A. LATAR BELAKANG
Antibiotik adalah obat untuk mencegah dan membunuh penyakit
infeksi yang disebabkan oleh bakteri, penggunaan antibiotik sendiri harus
rasional supaya aman bagi pasien. Antibiotik dan obat-obat sejenisnya
yang disebut agen antimikrobial, sejak tahun 1940an telah dikenal dapat
menurunkan angka penyakit dan kematian akibat penyakit infeksi.
Penggunaan antibiotik yang rasional merujuk pada ketepatan dosis,
pemilihan antibiotik dan bentuk sediaan yang seharusnya diberikan
kepada pasien.
Meskipun antibiotik memliki banyak manfaat, tetapi pada
kenyataannya penggunannya telah berkontribusi terhadap terjadinya
resistensi akibat pemakaian yang tidak rasional. Resistensi merupakan
kemampuan bakteri dalam menetralisir dan melemahkan daya kerja
antibiotik. Resistensi antibiotik masih menjadi masalah besar di seluruh
dunia. Hal ini diakibatkan karena faktor kurangnya informasi yang akurat
sehingga mengakibatkan tingginya tingkat konsumsi antibotik yang tidak
tepat. Terjadinya peningkatan resistensi kuman terhadap antibiotik juga
karena adanya pengobatan sendiri dengan antibiotik yang dilakukan
masyarakat, contohnya pada kasus penggunaan antibiotik untuk melawan
virus, seperti pada kondisi flu, demam yag tidak perlu menggunakan obat
antibiotik.
Usaha untuk meminimalisir resistensi antibiotik bisa dilakukan
dengan mendidik masyarakat tentang pengetahuan antibiotik. Di
beberapa negara telah melakukan kampanye nasional untuk mengubah
kesalahpamahan masyarakat terkait pengetahuan antibiotik, dan untuk
mempromosikan penggunaan antibiotik yang sesuai serta mencegah
perkembangan resistensi antibiotik. Pemahaman pengetahuan pasien
terhadap penggunaan antibiotik akan memfasilitasi komunikasi antara
dokter dan pasien. Hal ini tentunya menjadi media untuk mendidik pasien
dan masyarakat umum tentang penggunaan antibiotik yang benar.
Pada program pemerintah yang dijalankan di Puskesmas, ada 3
indikator kinerja untuk melakukan penilaian terhadap penggunaan obat
rasional (POR), yaitu penggunaan antibiotik pada Ispa non pneumonia
batas toleransi 20%, Indikator penggunaan antibiotik pada diare non
spesifik batas toleransi 8%, penggunaan injeksi pada myalgia batas
toleransi 1 %. Penggunaan obat rasional dikatakan apabila pasien
menerima obat yang tepat sesuai kebutuhan klinis, dalam dosis yang
memenuhi kebutuhan, untuk jangka waktu yang cukup, dan pada biaya
yang terjangkau untuk individu/pasien dan komunitas/masyarakat.
Penggunaan antibiotik yang rasional penting untuk diperhatikan
dikarenakan efek sampingnya yang cukup membahayakan bagi pasien.
Apoteker mempunyai peranan penting dalam pengaplikasian langsung
terhadap masyarakat. Apoteker harus memberikan pelayanan langsung
berupa edukasi pemberian informasi obat antibiotik secara tepat dan
melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan antibiotik
yang bijak kemudiaan mengevaluasi tentang tingkat pengetahuannya.
Target dan sasaran bijak dalam menggunakan antibiotik adalah
pasien yang mendapatkan resep yang didalamnya terdapat antibiotik di
puskesmas Bahari Berkesan dan sosialiasi ke masyarakat umum
khususnya di wilayah kerja puskesmas Bahari Berkesan. Diharapkan
dengan adanya sosialisasi ini mampu menambah pengetahuan
masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan antibiotik.
B. Tujuan