Disusun oleh:
Rizky Fauzan
22-2015-182
Oleh :
Rizky Fauzan
22 2015 182
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah dipergunakan dalam rangka penyusunan naskah Tugas Akhir pada program
pendidikan sarjana, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Rizky Fauzan
i
ANALYSIS OF THE IMPACT OF THE FLUID VISCOUS DAMPER POSITION
PATTERN TO STRUCTURAL RESPONSE OF A 12 STOREY BUILDING (Rizky
Fauzan, NRP 22 2105 182, Pembimbing Erma Desmaliana, S.T., M.T. Ko-
Pembimbing Amatulhay Pribadi, S.T., M.T., Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Bandung.
ABSTRAK
Fluid Viscous Damper merupakan salah satu alat peredam gempa yang tergolong dalam
alat seismik pasif. Tujuan pemasangan FVD adalah untuk memperkecil respon simpangan
struktur dan getaran yang timbul karena adanya beban dinamis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keefektifan penempatan pola FVD yang di gunakan pada bangunan
tingkat 12 lantai. Analisis struktur dilakukan dengan metode time history menggunakan
bantuan software ETABS v.16.0.3. Pada periode getar alami struktur, pola B mengalami
reduksi paling besar yaitu 23,126%, simpangan antar lantai untuk semua pola memenuhi
simpangan antar lantai izin sebesar 80 mm. Hasil perhitungan ragam getar pada ketiga
pola penempatan FVD memenuhi syarat paling kecil 90%. Dari hasil analisis pola B
merupakan pola penempatan FVD yang paling efektif.
Kata kunci: Fluid viscous damper, metome ragam riwayat waktu, waktu getar, simpangan
antar lantai.
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan berkat-
Nya hingga selesainya tugas akhir ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH POLA
PENEMPATAN FLUID VISCOUS DAMPER TERHADAP RESPON STRUKTUR
DAMPER TERHADAP RESPON STRUKTUR GEDUNG 12 LANTAI”. Tugas
Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Program Pendidikan Sarjana pada Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi
Nasional, Bandung.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis menyadari dalam menyelesaikan
laporan Tugas Akhir ini tidak semata-mata hasil usaha pribadi, tetapi penulis telah dibantu
oleh banyak pihak. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat, rezeki, kekuatan, kesehatan,
kasih sayang dan ilmu yang bermanfaat sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyususnan Tugas Akhir ini.
2. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan do’a,
dukungan dan motivasi penuh dalam setiap kegiatan akademis penulis.
3. Ibu Erma Desmaliana, S.T., MT. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
4. Ibu Amatulhay Pribadi, S.T., M.T. selaku dosen ko-pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
5. Bapak Bernardinus Herbudiman, S.T., M.T. dan Ibu Nurlaeli Hajati, S.T., M.T.
selaku dosen penguji yang telah mengarahkan, memberikan wawasan lebih dan
masukan kepada penulis.
6. Ibu Fransiska Yustiana, S.T.,M.T. selaku dosen wali yang selalu memberikan
motivasi selama ,emgerjakan Tugas Akhir ini.
7. Bapak Dr. techn. Indra Noer Hamdhan S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Institut Teknologi Nasional Bandung yang telah memberikan masukan dan saran
selama masa perkuliahan.
ii
iii
8. Ibu Yessi Nirwana Kurniadi, S.T., M.T., Ph.D selaku Ketua Program Studi Jurusan
Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung beserta staf-staf pengajar.
9. Diandra Tira Fadlisha selaku partner dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman HMS 2015 Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung.
11. Keluarga Himpunan Mahasiswa Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung.
12. Seluruh pihak yang secara langsung atau tidak langsung turut membantu dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan sehubungan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan penulis dapat
lebih baik di masa yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 2
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 4
2.1 Umum ........................................................................................................... 4
2.2 Prinsip Sistem Fluid Viscous Damper (FVD) ............................................... 5
2.2.1 Bagian-Bagian Fluid Viscous Damper .............................................. 7
2.2.2 Kekauan pada Fluid Viscous Damper ............................................... 9
2.2.3 Perbandingan Gaya pada Fluid Viscous Damper .............................. 9
2.3 Metode Analisis Time History ...................................................................... 10
2.4 Respons Spektrum ........................................................................................ 10
2.5 Standar yang Digunakan dalam Penelitain ................................................... 11
2.6 Data yang Digunakan dalam Penelitian ........................................................ 11
2.6.1 Pembebeanan .................................................................................... 11
2.6.2 Kombinasi Pembebanan ................................................................... 12
2.6.3 Kategori Risiko Bangunan dan Faktor Keutamaan Gempa .............. 12
2.6.4 Pemilihan Sistem Struktur ................................................................ 14
2.6.5 Periode Fundamental Pendekatan ..................................................... 15
2.6.6 Gaya Gesr Dasar Seismik ................................................................. 16
2.6.7 Simpangan Antar Lantai ................................................................... 16
2.7 Pemodelan Struktur....................................................................................... 17
2.7.1 Model Penempatan FVD Pola A ...................................................... 17
iv
v
v
vi
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
Gambar 4.12 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola A arah Y ........................................................................................ 68
Gambar 4.13 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola B arah X ........................................................................................ 70
Gambar 4.14 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola B arah Y ........................................................................................ 71
Gambar 4.15 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola C arah X ........................................................................................ 73
Gambar 4.16 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola C arah Y ........................................................................................ 74
Gambar 4.17 Gaya Dalam Elemen Struktur Balok .................................................... 75
Gambar 4.19 Gaya Dalam Elemen Struktur Kolom ................................................... 75
Gambar 4.20 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 ......................................................................................... 76
Gambar 4.21 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan D-D ....................................................................................... 76
Gambar 4.22 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D ............................................................................................ 76
Gambar 4.23 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 ......................................................................................... 76
Gambar 4.24 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan D-D ....................................................................................... 77
Gambar 4.25 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D ............................................................................................ 77
Gambar 4.26 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 ......................................................................................... 77
Gambar 4.27 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan D-D ....................................................................................... 77
Gambar 4.28 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D ............................................................................................ 78
Gambar 4.29 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 ......................................................................................... 78
viii
ix
Gambar 4.30 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan D-D ....................................................................................... 78
Gambar 4.31 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D ............................................................................................ 78
Gambar 4.32 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 ......................................................................................... 79
Gambar 4.33 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan D-D ....................................................................................... 79
Gambar 4.34 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D ............................................................................................ 79
Gambar 4.35 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 ......................................................................................... 79
Gambar 4.36 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan D-D ....................................................................................... 80
Gambar 4.37 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D ............................................................................................ 80
Gambar 4.38 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 ......................................................................................... 80
Gambar 4.39 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan D-D ....................................................................................... 80
Gambar 4.40 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D ............................................................................................ 81
Gambar 4.41 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 ......................................................................................... 81
Gambar 4.42 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan D-D ....................................................................................... 81
Gambar 4.43 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D ............................................................................................ 81
Gambar 4.44 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 ......................................................................................... 82
Gambar 4.45 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan D-D ....................................................................................... 82
ix
x
Gambar 4.46 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D ............................................................................................ 82
Gambar 4.47 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 ......................................................................................... 82
Gambar 4.48 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan D-D ....................................................................................... 83
Gambar 4.49 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D ............................................................................................ 83
Gambar 4.50 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 ......................................................................................... 83
Gambar 4.51 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan D-D ....................................................................................... 83
Gambar 4.52 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D ............................................................................................ 84
Gambar 4.53 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 ......................................................................................... 84
Gambar 4.54 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan D-D ....................................................................................... 84
Gambar 4.55 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D ............................................................................................ 84
Gambar 4.56 Perbandingan P-M-M Rasio Column pada Setiap Struktur .................. 85
x
xi
DAFTAR TABEL
xi
xii
xii
xiii
Tabel 4.52 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Respons Spektrum
arah X ........................................................................................................ 63
Tabel 4.53 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Respons Spektrum
arah Y ........................................................................................................ 64
Tabel 4.54 Simpangan antar Lantai pada Gempa El-centro arah X ............................. 65
Tabel 4.55 Simpangan antar Lantai pada Gempa El-centro arah Y ............................. 66
Tabel 4.56 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa El-Centro
arah X ........................................................................................................ 66
Tabel 4.57 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa El-Centro
arah Y ........................................................................................................ 67
Tabel 4.58 Simpangan antar Lantai pada Gempa Chi-chi arah X................................ 68
Tabel 4.59 Simpangan antar Lantai pada Gempa Chi-chi arah Y................................ 69
Tabel 4.60 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa
Chi-chi arah X ........................................................................................... 69
Tabel 4.61 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa
Chi-chi arah Y ........................................................................................... 70
Tabel 4.62 Simpangan antar Lantai pada Gempa Norhtridge arah X .......................... 71
Tabel 4.63 Simpangan antar Lantai pada Gempa Norhtridge arah Y .......................... 72
Tabel 4.64 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa Northridge
arah X ....................................................................................................... 72
Tabel 4.65 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa Northridge
arah Y ........................................................................................................ 73
Tabel 4.66 Perbandingan Output dari Pola Penempatan FVD ....................................... 8
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
deformasi lantai didominasi oleh perilaku deformasi geser pada tiap lantai, maka
penambahan alat damper pada lantai atas bangunan bertingkat tinggi mungkin akan
menjadi kurang efektif dalam meredam deformasi dari bangunan. Pola penempatan yang
di gunakan pada penelitian sebelumnya lebih dominan pada lantai bawah, oleh karena itu
pada penelitian ini akan mengunakan pola dominan pada lantai bawah, tengah dan lantai
atas untuk membuktikan keefektifan pola penempatan FVD.
2
3
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Umum
Suatu bangunan yang baik pada daerah yang terletak berdekatan dengan daerah
pertemuan lempengan benua seperti di Indonesia hendaknya didesain terhadap
kemungkinan beban gempa yang akan terjadi di masa yang akan datang yang waktunya
tidak dapat diketahu secara pasti. Berikut yang termasuk bangunan tahan gempa adalah:
1. Apabila terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik
pada komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh,
kaca pecah dan sebagainya) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan
balok retak, pondasi amblas, dan lainnya).
2. Apabila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada
komponen non-strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh rusak.
3. Apabila terjadi gempa kuat, bangunan boleh mengalami kerusakan baik
komponen non struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa
penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup
waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar/mengungsi ketempat aman.
Sulit untuk menghindari kerusakan bangunan akibat gempa, bila digunakan
perencanaan konvensional, karena hanya bergantung pada kekuatan komponen struktur
itu sendiri, serta perilaku respon pasca elastisnya.
Jadi, bangunan yang dirancang secara konvensional harus mampu berdeformasi
inelastik, dengan kata lain bangunan harus berperilaku daktail. Namun, kinerja bangunan
pada level operasional merupakan tujuan utama bagi beberapa tipe bangunan seperti:
-Bangunan yang berhubungan dengan fasilitas keadaan darurat (rumah sakit,
pembangkit listrik, telekomunikasi).
-Bangunan dengan komponen atau bahan yang beresiko tinggi terhadap makhluk
hidup (fasilitas nuklir, bahan kimia).
- Bangunan yang berhubungan dengan orang banyak (apartemen, perkantoran,
hotel).
- Bangunan yang berhubungan dengan pertahanan Negara.
- Bangunan yang memiliki komponen dan peralatan elektronik yang mahal.
- Bangunan/museum/monumen/ yang berhubungan dengan sejarah.
4
5
5
6
6
7
Jika pada struktur dipasang fluid viscous damper, gaya redaman akan sama
dengan nol pada saat defleksi maksimum, karena kecepatan stroke sama dengan nol dan
kemudian berbalik arah. Saat kolom berbalik arah ke posisi semula, akan menyebabkan
menjadikan kecepatan stroke menjadi maksimum atau gaya redamannya menjadi
maksimum. Pada posisi kolom normal, tegangan kolom adalah minimum. Dengan
demikian penggunaan fluid viscous damper sebagai alat peredam struktur, tidak akan
meningkatkan beban pada kolom akibat gaya yang dikeluarkan fluid viscous damper,
karena saat terjadi gempa dan gaya damper maksimum, tegangan kolom justru minimum.
Beberapa kelebihan fluid viscous damper adalah :
1. Dapat mereduksi tegangan, gaya geser dan defleksi pada struktur.
2. Bekerja secara pasif (tidak membutuhkan peralatan atau sumber daya dalam
penggunaannya).
3. Dapat bekerja dengan tekanan fluida lebih tinggi, sehingga bentuknya
semakin kecil dan praktis.
Gambar 2.3 Aplikasi Penggunakan Fluid Viscous Damper pada Bangunan Gedung
(sumber : en.wikiversity.org)
7
8
1. Piston Rod
Dikarenakan piston rod relatif ramping dan harus menahan beban kolom, biasanya
piston rod dibuat dari material baja mutu tinggi. Stainless steel lebih dipilih untuk
digunakan karena korosi pada permukaan piston rod dapat menyebabkan fluid
viscous damper tidak berfungsi.
2. Cylinder
Cylinder berisi media cairan, dan harus menerima tekanan ketika FVD beroperasi.
Cylinder biasanya terbuat dari pipa-pipa baja. Konstruksi las dan cor tidak
diizinkan untuk cylinder damper, mengingat kekhawatiran akan umur kelelahan
dan retak tegang.
3. Fluid
Cairan yang digunakan adalah cairan yang tahan api, tidak beracun, mempunyai
temperatur yang stabil, dan tahan lama. Satu-satunya cairan yang memenuhi
semua kriteria tersebut adalah jenis silicone. Silicone yang digunakan memiliki
titik nyala (flashpoint) lebih dari 340°C, cairan silicone yang digunakan pada
peredam ini sebenarnya identik dengan silicone yang umum digunakan dalam
kosmetik seperti krim tangan dan wajah.
4. Seal
Seal yang digunakan pada fluid viscous damper harus mampu berfungsi minimal
25 tahun tanpa memerlukan pergantian secara periodik. Kebanyakan damper
menggunakan seal dinamik pada permukaan piston rod, dan seal statik dimana
ujung penutup atau penahan seal melekat ke cylinder.
5. Piston Head
8
9
Piston head melekat pada piston rod, dengan membagi cylinder kedalam dua
ruang tekan. Piston Head berfungsi untuk mendorong cairan (fluid) melalaui
orifices yang berada didalam, sehingga menghasilkan tekanan redaman.
6. Seal Retainer
Digunakan untuk menutup dan membuka ujung cylinder.
7. Accumulator
Fungsi dari Accumulator adalah untuk mengkontrol laju pergerakan piston rod
masuk dan keluar peredam selama bekerja. Fungsi lainnya adalah untuk
menyeimbangkan temperatur dan penyusutan cairan (fluid).
8. Orifices
Aliran bertekanan dari cairan melalui piston head diatur oleh Orifice.
2.2.2 Kekakuan pada Fluid Viscous Damper
Menurut Douglas P.Taylor, kekakuan dari fluid viscous damper dapat dilihat pada
persamaan 2.1.
𝐴𝐸
𝐾= (2.1)
𝐿
dimana,
𝐾 = kekakuan fluid viscous damper (kg/m),
𝐴 = luas selimut fluid viscous damper (m2),
𝐸 = modulus elastisitas (kg/m2),
𝐿 = panjang fluid viscous damper (m).
dimana,
9
10
𝐹𝑑 = gaya peredam,
𝐶 = konstanta peredam,
𝑥̇ = kecepatan dari ujung ke ujung elemen,
𝛼 = koefisien kecepatan peredam.
Koefisien α merupakan eksponen yang memiliki nilai spesifik dalam rentang 0,3
sampai 1,0. Rentang nilai α untuk bangunan dengan design seismic adalah 0,4 sampai 0,5.
Nilai koefisien α mempengaruhi kelinieran gaya peredam, peredam dengan α = 1, disebut
viscous damper linier yang mana gaya peredam berbanding lurus dengan kecepatan,
sedangkan damper dengan α > 1 dan α < 1 disebut viscous damper non-linier, yang efektif
untuk meminimalkan guncangan dengan kecepatan tinggi.
Akselerogram gempa masukan yang ditinjau dalam analisis respon dinamik linier
dan non-linier riwayat waktu, harus diambil dari rekaman gerakan tanah akibat gempa
yang didapat di suatu lokasi yang mirip kondisi geologi, topografi dan seismotektoniknya
dengan lokasi tempat struktur bangunan gedung yang ditinjau berada. Pada analisis ini
10
11
𝐼
Faktor skala yang digunakan = 𝑔 × 𝑅𝑒 (2.4)
dimana:
𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2),
𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa, dicantumkan pada Tabel 2.2,
𝑅 = koefisien modifikasi respons, dicantumkan pada Tabel 2.3.
11
12
2.6.1 Pembebanan
Pembebanan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pembebanan
berdasarkan SNI 1727:2013 tentang Beban minimun untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain. Beban yang digunakan antara lain:
a. Beban Hidup (LL)
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban
mati. Pemilihan beban hidup pada perencanaan struktur adalah berdasarkan dari fungsi
bangunannya. Beban hidup yang digunakan dalam penelitian ini adalah beban hidup yang
digunakan untuk bangunan perkantoran.
b. Beban Mati (DL)
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan, termasuk
segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu kesatuan dengannya. Beban mati yang
diperhitungkan terdiri dari:
a. Berat kolom sendiri.
b. Berat balok sendiri.
c. Berat pelat lantai
c. Beban Mati Tambahan (SDL)
Beban mati tambahan adalah beban-beban yang bekerja vertikal ke bawah pada
struktur dan mempunyai karakteristik bangunan, seperti misalnya penutup lantai, alat
mekanis, dan partisi. Berat dari elemen-elemen ini pada umumnya dapat ditentukan
dengan mudah dengan derajat ketelitian cukup tinggi. Perhitungan besaran beban mati
suatu elemen dilakukan dengan meninjau berat satuan material tersebut berdasarkan
volume elemen.
d. Beban Gempa (EQ)
Beban gempa adalah semua beban static equivalent yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam
hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik,
maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya – gaya dalam struktur
tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.
12
13
13
14
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat
darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar
dan/atau gangguan masal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila
terjadi kegagalan, tapi tidak dibatasi untuk :
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses
penanganan, penyimpanan, penggunaan, atau tempat pembuangan bahan
bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan
yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak
dimana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat
perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas
IV
lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan
pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik,
tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur
pendukung air atau material atau peralatan pemadam kebakaran) yang
disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan darurat
14
15
Koefisien Faktor
Modifikasi Pembesaran
No Sistem Penahan-gaya seismik
Respons Defleksi
[𝑹] [𝑪𝒅 ]
15
16
dimana:
𝑆𝐷𝑆 = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang periode pendek,
16
17
dimana:
𝑆𝐷1 = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang periode 1 detik.
Nilai 𝐶𝑠 yang dihitung sesuai Persamaan 2.12 tidak boleh kurang dari Persamaan 2.14.
𝐶𝑠 = 0,044𝑆𝐷𝑆 𝐼𝑒 ≥ 0,01 (2.14)
dimana:
𝐶𝑑 = faktor pembesaran defleksi, dicantumkan pada Tabel 2.3,
𝛿𝑥𝑒 = perpindahan maksimum pada lokasi lantai yang ditinjau (mm),
𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa dapat, dicantumkan pada Tabel 2.2.
17
18
18
19
19
20
20
21
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
22
23
23
24
24
25
25
26
26
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
27
28
28
29
29
30
mati. Pemilihan beban hidup pada perencanaan struktur adalah berdasarkan dari fungsi
bangunannya. Beban hidup yang digunakan dalam penelitian ini adalah beban hidup yang
digunakan untuk bangunan perkantoran. Beban hidup yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
30
31
31
32
32
33
1 2
𝐴𝐸 4 × 𝜋 × 𝑑 × 𝐸
𝐾= =
𝐿 𝐿
1
× 𝜋 × 0,1842 × 2 × 1010
𝐾= 4 = 73748638,13 𝑘𝑔/𝑚 = 737486,3813 𝑘𝑁/𝑚
7,2111
𝐹𝑑 750
𝐶= = = 690,923 𝑘𝑁𝑠/𝑚
𝑥̇ 𝛼 1,20,45
33
34
Kekakuan dan konstanta di input kedalam program ETABS 2016, Define → Section
Properties → Link/Support Properties → Add New Property ....(Gambar 4.6 dan
Gambar 4.7)
34
35
35
36
𝑇𝑎(max) = 𝐶𝑢 𝑇𝑎(min)
𝑇𝑎(max) = 1.4 × 1,5188 = 2,125 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dari hasil perhitungan 𝑇𝑎(min) dan 𝑇𝑎(max) nilai 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 kurang dari nilai
𝑇𝑎(min) ,maka nilai periode untuk 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 yang di ambil adalah nilai 𝑇𝑎(min)
sebesar 1,5188 detik.
2. Simpangan Antar Lantai
Simpangan antar lantai izin mengacu pada SNI Gempa 1726:2012 Tabel 16
dengan parameter kategori risiko II dengan (ℎ𝒔𝒙 ) adalah ketinggian setiap tingkat.
∆𝑎 = 0,020 × ℎ𝒔𝒙
∆𝑎 = 0,020 × 4000
∆𝑎 = 80 mm
Simpangan pada struktur tanpa damper hasil dari software ETABS v16.0.3 dapat
dilihat pada Tabel 4.7 untuk arah X dan Tabel 4.8 untuk arah Y.
Tabel 4.7 Simpangan Struktur Tanpa Damper Arah X
δxe (mm)
Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum
36
37
Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum
Kontrol simpangan antar lantai izin dengan simpangan antar lantai desain pada struktur
tanpa damper dicantumkan pada Tabel 4.9 untuk arah X dan Tabel 4.10 untuk arah Y.
37
38
= 0,0955 g
2. 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,044 × 𝑆𝐷𝑆 × 𝐼𝑒
= 0,044 × 0,764 × 1
= 0,033616 g
38
39
3. 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 =
𝑅
𝑇𝑥 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)
= 0,03884 g
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 =
𝑅
𝑇𝑦 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)
= 0,03884 g
Kontrol nilai koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk nilai koefisien respons seismik hitung (𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 )
tidak perlu melebihi 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 dan harus tidak kurang dari 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 . Pada
perhitungan di atas 𝐶𝑆 hitung lebih dari 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 dan 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦
sehingga nilai 𝐶𝑆𝑥 dan 𝐶𝑆𝑦 adalah 0,03884 g.
Berat seismik struktur (𝑊) yang dihasilkan pada aplikasi ETABS v.16.0.3 dapat dilihat
pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Berat Seismik Struktur
UX UY
Story
Kg kg
Story12 198949.2 198949.2
Story11 265553.9 265553.9
Story10 265553.9 265553.9
Story9 265553.9 265553.9
Story8 278528.8 278528.8
Story7 294098.7 294098.7
Story6 294098.7 294098.7
Story5 294098.7 294098.7
Story4 316780.9 316780.9
Story3 342923 342923
Story2 342923 342923
Story1 342923 342923
Jumlah 3501986 3501986
39
40
Periode
Mode UX (%) UY (%)
(detik)
40
41
41
42
Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum
Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum
42
43
Kontrol simpangan antar lantai izin dengan simpangan antar lantai desain pada struktur
tanpa damper dicantumkan pada Tabel 4.18 untuk arah X dan Tabel 4.19 untuk arah Y.
43
44
persen dari geser dasar yang dihitung (𝑉) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen,
maka gaya harus dikalikan dengan 85%× 𝑉/ 𝑉𝑡.
Perhitungan koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
1. 𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Nilai parameter faktor modifikasi respons (𝑅) adalah 8 serta faktor keutamaan gempa
(𝐼𝑒 ) adalah 1.
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑅
(𝐼 )
𝑒
0,764
=
8
(1 )
= 0,0955 g
2. 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,044 × 𝑆𝐷𝑆 × 𝐼𝑒
= 0,044 × 0,764 × 1
= 0,033616 g
3. 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 =
𝑅
𝑇𝑥 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)
= 0,03884 g
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 =
𝑅
𝑇𝑦 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)
= 0,03884 g
44
45
perhitungan di atas 𝐶𝑆 hitung lebih dari 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 dan 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦
sehingga nilai 𝐶𝑆𝑥 dan 𝐶𝑆𝑦 adalah 0,03884 g.
Berat seismik struktur (𝑊) yang dihasilkan pada aplikasi ETABS v.16.0.3 dapat dilihat
pada Tabel 4.20.
45
46
Periode UX UY
Mode
(detik) (%) (%)
46
47
Tabel 4.23 (lanjutan) Nilai Periode Getar Alami Struktur Pada Pola B
Period
Case Mode
(detik)
Modal 9 0.185
Modal 10 0.166
Modal 11 0.147
Modal 12 0.137
Tabel 4.24 Nila Periode Arah UX dan UY Pada Pola B
Arah Periode (detik)
X 1,052
Y 1,401
47
48
Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum
Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum
Kontrol simpangan antar lantai izin dengan simpangan antar lantai desain pada struktur
tanpa damper dicantumkan pada Tabel 4.27 untuk arah X dan Tabel 4.28 untuk arah Y.
48
49
Tabel 4.27 Simpangan Antar Lantai Pada Struktur Penempatan FVD Pola B Arah X
Δ (mm)
Lantai Δa
Respons Spektrum El-Centro Chi-chi Northridge
12 24.563 18.623 2.2715 0.0935 80
11 41.1015 31.339 2.53 0.1045 80
10 55.0275 38.555 3.399 0.165 80
9 52.7395 30.6845 4.037 0.6435 80
8 15.9335 10.505 2.497 1.672 80
7 14.982 10.3235 2.739 2.0405 80
6 15.224 10.7195 3.0415 2.387 80
5 21.1035 14.773 3.487 2.541 80
4 64.372 42.955 4.499 0.946 80
3 79.486 52.3765 4.851 0.385 80
2 73.172 47.6355 4.2955 0.1485 80
1 36.487 23.5455 2.112 0.0385 80
Tabel 4.28 Simpangan Antar Lantai Pada Struktur Penempatan FVD Pola B Arah Y
Δ (mm)
Lantai Δa (mm)
Respons Spektrum El-Centro Chi-chi Northridge
12 6.105 3.0855 0.308 0 80
11 10.2245 5.1095 0.6105 0 80
10 14.2395 6.82 1.045 0 80
9 17.82 8.1345 1.452 0 80
8 17.3085 7.5405 1.408 0.0055 80
7 19.503 8.0795 1.4905 0 80
6 21.67 7.8925 1.386 0 80
5 23.5235 7.128 1.573 0 80
4 22.099 6.5175 1.529 0 80
3 21.593 6.3415 1.529 0.00352825 80
2 18.4305 5.412 1.3145 0.0013211 80
1 8.9485 2.6235 0.6435 0.00065065 80
49
50
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑅
(𝐼 )
𝑒
0,764
=
8
(1 )
= 0,0955 g
2. 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,044 × 𝑆𝐷𝑆 × 𝐼𝑒
= 0,044 × 0,764 × 1
= 0,033616 g
3. 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 =
𝑅
𝑇𝑥 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)
= 0,03884 g
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 =
𝑅
𝑇𝑦 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)
= 0,03884 g
Kontrol nilai koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk nilai koefisien respons seismik hitung (𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 )
tidak perlu melebihi 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 dan harus tidak kurang dari 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 . Pada
perhitungan di atas 𝐶𝑆 hitung lebih dari 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 dan 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦
sehingga nilai 𝐶𝑆𝑥 dan 𝐶𝑆𝑦 adalah 0,03884 g.
Berat seismik struktur (𝑊) yang dihasilkan pada aplikasi ETABS v.16.0.3 dapat dilihat
pada Tabel 4.29.
50
51
51
52
Berdasarkan perhitungan dari ETABS v.16.2.0 didapatkan periode alami struktur dan
modal partisipasi masa dicantumkan pada Tabel 4.31.
Tabel 4.31 Modal Partisipasi Masa Struktur Pada Penempatan FVD Pola B
Periode UX UY
Mode
[detik] [%] [%]
52
53
Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum
53
54
Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum
Kontrol simpangan antar lantai izin dengan simpangan antar lantai desain pada struktur
tanpa damper dicantumkan pada Tabel 4.36 untuk arah X dan Tabel 4.37 untuk arah Y.
54
55
55
56
3. 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 =
𝑅
𝑇𝑥 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)
= 0,03884 g
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 =
𝑅
𝑇𝑦 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)
= 0,03884 g
Kontrol nilai koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk nilai koefisien respons seismik hitung (𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 )
tidak perlu melebihi 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 dan harus tidak kurang dari 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 . Pada
perhitungan di atas 𝐶𝑆 hitung lebih dari 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 dan 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦
sehingga nilai 𝐶𝑆𝑥 dan 𝐶𝑆𝑦 adalah 0,03884 g.
Berat seismik struktur (𝑊) yang dihasilkan pada aplikasi ETABS v.16.0.3 dapat dilihat
pada Tabel 4.38.
Tabel 4.38. Berat Seismik Struktur
UX UY
Story
kg kg
Story12 199453.2 199453.2
Story11 266561.9 266561.9
Story10 266561.9 266561.9
Story9 266561.9 266561.9
Story8 279032.8 279032.8
Story7 294098.7 294098.7
Story6 294098.7 294098.7
Story5 294098.7 294098.7
Story4 316780.9 316780.9
Story3 342923 342923
Story2 342923 342923
Story1 342923 342923
Jumlah 3506018 3506018
56
57
Arah V 85% V
Respons Spektrum El-centro Chi-chi Northridge
Periode UX UY
Mode
[detik] [%] [%]
57
58
4.5 Pembahasan
1. Partisipasi Massa
Berdasarkan SNI 1726-2012, bahwa jumlah ragam pada analisis spektrum respon
ragam untuk mendapatkan ragam alami struktur harus mencukupi untuk
mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi paling sedikit sebesar 90%
dari massa aktual dalam masing-masing arah horizontal respon yang ditinjau.
Pada tabel 4.41 menunjukan bahwa model struktur tanpa peredam diperoleh
partisipasi massa untuk arah UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-8, dan
pada Tabel 4.42, Tabel 4.43 dan Tabel 4.44 menunjukan model struktur dengan
penempatan FVD pola A, pola B dan pola C diperoleh partisipasi massa unuk arah
UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-11, mode ke-9 dan mode ke-8.
Tabel 4.42 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola A
Periode Sum Sum
Mode UX (%) UY (%)
(detik) UX (%) UY (%)
1 1.401 0.000 73.630 0.000 73.630
2 1.077 55.600 0.000 55.600 73.630
3 0.903 0.000 0.010 55.600 73.640
4 0.490 0.000 11.800 55.600 85.440
5 0.365 12.750 0.000 68.350 85.440
6 0.321 0.000 0.000 68.350 85.440
58
59
Tabel 4.43 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola B
Periode Sum Sum
Mode UX (%) UY (%)
(detik) UX (%) UY (%)
1 1.401 0.000 73.700 0.000 73.700
2 1.052 81.940 0.000 81.940 73.700
3 0.883 0.000 0.010 81.940 73.710
4 0.490 0.000 11.760 81.940 85.470
5 0.438 7.170 0.000 89.110 85.470
6 0.375 0.000 0.001 89.110 85.471
7 0.277 0.000 4.930 89.110 90.401
8 0.186 0.000 2.460 89.110 92.861
9 0.185 2.110 0.000 91.220 92.861
10 0.166 0.000 0.000 91.220 92.861
11 0.147 3.740 0.000 94.960 92.861
12 0.137 0.000 1.870 94.960 94.731
Tabel 4.44 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola C
Periode Sum Sum
Mode UX (%) UY (%)
(detik) UX (%) UY (%)
1 1.402 0.000 73.680 0.000 73.680
2 1.325 77.490 0.000 77.490 73.680
3 1.107 0.000 0.000 77.490 73.680
4 0.490 0.000 11.790 77.490 85.470
5 0.377 11.790 0.000 89.280 85.470
6 0.325 0.000 0.002 89.280 85.472
7 0.277 0.000 4.920 89.280 90.392
8 0.190 3.990 0.000 93.270 90.392
9 0.186 0.000 2.460 93.270 92.852
10 0.168 0.000 0.002 93.270 92.854
11 0.137 0.000 1.870 93.270 94.724
12 0.128 1.720 0.000 94.990 94.724
59
60
Tanpa
Pola A Pola B Pola C
Peredam
Mode
Periode Periode Periode Periode
(detik) (detik) (detik) (detik)
Tanpa
Pola A Pola B Pola C
Peredam
Arah
Periode Periode Periode Periode
(detik) (detik) (detik) (detik)
60
61
Periode Struktur
1.5
1.4
1.3
1.2
1.1
1.0
Peroide (detik)
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mode
Load/Case
Tipe FX (kN) FY (kN)
Combo
61
62
Load/Case
Tipe FX (kN) FY (kN)
Combo
Load/Case
Tipe FX (kN) FY (kN)
Combo
Load/Case
Tipe FX (kN) FY (kN)
Combo
62
63
63
64
64
65
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)
Gambar 4.9 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Respons Spektrum
arah X
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)
Gambar 4.10 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Respons
Spektrum arah Y
Pada Tabel 4.54 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada gempa el-
centro arah X sedangkan Tabel 4.55 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola
pada gempa el-centro arah Y.
65
66
66
67
67
68
7
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)
Gambar 4.11 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa El-centro
arah X
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)
Gambar 4.12 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa El-centro
arah Y
68
69
Pada Tabel 4.58 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada gempa chi-chi
arah X sedangkan Tabel 4.59 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada
gempa chi-chi arah Y.
Tabel 4.58 Simpangan antar Lantai pada Gempa Chi-chi arah X
Δ (mm)
Lantai Δa
Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
12 0.8855 0 2.2715 0.6325 80
11 1.386 0.7645 2.53 1.133 80
10 0.506 2.6125 3.399 1.639 80
9 1.3695 4.334 4.037 2.1615 80
8 2.046 4.092 2.497 2.5575 80
7 2.86 4.0865 2.739 3.3165 80
6 3.542 3.9985 3.0415 3.9655 80
5 3.9105 3.696 3.487 3.058 80
4 3.531 2.6565 4.499 3.201 80
3 3.289 2.7885 4.851 3.5145 80
2 2.673 3.036 4.2955 3.3275 80
1 1.2595 2.3595 2.112 1.7215 80
69
70
70
71
6
5
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100
Simpangan antar Lantai (mm)
Gambar 4.13 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa Chi-chi
arah X
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)
Gambar 4.14 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa Chi-chi
arah Y
71
72
Pada Tabel 4.61 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada gempa chi-chi
arah X sedangkan Tabel 4.62 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada
gempa norhtridge arah Y.
Tabel 4.62 Simpangan antar Lantai pada Gempa Norhtridge arah X
Δ (mm)
Lantai Pola Pola Δa
Tanpa Peredam Pola C
A B
12 0 0.0385 0.0935 0.407 80
11 0.0055 0.0385 0.1045 0.902 80
10 0 0.033 0.165 1.408 80
9 0 0.044 0.6435 1.826 80
8 0 0.0495 1.672 0.451 80
7 0 0.0935 2.0405 0.121 80
6 0 0.264 2.387 0.033 80
5 0 0.924 2.541 0.0165 80
4 0.0033891 1.936 0.946 0.0055 80
3 0.00091245 2.255 0.385 0.011 80
2 0.0008019 2.508 0.1485 0.003048 80
1 0.00039655 2.002 0.0385 0.002452 80
72
73
73
74
6
5
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100
Simpangan antar Lantai (mm)
Gambar 4.15 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa
Norhtridge arah X
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)
Gambar 4.16 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa
Norhtridge arah Y
74
75
500
400 299.9089
Momen (kNm)
218.7537
300
144.3691
130.2716
101.4284
101.4284
99.4145
99.4145
97.7808
97.7808
97.3077
97.3077
200
100
0
Respon Struktur Gempa El-Centro Gempa Chi chi Gempa Northridge
75
76
Column Forces
2000
1900
1800
1700
1600
1500
1400
1300
1200
1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
P M2 M3 P M2 M3 P M2 M3 P M2 M3
kN kNm kNm kN kNm kNm kN kNm kNm kNm kNm kNm
Respon spectrum El-centro Chi chi northridge
Pola A 672.25 473.35 826.18 373.04 191.89 510.34 42.77 143.71 173.17 4.0663 143.71 157.56
Pola B 723.66 470.68 1862.4 466.43 192.38 1197.9 49.192 149.67 173.58 4.0306 149.67 146.07
Pola C 464.61 479.91 1483.7 175.67 191.53 592.45 30.583 149.68 159.21 6.3659 149.68 142.24
Tanpa damper 414.06 468.62 1355.6 149.62 190.47 415.6 28.215 141.87 153.95 4.0493 141.87 141.87
76
76
Gambar 4.20 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.21 Gaya Dalam Lintang
Beban Gravitasi pada Struktur Pola A Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 Potongan D-D
Gambar 4.22 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.23 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola A Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D Potongan 1-1
76
77
Gambar 4.24 Gaya Dalam Momen Gambar 4.25 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola A Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan D-D Bentuk 3-D
77
78
Gambar 4.28 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.29 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola A Beban Gempa pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D Potongan 1-1
Gambar 4.30 Gaya Dalam Momen Gambar 4.31 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola A Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan D-D Bentuk 3-D
78
79
Gambar 4.32 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.33 Gaya Dalam Lintang
Beban Gravitasi pada Struktur Pola B Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 Potongan D-D
Gambar 4.34 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.35 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola B Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D Potongan 1-1
79
80
Gambar 4.36 Gaya Dalam Momen Gambar 4.37 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola B Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan D-D Bentuk 3-D
Gambar 4.38 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.39 Gaya Dalam Lintang
Beban Gempa pada Struktur Pola B Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 Potongan D-D
80
81
Gambar 4.40 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.41 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola B Beban Gempa pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D Potongan 1-1
Gambar 4.42 Gaya Dalam Momen Gambar 4.43 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola B Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan D-D Bentuk 3-D
81
82
Gambar 4.44 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.45 Gaya Dalam Lintang
Beban Gravitasi pada Struktur Pola C Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 Potongan D-D
Gambar 4.46 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.47 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola C Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D Potongan 1-1
82
83
Gambar 4.48 Gaya Dalam Momen Gambar 4.49 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola C Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan D-D Bentuk 3-D
Gambar 4.50 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.51 Gaya Dalam Lintang
Beban Gempa pada Struktur Pola C Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 Potongan D-D
83
84
Gambar 4.52 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.53 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola C Beban Gempa pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D Potongan 1-1
Gambar 4.54 Gaya Dalam Momen Gambar 4.55 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola C Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan D-D Bentuk 3-D
84
85
0.9 0.771
0.733
0.724
0.721
0.689
0.667
0.8
0.606
0.544
0.7
0.516
0.515
0.515
0.513
0.513
0.502
0.6
rasio
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Respon Spectrum El-centro Chi chi Northridge
A B C Tanpa Damper
Hasil analisis dan pembahasan dapat dibandingkan dari parameter yang ada
terhadap penempatan FVD pola A, pola B dan Pola C, dan dapat dilihat pada Tabel 4.66.
Participating
92.86 92.86 90.5 92.85 94.96 94.731 94.99 94.724
Massa (%)
Gaya Geser
1152.94 1152.94 1263.69 1153.80 1615.60 1156.25 1263.89 1183.46
Dasar (kN)
PMM Rasio
0.733 0.798 0.894 0.771
Column
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis terhadap pola penempatan FVD pada
struktur gedung 12 lantai. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis pada pemodel struktur tanpa peredam
diperoleh partisipasi massa untuk arah UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-
8, pada model penempatan FVD pola A diperoleh partisipasi massa untuk arah
UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-11, penempatan FVD pola B diperoleh
partisipasi massa untuk arah UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-9 dan
penemepatan FVD pola C diperoleh partisipasi massa untuk arah UX dan UY
mencapai 90% pada mode ke-8. Dari hasil tersebut bisa dikatakan penempatan
FVD pola C. Dengan demikian, jumlah massa yang berpartisipasi dalam memikul
beban telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
2. Hasil analisis periode getar alami struktur yang telah dilakukan, penambahan
peredam pada struktur mampu mengurangi periode getar alami struktur yang
berarti struktur menjadi lebih kaku ketimbang sebelum menggunakan peredam,
struktur dengan penempatan FVD pola B memiliki nilai periode getar alami
struktur terkecil ketimbang pola penempatan lainnya.
3. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa gaya geser dasar struktur semakin
membesar dikarenakan pengaplikaisan peredam yang memberikan konstribusi
kekuan yang cukup signifikan. Penempatan FVD pola B memiliki gaya geser
dasar yang besar dibandingkan dengan pola lainnya.
4. Berdasarkan hasil analisis, penempatan FVD pola A merupakan penempatan
terbaik dengan simpanagan antar lantai yang dihasilkan paling kecil.
5. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja struktur menajdi lebih baik
setelah menggunakan peredam, karena peredam memberikan konstribusi gaya
redaman dan kekakuan yang cukup baik dan penempatan FVD pola B lah yang
merupakan penempatan paling efektif diantara pola yang lain.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, ada beberapa saran yag mungkin bermanfaat
bagi pengembang atau penulis yang ingin meneliti hal yang sama ini di tahap selanjutnya:
86
87
87
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. (2012). SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2013). SNI 1727:2013 tentang Beban Minimum untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
Bayyinah, D. A., & Faimun. (2017). Studi Perbandingan Analisis Respon Spektra dan
Time History untuk Desain Gedung, 6.
Diredja, N. V., Pranata, Y. A., & Simatupang, R. (2012). Analisis Dinamik Riwayat
Waktu Gedung Beton Bertulang Akibat Gempa Utama dan Gempa Susulan, 8.
Fandy, T. (1998). Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia Pemasaran. Yogyakarta:
Andi.
Hajati, N. L., & Hanif, A. N. (2018). Kajian Kinerja Struktur Gedung Simetris
Menggunakan Peredam Tipe Fluid Viscous Damper, 14.
Listyorini, Purwanto, E., & Supriyadi, A. (2015). Evaluasi Kinerja Struktur Gedung
dengan Analisis Time History (Studi Kasus: Gedung Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta), 9.
Muzahab, L. A. (2018). Pengaruh Pemasangan Peredam Getaran Eksternal Tipe Viscous
terhadap Kinerja Struktur Gedung, 12.
Vince. (2017). Analisis Pengaruh Penempatan Alat Peredam Viskos Terhadap Respons
Struktur Gedung Tinggi Menggunakan Analisis Riwayat Waktu.
Rendra, R., Kurniawandy, A., & Djauhari, Z. (2015). Kinerja Struktur Akibat Beban
Gempa dengan Metode Respon Spektrum dan Time History, 8.
88