Anda di halaman 1dari 138

PERENCANAAN KLINIK MEDIKA PRATAMA

DI SAMARINDA
PENEKANAN PADA SIRKULASI RUANG DALAM

TUGAS AKHIR

Oleh :

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM : 15 619 020

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN DESAIN
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
SAMARINDA
2018
PERENCANAAN KLINIK MEDIKA PRATAMA
DI SAMARINDA
PENEKANAN PADA SIRKULASI RUANG DALAM

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (Amd) pada
Program Studi Arsitektur
Jurusan Desain
Politeknik Negeri Samarinda

Oleh :

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM : 15 619 020

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN DESAIN
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
SAMARINDA
2018
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

ABSTRAK

Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek


kefarmasian oleh Apoteker; toko sekaligus tempat meramu dan menjual obat
(rumah obat) berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis.
Biasanya Apotek selalu berkaitan erat dengan klinik yang merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan;
menyediakan pelayanan medis dasar atau spesifik. Klinik juga bagian rumah sakit
atau lembaga kesehatan tempat orang berobat; balai pengobatan khusus: keluarga
berencana; organisasi kesehatan yang bergerak dalam penyediaan pelayanan
kesehatan. Kondisi sirkulasi ruang dalam sendiri yang mengatur ruang-ruang
suatu bangunan menjadi saling terhubung sehingga dapat membentuk suatu
sirkulasi yang baik antar pengguna juga sangat penting dalam lancarnya
pergerakan pengunjung yang terjadi. Kondisi yang saat ini terjadi adalah sirkulasi
ruang dalam yang kurang tertata mengakibatkan sirkulasi pengunjung menjadi
kurang baik. Tugas akhir ini bertujuan untuk meningkatkan pada sirkulasi ruang
dalam dengan memisahkan ruang tunggu apotek dan klinik sehingga sirkulasi
keluar dan masuk pengunjung lebih nyaman.

Kata kunci : Apotek, Klinik, Sirkulasi Ruang Dalam

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN vi


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

ABSTRACT

Pharmacy is a pharmacy service place where pharmaceutical practice is


undertaken by the Pharmacist; shops as well as where to mix and sell drugs
through medical care. Usually Pharmacies are always discussing with which is a
health care facility that organizes individual health services; providing basic or
specific medical services. Clinic is also part of a hospital or health institution
where people seek treatment; Special Treatment hall: family planning; health
organizations engaged in the provision of health services. The condition of the
inner circulation of space that governs hidden spaces becomes interconnected.
Can affect the good circulation between users and is very important in the smooth
movement of visitors that occur. Conditions that currently occur is the inner
circulation of less organized space that makes the circulation of visitors to be less
good. This study aims to improve indoor circulation space and clinics for visitor
circulation.

Keywords: Pharmacy, Clinic, Room Circulation

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN vii


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tidak henti- hentinya kita panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah -Nya sehingga Tugas
Akhir (TA) dengan judul Perencanaan Klinik Medika Pratama Penekanan
pada Sirkulasi Ruang Dalam ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh
dari kata sempurna.
Banyak hal yang telah didapatkan pada saat melakukan tugas akhir.
Semoga pengalaman yang dituangkan dalam laporan ini dapat bermanfaat untuk
teman-teman mahasiswa lainnya.
Ucapan terima kasih disampaikan pada :
1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.
2. Bapak Dr. Darius Shyfary, S.Hut., M.Si selaku Ketua Jurusan Desain.
3. Bapak Hatta Musthafa A.P., S.T., M.Sc selaku Ketua Program Studi
Arsitektur.
4. Ibu Zakiah Hidayati, S.T., M.Sc dan Bapak Sujoko Hastanto, S.Hut selaku
Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II.
5. Ibu Nur Husniah Thamrin, S.T., M.T., Ibu Mafazah Noviana, S.T., M.Sc,
dan Bapak Hatta Musthafa A.P., S.T., M.Sc selaku Dosen Penguji I,
Dosen Penguji II, dan Dosen Penguji III.
6. Staf Dosen, Staf Administrasi, dan Staf Teknisi Jurusan.
7. Kepada Bapak Gusti Taufik dan Mahmudah selaku orang tua beserta
keluarga yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan tugas
akhir ini, baik dukungan moril maupun material.
8. Kepada teman-teman mahasiswa Arsitektur Politeknik Negeri Samarinda
tanpa menyebutkan nama, terutama angkatan 2015 yang sangat berperan
penting dalam pelaksanaan maupun dalam penyelesaian tugas akhir.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN x


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan


tugas akhir ini. Semoga tapakan perjalanan kecil ini menjadi sumber inspirasi
positif bagi perjalanan berikutnya untuk dapat lebih menebar manfaat bagi semua
makhluk di muka bumi ini.

Samarinda, 29 Juni 2018


Penyusun,

Gusti Hayatus Syifa


NIM. 15 619 020

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xi


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

DAFTAR ISI

HAL. SAMPUL ……………………………………………………………….. i


HAL. JUDUL …………………………………………………………………. ii
HAL. PERNYATAAN ORISINALITAS …………………………………… iii
HAL. PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………………….. iv
HAL. PERSETUJUAN PENGUJI ………………………………………….. v
ABSTRAK ……………………………………………………………………. vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….... xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………......... ..... 1
1.2 Permasalahan …………………………………………............. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………….............. 2
1.4 Batasan Masalah ………………………………………........... 3
1.4.1 Ruang Lingkup Spasial ……………………….............. 3
1.4.2 Ruang Lingkup Substansial ……………………........... 3
1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Judul …………………………………………........... 5

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN x


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

2.2 Tinjauan Umum …………………………………….............. 6


2.3 Tinjauan Khusus ……………………………………............. 8
2.4 Data Eksisting ………………………………………............. 24
BAB III METODE PERANCANGAN
3.1 Metode Umum dan Tahapan Perancangan …………............ 37
3.2 Metode Pengumpulan Data …………………………........... 38
3.2.1 Data Primer …………………………………........... 38
3.2.2 Data Sekunder ………………………………........... 39
3.3 Metode Pengolahan Data …………………………….......... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Rancangan ………………………………….......... . 42
4.1.1 Analisis Peruangan …………………………............ 43
a. Analisis Kebutuhan Ruang dan Perzoningan …... 43
b. Analisis Kegiatan .................................................. 52
c. Analisis Besaran Ruang ......................................... 56
4.1.2 Analisis Tapak ……………………………….......... 70
a. Analisis Pemilihan Tapak ………………........... 70
b. Analisis Kondisi Tapak …………………........... 73
c. Analisis Lingkungan ……………………........... 74
d. Analisis Matahari ………………………............ 75
e. Analisis Kebisingan ……………………............ 77
f. Analisis Pencapaian ……………………............ 79
g. Analisis Sirkulasi ………………………............ 80
h. Analisis View ………………………….............. 81
i. Analisis Vegetasi ………………………............ 82

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xi


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

4.1.3 Analisis Bangunan …………………………............ 83


a. Analisis Sirkulasi Ruang ………………........... 83
b. Analisis Gubahan Massa ………………........... 86
c. Analisis Tampilan Bangunan …………............. 87
d. Analisis Material Bangunan .............................. 87
e. Analisis Struktur Bangunan ……………........... 90
e. Analisis Warna Bangunan …………..…........... 90
4.1.4 Analisis Utilitas ……………………………............. 91
a. Analisis Utilitas Lingkungan …………............. 91
b. Analisis Utilitas Bangunan ……………............ 94
4.2 Konsep Perancangan ………………………………............. 96
4.2.1 Konsep Peruangan …………………………............ 96
4.2.2 Konsep Tapak ………………………………........... 98
4.2.3 Konsep Gaya Bangunan ……………………............ 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………………………………………............... 100
5.2 Saran ………………………………………………............. 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xii


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Koridor Untuk Lalu Lintas Antar Orang, Antar Orang dan Barang,

dan Antar Bed ……………………………………………………. 11


Gambar 2.2 Koridor Single Loaded dan Double Loaded ...…………………... 12

Gambar 2.3 Kemiringan Ramp ……………………………………………….. 13

Gambar 2.4 Tangga …………………………………...…………………….... 13

Gambar 2.5 Lift Pasien ………………………………………………………... 14

Gambar 2.6 Standar Ideal Pos Kerja/Penerima Tamu .………………………... 15

Gambar 2.7 Kebutuhan Luas Minimum Untuk Konsultasi Dokter ..………….. 16

Gambar 2.8 Standar Ideal Area Pemeriksa …………………………………….. 16

Gambar 2.9 Ukuran Minimal Untuk Ruang Kantor Berkapasitas Dua Orang … 17

Gambar 2.10 Kebutuhan Luas Minimum Untuk Pemeriksaan Pasien dengan

Berbaring ……………………………………………………….. 17

Gambar 2.11 Apotek ……………………………………………………….…. 18

Gambar 2.12 Dry Cabinet .……………………………………………………. 18

Gambar 2.13 Kamar Mandi dan WC Pasien ………………………………….. 18

Gambar 2.14 Kamar Dengan 1-3 Tempat Tidur dan Kamar Mandi ………….. 19

Gambar 2.15 Dapur Gizi …………………………………………………...…. 19

Gambar 2.16 Standar Ideal Area Laboratorium ……..…………………...…… 20

Gambar 2.17 Chicago Family Health ……….……………………………….. 22

Gambar 2.18 Outpatient Building Entrance ………………………………….. 22

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xiii


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.19 University Of Minnesota Health Clinics and Surgery Center … 22

Gambar 2.20 Area Administrasi .……………………………………………. 25

Gambar 2.21 Denah Lantai Dasar ….………………………………………… 25

Gambar 2.22 Instalasi Farmasi ………...…………………………………… 25

Gambar 2.23 Ruang Tunggu Poliklinik ……………………………………… 26

Gambar 2.24 Ruang Praktek Dokter ………………………………………… 26

Gambar 2.25 Ruang Administrasi Poliklinik ………………………………… 26

Gambar 2.26 Poli Spesialis Penyakit Dalam dan Kandungan …………..……. 27

Gambar 2.27 Poli Spesialis Gigi …..…………………………………………. 27

Gambar 2.28 Poli Spesialis Kulit Dan Estetika …..…………………………… 27

Gambar 2.29 Poli Spesialis Jantung …………………………………………. 28

Gambar 2.30 Poli Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan ………...……. 28

Gambar 2.31 Tampak Depan Klinik …………………………………………. 29

Gambar 2.32 Interior …………….………………………………………… .. 29

Gambar 2.33 Area Tunggu ………..…………………………………………. 30

Gambar 2.34 Ruang Laktasi ………………………………………………….. 30

Gambar 2.35 Poli Umum …………………………………………………….. 31

Gambar 2.36 Poli Gigi …...………………………………………………….. 31

Gambar 2.37 Ruang Penyimpanan dan Meracik Obat ……………………….. 31

Gambar 2.38 Ruang Staff TU ………………………………………………... 32

Gambar 2.39 Medical Check Up (MCU) ……………………………….…… 32

Gambar 2.40 Ruang Tunggu dan Resepsionis ………………………………… 33

Gambar 2.41 Unit Gawat Darurat …………………………………………….. 33

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xiv


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.42 Ruang Pemeriksaan ……...……………………………………. 34

Gambar 2.43 Poli Spesialis Jantung ………………………………………….. 34

Gambar 2.44 Life Care Diagnostic Medical Centre ………………………… 34

Gambar 2.45 Resepsionis dan Area Tunggu ………………………………….. 35

Gambar 2.46 Koridor Klinik …………………………………………………. 35

Gambar 2.47 Ruang Pemeriksaan …………………………………………… 35

Gambar 2.48 Laboratorium …………………………….……………………. 36

Gambar 3.1 Bagan Metode Perancangan ………………...………………….. 38

Gambar 4.1 Bagan Struktur User …..………………………………………... 42

Gambar 4.2 Analisis Kebutuhan Ruang Direktur ………………..………...... 43

Gambar 4.3 Analisis Kebutuhan Ruang Wakil Direktur …………..………... 43

Gambar 4.4 Analisis Kebutuhan Ruang Penanggung Jawab ………………... 43

Gambar 4.5 Analisis Kebutuhan Kepala Bagian Tata Usaha ...……………... 44

Gambar 4.6 Analisis Kebutuhan Ruang Staff Admnistrasi ………..……….... 44

Gambar 4.7 Analisis Kebutuhan Ruang Staff Keuangan ……………..……... 44

Gambar 4.8 Analisis Kebutuhan Ruang Staff Transportasi ……………...…... 45

Gambar 4.9 Analisis Kebutuhan Ruang Staff Kebersihan ………….………... 45

Gambar 4.10 Analisis Kebutuhan Ruang Staff Keamanan ………..…………. 45

Gambar 4.11 Analisis Kebutuhan Ruang Staff Rekam Medis …….…………. 46

Gambar 4.12 Analisis Kebutuhan Ruang Staff Ahli Gizi ……..………..……. 46

Gambar 4.13 Analisis Kebutuhan Ruang Juru Masak ..……………………… 46

Gambar 4.14 Analisis Kebutuhan Kepala Bagian Layanan Medis ………….. 47

Gambar 4.15 Analisis Kebutuhan Dokter Umum …………………………… 47

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xv


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 4.16 Analisis Kebutuhan Dokter Spesialis …….…………………… 47

Gambar 4.17 Analisis Kebutuhan Perawat/Perawat Pembantu ……..………. 48

Gambar 4.18 Analisis Kebutuhan Dokter Spesialis Kandungan ……………. 48

Gambar 4.19 Analisis Kebutuhan Bidan ……………………………………. 48

Gambar 4.20 Analisis Kebutuhan Koordinator Instalasi Laboratorium …….. 49

Gambar 4.21 Analisis Kebutuhan Koordinator Instalasi Radiologi ………… 49

Gambar 4.22 Analisis Kebutuhan Koordinator Instalasi Gawat Darurat …… 49

Gambar 4.23 Analisis Kebutuhan Koordinator Instalasi Pemeliharaan

Sarana Dan Prasarana ………………...………………………. 50

Gambar 4.24 Analisis Kebutuhan Apoteker ………………………………… 50

Gambar 4.25 Analisis Kebutuhan Tenaga Teknis Kefarmasian …………….. 50

Gambar 4.26 Analisis Kebutuhan Pasien Rawat Jalan ……………………… 51

Gambar 4.27 Analisis Kebutuhan Pasien Rawat Inap ………..……………... 51

Gambar 4.28 Bagan Kegiatan Staff Rekam Medis …………..……………… 52

Gambar 4.29 Bagan Kegiatan Staff Ahli Gizi …….………………………… 52

Gambar 4.30 Bagan Kegiatan Dokter Umum/Spesialis …..………………… 52

Gambar 4.31 Bagan Kegiatan Perawat/Perawat Pembantu …………….…… 53

Gambar 4.32 Bagan Kegiatan Dokter Spesialis Kandungan …………..……. 53

Gambar 4.33 Bagan Kegiatan Bidan ………...……………………………… 53

Gambar 4.34 Bagan Kegiatan Koordinator Instalasi Laboratorium ………… 54

Gambar 4.35 Bagan Kegiatan Koordinator Instalasi Radiologi ………..…… 54

Gambar 4.36 Bagan Kegiatan Koordinator Instalasi Gawat Darurat …..…… 54

Gambar 4.37 Bagan Kegiatan Apoteker/Staff Teknis Kefarmasian ………... 55

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xvi


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 4.38 Bagan Kegiatan Pasien Rawat Jalan ……...…………………... 55

Gambar 4.39 Bagan Kegiatan Pasien Rawat Inap …………………………... 56

Gambar 4.40 Matriks Lantai Dasar …………………………………………… 61

Gambar 4.41 Matriks Lantai 1 ………..……………………………………… 62

Gambar 4.42 Matriks Lantai 2 …………..…………………………………… 63

Gambar 4.43 Bubble Lantai Dasar …………………………………………… 64

Gambar 4.44 Bubble Lantai 1 ……………………………………………….. 65

Gambar 4.45 Bubble Lantai 2 ……………………………………………….. 66

Gambar 4.46 Blockplan Lantai Dasar ……………………………………….. 67

Gambar 4.47 Blockplan Lantai 1 ……………………..………………….….. 68

Gambar 4.48 Blockplan Lantai 2 ……...…………………………………….. 69

Gambar 4.49 Analisis Tapak Site 1 …………………………………………... 70

Gambar 4.50 Analisis Tapak Site 2 ……………………………………..…… 71

Gambar 4.51 Analisis Tapak Site 3 ………..………………………………… 71

Gambar 4.52 Analisis Tapak Site Terpilih …………………………………..… 73

Gambar 4.53 Analisis Lingkungan …………………………………………… 74

Gambar 4.54 Analisis Matahari Pada Site …………….……………………… 75

Gambar 4.55 Respon Desain Analisis Matahari Pada Site ……………………. 76

Gambar 4.56 Analisis Kebisingan Pada Site ………………………………….. 77

Gambar 4.57 Respon Desain Analisis Kebisingan Pada Site …………………... 78

Gambar 4.58 Analisis Pencapaian Pada Site …………………………………. 79

Gambar 4.59 Respon Desain Analisis Pencapaian Pada Site ………………….. 79

Gambar 4.60 Analisis Sirkulasi Pada Site ……………………………………. 80

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xvii


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 4.61 Respon Desain Analisis Sirkulasi Pada Site …………………….. 80

Gambar 4.62 Analisis View Pada Site ……………………………………….. 81

Gambar 4.63 Respon Desain Analisis View Pada Site ……….……………….. 82

Gambar 4.64 Analisis Vegetasi Pada Site ……………………………………. 82

Gambar 4.65 Respon Desain Analisis Vegetasi Pada Site …………………..… 83

Gambar 4.66 Gubahan Massa ………………………………………………. 86

Gambar 4.67 Analisis Tampilan Bangunan …………………………………. 87

Gambar 4.68 Homogeneous Tile Polishing …………………………………. 88

Gambar 4.69 Wallcover ………….………………………………………….. 89

Gambar 4.70 Material Penutup Atap Aspal …………………………………. 89

Gambar 4.71 Kolom Dilatasi …………………………………………..…..... 90

Gambar 4.72 Warna …………………..………………………………………... 91

Gambar 4.73 Jaringan Utilitas Air Bersih ………………………………….... 92

Gambar 4.74 Jaringan Utilitas Air Kotor dan Kotoran ……………………... 92

Gambar 4.75 Jaringan Utilitas Air Hujan ………………………………….... 93

Gambar 4.76 Jaringan Utilitas Kebakaran ………………………………….. 93

Gambar 4.77 Jaringan Utilitas Persampahan ……………………………….. 94

Gambar 4.78 Jaringan Utilitas Air Bersih pada Bangunan ………………… 94

Gambar 4.79 Jaringan Utilitas Air Kotor dan Kotoran pada Bangunan …… 95

Gambar 4.80 Jaringan Utilitas Air Hujan pada Bangunan …………..……... 95

Gambar 4.81 Jaringan Utilitas Kebakaran pada Bangunan ……..………….. 96

Gambar 4.82 Konsep Kondisi Tapak ……………………………………….. 98

Gambar 4.83 Konsep Gaya Bangunan ………………………….…………… 99

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xviii


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pola Sirkulasi ………………………………………….……………... 9

Tabel 2.2 Karakteristik Bahan Lantai ….………………………………………… 11

Tabel 2.3 Ukuran Lift ………………….………………………………………... 14

Tabel 2.4 Ukuran Pasien …..……………………………………………….…... 14

Tabel 4.1 Tabel Besaran Ruang ……………………………………….….…....... 56

Tabel 4.2 Besaran Ruang Lantai Dasar ………………………………………....... 58

Tabel 4.3 Besaran Ruang Lantai 1 ………………..…………………………....... 59

Tabel 4.4 Besaran Ruang Lantai 2 ….……………………………….………....... 59

Tabel 4.5 Pemilihan Site ……..……………………………………………….... 72

Tabel 4.6 Batas Site Terpilih ………..…………………………………………... 73

Tabel 4.7 Pemilihan Pola Sirkulasi …………………………………………...... 84

Tabel 4.8 Kebutuhan Furniture dan Persentase Sirkulasi Ruang ………………... 84

Tabel 4.9 Konsep Peruangan …………………………………………………... 96

Tabel 4.10 Batas Site ………………………………………………………....... 97

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN xix


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Upaya meningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan,
merupakan suatu usaha yang sangat luas dan menyeluruh, usaha tersebut
meliputi peningkatan kesehatan masyarakat baik fisik maupun non fisik.
Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa kesehatan menyangkut
semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas
dan kompleks. (Jurnal Idea Hukum, Vol.1 No.1 Edisi Maret 2016)
Upaya kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat yang diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.28 tahun 2011 tentang klinik Pasal 4 ayat (1), yaitu:
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
Klinik merupakan tempat untuk memberikan pelayanan medik
jangka pendek, bagi semua orang yang menderita sakit atau luka sesuai
dengan sakit yang dideritanya. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 028 tahun 2011 tentang klinik Pasal 1 ayat (1) menyebutkan
bahwa: Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
pelayanan medis dasar atau spesifik, diselenggarakan oleh lebih dari satu
jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seseorang tenaga medis.
Pendirian klinik diatur dalam Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 028 tahun 2011 tentang klinik yaitu klinik harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan,
dan ketenagaan. Terlindunginya pasien untuk mendapatkan pelayanan

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 1


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

kesehatan tidak hanya didasarkan pada terpenuhinya persyaratan tersebut,


namun justru proses pelayanan kesehatan.
Klinik yang ada di Samarinda banyak menyediakan dokter umum
dan dokter spesialis yang biasanya hanya dapat ditemui di poliklinik
rumah sakit seperti spesialis jantung, spesialis organ dalam, dan
sebagainya. Namun masih minimnya fasilitas pendukung seperti lahan
parkir, ruang tunggu terpisah antara klinik dan apotek, sirkulasi masuk dan
keluarnya pengunjung kurang baik, dan fasilitas lainnya membuat klinik di
Samarinda menjadi kurang optimal.
Oleh karena itu, Samarinda memerlukan sebuah klinik yang
menyediakan praktek dokter bersama dan apotek dengan fasilitas
memadai, sehingga meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang ingin berobat maupun pemeriksaan rutin kesehatan.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan
yang dibahas adalah :
1. Bagaimana mendesain klinik dengan penekanan pada sirkulasi ruang
dalam.
2. Bagaimana mendesain klinik dengan gaya arsitektur modern.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat membangun Klinik Medika Pratama di
Samarinda, yaitu :
a. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat
disimpulkan tujuan dari mendesain klinik di Samarinda, yaitu :
1. Mendesain klinik dengan penekanan pada sirkulasi ruang dalam.
2. Mendesain klinik dengan gaya arsitektur modern.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 2


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

b. Manfaat
Agar masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang baik
dengan fasilitas yang memadai sehingga dengan adanya Klinik
Medika Pratama ini, masyarakat dapat berobat maupun melakukan
pemeriksaan kesehatan sebelum dirujuk ke rumah sakit.

1.4 Batasan Masalah


1.4.1. Ruang Lingkup Spasial
Dalam mendesain sebuah Klinik Medika Pratama di Samarinda
lebih menekankan kepada aspek-aspek desain yang arsitektural. Adapun
batasan masalah sebagai berikut :
1. Mendesain Klinik Medika Pratama dengan massa bangunan utama
terdiri dari 1-2 massa, dengan jumlah lantai bangunan 2-3 lantai.
2. Memberikan fasilitas yang sesuai bagi pengguna Klinik di
Samarinda, dengan adanya klinik dan apotek.
3. Mengolah data eksisting yang akan didesain Klinik Medika Pratama
sesuai dengan ketentuan yaitu luas site maksimal 3000 𝑚2 .

1.4.2. Ruang Lingkup Substansial


Dalam mendesain Klinik Medika Pratama ini diperuntukkan bagi
semua kalangan masyarakat. Batasan dari desain Klinik Medika Pratama
ini terletak pada sirkulasi ruang dalam dan konsep desain dari arsitektur
modern international style dengan bentuk bangunan yang kaku, terdapat
banyak pengulangan dan minimnya dekorasi mengingat banyaknya
dekorasi akan mempengaruhi psikologi pasien, pengunjung maupun para
pekerja di Klinik Medika Pratama.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistem penulisan dan penyusunan laporan tugas akhir
sebagai berikut :
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 3
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang, permasalahan, tujuan dan
manfaat, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian dari Klinik Medika
Pratama di Samarinda, eksisting data, tinjauan data Klinik
Medika Pratama di Samarinda dengan penekanan pada sirkulasi
dan teori yang terkait dan spesifik.
BAB III METODE PERANCANGAN
Dalam bab ini diuraikan tentang tahapan perancangan dari
Klinik Medika Pratama di Samarinda dan pengumpulan data
yang berhubungan dengan perancangan Klinik Medika Pratama
di Samarinda.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang analisis seluruh rancangan Klinik
Medika Pratama di Samarinda, mulai dari lokasi perencanaan
hingga konsep perencanaan yang digunakan pada Klinik Medika
Pratama di Samarinda.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan
berisi data yang terkumpul dan dijelaskan pada bab V sebagai
kesimpulan dari seluruh data bab I-IV.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 4


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Judul


Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggara-
kan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis
dasar atau spesifik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seseorang tenaga medis (Permenkes RI No.28
Pasal 1 Ayat (1), 2014)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, klinik (kli·nik) merupakan
bagian rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan
memperoleh advis medis; balai pengobatan khusus: keluarga berencana;
organisasi kesehatan yang bergerak dalam penyediaan pelayanan kesehatan
kuratif (diagnosis dan pengobatan), biasanya terhadap satu macam
gangguan kesehatan. (Kemendikbud, 2012-2017)
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. (Permenkes RI No.9 Pasal 1 Ayat (1),
2017)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, apotek (apo·tek /apoték)
merupakan toko sekaligus tempat meramu dan menjual obat (rumah obat)
berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis.
(Kemendikbud, 2012-2017)
Pengertian sirkulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
modern adalah pergerakan, sedangkan menurut Francis D.K Ching (1996,
hal 186) mengatakan bahwa alur sirkulasi dapat diartikan sebagai “tali”
yang mengikat ruang-ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruang-ruang
dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan. (Theresia Pynkyawati,
dkk. Jurnal Arsitektur Vol.1 No.3 Edisi Desember 2012)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 5


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Jadi, definisi dari klinik dan apotek adalah tempat fasilitas pelayanan
kesehatan dan kefarmasian yang menyelenggarakan pelayanan medis dasar
atau spesifik untuk perorangan dan penjualan obat sesuai resep dokter di
klinik tersebut serta barang medis lainnya. Klinik dan apotek menjadi salah
satu pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Samarinda.

2.2 Tinjauan Umum


2.2.1 Jenis-jenis Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Dengan demikian,
sebuah klinik harus menentukan pelayanan yang akan disediakan, karena
bisa terbatas pada pelayanan medis dasar, atau pelayanan spesialistik, atau
keduanya. Keputusan ini akan mempengaruhi strata sebuah klinik yang
diselenggarakan. (Tito Yustiawan, Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia Vol. 1 No. 3 Juli-Agustus 2013)
1. Klinik Pratama
Klinik pratama merupakan strata klinik yang terbatas
menyelenggarakan pelayanan medik dasar. Medis dasar merupakan
bagian yang ada dalam penanganan kesehatan yang ada dalam ilmu
klinik umum. Dalam medis dasar diberikan suatu pelayanan kesehatan
tiap individu dan penanganan langsung dipegang kendali oleh beberapa
tim medis atau dokter umum. Contoh klinik pratama yang ada di
Samarinda yaitu Klinik Islamic Center Samarinda di jalan Cendana, dan
Klinik Segiri Medika Samarinda di jalan Pahlawan.
2. Klinik Utama
Klinik utama adalah strata klinik yang dapat menyelenggarakan
pelayanan medis spesialistik saja, atau juga sekaligus menyelenggara-

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 6


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

kan pelayanan medis dasar. Sifat pelayanan kesehatan yang


diselenggarakan bisa berupa rawat jalan, one day care, rawat inap
dan/atau home care. Pelayanan medik spesialistik merupakan pelayanan
medik perorangan yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi spesialis
sesuai dengan kompetensinya.
Spesialistik berarti mengkhususkan pelayanan pada satu bidang
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis
penyakit tertentu. Contoh klinik utama yang ada di Samarinda yaitu
Klinik Gigi Dentistika di jalan Ahmad Yani, dan RSB. Ria Kencana
PKBI, di jalan Letnan Jend. Suprapto.

Adapun perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama adalah:


1. Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis dasar,
sementara pada klinik utama mencangkup pelayanan medis dasar dan
spesialis;
2. Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat inap,
sementara pada klinik pratama layanan rawat inap hanya boleh dalam
hal klinik berbentuk badan usaha;
3. Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang dokter
atau dokter gigi, sementara dalam klinik utama diperlukan satu orang
spesialis untuk masing-masing jenis pelayanan.

Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:


1. Rawat jalan;
2. Rawat inap;
3. One day care;
4. Home care;
5. Pelayanan 24 jam dalam 7 hari.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 7


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Bagi klinik yang menyelenggarakan rawat inap maka klinik tersebut


harus menyediakan berbagai fasilitas yang mencakup: (1) ruang rawat inap
yang memenuhi persyaratan; (2) minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan
lama inap maksimal 5 hari; (3) tenaga medis dan keperawatan sesuai jumlah
dan kualifikasi; (4). dapur gizi dan (5) pelayanan laboratorium klinik
pratama (Permenkes RI No.9, 2014).
Oleh karena itu, jenis klinik yang akan diterapkan pada Klinik
Medika Pratama adalah klinik pratama dan akan didesain lebih optimal
dari klinik-klinik pratama yang ada di Samarinda.

2.3 Tinjauan Arsitektur


2.3.1 Tata Ruang Dalam
Menurut Yudi Purnomo, Hamdil Khaliesh, dan M. Nurhamsyah
(dalam Jurnal Teknik Sipil Vol. 11 No. 1 Juni 2011) Ruang adalah wadah
(tempat), sebagai tempat segala sesuatu yang ada dan mungkin ada.
Pengertian dari segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, misalnya segala
mahluk hidup dan benda-benda yang ada dan lainnya yang mungkin ada.
Dari sudut pandang arsitektur ada dua macam ruang (Razak, 1989):
a. Ruang luar, adalah ruang yang ada di luar bangunan. Misalnya halaman,
pekarangan, lapangan parkir, lapangan bola, taman rekreasi bahkan
alam semesta ini merupakan ruang luar.
b. Ruang dalam, adalah ruang yang ada di dalam bangunan. Misalnya
ruang- ruang yang ada di dalam bangunan pertokoan, rumah, bangunan
perkantoran, restoran, dll.
Tata ruang dalam memiliki arti merencanakan, menentukan,
memilih, dan mengatur segala sesuatu yang ada di dalam ruang. Secara
umum tata ruang dalam selalu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
• konsep ruang
• kapasitas/ukuran ruang

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 8


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• fungsi ruang
• sirkulasi
• warna
• perbandingan/proporsi
• sifat
• karakter

Selain kedelapan faktor tersebut di atas, tata ruang dalam juga


dipengaruhi oleh mebel/perabotan dan bahan/material yang digunakan.
Faktor bahan/material dan perabotan ini cenderung terus berkembang dan
bervariatif.

2.3.2 Sirkulasi Ruang


Sirkulasi adalah frekuensi atau arus dari sesuatu yang bergerak. Ada
beberapa macam pola sirkulasi, antara lain :

Tabel 2.1 Pola sirkulasi


Jenis Sirkulasi Keterangan
Jalur yang lurus dapat menjadi elemen pengaturan yang utama
bagi serangkaian ruang. Sebagai tambahan jalur ini dapat
berbentuk kurvalinear atau terpotong-potong, bersimpangan
dengan jalur lain, bercabang, atau membentuk sebuah putaran
balik. Contoh : jalan raya, jalan tol, sirkuit, lorong sekolah dan
Linear
rumah sakit dan lain – lain.
Sebuah konfigurasi radial memiliki jalur-jalur linier yang
memanjang dari atau berakhir di sebuah titik pusat. Contoh :

Radial gym, stadium, dan sebagainya.


Sebuah konfigurasi spiral merupakan sebuah jalur tunggal
yang menerus dan berawal dari sebuah titik pusat, bergerak
melingkar, dan semakin lama semakin jauh dari ttik pusat
tersebut. Contoh : ram parkiran di mal, jalan didaerah
Spiral pegunungan, dan sebagainya.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 9


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Sebuah konfigurasi grid terdiri dari dua buah jalur sejajar


yang berpotongan pada interval regular dan menciptakan area
ruang berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Contoh :
Grid ruang perkantoran dan lan-lain.
Sebuah konfigurasi jaringan terdiri dari jalur-jalur yang
menghubungkan titik-titik yang terbentuk dalam ruang.
Network
(Sumber: D.K.Ching, Francis (dalam Pynkyawati, dkk), 2012)

Ada dua macam sirkulasi:


1. Sirkulasi horizontal, antara lain:
• Koridor, adalah ruang yang diperuntukkan untuk sirkulasi, dan
diapit oleh dua buah dinding
• Selasar, adalah ruang yang diperuntukkan untuk sirkulasi dan
dibatasi oleh satu buah dinding
2. Sirkulasi vertikal, antara lain:
• Tangga
• Ramp, adalah bidang datar yang kedudukannya miring
• Lift (elevator), merupakan ruang yang dapat bergerak ke atas dan ke
bawah dan digerakkan dengan peralatan elektronik
• Tangga jalan (escalator), merupakan tangga berjalan yang
digerakkan dengan peralatan elektronik

2.3.2.1 Sirkulasi Horizontal


a. Koridor
Koridor merupakan salah satu bentuk sirkulasi horizontal pada
bangunan. Koridor berfungsi untuk menghubungkan fungsi ruang yang
satu dengan ruang yang lainnya. Lebar koridor pada umumnya minimal
1,50 m, yang harus juga disesuaikan dengan lalu lintas yang ada. Untuk
lorong yang sekaligus dapat menjadi tempat pasien yang terbaring,
lebarnya minimal 2,25 m, dengan tinggi langit-langit sampai 2,40 m.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 10


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.1
Koridor untuk lalu lintas antar orang, antar orang dan barang,
dan antar bed (Neufert, 2002)

Koridor merupakan bagian dari interior klinik yang menjadi


area sirkulasi penghubung utama antar ruang, bangsal maupun antar
bangunan dengan intensitas pemakaian yang tinggi. Pemilihan
bahan dan warna lantai koridor haruslah memenuhi persyaratan
keamanan, kenyamanan dan keindahan sehingga aktivitas
pengunjung, paramedis, pengangkutan pasien dan distribusi layanan
bangsal dapat berjalan dengan lancer dan aman.
Berdasarkan peraturan standardisasi yang diterapkan oleh
American National Standards, kriteria umum lantai untuk area
publik dengan intensitas pemakaian tinggi meliputi persyaratan:
kesehatan dan keselamatan (health and safety), konstruksi
(construction), kekuatan fisik (physical strength), dan penampilan
(appearance). Kriteria kesehatan dan keselamatan meliputi kriteria:
tahan api (flammability), mampu meredam pantulan cahaya (light
reflectance), tidak licin (slipperiness), dan kerataan permukaan.
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai karakteristik
beberapa bahan lantai yang lazim digunakan:
Tabel 2.2 Karakteristik bahan lantai
Bahan Karakteristik Keuntungan Kerugian
Terrazo Permanen, Tahan lama, indah, tidak mudah Desain terbatas
tahan kotor, kotor
aneka warna

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 11


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Marmer Permanen, Permanen, kaku, mengkilap Mahal, keras, corak


kaku, gilap, kurang variatif
Kayu Alami, Kesan akrab, hangat, alami, lentur Tidak tahan air dan
kedap suara serangga, mahal,
pemeliharaan sulit
Ceramic Tahan gores, Tahan lama, tahan gores, pilihan Tidak ada
tile kaya bentuk tekstur dan dimensi bervariasi,
dan corak, tidak mudah kotor, kesan luas dan
serta tekstur bersih, sejuk, ekonomis

Rubber Kaya warna, Menarik, tahan lama, lentur Mahal


Vynil kedap suara,
anti noda
(sumber: Dwi Retno S.A dan Eni Puji A., 2018)

Dari Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa bahan keramik memiliki


keunggulan dibanding bahan lain baik dari segi variasi dimensi,
warna dan tekstur maupun ditinjau dari aspek ekonomi (harga relatif
terjangkau). Disamping itu keramik juga mudah dalam perawatan
(maintenance) sehingga sangat cocok diterapkan untuk lantai
interior bangunan umum/public space.

2.3.2.2 Sirkulasi Vertikal


a. Ramp
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan
kemiringan tertentu, sebagai altematif bagi orang yang tidak dapat
menggunakan tangga. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan
tidak boleh melebihi 7°, sedangkan kemiringan suatu ramp yang ada
di luar bangunan maksimum 6°.
Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi
pengaman, dan 120 cm dengan tepi pengaman. Permukaan muka
datar (bordes) pada awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki
texture sehingga tidak licin baik diwaktu hujan. Ramp harus
dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin
kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 12


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.3
Kemiringan Ramp (Yunizar, 2015)

b. Tangga
Tangga harus dibuat sedemikian rupa untuk keamanan, jika
perlu dapat menampung beban yang kuat. Tangga yang dibangun
harus tidak mengeluarkan suara atau bau. Tangga harus mempunyai
pegangan untuk kedua tangan dari awal sampai akhir tangga yang
tidak terputus.
Lebar tangga dan bagian datar antara dua anak tangga dari
tangga darurat sebaiknya 1,50 m dan tidak melebihi 2,50 m. Lebar
bagian datar antara dua anak tangga tidak mempersempit daun pintu.
Tinggi tingkatan sebaiknya 17 cm, lebar anak tangga yang datar 28
cm. Lebih baik bila perbandingannya 15/30 cm. (Tinggi tapakan)

Gambar 2.4
Tangga (Neufert, 2002)

c. Lift
Fungsi lift untuk pengangkutan orang, obat-obatan, cucian,
makanan dan tempat tidur pasien. Dari segi higienis dan estetik,
suatu pemisahan penggunaan harus ditetapkan. Di dalam gedung
yang unit perawatan, pemeriksaan atau pengobatan terletak di lantai

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 13


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

atas, lift untuk mengangkut tempat tidur sangat berguna. Kamar lift
untuk mengangkut tempat tidur harus diukur sehingga dapat
menampung satu atau dua tempat tidur.
Bidang bagian dalam lift datar, cepat dibersihkan, dan dapat
disterilkan, lantai harus tidak licin. Lapisan lift tahan api.
Tabel 2.3 Ukuran lift
Ukuran kotak lift 0,90 x 1,20 m
Ukuran terowongan/cerobong lift 1,25 x 1,50 m
(sumber: Neufert, 2002)

Kotak lift

Tempat tidur
pasien

Gambar 2.5
Lift pasien (Neufert, 2002)

Tabel 2.4 Ukuran lift pasien


Kemampuan menopang dalam kg 1600 2000 2500
Lebar terowongan lift c 2400 2400 2700
Panjang terowongan lift d 3000 3000 3300
Lebar lift a 1400 1500 1800
Panjang lift b 2400 2700 2700
Lebar pintu lift e 1300 1300 1300
Tinggi lift 2300 2300 2300
Tinggi pintu lift 2100 2100 2100
Jumlah orang maksimal/yang diijinkan 21 26 33
(Sumber: Neufert, 2002)

2.3.3 Standar Arsitektur Ruang


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 028 tahun
2011 tentang klinik Pasal 9 menyebutkan bahwa: Bangunan klinik paling
sedikit terdiri atas :
a. ruang pendaftaran/ruang tunggu
b. ruang konsultasi dokter
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 14
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

c. ruang administrasi
d. ruang tindakan
e. ruang farmasi
f. kamar mandi/wc
g. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan
Berikut adalah ukuran standar arsitektur ruangan yang diperlukan
untuk bangunan klinik:
1. Ruang pendaftaran/ruang tunggu
Ruang pendaftaran selalu didatangi pasien sebelum
mendapatkan pelayanan kesehatan, dan loket pendaftaran
merupakan tempat penerimaan pertama kali. Dibagian pendaftaran
juga harus ada ruang tunggu yang terpisah, untuk menjamin
kerahasiaan dalam hal proses penerimaan pasien seperti yang
termuat dalam PP No. 10 tahun 1996 tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran. Peraturan Pemerintah ini mengatur kewajiban
menyimpan kerahasiaan isi rekam medis.

F. Jarak antara orang ke pembatas loket A. Tinggi sisi atas meja 20,3-22-9
101,6-121,9 cm cm
G. Jarak antara orang ke pembatas loket B. Lebar bagian dalam bawah
min. 61,0 cm meja 5,1-10,2 cm
H. Ukuran leluasa duduk dan berdiri 45,7 C. Tinggi bagian dalam bawah
cm meja 10,2 cm
I. Lebar meja 55,9-76,2 cm D. Tinggi manusia 111,8-121,9
J. Tinggi kaca loket min. 198,1 cm cm
K. Tinggi kursi pegawai 61,0-68,6 cm E. Tinggi antara sisi atas meja
L. Tinggi meja 91,4-99,1 cm dan manusia min. 86,4 cm

Gambar 2.6
Standar ideal Pos Kerja/Penerima Tamu (Yunizar, 2015)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 15


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

1. Ruang konsultasi dokter


Konsultasi adalah bagian penting dalam hubungan dokter-
pasien. Melalui konsultasi dokter dapat memberikan saran terbaiknya
bagi sang pasien, dan pasien akan lebih leluasa menyampaikan keluhan
dan menanyakan terapi yang tepat. Oleh karena itu, ruang konsultasi
dokter harus didesain nyaman untuk melayani pasien. Selain ruangan
ber-AC, dilengkapi dengan berbagai teknologi dan alat bantu lain yang
memungkinkan konsultasi dokter-pasien berjalan dengan baik.

Gambar 2.7
Kebutuhan luas minimum untuk konsultasi dokter (Neufert, 2002)

A. Ukuran zona aktivitas duduk dan sirkulasi 76,2 cm


B. Ukuran lebar meja periksa 61,0 cm
C. Ukuran zona aktifitas berdiri 45,7 cm
D. Tinggi kereta/meja peralatan 76,2-91,4 cm
E. Tinggi meja periksa 86,4-96,5 cm
Gambar 2.8
Standar ideal area pemeriksa (Yunizar., 2015)

2. Ruang Administrasi
Ruang-ruang administrasi terletak di lorong penghubung ke
ruang masuk dan kejalur jalan utama. Administrasi kesehatan lebih
menekankan pada pengaturan keuangan, kepegawaian, penerimaan
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 16
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

pasien dan proses rawat inap.

Gambar 2.9
Ukuran minimal untuk ruang kantor berkapasitas dua orang (Neufert, 2002)

3. Ruang tindakan
Ruang tindakan merupakan tempat untuk memberikan
pelayanan berupa pertolongan, penanganan, pengawasan, serta
perawatan kesehatan baik itu secara medik dasar maupun spesialistik.
Ruang tindakan pada klinik berupa Unit Gawat Darurat (UGD), ruang
praktek dokter, ruang pemulihan, ruang bersalin, dan sebagainya.

Gambar 2.10
Kebutuhan luas minimum untuk pemeriksaan pasien dengan berbaring
(Neufert, 2002)

4. Ruang farmasi (apotek)


Ruang farmasi dapat diartikan suatu ruang yang ada dari sebuah
klinik yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
klinik tersebut yang berhubungan dengan persedian obat. Ada beberapa
obat yang memerlukan penyimpanan khusus seperti dry cabinet agar
obat tersebut tidak rusak.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 17


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.11
Apotek (Neufert, 2002)

Gambar 2.12
Dry Cabinet (Penulis, 2018)

5. Kamar mandi / WC
Kamar mandi atau WC pasien harus dapat dicapai langsung
tanpa koridor penyeberangan. Didalam setiap ruang WC harus terdapat
sebuah wastafel kecil untuk mencuci tangan.

Gambar 2.13
Kamar mandi dan WC pasien (Neufert, 2002)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 18
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

6. Ruang rawat inap (Opname)


Ruang rawat inap adalah ruangan / fasilitas yang dijadikan
tempat merawat pasien untuk perawatan umum sementara, terutama
untuk sakit jangka pendek dan perawatan tertentu dengan waktu
penyembuhan jangka waktu lebih pendek.

Gambar 2.14
Kamar dengan 1-3 tempat tidur dan kamar mandi (Neufert, 2002)

7. Dapur Gizi
Dapur gizi merupakan bagian dari klinik yang bertugas
melayani kebutuhan makan dan minum khususnya bagi pasien rawat
inap juga untuk karyawan rumah sakit. Dapur gizi sangat menunjang
proses kesembuhan, karena pasien sangat memerlukan asupan gizi
selama menjalani rawat inap. Dalam pengadaan/penyediaan makanan
mulai dari perencanaan hingga bahan makanan datang dan berlanjut
pada proses pengolahan dan distribusi diawasi oleh ahli gizi.

Gambar 2.15
Dapur gizi (Neufert, 2002)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 19


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

8. Laboratorium klinik pratama


Laboratorium klinik pratama merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan
kemampuan pemeriksaan terbatas dengan Teknik sederhana.
Laboratorium klinik ini melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik, yaitu :
a. Hematologi (darah)
b. Kimia klinik (cairan tubuh)
c. Mikrobiologi klinik (memantau distribusi penyakit, pencegahan
dan pengobatan penyakit infeksi, serta secara aktif melaksanakan
tindakan pengendalian infeksi)
d. Parasitologi klinik (identifikasi dan biakan bakteri, jamur, virus,
dan uji kepekaan)
e. Imunologi klinik (kekebalan dan semua aspek dari kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh
pathogen)

B. Lebar meja kerja 61,0 cm


E. Tinggi meja kerja 86,4-96,5 cm
F. Zona aktivitas pegawai 68,6 cm
G. Lebar kabinet dinding 30,5-38,1 cm
H. Tinggi jangkauan rak pertama (dalam posisi duduk) maks. 99,1 cm
I. Tinggi jangkauan rak kedua (dalam posisi duduk) maks. 106,7 cm
Gambar 2.16
Standar ideal area laboratorium (Yunizar, 2015)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 20


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

2.3.2 Gaya Arsitektur Modern


Definisi dari arsitektur modern itu sendiri merupakan
international style yang menganut form follows function. bentukan
platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, pengulangan yang
monoton, merupakan ciri arsitektur modern.
Arsitektur modern internasional atau yang lebih dikenal
dengan international style merupakan salah satu aliran arsitektur
modern. Gaya internasional adalah gaya arsitektur besar yang
muncul pada 1920-an dan 1930-an, masa-masa pembentukan
arsitektur modernis. Istilah ini berasal dari judul buku karya Henry-
Russell Hitchcock dan Philip Johnson yang ditulis untuk mencatat
International Exhibition of Modern Architecture yang diadakan di
Museum of Modern Art di New York City tahun 1932. Buku itu
mengidentifikasi, mengategorikan dan memperluas karakteristik
umum tentang modernisme di seluruh dunia. Hasilnya, fokus lebih
diperdalam pada aspek gaya modernisme.
Pada awalnya, arsitektur modern muncul karena adanya
perkembangan teknologi berupa besi, baja, dan kaca sebagai efek
dari adanya revolusi industri, dimana mengedepankan unsur
simplicity dan kemudahan dalam mendapatkan material yang
dibutuhkan, sehingga pada awal kemunculannya arsitektur modern
lebih bersifat monoton dan sedikit olahan. Pada akhirnya, penerapan
arsitektur modern di masa sekarang hanyalah berupa style yang
mengesampingkan ciri-ciri arsitektur modern yang sebenarnya.
Arsitektur modern tidak mengalami perkembangan secara
signifikan di Indonesia. Seperti gaya arsitektur lain yang diimpor
dari negara-negara barat, gaya arsitektur modern masuk ke
Indonesia sebagai pengaruh era globalisasi. Gaya arsitektur modern

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 21


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

muncul sebagai gaya internasional atau gaya universal yang cukup


memiliki kesamaan di berbagai negara.
Ciri-ciri arsitektur modern yaitu bentuk mengikuti fungsi
sehingga cenderung monoton karena tidak diolah, mempunyai
paham less is more dan tidak banyak menggunakan ornamen. Selain
itu, arsitektur modern menggunakan bentuk-bentuk geometri dan
jendela tersusun secara garis horizontal dan membentuk suatu garis
beraturan.

Gambar 2.17
Chicago Family Health (SMNG-A Architects, 2017)

Gambar 2.18
Outpatient Building Entrance (Orange Regional Medical Center, 2011)

Gambar 2.19
University of Minnesota Health Clinics and Surgery Center (University
of Minnesota Medical Center, 2016)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 22


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Arsitektur modern memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang


berkembang seturut berjalannya periode ini. Ciri- ciri dari arsitektur
modern antara lain:
1. Bahan dan Material yang Fungsional
Penggunaan material dan bahan pada bangunan yang
digunakan harus mendukung fungsi bangunan secara
keseluruhan. Contoh bangunan yang menggunakan bahan dan
material yang fungsional adalah Brick Villa di Jerman.
2. Estetika Mesin
Seperti halnya mesin yang semua komponennya
fungsional, bangunan dirancang dengan menerapkan konsep
tersebut, sehingga tidak terdapat satu bagian pun dari bangunan
yang tidak memiliki fungsi. Contoh bangunan yang
menggunakan paham Estetika Mesin adalah Villa Savoye karya
Le Corbuser.
3. Penekanan Elemen Vertikal dan Horizontal
Masih berhubungan dengan penggunaan ornamen yang
diangggap sebagai suatu kejahatan, maka bangunan-bangunan
dengan langgam arsitektur modern menggunakan penekanan
elemen vertikal dan horizontal pada bangunannya sebagai
pengganti ornamen, guna menambah estetika dan keindahan
bangunan.
4. Bentuk Simple
Bentuk yang cenderung kubistis dan simple merupakan
salah satu karakteristik arsitektur modern. Hal ini diambil dari
pemikiran filsuf Yunani, Plato mengatakan bahwa sesuatu yang
indah itu adalah hal-hal yang simple, didukung pula oleh
muridnya Aristoteles yang mengatakan hal indah adalah yang
memiliki banyak repetisi atau pengulangan. Bangunan yang

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 23


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

menggunakan paham bentuk simple adalah Bauhaus Dessau.


5. Bentuk Mengikuti Fungsi
Bangunan Arsitektur Modern menganut paham form
follow function dimana bentuk yang dihasilkan mengikuti fungsi
dari bangunan. Contoh bangunan yang menerapkan paham
bentuk mengikuti fungsi adalah Auditorium karya Louis Henry
Sullivan. (Jurnal Reka Raksa, Vol.1 No. 2 Edisi Juni 2013)

2.4 Data Eksisting


Data eksisting didapatkan dari hasil survey lapangan dan
survey internet.

2.4.1 Survey Lapangan


Adapun data-data hasil survey lapangan :
a. Poliklinik Paviliun Sakura RSUD A.W. Syahranie
Poliklinik Paviliun Sakura RSUD A.W. Syahranie
merupakan salah satu fasilitas utama dari RSUD A.W. Syahranie
yang merupakan rumah sakit terbesar di Samarinda yang terletak
di jalan Palang Merah.
Gedung Paviliun Sakura didesain dengan gaya modern
dimana penggunaan material-material seperti Aluminium
Composite Panel (ACP) dan material transparan seperti kaca
terlihat jelas pada bangunan ini. Pada bagian depan bangunan
terlihat jalur ramp untuk difabel.
Terdapat pintu utama didalam gedung ini, yang
difungsikan sebagai pintu masuk utama bagi pengunjung. Gedung
ini memiliki beberapa pintu yang menghubungkan dengan koridor
gedung lainnya. Tinggi pintu ini sekitar 2,5 – 3 m dengan lebar
kurang lebih 2,7 m sehingga baik bagi sirkulasi keluar masuk pintu
utama pengunjung.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 24


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.20
Area administrasi (Penulis, 2018)

Area administrasi ini terletak di sebelah kiri dari pintu


utama Paviliun Sakura lantai dasar. Area administrasi ini
dikhususkan untuk pasien rawat inap dan BPJS.

Gambar 2.21
Denah lantai dasar (Penulis, 2018)

Saat melewati koridor, terdapat gambar denah di


beberapa bagian dinding. Memberikan gambar denah seperti ini
sangat baik agar pengunjung dapat melihat ruangan yang ingin di
tuju.

Gambar 2.22
Instalasi Farmasi (Penulis, 2018)
Setelah melewati koridor sebelah kiri dari pintu utama,
kita dapat melihat instalasi farmasi yang cukup besar sehingga
dapat memberikan pelayanan yang optimal.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 25


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.23
Ruang tunggu poliklinik (Penulis, 2018)

Bangku yang tersusun cukup banyak dapat menampung


banyak jumlah pengunjung yang ingin berobat. Sirkulasi ruang
menjadi cukup baik karena peletakkan bangku-bangku tersebut.

Gambar 2.24
Ruang praktek dokter (Penulis, 2018)

Ruang praktek dokter ini terletak di bagian belakang ruang


tunggu. Ruangan ini hasil dari penambahan ruang yang belum
ada di Gambar 2.21.

Gambar 2.25
Ruang administrasi poliklinik (Penulis, 2018)

Dari Gambar 2.24, kita dapat melihat ruang administrasi ini


merupakan ruang administrasi yang khusus melayani pengunjung
poliklinik. Di belakang ruang administrasi, terdapat ruang arsip
khusus untuk menyimpan dokumen-dokumen.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 26
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.26
Poli spesialis penyakit dalam dan kandungan (Penulis, 2018)

Ruang poli spesialis penyakit dalam dan kandungan ini


berisi alat-alat khusus seperti USG.

Gambar 2.27
Poli spesialis gigi (Penulis, 2018)

Ruang poli spesialis gigi ini berisi alat-alat khusus seperti meja
pasien. Meja ini biasanya berbentuk khusus. di bagian samping
terdapat water syringe. Posisi dan ketinggiannya pun dapat diatur
sedemikian rupa untuk memudahkan dokter gigi dalam melakukan
tugasnya atau memeriksa kondisi pasien.

Gambar 2.28
Poli spesialis kulit dan estetika (Penulis, 2018)

Ruang poli spesialis kulit dan estetika ini selain melayani


pemeriksaan dan pengobatan penyakit kulit, juga melayani
perawatan kulit.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 27
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.29
Poli spesialis jantung (Penulis, 2018)

Ruang poli spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (TH)


ini melayani pemeriksaan dan pengobatan penyakit gangguan
telinga, hidung, dan tenggorokan, juga melayani perawatan kulit.

Gambar 2.30
Poli spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) (Penulis, 2018)

Secara keseluruhan gedung ini memiliki bentukan arsitektur


yang baik, dan memiliki ruang-ruang yang cukup besar dan sesuai
dengan fungsi bangunan.

b. Klinik Islamic Center Samarinda


Klinik Islamic Center Samarinda merupakan salah satu
fasilitas pendukung dari Masjid Islamic Center yang merupakan

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 28


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

masjid terbesar di Samarinda.


Gedung Klinik Islamic Center Samarinda di desain dengan
gaya tropis dimana menggunakan atap perisai. Pada tampak bangunan
terlihat jalur ramp untuk difabel. Terdapat pintu utama didalam
gedung ini, yang difungsikan sebagai pintu masuk utama bagi
pengunjung. Tinggi pintu utama sekitar 2,3 m dengan lebar kurang
lebih 2,5 m sehingga baik bagi sirkulasi keluar masuk pengunjung.

Gambar 2.31
Tampak depan klinik (Penulis, 2018)

Saat memasuki bangunan ini, kita dapat menemukan 1 partisi


aluminium dengan panjang lebih dari 10 m dan membagi koridor
menjadi 2 bagian, yaitu di bagian pertama terdapat Unit Gawat
Darurat (UGD), ruang observasi, ruang staff, ruang kerja dokter, dan
ruang staff tata usaha. Pada bagian kedua terdapat ruang laktasi, poli
umum 1 dan 2, poli anak, poli kebidanan/kandungan, ruang USG, dan
poli gigi.

Gambar 2.32
Interior (Penulis, 2018)
Area tunggu terdapat di beberapa bagian seperti didepan
ruang poli, ruang UGD, ruang farmasi, dan yang paling banyak
terdapat di bagian depan area administrasi.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 29
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.33
Area tunggu (Penulis, 2018)

Bagian sebelah kanan dari Gambar 2.32, terdapat ruang


laktasi untuk ibu menyusui. Disana terdapat 1 buah tempat tidur
yang dapat digunakan oleh pengunjung.

Gambar 2.34
Ruang laktasi (Penulis, 2018)

Bagian sebelah dari ruang laktasi adalah ruangan poli


umum yang digunakan sebagai ruang praktek dokter umum.

Gambar 2.35
Poli umum (Penulis, 2018)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 30
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Bagian sebelah kiri ruang poli umum terdapat ruang poli


anak dan ruang poli kebidanan/kandungan. Ruang USG
ditempatkan bersebelahan dengan poli kebidanan /kandungan agar
pasien yang sedang mengandung lebih mudah menjangkau
ruangannya.
Ruang poli spesialis gigi ini terdapat 1 buah meja periksa.
Meja periksa ini biasanya berbentuk khusus dengan posisi dan
ketinggiannyapun dapat diatur sedemikian rupa untuk memudah-
kan dokter gigi dalam melakukan tugasnya atau memeriksa kondisi
pasien.

Gambar 2.36
Poli Gigi (Penulis, 2018)

Ruang farmasi ini khusus melayani resep dokter yang ada


di klinik ini sehingga tidak sembarang resep dokter dapat di klaim
di ruang farmasi ini. Dibagian belakang ruang pelayanan farmasi,
terdapat ruang penyimpanan sekaligus menjadi tempat meracik
obat.

Gambar 2.37
Ruang penyimpanan dan meracik obat (Penulis, 2018)

Ruang staff Tata Usaha (TU) di Klinik Islamic Center ini


setara dengan ruang staff pada umumnya.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 31
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.38
Ruang staff TU (Penulis, 2018)

Selain melayani praktek dokter, Klinik Islamic Center


Samarinda juga melayani Medical Check Up (MCU) yang
berfungsi sebagai pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

Gambar 2.39
Medical Check Up (MCU) (Penulis, 2018)

Di bagian depan dari MCU ini terdapat ruang bersalin untuk


pasien yang ingin bersalin secara normal. Terdapat pula ruang
radiologi (rontgen) dan ruangan pendukung lainnya seperti gudang
obat, gudang barang, pantry, janitor, dan mushola.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 32
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Secara keseluruhan, klinik Islamic Center ini memiliki


desain yang cukup baik namun hanya terdapat 1 pintu utama yang
dapat terjadi crossing apabila ada pasien gawat darurat dan
pengunjung melalui pintu yang sama.

2.4.2 Survey Internet


a. Gleneagles Hospital (Medini, Johor Bahru)
Gleneagles Hospital merupakan rumah sakit yang
terletak di No. 2, Jalan Medini Utara 4, Medini Iskandar 79250
Iskandar Puteri, Johor Darul Takzim Malaysia. Rumah sakit ini
memiiki fasilitas yang memadai, interior yang nyaman bagi
pengunjung.

Gambar 2.40
Ruang tunggu dan resepsionis (Medical Depature, 2018)

Pada interior ruang tunggu dan resepsionis menerapkan


gaya arsitektur kontemporer. Sirkulasi ruang dalam yang cukup
baik dan pemilihan warna yang hangat sehingga pengunjung
yang datang merasa nyaman.

Gambar 2.41
Unit gawat darurat (Medical Depature, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 33


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.42
Ruang pemeriksaan (Medical Depature, 2018)

Gambar 2.43
Poli spesialis jantung (Medical Depature, 2018)

Klinik kesehatan ini memiliki bentukan arsitektur yang


baik, dan memiliki ruangan-ruangan yang cukup besar sesuai
dengan kebutuhan dan membuat sirkulasi ruang dalam menjadi
lebih baik dan tidak terjadi crossing.

b. Life Care Diagnostic Medical Centre, Malaysia


Life Care Diagnostic Medical Centre merupakan klinik
kesehatan yang terletak di Jalan Kerinchi 22, Bangsar South,
59200 Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur,
Malaysia. Klinik ini merupakan spesialis di bidang radiologi,
penyakit dalam, dan gizi.

Gambar 2.44
Life Care Diagnostic Medical Centre (Medical Depature, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 34


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Klinik ini menerapkan gaya arsitektur modern.


Pengulangan yang teratur pada peletakkan jendela dan ornamen
logam pada fasad depan mempertegas karakteristik dari klinik
tersebut.

Gambar 2.45
Resepsionis dan area tunggu (Medical Depature, 2018)

Pada interior area tunggu, klinik ini menerapkan


konsep kontemporer dengan pemilihan warna yang hangat
sehingga menimbulkan kesan nyaman dan tidak kaku.

Gambar 2.46
Koridor klinik (Medical Depature, 2018)

Pada area koridor, diberikan beberapa lukisan


tanaman dan pot-pot bunga sintetis yang membuat
pengunjung merasa nyaman. Namun terlalu banyak lukisan
yang berukuran besar membuar koridor menjadi kurang
nyaman.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 35


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Gambar 2.47
Ruang pemeriksaan (Medical Depature, 2018)

Gambar 2.48
Laboratorium (Medical Depature, 2018)

Pada Gambar 2.48, terlihat perubahan gaya interior


dari kontemporer menjadi minimalis. Penyebabnya adalah
bahwa laboratorium memiliki banyak alat, dan
membutuhkan interior yang bersih sehingga apabila di
terapkan gaya kontemporer maka akan membuat ruang
laboratorium tersebut terasa tidak nyaman.
Secara keseluruhan klinik kesehatan ini memiliki
bentukan arsitektur yang baik, dan memiliki ruangan-
ruangan yang cukup besar sesuai dengan kebutuhan. Namun,
masih ada kekurangan seperti kurang memanfaat
pencahayaan alami yang mana pencahayaan alami sangat
baik dan dapat menghemat energi listrik.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 36


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Metode Umum dan Tahapan Perancangan


Dalam penulisan tugas akhir jurusan Arsitektur di Politeknik
Negeri Samarinda, hal yang harus dilakukan untuk memulai perancangan
adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada sebagai dasar
perencanaan banguna klinik dan apotek, perencanaan klinik dan apotek
terbentuk karena melihat kondisi klinik dan apotek di Samarinda yang
belum memiliki fasilitas yang sesuai dengan klinik dan apotek itu sendiri.
Oleh karena itu, maka terciptalah ide perencanaan bangunan klinik dan
apotek di Samarinda penekanan pada sirkulasi ruang dalam.
Setelah mengidentifikasi masalah proses selanjutnya dengan
mengumpulkan data-data dan informasi yang berhubungan atau terkait
untuk mengetahui kebutuhan dan persyaratan di dalam merancang gedung
klinik dan apotek di Samarinda, sehingga terciptanya suatu gagasan yang
dapat memenuhi maksud dan tujuan perancangan dengan penekanan pada
sirkulasi ruang dalam. Setelah mendapatkan data-data yang sesuai dan
berhubungan data-data tersebut di analisis sebagai sumber acuan bagi
pemikiran dan perancangan bangunan klinik dan apotek di Samarinda.
Maka semua data yang telah dikumpulkan akan menjadi inspirasi
serta ide-ide dari konsep yang akan digunakan pada rancangan sebuah
bangunan, yaitu klinik dan apotek di Samarinda penekanan pada sirkulasi
ruang dalam. Konsep yang digunakan akan mengambil sisi baik dari data-
data sumber yang telah di miliki serta memperbaiki kekurangan dari
sumber-sumber terkait sehingga tercipta sebuah klinik dan apotek yang
sesuai dengan fungsi dan tujuan perancangan.
Adapun langkah-langkah dalam tahapan perencanaan :

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 37


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

JUDUL
Klinik Medika Pratama
di Samarinda
penekanan pada Sirkulasi Ruang Dalam

Menentukan Pengumpulan Konsep


Tapak Data Bangunan

• Data Primer : Studi


lapangan di beberapa
- RTRW kota lokasi yang
Samarinda berhubungan seperti Konsep Klinik dan
- Area lokasi Poliklinik Paviliun Apotek menekankan
perencanaan Sakura RSUD A.W. pada sirkulasi ruang
- Aksesibilitas Syahranie dan Klinik dalam dengan gaya
Islamic Center arsitektur modern
- Luas area
• Data Skunder : Studi
perencanaan literatur dan
perbandingan

Gambar Transformasi
Kerja Desain

RAB dan
Animasi
RKS

Gambar 3.1
Bagan Metode Perancangan (Penulis, 2018)

3.2 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dibagi menjadi 2, yaitu :

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 38


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

3.2.1 Data Primer


Data primer di dapatkan dengan melakukan studi lapangan. Studi
lapangan merupakan metode pengumpulan data dengan mendatangi lokasi
yang berhubungan dengan judul.
1. Studi Lapangan
Data eksisting di peroleh dengan meninjau lokasi secara
langsung yaitu Poliklinik Paviliun Sakura RSUD A.W. Syahranie
yang terletak di Jalan Palang Merah dan Klinik Islamic Center
Samarinda di Jalan Cendana. Dari hasil tersebut, di dapatkan data fisik
berupa informasi gedung dan ruangan-ruangan yang ada pada gedung
tersebut.
2. Wawancara
Mencari data dengan cara bertanya jawab kepada pihak terkait
yang berada pada lokasi. Pertanyaan diajukan secara langsung, berikut
beberapa pertanyaan terkait yang diajukan sebagai pelengkap data
primer :
• Kebutuhan
• Fungsi ruang
• Fasilitas pelengkap
• Aktivitas kegiatan

3.2.2 Data Sekunder


Data skunder di dapatkan dari sumber literatur baik buku, jurnal,
data pribadi, internet dan lain-lain.
1. Studi Literatur
Berikut beberapa sumber yang menjadi studi literatur tugas
akhir adalah sebagai berikut :
- Data Arsitek Jilid 2, Ernst Neufert

- Pasal-pasal peraturan Menteri Kesehatan RI


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 39
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Pelayanan Kesehatan pada Klinik Pratama Rawat Inap, Listyorini

- Studi Ergonomi pada Aksesibilitas Difable Puskesmas Depok 1


Sleman, Dimas K.Y.

- kbbi.web.id

- dan lain-lain.

2. Studi Perbandingan
Studi perbandingan digunakan sebagai acuan untuk
merancang bangunan dengan batasan-batasan sebagai berikut :
• Sesuai dengan bangunan klinik yang dapat berguna untuk
memenuhi kebutuhan ruang kesehatan, maka terpilihlah klinik
dan apotek di Samarinda.
• Sesuai dengan penekanan yang ditentukan, yaitu pada sirkulasi
ruang dalam didalam gedung klinik dan apotek di Samarinda.
• Menganalisis kekurangan dan kelebihan dari bangunan
pembanding sehingga dapat mendesain sebuah klinik dan
apotek di Samarinda yang baik dan sesuai dengan konsep
perencanaan.
• Menghasilkan ide yang sesuai dan lebih baik untuk
perencanaan yang kurang baik dan menghasilkan ide baru bagi
klinik dan apotek di Samarinda.
3.3 Metode Pengolahan Data
Adapun langkah-langkah dalam metode pengolahan data adalah
sebagai berikut :
1. Membuat analisis perancangan, meliputi :
• Analisis peruangan yang terdiri dari analisis kegiatan, analisis
kebutuhan dan besaran ruang, dan analisis penzoningan.

• Analisis tapak yang terdiri dari analisis pemilihan tapak, analisis


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 40
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

kondisi tapak, analisis matahari, analisis kebisingan, analisis


pencapaian, analisis sirkulasi, analisis view, dan analisis tata hijau
atau vegetasi.

• Analisis bangunan yang terdiri dari analisis gubahan massa,


analisis tampilan bangunan, analisis material bangunan, analisis
struktur bangunan, dan analisis warna bangunan.

• Analisis utilitas yang terdiri dari analisis utilitas lingkungan, dan


analisis utilitas bangunan.

2. Membuat konsep perancangan, meliputi:


• Konsep peruangan

• Konsep tapak

• Konsep bangunan

• Konsep utilitas
3. Membuat transformasi desain sebelum mulai merancang gambar
kerja.
4. Membuat RAB (Rencana Anggaran Bangunan) dan RKS (Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat).

5. Membuat animasi

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 41


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Perancangan


Pada analisis perancangan ini bertujuan untuk mengetahui segala
kegiatan yang terjadi didalam klinik dan apotek di Samarinda dan diperoleh
ruang-ruang yang diperlukan untuk kegiatan dan aktivitas orang yang ada
didalamnya. Berikut analisis pengguna :

KEPALA PIMPINAN KLINIK &


APOTEK

WAKIL KEPALA
PIMPINAN PENGUNJUNG/
PASIEN

SUPERVISOR

KA. BIDANG KA. BIDANG


TATA USAHA LAYANAN MEDIS

- STAFF REKAM - BIDAN - DOKTER UMUM


MEDIS - PERAWAT - DOKTER SPESIALIS
- STAFF AHLI GIZI - PERAWAT - DOKTER SPESIALIS
- JURU MASAK PEMBANTU KANDUNGAN

- STAFF LABORATORIUM KOORD. INSTALASI


ADMINISTRASI
- STAFF KEUANGAN
RADIOLOGI APOTEKER
- STAFF
TRANSFORMASI
- STAFF KEAMANAN GAWAT DARURAT
- STAFF TENAGA TEKNIS
KEBERSIHAN KEFARMASIAN

PEMELIHARAAN
SARANA DAN
PRASARANA

Gambar 4.1
Bagan Struktur User (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 42


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

4.1.1 Analisis Peruangan


a. Analisis Kebutuhan Ruang dan Perzoningan
1. Direktur
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Direktur - Privat
- Bertemu Tamu - R. Tamu - Privat
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.2
Analisis Kebutuhan Ruang Direktur (Penulis, 2018)

2. Wakil Direktur
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Wakil Direktur - Privat
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.3
Analisis Kebutuhan Ruang Wakil Direktur (Penulis, 2018)

3. Penanggung Jawab
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Penanggung Jawab - Privat
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.4
Analisis Kebutuhan Ruang Penanggung Jawab (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 43


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

4. Kepala Bidang Tata Usaha


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Kabid Tata Usaha - Privat
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.5
Analisis Kebutuhan Kepala Bagian Tata Usaha (Penulis, 2018)

5. Staff Administrasi
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Staff Administrasi - Privat
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.6
Analisis Kebutuhan Ruang Staff Admnistrasi (Penulis, 2018)

6. Staff Keuangan
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Staff Keuangan - Privat
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.7
Analisis Kebutuhan Ruang Staff Keuangan (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 44


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

7. Staff Transportasi
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Staff - Semi Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.8
Analisis Kebutuhan Ruang Staff Transportasi (Penulis, 2018)

8. Staff Kebersihan
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - Seluruh Area Klinik dan
Apotek
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.9
Analisis Kebutuhan Ruang Staff Kebersihan (Penulis, 2018)

9. Staff Keamanan
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - Seluruh Area Klinik
dan Apotek
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.10
Analisis Kebutuhan Ruang Staff Keamanan (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 45


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

10. Staff Rekam Medis


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Rekam Medis - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.11
Analisis Kebutuhan Ruang Staff Rekam Medis (Penulis, 2018)

11. Staff Ahli Gizi


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Ahli Gizi - Privat
- Dapur Gizi - Servis
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.12
Analisis Kebutuhan Ruang Staff Ahli Gizi (Penulis, 2018)

12. Juru Masak

Aktivitas Ruang Zona


- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - Dapur Gizi - Servis
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.13
Analisis Kebutuhan Ruang Juru Masak (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 46


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

13. Kepala Bidang Layanan Medis


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Kabid. Layanan - Privat
Medis
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.14
Analisis Kebutuhan Kepala Bagian Layanan Medis (Penulis, 2018)

14. Dokter Umum


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Praktik Dokter - Privat
Umum
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.15
Analisis Kebutuhan Dokter Umum (Penulis, 2018)

15. Dokter Spesialis

Aktivitas Ruang Zona


- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Praktik Dokter - Privat
Spesialis
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.16
Analisis Kebutuhan Dokter Spesialis (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 47


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

16. Perawat/Perawat Pembantu


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Praktik Dokter Umum - Privat
- R. Praktik Dokter Spesialis - Privat
- R. Perawat - Privat
- R. Rawat Inap - Semi Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.17
Analisis Kebutuhan Perawat/Perawat Pembantu (Penulis, 2018)

17. Dokter Spesialis Kandungan


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Praktik Dokter Spesialis - Privat
Kandungan
- R. Operasi - Privat
- Rapat - R. Rapat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.18
Analisis Kebutuhan Dokter Spesialis Kandungan (Penulis, 2018)

18. Bidan
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Praktik Dokter Spesialis - Privat
Kandungan
- R. Bersalin - Privat
- R. Bidan - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.19
Analisis Kebutuhan Bidan (Penulis, 2018)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 48
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

19. Koordinator Instalasi Laboratorium

Aktivitas Ruang Zona


- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Instalasi Laboratorium - Privat
- R. Staff Instalasi - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.20
Analisis Kebutuhan Koordinator Instalasi Laboratorium (Penulis, 2018)

20. Koordinator Instalasi Radiologi

Aktivitas Ruang Zona


- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Instalasi Radiologi - Privat
- R. Staff Instalasi - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.21
Analisis Kebutuhan Koordinator Instalasi Radiologi (Penulis, 2018)

21. Koordinator Instalasi Gawat Darurat


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Unit Gawat Darurat - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.22
Analisis Kebutuhan Koordinator Instalasi Gawat Darurat (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 49


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

22. Koordinator Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Aktivitas Ruang Zona


- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - R. Instalasi Pemeliharaan - Privat
Sarana dan Prasarana
- Seluruh Ruangan di
Klinik dan Apotek
- R. Genset - Servis
- R. Pompa Air - Servis
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.23
Analisis Kebutuhan Koordinator Instalasi Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana (Penulis, 2018)

23. Apoteker
Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - Apotek - Semi Publik
- R. Staff Farmasi - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.24
Analisis Kebutuhan Apoteker (Penulis, 2018)

24. Tenaga Teknis Kefarmasian


Aktivitas Ruang Zona
- Parkir Kendaraan - Area Parkir Karyawan - Servis
- Bekerja - Apotek - Semi Publik
- R. Staff Farmasi - Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.25
Analisis Kebutuhan Tenaga Teknis Kefarmasian (Penulis, 2018)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 50
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

25. Pasien Rawat Jalan

Aktivitas Ruang Zona


- Parkir Kendaraan - Area Parkir Pengunjung - Servis
- Mendaftar - R. Administrasi - Semi Privat
- Menunggu - R. Tunggu - Semi Publik
- Memeriksa Kesehatan - R. Praktik Dokter Umum - Privat
- R. Praktik Dokter Spesialis - Privat
- R. Praktik Dokter Spesialis - Privat
Kandungan
- Membeli Obat - Apotek - Semi Privat
- Istirahat - Kantin - Servis
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.26
Analisis Kebutuhan Pasien Rawat Jalan (Penulis, 2018)

26. Pasien Rawat Inap

Aktivitas Ruang Zona


- Parkir Kendaraan - Area Parkir Pengunjung - Servis
- Mendaftar - R. Administrasi - Semi Privat
- Menunggu - R. Tunggu - Semi Publik
- Memeriksa - R. Praktik Dokter Umum - Privat
Kesehatan - R. Praktik Dokter Spesialis - Privat
- R. Praktik Dokter Spesialis - Privat
Kandungan
- Rawat Inap - R. Rawat Inap - Semi Privat
- Operasi - R. Operasi - Privat
- Bersalin - R. Bersalin - Privat
- Membeli Obat - Apotek - Semi Privat
- Beribadah - R. Wudhu - Servis
- Mushola - Semi Privat
- Metabolisme - Toilet - Servis

Gambar 4.27
Analisis Kebutuhan Pasien Rawat Inap (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 51


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

b. Analisis Kegiatan
a. Staff Rekam Medis

DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME
MELAKUKAN
REKAM MEDIS
IBADAH SESUAI ARAHAN
DARI DOKTER
MAKAN/
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.28
Bagan Kegiatan Staff Rekam Medis (Penulis, 2018)

b. Staff Ahli Gizi


DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME
MENGAWASI JURU
MASAK DAN
IBADAH MENGATUR GIZI
PASIEN
MAKAN/
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.29
Bagan Kegiatan Staff Ahli Gizi (Penulis, 2018)

c. Dokter Umum/Spesialis
DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
IBADAH DAN PENGOBATAN
PENYAKIT UMUM/
SPESIALIS
MAKAN/
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.30
Bagan Kegiatan Dokter Umum/Spesialis (Penulis, 2018)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 52
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

d. Perawat/Perawat Pembantu

DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME MEMBANTU
PEKERJAAN
DOKTER UMUM
IBADAH
DAN DOKTER
SPESIALIS
MAKAN/
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.31
Bagan Kegiatan Perawat/Perawat Pembantu (Penulis, 2018)

e. Dokter Spesialis Kandungan

DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME MELAKUKAN
PEMERIKSAAN,
PENGOBATAN,
IBADAH
DAN MEMBANTU
PERSALINAN
MAKAN/
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.32
Bagan Kegiatan Dokter Spesialis Kandungan (Penulis, 2018)

f. Bidan

DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME MEMBANTU
PEKERJAAN
IBADAH DOKTER SPESIALIS
KANDUNGAN DAN
MEMBANTU
MAKAN/
PERSALINAN
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.33
Bagan Kegiatan Bidan (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 53


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

g. Koordinator Instalasi Laboratorium


DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME
MEMERIKSA DAN
MENELITI SAMPEL
IBADAH DARI PASIEN
SESUAI ARAHAN
MAKAN/ DARI DOKTER
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.34
Bagan Kegiatan Koordinator Instalasi Laboratorium (Penulis, 2018)

h. Koordinator Instalasi Radiologi

DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME MENGAWAS DAN


MELAKUKAN
RONTGEN PASIEN
IBADAH SESUAI ARAHAN
DARI DOKTER
MAKAN/
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.35
Bagan Kegiatan Koordinator Instalasi Radiologi (Penulis, 2018)

i. Koordinator Instalasi Gawat Darurat

DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
IBADAH DAN
PERTOLONGAN
MAKAN/ PERTAMA
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.36
Bagan Kegiatan Koordinator Instalasi Gawat Darurat (Penulis, 2018)
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 54
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

j. Apoteker/Staff Teknis Kefarmasian

DATANG PARKIR MASUK BEKERJA

METABOLISME MELAKUKAN
PENJUALAN DAN
IBADAH MERACIK OBAT
SESUAI ARAHAN
MAKAN/ DARI DOKTER
MINUM

PULANG ISTIRAHAT

Gambar 4.37
Bagan Kegiatan Apoteker/Staff Teknis Kefarmasian (Penulis, 2018)

k. Pasien Rawat Jalan

DATANG PARKIR MASUK MENUNGGU

MAKAN/
METABOLISME IBADAH
MINUM

- MEMERIKSA
KESEHATAN
MEMBELI - BEROBAT
PULANG OBAT

Gambar 4.38
Bagan Kegiatan Pasien Rawat Jalan (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 55


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

l. Pasien Rawat Inap

DATANG PARKIR MASUK MENUNGGU

MAKAN/
METABOLISME IBADAH
MINUM

- MEMERIKSA
KESEHATAN
- BEROBAT
MEMBELI RAWAT - MELAKUKAN
PULANG OBAT INAP PERSALINAN

MELAKUKAN
PEMBEDAHAN/PERSALINAN

Gambar 4.39
Bagan Kegiatan Pasien Rawat Inap (Penulis, 2018)

c. Analisis Besaran Ruang


Dari analisis kegiatan Klinik Medika Pratama tersebut, dapat
disimpulkan besaran ruang yang diperlukan, sebagai berikut :

Tabel 4.1 Tabel besaran ruang


Ukuran Luas
No. Kebutuhan Ruang
(m x m) (m2)
1. Area Parkir - -
2. Pos Satpam 3x4 12
3. Teras 10 x 5 50
4. Taman - -
5. R. Tunggu Rawat Jalan (2 lantai) (5 x 7) x 2 70
6. R. Administrasi 3x3 9
7. R. Rekam Medis 2 x 1,5 3
8. Unit Gawat Darurat 6x6 36
9. R. Tindakan/Observasi 6x6 36
10. R. Obgyn/Bersalin 5x5 25
11. Poli Umum 3x4 12

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 56


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

12. Poli Spesialis (9 unit) (3 x 4) x 9 108


13. Poli Spesialis Kandungan 4x4 16
14. R. Tunggu Apotek 5x7 35
15. Apotek 5x7 35
16. R. Tunggu Rawat Inap 5x7 35
17. R. Rawat Inap 5 x 20 100
18. Lobby 5x7 35
19. R. Kepala Pimpinan 3x3 9
20. R. Waka. Pimpinan 3x3 9
21. R. Supervisor 3x3 9
22. R. Ka. Bidang Tata Usaha 3x3 9
23. R. Tata Usaha 4x5 20
24. R. Ka. Bidang Pelayanan Medis 3x3 9
25. R. Ahli Gizi 3x3 9
26. R. Staff Instalasi 4x5 20
27. R. Radiologi 4x4 16
28. R. Laboratorium 3x4 12
29. R. Perawat/Bidan (2 lantai) (3 x 4) x 2 24
30. R. Staff Farmasi 3x4 12
31. R. Laktasi 3x4 12
32. R. Rapat 5x6 30
33. R. Wudhu 2x3 6
34. Mushola 4x4 16
35. Dapur 3x4 12
36. Pantry 3x4 12
37. R. Cuci/Laundry 3x4 12
38. Kamar Mandi/WC (3 lantai) (3 x 6) x 3 54
39. Kamar Mandi/WC Difabel (3 lantai) (3 x 3) x 3 27
40. Lift (3 lantai) (1,5 x 2) x 3 9
41. Lift Pasien (3 lantai) (2,5 x 3) x 3 22,5
42. Tangga (3 lantai) (3 x 4) x 3 36
43. Tangga Darurat (3 lantai) (2 x 4) x 3 24
44. Gudang Barang 4x4 16
45. Gudang Farmasi 4x4 16
Total 1114,5
(Sumber: Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 57


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Dari analisis tabel kebutuhan ruang Klinik Medika Pratama


tersebut, dapat disimpulkan pembagian kebutuhan ruang dan besaran
ruang yang diperlukan disetiap lantai, sebagai berikut
a. Lantai dasar
Tabel 4.3 Besaran ruang lantai dasar
Ukuran Luas
No. Kebutuhan Ruang
(m x m) (m2)
1. Area Parkir - -
2. Pos Satpam 3x4 12
3. Teras 10 x 5 50
4. Taman - -
5. R. Tunggu Rawat Jalan 5x7 35
6. R. Administrasi 3x3 9
7. R. Rekam Medis 2 x 1,5 3
8. Unit Gawat Darurat 6x6 36
9. R. Tindakan/Observasi 6x6 36
10. R. Obgyn/Bersalin 5x5 25
11. Poli Umum 3x4 12
12. Poli Spesialis (3 unit) (3 x 4) x 3 36

13. Poli Spesialis 4x4 16


Kandungan
14. R. Tunggu Apotek 5x7 35
15. R. Staff Farmasi 3x4 12
16. Apotek 5x7 35
17. R. Perawat/Bidan 3x4 12
18. R. Laktasi 3x4 12
19. R. Wudhu 2x3 6
20. Mushola 4x4 16
21. Kamar Mandi/WC 3x6 18
22. Kamar Mandi/WC Difabel 3x3 9
23. Lift 1,5 x 2 3
24. Lift Pasien 2,5 x 3 7,5
25. Tangga 3x4 12
26. Tangga Darurat 2x4 8
27. Gudang Barang 4x4 16
28. Gudang Farmasi 4x4 16

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 58


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Total 487,5
(Sumber: Penulis, 2018)
b. Lantai 1
Tabel 4.4 Besaran ruang lantai 1
Ukuran Luas
No. Kebutuhan Ruang
(m x m) (m2)
1. R. Tunggu Rawat Jalan 5x7 35
2. Poli Spesialis (6 unit) (3 x 4) x 6 72
3. R. Tunggu Rawat Inap 5x7 35
4. R. Rawat Inap 5 x 20 100
5. Medical Check Up 5x7 35
6. R. Ahli Gizi 3x3 9
7. R. Perawat/Bidan 3x4 12
8. Dapur 3x4 12
9. R. Radiologi 4x4 16
10. R. Laboratorium 3x4 12
11. R. Cuci/Laundry 3x4 12
12. Kamar Mandi/WC 3x6 18
13. Kamar Mandi/WC Difabel 3x3 9
14. Lift 1,5 x 2 3
15. Lift Pasien 2,5 x 3 7,5
16. Tangga 3x4 12
17. Tangga Darurat 2x4 8
Total 407,5

(Sumber: Penulis, 2018)


c. Lantai 2
Tabel 4.5 Besaran ruang lantai 2
Ukuran Luas
No. Kebutuhan Ruang
(m x m) (m2)
1. Lobby 5x7 35
2. R. Kepala Pimpinan 3x3 9
3. R. Waka. Pimpinan 3x3 9
4. R. Supervisor 3x3 9
5. R. Ka. Bidang Tata Usaha 3x3 9
6. R. Tata Usaha 4x5 20
7. R. Ka. Bidang Pelayanan Medis 3x3 9

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 59


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

8. R. Staff Instalasi 4x5 20


9. Pantry 3x4 12
10. Kamar Mandi/WC 3x6 18
11. Kamar Mandi/WC Difabel 3x3 9
12. Lift 1,5 x 2 3
13. Lift Pasien 2,5 x 3 7,5
14. Tangga 3x4 12
15. Tangga Darurat 2x4 8
Total 219,5

(Sumber: Penulis, 2018)

Dari pembagian kebutuhan ruang dan besaran ruang yang


diperlukan disetiap lantai Klinik Medika Pratama tersebut, dapat
disimpulkan matriks, sebagai berikut :

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 60


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Matriks lantai dasar (Penulis, 2018)


Gambar 4.40

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 61


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Matriks lantai 1 (Penulis, 2018)


Gambar 4.41

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 62


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Matriks lantai 1 (Penulis, 2018)


Gambar 4.42

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 63


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

c. Analisis Bubble
• Lantai dasar

Bubble lantai dasar (Penulis, 2018)


Gambar 4.43

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 64


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• Lantai 1

Bubble lantai 1 (Penulis, 2018)


Gambar 4.44

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 65


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• Lantai 2

Bubble lantai 2 (Penulis, 2018)


Gambar 4.45

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 66


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

d. Analisis Blockplan
• Lantai dasar

Blockplan lantai dasar (Penulis, 2018)


Gambar 4.46

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 67


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• Lantai 1

Blockplan lantai 1 (Penulis,


(Penulis, 2018)
2018)
Gambar
Gambar 4.52
4.47
Blockplan lantai 1

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 68


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• Lantai 2

Blockplan lantai 2 (Penulis, 2018)


4.48
Gambar 4.53

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 69


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

4.1.2 Analisis Tapak


a. Analisis pemilihan tapak
1. Dasar Pertimbangan :
• Lokasi sesuai RTRW
• Aksesibilitas lancar
• Pencapaian mudah
• Tingkat kebisingan sedang
• Terdapat infrastruktur jalan
• Terdapat fasilitas umum
• Lokasi yang mudah terlihat
• Terletak didekat area pemukiman
• Dekat dengan pusat kota
• Potensi parkir di bahu jalan
2. Tujuan :
Agar dapat merancang bangunan Klinik Medika Pratama di
Samarinda dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang ada.
3. Alternatif Site :
• Site 1, Jalan Ringroad 2, Samarinda

Gambar 4.49
Analisis tapak site 1 (Google Earth, diakses pada tahun 2018)
Potensi :
- Pencapaian mudah
- Tingkat kebisingan sedang
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 70
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Aksesibilitas lancar
Kendala :
- Jarang dilalui oleh angkutan umum
• Site 2, Jalan P.M. Noor, Samarinda

Gambar 4.50
Analisis tapak site 2 (Google Earth, diakses pada tahun 2018)
Potensi :
- Dekat dengan pusat kota
- Pencapaian mudah
- Tingkat kebisingan sedang
Kendala :
- Polusi udara cukup tinggi
• Site 3, Jalan A.W. Syahranie, Samarinda

Gambar 4.51
Analisis tapak site 3 (Google Earth, diakses pada tahun 2018)

Potensi :

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 71


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Dekat dengan pusat kota


- Pencapaian mudah
- Tingkat kebisingan sedang
Kendala :
- Arus kendaraan ramai

Tabel 4.6 Pemilihan site


No. Dasar Pertimbangan Site 1 Site 2 Site 3
1. Aksesibilitas Lancar 2 2 2
2. Lokasi Sesuai RTRW 3 3 3
3. Pencapaian Mudah 2 3 2
4. Tingkat Kebisingan Sedang 2 1 2
5. Terdapat Infrastruktur 1 3 2
6. Terdapat Fasilitas Umum 1 2 3
7. Terletak didekat area pemukiman 1 3 2
8. Lokasi yang Mudah Terlihat 3 3 3
9. Bebas banjir 3 2 2
10. Dekat dengan pusat kota 2 3 3
11. Potensi Parkir di bahu Jalan 3 2 1

Total 23 27 25
(Sumber: Penulis, 2018)
Keterangan : 1 (Tidak sesuai)
2 (Cukup Sesuai)
3 (Sesuai)

Dari hasil analisis tersebut site yang terpilih adalah site


yang terletak di Jl. P.M. Noor, Samarinda Utara yang
merupakan lokasi yang tepat untuk didirikan Klinik Medika
Pratama karena memiliki potensi yang sesuai dengan judul yang
bersangkutan dan merupakan lokasi yang baik untuk area dan
dapat menarik minat masyarakat.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 72


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

b. Analisis Kondisi Tapak

Gambar 4.52
Analisis tapak site terpilih (Google Earth, diakses pada tahun 2018)

Tabel 4.7 Batas site terpilih


Batas Site Keterangan
Utara Jalan utama, Jl. P.M. Noor, Samarinda
Timur Pemukiman dan pertokoan
Selatan Pemukiman
Barat Jalan Perjuangan
(Sumber: Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 73


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

c. Analisis Lingkungan

Gambar 4.53
Analisis lingkungan (Penulis, 2018)

- Garis Sempadan Jalan (GSJ)


= 1/2 (Lebar Jalan) + 1/4 (Lebar Jalan)
= 1/2 (12 m) + 1/4 (12 m)
=6m+3m
=9m
- Garis Sempadan Bangunan (GSB)
= GSJ + 1/4 (Lebar Jalan)
= 9 m + 1/4 (12 m)
=9m+3m
= 12 m
- Perhitungan koefisien dasar bangunan (kdb)
KDB yang ditentukan 40%, luas area yang dapat dibangun :
KDB x luas tanah = 40% x 3.000 m² = 1.200 m²
sisa lahan = luas site - KDB
= 3.000 m² - 1.200 m²
= 1.800 m²
Sisa lahan yang tidak terbangun akan digunakan sebagai lahan
terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air dan lahan
parkir.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 74
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

d. Analisis Matahari
• Deskripsi

Gambar 4.54
Analisis matahari pada site (Penulis, 2018)

- Site terletak menghadap arah utara dan dikelilingi oleh lahan


kosong dan permukiman dengan tinggi bangunan kurang lebih
3-8 meter.
- Area matahari sore, yaitu area barat harus diperhatikan sehingga
cahaya matahari sore tidak langsung mengenai bangunan.
- Memaksimalkan bukaan bangunan pada area matahari pagi
yaitu area timur.
- Meminimalkan bukaan pada area barat.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 75


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• Respon Desain

Pohon Tabebuya Secondary Skin

Gambar 4.55
Respon desain analisis matahari pada site (Penulis, 2018)

- Meminimalisasikan bukaan pada area site barat


- Menggunakan secondary skin yang menggunakan material
kayu bengkirai dengan finishing dan besi hollow sebagai kulit
kedua, guna menguangi panas matahari yang mengenai
bangunan
- Memilih vegetasi yang tinggi seperti pohon tabebuya sehingga
cahaya matahari sore tidak langsung mengenai area bangunan.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 76


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

e. Analisis Kebisingan
• Deskripsi

Gambar 4.61
Analisis kebisingan pada site (Penulis, 2018)
Keterangan :
: Tingkat kebisingan rendah
: Tingkat kebisingan sedang
: Tingkat kebisingan tinggi
Gambar 4.56
Analisis kebisingan pada site (Penulis, 2018)

- Site terletak diantara jalan utama yaitu jalan P.M. Noor dan
jalan Perjuangan yang mana kedua jalan tersebut cukup padat
dilalui kendaraan sehingga noise yang dihasilkan cukup tinggi.
- Sumber noise terbesar terletak di area Selatan, karena terletak
di pinggir jalan utama.
- Sumber noise sedang terletak di Timur yaitu jalan Perjuangan
dan Barat yaitu permukiman.
- Sumber noise rendah terletak di area Utara.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 77


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• Respon Desain

Bambu Jepang

Meletakkan ruangan yang membutuhkan


ketenangan di bagian tingkat kebisingan
rendah

Gambar 4.57
Respon desain analisis kebisingan pada site (Penulis, 2018)

- Menggunakan pagar sebagai peredam suara bising di area


sumber noise tinggi dan sedang.
- Menjauhkan ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan dari
sumber noise tinggi.
- Memberikan jarak bagi bangunan dari sumber noise tinggi.
- Memberi pohon-pohon sebagai penghalang alami kebisingan,
yaitu pohon bambu jepang pada area noise.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 78


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

f. Analisis Pencapaian
• Deskripsi

Gambar 4.58
Analisis pencapaian pada site (Penulis, 2018)

- Jalur kendaraan pada jalan P. M. Noor merupakan 2 jalur namun


tidak memiliki marka jalan dan trotoar bagi pejalan kaki.
- Jalur kendaraan pada jalan Perjuangan merupakan 2 jalur
kendaraan dan tidak memiliki trotoar karena bukan merupakan
jalan utama.

• Respon Desain

Gambar 4.59
Respon desain analisis pencapaian pada site (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 79


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- ME (Main Enterance) atau jalan masuk utama. ME terletak di


jalan P. M. Noor yang merupakan jalan utama.
- Jalur keluar (Out) terletak pada jalan P.M. Noor.

g. Analisis Sirkulasi
• Deskripsi

Gambar 4.60
Analisis sirkulasi pada site (Penulis, 2018)

- Aktivitas kendaraan tetinggi berada di area jalan P. M. Noor


yang merupakan jalan utama dan jalan Perjuangan.

• Respon Desain

Gambar 4.61
Respon desain analisis sirkulasi pada site (Penulis, 2018
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 80
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Keterangan :
: Parkir motor karyawan
: Parkir motor pengunjung
: Parkir mobil pengunjung
: Parkir mobil karyawan
: Parkir mobil ambulance

- Sirkulasi masuk dan keluar kendaraan di letakkan di area depan


site yang merupakan jalan utama
- Area parkir bangunan di bagi menjadi 2 bagian, yaitu area
parkir karyawan dan area parkir pengunjung.

h. Analisis View
• Deskripsi

Gambar 4.62
Analisis view pada site (Penulis, 2018)

- Utara : View lahan kosong


- Timur : View sekolah dan jalan
- Selatan : View jalan dan ruko
- Barat : View kantor dan jalan

Area disekitar view tidak terlalu memiliki view positif,


namun bangunan sekelilingnya tidak menghalangi dan
mendominasi view site tersebut karena tinggi bangunan kurang lebih
3-8 meter.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 81


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• Respon Desain

Gambar 4.63
Respon desain analisis view pada site (Penulis, 2018)

- Desain berorientasi menghadap ke Jl. P.M. Noor yang


merupakan jalan utama menuju site. Selain itu sebagai
tangkapan visual agar menarik perhatian masyarakat.
- Fasad bangunan di desain dengan unik dan warna yang menarik
sehingga membuat kesan yang baik untuk sebuah Klinik
Medika Pratama.

i. Analisis Vegetasi
• Deskripsi

Gambar 4.64
Analisis vegetasi pada site (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 82


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Memberikan variasi taman sebagai penghias baik di halaman


sehingga memberikan kesan yang indah untuk bangunan.
- Memilih vegetasi yang memiliki fungsi dan variasi yang
berbeda sehingga taman memiliki keindahan.

• Respon Desain

Bambu Jepang
Lavender

Bangunan
Bunga Angsoka Cemara Kipas

Pohon Tabebuya
Rumput
Gajah Mini
Gambar 4.66
Respon desain analisis vegetasi pada site (Penulis, 2018)

– Menempatkan pohon tabebuya dan cemara kipas sebagai


peneduh dan sebagai pengarah jalan.
– Memadukan pohon hias dan tanaman perdu pada taman di area
site
– Memberikan rumput dibeberapa area taman, yaitu rumput gajah
mini.

4.1.3 Analisis Bangunan


a. Analisis Sirkulasi Ruang
Penataan pola sirkulasi dapat menentukan kenyamanan
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 83
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

bagi semua pengguna Klinik Medika Pratama karena terdapat


banyak ruangan dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, akan dilakukan analisis untuk menentukan sirkulasi
apa yang sesuai dengan bangunan Klinik Medika Pratama.
Tabel 4.8 Pemilihan pola sirkulasi
No. Dasar Pertimbangan Linear Radial Spiral Grid Network
1. Kemudahan
aksesibilitas bagi 3 1 2 2 1
pengunjung/ pasien
2. Memecah keramaian
1 2 3 3 1
pengunjung/pasien
3. Permisahan zona
fungsi ruang bersifat 3 2 1 3 2
darurat
4. Pemisahan ruang
kantor dan ruang
2 2 1 3 1
yang boleh diakses
pengunjung/pasien
TOTAL 9 7 7 11 5
(Sumber: Penulis, 2018)

Pola sirkulasi yang akan diterapkan pada bangunan


Klinik Medika Pratama adalah pola sirkulasi linear dan grid.
Kelebihan dari pola sirkulasi linear adalah mudah diakses
terutama bagi pengunjung atau pasien, namun sulit untuk
memecah keramaian. Sedangkan pola sirkulasi grid dapat
memecah keramaian pengunjung atau pasien dan susunan
ruangan yang lebih rapi. Pada bangunan Klinik Medika Pratama
nantinya akan menerapkan penggabungan antar kedua pola
tersebut.

b. Persentase Sirkulasi Ruang Pada Bangunan Klinik Medika


Pratama
Tabel 4.8 Kebutuhan furniture dan persentase sirkulasi ruang
No. Nama Ruang Kebutuhan Furniture Sirkulasi
1. R. Tunggu Rawat Jalan - Bangku : 6 buah
80%
- Bak sampah : 2 buah
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 84
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

2. R. Rekam Medis - Kursi : 4 buah


- Meja : 1 buah 40%
- Lemari : 1 buah
3. Unit Gawat Darurat (UGD) - Ranjang pasien : 3 buah
- Meja : 1 buah 70%
- Kursi : 4 buah
4. R. Tindakan/Observasi - Ranjang pasien : 3 buah
- Meja : 1 buah 70%
- Kursi : 4 buah
5. R. Obgyn/Bersalin - Ranjang pasien : 3 buah
- Meja : 1 buah
60%
- Lemari : 1 buah
- Washtafel : 1 buah
6. Poli Umum - Meja Periksa : 1 buah
- Meja : 1 buah
40%
- Kursi : 3 buah
- Lemari : 1 buah
7. Poli Spesialis (9 unit) - Meja Periksa : 1 buah
- Meja : 1 buah
- Kursi : 3 buah 40%
- Lemari : 1 buah
- Washtafel : 1 buah
8. Poli Spesialis Kandungan - Meja Periksa : 1 buah
- Meja : 1 buah
40%
- Kursi : 4 buah
- Lemari : 1 buah
9. R. Tunggu Apotek - Bangku : 4 buah
80%
- Bak sampah : 1 buah
10. Apotek - Meja : 2 buah
- Kursi : 4 buah
- Rak Display : 4 buah 50%
- Lemari : 4 buah
- Washtafel : 1 buah
11. R. Tunggu Rawat Inap - Bangku : 4 buah
80%
- Bak sampah : 2 buah
12. R. Rawat Inap (3 unit) - Ranjang pasien : 2 buah
- Kursi : 2 buah 50%
- Bedside Cabinet : 2 buah
13. R. Ahli Gizi - Meja : 2 buah
- Kursi : 4 buah 40%
- Lemari : 1 buah
14. R. Radiologi - Meja Periksa : 1 buah
- Kursi : 4 buah
40%
- Lemari : 1 buah
- Alat Radiografi : 1 buah
15. R. Laboratorium - Meja : 2 buah
- Kursi : 2 buah
40%
- Lemari : 2 buah
- Lemari pendingin : 1 buah
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 85
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Washtafel : 1 buah
16. R. Perawat/Bidan - Meja : 2 buah
- Kursi : 4 buah 40%
- Lemari : 1 buah
17. R. Staff Farmasi - Meja : 2 buah
- Kursi : 4 buah 40%
- Lemari : 1 buah
18. R. Laktasi - Ranjang pasien : 1 buah
- Meja : 1 buah
40%
- Kursi : 4 buah
- Washtafel : 1 buah
(Sumber: Penulis, 2018)

c. Analisis Gubahan Massa


Gubahan massa/ bentuk merupakan sesuatu yang ber-
hubungan dengan filosofi bangunan baik dari tampak/ fasad
bangunan atau dari bentukan lainnya yang menjadi sumber
inspirasi bagi bangunan Klinik Medika Pratama.

Berawal dari bentuk segitiga dengan Mengalami pengurangan dan


sudut tumpul penegasan bentuk

Gambar 4.66
Gubahan massa (Penulis, 2018)

Analogi yang digunakan pada bangunan Klinik Medika


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 86
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

Pratama adalah bentukan dari segitiga dengan sudut tumpul.


Bentukan tersebut diambil dari sumber bentukan stetoskop yang
merupakan bagian dari alat pemeriksaan dokter dan mengalami
pengurangan dan penambahan pada satu sisi.

d. Analisis Tampilan Bangunan


Tampilan bangunan akan disesuaikan dengan gaya
arsitektur yang telah dipilih, yaitu gaya international style.
Penggunaan gaya international style diterapkan pada warna dan
material, selain itu bentukan geometris atau bentuk beraturan
akan menjadi ciri khas dari tampilan international style.
ACP motif kayu

Secondary skin
kayu bengkirai

Gambar 4.67
Analisis tampilan bangunan (Penulis, 2018)

e. Analisis Material Bangunan


Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI, tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, dalam
pemilihan material pada suatu klinik juga harus mempunyai
syarat dan kriteria-kriteria tertentu. Berikut kriteria dan contoh
material yang cocok untuk rumah sakit dan klinik.
• Bersih, tidak mengandung racun, tidak berpolusi dan
mudah dalam perawatannya.
• Tidak mudah menyerap air dan debu

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 87


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

• Memiliki sifat akustik yang baik terutama pada kamar


rawat inap.

Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI, tentang


persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, maka material
yang digunakan pada bangunan Klinik Medika Pratama adalah
sebagai berikut :

• Lantai
Material yang digunakan pada ruang tunggu dan
koridor adalah homogenous tile yang sering juga disebut
lantai granit merupakan material penutup lantai yang
terbuat dari bahan-bahan seperti tanah liat, silika, dan
kaolin yang dicampur menjadi satu sehingga menjadi
homogen. Material homogenous tile dibakar dengan suhu
tinggi hingga mencapai 1200 derajat celcius sehingga
menghasilkan material dengan kekuatan yang sangat tinggi.

Gambar 4.68
Homogeneous tile polishing (Penulis, 2018)

• Dinding
Pada bagian luar bangunan, dinding hanya di finishing
dengan cat. Namun pada interior khususnya ruang perawatan
dan laboratorium menggunakan material khusus yang
diterapkan, mengingat ruangan tersebut merupakan ruangan
yang sensitif terhadap noda, maka dari itu dibutuhkannya
material yang mudah dibersihkan, yaitu wallcover yang mana
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 88
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

material ini mudah dibersihkan dan lebih tahan lama.

Gambar 4.69
Wallcover (Penulis, 2018)

• Atap
Material atap yang digunakan adalah cor beton dan
material penutup atap aspal, selain material ini sesuai dengan
karakteristik aktivitas klinik yang membutuhkan perawatan
yang mudah agar pasien dan pengunjung merasa aman dan
nyaman. Berikut beberapa keunggulan material penutup atap
aspal :
1) Lentur, sehingga fleksibel untuk dipasang dan dapat
mengikuti desain atap.
2) Bahan berkarakter kuat, meski lembaran namun tidak
mudah sobek jika terbentur benda lain
3) Tidak mengandung metal berlebihan. Metal memicu
oksidasi bahan menjadi berkarat.

Gambar 4.70
Material penutup atap aspal (Jayawan, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 89


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

f. Analisis Struktur Bangunan


• Kolom Dilatasi
Sistem dilatasi bangunan adalah suatu cara untuk
memisahkan bangunan yang mempunyai lebar panjang lebih
dari 60 m, tujuan ini adalah untuk membagi pusat massa
bangunan, agar bangunan disaat terjadi gempa, bangunan
tersebut stabil, tak tertumpu pada satu pusat massa, dengan
adanya dilatasi pengaruh gempa akan terbagi terhadap pusat
massa bangunan yang lain.
Sistem dilatasi bangunan bertujuan untuk membagi
pusat massa bangunan, agar bangunan disaat terjadi gempa,
bangunan tersebut stabil, tak tertumpu pada satu pusat
massa, dengan adanya dilatasi pengaruh gempa akan terbagi
terhadap pusat massa bangunan yang lain. Pada tugas akhir
ini bagian yang dilakukan dilatasi adalah kolom. Dilatasi
kolom adalah suatu cara memisahkan bangunan yang
panjang, dengan membuat pemisah diantara kolom.
Pemisah ini juga akan terjadi pada fondasi, sloof,
diperlihatkan pada gambar, karena tulangan akat dikaitkan
pada 90 derajat atau 180 derajat. (Saputra, 2017)

Gambar 4.71
Kolom dilatasi (Penulis, 2018)

• Analisis Warna Bangunan


Warna merupakan salah satu hal yang sangat
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 90
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

berhubungan erat dengan bangunan. Warna dapat


memberikan kesan pada sebuah bangunan itu sendiri. Setiap
warna mampu memberikan kesan dan identitsas tertentu
sesuai kondisi sosialnya. Warna memiliki banyak jenis, pada
Klinik Medika Utama ini akan menggunakan warna yang
tidak jauh berbeda pada ruang luar dan ruang dalam.
Pada bagian dalam, mengingat fasilitas kesehatan
membutuhkan warna yang bersifat netral, tenang, dan juga
warna yang tahan lama agar terlindung dari pengaruh buruk
iklim tropis di Indonesia.
Warna putih dipilih berdasarkan warna pada gaya
modern. Warna putih sangat bagus untuk menampilkan atau
menekankan warna lain. Warna putih yang dipilih adalah
warna Brilliant white yang dimiliki oleh Nippon Cat.
Sedangkan warna hijau tosca dipilih sebagai
menambah kesan agar tidak monoton. Warna hijau tosca
yang dipilih adalah warna Aegean Sea yang dimiliki oleh
Nippon Cat.

Gambar 4.72
Warna (Penulis, 2018)

4.1.4 Analisis Utilitas


• Analisis Utilitas Lingkungan
Utilitas lingkungan merupakan hal yang penting dalam
sebuah sistem pada bangunan, utilitas lingkungan membantu
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 91
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

sistem berkerja sebagaimana seharusnya.


- Jaringan Utilitas Air Bersih
Utilitas air bersih merupakan sistem penyediaan air
bersih baik dari PDAM ataupun dari penyimpanan air
lainnya yang di hubungkan kesistem lingkungan.

Gambar 4.73
Jaringan utilitas air bersih (Penulis, 2018)

- Jaringan Utilitas Air Kotor dan Kotoran


Air kotor dan kotoran di tampung di septitank dan
bak control yang kemudian di alirkan ke riol kota setelah
air tersebu dapat di buang ke alur riol kota.

Gambar 4.74
Jaringan utilitas air kotor dan kotoran (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 92


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Jaringan Utilitas Air Hujan


Utilitas air hujan merupakan sistem pembuangan air
hujan yang jatuh pada lingkungan, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya genangan pada lingkungan. Aliran
ini nantinya akan dihubungkan ke riol kota.

Gambar 4.75
Jaringan utilitas air hujan (Penulis, 2018)
- Jaringan utlilitas kebakaran
Sistem penanggulangan kebakaran akan dilakukan
dengan pemberian titik-titik hydrant tongkat pada area
lingkungan.

Gambar 4.76
Jaringan utilitas kebakaran (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 93


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Jaringan utlilitas persampahan


Jaringan pengumpulan sampah pada lingkungan
yang saling tehubung di dalam lingkungan.

Gambar 4.77
Jaringan utilitas persampahan (Penulis, 2018)

• Analisis Utilitas Bangunan


- Jaringan Utilitas Air Bersih
Sumber utama air bersih adalah PDAM. Pendistribusian air
bersih dilakukan melalui pompa air yang dialirkan dari
groundtank, groundtank diisi dari aliran PDAM.

Gambar 4.78
Jaringan utilitas air bersih pada bangunan (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 94


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Jaringan Utilitas Air Kotor dan Kotoran


Air kotor merupakan air bekas atau air buangan yang
berasal dari limbah rumah tangga atau limbah industri,
sedangkan kotoran merupakan air buangan yang
mengandung kotoran manusia.

Gambar 4.79
Jaringan utilitas air kotor dan kotoran pada bangunan (Penulis,
2018)

- Jaringan Utilitas Air Hujan


Air hujan yang jatuh pada bangunan ditampung di dalam
groundtank khusus penampungan yang difungsikan
sebagai air untuk menyiram tanaman.

Gambar 4.80
Jaringan utilitas air hujan pada bangunan (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 95


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

- Jaringan Utilitas Kebakaran

Gambar 4.81
Jaringan utilitas kebakaran pada bangunan (Penulis, 2018)

4.2 Konsep Perancangan


4.2.1 Konsep Peruangan
Konsep peruangan merupakan hasil dari analisis
peruangan, adapun kesimpulan dari konsep peruangan yang ada
pada Klinik Medika Utama adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Konsep peruangan
No. Kebutuhan Ruang Zona
1. Area Parkir Publik
2. Pos Satpam Semi Publik
3. Teras Publik
4. Taman Publik
5. R. Tunggu Rawat Jalan Semi Publik
6. R. Administrasi Semi Privat
7. R. Rekam Medis Semi Privat
8. Unit Gawat Darurat Semi Privat
9. R. Tindakan/Observasi Privat
10. R. Obgyn/Bersalin Privat
11. Poli Umum Privat
12. Poli Spesialis Privat
13. Poli Spesialis Kandungan Privat

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 96


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

14. R. Tunggu Apotek Semi Publik


15. Apotek Semi Publik
16. R. Tunggu Rawat Inap Semi Publik
17. R. Rawat Inap Privat
18. Lobby Semi Publik
19. R. Kepala Pimpinan Privat
20. R. Waka. Pimpinan Privat
21. R. Supervisor Privat
22. R. Ka. Bidang Tata Usaha Privat
23. R. Tata Usaha Privat
24. R. Ka. Bidang Pelayanan Medis Privat
25. R. Ahli Gizi Privat
26. R. Staff Instalasi Privat
27. R. Radiologi Semi Privat
28. R. Laboratorium Semi Privat
29. R. Perawat/Bidan Privat
30. R. Staff Farmasi Privat
31. R. Laktasi Privat
32. R. Rapat Privat
33. R. Wudhu Servis
34. Mushola Semi Publik
35. Pantry Servis
36. R. Cuci/Laundry Servis
37. Kamar Mandi/WC Servis
38. Kamar Mandi/WC Difabel Servis
39. Lift Servis
40. Lift Pasien Servis
41. Tangga Servis
42. Tangga Darurat Servis
43. Gudang Servis
44. Gudang Farmasi Servis
(Sumber: Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 97


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

4.2.2 Konsep Tapak


Konsep tapak merupakan konsep yang akan direncanakan
pada Klinik Medika Utama oleh karena itu dapat disimpulkan
konsep tapak sebagai berikut :
a. Konsep Kondisi Tapak

Tapak merupakan
lahan pemukiman

Merupakan area
yang tidak
berkontur

Terletak di area
pemukiman dan komersil

Gambar 4.82
Konsep kondisi tapak (Penulis, 2018)

Tabel 4.10 Batas site


Batas Site Keterangan
Utara Jalan utama, Jl. P.M. Noor, Samarinda
Timur Pemukiman dan pertokoan
Selatan Pemukiman
Barat Jalan Perjuangan
(Sumber: Penulis, 2018)

Seperti analisis kondisi tapak, analisis matahari, analisis


lingkungan, analisis pencapaian, analisis sirkulasi, analisis
view dan analisis vegetasi.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 98


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

4.2.3 Konsep Gaya Bangunan


Konsep gaya bangunan didapatkan dari hasil analisis
gubahan massa. Konsep bangunan akan menggunakan gaya
arsitektur modern international style yang memiliki ciri arsitektur
khas pada bentuk yang kaku, banyak pengulangan bentuk serta
pemakaian material yang modern. Pengaplikasian warna-warna
netral dan warna yang cukup terang menjadikan bangunan terlihat
modern dan menarik.

Gambar 4.83
Konsep gaya bangunan (Penulis, 2018)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 99


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Klinik Medika Pratama di Samarinda Gusti Hayatus Syifa (15 619 020)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Klinik Medika Pratama merupakan bangunan yang berfungsi
sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Samarinda,
dimana didalamnya terdapat klinik dan apotek sebagai fasilitas utama.
Selain itu, terdapat juga unit gawat darurat (UGD), fasilitas rawat inap,
dan fasilitas penunjang kesehatan lainnya.
Sesuai dengan tema, maka bangunan ini menerapkan penekanan
pada sirkulasi ruang dalam. Sirkulasi ruang dalam dapat diartikan sebagai
tali yang mengikat ruang-ruang suatu bangunan, menjadi saling
berhubungan, sehingga dapat membentuk suatu sirkulasi yang baik bagi
pasien maupun karyawan Klinik Medika Pratama. Sirkulasi ruang dalam
pada klinik ini memiliki sirkulasi yang baik, terpisah antara
pengunjung/pasien dan pasien gawat darurat. Selain itu, terdapat pula
pemisahan ruang tunggu yang terbagi dibeberapa titik sehingga
pasien/pengunjung yang baru tidak kebingungan.

5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan, yaitu :
a. Kepada pihak pemerintah untuk lebih memperhatikan fasilitas
kesehatan khususnya klinik pratama di Kota Samarinda.
b. Kepada masyarakat untuk bisa mendukung dan ikut berpartisipasi
dalam memelihara dan menjaga fasilitas klinik.
c. Kepada mahasiswa untuk bisa menjadikan laporan ini sebagai acuan
atau referensi dalam merancang sebuah klinik dengan penekanan pada
sirkulasi ruang dalam dan gaya bangunan.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR | JURUSAN DESAIN 100


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, D.R.S. & Eni Puji Astuti. (Agustus 2012). Tinjauan Ergonomis
Penerapan Bahan dan Warna Lantai Koridor Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Sarjito Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Saintek, 15 Februari 2018.
https://journal.uny.ac.id/index.php/saintek/article/view/5456
Brunner, T., Nur L.L., Adityastri B.P., Vinike I., Ajeng S.P. (Juni 2013). Kajian
Penerapan Arsitektur Modern pada bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa, and
Wellness Center Bandung. Bandung: Jurnal Reka Raksa, Vol. 1, No. 2, 2
IDTesis Surabaya. (n.d). Medis Dasar sebagai Pertolongan Pertama. 12 Februari
2018. https://idtesis.com/medik-dasar/
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI). (n.d). Apotek. 12
Februari 2018. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/apotek
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI). (n.d). Klinik. 12
Februari 2018. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/klinik
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI). (n.d). Sirkulasi. 12
Februari 2018. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sirkulasi
Klinik Mata Jombang. (n.d). Ruang Konsultasi Dokter. 13 Februari 2018.
http://www.klinikmatajombang.co.id/fasilitas/ruang-konsultasi-dokter/
Listyorini. (Maret 2015). Pelayanan Kesehatan pada Klinik Pratama (Studi Tentang
Penerapan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28/Menkes/Per/1/2011
Tentang Klinik di Kabupaten Cilacap). Purwokerto: Jurnal Idea Hukum, Vol.
1, No. 1, 50-51
Neufert, Ernst (2002). Data Arsitek Jilid 2 (Edisi 33) (Sunarto Tjahjadi & Ferryanto,
penerjemah.). Jakarta: Erlangga.
Purnomo, Y., Hamdil K. & M. Nurhamsyah. (Juni 2011). Studi Perancangan Ulang
Tata Ruang Dalam Gedung Prodi Informatika Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura. Pontianak: Jurnal Teknik Sipil, Vol. 11, No. 1, 81-83
Pynkyawati, T., Shirley W., Fajar A., Rissa R.L., & Dicka P.S.. (Oktober-Desember
2009). Kajian Desain Sirkulasi Ruang Dalam sebagai Sarana Evakuasi
Kebakaran pada Bangunan Hotel Carrcadin Bandung. Bandung: Jurnal Itenas
Rekayasa, Vol. 13, No. 4, 198
Pynkywati, T., Muhammad Alpi G., Riky H., Farid A.. (Desember 2012). Kajian
Desain Sirkulasi Ruang Luar dan Ruang Dalam Bagi Penyandang Cacat pada
Kawasan Banguan Ciwalk (Cihampelas Walk). Bandar Lampung: Jurnal
Arsitektur, Vol. 1, No. 3, 8-9
Rebanas. (n.d). Kamus Kesehatan: Medik Spesialistik. 12 Februari 2018.
https://rebanas.com/kamus/kesehatan/medik-spesialistik
RSIA Permata Hati. (n.d). Ruang Tindakan. 13 Februari 2018.
http://rsiapermatahati.com/?page_id=47
Saputra, Elvis. (April 2017). Analisis Struktur Model Bangunan Sekolah Dasar Di
Daerah Rawan Gempa (Studi Kasus SD Kaligondang, Sumbermulyo,
Bambanglipuro, Bantul). Yogyakarta: Jurnal Teknik Sipil, 15 Juli 2018.
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/10988
Yunizar, Dimas K. (April 2015). Studi Ergonomi pada Aksesibilitas Difable
Puskesmas Depok 1 Sleman (Studi Kasus Puskesmas Depok 1 Sleman).
Yogyakarta: Jurnal Arsitektur Komposisi, Vol. 11, No. 1, 23-26.
LAMPIRAN
U POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

Jalan
P.M. JURUSAN DESAIN
TPS
N oor PROGRAM STUDI
POS ME - 0.65
ARSITEKTUR
SATPAM 7400
OUT PARK
600 IR
PENG MOBIL TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN
UNJU
NG
- 0.65
ARSITEKTUR
- 0.65

870
PARKIR MOBIL
AMBULANCE

KLINIK DAN APOTEK


PARK
IR
PENG MOBIL DI SAMARINDA
UNJU
NG
DROP OUT
PASIEN UGD JUDUL GAMBAR
ME
IN POS
SATPAM
SITUASI
Jalan Perjuangan

TERAS
- 0.05
TERA
S
- 0.05

SKALA NO. LEMBAR


5100

1 : 300
PARKIR MOTOR
PENGUNJUNG

TERA
S
- 0.05

PARKIR MOBIL
KARYAWAN

3500
MENGETAHUI/MENYETUJUI
- 0.45
DOSEN PEMBIMBING I
- 0.45

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II
PARKIR MOTOR
KARYAWAN - 0.45
SUJOKO HASTANTO, S.HUT
IPAL
R. GENSET
NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA
6700

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM. 15 619 020

KETERANGAN
Perm
ukima
n U POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

Ruko
Jalan
P.M. JURUSAN DESAIN
TPS
N oor Sekol
ah PROGRAM STUDI
POS ME - 0.65
ARSITEKTUR
SATPAM 7400
OUT PARK
600 IR
PENG MOBIL TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN
UNJU
NG
- 0.65
ARSITEKTUR
- 0.65

870
PARKIR MOBIL
AMBULANCE

KLINIK DAN APOTEK


PARK
IR
PENG MOBIL DI SAMARINDA
UNJU
NG
DROP OUT
PASIEN UGD JUDUL GAMBAR
ME
IN POS
SATPAM
SITE PLAN
Jalan Perjuangan

- 0.45

TERAS
- 0.05
TERA
S
- 0.05

SKALA NO. LEMBAR


5100

UNIT GAWAT
DARURAT
± 0.00
POLI
UMUM
± 0.00
POLI
SPES
IA
ANAK LIS
± 0.00
1 : 300
PARKIR MOTOR

POLI
PENGUNJUNG

SP
KAND ESIALIS
UNGA TERA
± 0.00 N S
- 0.05
POLI
SPES
IA
GIGI LIS
± 0.00 POLI
AREA SPES
PENY IALIS
IN AKIT
& PEND FORMAS DA
AFTA I ± 0.00 LAM
R. OBSERVASI
± 0.00
± 0.00 RAN PARKIR MOBIL
TOILET
- 0.05
KARYAWAN

3500
R. TU
NG
APOT GU
MENGETAHUI/MENYETUJUI
SAMPAH
KERING EK
± 0.00
SHAFT
- 0.05
R. ADMINISTRASI
± 0.00

TOILET
ELEKTRIKAL
SAMPAH
MEDIS
R. TUNGGU
RAWAT JALAN - 0.45
± 0.00

DOSEN PEMBIMBING I
- 0.05
R. BERSALIN/
OBGYN
± 0.00 APOT
EK
± 0.00
- 0.45 LIFT
PASIEN
R. REKAM MEDIS
+ 0.05

GUDA
ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC
NIP. 197709182002122001
NG FA
RMAS
+ 0.05 I
MUSHOLA R. ST
SHAFT
AFF FA
TOILET TOILET + 0.05 RMAS
- 0.05 + 0.05 I
WANITA PRIA
R. PERAWAT/ R. LAKTASI/ TOILET R. WUDHU R. WUDHU
- 0.05 - 0.05
BIDAN YSIZE
XSIZE
YSIZE
XSIZE

NURSERY DIFABEL WANITA PRIA


± 0.00 ± 0.00
GUDANG BARANG - 0.05 - 0.05 - 0.05
± 0.00

DOSEN PEMBIMBING II

iman
PARKIR MOTOR
KARYAWAN - 0.45
SUJOKO HASTANTO, S.HUT
IPAL
NIP. 197001232002121001

Permuk
R. GENSET

NAMA MAHASISWA
6700

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM. 15 619 020

KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

B-B JURUSAN DESAIN


4474

374 400 200 200 400 100 400 200 200 300 300 700
A-A

300
PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR
400 A-A
GUDANG BARANG

200
R. WUDHU R. WUDHU R. LAKTASI/ R. PERAWAT/ ± 0.00
TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN

XSIZE
YSIZE
300

PRIA WANITA TOILET NURSERY BIDAN YSIZE


XSIZE

TOILET TOILET

YSIZE
XSIZE
- 0.05 - 0.05 ± 0.00
DIFABEL ± 0.00
PRIA
- 0.05
SHAFT
- 0.05
WANITA
- 0.05
- 0.05 ARSITEKTUR
R. ST GUDA
AFF F NG F XSIZE
YSIZE

ARMA AR
+ 0.05 MASI

300
+ 0.0 SI
5
XSIZE
YSIZE

MUSHOLA
+ 0.05
KLINIK MEDIKA PRATAMA
XSIZE
YSIZE

XSIZE
YSIZE
XSIZE
YSIZE

DI SAMARINDA
450
1250

R. REKAM MEDIS R. BERSALIN/


XSIZE
YSIZE
APOT
± 0.0
0
EK
+ 0.05 OBGYN
± 0.00
JUDUL GAMBAR

500
TOILET
- 0.05
SAMPAH
R. TUNGGU MEDIS
ELEKTRIKAL XSIZE
YSIZE

RAWAT JALAN
± 0.00 R. ADMINISTRASI
± 0.00
DENAH LT. DASAR
500

SHAFT
- 0.05

2250
R. TU
NG
APOT GU JANITOR
EK
± 0.00

SKALA NO. LEMBAR


PRIMEDIC
Defi-Monitor
TOILET
- 0.05
APEX

500
POLI
PENY
DALA AKIT
M
± 0.00 R. OBSERVASI
XSIZE
YSIZE

POLI AREA INFORMASI


GIG PRIMEDIC
Defi-Monitor

± 0.00
± 0.00 I & PENDAFTARAN
APEX

YSIZE
XSIZE

± 0.00
XSIZE
YSIZE

TERA
S POLI
- 0.05 K ANDU
N
± 0.00 GAN
XSIZE
YSIZE

1 : 200
XSIZE
YSIZE

XSIZE
YSIZE

XSIZE
YSIZE

XSIZE
YSIZE

TOILET
POLI - 0.05
ANA POLI
± 0.00 K UMU
± 0.0 M
0
XSIZE
YSIZE

KOPE
RA
± 0.00 SI

600
XSIZE
YSIZE

UNIT GAWAT
DARURAT
YSIZE
XSIZE
MENGETAHUI/MENYETUJUI
± 0.00

DOSEN PEMBIMBING I
XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE

700
TERA
S
210 - 0.05
TERAS
400 - 0.05
ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC
400
NIP. 197709182002122001
500

350
400

400
DOSEN PEMBIMBING II
300
300

800 SUJOKO HASTANTO, S.HUT


300 700 NIP. 197001232002121001
5110

B-B NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


DENAH LANTAI DASAR NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

B-B JURUSAN DESAIN


4474

374 400 200 200 400 100 400 200 200 300 300 700
A-A

300
PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR
400 A-A
XSIZE
YSIZE

AREA JEMUR

200
R. CUCI
R. AHLI GIZI R. LAKTASI/ R. BAYI + 3.95 + 3.90
TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN
300

YSIZE
XSIZE

+ 4.00 TOILET TOILET NURSERY + 4.00


YSIZE
XSIZE

TOILET DIFABEL ± 0.00

ARSITEKTUR
YSIZE
XSIZE

PRIA WANITA
DAPUR GIZI + 3.95 SHAFT + 3.95
- 0.05 - 0.05
+ 4.00

300
R. LA
BORA
TO
+ 4.00 RIUM
R. RA
KLINIK MEDIKA PRATAMA
DIOL
O
+ 4.00 GI
XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE
XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE

DI SAMARINDA
450
1250

R. PERAWAT/
BIDAN
+ 4.00
R. RAWAT INAP JUDUL GAMBAR
XSIZE
YSIZE

+ 4.00

500
SAMPAH TOILET
R. TUNGGU RAWAT
XSIZE
YSIZE

XSIZE
YSIZE

ELEKTRIKAL XSIZE
YSIZE

+ 3.95

YSIZE
XSIZE
YSIZE
XSIZE

MEDIS
JALAN
R. ST
AFF
+ 4.00
DENAH LT. 1
500

+ 4.0 R. TU R. REKAM SHAFT


0 N
INST GGU
+ 3.95

2250
MEDIS
ALAS + 4.00
+ 4.0 I JANITOR
0
TOILET
+ 3.95

SKALA NO. LEMBAR

500
POLI
SYAR
+ 4.0 AF
XSIZE
YSIZE

0 R. RAWAT INAP
POLI + 4.00
P
PERN ARU &
XSIZE
YSIZE

XSIZE
YSIZE

AFAS
+ 4.00 AN
POLI
PEMB JANTUNG
XSIZE
YSIZE

300 ULUH
D
&
+ 4.00 ARAH XSIZE
YSIZE

1 : 200
XSIZE
YSIZE

400 POLI
TH
+ 4.0 T
XSIZE
YSIZE

0 TOILET
210 XSIZE
YSIZE

POLI + 3.95
MAT
400 + 4.0 A
0
XSIZE
YSIZE

POLI
KUL
400 + 4.00 IT

600
XSIZE
YSIZE

R. RAWAT INAP
+ 4.00
500 XSIZE
YSIZE

MENGETAHUI/MENYETUJUI
400

400
DOSEN PEMBIMBING I
XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE

400

700

300 700
ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC
NIP. 197709182002122001
5110

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

B-B NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


DENAH LANTAI 1 NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

B-B JURUSAN DESAIN


4474

374 400 200 200 400 100 400 200 200 300 300 700
A-A

300
PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR
400 A-A
XSIZE
YSIZE

GUDANG BERKAS

200
R. LAKTASI R. ISTIRAHAT + 8.05
TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN
300

TOILET TOILET & PERAWAT/BIDAN


TOILET WANITA NURSERY + 8.00
DIFABEL
PRIA
+ 7.95
SHAFT
+ 7.95
+ 7.95 + 7.95 + 8.00
ARSITEKTUR

300
R. RAPAT KLINIK MEDIKA PRATAMA
+ 8.05
XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE
XSIZE
YSIZE XSIZE
YSIZE

DI SAMARINDA
450
1250

LIFT
YSIZE
XSIZE

JUDUL GAMBAR
YSIZE
XSIZE

PASIEN

500
AREA TANDON
R. TATA USAHA
+ 8.00 SAMPAH
+ 8.00
XSIZE
YSIZE

ELEKTRIKAL
MEDIS

DENAH LT.2
500

R. KA.
XSIZE
YSIZE

TATA USAHA SHAFT


+ 7.95

2250
+ 8.00

JANITOR

LOBBY
SKALA NO. LEMBAR

YSIZE
XSIZE
YSIZE
XSIZE

+ 8.00

500
ATAP COR DAK
+ 8.00
XSIZE
YSIZE

R. STAFF INSTALASI
+ 8.00 XSIZE
YSIZE
ROOF GARDEN
XSIZE
YSIZE

+ 8.00
700 R. KA. BIDANG
XSIZE
YSIZE

PELAYANAN
1 : 200

TERAS
+ 7.95
+ 7.85
+ 7.75
MEDIS
+ 8.00
210

XSIZE
YSIZE
R. KE
PA

600
R. SUPERVISOR PIMPI LA
NAN
1200 + 8.00 + 8.00
R. W

MENGETAHUI/MENYETUJUI
A
PIMPI KA
XSIZE
YSIZE

NAN
XSIZE
YSIZE
+ 8.00

XSIZE
YSIZE

400
DOSEN PEMBIMBING I
300

700

300 700
ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC
NIP. 197709182002122001
5110

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

B-B NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


DENAH LANTAI 2 NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
..\Downloads\Politeknik_Negeri_Samarinda.svg.png

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

TAMPAK DEPAN

SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


TAMPAK DEPAN NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
..\Downloads\Politeknik_Negeri_Samarinda.svg.png

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

TAMPAK BELAKANG

NO. LEMBAR SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


TAMPAK BELAKANG NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
..\Downloads\Politeknik_Negeri_Samarinda.svg.png

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

TAMPAK SAMPING KANAN

SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


TAMPAK SAMPING KANAN NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
..\Downloads\Politeknik_Negeri_Samarinda.svg.png

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

TAMPAK SAMPING KIRI

SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


TAMPAK SAMPING KIRI NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


+ 13.20 DI SAMARINDA
PENUTUP ATAP ASPAL
+ 12.00 RANGKA ATAP BAJA RINGAN
RINGBALK 15/20
JUDUL GAMBAR

TOILET R. LAKTASI R. SERBA

+ 8.00
R. RAPAT
+ 4.00
TOILET
+ 7.95
SHAFT
+ 8.00
TOILET
+ 7.95
DIFABEL
+ 7.95
& NURSERY
+ 8.00
GUNA
+ 8.00
TANGGA
+ 8.00 POTONGAN A-A
PLAFOND GYPSUM
PAS. BATU BATA TANGGA
DARURAT
+ 6.00

SKALA NO. LEMBAR


TOILET R. LAKTASI
DAPUR GIZI R. AHLI GIZI TOILET SHAFT TOILET DIFABEL & NURSERY GUDANG TANGGA
+ 4.00 KOLOM 40/40
+ 4.00 + 4.00 + 3.95 + 4.00 + 3.95 + 3.95 + 4.00 + 4.00 + 4.00

BALOK 60/30
TANGGA
DARURAT
+ 2.00

TOILET R. LAKTASI R. PERAWAT/


R. WUDHU R. WUDHU
MUSHOLA PRIA WANITA TOILET SHAFT TOILET DIFABEL & NURSERY BIDAN TANGGA
+ 0.05 - 0.05 - 0.05 - 0.05 ± 0.00 - 0.05 - 0.05 ± 0.00 ± 0.00 ± 0.00

MENGETAHUI/MENYETUJUI
- 1.90
KERAMIK
SPESI DOSEN PEMBIMBING I
PASIR
TANAH URUG
PONDASI FOOTPLATE 150x150
MINIPILE 20x20
ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC
NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


POTONGAN A-A NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


+ 15.40 ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


PENUTUP ATAP ASPAL
DI SAMARINDA
+ 12.00 RANGKA ATAP BAJA RINGAN
RINGBALK 15/20
JUDUL GAMBAR

R. SERBA

+ 8.00
GUNA
+ 8.00
CORE
+ 8.00
LOBBY
± 0.00 POTONGAN B-B
PLAFOND GYPSUM
PAS. BATU BATA

SKALA NO. LEMBAR


GUDANG CORE LOBBY
+ 4.00 KOLOM 40/40
+ 4.00 + 4.00 + 4.00

BALOK 60/30

R. PERAWAT/
BIDAN CORE LOBBY
± 0.00 ± 0.00 ± 0.00

MENGETAHUI/MENYETUJUI
- 1.90
KERAMIK
SPESI DOSEN PEMBIMBING I
PASIR
TANAH URUG
PONDASI FOOTPLATE 150x150
MINIPILE 20x20
ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC
NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


POTONGAN B-B NIM. 15 619 020
SKALA 1 : 200
KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

PERSPEKTIF EKSTERIOR
KAWASAN

SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM. 15 619 020

KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

PERSPEKTIF EKSTERIOR
BANGUNAN

SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM. 15 619 020

KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

PERSPEKTIF EKSTERIOR
BANGUNAN

SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM. 15 619 020

KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

PERSPEKTIF INTERIOR

SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM. 15 619 020

KETERANGAN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gn. Lipan 75131
Telp. (0541) 260588, Fax. 260355
SAMARINDA

JURUSAN DESAIN

PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR D-III TEKNIK DESAIN


ARSITEKTUR

KLINIK MEDIKA PRATAMA


DI SAMARINDA

JUDUL GAMBAR

PERSPEKTIF EKSTERIOR
BANGUNAN

SKALA NO. LEMBAR

1 : 200

MENGETAHUI/MENYETUJUI

DOSEN PEMBIMBING I

ZAKIAH HIDAYATI, S.T., M.SC


NIP. 197709182002122001

DOSEN PEMBIMBING II

SUJOKO HASTANTO, S.HUT


NIP. 197001232002121001

NAMA MAHASISWA

GUSTI HAYATUS SYIFA


NIM. 15 619 020

KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai