Anda di halaman 1dari 12

J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 52

Peran Fisiologi Dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga Indonesia Menuju Sea Games

Danarstuti Utami
Pelatih Judo Kab Bantul

Abstract
National sport has a considerable influence in strengthening the existence of a nation.
Insight into the character and competitiveness is the most important basis for strengthening
energy in synergy. Sports development is an integral part of the national development
process, particularly in improving the quality of human resources that lead to: (1) an increase
in physical health community, (2) mental qualities of spiritual community, (3) the formation of
character and personality of the nation, (4) discipline and sportsmanship, and (5) performance
improvement that can evoke a sense of national pride.
Optimal performance in sports can be achieved when applied quality training and
coaching pramida embraced the concept as a process of achieving goals. Utilization of
science and technology to obtain information about the physiological characteristics of
athletes, serve as a guide in making the exercise program. More broadly true in improving
achievement and not just one side. Although many facets that contribute to the achievement.
It turns out one of the great discipline scientific contribution to the sport is a physiological role
in supporting the improvement of achievement.
Keyword : Physiology, sports achievement

Abstrak
Olahraga nasional memiliki pengaruh yang cukup besar dalam memperkuat eksistensi
suatu bangsa. Wawasan karakter dan daya saing merupakan basis terpenting untuk
memperkuat energi dalam bersinergi. Pembangunan olahraga merupakan bagian integral dari
proses pembangunan nasional, khususnya pada upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang mengarah pada: (1) peningkatan kesehatan jasmani masyarakat, (2) kualitas
mental rohani masyarakat, (3) pembentukan watak dan kepribadian bangsa, (4) disiplin dan
sportivitas, serta (5) peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan
nasional.
Prestasi optimal dalam olahraga dapat dicapai bila latihan diterapkan secara
berkualitas, dan menganut konsep pembinaan pramida sebagai proses pencapaian tujuan.
Pemanfaatan IPTEK untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik fisiologis atlet,
dijadikan sebagai pedoman dalam membuat program latihan. Secara lebih luas
sesungguhnya dalam meningkatkan prestasi tidak hanya dan satu sisi saja. Walaupun banyak
sisi yang berperan terhadap prestasi tersebut. Ternyata salah satu disiplin yang besar
sumbangsihnya secara ilmiah kepada olahraga adalah peran fisiologi dalam menunjang
peningkatan prestasi.
Kata Kunci : Fisiologi, prestasi olahraga

PENDAHULUAN potensi mendinamisasikan sektor-sektor


Peran olahraga sebagai sebuah mesin pembangunan yang lain. Kewajiban untuk
nation and character building telah teruji, memberikan kontribusi terhadap prestasi
karena olahraga memiliki fungsi membangun olahraga nasional selayaknya menjadi
spirit kebangsaan. Olahraga dijadikan tanggung jawab kita bersama. Olahraga
sebagai alat pemersatu bangsa, membentuk adalah sebagai bagian dari alat pembentuk
karakter individu dan kolektif, serta memiliki karakter bangsa yang harus diperjuangkan.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 53

Berdasarkan nilai yang terkandung banyak negara, termasuk negara kita


dalam olahraga tersebut, maka sudah Indonesia.
selayaknya olahraga ditempatkan pada posisi Upaya peningkatan kualitas manusia
prioritas, karena nilai-nilai tersebut memang sebagai suatu bangsa dalam aspek
sangat diperlukan oleh suatu bangsa yang kehidupan perlu dilaksanakan secara
ingin maju. Olahraga juga merupakan bagian sungguh-sungguh, sehingga memungkinkan
dari budaya yang bersifat internasional. untuk memberi sumbangan nyata dalam
Keragaman sosial budaya dan kondisi pembangunan nasional. Pengertian kualitas
geografis yang spesifik juga menyebabkan manusia adalah meliputi aspek jasmani dan
keanekaragaman olahraga. Dengan aspek rohani dalam bentuk dan jenis upaya
demikian, pembangunan olahraga yang melekat satu sama lain. Peningkatan
sesungguhnya tidak cukup hanya kemajuan dalam bidang olahraga harus
diidentifikasi ukuran prestasi yang diimbangi dengan peningkatan sumber daya
diidentikkan dengan perolehan medali manusia. Dalam hal ini melalui upaya dan
khususnya emas atau peringkat yang dicapai pembinaan serta pengembangan olahraga,
dalam event olahraga seperti Pekan Olahraga olahraga mempunyai peranan dalam
Nasional (PON) atau pekan-pekan olahraga pembangunan nasional perlu dibina dan
yang diselenggarakan secara internasional dikembangkan. Melalui pusat-pusat pelatihan
seperti SEA Games, Asian Games, atau atau klub-klub hendaknya peningkatan
Olympic Games. Olahraga sebagai instrumen kesehatan rohani, watak, disiplin, sportifitas,
pembangunan hendaknya diposisikan dan serta pengembangan prestasi olahraga yang
diberdayakan dalam arti luas untuk tidak saja dapat membangkitkan rasa kebanggaan
pencapaian prestasi demi harkat dan nasional untuk memasyarakatkan olahraga,
martabat bangsa, tetapi untuk mencapai serta upaya untuk mendorong masyarakat
tujuan nasional antara lain kesejahteraan agar dapat berpatisipasi aktif dalam kegiatan
masyarakat secara adil dan merata. olahraga.
Peningkatan prestasi dalam bidang Proses pembinaan olahraga tersebut
olahraga selain membutuhkan sarana dan harus dilakukan secara terus menerus dan
prasarana yang memadai juga diperlukan berkelanjutan guna memperbaiki kondisi
pembinaan prestasi terutama sejak usia dini. pencapaian prestasi olahraga Indonesia yang
Meningkatnya perhatian para pembina secara umum menunjukkan inkonsistensi. Ini
olahraga, kalangan pers dan mereka yang dapat dilihat dari prestasi para atlet Indonesia
berkecimpung dalam dunia akademik pada multieven level Asia Tenggara (SEA
terhadap masalah pembinaan olahraga. Oleh Games), Asia (Asian Games).
karena itu peningkatan prestasi bidang Salah satu respons fisiologi yang
olahraga menjadi bagian dari pembinaan di dapat membantu meningkatkan prestasi
olahraga adalah dengan menghitung denyut
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 54

nadi, yang berguna untuk mendapatkan hakekatnya adalah pencerminan upaya


“training zone” selama kita berolahraga. meningkatkan kemampuan setiap individu
Banyak pertanyaan yang muncul, mengapa dan segenap masyarakat dalam memecahkan
sudah cukup berlatih, tetapi prestasi belum sendiri masalah kesehatannya menuju
juga meningkat, sehingga kadang-kadang peningkatan derajad kesehatan tertentu.
menimbulkan rasa bosan atau putus asa? Peningkatan kemampuan ini merupakan
Pikiran-pikiran seperti ini banyak datang dari bagian integral dari pembangunan nasional
para atlet maupun para pelatih dan karena keterkaitan dan ketergantungannya
pembinanya. pada sektor-sektor lain dari pembangunan.
Peran serta sektor lain dan masyarakat
PEMBAHASAN sangat diperlukan dalam upaya
Olahraga merupakan salah satu pilar melembagakan norma hidup sehat, agar
menuju kejayaan suatu bangsa. Pembinaan kemampuan berperilaku hidup sehat bagi
olahraga tidak dapat dilakukan secara setiap insan Indonesia, setiap keluarga, dan
sentralistik atau terpusat disuatu daerah saja. seluruh masyarakat Indonesia menjadi
"Maju bersama menuju Kejayaan" merupakan meningkat.
ungkapan untuk ditindak lanjuti. Maju Olahraga telah menjadi fenomena
bersama diartikan bahwa setiap daerah akan global dengan diakui kedudukannya oleh
mampu memberikan prestasi olahraga Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai
terbaiknya sesuai dengan daya dukung instrumen pembangunan dan perdamaian.
daerah setempat, baik secara ekologis, Oleh karena itu, pemerintah Indonesia juga
sosiologis ataupun lainnya. memandang penting pembangunan olahraga
Fisiologi Olahraga merupakan cabang karena olahraga diyakini merupakan wahana
ilmu fisiologi yang mempelajari perubahan yang strategis dan efektif dalam
fisiologis di tubuh pada saat seseorang meningkatkan kualitas sumber daya manusia
berolahraga. Dengan mengetahui perubahan untuk membentuk watak dan karakter bangsa
yang terjadi di tubuh, seseorang dapat (nation and character building). Sehubungan
merancang suatu program olahraga untuk dengan hal tersebut pembinaan dan
mendapatkan perubahan optimal sesuai pengembangan olahraga perlu terus
dengan yang diharapkan. Kesehatan ditingkatkan secara terarah, sistematis, dan
Olahraga pada dasarnya mengkaji hubungan berkesinambungan agar selaras dengan
timbal balik antara Kesehatan dan Olahraga. tujuan pembangunan nasional khususnya
Sasaran utamanya adalah bagaimana dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat
kesehatan mendukung prestasi olahraga, dan (Mutohir, 2005: 31). World Conference On
bagaimana olahraga mendukung derajad Education and Sports for Culture of Peace
kesehatan seseorang. Sistim Kesehatan (I0C, Juli 1999), menyebutkan bahwa:
Nasional yang dianut di Indonesia pada
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 55

a. Olahraga adalah sekolah kehidupan A. Pemberdayaan Olahraga


dan dapat menjadi sekolah perdamaian. Olahraga mempunyai peranan
b. Olahraga dapat membangun jembatan sebagai penggerak dan modal dasar
perdamaian di antara orang-orang dan bagi peningkatan kualitas SDM. Hal ini
ras. akan tercapai apabila olahraga dapat
c. Olahraga adalah hak asasi manusia dilaksanakan secara terpola, terpadu
seperti hak pendidikan, hak untuk dan terarah sehingga akan mampu
identitas dan lainnya. menjadi salah satu kekuatan unggulan
d. Olahraga adalah alat yang baik untuk dan andalan pembangunan nasional
memperkenalkan kebiasaan dari dimasa mendatang. Untuk maksud
kehormatan. tersebut maka olahraga harus di garap
Pendidikan dan olahraga dapat dengan maksimal dan profesional.
memainkan peran kunci dalam menghadapi Pemberdayaan olahraga dilakukan agar
pengecualian, rasisme, diskriminasi dari masyarakat yang mempunyai hobi dan
individu dan kelompok karena perbedaan bakat dalam olahraga, mampu
latar belakang budaya, agama, politik, berolahraga hingga mencapai puncak
ekonomi dan penyandang cacat dan prestasi yang didambakan. Untuk
perempuan. menggiatkan dan memberdayakan
Olahraga dapat berbicara dengan pembinaan olahraga di Indonesia maka
bahasa universal, dan menjadi suatu model perlu dilakukan reoriensi, restrukturisasi,
peran untuk pembangunan dalam masyarakat revitalisasi, penempatan skala prioritas,
secara umum. Olahraga memiliki potensi pragmatis, terpadu, dan efektif-efisien
untuk memberikan kesempatan partisipasi (Adisapoetro, 1997).
bagi semua–tanpa diskriminasi dari apapun, Agar upaya pemberdayaan dan
tidak hanya dalam dunia olahraga tetapi juga mengoptimalkan olahraga dapat
sebagai suatu model percontohan untuk berperan semaksimal mungkin dalam
menghormati keberagaman dan untuk pembangunan keolahragaan nasional
bermain terhadap aturan dalam masyarakat tersebut, maka ditempuh langkah-
secara umum. Olahraga dalam bahasa langkah sebagai berikut: (1) melakukan
universal menjadi bentuk komunikasi yang intensifikasi pembudayaan dan
lebih tinggi dan mengikat untuk bersama di pelaksanaan olahraga; (2) menciptakan
dalam suatu keluarga global. Berdasarkan iklim yang kondusif untuk
idealisme olimpiade, “Olahraga menjadi berkembangnya olahraga; (3)
pengaruh budaya, suatu bantuan terhadap pembinaan dan pengembangan secara
pendidikan dan kesehatan, pembela besar bertahap, berjenjang dan
bagi keperluan lingkungan dari dunia saat ini berkesinambungan yang dilakukan oleh
dan benteng pertahanan bagi perdamaian”. semua unsur yang terlibat dan terkait.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 56

B. Olahraga Prestasi berkaitan dengan olahraga prestasi,


Prestasi olahraga nasional tidak yaitu: (1) perlunya pembinaan
mungkin dapat maju tanpa adanya berjenjang dan berkelanjutan; (2)
fondasi yang kokoh, karena prestasi prioritas cabang olahraga; (3)
olahraga tidak dapat terbentuk secara indentifikasi pemanduan bakat; (4)
tiba-tiba dan instan. Prestasi harus optimalisasi pembinaan Pusat
dibangun melalui proses pembinaan Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)
dan pengembangan yang terencana, dan Pusat Pendidikan dan Latihan
berjenjang dan berkelanjutan dengan Mahasiswa (PPLM) dan sekolah khusus
dukungan ilmu pengetahuan dan olahraga; (7) investasi dan
teknologi keolahragaan. implementasi Iptek keolahragaan, (8)
Akhir-akhir ini setiap lapisan pemberdayaan semua jalur pembinaan;
masyarakat di seluruh nusantara sudah (9) sistem jaminan kesejahteraan dan
menunggu kejayaan prestasi yang masa depan (Mutohir, 2007).
dapat diraih oleh para olahragawan Jensen, dkk (1983) berpendapat
yang berlaga di berbagai arena bahwa terdapat beberapa faktor penting
olahraga. Prestasi yang diraih oleh para untuk mencapai kinerja tingkat tinggi,
olahragawan akan mengangkat harkat yaitu (1) Pengembangan berbagai unsur
dan martabat bangsa Indonesia yang gerak; (2) melakukan kondisioning fisik
saat ini sedang mengalami kepurukan. umum; (3) pengembangan keterampilan
Pengibaran Bendera merah putih yang khusus; (4) penerapan secara tepat dan
dibarengi dengan lagu Indonesia Raya betul kaidah dan prinsip-prinsip khusus
dikumandangkan pada suatu even telah dalam olahraga; serta (5) persiapan
ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. faktor psikis setiap olahragawan. Aspek-
Agar peristiwa tersebut dapat aspek tersebut merupakan satu-
terjadi, olahraga prestasi seharusnya kesatuan untuk mewujudkan perolehan
ditangani sedimikian rupa, karena prestasi yang maksimal dalam bidang
prestasi yang diraih tidak dapat olahraga.
dilakukan secara "instant" dan Di samping aspek-aspek penentu
mendadak. Pembinaan olahragawan kinerja tingkat tinggi tersebut terdapat
dalam olahraga prestasi seharusnya aspek yang tidak kalah pentingnya yang
dilakukan secara kontinyu dan perlu mendapat perhatian dalam
berkelanjutan (Setiono, 2006). Untuk menghasilkan prestasi olahraga yakni
maksud tersebut, maka dalam olahraga pemanduan bakat. Pemanduan bakat
prestasi diperlukan upaya-upaya olahraga merupakan usaha yang
penanganan secara optimal. Terdapat dilakukan untuk memperkirakan
beberapa komponen penting yang peluang olahragawan yang berbakat
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 57

dalam olahraga prestasi, untuk dapat pendukung lainnya. Dalam proses


berhasil dalam menjalani program pembinaan perlu adanya evaluasi yang
latihan sehingga mampu mencapai teratur, terstruktur dan terencana, serta
prestasi puncak. Gunarsa (1992) progresif.
memandang bakat olahraga sebagai Dengan penerapan Iptek
suatu potensi yang dimiliki oleh keolahragaan, prestasi olahragawan
seseorang, untuk berprestasi dalam dapat diprediksi secara lebih efektif dan
kegiaatan atau cabang olahraga efisien sejak dimulainya
tertentu. pengidentifikasian dan seleksi calon
Oleh karena itu, pemanduan bakat olahragawan berbakat. Paradigma
olahraga bertujuan untuk pelatihan olahraga dewasa ini lebih
mengidentifikasi calon olahragawan menekankan pada penerapan metode
yang berpotensi keserasian terhadap dan teknik melatih yang lebih efektif dan
(1) faktor-faktor internal olahragawan, efisien. Oleh karena itu agar
dan (2) tuntutan cabang olahraga yang olahragawan dapat berprestasi hingga
menjadi pilihan olahragawan. Tujuan mencapai puncak maka perlu dilakukan
pemanduan bakat olahraga menurutnya proses yang sistematis.
menekankan pada identifikasi
keberbakatan olahraga, dengan D. Hubungan Fisiologi dengan Prestasi
mengacu pada kesesuaian potensi dan Atlet
minat olahragawan. Dalam melakukan aktivitas/latihan
akan terjadi beberapa perubahan
C. Pemberdayaan Iptek Olahraga fisiologi antara lain respons jantung,
Ilmu pengetahuan dan teknologi pernafasan, biokimia tubuh lainnya.
(Iptek) memainkan peranan yang Respons jantung terhadap latihan
sangat penting dalam segala aspek memberikan respons yang positif.
kehidupan. Di Indonesia iptek dalam Artinya, kalau kita mulai latihan jantung
olahraga sebenarnya telah diterima akan berdenyut begitu juga denyut nadi
secara universal, namun dalam lebih cepat dan bekerja dengan
pelaksanaannya masih saja belum kekuatan lebih besar, sehingga lebih
dapat direalisasikan secara efektif dan banyak darah yang dipompakan keluar
yang seperti yang diharapkan. pada setiap denyutannya. Respons
Ilmu pengetahuan yang pernafasan dalam hal ml paru-paru
mendukung dalam proses pencapaian berguna untuk menyediakan sumber
prestasi antara lain perencanaan oksigen dan darah membuang CO2
program latihan, kondisi fisik, tes dan yang diambil dan sel-sel yang aktif
pengukuran, evaluasi, dan ilmu bekerja. Volume udara yang keluar dan
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 58

paru-paru dalam keadaan normal endurance yang tinggi, kualitas aktivitas


sewaktu istirahat 5 liter. Selama yang berat seperti melakukan sprint
menjalankan latihan olahraga, jumlah sambil menendang bola. Akan tetap
udara yang dikeluarkan paru-paru dapat dipertahankan dengan tempo tetap
naik sampai 100 liter orang biasa, tinggi, selama pertandingan
sedangkan atlet terlatih dapat sampai berlangsung, apabila mereka masih
200 liter per menit. Rasa kekurangan tetap segar untuk melakukan hal- hal
nafas waktu kita melakukan latihan yang sama selama pertandingan belum
olahraga merupakan masalah suplai selesai.
darah bukan masalah pernafasan. Dengan demikian sistem jantung-
Wilimore dkk mengatakan peredaran darah yang baik, maka
sekarang telah berkembang pendapat, kebutuhan biologis tubuh pada waktu
bahwa endurance (daya tahan) jantung istirahat maupun latihan akan
paru tinggi, dapat meningkatkan diperlancar. Kelancaran tersebut
kemampuan prestasi. Latihan dimungkinkan alat-alat peredaran darah
endurance pada umumnya daya tahan berisi darah yang memberikan zat-zat
jantung paru merupakan latihan yang makanan dan O2 yang sangat
bertujuan untuk meningkatkan diperlukan jaringan tubuh, dapat
kemampuan seluruh tubuh untuk selalu menjalankan fungsinya dengan
bergerak dalam tempo sedang sampai sempurna. Berfungsinya alat-alat
cepat, yang cukup lama. Jadi yang tersebut akan makin sempurna dan
dimaksud dengan endurance adalah efisien, bilmana memperoleh latihan-
kemampuan seseorang melaksanakan latihan dengan dosis/takaran yang
gerak dengan seluruh tubuhnya, dalarn benar dan tepat.
waktu yang cukup lama dan dengan Demikian juga dengan beberapa
tempo sedang sampai cepat tanpa perubahan yang terjadi di dalam otot
mengalarni rasa sakit dan kelelahan agar badan mendapat penampilan
berat. Bahwa bagi seorang atlet (performance) yang memadai.
maupun pelatih yang ingin Perubahan badan ini antara lain berupa
meningkatkan endurance, harus kenaikan kapasitas otot-otot rangka
mengetahui benar bahwa yang perlu dalam membakar glukosa dan lemak
ditingkatkan adalah kemampuan kerja untuk energi selama olah raga.
sistem jantung peredaran darah. Perubahan-perubaha ini menyehatkan
Namun, para ahli fisiologi yang bersangkutan dapat berlatih dalam
berpendapat bahwa latihan endurance waktu yang lebih lama tanpa mengalami
sangat penting bagi semua cabang kelelahan, hal ini tentu dapat
olahraga. Karena dengan tingkat meningkatkan prestasi atlet.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 59

Terdapat banyak faktor yang melakukan, yaitu takaran intensitas


mempengaruhi kenaikan prestasi latihan, lama latihan, dan frekuensi
seorang atlet. Salah satu faktor di latihan.
antaranya adalah : takaran latihan atau 1) Intensitas latihan
dosis latihan. Tetapi tentu masih banyak Untuk mengukur
lagi faktor lain yang berpengaruh pada intensitas latihan ialah dengan
prestasi atlet. cara menghitung denyut nadi
a. Tingkat kesegaran jasmani kita. Seperti ketahui bersama,
Sebelum pemberian pada waktu kita rnelakukan
dosis/takaran latihan, alangkah olahraga. denyut nadi kita
baiknya kita berpegang pada hasil sedikit demi akan meningkat.
pemeriksaan tingkat kesegaran Jumlah denyut nadi ini dapat
jasmani, dan hasil tersebut dipakai sebagai ukuran apakah
seyoginya dapat dijadikan pegangan intensitas sudah cukup atau
dalam menentukan langkah belum. Dan beberapa
selanjutnya dalam pemeriksaan penelitian-penelitian ditemukan
kesegaran jasmani dikenal bahwa denyut jantung
beberapa komponen kesegaran maksimal dapat dihitung
jasmani untuk menentukan dengan menggunakan rurnus
kapasitas kemampuan sebagai berikut : Denyut nadi
(performance) rnaksimal seseorang maksimal (DNM) = (220 -
yang terdiri dan beberapa umur) Denyut nadi maksirnal
komponen-komponen yang adalah denyut nadi boleh
berhubungan dengan kesehatan: dicapai waktu kita melakukan
1. Komponen daya tahan jantung latihan olahraga. Takaran
paru intensitas latihan untuk
2. Komponen kekuatan otot dan olahraga prestasi atau
daya tahan otot kompetitif, antara 80-90%
3. Komponen kelenturan sedangkan untuk olahraga
4. Komponen/faktor komposisi tubuh memelihara kesehatan adalah
b. Takaran / dosis latihan 72-87% (untuk memperrnudah
Dalam hal takaran/dosis hitungannya dibulatkan menjadi
latihan, khususnya latihan dalam 70-85%). Angka-angka ini
bentuk kemampuan aerobik bagi menunjukkan training zone.
seorang atlet terdapat tiga macam Dengan perkataan lain, training
takaran/dosis yang perlu mendapat zone bagi para atlet 80-90%
perhatian pada waktu kita DNM sedangkan untuk
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 60

olahraga kesehatan 72-87% bersepeda dan macam-macam


DNM. aktivitas endurance lainnya.
2) Lama Latihan Di samping itu biasanya
Takaran lamanya latihan setiap sesi latihan dibuat
untuk mendapatkan olahraga pembagian waktu sebagai
prestasi adalah 45-120 menit, berikut : (1) Pemanasan : 05-
dalam training zone. 10 menit (2) Latihan Inti : 25-
Sedangkan untuk olahraga 30 menit (3) Pendinginan : 05-
kesehatan antara 20-30 menit 10 menit. Prinsip-pninsip
dalam batas-batas training latihan fisik harus juga
zone. memenuhi kebuthan latihan
3) Frekeensi latihan dalam meningkatkan kualitas
Frekuensi latihan kesegaran jasmani dan
berhubungan erat dengan berbagai komponen health
intensitas latihan dan lama related sesuai dengan usia.
latian. Dari beberapa penelitian Tentunya dengan
dapat disimpulkan bahwa memanfaatkan peralatan yang
latihan paling sedikit tiga hari dapat menunjang kualitas
per minggu, baik untuk kesegaran jasmani.
olahraga prestasi maupun
kesehatan. Hal ini disebabkan E. Evaluasi latihan
ketahanan seseorang akan Evaluasi latihan dilakukan untuk
menurun setelah 48 jam tidak menilai perkembangan tingkat
melakukan latihan. Jadi kita kesegaran jasmani atlet setelah
usahakan sebelum ketahanan menjalani program yang diberikan.
menurun, harus sudah berlatih Evaluasi perlu dilaksanakan untuk
lagi. menentukan langkah berikutnya yang
4) Modus Latihan berkaitan dengan peningkatan tingkat
Jenis latihan yang prestasi atlet. Dalam hal melakukan
banyak menggunakan otot-otot evaluasi, seyoginya tetap
yang besar, dapat memperhatikan langkah-langkah yang
dipertahankan terus menerus diuraikan terdahulu, yaitu mengulang
dan bersifat ritmik dan aerobik, kembali tingkat kesegaran jasmani dan
contohnya adalah takaran latihan.
berlari/jogging, berjalan Hasil evaluasi tersebut, dijadikan
kaki/mendaki gunung pegangan dalam pemberian program
latihan berikutnya, Sehingga didapat
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 61

hasil yang optimal dalam rangka diadakan revitalisasi mulai dari level daerah
meningkatkan prestasi atlet. sampai dengan level nasional
Untuk memperbaiki prestasi olahraga
KESIMPULAN sebaiknya kita memperhatikan energi yang
Proses pencapaian prestasi maksimal kita pakai untuk menjalankan latihan.
dalam olahraga memerlukan jangka waktu Tentunya selama menjalankan latihan ada
yang panjang dan biaya yang besar untuk beberapa hal yang penting antara lain takaran
mendapatkan hasil yang optimal. Keberadaan latihan harus dipenuhi. baik intensitas dan
olahraga sebagai salah satu pilar dalam frekuensinya. Beberapa pengamatan, masih
kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari banyak atlet kita yang berlatih dengan takaran
prestasi olahraga yang dicapai oleh negara yang kurang dan cukup, terutama takaran
tersebut. Tentunya hal ini membutuhkan intensitasnya tidak mencapai training zone.
pengorbanan dan perjuangan semua pihak Akibatnya prestasi sukar berkembang,
untuk mewujudkan semua itu. Tidak hanya meskipun frekuensi latihan sudah cukup.
berfokus kepada pemerintah saja, tetapi bahkan lebih. Untuk mendapatkan prestasi
harus dimulai dari elemen yang paling bawah yang tinggi berlatih dengan memenuhi ketiga
untuk mewujudkan prestasi olahraga macam takaran yang diuraikan tadi, sehingga
Indonesia yang maksmal. Keberadaan tidak membuang waktu dan biaya yang
olahraga sudah tidak bisa dipungkiri lagi banyak untuk latihan-latihan. Uraian-uraian di
sebagai salah satu alat yang digunakan oleh atas terlihat jelas peran fisiologi olahraga
suatu bangsa untuk menunjukkan eksistensi dapat membantu meningkatkan prestasi atlet.
kepada dunia tentang keberadaannya
sebagai suatu negara yang maju dan besar. DAFTAR PUSTAKA
Peranan pemerintah dalam Astrand PO, Rodahl K. Textbook of Work
mengembangkan prestasi olahraga harus Physiology 2nd ed. New York, McGraw
Hill. 1986.
mutlak dilakukan. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari dukungan berbagai pihak. Brain J.S. : Physiology of Fitness. Hukum
Peranan pemerintah tersebut terlihat pada Kinetics Publishers, USA, 1979.

dengan adanya Undang-Undang Sistem


Bucher, C.A., 1995, Foundation of Physical
Keolahragaan Nasional (SKN) pada tahun Education and Sport, Mosby-Yearbook,
2005. Tentunya hal ini merupakan payung Inc., St.Louis.
hukum untuk memajukan keolahragaan
Cavanagh, P.R., and K.R. Williams. 1982.
nasional. Dukungan sarana, prasarana, The Effect of Stride Length Variation on
pemanfaatan ilmu dan tekhnologi olahraga Oxygen Uptake During Distance
dan peningkatan mutu SDM dalam bidang Running. Med Sci Sports Exerc 14:30-
35
olahraga yang mendukung untuk pembinaan
olahraga nasional sudah saatnya untuk
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 62

Conley, D.L., and G. Krahenbuhl. 1980.


Running Economy and Distance Guyton AC., Textbook of Medical Physiology.
Running Philadelphia, WB. Saunders Company
1991.
Craig A., Pendergast D. R., 1979.
Relationships of Stroke Rate, Distance Heise, G.D., and P.E. Martin. 2005. Are
per Stroke, and Velocity in Competitive Variations in Running Economy in
Swimming. Med Sci Sports Exerc 11: Humans Associated With Ground
278-283, Reaction Force Characteristics?. Eur J
Appl Physiol 48:1672-1685
Craig A., Skehan P. L., Pawelczyk J. A.,
Boomer W. L.: 1985. Velocity, Stroke Hughes, M.D., and R.M. Bartlett. 2002. The
Rate, and Distance per Stroke During Use of Performance Indicators in
Elite Swimming Competition. Med Sci Performance Analysis. J Sports Sci
Sports Exerc 17: 625-634, 20:739-754

Daniels, J.T. 1985. A Physiologist’s View of Kaneko, M., A. Ito, T. Fuchimoto, Y.


Running Economy. Med Sci Sports Shishikura, and J. Toyooka. 1985.
Exerc 17:332-338 Influence of Running Speed on the
Mechanical Efficiency of Sprinters and
Dick, F.W. 2002. Sports Training Principles. Distance Runners. In: Biomechanics IX-
4th ed. London: A & C Blank B. D.A Winter et al., eds Champaign, IL:
During Front Crawl Swimming: Predicting Human Kinetics, pp. 307-312
Success in Middle Distance Events.
International Journal of Sports Medicine, Keskinen K. L., TilliL. J., Komi P. V., 1989.
6: 266-270. Maximum Velocity Swimming:
Interrelationships of Stroking
East D. J., 1970. Swimming: an Analysis of Characteristics, Force Production and
Stroke Frequency, Stroke Length and Anthropometric Variables. Scand J
Performance. Health Phys Educ Sports Sci 11:87-92,xxxiii
Recreation 3: 16-25, Maltseva, N. 2000. Instructing Young
Throwers. In : The Throws:
Endemann, F. 2000. Theaching Throwing Contemporary Theory, Technique, and
Events. In: The Throws: Contemporary Training. J Jarver, ed. Mountain View,
Theory, Technique, and Training. J CA: Tafnews Press, pp. 15-17
Jarver, ed. Mountain View, CA: Tafnews
Press, pp. 11-14 Morgan, D.W., and M. Craib. 1992.
Physiological Aspects of Running
Giam C.K, The K.C. : Ilmu Kedokteran Economy. Med Sci Sports Exerc 24:
Olahraga, Penerbit Bina Rupa Aksara, 456-461
1993.
Muthohir TC., 2007. Kebijakan dan strategi
Gusbakti, R. dkk. Pengaruh minuman Penguatan Kelembagaan Keolahragaan
karbohidrat erelektrolit terhadap Nasional Indonesia, Masa kini dan
performance olahraga sepeda dalam Masa Depan. Jurnal Pemuda dan
suasana panas dan lembab tinggi, Olahraga. Jakarta. Kemenegpora.
Cermin Dunia Kedokteran 111 : 28 – 32,
1996.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 63

Nummela, A., T. Keranen, and L.O Jurnal IPTEK Olahraga . Jakarta.


Mikkelsson. 2007. Factors Related to Kemenegpora.
Top Running Speed and Economy. Int J
Sports Med 28:655-661 Soegijono, 1994. Proyek Pembinaan Prestasi
Olahraga Garuda Emas Menuju Tahun
Performance of Highly Trained Athletes. Med 2000. Semarang. IKIP Semarang.
Sci Sports Exerc 14:357-360
Costill D, KovaleskiJ., Porter D., Kirwan J., Supriyadi, Sapto adi, Mardianto, 2008.
Feilding R., King D. 1985. Energy Pemetaan Olahraga Unggulan Daerah
Expenditure Propinsi Kalimantan Timur. Jurnal
IPTEK Olahraga. Jakarta.
Sadoso, S. : Pengetahuan praktis kesehatan : Kemenegpora.
Olahraga 1, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1988 Tan, J.C., and M.R. Yeadon. 2005. Why do
High Jumpers Use a Curved
Schmidt, R.A., and C.A Wrisberg. 2004. Motor Approach?. J Sport Sci 23:775-780
Learning and Performance. 3rd ed.
Champaign, IL: Human Kinetics Tossaint H. M., Beek P. J., 1992.
Biomechanics of Competitive Front
Schmolinsky, G. Track and Field. 2004. The Crawl Swimming. Sports Med 13: 8-24,
East German Texbook of Athletic s.
Toronto, On, Canada: Sports Book Tudor O. Bompa, G. Gregory Haff. 2009.
Publisher Periodization Theory and Methodology
of Training. Kendall Publishing
Setiono Hari., 2006. Model Sistematik Company: Human Kinetics
Pembinaan Olahragawan Berprestasi.

Anda mungkin juga menyukai