Anda di halaman 1dari 2

Rigina Adhita Rachmawati

M0619047

FARMASI DI INDONESIA

Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan
bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan
digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit.

Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang


sesuai dan aman, baik melalui resep (prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan
dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya dengan cara
menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai.

Di satu pihak, Farmasi tergolong seni teknis apabila ditinjau dari segi pelayanan
dalam penggunaan obat, di lain pihak Farmasi dapat pula digolongkan dalam ilmu-
ilmu pengetahuan alam. Di samping sebagai Ilmu atau Sains, Farmasi meliputi pula
pelayanan obat secara profesional.

Di Indonesia masyarakat umum mengenal apoteker sebagai tenaga kerja kedua


setelah dokter. Ini terbukti dengan aggapan masyarakat bahwa pekerjaan seorang
apoteker adalah sebagai penerjemah resep obat yang berasal dari dokter serta
sebagai penjaga apotek. Farmasis atau Apoteker memberikan kesan umum bahwa
tempat kerja seorang farmasi hanyalah di Apotik, yaitu salah satu tempat
pengabdian profesi seorang Apoteker. Memang, dalam menjalankan tugasnya,
apoteker tidak dapat bergerak sendiri. Apoteker bekerja bersama-sama dengan
perawat, bidan maupun dokter untuk menyalurkan obat kepada masyarakat yang
membutuhkan secara tepat.

Pandangan seperti ini secara tidak langsung akan menjatuhkan peran farmasi dalam
membantu memproduksi obat yang memiliki kualitas tinggi. Tidak hanya obat yang
menjadi fokus dalam dunia farmasi, tetapi makanan, minuman, dan kosmetik juga
menjadi acuan dalam dunia farmasi. Namun, dalam sebagian besar pertimbangan
dan pemilihan sebagai pengatur regulasi bukanlah orang farmasi.

Pelayanan kefarmasian saat ini sudah semakin berkembang. Fungsi keseluruhan


Farmasis yaitu hendaknya menghasilkan terapi obat secara maksimum. Berbagai
tuntutan yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dalam
dunia kefarmasian, seperti Pharmaceutical care yaitu obat sampai ke tangan pasien
dalam keadaan baik, efektif, dan aman disertai dengan informasi yang jelas
sehingga penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan. Tuntutan farmasi untuk
dapat berperan dalam perkembangan industri farmasi yaitu perkembangan Drug
delivery system, pengembangan cara produksi dan metode kontrol kualitas.

Dalam peluang bekerja, lulusan farmasi tidak hanya menjadi apoteker di apotek
ataupun di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga bisa bekerja di industri
farmasi, analisis di BPOM atau bisa juga menjadi wirausahawan. Banyak peluang
yang bisa dilakukan sebagai wirausahawan dibidang farmasi yaitu bisnis obat di
apotek, bisnis ekstrak/simplisia tanaman obat, bisnis pembuatan produk obat bahan
alami, dan yang lainnya. Sehingga jaminan pekerjaan bagi para farmasis lebih
terbuka luas dan juga kualitas dalam memproduksi obat-obatan akan semakin
meningkat.

Untuk menjadi seorang Farmasis yang ideal diharapkan bisa mengaplikasikan


profesinya secara profesional, seperti pada saat melayani seorang pasien di sebuah
apotek, komunikasi antara pasien dan farmasis hendaknya terjadi timbal balik.
Dimana pelayanan yang dilakukan tersebut adalah memberikan informasi dari obat
yang hendak dikonsumsi pasien, mencakup dari efek yang di timbulkan setelah
mengkonsumsi suatu obat baik itu efek yang diinginkan maupun efek yang tak
diinginkan ( efek samping obat ), tempat penyimpanan obat, lamanya waktu yang
di perbolahkan untuk mengkonsumsi suatu obat, waktu yang efesien untuk
mengkonnsumsi obat, dan lain sebagainya sehingga pasien paham dan tahu tingkat
keamanan dari obat yang hendak dikonsumsinya. dengan begitu terwujudlah suatu
komunikasi yang baik dan peran apoteker dapat tersalurkan dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai