Anda di halaman 1dari 6

RESUME KONSEP BERUBAH

1. Definisi Perubahan

Defenisi perubahan menurut beberapa tokoh, yaitu :

1. Potter & Perry(1993):


Perubahan adalah suatu proses dinamik dimana perubahan terjadi pada tingkah laku dan
fungsi seseorang, keluarga, kelompok, atau komunitas.
2. Gullies (1994):
Perubahan merupakan proses pergerakan dan suatu sistem ke sistem yang lain
3. Taylor, et al (1997):
Change is the process of transforming, altering, or modifying something.
Jadi perubahan adalah proses bertransformasi, mengubah atau memodifikasi sesuatu.

2. Jenis perubahan
1) . Perubahan Terencana (Planned Change)
Perubahan yang terencana adalah suatu usaha yang sistematik dan bertujuan untuk
mengubah atau membawa perubahan melalui intervensi dan change agent.
2) . Perubahan yang Tidak Terencana (Accidental Change)
Perubahan yang tidak terencana merupakan perubahan yang terjadi sebagai hasil dan
ketidakseimbangan dalam sistem (Marquis & Huston, 2000) dan merupakan respon
adaptif terhadap stimulus eksternal yang diarahkan menuju kestabilan kembali
keseimbangan antara sistem dan lingkungan (Gillies, 1994).

3. Agen Perubahan (Change agent) Dan Target Perubahan (Change target)


Pada saat membicarakan perubahan, kita harus mengetahui siapa yang terlibat dalam
proses tersebut. Dikenal istilah agen perubahan (change agent) dan target perubahan (change
target).
 Change agent adalah seseorang yang mempunyai ketrampilan dalam teori dan
mengimplementasikan perubahan yang terencana (Marquis & Huston, 2000).
 Change target disebut pula sebagai sistem klien (client system) dari pada suatu organisasi
yang telah mengadopsi CQI disebut sebagai stakeholder, dimana dengan istilah ini setiap
orang dalam organisasi tersebut dapat mempunyai ide untuk meningkatkan sistem (menjadi
seorang champion) dan menampilkan ide tersebut pada mereka yang akan dipengaruhi oleh
usaha peningkatan tersebut (stakeholder).

4. Terori berubah
a) Kurt Lewin (1951)
Kurt Lewin, seorang theorist terkenal dalam bidang manajemen, telah mengidentifikasi
tiga fase proses berubah dimana change agent harus memulai sebelum perubahan yang
terencana menjadi bagian dari sistem, yaitu:
a. Unfreezing
b. Moving/movement
c. Refreezing
b) Gillies (1994)
Seorang change agent bertanggung jawab terhadap perubahan yang diinginkan sementara
itu memelihara status quo untuk memelihara pencapaian pada masa sebelumnya. Proses
berubah analog dengan proses keperawatan, karena meliputi pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
c) Everett Rogers (1962)
1. Pengetahuan (knowledge)
Individu, yang disebut Rogers sebagai unit pembuat keputusan dikenalkan terhadap
perubahan. Individu menjadi sadar (aware) terhadap rencana perubahan.
2. Persuasi (persuasion)
Individu mengembangkan tingkah laku/minat (interest’ terhadap perubahan yang dapat
menyenangkan dan tidak menyenangkan.
3. Keputusan (decision)
Individu menilai rencana penibahan untuk membuat keputusan, apakah akan,
mengadopsi perubahan atau tidak.
4. Implementasi (implementation)
Individu bertindak berdasarkan pilihannya. Pada saat ini individu mencoba rencana
perubahan. Perubahan dapat terjadi.
5. Konfirmasi
Individu mengkonfirmasi apakah pilihannya tepat. Individu dapat mengadopsi
perubahan.
d) Gordon Lippiti (1973)
Gordon Lippitt menggambarkan 7 fase perubahan sebagai berikut:
1. Mendiagnosa masalah
2. Mengkaji motivasi dan kapasitas untuk berubah
3. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber dari change agent
4. Memilih tujuan perubahan
5. Memitih peran yang sesuai untuk change agent
6. Memelihara perubahan sejak dimulai
7. Mengakhiri hubungan saling membantu
e) S.A Spencer dan J.D. Adams (1990)
Spencer dan Adams mengidentifikasi tujuh stase yang dialami klien mereka pada saat
menghadapi perubahan. Ketujuh stase tersebut disebut sebagai kurva perasaan (mood
curie).
Stase 1: kehilangan fokus (losing focus).
Stase 2 : meminimalkan akibat (minimizing the impact).
Stase 3: The Pit.
Stase 4 : melepaskan masa lalu (letting go the past).
Stase 5 : menguje batasan (testing the limits).
Stase 6 : mencart arti (searching for meaning).
Stase 7: integrasi (integration).

5. Aturan Dalam Implementasi Perubahan

Dalam melakukan suatu perubahan, ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan. Aturan-
aturan yang harus diikuti dalam mengimplementasikan perubahan (Lewin, 1951) adalah:

1. Perubahan harus hanya diimplementasikan untuk alasan yang baik


2. Perubahan harus dilakukan secara bertahap

3. Semua perubahan harus direncanakan, tidak sporadik atau tiba-tiba

4. Semua individu yang akan dipengaruhi harus dilibatkan dalam perencanaan untuk
berubah

Banyak change agent yang gagal melakukan perubahan karena melupakan 4 aturan ini
dan sering mengimplementasikan perubahan tanpa sebab, tertalu cepat, atau tanpa secara adekuat
melibatkan orang lain.

Sullivan dan Decker (1988) menyatakan bahwa ada 3 alasan yang balk untuk melakukan
perubahan, yang dapat diaplikasikan pada vanasi situasi yang tuas, yaitu:

1. Perubahan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah

2. Perubahan untuk membuat prosedur kerja menjadi lebih efektif

3. Perubahan untuk mengurangi kerja yang tidak perlu.

6. Respon Manusia Terhadap Perubahan

a. Fase emosional pada proses berubah

Berdasarkan teori dari Lewin (1951), Perlman dan Takacs mengidentiflkasi 10 fase
emosional dalam proses berubah, yaitu:

1. Fase keseimbangan (equilibrium),

2. Mengingkari (denial),

3. Marah (anger)

4. Tawar-menawar (bargaining) merefleksikan fase unfreezing.

5. Fase kekacauan (chaos),

6. Depresi (depression),

7. (resignation) merefleksikan fase move ment


8. Keterbukaan (openness),

9. Kesiapan (readiness), dan

10. Pemunculan kembali (reemergence) merefleksikan fase refrezing.

b. Kategori Penerima Perubahan

Bushy dan Kamphuis (1993) mengidentiflkasi 6 pola tingkah laku yang umum dijumpai
sebagai respon terhadap perubahan, yaitu innovators, early adopters, early majority, late
majority, laggards, dan ejectors.

a. Innovators
Karakteristik individu yang termasuk innovators adalah antusias, energik dan
terobsesi dengan petualangan. Beberapa ahli menggambarkannya sebagai radikal,
mampu mempengaruhi perubahan, sering melakukan tindakan yang kontroversial
datam organisasi.
b. Early adopters
Karakteristik individunya adalah terbuka, reseptif terhadap ide-ide baru, tapi kurang
terobsesi untuk mencan perubahan dibandingkan dengan yang temjsuk innovator.
c. Early majority
Individu yang termasuk karaktenstik ini lebih memitih status quo tetapi mengadopsi
ide-ide baru dengan Iebih singkat sebelum orang lain.
d. Late majority
Individu mempunyai karaktenstik pengikut (followers), skeptis terhadap inovasi, dan
senng mengekspresikan pandanganpandangan negatifnya. Hanya setelah mayontas
anggota organisasi menerima sebuah inovasi, maka individu dengan karakteristik ini
mau menenma.
e. Laggard
Karakteristik individunya adatah terakhir mengadopsi inovasi, perubahan diikuti
dengan tujuan untuk tradisi, mempunyai kecurigaan yang tinggi terhadap adanya
inovasi dan terhadap innovators.
f. Rejector
Karakteristik rejector adalah mereka yang secara terbuka menolak inovasi dan secara
aktif mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Meskipun sifatnya
sembunyi sembunyi, aktivitas mereka dapat menghambat proses berubah, change
agent atau sistem, dan bahkan dapat melakukan sabotase terhadap sebuah inovasi.

7. Strategi Dalam Perubahan


Menurut Bennis, Benne, dan Chinn (1969), ada tiga strategi umum yang digunakan untuk
mempengaruhi perubahan pada indvidu, yaitu rasional empirik, reedukatif normatif, dan
paksaan kekuasaan. Strategi yang sesuai untuk semua situasi tergantung pada kekuatan
change agent dan jumlah resistensi dari individu.
1. Rasional empirik
Strategi ini mengasumsikan bawha individu akan bertindak untuk hal-hal yang rasional
dan yang menurutnya menang.
2. Reedukatif normatif
Strategi ini mengasumsikan bahwa norma-norma sosial kultural merupakan hal yang
mendasar pada tingkah laku seseorang. Perubahan harus meliputi modifikasi tingkah laku,
nilai-nilai, keterampilan dan hubungan yang bermakna, di samping rasional dan
intelegensi.
3. Paksaan kekuasaan (power-coercive strategy)
Strategi ini didasarkan pada penerapan kekuatan dengan kekuasaan yang terlegitimasi,
sanksi ekonomi atau pengaruh politik oleh change agent. Strategi ini menggunakan asumsi
bahwa klien akan berubah hanya jika diberi penghargaan untuk berubah atau bila dipaksa.
Resistensi diatasi dengan tindakan kekuasaan, individu harus menenmanya atau memilih
pergi.

Anda mungkin juga menyukai