Anda di halaman 1dari 105

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH POLA PENEMPATAN


FLUID VISCOUS DAMPER TERHADAP
RESPON STRKTUR GEDUNG 12 LANTAI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan


Program Sarjana pada Program Studi Teknik Sipil

Disusun oleh:
Rizky Fauzan
22-2015-182

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
TUGAS AKHIR
ANALISIS PENGARUH POLA PENEMPATAN
FLUID VISCOUS DAMPER TERHADAP
RESPON STRUKTUR GEDUNG 12 LANTAI

Oleh :
Rizky Fauzan
22 2015 182

Telah disetujui dalam Ujian Tugas Akhir di depan Tim Penguji


Pada Tanggal 12 Agustus 2019

Dosen Pembimbing 1 Dosen ko-Pembimbing

Erma Desmaliana, S.T., MT. Amatulhay Pribadi, S.T., M.T.

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Tanggal 29 Agustus 2019

Mengetahui Ketua Program Studi Teknik Sipil

Yessi Nirwana Kurniadi, S.T., MT., Ph.D


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah dipergunakan dalam rangka penyusunan naskah Tugas Akhir pada program
pendidikan sarjana, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandung, Agustus 2019

Rizky Fauzan

NRP: 22 2015 182

i
ANALYSIS OF THE IMPACT OF THE FLUID VISCOUS DAMPER POSITION
PATTERN TO STRUCTURAL RESPONSE OF A 12 STOREY BUILDING (Rizky
Fauzan, NRP 22 2105 182, Pembimbing Erma Desmaliana, S.T., M.T. Ko-
Pembimbing Amatulhay Pribadi, S.T., M.T., Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Bandung.
ABSTRAK
Fluid Viscous Damper merupakan salah satu alat peredam gempa yang tergolong dalam
alat seismik pasif. Tujuan pemasangan FVD adalah untuk memperkecil respon simpangan
struktur dan getaran yang timbul karena adanya beban dinamis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keefektifan penempatan pola FVD yang di gunakan pada bangunan
tingkat 12 lantai. Analisis struktur dilakukan dengan metode time history menggunakan
bantuan software ETABS v.16.0.3. Pada periode getar alami struktur, pola B mengalami
reduksi paling besar yaitu 23,126%, simpangan antar lantai untuk semua pola memenuhi
simpangan antar lantai izin sebesar 80 mm. Hasil perhitungan ragam getar pada ketiga
pola penempatan FVD memenuhi syarat paling kecil 90%. Dari hasil analisis pola B
merupakan pola penempatan FVD yang paling efektif.
Kata kunci: Fluid viscous damper, metome ragam riwayat waktu, waktu getar, simpangan
antar lantai.

ANALYSIS OF THE IMPACT OF THE FLUID VISCOUS DAMPER POSITION


PATTERN TO STRUCTURAL RESPONSE OF A 12 STOREY BUILDING (Rizky
Fauzan, NRP 22 2105 182, Advisor Erma Desmaliana, S.T., M.T., Co-Advisor
Amatulhay Pribadi, S.T., M.T. Civil Engineering Department Faculty of Civil
Engineering and Planing National Institute of Technology Bandung.
ABSTRACT
Fluid Viscous Damper is one of the earthquake dampers that classified as passive seismic
devices. The purpose of FVD installation is to minimize the response of story drift and
vibrations arising from dynamic loads. This study aims to determine the effectiveness of
the placement pattern of FVD were in use at the level of 12-storey building. Structural
analysis was performed using the time history method using ETABS v.16.0.3 software.
In the period of structure, pattern B is reduced most, namely 23.126%, the story drift for
all patterns are fulfill the allowable story drift of 80 mm. The result of the calculation of
modal participating mass ratio in three FVD patterns fulfill the minimum requirement of
90%. From the results of the analysis of pattern B is the most effective FVD placement
pattern.
Keyword: Fluid viscous damper, method time history, period, story drift.

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan berkat-
Nya hingga selesainya tugas akhir ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH POLA
PENEMPATAN FLUID VISCOUS DAMPER TERHADAP RESPON STRUKTUR
DAMPER TERHADAP RESPON STRUKTUR GEDUNG 12 LANTAI”. Tugas
Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Program Pendidikan Sarjana pada Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi
Nasional, Bandung.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis menyadari dalam menyelesaikan
laporan Tugas Akhir ini tidak semata-mata hasil usaha pribadi, tetapi penulis telah dibantu
oleh banyak pihak. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat, rezeki, kekuatan, kesehatan,
kasih sayang dan ilmu yang bermanfaat sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyususnan Tugas Akhir ini.
2. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan do’a,
dukungan dan motivasi penuh dalam setiap kegiatan akademis penulis.
3. Ibu Erma Desmaliana, S.T., MT. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
4. Ibu Amatulhay Pribadi, S.T., M.T. selaku dosen ko-pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
5. Bapak Bernardinus Herbudiman, S.T., M.T. dan Ibu Nurlaeli Hajati, S.T., M.T.
selaku dosen penguji yang telah mengarahkan, memberikan wawasan lebih dan
masukan kepada penulis.
6. Ibu Fransiska Yustiana, S.T.,M.T. selaku dosen wali yang selalu memberikan
motivasi selama ,emgerjakan Tugas Akhir ini.
7. Bapak Dr. techn. Indra Noer Hamdhan S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Institut Teknologi Nasional Bandung yang telah memberikan masukan dan saran
selama masa perkuliahan.

ii
iii

8. Ibu Yessi Nirwana Kurniadi, S.T., M.T., Ph.D selaku Ketua Program Studi Jurusan
Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung beserta staf-staf pengajar.
9. Diandra Tira Fadlisha selaku partner dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
10. Teman-teman HMS 2015 Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung.
11. Keluarga Himpunan Mahasiswa Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung.
12. Seluruh pihak yang secara langsung atau tidak langsung turut membantu dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan sehubungan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan penulis dapat
lebih baik di masa yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Bandung, Juli 2019

Penulis

iii
iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 2
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 4
2.1 Umum ........................................................................................................... 4
2.2 Prinsip Sistem Fluid Viscous Damper (FVD) ............................................... 5
2.2.1 Bagian-Bagian Fluid Viscous Damper .............................................. 7
2.2.2 Kekauan pada Fluid Viscous Damper ............................................... 9
2.2.3 Perbandingan Gaya pada Fluid Viscous Damper .............................. 9
2.3 Metode Analisis Time History ...................................................................... 10
2.4 Respons Spektrum ........................................................................................ 10
2.5 Standar yang Digunakan dalam Penelitain ................................................... 11
2.6 Data yang Digunakan dalam Penelitian ........................................................ 11
2.6.1 Pembebeanan .................................................................................... 11
2.6.2 Kombinasi Pembebanan ................................................................... 12
2.6.3 Kategori Risiko Bangunan dan Faktor Keutamaan Gempa .............. 12
2.6.4 Pemilihan Sistem Struktur ................................................................ 14
2.6.5 Periode Fundamental Pendekatan ..................................................... 15
2.6.6 Gaya Gesr Dasar Seismik ................................................................. 16
2.6.7 Simpangan Antar Lantai ................................................................... 16
2.7 Pemodelan Struktur....................................................................................... 17
2.7.1 Model Penempatan FVD Pola A ...................................................... 17

iv
v

2.7.2 Model Penempatan FVD Pola B ....................................................... 18


2.7.3 Model Penempatan FVD Pola C ....................................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 21
3.1 Alur Penelitian .............................................................................................. 21
3.2 Keterangan Bagan Alir ................................................................................. 22
3.2.1 Studi Literatur ................................................................................... 22
3.2.2 Penentuan Layout dan Dimensi Gedung ........................................... 22
3.2.3 Preliminary Design, Input Data Struktur dan Pembebanan ............. 23
3.2.4 Pemodelan Struktur Gedung ............................................................. 23
3.2.5 Penambahan Fluid Viscous Damper ................................................. 24
3.2.6 Analisis Time History ....................................................................... 24
3.2.7 Analisis dan Pembahasan.................................................................. 25
3.2.8 Kesimpulan dan Saran ...................................................................... 25
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 26
4.1 Pemodelan Struktur....................................................................................... 26
4.2 Pembebanan Struktur................................................................................. 28
4.2.1 Beban Mati (DL) .............................................................................. 28
4.2.2 Beban Hidup (LL) ............................................................................ 28
4.2.3 Beban Mati Tambahan (SDL) .......................................................... 29
4.2.4 Beban Gempa ................................................................................... 29
4.2.5 Kombinasi Pembebanan ................................................................... 30
4.3 Pola Penempatan FVD .............................................................................. 31
4.3.1 Perencanaan Fluid Viscous Damper ................................................. 32
4.3.2 Perhitungan Kekakuan dan Konstanta Peredam............................... 32
4.4 Analisis Struktur ........................................................................................ 34
4.4.1 Pemodelan Tanpa Damper ............................................................... 34
4.4.2 Pemodelan Struktur Dengan Penempatan FVD Pola A ................... 40
4.4.3 Pemodelan Struktur Dengan Penempatan FVD Pola B ................... 45
4.4.4 Pemodelan Struktur Dengan Penempatan FVD Pola C ................... 51
4.5 Pembahasan ............................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 86
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 86

v
vi

5.2 Saran ............................................................................................................. 86


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 87

vi
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerja Fluid Viscous Damper ...................................................... 6


Gambar 2.2 Perilaku Gedung yang Menggunakan Fluid Viscous Damper ............... 6
Gambar 2.3 Aplikasi Penggunaan Fluid Viscous Damper pada Bangunan Gedung . 7
Gambar 2.4 Bagian-Bagian Fluid Viscous Damper .................................................... 7
Gambar 2.5 Grafik Hubungan Gaya Peredam dengan Kecepatan Peredam ............. 10
Gambar 2.6 Denah Gedung Tinggi 12 Lantai ........................................................... 17
Gambar 2.7 Penempatan FVD Pola A ...................................................................... 17
Gambar 2.8 Benttuk 3-D Penempatan FVD Pola A.................................................. 18
Gambar 2.9 Penempatan FVD Pola B ....................................................................... 18
Gambar 2.10 Benttuk 3-D Penempatan FVD Pola B .................................................. 19
Gambar 2.11 Penempatan FVD Pola C ...................................................................... 19
Gambar 2.12 Benttuk 3-D Penempatan FVD Pola C ................................................. 20
Gambar 3.1 Gambar Alir Penelitian ......................................................................... 21
Gambar 3.2 Denah Bangunan ................................................................................... 23
Gambar 3.3 Pola Penempatan FVD .......................................................................... 24
Gambar 4.1 Denah Bangunan ................................................................................... 27
Gambar 4.2 Tampak Samping Bangunan ................................................................. 27
Gambar 4.3 Model 3-D Struktur Bangunan ............................................................. 28
Gambar 4.4 Grafik Respons Spektrum Kota Bandung ............................................. 30
Gambar 4.5 Pola Penempatan Fluid Viscous Damper.............................................. 31
Gambar 4.6 Link Property Data FVD-750 ............................................................... 33
Gambar 4.7 Input Data Kekakuan dan Konstanta FVD-750 .................................... 33
Gambar 4.8 Periode Getar Alami Struktur ............................................................... 60
Gambar 4.9 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Respons
Spektrum arah X ................................................................................... 64
Gambar 4.10 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur tanpa damper
arah Y .................................................................................................... 65
Gambar 4.11 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola A arah X ........................................................................................ 67

vii
viii

Gambar 4.12 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola A arah Y ........................................................................................ 68
Gambar 4.13 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola B arah X ........................................................................................ 70
Gambar 4.14 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola B arah Y ........................................................................................ 71
Gambar 4.15 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola C arah X ........................................................................................ 73
Gambar 4.16 Simpangan antar Lantai dengan Story pada struktur Penempatan FVD
Pola C arah Y ........................................................................................ 74
Gambar 4.17 Gaya Dalam Elemen Struktur Balok .................................................... 75
Gambar 4.19 Gaya Dalam Elemen Struktur Kolom ................................................... 75
Gambar 4.20 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 ......................................................................................... 76
Gambar 4.21 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan D-D ....................................................................................... 76
Gambar 4.22 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D ............................................................................................ 76
Gambar 4.23 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 ......................................................................................... 76
Gambar 4.24 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan D-D ....................................................................................... 77
Gambar 4.25 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D ............................................................................................ 77
Gambar 4.26 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 ......................................................................................... 77
Gambar 4.27 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan D-D ....................................................................................... 77
Gambar 4.28 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D ............................................................................................ 78
Gambar 4.29 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 ......................................................................................... 78

viii
ix

Gambar 4.30 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan D-D ....................................................................................... 78
Gambar 4.31 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D ............................................................................................ 78
Gambar 4.32 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 ......................................................................................... 79
Gambar 4.33 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan D-D ....................................................................................... 79
Gambar 4.34 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D ............................................................................................ 79
Gambar 4.35 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 ......................................................................................... 79
Gambar 4.36 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan D-D ....................................................................................... 80
Gambar 4.37 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D ............................................................................................ 80
Gambar 4.38 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 ......................................................................................... 80
Gambar 4.39 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan D-D ....................................................................................... 80
Gambar 4.40 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D ............................................................................................ 81
Gambar 4.41 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 ......................................................................................... 81
Gambar 4.42 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan D-D ....................................................................................... 81
Gambar 4.43 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D ............................................................................................ 81
Gambar 4.44 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 ......................................................................................... 82
Gambar 4.45 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan D-D ....................................................................................... 82

ix
x

Gambar 4.46 Gaya Dalam Lintang Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D ............................................................................................ 82
Gambar 4.47 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 ......................................................................................... 82
Gambar 4.48 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan D-D ....................................................................................... 83
Gambar 4.49 Gaya Dalam Momen Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D ............................................................................................ 83
Gambar 4.50 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 ......................................................................................... 83
Gambar 4.51 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan D-D ....................................................................................... 83
Gambar 4.52 Gaya Dalam Lintang Beban Gempa pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D ............................................................................................ 84
Gambar 4.53 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 ......................................................................................... 84
Gambar 4.54 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan D-D ....................................................................................... 84
Gambar 4.55 Gaya Dalam Momen Beban Gempa pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D ............................................................................................ 84
Gambar 4.56 Perbandingan P-M-M Rasio Column pada Setiap Struktur .................. 85

x
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non-Gedung............................... 13


Tabel 2.2 Faktor Keutamaan Gempa ......................................................................... 14
Tabel 2.3 𝑹, 𝑪𝒅 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa ............................................... 14
Tabel 2.4 Koefisien untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung ......................... 15
Tabel 2.5 Nilai Parameter Periode Pendekatan 𝐶𝑡 dan 𝑥 ........................................... 15
Tabel 3.1 Nilai FVD berdasarkan Besarnya Kapasitas Gaya ................................... 24
Tabel 4.1 Dimensi Struktur ........................................................................................ 26
Tabel 4.2 Parameter Gempa di Kota Bandung........................................................... 30
Tabel 4.3 Kombinasi pembebanan ............................................................................. 30
Tabel 4.4 Nilai FVD berdasarkan Kapasitas Gaya .................................................... 32
Tabel 4.5 Nilai Periode Getar Alami Struktur ........................................................... 34
Tabel 4.6 Nila Periode Arah UX dan UY .................................................................. 34
Tabel 4.7 Simpangan Struktur Tanpa Damper Arah X ............................................. 35
Tabel 4.8 Simpangan Struktur Tanpa Damper Arah Y ............................................. 36
Tabel 4.9 Simpangan Antar Lantai Tanpa Damper Arah X ...................................... 36
Tabel 4.10 Simpangan Antar Lantai Tanpa Damper Arah Y ...................................... 37
Tabel 4.11 Berat Seismik Struktur .............................................................................. 38
Tabel 4.12 Perbandingan Gaya Geser Dasar Pada Struktur Tanpa Peredam .............. 39
Tabel 4.13 Modal Partisipasi Masa Struktur Tanpa Peredam ..................................... 39
Tabel 4.14 Nilai Periode Getar Alami Struktur Pada Pola A ...................................... 40
Tabel 4.15 Nila Periode Arah UX dan UY Pada Pola A ............................................. 40
Tabel 4.16 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola A Pada Arah X .................... 41
Tabel 4.17 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola A Pada Arah Y .................... 41
Tabel 4.18 Simpangan Antar Lantai pada Pola A untuk Arah X ................................ 42
Tabel 4.19 Simpangan Antar Lantai pada Pola A untuk Arah Y ................................ 42
Tabel 4.20 Berat Seismik Struktur .............................................................................. 44
Tabel 4.21 Perbandingan Gaya Geser Dasar Struktur Pola A ..................................... 44
Tabel 4.22 Modal Partisipasi Massa Pada Struktur Penempatan FVD Pola A ........... 45
Tabel 4.23 Nilai Periode Getar Alami Struktur Pada Pola B ...................................... 45
Tabel 4.24 Nila Periode Arah UX dan UY Pada Pola B ............................................. 46
Tabel 4.25 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola B Pada Arah X .................... 47

xi
xii

Tabel 4.26 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola B Arah Y ............................. 47


Tabel 4.27 Simpangan Antar Lantai Pada Struktur Penempatan FVD
Pola B Arah X ........................................................................................... 48
Tabel 4.28 Simpangan Antar Lantai Pada Struktur Penempatan FVD
Pola B Arah Y ........................................................................................... 48
Tabel 4.29 Berat Seismik Struktur .............................................................................. 50
Tabel 4.30 Perbandingan Gaya Geser Dasar Struktur Tanpa Peredam ....................... 50
Tabel 4.31 Modal Partisipasi Masa Struktur Pada Penempatan FVD Pola B ............. 51
Tabel 4.32 Nilai Periode Getar Alami Struktur Pada Pola C ...................................... 51
Tabel 4.33 Nila Periode Arah UX dan UY Pada Pola C ............................................. 52
Tabel 4.34 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola C Pada Arah X .................... 52
Tabel 4.35 Simpangan Struktur Pola C Arah Y .......................................................... 53
Tabel 4.36 Simpangan Antar Lantai Pola C Arah X ................................................... 53
Tabel 4.37 Simpangan Antar Lantai Pola C Arah Y ................................................... 54
Tabel 4.38 Berat Seismik Struktur .............................................................................. 55
Tabel 4.39 Perbandingan Gaya Geser Dasar Struktur Pola C ...................................... 56
Tabel 4.40 Modal Partisipasi Masa Struktur Pola C ................................................... 56
Tabel 4.41 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur Tanpa Peredam ........................... 57
Tabel 4.42 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola A ........................................................................................................ 58
Tabel 4.43 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola B ........................................................................................................ 58
Tabel 4.44 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola C ........................................................................................................ 59
Tabel 4.45 Nilai Periode Getar Alami Struktur ........................................................... 59
Tabel 4.46 Periode Getar Alami Struktur pada arah UX dan UY ................................ 60
Tabel 4.47 Nilai Gaya Geser Dasar pada Respons Spektrum ...................................... 61
Tabel 4.48 Nilai Gaya Geser Dasar pada Gempa El-centro......................................... 61
Tabel 4.49 Nilai Gaya Geser Dasar pada Gempa Northridge ...................................... 62
Tabel 4.50 Simpangan antar Lantai pada Respons Spektrum arah X .......................... 62
Tabel 4.51 Simpangan antar Lantai pada Respons Spektrum arah Y .......................... 63

xii
xiii

Tabel 4.52 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Respons Spektrum
arah X ........................................................................................................ 63
Tabel 4.53 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Respons Spektrum
arah Y ........................................................................................................ 64
Tabel 4.54 Simpangan antar Lantai pada Gempa El-centro arah X ............................. 65
Tabel 4.55 Simpangan antar Lantai pada Gempa El-centro arah Y ............................. 66
Tabel 4.56 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa El-Centro
arah X ........................................................................................................ 66
Tabel 4.57 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa El-Centro
arah Y ........................................................................................................ 67
Tabel 4.58 Simpangan antar Lantai pada Gempa Chi-chi arah X................................ 68
Tabel 4.59 Simpangan antar Lantai pada Gempa Chi-chi arah Y................................ 69
Tabel 4.60 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa
Chi-chi arah X ........................................................................................... 69
Tabel 4.61 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa
Chi-chi arah Y ........................................................................................... 70
Tabel 4.62 Simpangan antar Lantai pada Gempa Norhtridge arah X .......................... 71
Tabel 4.63 Simpangan antar Lantai pada Gempa Norhtridge arah Y .......................... 72
Tabel 4.64 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa Northridge
arah X ....................................................................................................... 72
Tabel 4.65 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai pada Gempa Northridge
arah Y ........................................................................................................ 73
Tabel 4.66 Perbandingan Output dari Pola Penempatan FVD ....................................... 8

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gempa bumi adalah guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Biasanya gempa
bumi terjadi akibat pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan dari lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai keadaan
dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat
itulah gempa bumi terjadi.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Pasifik ,dan lempeng India Australia sehingga hampir semua wilayah
Indonesia mempunyai aktivitas gempa bumi yang cukup tinggi.
Runtunan gempa yang terjadi kerap kali diikuti kerusakan infrastuktur. Oleh sebab
itu tugas utama perencana dan pembangun tidak hanya merencanakan dan membangun
bangunan tinggi tahan gempa tetapi menciptakan suatu sistem atau tatanan baru. Seiring
majunya perkembangan teknologi konstruksi saat ini, yang ditandai dengan hadirnya
berbagai jenis material dan peralatan yang modern. Salah satu alat terkini yang digunakan
dalam mayoritas bangunan tahan gempa yaitu dengan menggunakan teknologi peredam
(damper). Salah satu alat peredam yang dapat digunakan yaitu FVD (Fluid viscous
damper) yang tergolong dalam alat seismik pasif. Tujuan pemasangan FVD adalah untuk
memperkecil respon simpangan struktur dan getaran yang timbul karena adanya beban
dinamis yang bekerja dengan cara menyerap energi gempa dan mengurangi gaya gempa
rencana yang akan dipikul oleh elemen-elemen struktur sehingga memungkinkan struktur
bangunan untuk tetap bersifat elastis pada saat gempa terjadi dan mampu meredam
guncangan gempa. Oleh karena itu dalam pembahasan kali ini saya akan menggunkan
metode perencanaan struktur tahan gempa yang di aplikasikan pada bangunan tinggi
dengan menggunakan variasi penempatan FVD (Fluid viscous damper).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Vince selaku mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara mengenai Analisis Pengaruh
Penempatan Alat Peredam Viscous Terhadap Respon Struktur Gedung Tinggi Dengan
Mengggunkan Metode Analisi Riwayat Waktu, dijelaskan bahwa pada bangunan tinggi
sebagian dari deformasi pada atap bangunan berasal dari perilaku lentur dari bangunan.
Berhubung karena keefektifan dari penggunaan alat peredam akan lebih baik saat

1
2

deformasi lantai didominasi oleh perilaku deformasi geser pada tiap lantai, maka
penambahan alat damper pada lantai atas bangunan bertingkat tinggi mungkin akan
menjadi kurang efektif dalam meredam deformasi dari bangunan. Pola penempatan yang
di gunakan pada penelitian sebelumnya lebih dominan pada lantai bawah, oleh karena itu
pada penelitian ini akan mengunakan pola dominan pada lantai bawah, tengah dan lantai
atas untuk membuktikan keefektifan pola penempatan FVD.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas yaitu keefektifan pola penempatan FVD
(Fluid viscous damper) yang berbeda pada bangunan struktur portal beton 12 lantai.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penempatan
pola FVD yang di gunakan pada bangunan tingkat tinggi 12 lantai dan mengetahui kinerja
struktur dengan berbagai macam pola penempatan FVD.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat diuraikan antara
lain sebagai berikut:
a. Dapat menjadi literatur untuk merencanakan pola penempatan FVD pada
bangunan tingkat tinggi.
b. Dapat memberikan manfaat bagi perencana bangunan dengan memberikan
gambaran kinerja FVD dalam meredam gaya gempa.
c. Dapat digunakan sebagai penambah wawasan untuk pengembangan struktur
bangunan tahan gempa menggunakan FVD.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat diuraikan
antara lain sebagai berikut:
a. Struktur yang direncanakan adalah portal beton dengan struktur bangunan gedung
beraturan yang berada di Kota Bandung dengan jenis tanah sedang.
b. Fungsi struktur yang dianalisis merupakan bangunan perkantoran.
c. Struktur yang digunakan merupakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK) beton bertulang.
d. Bangunan bertingkat 12 lantai.
e. Menggunakan salah satu jenis peredam yaitu FVD (Fluid viscous damper).

2
3

f. Penempatan FVD dikedua sisi terluar arah XZ.


g. Penempatan pola A pada lantai 1 sampai lantai 4, pola B pada lantai 5 sampai
lanta 8 dan pola C pada lantai 9 sampai lantai 12.
h. Setiap model digunakan FVD sebanyak 24 buah.
i. Jenis gempa yang digunakan sebagai acuan adalah Gempa El-Centro, Gempa Chi-
chi dan Gempa Northridge.
j. Analisis struktur ditinjau menggunakan bantuan software ETABS v.16.0.3.
k. Analisis struktur dilakukan dengan analisis nonlinear time history.
l. Damper yang digunakan yaitu FVD-750.
m. Mutu beton yang digunakan yaitu 25 MPa.
n. Tegangan leleh yang digunakan yaitu 420 MPa.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian ini berisi enam bab yang berisi
pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, pemodelan struktur dan hasil
penelitian, pembahasan serta kesimpulan.
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitan, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, yang berisi tentang uraian sistematis dari teori,
temuan dan bahan lain yang diperoleh dari sumber pustaka yang dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN, yang membahas metode penelitian yang
menjabarakan alur penelitian. Alur penelitian tersebut antara lain memasukan data-data
yang ada pada perangkat lunak terkait dan mengolah data yang telah dimasukan.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN, pemodelan struktur ini dilakukan
menggunakan ETABS v.16.0.3. Pemodelan dengan software dilakukan agar dapat
mengetahui perilaku struktur sesuai dengan tujuan penelitian dan menjelaskan hasil dari
penelitian dan pembahasan. Isi dari bab ini adalah hasil penelitian tentang keefektifitasan
pola penempatan FVD pada gedung bertingkat tinggi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, berisi tentang kesimpulan yang ditarik
untuk menjawab tujuan penelitian dengan hasil penelitian yang telah dilakukan juga berisi
saran yang memuat pendapat yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh peneliti lain.

3
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Umum
Suatu bangunan yang baik pada daerah yang terletak berdekatan dengan daerah
pertemuan lempengan benua seperti di Indonesia hendaknya didesain terhadap
kemungkinan beban gempa yang akan terjadi di masa yang akan datang yang waktunya
tidak dapat diketahu secara pasti. Berikut yang termasuk bangunan tahan gempa adalah:
1. Apabila terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik
pada komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh,
kaca pecah dan sebagainya) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan
balok retak, pondasi amblas, dan lainnya).
2. Apabila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada
komponen non-strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh rusak.
3. Apabila terjadi gempa kuat, bangunan boleh mengalami kerusakan baik
komponen non struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa
penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup
waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar/mengungsi ketempat aman.
Sulit untuk menghindari kerusakan bangunan akibat gempa, bila digunakan
perencanaan konvensional, karena hanya bergantung pada kekuatan komponen struktur
itu sendiri, serta perilaku respon pasca elastisnya.
Jadi, bangunan yang dirancang secara konvensional harus mampu berdeformasi
inelastik, dengan kata lain bangunan harus berperilaku daktail. Namun, kinerja bangunan
pada level operasional merupakan tujuan utama bagi beberapa tipe bangunan seperti:
-Bangunan yang berhubungan dengan fasilitas keadaan darurat (rumah sakit,
pembangkit listrik, telekomunikasi).
-Bangunan dengan komponen atau bahan yang beresiko tinggi terhadap makhluk
hidup (fasilitas nuklir, bahan kimia).
- Bangunan yang berhubungan dengan orang banyak (apartemen, perkantoran,
hotel).
- Bangunan yang berhubungan dengan pertahanan Negara.
- Bangunan yang memiliki komponen dan peralatan elektronik yang mahal.
- Bangunan/museum/monumen/ yang berhubungan dengan sejarah.

4
5

Dalam perencanaan struktur atau bangunan yang mempunyai ketahanan terhadap


gempa dengan tingkat keamanan yang memadai, struktur yang harus dirancang dapat
memikul gaya horizontal atau gaya gempa.yang harus diperhatikan adalah bahwa struktur
dapat memberikan layanan yang sesuai dengan perencanaan. Menurut T. Paulay (1988),
tingkat layanan dari struktur gaya gempa terdiri dari tiga, yaitu:
1. Serviceability
Jika gempa dengan intensitas percepatan tanah yang kecil dalam waktu ulang yang
besar mengenai struktur, disyaratkan tidak mengganggu fungsi bangunan, seperti
aktivitas normal didalam bangunan dan perlengkapan yang ada. Artinya tidak dibenarkan
ada terjadi kerusakan pada struktur baik pada komponen struktur maupun dalam elemen
non-struktur yang ada. Dalam perencanaan harus diperhatikan kontrol dan batas
simpangan (drift) yang dapat terjadi semasa gempa, serta menjamin kekuatan yang cukup
bagi komponen struktur untuk menahan gaya gempa yang terjadi dan diharapkan struktur
masih berprilaku elastis.
2. Kontrol kerusakan
Jika struktur dikenai gempa dengan waktu ulang sesuai dengan umur atau masa
rencana bangunan, maka struktur direncanakan untuk dapat menahan gempa ringan atau
gempa kecil tanpa terjadi kerusakan pada komponen struktur maupun komponen non-
struktur, dan diharapkan struktur dalam batas elastis.
3. Survival
Jika gempa kuat yang mungkin terjadi pada umur/masa bangunan yang
direncanakan membebani struktur, maka struktur direncankan untuk dapat bertahan
dengan tingkat kerusakan yang besar tanpa mengalami kerusakan dan keruntuhan
(collapse). Tujuan utama dari keadaan batas ini adalah untuk menyelamakan jiwa
manusia.
Seiring dengan perkembangan teknologi dalam perencanaan bangunan tahan
gempa, telah dikembangkan suatu pendekatan desain alternatif untuk mengurangi resiko
kerusakan bangunan akibat gempa, dan mampu mempertahankan integritas komponen
struktural dan non-struktural terhadap gempa kuat. Pendekatan desain ini bukan dengan
cara memperkuat struktur bangunan, tetapi adalah dengan mereduksi gaya gempa yang
bekerja pada bangunan. Salah satu konsep pendekatan perencanaan yang telah digunakan
banyak orang adalah dengan menggunakan FVD (Fluid viscous damper).

5
6

2.2 Prinsip Sistem Fluid viscous damper (FVD)


Fluid viscous dampers adalah suatu alat yang digunakan untuk meredam sebuah
gaya dinamis yang bekerja pada sebuah struktur seperti beban gempa dan beban angin,
fluid viscous damper merupakan salah satu cara untuk menambah energi disipasi pada
sistem lateral struktur bangunan. Peredam ini menghilangkan energi dengan cara
mendorong fluida/carian melalui sebuah orifices dan menghasilkan sebuah tekanan yang
menciptakan sebuah gaya redaman.
Cara kerja FVD yaitu dengan cara memberikan perlawanan gaya melalui
pergerakan yang dibatasi. Gaya yang diberikan oleh FVD timbul akibat adanya gaya luar
yang berlawanan arah bekerja pada alat tersebut. Peralatan ini bekerja dengan
menggunakan konsep mekanika fluida dalam mendispasikan energi.

Gambar 2.1 Skema Kerja Fluid Viscous Dsmper


(sumber : https://fikrialvian.wordpress.com/author/fikrialvian/ )

Perbandingan antara bangunan konvensional dengan bangunan yang


menggunakan fluid viscous damper dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Perilaku Gedung yang Menggunakan Fluid Viscous Damper


(sumber : Moreschi, Luis M. 2000)

6
7

Jika pada struktur dipasang fluid viscous damper, gaya redaman akan sama
dengan nol pada saat defleksi maksimum, karena kecepatan stroke sama dengan nol dan
kemudian berbalik arah. Saat kolom berbalik arah ke posisi semula, akan menyebabkan
menjadikan kecepatan stroke menjadi maksimum atau gaya redamannya menjadi
maksimum. Pada posisi kolom normal, tegangan kolom adalah minimum. Dengan
demikian penggunaan fluid viscous damper sebagai alat peredam struktur, tidak akan
meningkatkan beban pada kolom akibat gaya yang dikeluarkan fluid viscous damper,
karena saat terjadi gempa dan gaya damper maksimum, tegangan kolom justru minimum.
Beberapa kelebihan fluid viscous damper adalah :
1. Dapat mereduksi tegangan, gaya geser dan defleksi pada struktur.
2. Bekerja secara pasif (tidak membutuhkan peralatan atau sumber daya dalam
penggunaannya).
3. Dapat bekerja dengan tekanan fluida lebih tinggi, sehingga bentuknya
semakin kecil dan praktis.

Gambar 2.3 Aplikasi Penggunakan Fluid Viscous Damper pada Bangunan Gedung
(sumber : en.wikiversity.org)

2.2.1 Bagian-Bagian Fluid Viscous Damper


Elemen desain pokok dari fluid viscous damper relatif sedikit. Namun, rincian dari
elemen-elemen ini dalam beberapa hal dapat menjadi sulit dan rumit. Gambar 2.4
menggambarkan FVD dan bagian-bagiannya.

7
8

Gambar 2.4 Bagian-Bagian Fluid Viscous Damper


(Sumber: Gary C. H.,2000)

1. Piston Rod
Dikarenakan piston rod relatif ramping dan harus menahan beban kolom, biasanya
piston rod dibuat dari material baja mutu tinggi. Stainless steel lebih dipilih untuk
digunakan karena korosi pada permukaan piston rod dapat menyebabkan fluid
viscous damper tidak berfungsi.
2. Cylinder
Cylinder berisi media cairan, dan harus menerima tekanan ketika FVD beroperasi.
Cylinder biasanya terbuat dari pipa-pipa baja. Konstruksi las dan cor tidak
diizinkan untuk cylinder damper, mengingat kekhawatiran akan umur kelelahan
dan retak tegang.
3. Fluid
Cairan yang digunakan adalah cairan yang tahan api, tidak beracun, mempunyai
temperatur yang stabil, dan tahan lama. Satu-satunya cairan yang memenuhi
semua kriteria tersebut adalah jenis silicone. Silicone yang digunakan memiliki
titik nyala (flashpoint) lebih dari 340°C, cairan silicone yang digunakan pada
peredam ini sebenarnya identik dengan silicone yang umum digunakan dalam
kosmetik seperti krim tangan dan wajah.
4. Seal
Seal yang digunakan pada fluid viscous damper harus mampu berfungsi minimal
25 tahun tanpa memerlukan pergantian secara periodik. Kebanyakan damper
menggunakan seal dinamik pada permukaan piston rod, dan seal statik dimana
ujung penutup atau penahan seal melekat ke cylinder.
5. Piston Head

8
9

Piston head melekat pada piston rod, dengan membagi cylinder kedalam dua
ruang tekan. Piston Head berfungsi untuk mendorong cairan (fluid) melalaui
orifices yang berada didalam, sehingga menghasilkan tekanan redaman.
6. Seal Retainer
Digunakan untuk menutup dan membuka ujung cylinder.
7. Accumulator
Fungsi dari Accumulator adalah untuk mengkontrol laju pergerakan piston rod
masuk dan keluar peredam selama bekerja. Fungsi lainnya adalah untuk
menyeimbangkan temperatur dan penyusutan cairan (fluid).
8. Orifices
Aliran bertekanan dari cairan melalui piston head diatur oleh Orifice.
2.2.2 Kekakuan pada Fluid Viscous Damper
Menurut Douglas P.Taylor, kekakuan dari fluid viscous damper dapat dilihat pada
persamaan 2.1.
𝐴𝐸
𝐾= (2.1)
𝐿

dimana,
𝐾 = kekakuan fluid viscous damper (kg/m),
𝐴 = luas selimut fluid viscous damper (m2),
𝐸 = modulus elastisitas (kg/m2),
𝐿 = panjang fluid viscous damper (m).

2.2.3 Gaya pada Fluid Viscous Damper


Konsep penambahan peredam pada struktur mengasumsikan bahwa energi yang
masuk ke dalam strutur akan diserap sebagian besar oleh elemen peredam (damper) dan
sisa energi atau sebagian kecil diserap oleh elemen struktur lainnya. Fluid viscous damper
mempunyai keunikan yaitu mampu memperkecil tegangan dan defleksi secara
bersamaan. Hal ini dikarenakan gaya fluid viscous damper bervariasi hanya dengan
kecepatan geraknya, yang menghasilkan respon yang langsung berhubungan terhadap
tegangan lentur struktur. Bentuk umum dari gaya redaman yang diinput untuk analisis
struktur yang menggunakan fluid viscous damper dapat dilihat pada persamaan 2.2.
𝐹𝑑 = 𝐶 𝑥̇ 𝛼 (2.2)

dimana,

9
10

𝐹𝑑 = gaya peredam,
𝐶 = konstanta peredam,
𝑥̇ = kecepatan dari ujung ke ujung elemen,
𝛼 = koefisien kecepatan peredam.

Koefisien α merupakan eksponen yang memiliki nilai spesifik dalam rentang 0,3
sampai 1,0. Rentang nilai α untuk bangunan dengan design seismic adalah 0,4 sampai 0,5.
Nilai koefisien α mempengaruhi kelinieran gaya peredam, peredam dengan α = 1, disebut
viscous damper linier yang mana gaya peredam berbanding lurus dengan kecepatan,
sedangkan damper dengan α > 1 dan α < 1 disebut viscous damper non-linier, yang efektif
untuk meminimalkan guncangan dengan kecepatan tinggi.

Gambar 2.5 Grafik Hubungan Gaya Peredam dengan Kecepatan Peredam


(Sumber: Jenn-Shin Hwang, 2001)

2.3 Metode Analisis Time History


Pada Analisis Ragam Riwayat Waktu diperlukan rekaman percepatan gempa.
Analisis dinamik riwayat waktu (time history) sangat cocok digunakan untuk analisis
struktur yang tidak beraturan terhadap pengaruh gempa rencana. Mengingat gerakan
tanah akibat gempa di suatu lokasi sulit diperkirakan dengan tepat, maka sebagai input
gempa dapat didekati dengan gerakan tanah yang disimulasikan.

Akselerogram gempa masukan yang ditinjau dalam analisis respon dinamik linier
dan non-linier riwayat waktu, harus diambil dari rekaman gerakan tanah akibat gempa
yang didapat di suatu lokasi yang mirip kondisi geologi, topografi dan seismotektoniknya
dengan lokasi tempat struktur bangunan gedung yang ditinjau berada. Pada analisis ini

10
11

untuk mengurangi ketidak-pastian mengenai kondisi lokasi ditinjau tiga buah


akselerogram dari gempa yang berbeda dan salah satunya adalah diambil akselerogram
Gempa El-centro N-S yang telah direkam pada tanggal 15 mei 1940 di California. Faktor
skala yang di gunakan dapat dilihat pada persamaan 2.3.
𝑃𝐺𝐴 𝑘𝑜𝑡𝑎
Faktor skala yang digunakan = 𝑃𝐺𝐴 𝑔𝑒𝑚𝑝𝑎 (2.3)

2.4 Respons Spektrum


Untuk mendapatkan data Respons Spektrum yang digunakan dalam
merencanakan gempa, dapat mengujungi website Pusat Penelitian dan Pengembanagn
Permukiman yaitu http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/. Data
yang dimasukan dalam website tersebut adalah lokasi bangunan dan jenis tanahnya.
Dengan data lokasi bangunan gedung di kota Bandung dan jenis tanahnya sedang. Faktor
skala yang digunakan dapat dilihat pada persamaan 2.4.

𝐼
Faktor skala yang digunakan = 𝑔 × 𝑅𝑒 (2.4)

dimana:
𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2),
𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa, dicantumkan pada Tabel 2.2,
𝑅 = koefisien modifikasi respons, dicantumkan pada Tabel 2.3.

2.5 Standar yang Digunakan dalam Penelitian


Standar yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Pola Penempatan
fluid viscous damper Terhadap Respons Struktur Gedung 12 Lantai adalah sebagai
berikut:
a. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung (SNI 1726:2012).
b. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain (SNI
1727:2013).
c. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI 2847:2013).
2.6 Data yang Digunakan dalam Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian Analisis Pengaruh Pola Penempatan Fluid
Viscous Damper Terhadap Respons Struktur Gedung 12 Lantai adalah sebagai berikut:

11
12

2.6.1 Pembebanan
Pembebanan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pembebanan
berdasarkan SNI 1727:2013 tentang Beban minimun untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain. Beban yang digunakan antara lain:
a. Beban Hidup (LL)
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban
mati. Pemilihan beban hidup pada perencanaan struktur adalah berdasarkan dari fungsi
bangunannya. Beban hidup yang digunakan dalam penelitian ini adalah beban hidup yang
digunakan untuk bangunan perkantoran.
b. Beban Mati (DL)
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan, termasuk
segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu kesatuan dengannya. Beban mati yang
diperhitungkan terdiri dari:
a. Berat kolom sendiri.
b. Berat balok sendiri.
c. Berat pelat lantai
c. Beban Mati Tambahan (SDL)
Beban mati tambahan adalah beban-beban yang bekerja vertikal ke bawah pada
struktur dan mempunyai karakteristik bangunan, seperti misalnya penutup lantai, alat
mekanis, dan partisi. Berat dari elemen-elemen ini pada umumnya dapat ditentukan
dengan mudah dengan derajat ketelitian cukup tinggi. Perhitungan besaran beban mati
suatu elemen dilakukan dengan meninjau berat satuan material tersebut berdasarkan
volume elemen.
d. Beban Gempa (EQ)
Beban gempa adalah semua beban static equivalent yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam
hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik,
maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya – gaya dalam struktur
tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.

12
13

e. Beban Atap (R)


Beban atap adalah beban yang terjadi pada atap bangunan. Beban atap terjadi ketika atap
bangunan yang direncanakan sesuai dengan fungsi bangunannya.

2.6.2 Kombinasi Pembebanan


Beban yang akan bekerja pada struktur adalah beban mati, beban hidup, beban
mati tambahan dan beban gempa. Kombinasi pembebanan ultimate pada gedung yang
direncanakan berdasarkan SNI 1727:2013, dapat dilihat pada persamaan 2.5, 2.6, 2.7 dan
2.8.
1. 1,4 𝐷 (2.5)
2. 1,2 𝐷 + 1,6 𝐿1,2 (2.6)
3. (1,2 + 0,2)𝐷 + 𝜌𝑄𝐸 + 𝐿 (2.7)
4. (0,9 − 0,2)𝐷 + 𝜌𝑄𝐸 (2.8)
2.6.3 Kategori Risiko Bangunan dan Faktor Keutamaan Gempa
Kategori risiko bangunan dan faktor keutamaan gempa berdasarkan SNI
1726:2012 dapat dilihan pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung


Kategori
Jenis Pemanfaatan
Risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk,
antara lain :
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori
risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- PerumahanRumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, tapi tidak dibatasi untuk: III
- Bioskop

13
14

- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat
darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar
dan/atau gangguan masal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila
terjadi kegagalan, tapi tidak dibatasi untuk :
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses
penanganan, penyimpanan, penggunaan, atau tempat pembuangan bahan
bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan
yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak
dimana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat
perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas
IV
lainnya untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan
pada saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik,
tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur
pendukung air atau material atau peralatan pemadam kebakaran) yang
disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan darurat

Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi


struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV.

Tabel 2.2 Faktor Keutamaan Gempa

14
15

Kategori Risiko Faktor Keutamaan Gempa, [𝑰𝒆 ]


I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,5

2.6.4 Pemilihan Sistem Struktur


Pemilihan sistem struktur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada SNI
1726:2012 tentang Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan non-Gedung yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 𝑹, 𝑪𝒅 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa

Koefisien Faktor
Modifikasi Pembesaran
No Sistem Penahan-gaya seismik
Respons Defleksi
[𝑹] [𝑪𝒅 ]

Sistem rangka pemikul momen


1 Rangka baja pemikul momen khusus 8 5,5
2 Rangka batang baja pemikul momen khusus 7 5,5
3 Rangka baja pemikul momen menengah 4,5 4
4 Rangka baja pemikul momen biasa 3,5 3
Rangka beton bertulang pemikul momen
5 8 5,5
khusus
Rangka beton bertulang pemikul momen
6 5 4,5
menengah
7 Rangka beton bertulang pemikul momen biasa 3 2,5
Rangka baja dan beton komposit pemikul
8 8 5,5
momen khusus
Rangka baja dan beton komposit pemikul
9 5 4,5
momen menengah
Rangka baja dan beton komposit terkekang
10 6 5,5
parsial pemikul momen
Rangka baja dan beton komposit pemikul
11 3 2,5
momen biasa
Rangka baja canai dingin pemikul momen
12 3,5 3,5
khusus dengan pembautan

2.6.5 Periode Fundamental Pendekatan


Berdasarkan SNI 1726:2012, Periode fundamental pendekatan batas bawah
ditentukan dengan Persamaan 2.9.
1 𝑇𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐶𝑡 × ℎ𝑛𝑥 (2.9)
dimana:

15
16

𝐶𝑡 = nilai koefisien berdasarkan Tabel 2.5,


2 ℎ𝑛𝑥 = tinggi struktur bangunan (m).
Periode fundamental pendekatan batas atas ditentukan dengan Persamaan 2.10
𝑇𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐶𝑢 × 𝑇𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 (2.10)
dimana:
3 𝐶𝑢 = nilai koefisien berdasarkan Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Koefisien untuk Batas Atas pada Periode yang Dihitung
Parameter percepatan respons spektral desain
Koefisen 𝑪𝒖
pada 1 detik, 𝑺𝑫𝟏
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7

4 Tabel 2.5 Nilai Parameter Periode Pendekatan 𝐶𝑡 dan 𝑥


Tipe Struktur 𝑪𝒕 𝒙
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100
persen gaya gempa yang di isyaratkan dan tidak dilingkupi atau
dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan akan
mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya gempa:
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75

2.6.6 Gaya Geser Dasar Seismik


Berdasarkan SNI 1726:2012 gaya geser seimik dalam arah yang ditetapkan harus
ditentukan sesuai dengan Persamaan 2.11.
𝑉 = 𝐶𝑠 × 𝑊 (2.11)
dimana:
𝐶𝑠 = koefisien respons seismik,
𝑊 = berat seismik efektif (kN).
Koefisien respons seismik, 𝐶𝑠 hitung harus ditentukan sesuai dengan Persamaan 2.12.
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑅 (2.12)
( )
𝐼𝑒

dimana:
𝑆𝐷𝑆 = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang periode pendek,

16
17

𝑅 = koefisien modifikasi respon, dicantumkan pada Tabel 2.3,


𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa, dicantumkan pada Tabel 2.2.
Nilai 𝐶𝑠 yang dihitung sesuai Persamaan 2.12 tidak boleh lebih dari Persamaan 2.13.
𝑆𝐷1
𝐶𝑠 = 𝑅 (2.13)
𝑇( )
𝐼𝑒

dimana:
𝑆𝐷1 = parameter percepatan spektrum respons desain dalam rentang periode 1 detik.

Nilai 𝐶𝑠 yang dihitung sesuai Persamaan 2.12 tidak boleh kurang dari Persamaan 2.14.
𝐶𝑠 = 0,044𝑆𝐷𝑆 𝐼𝑒 ≥ 0,01 (2.14)

2.6.7 Simpangan Antar Lantai


Berdasarkan SNI 1726:2012 nilai simpangan antar lantai izin harus lebih besar
dari selisih defleksi terbesar antar lantai. Persamaan defleksi pusat massa dapat dilihat
pada Persamaan 2.15.
𝐶𝑑 𝛿𝑥𝑒
𝛿𝑥 = (2.15)
𝐼𝑒

dimana:
𝐶𝑑 = faktor pembesaran defleksi, dicantumkan pada Tabel 2.3,
𝛿𝑥𝑒 = perpindahan maksimum pada lokasi lantai yang ditinjau (mm),
𝐼𝑒 = faktor keutamaan gempa dapat, dicantumkan pada Tabel 2.2.

2.7 Pemodelan Struktur


Permodelan struktur akan dimodelkan pada gedung tinggi tingkat 12 dengan 3
jenis model dan jumlah peredam yang sama yaitu 24 buah tetapi dengan pola peletakan
peredam yang berbeda.

17
18

Gambar 2.6 Denah Gedung Tinggi 12 Lantai

2.7.1 Model Penempatan FVD Pola A


Penempatan FVD Pola A dipasang pada lantai 1 sampai lantai 4 dalam arah ZX
di kedua sisi terluar dengan jumlah FVD-750 sebanyak 24 buah.

Gambar 2.7 Penempatan FVD Pola A

18
19

Gambar 2.8 Bentuk 3-D Penempatan FVD Pola A


2.7.2 Model Penempatan FVD Pola B
Penempatan FVD Pola B dipasang pada lantai 5 sampai lantai 8 dalam arah ZX
di kedua sisi terluar dengan jumlah FVD-750 sebanyak 24 buah.

Gambar 2.9 Penempatan FVD Pola B

19
20

Gambar 2.10 Bentuk 3-D Penempatan FVD Pola B

2.7.3 Model Penempatan FVD Pola C


Penempatan FVD Pola C dipasang pada lantai 9 sampai lantai 12 dalam arah ZX
di kedua sisi terluar dengan jumlah FVD-750 sebanyak 24 buah.

Gambar 2.11 Penempatan FVD Pola C

20
21

Gambar 2.12 Bentuk 3-D Penempatan FVD Pola

21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

22
23

3.2 Keterangan Bagan Alir


Berikut ini penjelasan secara rinci dari isi bagan alir pada Gambar 3.1
3.2.1 Studi Literatur
Studi literatur yang digunakan dalam penelitian tentang Analisis Pengaruh Pola
Penempatan Fluid Viscous Damper Terhadap Respons Struktur Gedung 12 Lantai antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Banguna Tahan Gempa
b. Prinsip Sistem Fluid Viscous Damper (FVD)
c. Bagian-Bagian Fluid Viscous Damper (FVD)
d. Sifat Fluid Viscous Damper (FVD)
e. Metode Analisis Time History
3.2.2 Penentuan Layout dan Dimensi Gedung
Desain bangunan gedung yang digunakan pada analisi ini adalah sebagai berikut:
a. Lokasi Bangunan : Kota Bandung
b. Fungsi Bangunan : Perkantoran
c. Struktur bangunan :
 Jarak antar portal arah X : 6 meter
 Jarak antar portal arah Y : 6 meter
 Tinggi antar lantai arah Z : 4 meter
d. Pola Penempatan FVD
 Pola A pada lantai 1 sampai 4 dengan penempatan dikedua sisi terluar arah ZX
 Pola B pada lantai 5 sampai 8 dengan penempatan dikedua sisi terluar arah ZX
 Pola C pada lantai 9 sampai 12 dengan penempatan dikedua sisi terluar arah
ZX
e. Denah Bangunan

23
24

Gambar 3.2 Denah Bangunan

3.2.3 Preliminary Design, Input Data Struktur dan Pembebanan


Pemodelan pada analisi ini menggunakan program perangkat lunak ETABS
v.16.0.3 untuk mendefinisikan dimensi balok dan kolom. Data yang digunakan dalam
pemodelan balok dan kolom antara lain sebagai berikut:
a. Mutu beton, 𝑓𝑐 ′ = 25 MPa.
b. Mutu baja tulangan, 𝑓𝑦 = 420 MPa.
c. Modulus elastisitas beton, 𝐸𝑐 = 23500 MPa.
d. Modulus elastisitas baja, 𝐸𝑠 = 200000 MPa.
Peraturan pembebanan yang digunakan adalah SNI 1726:2012 tentang Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung.
Gaya-gaya yang diperhitungkan berupa gaya gravitasi dari beban mati dan beban hidup
serta gaya lateral gempa. Setelah ditentukan besarnya beban-beban yang bekerja pada
struktur diperhitungkan kombinasi pembebanan berupa kombinasi beban mati, beban
hidup, dan beban gempa.

3.2.4 Pemodelan Struktur Gedung


Pada analisis ini terdapat 3 pemodelan sruktur gedung yang berdasarkan pola
penempatan FVD yaitu pada pola A, pola B dan pola C seperti pada Gambar 3.3.

24
25

Gambar 3.3 Pola Penempatan FVD

3.2.5 Penambahan Fluid Viscous Damper


Penambahan FVD menggunakan FVD-750 yang bertujuan untuk mereduksi gaya
gempa yang bekerja pada bangunan. Adapun nilai FVD berdasarkan besarnya kapasitas
gaya yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Nilai FVD berdasarkan Besarnya Kapasitas Gaya


SP
TAYLOR MID- MAXIMU MAXIMUM
HERICAL CLEVIS CLEVIS BEARING
FORCE DEVICE STROKE STROKE M CLEVIS CYLINDER WEIGHT
BEARING THICKNES DEPTH THICKNE
(Kn) MODEL LENGTH (mm) WIDTH DIAMETER (kg)
BORE S (mm) (mm) SS (mm)
NUMBER (mm) (mm) (mm)
DIAMETER
250 17120 38.1 787 ±75 43 100 83 33 114 44
500 17130 50.8 997 ±100 55 127 102 44 150 98
750 17140 57.15 1016 ±100 59 155 129 50 184 168
1000 17150 69.85 1048 ±100 71 185 150 61 210 254
1500 17160 76.2 1105 ±100 77 205 162 67 241 306
2000 17170 88.9 1346 ±125 91 230 191 78 286 500
3000 17180 101.6 1441 ±126 117 290 203 89 350 800
4000 17190 127 1645 ±127 142 325 173 111 425 1088
6500 17200 152.4 1752 ±128 154 350 305 121 515 1930
8000 17210 177.8 1867 ±129 178 415 317 135 565 2625

25
26

3.2.6 Analsisis Time History


Analisis Time History dalam RSNI Gempa 1726: 2012 disyaratkan paling sedikit
tiga gerak tanah yang sesuai harus digunakan dalam analisis. Kondisi lokasi, geologi,
topografi dan seismotektoniknya dipilih yang sesuai dengan lokasi tempat struktur
gedung yang ditinjau berada. Hal ini untuk mengurangi ketidakpastian mengenai kondisi
lokasi. Maka paling sedikit harus ditinjau 3 buah akselerogram dari 3 gempa yang
berbeda. Pada analisis ini menggunakan akselerogram gempa El-Centro, gempa Chi-chi
dan gempa Northridge.

3.2.7 Analisis dan Pembahasan


Analisis dan pembahasan dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil
analisis struktur terhadap pola penempatan FVD pada bangunan gedung 12 lantai yang
paling efektif.

3.2.8 Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan dan saran merupakan rangkuman yang dibuat setelah dilakukannya
penelitian ini dan manfaat yang telah diperoleh dengan adanya penelitian ini.

26
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemodelan Struktur


Dalam Tugas Akhir ini struktur bangunan dimodelkan dengan menggunakan
jenis peredam fluid viscous damper dengan tipe dan jumlah yang sama, tetapi dengan pola
penempatan yang berbeda. Struktur bangunan dimodelkan secara tiga dimensi dengan
menggunakan bantuan software ETABS v.16.0.3. Data perencanaan struktur yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi bangunan adalah gedung perkantoran.
b. Struktur bangunan berada di Kota Bandung dan berada pada tanah sedang.
c. Tinggi antar lantai 4 m dengan total tinggi bangunan 12 lantai adalah 48 m.
d. Mutu beton yang digunakan adalah 𝑓𝑐′ = 25 𝑀𝑃𝑎 .
e. Mutu baja tulangan yang digunakan adalah 𝑓𝑦 = 420 𝑀𝑃𝑎 .
f. Modulus elastisitas beton, 𝐸𝑐 = 23500 𝑀𝑃𝑎 .
g. Modulus elastisitas baja 𝐸𝑠 = 20000 𝑀𝑃𝑎 .
h. Tipe damper FVD-750.
Pada tahapan preliminary design dimensi struktur didapatkan melalui trial and
error sehingga hasil akhir dimensi struktur bangunan dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Dimensi Struktur
Balok Kolom Pelat
B H B H T
Nama Nama Nama
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
B-1 500 600 K-1 950 950 Pelat lantai 150
K-2 750 750 Pelat atap 100
K-3 600 600

27
28

Gambar 4.1 Denah Bangunan

Gambar 4.2 Tampak Samping Bangunan

28
29

Gambar 4.3 Model 3-D Struktur Bangunan


4.2 Pembebanan Struktur
Pembebanan struktur adalah pendefinisian beban-beban yang akan bekerja pada
struktur bangunan. Beban-beban yang akan bekerja pada struktur bangunan adalah
sebagai berikut:
4.2.1 Beban Mati (DL)
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan (self wight),
termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu kesatuan dengannya. Beban
mati yang diperhitungkan terdiri dari:
a. Berat kolom sendiri.
b. Berat balok sendiri.
c. Berat pelat lantai
Karena analisis dilakukan dengan software ETABS v.16.0.3, maka berat sendiri
akan dihitung secara otomatis oleh program.
4.2.2 Beban Hidup (LL)
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban

29
30

mati. Pemilihan beban hidup pada perencanaan struktur adalah berdasarkan dari fungsi
bangunannya. Beban hidup yang digunakan dalam penelitian ini adalah beban hidup yang
digunakan untuk bangunan perkantoran. Beban hidup yang direncanakan adalah sebagai
berikut:

a. Beban Hidup pada Lantai Gedung


Beban hidup pada lobi dan koridor pertama gedung perkantoran berdasarkan SNI
1727:2013 Tabel 4-1 yaitu, sebesar 4,79 kN/m2. Sedangkan untuk koridor di atas
lantai pertama memiliki beban sebesar 3,83 kN/m2.
b. Beban Hidup pada Atap Gedung
Beban hidup pada atap gedung berdasarkan SNI 1727:2013 Tabel 4-1 yaitu,
sebesar 0,96 kN/m2.
4.2.3 Beban Mati Tambahan (SDL)
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983, nilai
beban mati tambahan untuk bangunan non struktural adalah sebagai berikut:
a. Plafon + penggantung = 0,2 kN/m2
b. Penutup lantai = 0,24 kN/m2
c. Adukan semen = 0,21 kN/m2
Asumsi adukan yang digunakan setebal 2 cm, maka bebannya yaitu sebesar 0,42
kN/m2
d. Mechanical Electrical = 0,25 kN/m2
e. Beban dinding pasangan setengah bata = 2,5 kN/m2
4.2.4 Beban Gempa
Data gempa diperoleh melalui website dengan link sebagai berikut
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/. Data gempa berupa
parameter percepatan gempa (𝑆𝑠, 𝑆1) yang terletak pada Kota Bandung dengan
menggunakan klasifikasi jenis tanah sedang. Data yang diperoleh dari website dapat
dilihat pada Tabel 4.2..

30
31

Gambar 4.4 Grafik Respon Spektrum Kota Bandung

Tabel 4.2 Parameter Gempa di Kota Bandung


Variabel Nilai
PGA [g] 0.426
SS [g] 1.069
S1 [g] 0.459
CRS 1.117
CR1 1.134
FPGA 1.074
FA 1.073
FV 1.541
PSA [g] 0.457
SMS [g] 1.146
SM1 [g] 0.707
SDS [g)] 0.764
SD1 [g] 0.472
T0 [detik] 0.123
TS [detik] 0.617

4.2.5 Kombinasi Pembebanan


Beban yang bekerja pada struktur berupa beban mati, beban hidup, dan beban
gempa sehingga menghasilkan 19 kombinasi pembebanan. Tabel 4.3 menunjukan
kombinasi pembebanan yang akan diaplikasikan dalam permodelan struktur.
Tabel 4.3 Kombinasi pembebanan
No DL SDL LL EX EY
1 1.4 1.4
2 1.2 1.2 1.6
3 1.39864 1.39864 1 0.39 1.3
4 1.09304 1.09304 1 0.39 -1.3

31
32

Tabel 4.3 (lanjutan) Kombinasi pembebanan


No DL SDL LL EX EY
5 1.30696 1.30696 1 -0.39 1.3
6 1.00136 1.00136 1 -0.39 -1.3
7 1.39864 1.39864 1 1.3 0.39
8 1.30696 1.30696 1 1.3 -0.39
9 1.09304 1.09304 1 -1.3 0.39
10 1.00136 1.00136 1 -1.3 -0.39
11 1.09864 1.09864 0.39 1.3
12 0.79304 0.79304 0.39 -1.3
13 1.00696 1.00696 -0.39 1.3
14 0.70136 0.70136 -0.39 -1.3
15 1.09864 1.09864 1.3 0.39
16 1.00696 1.00696 1.3 -0.39
17 0.79304 0.79304 -1.3 0.39
18 0.70136 0.70136 -1.3 -0.39
19 Envelope

4.3 Pola Penempatan FVD


Pada penelitian ini penempatan alat peredam pada struktur bangunan 12 lantai di
bagi menjadi tiga pola yaitu, pola A, pola B dan pola C, ketiga pola tersebut dapat dilihat
pada Gambar 4.5 berikut

Gambar 4.5 Pola Penempatan Fluid Viscous Damper

32
33

4.3.1 Perencanaan Fluid Viscous Damper


Pada penelitian ini, tipe fluid viscous damper yang di gunakan adalah FVD-750.
Adapun nilai fluid viscous damper berdasarkan kapasitas gaya yang dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Nilai FVD berdasarkan Kapasitas Gaya
SP
TAYLOR MID- MAXIMU MAXIMUM
HERICAL CLEVIS CLEVIS BEARING
FORCE DEVICE STROKE STROKE M CLEVIS CYLINDER WEIGHT
BEARING THICKNES DEPTH THICKNE
(Kn) MODEL LENGTH (mm) WIDTH DIAMETER (kg)
BORE S (mm) (mm) SS (mm)
NUMBER (mm) (mm) (mm)
DIAMETER
250 17120 38.1 787 ±75 43 100 83 33 114 44
500 17130 50.8 997 ±100 55 127 102 44 150 98
750 17140 57.15 1016 ±100 59 155 129 50 184 168
1000 17150 69.85 1048 ±100 71 185 150 61 210 254
1500 17160 76.2 1105 ±100 77 205 162 67 241 306
2000 17170 88.9 1346 ±125 91 230 191 78 286 500
3000 17180 101.6 1441 ±126 117 290 203 89 350 800
4000 17190 127 1645 ±127 142 325 173 111 425 1088
6500 17200 152.4 1752 ±128 154 350 305 121 515 1930
8000 17210 177.8 1867 ±129 178 415 317 135 565 2625

4.3.2 Perhitungan Kekakuan dan Konstanta Peredam


Data FVD-750 dapat dilihat pada Tabel 4.3, sehingga kekauan dan konstanta
peredam dapat di hitung sebagai berikut:
Peredam tipe FVD-750,
pada saat kondisi linear,
1 2
𝐴𝐸 4 × 𝜋 × 𝑑 × 𝐸
𝐾= =
𝐿 𝐿
1
× 𝜋 × 0,1842 × 2 × 1010 𝑘𝑔
𝐾= 4 = 73748638,13 ⁄𝑚 = 737486,3813 𝑘𝑁⁄𝑚
7,2111
𝐹𝑑 750
𝐶= = = 625 𝑘𝑁𝑠/𝑚
𝑥̇ 𝛼 1,21

pada saat kondisi no-linear,

1 2
𝐴𝐸 4 × 𝜋 × 𝑑 × 𝐸
𝐾= =
𝐿 𝐿
1
× 𝜋 × 0,1842 × 2 × 1010
𝐾= 4 = 73748638,13 𝑘𝑔/𝑚 = 737486,3813 𝑘𝑁/𝑚
7,2111
𝐹𝑑 750
𝐶= = = 690,923 𝑘𝑁𝑠/𝑚
𝑥̇ 𝛼 1,20,45

33
34

Kekakuan dan konstanta di input kedalam program ETABS 2016, Define → Section
Properties → Link/Support Properties → Add New Property ....(Gambar 4.6 dan
Gambar 4.7)

Gambar 4.6 Link Property Data FVD-750

Gambar 4.7 Input Data Kekakuan dan Konstanta FVD-750

34
35

4.4 Analisis Struktur


Pada penelitian ini terdapat tiga pola penempatan FVD yang berbeda, dan
menganalisis struktur yang meliputi waktu getar alami struktur, gaya geser dasar struktur,
simpangan antar lantai, beam force, column force dan pmm ratio column, dengan respon
spectrum dan time history, dimana gempa El-centro, gempa Chi Chi dan gempa
Northridge sebaai acuannya.
4.4.1 Pemodelan Tanpa Damper
1. Periode Getar Alami Struktur
Periode getar alami struktur merupakan salah satu parameter penting dalam
perencanaan gedung tahan gempa. Oleh karena itu periode getar alami struktur harus
memenuhi persyaratan agar goyangan struktur tidak terlalu fleksibel ataupun kaku. Pada
Tabel 4.5 menunjukan ouput nilai periode getar alami struktur, dan pada Tabel 4.6
menunjukan nilai periode getar alami struktur arah UX dan UY.

Tabel 4.5 Nilai Periode Getar Alami Struktur


Period
Case Mode
(detik)
Modal 1 1,401
Modal 2 1,401
Modal 3 1,169
Modal 4 0,49
Modal 5 0,49
Modal 6 0,42
Modal 7 0,277
Modal 8 0,277
Modal 9 0,242
Modal 10 0,186
Modal 11 0,186
Modal 12 0,163
Tabel 4.6 Nila Periode Arah UX dan UY
Periode
Arah
(detik)
X 1,401
Y 1,401

Periode getar alami struktur pedekatan 𝑇𝑎(min) = 𝐶𝑡 ℎ𝑛𝑥

𝑇𝑎(min) = 0,0466 × 480.9 = 1,5188 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

35
36

𝑇𝑎(max) = 𝐶𝑢 𝑇𝑎(min)
𝑇𝑎(max) = 1.4 × 1,5188 = 2,125 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dari hasil perhitungan 𝑇𝑎(min) dan 𝑇𝑎(max) nilai 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 kurang dari nilai
𝑇𝑎(min) ,maka nilai periode untuk 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 yang di ambil adalah nilai 𝑇𝑎(min)
sebesar 1,5188 detik.
2. Simpangan Antar Lantai
Simpangan antar lantai izin mengacu pada SNI Gempa 1726:2012 Tabel 16
dengan parameter kategori risiko II dengan (ℎ𝒔𝒙 ) adalah ketinggian setiap tingkat.
∆𝑎 = 0,020 × ℎ𝒔𝒙
∆𝑎 = 0,020 × 4000
∆𝑎 = 80 mm
Simpangan pada struktur tanpa damper hasil dari software ETABS v16.0.3 dapat
dilihat pada Tabel 4.7 untuk arah X dan Tabel 4.8 untuk arah Y.
Tabel 4.7 Simpangan Struktur Tanpa Damper Arah X
δxe (mm)

Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

109.828 40.703 4.956 0.002


106.495 39.031 4.795 0.002
100.916 36.25 4.543 0.001
93.147 32.522 4.451 0.001
83.425 28.077 4.202 0.001
73.986 23.965 3.83 0.001
63.356 19.563 3.31 0.001
51.545 15.229 2.666 0.001
38.726 11.354 1.955 0.001
26.686 7.814 1.313 0.0003838
14.914 4.37 0.715 0.0002179
4.874 1.429 0.229 7.21E-05

36
37

Tabel 4.8 Simpangan Struktur Tanpa Damper Arah Y


δxe (mm)

Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

36.609 13.568 2.495 0.002


35.498 13.01 2.41 0.002
33.639 12.083 2.327 0.002
31.049 10.841 2.193 0.002
27.808 9.359 1.991 0.002
24.662 7.988 1.773 0.001
21.119 6.521 1.518 0.001
17.182 5.076 1.231 0.001
12.909 3.785 0.921 0.001
8.895 2.605 0.633 0.001
4.971 1.457 0.353 0.0003726
1.625 0.476 0.115 0.0001257

Kontrol simpangan antar lantai izin dengan simpangan antar lantai desain pada struktur
tanpa damper dicantumkan pada Tabel 4.9 untuk arah X dan Tabel 4.10 untuk arah Y.

Tabel 4.9 Simpangan Antar Lantai Tanpa Damper Arah X


Δ (mm)
Lantai Δa (mm)
Respons Spektrum El-Centro Chi chi Northridge
12 23.276 14.729 2.2165 0.066 80
11 37.95 25.2945 0.8415 0.0605 80
10 52.1785 35.321 2.552 0.0605 80
9 64.6305 41.7945 4.3285 0.066 80
8 64.9165 38.258 4.312 0.0715 80
7 71.4835 38.423 4.2295 0.1155 80
6 73.6505 37.2075 4.0975 0.2805 80
5 58.476 29.469 4.037 1.1055 80
4 16.566 9.757 3.399 2.739 80
3 13.244 8.2225 3.63 3.1405 80
2 13.1835 8.2665 3.9765 3.5035 80
1 10.219 6.534 3.465 3.124 80

37
38

Tabel 4.10 Simpangan Antar Lantai Tanpa Damper Arah Y


Δ (mm)
Lantai Δa (mm)
Respons Spektrum El-Centro Chi-chi Northridge
12 6.1435 3.212 0.4455 0 80
11 10.01 5.3405 0.77 0 80
10 13.8105 7.2545 1.111 0 80
9 17.1765 8.602 1.3805 0 80
8 17.4515 8.151 1.3915 0 80
7 19.679 8.448 1.573 0.0055 80
6 21.8515 8.008 1.8205 0 80
5 23.815 8.36 2.0735 0 80
4 23.2265 7.92 2.0735 0 80
3 23.5785 7.9035 2.112 0.00309265 80
2 21.4555 7.1225 1.892 0.00153395 80
1 11.5115 3.806 1.0065 0.0008734 80

3. Gaya Geser Dasar Struktur


Gaya geser dasar struktur dihitung dalam masing-masing dua arah horizontal
orthogonal menggunakan periode getar alami struktur yang dihitung dalam masing
masing arah dan kombinasi respon untuk gaya geser dasar ragam (𝑉𝑡) lebih kecil 85
persen dari geser dasar yang dihitung (𝑉) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen,
maka gaya harus dikalikan dengan 85%× 𝑉/ 𝑉𝑡.
Perhitungan koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
1. 𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Nilai parameter faktor modifikasi respons (𝑅) adalah 8 serta faktor keutamaan gempa
(𝐼𝑒 ) adalah 1.
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑅
(𝐼 )
𝑒
0,764
=
8
(1)

= 0,0955 g
2. 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,044 × 𝑆𝐷𝑆 × 𝐼𝑒
= 0,044 × 0,764 × 1
= 0,033616 g

38
39

3. 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 =
𝑅
𝑇𝑥 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)

= 0,03884 g
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 =
𝑅
𝑇𝑦 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)

= 0,03884 g
Kontrol nilai koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk nilai koefisien respons seismik hitung (𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 )
tidak perlu melebihi 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 dan harus tidak kurang dari 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 . Pada
perhitungan di atas 𝐶𝑆 hitung lebih dari 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 dan 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦
sehingga nilai 𝐶𝑆𝑥 dan 𝐶𝑆𝑦 adalah 0,03884 g.
Berat seismik struktur (𝑊) yang dihasilkan pada aplikasi ETABS v.16.0.3 dapat dilihat
pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Berat Seismik Struktur
UX UY
Story
Kg kg
Story12 198949.2 198949.2
Story11 265553.9 265553.9
Story10 265553.9 265553.9
Story9 265553.9 265553.9
Story8 278528.8 278528.8
Story7 294098.7 294098.7
Story6 294098.7 294098.7
Story5 294098.7 294098.7
Story4 316780.9 316780.9
Story3 342923 342923
Story2 342923 342923
Story1 342923 342923
Jumlah 3501986 3501986

39
40

Gaya dasar seismik hitung (𝑉)


𝑉𝑥 = 𝐶𝑆𝑥 × 𝑊
= 0,03884 × 35019,86
= 1360,17 kN
𝑉𝑦 = 𝐶𝑆𝑦 × 𝑊
= 0,03884 × 35019,86
= 1360,17 kN
Kontrol dan perbandingan gaya geser strukur dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Perbandingan Gaya Geser Dasar Pada Struktur Tanpa Peredam
𝑽 (𝐤𝐍)
𝑽𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 85% 𝑽𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈
Arah Respons
El-centro Chi-chi Northridge (kN) (kN)
Spektrum

X 4496.477 1395.96 1156.15461 1156.14449 1360.17 1156.145


Y 1498.826 1158.50832 1156.1833 1156.14453 1360.17 1156.145

4. Modal Partisipasi Massa


Berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.9.1 jumlah ragam untuk menentukan ragam
getar alami bagi struktur harus cukup untuk mendapatkan partisipasi masa ragam
terkombinasi paling sedikit sebesar 90% dari masa aktual pada arah X dan arah Y.
Berdasarkan perhitungan dari ETABS v.16.2.0 didapatkan periode alami struktur dan
modal partisipasi masa dicantumkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Modal Partisipasi Masa Struktur Tanpa Peredam

Periode
Mode UX (%) UY (%)
(detik)

1 1.401 0.720 72.950


2 1.401 72.950 0.720
3 1.169 0.000 0.000
4 0.49 7.140 4.650
5 0.49 4.650 7.140
6 0.42 0.000 0.000
7 0.277 0.030 4.910
8 0.277 4.910 0.030
9 0.242 0.000 0.000
10 0.186 0.310 2.150
11 0.186 2.150 0.310
12 0.163 0.000 0.000
Jumlah 92.860 92.860

40
41

4.4.2 Pemodelan Struktur Dengan Penempatan FVD Pola A


1. Periode Getar Alami Struktur
Periode getar alami struktur merupakan salah satu parameter penting dalam
perencanaan gedung tahan gempa. Oleh karena itu periode getar alami struktur harus
memenuhi persyaratan agar goyangan struktur tidak terlalu fleksibel ataupun kaku. Pada
Tabel 4.14 menunjukan ouput nilai periode getar alami struktur, dan pada Tabel 4.15
menunjukan nilai periode getar alami struktur arah UX dan UY.

Tabel 4.14 Nilai Periode Getar Alami Struktur Pada Pola A


Period
Case Mode
(detik)
Modal 1 1.401
Modal 2 1.077
Modal 3 0.903
Modal 4 0.49
Modal 5 0.365
Modal 6 0.321
Modal 7 0.277
Modal 8 0.214
Modal 9 0.19
Modal 10 0.186
Modal 11 0.159
Modal 12 0.143

Tabel 4.15 Nila Periode Arah UX dan UY Pada Pola A


Periode
Arah
(detik)
X 1,077
Y 1,401

Periode getar alami struktur pedekatan 𝑇𝑎(min) = 𝐶𝑡 ℎ𝑛𝑥

𝑇𝑎(min) = 0,0466 × 480.9 = 1,5188 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


𝑇𝑎(max) = 𝐶𝑢 𝑇𝑎(min)
𝑇𝑎(max) = 1.4 × 1,5188 = 2,125 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dari hasil perhitungan 𝑇𝑎(min) dan 𝑇𝑎(max) nilai 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 kurang dari nilai
𝑇𝑎(min) ,maka nilai periode untuk 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 yang di ambil adalah nilai 𝑇𝑎(min)
sebesar 1,5188 detik.

41
42

2. Simpangan Antar Lantai


Simpangan antar lantai izin mengacu pada SNI Gempa 1726:2012 Tabel 16
dengan parameter kategori risiko II dengan (ℎ𝒔𝒙 ) adalah ketinggian setiap tingkat.
∆𝑎 = 0,020 × ℎ𝒔𝒙
∆𝑎 = 0,020 × 4000
∆𝑎 = 80 mm
Simpangan pada struktur tanpa damper hasil dari software ETABS v16.0.3 dapat
dilihat pada Tabel 4.16 untuk arah X dan Tabel 4.17 untuk arah Y.
Tabel 4.16 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola A Pada Arah X
δxe (mm)

Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

87.842 57.799 6.259 1.852


83.666 54.588 6.259 1.845
76.7 49.135 6.12 1.838
67.042 41.665 5.645 1.832
55.028 33.038 4.857 1.824
43.541 26.795 4.113 1.815
31.005 19.356 3.37 1.798
18.325 11.495 2.643 1.75
8.766 5.486 1.971 1.582
5.924 3.655 1.488 1.23
3.721 2.274 0.981 0.82
1.541 0.946 0.429 0.364

Tabel 4.17 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola A Pada Arah Y


δxe (mm)

Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

36.611 13.571 2.495 0.002


35.501 13.013 2.41 0.002
33.641 12.085 2.328 0.002
31.051 10.841 2.194 0.002
27.811 9.359 1.991 0.002
24.665 7.989 1.774 0.001
21.122 6.522 1.518 0.001
17.185 5.081 1.231 0.001
12.913 3.788 0.921 0.001
8.899 2.607 0.633 0.001
4.974 1.458 0.353 0.0003728
1.625 0.477 0.115 0.0001258

42
43

Kontrol simpangan antar lantai izin dengan simpangan antar lantai desain pada struktur
tanpa damper dicantumkan pada Tabel 4.18 untuk arah X dan Tabel 4.19 untuk arah Y.

Tabel 4.18 Simpangan Antar Lantai pada Pola A untuk Arah X


Δ (mm)
Lantai Δa (mm)
Respons Spektrum El-Centro Chi chi Northridge
12 22.968 17.6605 0 0.0385 80
11 38.313 29.9915 0.7645 0.0385 80
10 53.119 41.085 2.6125 0.033 80
9 66.077 47.4485 4.334 0.044 80
8 63.1785 34.3365 4.092 0.0495 80
7 68.948 40.9145 4.0865 0.0935 80
6 69.74 43.2355 3.9985 0.264 80
5 52.5745 33.0495 3.696 0.924 80
4 15.631 10.0705 2.6565 1.936 80
3 12.1165 7.5955 2.7885 2.255 80
2 11.99 7.304 3.036 2.508 80
1 8.4755 5.203 2.3595 2.002 80

Tabel 4.19 Simpangan Antar Lantai pada Pola A untuk Arah Y


Δ (mm)
Lantai Δa (mm)
Respons Spektrum El-Centro Chi chi Northridge
12 6.105 3.069 0.4675 0 80
11 10.23 5.104 0.451 0 80
10 14.245 6.842 0.737 0 80
9 17.82 8.151 1.1165 0 80
8 17.303 7.535 1.1935 0.0055 80
7 19.4865 8.0685 1.408 0 80
6 21.6535 7.9255 1.5785 0 80
5 23.496 7.1115 1.705 0 80
4 22.077 6.4955 1.584 0 80
3 21.5875 6.3195 1.54 0.0034496 80
2 18.4195 5.3955 1.309 0.0013585 80
1 8.9375 2.6235 0.6325 0.0006919 80

3. Gaya Geser Dasar Struktur


Gaya geser dasar struktur dihitung dalam masing-masing dua arah horizontal
orthogonal menggunakan periode getar alami struktur yang dihitung dalam masing
masing arah dan kombinasi respon untuk gaya geser dasar ragam (𝑉𝑡) lebih kecil 85

43
44

persen dari geser dasar yang dihitung (𝑉) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen,
maka gaya harus dikalikan dengan 85%× 𝑉/ 𝑉𝑡.
Perhitungan koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
1. 𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Nilai parameter faktor modifikasi respons (𝑅) adalah 8 serta faktor keutamaan gempa
(𝐼𝑒 ) adalah 1.
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑅
(𝐼 )
𝑒
0,764
=
8
(1 )

= 0,0955 g
2. 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,044 × 𝑆𝐷𝑆 × 𝐼𝑒
= 0,044 × 0,764 × 1
= 0,033616 g
3. 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 =
𝑅
𝑇𝑥 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)

= 0,03884 g
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 =
𝑅
𝑇𝑦 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)

= 0,03884 g

Kontrol nilai koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )


Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk nilai koefisien respons seismik hitung (𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 )
tidak perlu melebihi 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 dan harus tidak kurang dari 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 . Pada

44
45

perhitungan di atas 𝐶𝑆 hitung lebih dari 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 dan 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦
sehingga nilai 𝐶𝑆𝑥 dan 𝐶𝑆𝑦 adalah 0,03884 g.
Berat seismik struktur (𝑊) yang dihasilkan pada aplikasi ETABS v.16.0.3 dapat dilihat
pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20 Berat Seismik Struktur


UX UY
Story
Kg kg
Story12 198949.15 198949.15
Story11 265553.86 265553.86
Story10 265553.86 265553.86
Story9 265553.86 265553.86
Story8 278528.8 278528.8
Story7 294098.74 294098.74
Story6 294098.74 294098.74
Story5 294098.74 294098.74
Story4 317284.86 317284.86
Story3 343930.97 343930.97
Story2 343930.97 343930.97
Story1 343930.97 343930.97
Jumlah 3505513.5 3505513.5

Gaya dasar seismik hitung (𝑉)


𝑉𝑥 = 𝐶𝑆𝑥 × 𝑊
= 0,03884 × 35055,135
= 1361,54 kN
𝑉𝑦 = 𝐶𝑆𝑦 × 𝑊
= 0,03884 × 35055,135
= 1361,54 kN
Kontrol dan perbandingan gaya geser strukur dapat dilihat pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21 Perbandingan Gaya Geser Dasar Struktur Pola A


V
Arah V 85% V
Respons Spektrum El-centro Chi-chi Northridge
X 4928.404 2809.682 1157.399 1157.309 1361.54 1157.309
Y 1499.951 1157.465 1157.37 1157.309 1361.54 1157.309

45
46

4. Modal Partisipasi Massa


Berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.9.1 jumlah ragam untuk menentukan ragam
getar alami bagi struktur harus cukup untuk mendapatkan partisipasi masa ragam
terkombinasi paling sedikit sebesar 90% dari masa aktual pada arah X dan arah Y.
Berdasarkan perhitungan dari ETABS v.16.2.0 didapatkan periode alami struktur dan
modal partisipasi masa dicantumkan pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22 Modal Partisipasi Massa Pada Struktur Penempatan FVD Pola A

Periode UX UY
Mode
(detik) (%) (%)

1 1.401 0.000 73.630


2 1.077 55.600 0.000
3 0.903 0.000 0.010
4 0.490 0.000 11.800
5 0.365 12.750 0.000
6 0.321 0.000 0.000
7 0.277 0.000 4.940
8 0.214 12.160 0.000
9 0.190 0.000 0.020
10 0.186 0.000 2.450
11 0.159 9.990 0.000
12 0.143 0.000 0.000
Jumlah 90.500 92.850

4.4.3 Pemodelan Struktur Dengan Penempatan FVD Pola B


1. Periode Getar Alami Struktur
Periode getar alami struktur merupakan salah satu parameter penting dalam
perencanaan gedung tahan gempa. Oleh karena itu periode getar alami struktur harus
memenuhi persyaratan agar goyangan struktur tidak terlalu fleksibel ataupun kaku. Pada
Tabel 4.23 menunjukan ouput nilai periode getar alami struktur, dan pada Tabel 4.24
menunjukan nilai periode getar alami struktur arah UX dan UY.

Tabel 4.23 Nilai Periode Getar Alami Struktur Pada Pola B


Period
Case Mode
(detik)
Modal 1 1.401
Modal 2 1.052
Modal 3 0.883
Modal 4 0.49
Modal 5 0.438
Modal 6 0.375
Modal 7 0.277
Modal 8 0.186

46
47

Tabel 4.23 (lanjutan) Nilai Periode Getar Alami Struktur Pada Pola B
Period
Case Mode
(detik)
Modal 9 0.185
Modal 10 0.166
Modal 11 0.147
Modal 12 0.137
Tabel 4.24 Nila Periode Arah UX dan UY Pada Pola B
Arah Periode (detik)
X 1,052
Y 1,401

Periode getar alami struktur pedekatan 𝑇𝑎(min) = 𝐶𝑡 ℎ𝑛𝑥

𝑇𝑎(min) = 0,0466 × 480.9 = 1,5188 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


𝑇𝑎(max) = 𝐶𝑢 𝑇𝑎(min)
𝑇𝑎(max) = 1.4 × 1,5188 = 2,125 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dari hasil perhitungan 𝑇𝑎(min) dan 𝑇𝑎(max) nilai 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 kurang dari nilai
𝑇𝑎(min) ,maka nilai periode untuk 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 yang di ambil adalah nilai 𝑇𝑎(min)
sebesar 1,5188 detik.
2. Simpangan Antar Lantai
Simpangan antar lantai izin mengacu pada SNI Gempa 1726:2012 Tabel 16
dengan parameter kategori risiko II dengan (ℎ𝒔𝒙 ) adalah ketinggian setiap tingkat.
∆𝑎 = 0,020 × ℎ𝒔𝒙
∆𝑎 = 0,020 × 4000
∆𝑎 = 80 mm
Simpangan pada struktur tanpa damper hasil dari software ETABS v16.0.3 dapat
dilihat pada Tabel 4.25 untuk arah X dan Tabel 4.26 untuk arah Y.

47
48

Tabel 4.25 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola B Pada Arah X


δxe (mm)

Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

89.853 60.37 7.229 2.03


85.387 56.984 6.816 2.013
77.914 51.286 6.356 1.994
67.909 44.276 5.738 1.964
58.32 38.697 5.004 1.847
55.423 36.787 4.55 1.543
52.699 34.91 4.052 1.172
49.931 32.961 3.499 0.738
46.094 30.275 2.865 0.276
34.39 22.465 2.047 0.104
19.938 12.942 1.165 0.034
6.634 4.281 0.384 0.007

Tabel 4.26 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola B Arah Y


δxe (mm)

Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

36.63 13.579 2.598 0.002


35.52 13.018 2.542 0.002
33.661 12.089 2.431 0.002
31.072 10.849 2.241 0.002
27.832 9.37 1.977 0.002
24.685 7.999 1.721 0.001
21.139 6.53 1.45 0.001
17.199 5.095 1.198 0.001
12.922 3.799 0.912 0.001
8.904 2.614 0.634 0.001
4.978 1.461 0.356 0.0003585
1.627 0.477 0.117 0.0001183

Kontrol simpangan antar lantai izin dengan simpangan antar lantai desain pada struktur
tanpa damper dicantumkan pada Tabel 4.27 untuk arah X dan Tabel 4.28 untuk arah Y.

48
49

Tabel 4.27 Simpangan Antar Lantai Pada Struktur Penempatan FVD Pola B Arah X
Δ (mm)
Lantai Δa
Respons Spektrum El-Centro Chi-chi Northridge
12 24.563 18.623 2.2715 0.0935 80
11 41.1015 31.339 2.53 0.1045 80
10 55.0275 38.555 3.399 0.165 80
9 52.7395 30.6845 4.037 0.6435 80
8 15.9335 10.505 2.497 1.672 80
7 14.982 10.3235 2.739 2.0405 80
6 15.224 10.7195 3.0415 2.387 80
5 21.1035 14.773 3.487 2.541 80
4 64.372 42.955 4.499 0.946 80
3 79.486 52.3765 4.851 0.385 80
2 73.172 47.6355 4.2955 0.1485 80
1 36.487 23.5455 2.112 0.0385 80

Tabel 4.28 Simpangan Antar Lantai Pada Struktur Penempatan FVD Pola B Arah Y
Δ (mm)
Lantai Δa (mm)
Respons Spektrum El-Centro Chi-chi Northridge
12 6.105 3.0855 0.308 0 80
11 10.2245 5.1095 0.6105 0 80
10 14.2395 6.82 1.045 0 80
9 17.82 8.1345 1.452 0 80
8 17.3085 7.5405 1.408 0.0055 80
7 19.503 8.0795 1.4905 0 80
6 21.67 7.8925 1.386 0 80
5 23.5235 7.128 1.573 0 80
4 22.099 6.5175 1.529 0 80
3 21.593 6.3415 1.529 0.00352825 80
2 18.4305 5.412 1.3145 0.0013211 80
1 8.9485 2.6235 0.6435 0.00065065 80

3. Gaya Geser Dasar Struktur


Gaya geser dasar struktur dihitung dalam masing-masing dua arah horizontal
orthogonal menggunakan periode getar alami struktur yang dihitung dalam masing
masing arah dan kombinasi respon untuk gaya geser dasar ragam (𝑉𝑡) lebih kecil 85
persen dari geser dasar yang dihitung (𝑉) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen,
maka gaya harus dikalikan dengan 85%× 𝑉/ 𝑉𝑡.
Perhitungan koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
1. 𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Nilai parameter faktor modifikasi respons (𝑅) adalah 8 serta faktor keutamaan gempa
(𝐼𝑒 ) adalah 1.

49
50

𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑅
(𝐼 )
𝑒
0,764
=
8
(1 )

= 0,0955 g
2. 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,044 × 𝑆𝐷𝑆 × 𝐼𝑒
= 0,044 × 0,764 × 1
= 0,033616 g
3. 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 =
𝑅
𝑇𝑥 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)

= 0,03884 g
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 =
𝑅
𝑇𝑦 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)

= 0,03884 g
Kontrol nilai koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk nilai koefisien respons seismik hitung (𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 )
tidak perlu melebihi 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 dan harus tidak kurang dari 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 . Pada
perhitungan di atas 𝐶𝑆 hitung lebih dari 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 dan 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦
sehingga nilai 𝐶𝑆𝑥 dan 𝐶𝑆𝑦 adalah 0,03884 g.
Berat seismik struktur (𝑊) yang dihasilkan pada aplikasi ETABS v.16.0.3 dapat dilihat
pada Tabel 4.29.

50
51

Tabel 4.29 Berat Seismik Struktur


UX UY
Story
kg kg
Story12 198949.2 198949.2
Story11 265553.9 265553.9
Story10 265553.9 265553.9
Story9 265553.9 265553.9
Story8 279032.8 279032.8
Story7 295106.7 295106.7
Story6 295106.7 295106.7
Story5 295106.7 295106.7
Story4 317284.9 317284.9
Story3 342923 342923
Story2 342923 342923
Story1 342923 342923
Jumlah 3506018 3506018

Gaya dasar seismik hitung (𝑉)


𝑉𝑥 = 𝐶𝑆𝑥 × 𝑊
= 0,03884 × 35060,18
= 1361,73 kN
𝑉𝑦 = 𝐶𝑆𝑦 × 𝑊
= 0,03884 × 35060,18
= 1361,73 kN
Kontrol gaya geser dasar
Gaya geser dan perbandingan gaya geser strukur dapat dilihat pada Tabel 4.30.
Tabel 4.30 Perbandingan Gaya Geser Dasar Struktur Pola B
V

Arah Respons V 85% V


El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

X 6300.867 3410.073 1158.822 1157.471 1361.73 1157.4705


Y 1503.137 1157.507 1157.519 1157.471 1361.73 1157.4705

5. Modal Partisipasi Massa


Berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.9.1 jumlah ragam untuk menentukan ragam
getar alami bagi struktur harus cukup untuk mendapatkan partisipasi masa ragam
terkombinasi paling sedikit sebesar 90% dari masa aktual pada arah X dan arah Y.

51
52

Berdasarkan perhitungan dari ETABS v.16.2.0 didapatkan periode alami struktur dan
modal partisipasi masa dicantumkan pada Tabel 4.31.
Tabel 4.31 Modal Partisipasi Masa Struktur Pada Penempatan FVD Pola B

Periode UX UY
Mode
[detik] [%] [%]

1 1.401 0.000 73.700


2 1.052 81.940 0.000
3 0.883 0.000 0.010
4 0.490 0.000 11.760
5 0.438 7.170 0.000
6 0.375 0.000 0.001
7 0.277 0.000 4.930
8 0.186 0.000 2.460
9 0.185 2.110 0.000
10 0.166 0.000 0.000
11 0.147 3.740 0.000
12 0.137 0.000 1.870
Jumlah 94.960 94.731

4.4.4 Pemodelan Struktur Dengan Penempatan FVD Pola C


1. Periode Getar Alami Struktur
Periode getar alami struktur merupakan salah satu parameter penting dalam
perencanaan gedung tahan gempa. Oleh karena itu periode getar alami struktur harus
memenuhi persyaratan agar goyangan struktur tidak terlalu fleksibel ataupun kaku. Pada
Tabel 4.32 menunjukan ouput nilai periode getar alami struktur, dan pada Tabel 4.33
menunjukan nilai periode getar alami struktur arah UX dan UY.

Tabel 4.32 Nilai Periode Getar Alami Struktur Pada Pola C


Period
Case Mode
(detik)
Modal 1 1.402
Modal 2 1.325
Modal 3 1.107
Modal 4 0.49
Modal 5 0.377
Modal 6 0.325
Modal 7 0.277
Modal 8 0.19
Modal 9 0.186
Modal 10 0.168
Modal 11 0.137
Modal 12 0.128

52
53

Tabel 4.33 Nila Periode Arah UX dan UY Pada Pola C


Periode
Arah
(detik)
X 1,325
Y 1,401

Periode getar alami struktur pedekatan 𝑇𝑎(min) = 𝐶𝑡 ℎ𝑛𝑥


𝑇𝑎(min) = 0,0466 × 480.9 = 1,5188 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑇𝑎(max) = 𝐶𝑢 𝑇𝑎(min)
𝑇𝑎(max) = 1.4 × 1,5188 = 2,125 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dari hasil perhitungan 𝑇𝑎(min) dan 𝑇𝑎(max) nilai 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 kurang dari nilai
𝑇𝑎(min) ,maka nilai periode untuk 𝑇𝑥 dan 𝑇𝑦 yang di ambil adalah nilai 𝑇𝑎(min)
sebesar 1,5188 detik.
2. Simpangan Antar Lantai
Simpangan antar lantai izin mengacu pada SNI Gempa 1726:2012 Tabel 16
dengan parameter kategori risiko II dengan (ℎ𝒔𝒙 ) adalah ketinggian setiap tingkat.
∆𝑎 = 0,020 × ℎ𝒔𝒙
∆𝑎 = 0,020 × 4000
∆𝑎 = 80 mm
Simpangan pada struktur tanpa damper hasil dari software ETABS v16.0.3 dapat
dilihat pada Tabel 4.34 untuk arah X dan Tabel 4.35 untuk arah Y.
Tabel 4.34 Simpangan Struktur Penempatan FVD Pola C Pada Arah X
δxe (mm)

Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

94.968 36.973 5.496 0.943


93.724 36.46 5.381 0.869
92.217 35.795 5.175 0.705
90.501 34.995 4.877 0.449
88.25 33.942 4.484 0.117
80.055 30.695 4.019 0.035
68.96 26.23 3.416 0.013
56.189 21.492 2.695 0.007
42.238 16.322 2.139 0.004
29.121 11.34 1.557 0.003
16.289 6.381 0.918 0.001
5.328 2.095 0.313 0.0004458

53
54

Tabel 4.35 Simpangan Struktur Pola C Arah Y


δxe (mm)

Respons
El-centro Chi-chi Northridge
Spektrum

37.525 13.585 2.6 0.002


36.386 13.023 2.544 0.002
34.479 12.092 2.433 0.002
31.823 10.849 2.242 0.002
28.499 9.367 1.977 0.002
25.272 7.995 1.721 0.001
21.639 6.525 1.451 0.001
17.604 5.09 1.198 0.001
13.225 3.794 0.912 0.001
9.114 2.61 0.634 0.001
5.095 1.458 0.356 0.0003582
1.665 0.477 0.117 0.0001182

Kontrol simpangan antar lantai izin dengan simpangan antar lantai desain pada struktur
tanpa damper dicantumkan pada Tabel 4.36 untuk arah X dan Tabel 4.37 untuk arah Y.

Tabel 4.36 Simpangan Antar Lantai Pola C Arah X


Δ (mm)
Lantai Δa
Respons Spektrum El-Centro Chi chi Northridge
12 6.842 2.8215 0.6325 0.407 80
11 8.2885 3.6575 1.133 0.902 80
10 9.438 4.4 1.639 1.408 80
9 12.3805 5.7915 2.1615 1.826 80
8 45.0725 17.8585 2.5575 0.451 80
7 61.0225 24.5575 3.3165 0.121 80
6 70.2405 26.059 3.9655 0.033 80
5 76.7305 28.435 3.058 0.0165 80
4 72.1435 27.401 3.201 0.0055 80
3 70.576 27.2745 3.5145 0.011 80
2 60.2855 23.573 3.3275 0.0030481 80
1 29.304 11.5225 1.7215 0.0024519 80

54
55

Tabel 4.37 Simpangan Antar Lantai Pola C Arah Y


Δ (mm)
Lantai Δa
Respons Spektrum El-Centro Chi chi Northridge
12 6.2645 3.091 0.308 0 80
11 10.4885 5.1205 0.6105 0 80
10 14.608 6.8365 1.0505 0 80
9 18.282 8.151 1.4575 0 80
8 17.7485 7.546 1.408 0.0055 80
7 19.9815 8.085 1.485 0 80
6 22.1925 7.8925 1.3915 0 80
5 24.0845 7.128 1.573 0 80
4 22.6105 6.512 1.529 0 80
3 22.1045 6.336 1.529 0.0035299 80
2 18.865 5.3955 1.3145 0.00132 80
1 9.1575 2.6235 0.6435 0.0006501 80

3. Gaya Geser Dasar Struktur


Gaya geser dasar struktur dihitung dalam masing-masing dua arah horizontal
orthogonal menggunakan periode getar alami struktur yang dihitung dalam masing
masing arah dan kombinasi respon untuk gaya geser dasar ragam (𝑉𝑡) lebih kecil 85
persen dari geser dasar yang dihitung (𝑉) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen,
maka gaya harus dikalikan dengan 85%× 𝑉/ 𝑉𝑡.
Perhitungan koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
1. 𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Nilai parameter faktor modifikasi respons (𝑅) adalah 8 serta faktor keutamaan gempa
(𝐼𝑒 ) adalah 1.
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑅
(𝐼 )
𝑒
0,764
=
8
( )
1
= 0,0955 g
2. 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,044 × 𝑆𝐷𝑆 × 𝐼𝑒
= 0,044 × 0,764 × 1
= 0,033616 g

55
56

3. 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 =
𝑅
𝑇𝑥 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)

= 0,03884 g
𝑆𝐷1
𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦 =
𝑅
𝑇𝑦 × (𝐼 )
𝑒
0,472
=
8
1,5188 × (1)

= 0,03884 g
Kontrol nilai koefisien respons seismik (𝐶𝑠 )
Berdasarkan SNI 1726:2012, untuk nilai koefisien respons seismik hitung (𝐶𝑆 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 )
tidak perlu melebihi 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 dan harus tidak kurang dari 𝐶𝑆 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 . Pada
perhitungan di atas 𝐶𝑆 hitung lebih dari 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 dan 𝐶𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑦
sehingga nilai 𝐶𝑆𝑥 dan 𝐶𝑆𝑦 adalah 0,03884 g.
Berat seismik struktur (𝑊) yang dihasilkan pada aplikasi ETABS v.16.0.3 dapat dilihat
pada Tabel 4.38.
Tabel 4.38. Berat Seismik Struktur
UX UY
Story
kg kg
Story12 199453.2 199453.2
Story11 266561.9 266561.9
Story10 266561.9 266561.9
Story9 266561.9 266561.9
Story8 279032.8 279032.8
Story7 294098.7 294098.7
Story6 294098.7 294098.7
Story5 294098.7 294098.7
Story4 316780.9 316780.9
Story3 342923 342923
Story2 342923 342923
Story1 342923 342923
Jumlah 3506018 3506018

56
57

Gaya dasar seismik hitung (𝑉)


𝑉𝑥 = 𝐶𝑆𝑥 × 𝑊
= 0,03884 × 35060,18
= 1361,73 kN
𝑉𝑦 = 𝐶𝑆𝑦 × 𝑊
= 0,03884 × 35060,18
= 1361,73 kN
Kontrol gaya geser dasar
Gaya geser perbandingan gaya geser strukur dapat dilihat pada Tabel 4.39.
Tabel 4.39 Perbandingan Gaya Geser Dasar Struktur Pola C
V

Arah V 85% V
Respons Spektrum El-centro Chi-chi Northridge

X 4929.1940 2169.0130 1157.4827 1157.4705 1361.73 1157.4705


Y 1538.5030 1157.5894 1157.5101 1157.4705 1361.73 1157.4705

4. Modal Partisipasi Massa


Berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.9.1 jumlah ragam untuk menentukan ragam
getar alami bagi struktur harus cukup untuk mendapatkan partisipasi masa ragam
terkombinasi paling sedikit sebesar 90% dari masa aktual pada arah X dan arah Y.
Berdasarkan perhitungan dari ETABS v.16.2.0 didapatkan periode alami struktur dan
modal partisipasi masa dicantumkan pada Tabel 4.40.

Tabel 4.40 Modal Partisipasi Masa Struktur Pola C

Periode UX UY
Mode
[detik] [%] [%]

1 1.402 0.000 73.680


2 1.325 77.490 0.000
3 1.107 0.000 0.000
4 0.490 0.000 11.790
5 0.377 11.790 0.000
6 0.325 0.000 0.002
7 0.277 0.000 4.920
8 0.190 3.990 0.000
9 0.186 0.000 2.460
10 0.168 0.000 0.002
11 0.137 0.000 1.870
12 0.128 1.720 0.000
Jumlah 94.990 94.724

57
58

4.5 Pembahasan
1. Partisipasi Massa
Berdasarkan SNI 1726-2012, bahwa jumlah ragam pada analisis spektrum respon
ragam untuk mendapatkan ragam alami struktur harus mencukupi untuk
mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi paling sedikit sebesar 90%
dari massa aktual dalam masing-masing arah horizontal respon yang ditinjau.
Pada tabel 4.41 menunjukan bahwa model struktur tanpa peredam diperoleh
partisipasi massa untuk arah UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-8, dan
pada Tabel 4.42, Tabel 4.43 dan Tabel 4.44 menunjukan model struktur dengan
penempatan FVD pola A, pola B dan pola C diperoleh partisipasi massa unuk arah
UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-11, mode ke-9 dan mode ke-8.

Tabel 4.41 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur Tanpa Peredam


Periode Sum Sum
Mode UX (%) UY (%)
(detik) UX (%) UY (%)
1 1.401 0.720 72.950 0.720 72.950
2 1.401 72.950 0.720 73.670 73.670
3 1.169 0.000 0.000 73.670 73.670
4 0.490 7.140 4.650 80.810 78.320
5 0.490 4.650 7.140 85.460 85.460
6 0.420 0.000 0.000 85.460 85.460
7 0.277 0.030 4.910 85.490 90.370
8 0.277 4.910 0.030 90.400 90.400
9 0.242 0.000 0.000 90.400 90.400
10 0.186 0.310 2.150 90.710 92.550
11 0.186 2.150 0.310 92.860 92.860
12 0.163 0.000 0.000 92.860 92.860

Tabel 4.42 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola A
Periode Sum Sum
Mode UX (%) UY (%)
(detik) UX (%) UY (%)
1 1.401 0.000 73.630 0.000 73.630
2 1.077 55.600 0.000 55.600 73.630
3 0.903 0.000 0.010 55.600 73.640
4 0.490 0.000 11.800 55.600 85.440
5 0.365 12.750 0.000 68.350 85.440
6 0.321 0.000 0.000 68.350 85.440

58
59

7 0.277 0.000 4.940 68.350 90.380


8 0.214 12.160 0.000 80.510 90.380
9 0.190 0.000 0.020 80.510 90.400
10 0.186 0.000 2.450 80.510 92.850
11 0.159 9.990 0.000 90.500 92.850
12 0.143 0.000 0.000 90.500 92.850

Tabel 4.43 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola B
Periode Sum Sum
Mode UX (%) UY (%)
(detik) UX (%) UY (%)
1 1.401 0.000 73.700 0.000 73.700
2 1.052 81.940 0.000 81.940 73.700
3 0.883 0.000 0.010 81.940 73.710
4 0.490 0.000 11.760 81.940 85.470
5 0.438 7.170 0.000 89.110 85.470
6 0.375 0.000 0.001 89.110 85.471
7 0.277 0.000 4.930 89.110 90.401
8 0.186 0.000 2.460 89.110 92.861
9 0.185 2.110 0.000 91.220 92.861
10 0.166 0.000 0.000 91.220 92.861
11 0.147 3.740 0.000 94.960 92.861
12 0.137 0.000 1.870 94.960 94.731

Tabel 4.44 Rasio Partisipasi Massa untuk Struktur dengan Penempatan FVD
Pola C
Periode Sum Sum
Mode UX (%) UY (%)
(detik) UX (%) UY (%)
1 1.402 0.000 73.680 0.000 73.680
2 1.325 77.490 0.000 77.490 73.680
3 1.107 0.000 0.000 77.490 73.680
4 0.490 0.000 11.790 77.490 85.470
5 0.377 11.790 0.000 89.280 85.470
6 0.325 0.000 0.002 89.280 85.472
7 0.277 0.000 4.920 89.280 90.392
8 0.190 3.990 0.000 93.270 90.392
9 0.186 0.000 2.460 93.270 92.852
10 0.168 0.000 0.002 93.270 92.854
11 0.137 0.000 1.870 93.270 94.724
12 0.128 1.720 0.000 94.990 94.724

59
60

2. Periode Getar Alami Struktur


Hasil periode getar alami struktur yang telah di analisis antara struktur tanpa
peredam dan dari tiga pola penempatan FVD yang berbeda, dapat dilihat dari
Tabel 4.45.
Tabel 4.45 Nilai Periode Getar Alami Struktur

Tanpa
Pola A Pola B Pola C
Peredam
Mode
Periode Periode Periode Periode
(detik) (detik) (detik) (detik)

1 1.401 1.401 1.401 1.402


2 1.401 1.077 1.052 1.325
3 1.169 0.903 0.883 1.107
4 0.49 0.490 0.490 0.490
5 0.49 0.365 0.438 0.377
6 0.42 0.321 0.375 0.325
7 0.277 0.277 0.277 0.277
8 0.277 0.214 0.186 0.190
9 0.242 0.190 0.185 0.186
10 0.186 0.186 0.166 0.168
11 0.186 0.159 0.147 0.137
12 0.163 0.143 0.137 0.128

Tabel 4.46 Periode Getar Alami Struktur pada arah UX dan UY

Tanpa
Pola A Pola B Pola C
Peredam
Arah
Periode Periode Periode Periode
(detik) (detik) (detik) (detik)

Y 1.401 1.401 1.401 1.401


X 1.401 1.077 1.052 1.325

60
61

Periode Struktur
1.5
1.4
1.3
1.2
1.1
1.0
Peroide (detik)

0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mode

Pola A Pola B Pola C Tanpa Damper

Gambar 4.8 Periode Getar Alami Struktur


Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa peran peredam menyebabkan periode
getar alami struktur menjadi lebih kecil., dikerahui bahwa model penempatan
FVD pola B menunjukan struktur lebih kaku pada arah UX dibandingkan dengan
model penempatan FVD yang lainnya.

3. Gaya Geser Dasar


Pada Tabel 4.47, Tabel 4.48, Tabel 4.49 dan Tabel 4.50 menunnjukan nilai gaya
geser dasar dari ketiga pola penempatan FVD pada respons spektrum, gempa el-
centro, gempa chi-chi dan gempa northridge.
Tabel 4.47 Nilai Gaya Geser Dasar pada Respons Spektrum

Load/Case
Tipe FX (kN) FY (kN)
Combo

Tanpa EQX Max 1152.943


Peredam EQY Max 1152.943
EQX Max 1263.693
Pola A
EQY Max 1153.808
EQX Max 1615.607
Pola B
EQY Max 1156.259
EQX Max 1263.896
Pola C
EQY Max 1183.464

61
62

Tabel 4.48 Nilai Gaya Geser Dasar pada Gempa El-centro

Load/Case
Tipe FX (kN) FY (kN)
Combo

Tanpa EQX Max 339.3151


Peredam EQY Max 339.3151
EQX Max 619.9732
Pola A
EQY Max 339.796
EQX Max 1026.5446
Pola B
EQY Max 339.5802
EQX Max 500.9456
Pola C
EQY Max 338.9418
Tabel 4.49 Nilai Gaya Geser Dasar pada Gempa Chi-chi

Load/Case
Tipe FX (kN) FY (kN)
Combo

Tanpa EQX Max 54.74


Peredam EQY Max 54.74
EQX Max 77.8404
Pola A
EQY Max 76.9971
EQX Max 91.1771
Pola B
EQY Max 83.1919
EQX Max 80.6098
Pola C
EQY Max 83.198

Tabel 4.49 Nilai Gaya Geser Dasar pada Gempa Northridge

Load/Case
Tipe FX (kN) FY (kN)
Combo

Tanpa EQX Max 0.0201


Peredam EQY Max 0.0201
EQX Max 0.1184
Pola A
EQY Max 0.0948
EQX Max 0.1033
Pola B
EQY Max 0.0874
EQX Max 0.0919
Pola C
EQY Max 0.0874
Dari hasil diatas diketahui bahwa gaya geser semakin membesar dikarenakan pleh
pengaplikasian peredam yang memberikan konstribusi kekakuan yang cukup
signifikan pada struktur. Secara keseluruhan kondisi penempatan FVD pola B
memiliki gaya geser dasar yang paling besar ketimbang pola penempatan lainnya,
berarti pola B merupakan pola yang paling baik diaplikasikan ketimbang pola lain.

62
63

4. Simpangan Antar Lantai


Simpangan antar lantai merupakan salah satu parameter utama pada perencaan
struktur gedung tahan gempa, yang disyaratkan dalam SNI 1726-2012 dan
menjadi salah satu penilaian baik atau buruknya kinerja struktur tersebut. Pada
Tabel 4.50 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada respons
spektrum arah X sedangkan Tabel 4.51 menunjukan simpangan antar lantai dari
ketiga pola pada respons spektrum arah Y.
Tabel 4.50 Simpangan antar Lantai pada Respons Spektrum arah X
Δ (mm)
Lantai Δa
Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
12 18.3315 22.968 24.563 6.842 80
11 30.6845 38.313 41.1015 8.2885 80
10 42.7295 53.119 55.0275 9.438 80
9 53.471 66.077 52.7395 12.3805 80
8 51.9145 63.1785 15.9335 45.0725 80
7 58.465 68.948 14.982 61.0225 80
6 64.9605 69.74 15.224 70.2405 80
5 70.5045 52.5745 21.1035 76.7305 80
4 66.22 15.631 64.372 72.1435 80
3 64.746 12.1165 79.486 70.576 80
2 55.22 11.99 73.172 60.2855 80
1 26.807 8.4755 36.487 29.304 80

Tabel 4.51 Simpangan antar Lantai pada Respons Spektrum arah Y


Δ (mm)
Lantai Δa
Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
12 6.1105 6.105 6.105 6.2645 80
11 10.2245 10.23 10.2245 10.4885 80
10 14.245 14.245 14.2395 14.608 80
9 17.8255 17.82 17.82 18.282 80
8 17.303 17.303 17.3085 17.7485 80
7 19.4865 19.4865 19.503 19.9815 80
6 21.6535 21.6535 21.67 22.1925 80
5 23.5015 23.496 23.5235 24.0845 80
4 22.077 22.077 22.099 22.6105 80
3 21.582 21.5875 21.593 22.1045 80
2 18.403 18.4195 18.4305 18.865 80
1 8.9375 8.9375 8.9485 9.1575 80

63
64

Tabel 4.52 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai


pada Respons Spektrum arah X
Pola A Pola B Pola C
Lantai
(%) (%) (%)
12 -20.187 -25.369 62.676
11 -19.911 -25.345 72.988
10 -19.559 -22.349 77.912
9 -19.078 1.368 76.846
8 -17.829 69.308 13.179
7 -15.204 74.374 -4.191
6 -6.853 76.564 -7.517
5 25.431 70.068 -8.114
4 76.395 2.791 -8.211
3 81.286 -18.544 -8.261
2 78.287 -24.534 -8.403
1 68.383 -26.530 -8.521

Tabel 4.53 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai


pada Respons Spektrum arah Y
Pola A Pola B Pola C
Lantai
(%) (%) (%)
12 0.090 0.090 -2.458
11 -0.054 0.000 -2.517
10 0.000 0.039 -2.485
9 0.031 0.031 -2.497
8 0.000 -0.032 -2.510
7 0.000 -0.085 -2.477
6 0.000 -0.076 -2.429
5 0.023 -0.094 -2.421
4 0.000 -0.100 -2.360
3 -0.025 -0.051 -2.364
2 -0.090 -0.149 -2.449
1 0.000 -0.123 -2.402

64
65

Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada


Respon Spektrum arah X
12
11
10
9
8
7
Story

6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)

Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C Simpangan Izin

Gambar 4.9 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Respons Spektrum
arah X

Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada


Respon Spektrum arah Y
12
11
10
9
8
7
Story

6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)

Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C Simpangan Izin

Gambar 4.10 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Respons
Spektrum arah Y
Pada Tabel 4.54 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada gempa el-
centro arah X sedangkan Tabel 4.55 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola
pada gempa el-centro arah Y.

65
66

Tabel 4.54 Simpangan antar Lantai pada Gempa El-centro arah X


Δ (mm)
Lantai Δa
Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
12 9.196 17.6605 18.623 2.8215 80
11 15.2955 29.9915 31.339 3.6575 80
10 20.504 41.085 38.555 4.4 80
9 24.4475 47.4485 30.6845 5.7915 80
8 22.616 34.3365 10.505 17.8585 80
7 24.211 40.9145 10.3235 24.5575 80
6 23.837 43.2355 10.7195 26.059 80
5 21.3125 33.0495 14.773 28.435 80
4 19.47 10.0705 42.955 27.401 80
3 18.942 7.5955 52.3765 27.2745 80
2 16.1755 7.304 47.6355 23.573 80
1 7.8595 5.203 23.5455 11.5225 80

Tabel 4.55 Simpangan antar Lantai pada Gempa El-centro arah Y


Δ (mm)
Lantai Δa
Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
12 3.069 3.069 3.0855 3.091 80
11 5.0985 5.104 5.1095 5.1205 80
10 6.831 6.842 6.82 6.8365 80
9 8.151 8.151 8.1345 8.151 80
8 7.5405 7.535 7.5405 7.546 80
7 8.0685 8.0685 8.0795 8.085 80
6 7.9475 7.9255 7.8925 7.8925 80
5 7.1005 7.1115 7.128 7.128 80
4 6.49 6.4955 6.5175 6.512 80
3 6.314 6.3195 6.3415 6.336 80
2 5.3955 5.3955 5.412 5.3955 80
1 2.618 2.6235 2.6235 2.6235 80

66
67

Tabel 4.56 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai


pada Gempa El-Centro arah X
Pola A Pola B Pola C
Lantai
(%) (%) (%)
12 -47.929 -50.620 69.318
11 -49.001 -51.193 76.088
10 -50.094 -46.819 78.541
9 -48.476 -20.326 76.310
8 -34.134 53.551 21.036
7 -40.825 57.360 -1.411
6 -44.867 55.030 -8.527
5 -35.513 30.684 -25.048
4 48.277 -54.673 -28.944
3 59.901 -63.835 -30.551
2 54.845 -66.043 -31.381
1 33.800 -66.620 -31.790

Tabel 4.57 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai


pada Gempa El-Centro arah Y
Pola A Pola B Pola C
Lantai
(%) (%) (%)
12 0.000 -0.538 -0.712
11 -0.108 -0.216 -0.430
10 -0.161 0.161 -0.080
9 0.000 0.202 0.000
8 0.073 0.000 -0.073
7 0.000 -0.136 -0.204
6 0.277 0.692 0.692
5 -0.155 -0.387 -0.386
4 -0.085 -0.424 -0.338
3 -0.087 -0.436 -0.347
2 0.000 -0.306 0.000
1 -0.210 -0.210 -0.210

67
68

Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada


Gempa El-centro arah X
12
11
10
9
8
Axis Title

7
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)

Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C Simpangan Izin

Gambar 4.11 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa El-centro
arah X

Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada


Gempa El-centro arah Y
12
11
10
9
8
7
Story

6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)

Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C Simpangan Izin

Gambar 4.12 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa El-centro
arah Y

68
69

Pada Tabel 4.58 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada gempa chi-chi
arah X sedangkan Tabel 4.59 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada
gempa chi-chi arah Y.
Tabel 4.58 Simpangan antar Lantai pada Gempa Chi-chi arah X
Δ (mm)
Lantai Δa
Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
12 0.8855 0 2.2715 0.6325 80
11 1.386 0.7645 2.53 1.133 80
10 0.506 2.6125 3.399 1.639 80
9 1.3695 4.334 4.037 2.1615 80
8 2.046 4.092 2.497 2.5575 80
7 2.86 4.0865 2.739 3.3165 80
6 3.542 3.9985 3.0415 3.9655 80
5 3.9105 3.696 3.487 3.058 80
4 3.531 2.6565 4.499 3.201 80
3 3.289 2.7885 4.851 3.5145 80
2 2.673 3.036 4.2955 3.3275 80
1 1.2595 2.3595 2.112 1.7215 80

Tabel 4.59 Simpangan antar Lantai pada Gempa Chi-chi arah Y


Δ (mm)
Lantai Δa
Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
12 0.4675 0.4675 0.308 0.308 80
11 0.4565 0.451 0.6105 0.6105 80
10 0.737 0.737 1.045 1.0505 80
9 1.111 1.1165 1.452 1.4575 80
8 1.199 1.1935 1.408 1.408 80
7 1.4025 1.408 1.4905 1.485 80
6 1.5785 1.5785 1.386 1.3915 80
5 1.705 1.705 1.573 1.573 80
4 1.584 1.584 1.529 1.529 80
3 1.54 1.54 1.529 1.529 80
2 1.309 1.309 1.3145 1.3145 80
1 0.6325 0.6325 0.6435 0.6435 80

69
70

Tabel 4.60 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai


pada Gempa Chi-chi arah X
Pola A Pola B Pola C
Lantai
(%) (%) (%)
12 100.000 -61.017 28.571
11 44.841 -45.217 18.254
10 -80.632 -85.113 -69.128
9 -68.401 -66.076 -36.641
8 -50.000 -18.062 -20.000
7 -30.013 4.231 -13.765
6 -11.417 14.130 -10.680
5 5.485 10.830 21.800
4 24.766 -21.516 9.346
3 15.217 -32.200 -6.416
2 -11.957 -37.772 -19.669
1 -46.620 -40.365 -26.837

Tabel 4.61 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai


pada Gempa Chi-chi arah Y
Pola A Pola B Pola C
Lantai
(%) (%) (%)
12 0.000 34.118 34.118
11 1.205 -25.225 -25.225
10 0.000 -29.474 -29.843
9 -0.493 -23.485 -23.774
8 0.459 -14.844 -14.844
7 -0.391 -5.904 -5.556
6 0.000 12.195 11.847
5 0.000 7.742 7.742
4 0.000 3.472 3.472
3 0.000 0.714 0.714
2 0.000 -0.418 -0.418
1 0.000 -1.709 -1.709

70
71

Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada


Gempa Chi-chi arah X
12
11
10
9
8
7
Story

6
5
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100
Simpangan antar Lantai (mm)

Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C Simpangan Izin

Gambar 4.13 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa Chi-chi
arah X

Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada


Chi-chi arah Y
12
11
10
9
8
7
Story

6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)

Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C Simpangan Izin

Gambar 4.14 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa Chi-chi
arah Y

71
72

Pada Tabel 4.61 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada gempa chi-chi
arah X sedangkan Tabel 4.62 menunjukan simpangan antar lantai dari ketiga pola pada
gempa norhtridge arah Y.
Tabel 4.62 Simpangan antar Lantai pada Gempa Norhtridge arah X
Δ (mm)
Lantai Pola Pola Δa
Tanpa Peredam Pola C
A B
12 0 0.0385 0.0935 0.407 80
11 0.0055 0.0385 0.1045 0.902 80
10 0 0.033 0.165 1.408 80
9 0 0.044 0.6435 1.826 80
8 0 0.0495 1.672 0.451 80
7 0 0.0935 2.0405 0.121 80
6 0 0.264 2.387 0.033 80
5 0 0.924 2.541 0.0165 80
4 0.0033891 1.936 0.946 0.0055 80
3 0.00091245 2.255 0.385 0.011 80
2 0.0008019 2.508 0.1485 0.003048 80
1 0.00039655 2.002 0.0385 0.002452 80

Tabel 4.63 Simpangan antar Lantai pada Gempa Norhtridge arah Y


Δ (mm)
Lantai Δa
Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
12 0 0 0 0 80
11 0 0 0 0 80
10 0 0 0 0 80
9 0 0 0 0 80
8 0.0055 0.0055 0.0055 0.0055 80
7 0 0 0 0 80
6 0 0 0 0 80
5 0 0 0 0 80
4 0 0 0 0 80
3 0.0034507 0.00345 0.003528 0.00353 80
2 0.00135795 0.001359 0.001321 0.00132 80
1 0.00069135 0.000692 0.000651 0.00065 80

72
73

Tabel 4.64 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai


pada Gempa Northridge arah X
Pola A Pola B Pola C
Lantai
(%) (%) (%)
12 100.000 100.000 100.000
11 -85.714 -94.737 -99.390
10 100.000 100.000 100.000
9 100.000 100.000 100.000
8 100.000 100.000 100.000
7 100.000 100.000 100.000
6 100.000 100.000 100.000
5 100.000 100.000 100.000
4 -99.825 -99.642 -38.380
3 -99.960 -99.763 -91.705
2 -99.968 -99.460 -73.692
1 -99.980 -98.970 -83.827

Tabel 4.65 Presentase Perubahan Simpangan antar Lantai


pada Gempa Northridge arah Y
Pola A Pola B Pola C
Lantai
(%) (%) (%)
12 0.000 0.000 0.000
11 0.000 0.000 0.000
10 0.000 0.000 0.000
9 0.000 0.000 0.000
8 0.000 0.000 0.000
7 0.000 0.000 0.000
6 0.000 0.000 0.000
5 0.000 0.000 0.000
4 0.000 0.000 0.000
3 0.032 -2.198 -2.244
2 -0.040 2.714 2.795
1 -0.079 5.887 5.967

73
74

Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada


Gempa Northridge arah X
12
11
10
9
8
7
Story

6
5
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100
Simpangan antar Lantai (mm)

Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C Simpangan Izin

Gambar 4.15 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa
Norhtridge arah X

Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada


Gempa Northridge arah X
12
11
10
9
8
7
Story

6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Simpangan antar Lantai (mm)

Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C Simpangan Izin

Gambar 4.16 Hubungan Simpangan antar Lantai terhadap Story pada Gempa
Norhtridge arah Y

74
75

5. Gaya Dalam Elemen Struktur


Elemen struktur terdirir dari balok dan kolom, balok memikul beban sepanjang
batang yang kemudian disalurkan ke kolom dan kemudian disalurkan ke pondasi, dapat
dilihat hasil analisis dari sofware ETABS v16.0.3 bahwa momen maksimum yang di pikul
oleh elemen struktur pada Gambar 4.17 dan Gambar 4.18.

495.5616 Beam Forces


600
444.5237
408.3809
387.6355

500

400 299.9089
Momen (kNm)

218.7537

300
144.3691
130.2716

101.4284

101.4284
99.4145

99.4145
97.7808

97.7808
97.3077

97.3077
200

100

0
Respon Struktur Gempa El-Centro Gempa Chi chi Gempa Northridge

Tanpa Damper Pola A Pola B Pola C

Gambar 4.17 Gaya Dalam Elemen Struktur Balok

75
76

Column Forces
2000
1900
1800
1700
1600
1500
1400
1300
1200
1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
P M2 M3 P M2 M3 P M2 M3 P M2 M3
kN kNm kNm kN kNm kNm kN kNm kNm kNm kNm kNm
Respon spectrum El-centro Chi chi northridge
Pola A 672.25 473.35 826.18 373.04 191.89 510.34 42.77 143.71 173.17 4.0663 143.71 157.56
Pola B 723.66 470.68 1862.4 466.43 192.38 1197.9 49.192 149.67 173.58 4.0306 149.67 146.07
Pola C 464.61 479.91 1483.7 175.67 191.53 592.45 30.583 149.68 159.21 6.3659 149.68 142.24
Tanpa damper 414.06 468.62 1355.6 149.62 190.47 415.6 28.215 141.87 153.95 4.0493 141.87 141.87

Pola A Pola B Pola C Tanpa damper

Gambar 4.19 Gaya Dalam Elemen Struktur Kolom

76
76

Gambar 4.20 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.21 Gaya Dalam Lintang
Beban Gravitasi pada Struktur Pola A Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan 1-1 Potongan D-D

Gambar 4.22 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.23 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola A Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D Potongan 1-1

76
77

Gambar 4.24 Gaya Dalam Momen Gambar 4.25 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola A Beban Gravitasi pada Struktur Pola A
Potongan D-D Bentuk 3-D

Gambar 4.27 Gaya Dalam Lintang


Gambar 4.26 Gaya Dalam Lintang
Beban Gempa pada Struktur Pola A
Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan D-D
Potongan 1-1

77
78

Gambar 4.28 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.29 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola A Beban Gempa pada Struktur Pola A
Bentuk 3-D Potongan 1-1

Gambar 4.30 Gaya Dalam Momen Gambar 4.31 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola A Beban Gempa pada Struktur Pola A
Potongan D-D Bentuk 3-D

78
79

Gambar 4.32 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.33 Gaya Dalam Lintang
Beban Gravitasi pada Struktur Pola B Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 Potongan D-D

Gambar 4.34 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.35 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola B Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D Potongan 1-1

79
80

Gambar 4.36 Gaya Dalam Momen Gambar 4.37 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola B Beban Gravitasi pada Struktur Pola B
Potongan D-D Bentuk 3-D

Gambar 4.38 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.39 Gaya Dalam Lintang
Beban Gempa pada Struktur Pola B Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan 1-1 Potongan D-D

80
81

Gambar 4.40 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.41 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola B Beban Gempa pada Struktur Pola B
Bentuk 3-D Potongan 1-1

Gambar 4.42 Gaya Dalam Momen Gambar 4.43 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola B Beban Gempa pada Struktur Pola B
Potongan D-D Bentuk 3-D

81
82

Gambar 4.44 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.45 Gaya Dalam Lintang
Beban Gravitasi pada Struktur Pola C Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 Potongan D-D

Gambar 4.46 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.47 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola C Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D Potongan 1-1

82
83

Gambar 4.48 Gaya Dalam Momen Gambar 4.49 Gaya Dalam Momen
Beban Gravitasi pada Struktur Pola C Beban Gravitasi pada Struktur Pola C
Potongan D-D Bentuk 3-D

Gambar 4.50 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.51 Gaya Dalam Lintang
Beban Gempa pada Struktur Pola C Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan 1-1 Potongan D-D

83
84

Gambar 4.52 Gaya Dalam Lintang Gambar 4.53 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola C Beban Gempa pada Struktur Pola C
Bentuk 3-D Potongan 1-1

Gambar 4.54 Gaya Dalam Momen Gambar 4.55 Gaya Dalam Momen
Beban Gempa pada Struktur Pola C Beban Gempa pada Struktur Pola C
Potongan D-D Bentuk 3-D

84
85

6. PMM Ratio Column


Pemeriksaan kekuatan struktur yang difokuskan pada penilaian P-M-M rasio
kolom, dapat dilihat hasil analasis menggunakan software ETABS v16.0.3 pada Gambar
4.56 Dimana perbandingan setiap rasio maksimum pada setiap struktur.

PMM Ratio Column


1 0.894
0.798

0.9 0.771
0.733

0.724
0.721
0.689
0.667
0.8

0.606

0.544
0.7

0.516

0.515

0.515
0.513
0.513
0.502
0.6
rasio

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Respon Spectrum El-centro Chi chi Northridge

A B C Tanpa Damper

Gambar 4.56 Perbandingan P-M-M Rasio Column pada Setiap Struktur

Hasil analisis dan pembahasan dapat dibandingkan dari parameter yang ada
terhadap penempatan FVD pola A, pola B dan Pola C, dan dapat dilihat pada Tabel 4.66.

Tabel 4.66 Perbandingan Output dari Pola Penempatan FVD


Tanpa Peredam Pola A Pola B Pola C
X Y X Y X Y X Y
Periode (detik) Maksimum 1.401 1.401 1.077 1.401 1.052 1.401 1.325 1.401
Simpangan Puncak 18.331 6.11 22.968 6.105 24.563 6.105 6.842 6.264
antar Lantai
Maksimum 70.504 23.501 69.74 23.496 79.486 23.523 76.73 24.084
(mm)

Participating
92.86 92.86 90.5 92.85 94.96 94.731 94.99 94.724
Massa (%)

Gaya Geser
1152.94 1152.94 1263.69 1153.80 1615.60 1156.25 1263.89 1183.46
Dasar (kN)

Lintang (kN) 414.06 464.61 723.66 672.25


Column Force
Momen (kNm) 1355.6 1483.7 1862.4 826.18

PMM Rasio
0.733 0.798 0.894 0.771
Column

85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis terhadap pola penempatan FVD pada
struktur gedung 12 lantai. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis pada pemodel struktur tanpa peredam
diperoleh partisipasi massa untuk arah UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-
8, pada model penempatan FVD pola A diperoleh partisipasi massa untuk arah
UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-11, penempatan FVD pola B diperoleh
partisipasi massa untuk arah UX dan UY mencapai 90% pada mode ke-9 dan
penemepatan FVD pola C diperoleh partisipasi massa untuk arah UX dan UY
mencapai 90% pada mode ke-8. Dari hasil tersebut bisa dikatakan penempatan
FVD pola C. Dengan demikian, jumlah massa yang berpartisipasi dalam memikul
beban telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
2. Hasil analisis periode getar alami struktur yang telah dilakukan, penambahan
peredam pada struktur mampu mengurangi periode getar alami struktur yang
berarti struktur menjadi lebih kaku ketimbang sebelum menggunakan peredam,
struktur dengan penempatan FVD pola B memiliki nilai periode getar alami
struktur terkecil ketimbang pola penempatan lainnya.
3. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa gaya geser dasar struktur semakin
membesar dikarenakan pengaplikaisan peredam yang memberikan konstribusi
kekuan yang cukup signifikan. Penempatan FVD pola B memiliki gaya geser
dasar yang besar dibandingkan dengan pola lainnya.
4. Berdasarkan hasil analisis, penempatan FVD pola A merupakan penempatan
terbaik dengan simpanagan antar lantai yang dihasilkan paling kecil.
5. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja struktur menajdi lebih baik
setelah menggunakan peredam, karena peredam memberikan konstribusi gaya
redaman dan kekakuan yang cukup baik dan penempatan FVD pola B lah yang
merupakan penempatan paling efektif diantara pola yang lain.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, ada beberapa saran yag mungkin bermanfaat
bagi pengembang atau penulis yang ingin meneliti hal yang sama ini di tahap selanjutnya:

86
87

1. Pola penempatan FVD bisa di kembangkan pada bangunan tidak beraturan .


2. Penyesuaian penggunaan FVD di Indonesia bisa lebih di perhatikan, agar
kinerja FVD dapat bekerja maksimal dimana kondisi di Indonesia yang rawan
dengan gempa.
3. Untuk penulis yang ingin mengembangkan penelitian tentang FVD,
penempatan pola FVD sangat berpengaruh terhadap kinerja struktur, jadi
penulis harus paham tentang peilaku bangunan ataupun FVD itu sendiri.

87
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. (2012). SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2013). SNI 1727:2013 tentang Beban Minimum untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
Bayyinah, D. A., & Faimun. (2017). Studi Perbandingan Analisis Respon Spektra dan
Time History untuk Desain Gedung, 6.
Diredja, N. V., Pranata, Y. A., & Simatupang, R. (2012). Analisis Dinamik Riwayat
Waktu Gedung Beton Bertulang Akibat Gempa Utama dan Gempa Susulan, 8.
Fandy, T. (1998). Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia Pemasaran. Yogyakarta:
Andi.
Hajati, N. L., & Hanif, A. N. (2018). Kajian Kinerja Struktur Gedung Simetris
Menggunakan Peredam Tipe Fluid Viscous Damper, 14.
Listyorini, Purwanto, E., & Supriyadi, A. (2015). Evaluasi Kinerja Struktur Gedung
dengan Analisis Time History (Studi Kasus: Gedung Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta), 9.
Muzahab, L. A. (2018). Pengaruh Pemasangan Peredam Getaran Eksternal Tipe Viscous
terhadap Kinerja Struktur Gedung, 12.
Vince. (2017). Analisis Pengaruh Penempatan Alat Peredam Viskos Terhadap Respons
Struktur Gedung Tinggi Menggunakan Analisis Riwayat Waktu.
Rendra, R., Kurniawandy, A., & Djauhari, Z. (2015). Kinerja Struktur Akibat Beban
Gempa dengan Metode Respon Spektrum dan Time History, 8.

88

Anda mungkin juga menyukai