akibatnya adalah sel pada bakteri mengalami peristiwa krenasi yang mengakibatkan sel
mengerut sehingga kehilangan fungsinya dan membuat bakteri tersebut mati. Dua zat yang
paling umum digunakan untuk menciptakan lingkungan hipertonik bagi mikroorganisme dan
mencegahnya tumbuh adalah garam dan gula.
Tujuan dari gula adalah untuk menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat dengan
kehidupan mikroba dan mencegah pembusukan makanan. Dari waktu ke waktu, gula juga
telah digunakan untuk pengawetan non-makanan.
Misalnya, madu digunakan sebagai bagian dari proses mumifikasi di beberapa ritus Mesir
kuno. Namun, pertumbuhan jamur dan jamur tidak ditekan seefisien pertumbuhan bakteri.
Pemurnian atau Desalinasi Air Laut
Agar air laut bisa digunakan dan dikonsumsi, maka perlu adanya pemurnian air dari zat
terlarut yang ada pada air laut. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan prinsip kerja
tekanan osmotik, yaitu dengan memberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotik air
laut tersebut sehingga air sebagai pelarut akan melalui membran semipermeabel ,
meninggalkan zat terlarut pada air laut yang tidak dapat melalui membran.
Proses tersebut disebut sebagai osmosis balik dimana pelarut dalam kondisi konsentrasi tinggi
akan melalui membran semipermeabel menuju konsentrasi rendah. Tapi apabila proses ini
dilakukan tanpa menggunakan tekanan yang besar maka yang akan terjadi sebaliknya, yaitu
air murni justru akan masuk ke dalam air laut.
Reverse Osmosis menerapkan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotik (antara 2-10
Mpa) ke dalam larutan konsentrat, sehingga mengakibatkan larutan mengalir dari sisi
konsentrat membran semipermeabel ke dilute side.
RO mempunyai kemampuan menyingkirkan total dissolved inorganic solid 95-99,5%
dan dissolved organic solid 95-97%. Teknologi tersebut sudah digunakan untuk menyingkirkan
radionuklida dari limbah cair level rendah seperti limbah uap dari pembangkit tenaga nuklir.
Prinsip kerja infus
Prinsip kerja infus pada dasarnya menerapkan tekanan osmotik. Prinsip tekanan osmotik
dalam penggunaan infus adalah contoh penerapan sifat larutan koligatif di bidang kesehatan.
Penemu prinsip tekanan osmotik sebagai salah satu sifat koligatif larutan adalah Jacobus
Henricus van’t Hoff.
Ia adalah pemenang nobel kimia tahun 1901 atas penelitiannya pada kimia kinetik
tentang makna kesetimbangan kimia, tekanan osmotik, dan kristalografi. Penelitiannya yang
berkaiatan dengan tekanan osmotik menunjukkan bahwa tekanan osmotik suatu larutan
sebanding dengan konsentrasi dan suhu larutan tersebut.
Prinsip kerja minuman pengganti ion tubuh
Prinsip tekanan osmotik bukan hanya digunakan pada cairan infus, tapi minuman -minuman
pengganti ion tubuh yang kini marak di kalangan masyarakat juga menggunakan prinsip ini
sebagai dasar pembuatannya
Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat
reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa
oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O,
suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit
listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi
cepat terjadi dalam air garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik
yang terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e → 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak
ion ini sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar,
tambahan pula ion ini segera ditangkap oleh garam kompleks
hexasianoferat (II) membentuk senyawa kompleks stabil biru.
Lingkungan basa tersedia karena kompleks kalium heksasianoferat
(III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan
senyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah
ditembus oleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium
mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif ketimbang besi,
namun proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil oksidasi
Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi
logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.
Bentuk-Bentuk Korosi
Bentuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik,
korosi sumuran, korosi celah, korosi retak tegang (stress corrosion
cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi
akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen), korosi
intergranular, selective leaching, dan korosi erosi.
4. Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara
dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali
dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga
terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat
oksigen (O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2)
diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang
berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan
permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga
terbentuk celah yang terkorosi.
Pencegahan Korosi
Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses korosi yang
dapat menjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-
usaha untuk pencegahan terbentuknya korosi. Banyak cara sudah
ditemukan untuk pencegahan terjadinya korosi diantaranya adalah
dengan cara proteksi katodik, coating, dan pengg chemical inhibitor.
Proteksi Katiodik
Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untuk
memperlambat proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda
buatan di luar logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah suatu
bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan
logam tersebut dan masuk ke dalam larutan yang ada sehingga logaml
tersebut berkarat.
Terlihat disini karena perbedaan potensial maka arus elektron akan
mengalir dari anoda yang dipasang dan akan menahan melawan arus
elektron dari logam yang didekatnya, sehingga logam tersebut
berubah menjadi daerah katoda. Inilah yang disebut Cathodic
Protection.
Dalam hal diatas elektron disuplai kepada logam yang diproteksi oleh
anoda buatan sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda
tersebut selalu diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi dari
logam yang diproteksi.
Organik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan yang
mengandung unsur karbon dalam senyawanya. Material dasar
dari organik inhibitor antara lain:
Turunan asam lemak alifatik, yaitu: monoamine, diamine,
amida, asetat, oleat, senyawa-senyawa amfoter.
Imdazolines dan derivativnya
Inorganik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak
mengandung unsur karbon dalam senyawanya. Material dasar
dari inorganik inhibitor antara lain kromat, nitrit, silikat, dan
pospat.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan sering menjumpai logam. Logam yang berumur lama
akan identik dengan perkaratan. Istilah lain dalam perkaratan adalah adalah korosi. Proses korosi terjadi
hampir pada semua material terutama logam. Korosi dapat menyebabkan suatu material mempunyai
keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk pemakain dalam waktu lama
ternyata mempunyai umur yang lebih singkat dari umur pemakaian rata-ratanya.
Korosi atau perkaratan adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungan yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi atau perkaratan sangat
lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang
dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh
serta berpori.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya
jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya. Untuk itu kita harus mengetahui
lebih lanjut tentang korosi. Baik itu pengertian, faktor-faktor yang menyebabkan sampai pada cara
pencegahannya.
Dengan adanya makalah ini, ada beberapa masalah yang akan dibahas antara lain:
1.3 Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau
perkaratan. Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya (Roberge,
1999). Definisi lainnya adalah korosi merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi,
korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam (Gunaltun, 2003). Dalam bahasa
sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan.
Korosi atau perkaratan adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungan yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi atau perkaratan sangat
lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang
dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh
serta berpori.
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dan reaksi kimia. Elemen yang
digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakteristikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Dengan
kata lain elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan
kerja listrik, yang biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam
aplikasinya.
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron bebas dari suatu logam kepada
komponen di dalam larutan. Kesetimbangan elektrokimia penting dalam sel galvani (yang menghasilkan
arus listrik) dan sel elektrolis (yang menggunakan arus listrik). Pengukuran daya gerak listrik (DGL) suatu
sel elektrokimia dalam jangkauan suhu tertentu dapat digunakan untuk menentukan nilai-nilai
termodinamika reaksi yang berlangsung serta koefisien dari aktifitas elektrolit yang terlibat.
Sel elektrokimia adalah alat yang digunakan untuk melangsungkan perubahan di atas. Dalam
sebuah sel, energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan
penerimaan elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron disebut
anoda sedangkan elektroda yang menerima elektron disebut katoda. Sel elektrokimia terdiri dari :
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yag disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang di
dalam nya terdapat serah terima elektron antar zat. Reaksi redoks sederhana dapat disetarakan dengan
mudah tanpa metode khusus, sementara untuk reaksi yang cucukp kompleks ada dua metode yang
dapat digunakan untuk menyetarakan nya, yaitu :
1) Metode bilangan oksidasi, yaitu reaksi yang digunakan untuk reaksi yang berlangsung tanpa atau dalam
air dan memiliki persamaan reaksi lengkap (bukan ionik)
2) Metode setengah reaksi (metode ion elektron), yaitu metode yang digunakan untuk reaksi yang
berlangsung dalam air dan memiliki persamaan ionik
BAB III
PEMBAHASAN
1) Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk
berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan mempercepat
berlangsungnya proses korosi.
2) Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi besi
terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung
campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan
perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C), atom logam besi (Fe) bertindak
sebagai anoda dan atom C sebagai katoda.
Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai
media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O
yang mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada
permukaan logam tersebut.
3) Larutan Garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer
muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan
dan air laut merupakan korosi yang utama.
4) Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya
akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan
korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan
laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
7) Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam
semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada
perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan
atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor).
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya
reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.
9) Permukaan logam.
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.Permukaan logam yang kasar cenderung
mengalami korosi.
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat
pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan
potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan
terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan
logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.
11) Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada
logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks
untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi,
antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-
sulfida.
3.2 Jenis-jenis korosi
Yaitu korosi yang terjadi pada permukaan logam yang berbentuk pengikisan permukaan logam
secara merata sehingga ketebalan logam berkurang sebagai akibat permukaan terkonvensi oleh produk
karat yang biasanya terjadi pada peralatan-peralatan terbuka, misalnya permukaan luar pipa.
Bentuk korosi ini terjadi bila dua (atau lebih) logam yang berbeda secara listrik berhubungan
satu sama lainnya berada dalam lingkungan korosif yang sama. Dalam kasus demikian, logam yang
berpotensial paling negatif (dalam keadaan tidak berhubungan) akan terkorosi, sebaliknya logam lain
(logam mulia dengan potensial tinggi akan kurang terkorosi). Korosi galvanik cenderung terlokalisir ke
arah pembentukan sumuran, dan dalam sistem pipa akan terjadi kebocoran-kebocoran. Ini hanyalah
merupakan masalah perencanaan karena dalam pabrik, sistem pipa dan rangka banyak melibatkan
pemakaian lebih dari satu macam metal. Oleh karena itu harus diusahakan pemakaian paduan logam
yang berbeda-beda, agar tidak sampai menimbulkan masalah korosi.
Korosi sumuran termasuk korosi setempat dimana daerah kecil dari permukaan metal, terkorosi
membentuk sumuran. Biasanya kedalaman sumur lebih besar dari diameternya. Mekanisme
terbentuknya korosi sumuran,sangat kompleks dan sulit diduga, sungguhpun demikian ada situasi
tertentu dimana korosi sumuran dapat diantisipasi.Pada baja karbon yang dilapisi oleh mill scale
dibawah kondisi tercelup (air laut) akan terbentuk beda potensial antara mill scale dan baja hingga
pecahnya mill scale mengarah pada situasi anode kecil / katoda besar. Pada paduan yang mengandalkan
pada lapis pasif untuk sifat tahan korosinya seperti stainless steel. Dari segi praktis korosi sumuran
terbentuk di dalam air mengandung chloride, oleh karena itu sering terjadi pada kodisi dilingkungan
laut.
4) Korosi Erosi
Gerakan air laut, seperti juga fluida lainnya dapat menimbulkan aksi mekanis misalnya erosi
(pengikisan). Immpingement attack dan cavitation adalah bentuk extrem dari tipe korosi ini. Korosi erosi
cenderung mengarah pada penghilangan lapis protektif dari permukaan metal oleh aksi partikel abrasive
yang ada di dalam air. Umumnya laju serangan korosi membesar dengan membesarnya kecepatan. Ada
lagi bentuk erosi atau mekanisme lain, misalnya korosi lembaran baja yang terpancang di pantai,
dipengaruhi oleh aksi abrasive dari pasir, dibantu oleh aksi pasang/surut atau angin. Pada kasus ini lapis
protektif dihilangkan.
5) Impingement Attack
Seperti namanya bentuk serangan terjadi ketika larutan menimpa dengan kecepatan cukup
besar pada permukaan metal. Hal ini dapat terjadi pada sistem pipa dimana perubahan arah tiba-tiba
dari aliran pada lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan bagian lain dari pipa tidak terpengaruh.
Bentuk korosi ini akan terjadi pada setiap situasi dimana ada impingement (timpa,bentur,tekan) air yang
biasanya mengandung gelembung udara pada kecepatan serendah 1 m/s.
6) Perusakan Cavitasi
Bentuk perusakan korosi ini disebabkan oleh terbentuk dan pecahnya gelembung di dalam air
laut, pada permukaan metal. Kondisi pada kecepatan tinggi dan perubahan tekanan cenderung
menimbulkan korosi cavitasi. Serangan biasanya terlokalisir dan terjadi di daerah tekanan rendah, air
bergejolak (boil) dan terbentuk dari partikel vacumm. Bila air kembali ke tekanan normal, cavity pecah,
dengan membebaskan energi. Hal ini mengarah pada perusakan permukaan paduan logam.
Korosi ini terbentuk apabila terbentuk celah antara dua permukaan dengan bagian dalam celah
lebih anodic dari permukaan luar. Pada dasarnya korosi celah timbul dari formasi differensial aeration
cell, dimana metal yang terexpose di luar crevice lebih katodic terhadap metal di dalam celah. Arus
katodic yang besar bekerja pada daerah anodic yang kecil menghasilkan serangan korosi yang intensif.
2) Ion Fe2+ larut dalam air dan bergerak ke katode melalui tetesan air
5) Sebagian oksigen yang larut dalam air mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang
membentuk karat pada besi
Proses perkaratan (korosi) adalah reaksi elektrokimia (redoks). Pada permukaan besi (Fe) bisa terbentuk
bagian anoda dan katoda yang disebabkan oleh dua hal :
Tetesan air pada permukaan besi mengandung perbedaan konsentrasi oksigen terlarut. Pada
bagian pinggir mengandung lebih oksigen terlarut, sehingga di bagian ini bertindak sebagai katoda
(reaksi reduksi). Pada bagian tengah tetesan oksigen terlarut relatif sedikit sehingga bagian ini bertindak
sebagai anoda (reaksi oksidasi).
Fe → Fe2+ + 2e-
Ion Fe2+ bergerak ke katoda dan teroksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+ / besi (III) dalam senyawa
besi (III) oksida terhidrat. Dengan adanya garam (oksida asam) atau zat elektrolit akan mempercepat
reaksi perkaratan.
2) Tercampur besi oleh karbon atau logam lain yang mempunyai E0 reduksi lebih besar dari besi
Karena E0 reduksi besi lebih kecil dari logam tersebut, maka besi akan teroksidasi (anoda), hal
ini dapat menyebabkan terjadinya korosi atau menghasilkan karatan besi. Secara keseluruhan
perkaratan besi adalah sebagai berikut :
Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam, yakni oksida-kosida berikut akan
terjadi :
Besi (II) itu seterusnya dioksidasi oleh oksigen membentuk karat besi atau oksida besi (III) terhidrasi.
Reaksinya :
Fe2O3.x H2O inilah yang disebut sebagai karat besi dan ion H+ yang dihasilkandapat mempercepat
reaksi korosi selanjutnya. Ion Fe di dalam akan teroksidasi lagi membentuk Fe2+ atau Fe3+ . Sedangkan
ion OH akan bereaksi dengan elektrolit yang ada di lingkungan biasanya dengan ion H+ dari reaksi air
hujan dan dengan gas-gas pencemar (SOx, NOx) yang dikenal dengan hujan asam.
Selanjutnya oleh oksigen di udara besi (II) di oksidasi dan sebagai hasil reaksi akhir terbentuk
Fe2O3.x(H2O).
Zat ini dapat bertindak sebagai autokatalis pada proses perkaratan, yaitu karat yang dapat
mempercepat proses perkaratan berikutnya. Pada umumnya logam-logam yang mempunyai potensial
elektroda negatif lebih mudah mengalami korosi. Logam mulia, logam yang mempunyai potensial
elektroda positif, sukar mengalami korosi. Kedudukan logam dalam deret potensial bukan satu-satunya
faktor yang menyebabkan korosi. Faktor lain yang turut juga menentukan ialah lapisan pada permukaan
logam. Alumunium dan seng mudah dioksidasi dalam udara, akan tetapi lapisan tipis dari oksida yang
terbentuk pada permukaan melindungi bagian bawahnya terhadap korosi selanjutnya.
Kedua logam ini, alumunium dan seng mengalami oksidasi yang kurang sempurna di udara jika
dibandingkan dengan besi yang kurang aktif. Karat yang terbentuk di permukaan besi merupakan
lapisan tipis yang berpori sehingga bagian bawahnya mudah mengalami korosi.
Kita ketahui bahwa korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui pula bahwa
berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang
akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1) Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan
air.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi
dengan air.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan pelastik.
Pelastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara
elektrolisis, yang disebut electroplating. timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi
timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi,
lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada
yang rusak,misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi
karena potensial reduksi besi lebih negativ dari pada timah (EO Fe = -0,44 volt; E0 Sn = -0,14 volt). Oleh
karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai
anode. Denagan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan,
sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium platingjuga dilakukan dengan elektrolisis. Sama
seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
6) Zink Plating
Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat
membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi.
Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan
terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut.
Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak membentuk
lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang
lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya:
Proteksi katonik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang
dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif
seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang
lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida
maka besi akan terkorosi
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa agar
jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.
8) Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar
sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan
berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran,
dan inhibitor teradsorpsi.
1) Inhibitor anodic
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer
ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan
senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu
tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-
ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibitor campuran
Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik
secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik
dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.
4) Inhibitor teradsorpsi
Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari
lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh
jenis inhibitor ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang
melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda
negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron
mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam, yakni oksida-kosida berikut
akan terjadi :
Ion Fe teroksidasi membentuk Fe2+ atau Fe3+ sedangkan ion OH akan bereaksi dengan elektrolit yang
ada di lingkungan biasanya dengan ion H+ dari reaksi air hujan dan dengan gas-gas pencemar
(SOx, NOx). Selanjutnya oleh oksigen di udara besi (II) di oksidasi dan sebagai hasil reaksi akhir
terbentuk Fe2O3.x(H2O).
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi setiap pembaca dan
dapat dijadikan sebagai referensi untuk lebih kreatif dalam penyusunan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
http://nurafni.com/2011/05/05/korosi
http://kholdani.blogspot.com/2013/05/makalah-karya-ilmiah-remajakorosi.html
Suroso, Asih, dkk, Kimia untuk SMA/MA Kelas XII Semester 1,( Aspirasi Purba:2007)