Oleh:
03/BPAT-PDSI/2011
Telah disetujui dan disahkan di Drilling Area Jawa pada tanggal 29 Agustus 2011 untuk
diajukan dalam sidang ujian KKW.
Pembimbing KKW,
ttd
SLAMET SANTOSO
NRP. 746542
i
KATA PENGANTAR
1. Bapak Bambang T. Tavianto selaku Onshore Drilling Manager Area Jawa beserta seluruh
Staff dan Pekerja yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan selama
melaksanakan OJT.
2. Bapak Sutrisno dan Bapak Raan selaku Pembimbing seluruh peserta BPAT-PDSI 2011.
3. Bpk Rig Superintendent, Bpk Selamet Nurhadi selaku pembimbing di lapangan yang banyak
memberikan arahan dan masukan sehubungan dengan Kertas Kerja Wajib ini.
4. Rekan-rekan Crew Rig, Driver, Catering dan pekerja lainnya yang telah banyak membantu
kami selama pelaksanaan OJT baik berupa material maupun moral.
5. Rekan-rekan dan saudara-saudaraku seluruh peserta BPAT PDSI 2011 yang telah banyak
membantu dan berbagi suka maupun duka selama pelaksanaan OJT.
6. Secara khusus kepada Ayahanda dan Ibunda, saudara-saudara dan orang-orang tercinta yang
telah banyak memberikan dukungan moral maupun spiritual selama masa pendidikan.
7. Pihak-pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung.
8. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk menyempurnakan tulisan ini, karena
Kertas Kerja ini masih jauh dari sempurna, Semoga Kertas Kerja ini dapat memberikan
manfaat khususnya kepada kami sendiri dan umumnya kepada pembaca.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .......................................................................................................................... v
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 .................................................................................................................................7
Gambar 2 .................................................................................................................................9
Gambar 3a .............................................................................................................................10
Gambar 3b .............................................................................................................................10
Gambar 3c ..............................................................................................................................10
Gambar 4 ...............................................................................................................................11
Gambar 5 ...............................................................................................................................11
Gambar 6 ...............................................................................................................................12
Gambar 7 ...............................................................................................................................13
Gambar 8 ...............................................................................................................................14
Gambar 9 ...............................................................................................................................15
Gambar 10 .............................................................................................................................15
Gambar 11 .............................................................................................................................16
Gambar 12 .............................................................................................................................16
iv
Ringkasan
Kebutuhan energi listrik terutama di rig elektrik sangatlah fital dan di anggap energi
utama dalam sistem pemboran agar kegiatan pemboran dapat berjalan dengan lancar, sesuai
rencana dan tidak terjadi downtime terutama yang disebabkan karena loss energy listrik karena
genset bermasalah, sehingga kami mempelajari tentang synchronizer paralel genset, effisiensi
dan effectifitas enggine genset dalam rig pemboran elektrik.
Paralel Genset merupakan penggabungan 2 atau lebih genset sebagai sumber energi
listrik agar dapat mencukupi semua kebutuhan listrik di operasi pengeboran yang terhubung
secara Sinkron. Ada dua macam sistem sinkronisasi yang ada pada rig-rig di PDSI khususnya
area Jawa yaitu Paralel genset dengan Load Sharing (manual) dan Easy Gen (automatic) untuk
sinkronisasi dari genset tersebut.
Pengaturan putaran engine generator mulai bergerak sampai steady state dilakukan oleh
governor, Fungsi utama pengaturan putaran ini adalah untuk menjaga kestabilan sistem secara
keseluruhan terhadap adanya variasi beban atau gangguan pada sistem. Sedangkan mode operasi
governor ada dua yaitu droop (Dengan adanya fixed setting ini, output daya listrik generator
nilainya tetap dan adanya perubahan beban tidak akan mengakibatkan perubahan putaran engine)
dan isochronous (set point putaran governor ditentukan berdasarkan kebutuhan daya listrik
sistem pada saat itu (real time). Kemudian melalui internal proses di dalam governor, governor
akan menyesuaikan nilai output daya mekanik engine supaya sesuai dengan daya listrik yang
dibutuhkan sistem).
KKW yang kami angkat mengambil contoh dari rig N80 UE/UY3 dan Rig NOV
D1000, dimana sistem di Rig N80 UE/UY3 dari sumber AC yang dirubah ke DC untuk
pengaturan putaran motor drawwork dan motor slush pump melalui perubahan Arus oleh SCR
(Silycon Control Rectifier) dengan sistem sinkronisasi menggunakan Load Sharing (manual)
sedangkan sistem di Rig NOV D1000 dari sumber AC dirubah ke DC kemudian ke AC untuk
pengaturan kecepatan motor di Drawwork dan motor Slush Pump dengan mengatur frekuensi
oleh VFD (Variable Frequency Drive) dengan sistem sinkronisasi manual dan automatik oleh
Easy Gen.
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis
penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber
energi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi
angin. Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum digunakan adalah mesin generator
tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin engine, mesin diesel atau
mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit listrik dengan generator, karena
faktor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua atau lebih generator yang
dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran untuk generator-generator
tersebut.
Kebutuhan energi listrik terutama di rig elektrik sangatlah fital dan di anggap energi
utama dalam sistem pemboran agar kegiatan pemboran dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai rencana, sehingga kami mengambil judul ”optimasi penggunaan paralel genset di
rig pemboran” pada Kertas Kerja ini agar sistem sinkronisasi genset tersebut dapat berjalan
dengan aman dan lancar sehingga tidak terjadi downtime pada rig pemboran di PT.
Pertamina Drilling Services Indonesia.
1
1.4 Metode pembelajaran
Penyusunan KKW yang kami pergunakan adalah studi kasus lapangan, diskusi
dengan nara sumber serta studi literatur baik dari buku maupun internet, agar mendapatkan
data sebaik mungkin.
2
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
3
BAB III. PEMBAHASAN MASALAH
5
Pada beberapa generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya disamakan
tegangan, frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya, perubahan beban listrik tidak akan
dirasakan oleh masing-masing generator pada besaran tegangan dan frekuensinya selama
beban masih dibawah kapasitas total paralelnya, sehingga tegangan dan frekuensi ini tidak
digunakan sebagai sumber sinyal bagi governor.
Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing generator sebagai sumber
sinyal pembagian beban sistem paralel generator-generator tersebut. Saat diparalelkan
pembagian beban generator belum seimbang/sebanding dengan kemampuan masing-masing
generator. Alat pembagi beban generator dipasangkan pada masing-masing rangkaian
keluaran generator, dan masing-masing alat pembagi beban tersebut dihubungkan secara
paralel satu dengan berikutnya dengan kabel untuk menjumlahkan sinyal arus keluaran
masing-masing generator dan menjumlahkan sinyal kemampuan arus masing-masing
generator.
Arus keluaran generator yang dideteksi oleh alat pembagi beban akan merupakan
petunjuk posisi governor berapa persentase, atau arus yang lewat berapa persen dari
kemampuan generator. Hasil bagi dari penjumlahan arus yang dideteksi alat-alat pembagi
beban dengan jumlah arus kemampuan generator -generator yang beroperasi paralel
dikalikan 100 (%) merupakan nilai posisi governor yang harus dicapai oleh setiap mesin
penggerak utama sehingga menghasilkan keluaran arus yang proprosional dan sesuai dengan
kemampuan masing-masing generator.
Bila ukuran generator sama maka jumlah arus yang dideteksi oleh masing-masing alat
pembagi beban dibagi jumlah generator merupakan arus beban yang harus dihasilkan oleh
generator setelah governornya diubah oleh electric actuator yang menerima sinyal dari alat
pembagi beban sesaat setelah generator diparalelkan. Instalasi Teknis dalam prakteknya alat
pembagi beban generator dipasang dengan bantuan komponen-komponen seperti berikut :
trafo arus, trafo tegangan (sebagai pencatu daya), electric actuator, potensiometer pengatur
kecepatan dan saklar-saklar bantu. Lihat diagram pengkabelannya dalam Gambar 1.
6
Gambar 1
1. Trafo arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator sampai dengan sebesar arus
sinyal yang sesuai untuk alat pembagi beban generator (biasanya maksimum 5 A atau = 100
% kemampuan maksimum generator)
2. Trafo tegangan berfungsi sebagai sumber daya bagi alat pembagi beban, umumnya dengan
tegangan 110 V AC, 60/50 Hz; dibantu adapter untuk keperluan tegangan DC.
3. Electric actuator merupakan peralatan yang menerima sinyal dari alat pembagi beban sehingga
mampu menggerakkan motor DC di governor sampai dengan arus keluaran generator
mencapai yang diharapkan.
4. Potensiometer pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur frekuensi dan tegangan
saat generator akan diparalelkan atau dalam proses sinkronisasi. Tegangan umumnya sudah
diatur oleh AVR, sehingga naik turunnya tegangan hanya dipengaruhi oleh kecepatan putaran
mesin penggerak. Setelah generator dioperasikan paralelkan atau sudah sinkron dengan yang
telah beroperasi kemudian menutup Mccb generator, fungsi potensiometer pengatur kecepatan
ini diambil alih oleh alat pembagi beban generator. Untuk lebih akuratnya pengaturan
7
kecepatan dalam proses sinkronisasi secara manual, biasanya terdapat potensiometer pengatur
halus dan potensiometer pengatur kasar.
5. Pada sistem kontrol otomatis pemaralelan generator dapat dilakukan oleh modul pemaralel
generator dengan mengatur tegangan dan frekuensi keluaran dari generator, kemudian
mencocokan dengan tegangan dan frekuensi sistem yang sudah bekerja secara otomatis,
setelah cocok memberikan sinyal penutupan ke Mccb generator sehingga bergabung dalam
operasi paralel. Untuk mencocokkan tegangan dan frekuensi dapat dilihat dalam satu panel
sinkron yang digunakan bersama untuk beberapa generator dimana masing-masing panel
generator mempunyai saklar sinkron.
6. Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator berfungsi sebagai alat manual proses
pembagian (pelepasan & pengambilan) beban oleh suatu generator yang beroperasi dalam
sistem paralel. Misalnya saklar bahan bakar ditutup untuk meminimumkan bahan bakar diesel
yang berarti melepaskan beban. Saklar speed ditutup untuk menuju pada kecepatan kelasnya
(rated speed) yang berarti pengambilan beban dari generator yang perlu diringankan beban
listriknya.
7. Setelah generator beroperasi secara paralel, generator-generator dengan alat pembagi
bebannya selalu merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau penurunan beban listrik,
sehingga masing-masing generator menanggung beban dengan prosentasi yang sama diukur
dari kemampuan masing-masing.
8
3.2.2 Kerja Paralel Generator
Ada beberapa cara untuk memparalelkan generator dengan mengacu pada syarat-syarat
diatas, yaitu :
a. Lampu Cahaya berputar dan Volt-meter
b. Voltmeter, Frekuensi Meter, dan Synchroscope.
c. Cara Otomatis
3.2.2.1 Lampu Cahaya Berputar dan Volt-meter
Dengan rangkaian pada gambar 2, pilih lampu dengan tegangan kerja dua
kali tegangan fasa-netral generator atau gunakan dua lampu yang dihubungkan
secara seri. Dalam keadaan saklar S terbuka operasikan generator, kemudian lihat
urutan nyala lampu. Urutan lampu akan berubah menurut urutan L1 - L2 - L3 - L1
- L2 - L3.
Gambar 2.
Rangkaian Paralel Generator.
Perhatikan Gambar 3a, pada keadaan ini L1 paling terang, L2 terang, dan L3
redup.
Perhatikan Gambar 3b, pada keadaan ini:
• L2 paling terang
• L1 terang
• L3 terang
Perhatikan gambar 3c, pada keadaan ini,
• L1 dan L2 sama terang
• L3 Gelap dan Voltmeter = 0 V
Pada saat kondisi ini maka generator dapat diparalelkan dengan jala-jala
(generator lain). Gambar 3a,b dan c. Rangkaian Lampu Berputar.
9
Gambar 3a
Gambar 3b
Gambar 3c
10
3.2.2.3 Paralel Otomatis
Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat Voltmeter,
Frekuensi Meter dan Synchroscope yang secara otomatis memonitor perbedaan
fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila semua kondisi telah tercapai
alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan secara
otomatis.
Gambar 4. Synchroscope.
3.3 Perbandingan studi lapangan.
3.3.1 Sistem kelistrikan
Merupakan sistem Kebutuhan dan aliran listrik di masing-masing ring pemboran
sesuai tipe, sumber listrik dan beban dari tiap manufacture rig.
3.3.1.1 Sistem kelistrikan Rig N80 UE/UY3
Sistem di rig ini menggunakan Sumber AC dari Genset yang dikonversi
ke DC oleh SCR (Silicon Control Rectifier) seperti diagram berikut.
Engine Engine Engine
1200 RPM 1200 RPM 1200 RPM
Generator 700 KW
60Hz
700 KW
60Hz
700 KW
60Hz
house
Gen Gen Gen
Trafo Trafo
460 V 3Ø 220V 3Ø
SCR House Dioda bridge Dioda Bridge
AC-DC AC-DC
M M M M
DW A MP 1 DW B MP 2
Resistor
800 Hp 1000 Hp bank
800 Hp 1000 Hp
Gambar 5
11
Genset sebagai pengubah energi mekanik ke elektrik yang kemudian
disalurkan melalui main bus 100A AC, trafo yang terhubung delta-delta untuk
penurun tegangan menjadi 480 V/3Ø untuk kbutuhan beban elmot kecil seperti
mud agitator, charging pump dan lain-lain, sedangkan trafo yang terhubung
delta-bintang menghasilkan tegangan 220 V/3Ø untuk penerangan dan
kebutuhan camp.
Selanjutnya tegangan AC dari genset dirubah menjadi DC oleh dioda
bridge dalam sistem SCR (Silicon Control Rectifier) yang disalurkan melalui
Bus 2300A DC agar arus keluaran DC bisa dirubah-rubah sesuai kebutuhan
beban utama, untuk keperluan kecepatan elmot Drawwork, Mud Pump yang
merupakan beban utama dalam sistem rig elektrik.
Trafo Trafo
M M M M M M
DW A MP 1 RT DW B MP 2 MP 3
1150 Hp Resistor
1000 Hp 400 Hp bank
1150 Hp 1000 Hp 1000 Hp
Gambar 6
12
Genset sebagai pengubah energi mekanik ke elektrik yang kemudian
disalurkan melalui main bus 600V/4000A AC, trafo yang terhubung delta-delta
untuk penurun tegangan menjadi 480 V/3Ø untuk kbutuhan beban elmot kecil
seperti mud agitator, charging pump dan lain-lain, sedangkan trafo yang
terhubung delta-bintang menghasilkan tegangan 120V/1Ø untuk penerangan
dan kebutuhan camp.
Selanjutnya tegangan AC dari genset dirubah menjadi DC oleh Rectifier
yang disalurkan melalui 810V Bus DC 4000A DC dan kemudian dirubah
menjadi AC oleh Inverter dalam VFD house (Variable Frequency Drive) agar
frekuensi keluaran AC bisa dirubah-rubah sesuai kebutuhan beban utama,
untuk keperluan kecepatan elmot Drawwork, Mud Pump, Rotary Table yang
merupakan beban utama dalam sistem rig elektrik, dimana terdapat chopper
cubicle untuk membuang daya lebih saat elmot berputar balik, misalnya pada
saat elmot drawwork berputar untuk naik dan turun.
Gambar 7
13
menurunkan speed dimana load sharing akan membaca speeed engine apakah
sudah sesuai atau belum melalui magnetic pick-up, yang kemudian keluaran
dari genset akan dikonversi oleh Potensial Transformator (PT) untuk tegangan
dan Current Transformator (CT) untuk Arus agar bisa dibaca oleh load sharing
dan untuk pemilihan modus droop/isochronous di adjust manual dengan
memutar potensio pada modul tersebut.
Gambar 8
14
3.3.3 Operasi Sinkronisasi Rig N80 UE/UY3 & Rig NOV D1000
Cara pengoperasian pada dasrnya sama, akan tetapi dikemas dalam tampilan yang
berbeda prosedur dan fungsi dari masing-masing tombol/panel pada sistem di Rig N80
UE/UY3 dan Rig NOV D1000
Pada Rig N80 UE/UY3, yang menggunakan sistem semi auto, masih harus
mengamati Voltmeter, Frekuensimeter,Sinchroscop dan lampu, apabila semua parameter
tersebut sudah sesuai prosedur, maka saklar sinkron di close secara manual oleh operator,
apabila parameter-parameter tersebut belum sesuai maka operator harus mensetting ulang
governor engine genset, apabila masih belum sesuai maka harus mengkalibrasi lagi
modul Load sharingnya yang bisa memakan waktu hingga 1 minggu.
Berbeda halnya dengan sintem Pada Rig NOV D1000, yang bisa full automatic
atau manual, saat menggunakan modus automatic, setelah genset yang akan diparalel
siap, operator hanya merubah saklar ke modus auto dan kurang dari 1 menit CB genset
yang akan diparalel sudah tersambung secara otomatis. Sedangkan saat modus manual,
operator hanya perlu melihat parameter yang sudah tersaji dalam bentuk digital apabila
speed dan tegangan kurang sesuai maka tinggal adjust melaluitombol di panel yang
terlihat tiap digit penambahannya, sehingga lebih presisi dan lebih mudah pengaturannya.
Untuk safety pada sistem ini CB tidak akan dapat di sambung apabila parameter belum
sesuai. Dan jika sistem mengalami problem, dapat dimonitor melalui Laptop yang
tersambung oleh konektor RS 232 di panel tersebut, untuk mempermudah mengatasi
problem.
Gambar 9 Panel sinkron Rig N80UE/UY3 Gambar 10 Panel sinkron Rig NOV D1000
15
Gambar 11. Modul Load sharring dan Speed control di Rig N80UE/UY3
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Agar beban genset merata maka harus menggunakan alat pembagi beban generator, yang
merupakan peralatan otomatis untuk menyeragamkan operasi governor dalam
menaikkan atau menurunkan power mesin atau daya generator sesuai perubahan
bebannya, dan sangat diperlukan bila memiliki lebih dari dua generator dengan
karakteristik yang berbeda yang beroperasi secara paralel.
2. Perubahan beban akibat pemasukan atau pengeluaran generator dari sistem paralel
generator-generator akan dirasakan sama oleh setiap generator dalam sistem tersebut ,
tanpa overload atau overspeed.
3. Untuk mengatasi kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat, bisa diatasi dengan
menjalankan generator lain yang dioperasikan secara paralel dengan generator yang telah
bekerja sebelumnya atau disinkronisai pada satu jaringan listrik yang sama.
4. Keuntungan dari menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik
adalah bila salah satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut
dapat dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutusan listrik
secara total bisa dihindari.
18
4.2 Saran
1. Sebaiknya dibuatkan manual operation dan ditempel di setiap panel sinkronisasi, agar
tidak ada step atau langkah yang miss saat sinkronisasi, sehingga kesalahan operasional
dapat diminimalkan.
2. Pastikan Genset sudah dalam keadaan stabil dan beban tidak terhubung dengan sistem
saat akan melakukan sinkronisasi.
3. Pastikan tidak ada alarm saat sinkronisasi (sistem automatis).
4. Mencatat semua trobel/permasalahan yang pernah terjadi saat sinkronisasi, kemudian
dicatat juga solusinya, agar problem tidak terulang kembali dikemudian hari.
5. Amati beberapa saat saat setelah sinkronisasi untuk memastikan kondisi kelistrikan sudah
stabil.
6. Melakukan perawatan dengan menjaga kebersihan control room dan dipasang air filter
agar tidak terjadi short circuit dikarenakan debu atau sarang laba-laba.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
easYgen-3000 Series
The back panel mounted easYgen-3100/3400™ has a rugged aluminum chassis for use in harsh
environments or confined spaces.
The front panel mounted easYgen-3200/3500™ has sealed soft keys and a large, easy-to-read
backlit LCD multilingual graphical display.
Features include:
True RMS voltage and current sensing for generator, bus, and mains
Complete engine/generator protection, metering and mains monitoring
LogicsManager™ to combine measured values, internal conditions, and I/O states with boolean
operators and programmable timers, allowing for complex controls
Load share and synchronize up to 32 gensets in island mode or paralleled to the utility
Different load or process dependent start/stop sequencing with kW/kvar load sharing
Communication with engine ECU’s, SCADA, external I/O, and RP-3000 Remote Panel
Support of CAN Open, J1939, Modbus RTU and modem support
Easy-to-read graphical display
11 selectable display languages (easYgen-3200/3500)
1
The LS-5 circuit breaker control, when used with the easYgen™-3400/3500, enables complex
control of distribution systems having multiple mains and bus tie breakers. The integrated
LogicsManager™ links internal states and input signals with logical operators and time elements
to implement complex control tasks.
Packages
Specifications
Applications
Approvals
Downloads
Packages
The easYgen-3000 Series is available with different feature packages. The following table shows
the differences between these packages.
easYgen-3000 Series
Model easYgen- easYgen- easYgen- easYgen-
3100 3200 3400 3500
Package
P1 P2 P1 P2 P1 P1
LCD display --- --- ● ● --- ●
Mounting Back Back Front Front
Back panel Front panel
panel panel panel panel
External discrete 16 / 32 / 16 / 32 /
32 / 32 32 / 32
inputs / outputs 16 32 16 32
External analog inputs 16 / 16 /
--- --- 16 / 4 16 / 4
/ outputs 4 4
LS-5 support --- --- --- --- ● ●
Digital load sharing and speed control for electric generator systems
Woodward’s 2301D speed controls are used in electric generator systems where load sharing is
desired. They are used with diesel or gas engines, or steam or gas turbines, and are compatible
with all Woodward electronic controls. The microprocessor-based digital control is housed in a
2
sheet-metal chassis and consists of a single printed circuit board. The flexible configuration
software incorporated in the control hardware allows easy changes to accommodate engine speed
range, gear teeth, and selection of forward or reverse acting.
The increased flexibility of software allows the 2301D to include control functions that required
additional equipment in previous versions of 2301A control systems. The 2301D therefore is
suitable for upgrading existing control systems or increased functionality in new installations.
Operating Modes
Features
Specifications
FAQ
Speed Control
3
4
5
6