Anda di halaman 1dari 15

Komunikasi Kesehatan

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
Lastiur Parhusip
Nim : 103057
Erni Justinu Sibarani
103050
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan
kemudahan untuk menyelesaikan penyusunan makalah komunikasi kerja.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak mengandung kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan koreksi
yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Namun dengan segala kekurangan dan kesalahan yang ada, penulis
tetap berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya
mahasiswa Kesehatan Masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk


menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan
kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi
yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi,
dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas
komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya
kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus
merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu
lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa
dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama
dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses
komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik
pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama
iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan
jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan
mengajak, menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non
komersil lebih dikenal dengan iklan layanan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :


1. Komunikasi umum
2. Komunikasi kesehatan
3. Hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi umum dan komunikasi kesehatan

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah daripada makalah ini adalah


1. Dapat mengetahui manfaat komunikasi umum
2. Dapat mengetahui manfaat komunikasi kesehatan
3. Dapat mengetahui hal-hal apa yang berhubungan dengan komunikasi umum dan
komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui peranan dari komunikasi.

1.4 Manfaat

Mafaat dari penyusunan makalah ini yaitu agar kita dapat mengetahui tatacara berkomunikasi
dengan baik dan benar dari berbagai kalangan, khususnya dalam kalangan umum dan
kalangan kesehatan. Yang dimana, komunikasi sangatlah penting untuk proses pertukaran
pendapat.
BAB II

MENGAPA KOMKES DIPERLUKAN DI BIDANG KESEHATAN

A. Pengertian
1. Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’
yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk
pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk
mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang lain (khalayak). (Hovland, Janis dan Kelley : 1953)
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-
lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).

2. Kesehatan
Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi,
Kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan
artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan
dan penyakit (Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus
mengandung paling tidak komponen : biomedis,personal dan sosiokultural.
keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya
meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental
dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung.
3. Komunikasi Kesehatan
Setelah tahu pengertian komunikasi dan kesehatan, apa itu Komunikasi Kesehatan ?
Proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media
tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya
kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara
fisik, mental (rohani), dan sosial.
Jadi, komunikasi Kesehatan adalah proses penyampaian informasi tentang kesehatan.

B. Kharakteristik Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan
atau peristiwa yang terjadi secara berurutan- serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun
waktu tertentu. Sebagai proses komunikasi tidak ‘statis’ tapi ‘dinamis’ dalam arti akan
mengalami perubahan secara terus menerus.
 Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
 Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat.
 Komunikasi bersifat simbolis.
 komunikasi bersifat transaksional.
 Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang.

C. Komponen Komunikasi Kesehatan


Komunikator adalah orang atau lembaga yang menyampaikan pesan, misalnya
berisikan himbauan untuk melakukan 3M dalam mencegah dan memberantas penyebaran dan
perkembangan nyamuk aedes agyphti yang menyebabkan penyakit DBD.
Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti,
contohnya bias berupa slogan tentang hidup sehat dan lain-lain.
Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan bias berupa manyarakat
maupun lembaga tertentu yang bertanggung jawab atas peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Media adalah sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan. Media
dimaksud bias berupa media cetak maupun elektronik yang dahulu biasa dilakukan dengan
kegiatan penyuluhan.
Efek adalah dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan . efek atau dampak
ialah nilai ketercapaian kita dalam penyanpaian pesan. Nilai baik maupun sebaliknya
tergantung cara kita dalam menyampaikan pesan tersebut.
D. Landasan Komunikasi Kesehatan
Dalam Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 63 dijelaskan perlunya
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang mantap agar dapat menunjang sepenuhnya
pelaksanaan manajemen dan upaya kesehatan dengan menggunakan teknologi dari yang
sederhana hingga yang mutakhir disemua tingkat administrasi kesehatan. Sistem Informasi
Kesehatan dikembangkan terutama untuk mendukung manajemen kesehatan. Pendekatan
sentralistis di waktu lampau menyebabkan tidak berkembangnya manajemen kesehatan di
unit-unit kesehatan dan di Daerah. Manajemen memang akan berkembang dengan baik pada
saat suatu unit atau Daerah diberi kewenangan untuk mengurus dirinya sendiri (otonom).
Dengan kurang jelasnya manajemen kesehatan diwaktu lampau, maka kebutuhan informasi
dan datanya pun menjadi tidak jelas pula.
Oleh karena itu, tahun 2001 yang merupakan awal pelaksanaan Otonomi Daerah
dapat dianggap sebagai momentum yang tepat untuk mulai mengembangkan kembali Sistem
Informasi Kesehatan. Mendukung hal tersebut maka pada tahun tersebut di terbitkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan
Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Seiring dengan
pesatnya perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) maka pada
tahun 2003 dikeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengem-bangan egovernment. Kemudian dijabarkan lagi melalui
Surat Keputusan Menteri Informasi & Komunikasi nomor 56/KEP/M.KOMINFO/12/2003
tentang Panduan Manajemen Sist Dokumen Elektronik (versi 1.0) dan Surat Keputusan
Kepala Badan Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
.
E. Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk
menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan
kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi
yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi,
dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas
komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya
kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus
merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu
lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa
dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama
dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses
komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik pada barang
yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil
yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang
kedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,
menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non komersil lebih
dikenal dengan iklan layanan masyarakat.

F. Mengapa Komunikasi Kesehatan Diperlukan di Bidang Kesehatan


Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan
selama 20 tahun terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau
pengontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People 2010.
Apabila digunakan secara tepat, komunikasi kesehatan dapat mempengaruhi sikap, persepsi,
kesadaran, pengetahuan dan norma sosial yang kesemuanya berperan sebagai precursor dapa
perubahan prilaku. Komunikasi kesehatan sangat efektif dalam mempengaruhi prilaku karena
didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran
untuk mengembangkan dan menyampaikan promosi kesehatan dan pesan pencegahan –
pencegahan.
Karya awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh
National Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health Communication Programs
Work: A Planner’s Guide. Panduann ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti pendidikan
kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara bersama mendefinisikan
komunikai kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila mendengar peryataan bahwa komunikasi
kesehatan bahkan merupakan nama yang lebih baik untuk profesi daripada promosi kesehatan
atau pendidikan kesehatan bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam promosi kesehatan
melibatkan komunikasi untuk kesehatan. Kenyataannya, komunikasu kesehatan telah
didefinisikan secara luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor dalam bidang komunikasi,
sebagai segala jenis komunikasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan
diterima oleh audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai
seni dan teknik menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan memotivasi individu, institusi,
dan audiens public tentang pentingnya persoalan kesehatan. The Centers of Disease Control
and Prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai
penggunaan strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi
keputusan individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan. Walau begitu, masih
ada orang yang membicarakan konsep tersebut dengan menekankan berbagai bentuk
aplikasinya , termasuk advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan hiburan, materi cetak,
dan komunikasi interaktif.
Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi
kesehatan dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang
komunikasi massa sebagai proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi
promosi kesehatan. Praktisi ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi atau
aktifitas sempit seperti publikasi informasi atau sejenis komunikasi. Antar personal yang
mungkin berlangsung antara pendidik kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu
menyebabkan komunikasi kesehatan rentan terhadap penafsiran yang luas dan
kesalahpahaman.
Jadi,komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam
kesehatan merupakan kunci pencapaian peningkatan tarap atau tingkat kesehatan masyarakat.
Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya dunia teknologi
komunikasi. komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan yang secara
langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media audio/radio sekarang
lebih popular dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media internet
maupun media cetak dan elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai
ekonomis dan tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang tersebut sangat
membantu dalam ketercapaian komunikasi kesehatan karena tercapai atau tidaknya
komunikasi kesehatan lebih dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang
sistematis dan mudah dimengerti.
Sebagaimana dikemukakan Johr R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K.
Sereno dan Edward M. Bodaken, seti¬daknya ada tiga pemahaman mengenai komunikasi,
yakni komunikasi sebagai tindakan satu-arah, komunikasi sebagai in¬teraksi, dan komunikasi
sebagai transaksi.
Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang
mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada
seseorang (sekelompok orang) baik secara langsung (tatap-muka) ataupun melalui media
(selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Misalnya, seseorang itu mempunyai
informasi mengenai suatu masalah, lalu ia menyampaikannya kepada orang lain, orang lain
mendengarkan, dan mungkin berperilaku sebagai hasil mende¬ngarkan pesan tersebut, lalu
komunikasi dianggap telah terjadi. Jadi, komunikasi dianggap suatu proses linier yang
dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya.
Komunikasi sebagai tindakan satu arah Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini
oleh Michael Burgoon disebut sebagai "definisi berorientasi-sumber" (source-oriented
definition) Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang
secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan
respons orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja
(intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti
menjelaskan sesuatu ke-pada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu.
Definisi komunikasi demikian mengabaikan komunikasi yang tidak disengaja, seperti pesan
yang tidak direncanakan yang terkandung dalam nada suara atau ekspresi wajah, atau isyarat
lain yang spontan. Definisi-definisi berorientasi-sumber ini juga mengabaikan sifat prosesual
interaksi-memberi dan menerima yang menimbulkan pengaruh timbal balik antara pembicara
dan pendengar. Singkatnya, konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu¬-arah
menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan
komunikasi bersifat persuasif. Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep ini adalah
sebagai berikut.
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: "Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol kata-kata, gambar, figur,
grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut
komunikasi."
Theodore M. Newcomb:
"Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari
rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima
Raymond S. Ross: "Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan
makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator."
• Komunikasi sebagai interaksi
Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi interaksi. Pandangan ini
menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya
bergan¬tung pada seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang
penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau anggukkan kepala, kemudian orang
pertama bereaksi lagi menerima respons atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu
seterusnya.

• Komunikasi sebagai transaksi


Ketika anda mendengarkan seseorang yang berbicara, sebenarnya pada saat itu bisa saja anda
pun mengirimkan pesan secara nonver¬bal (isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan
sebagainya) kepada pembicara tadi. Anda menafsirkan bukan hanya kata-kata pembicara tadi,
juga perilaku nonverbalnya. Dua orang atau bebe¬rapa orang yang berkomunikasi, saling
bertanya, berkomentar, me¬nyela, mengangguk, menggeleng, mendehem, mengangkat bahu,
memberi isyarat dengan tangan, tersenyum, tertawa, menatap, dan sebagainya, sehingga
proses penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) bersifat spontan dan simultan
di antara orang¬ orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak orang yang
berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi yang terjadi. Bila empat orang peserta
terlibat dalam komunikasi, akan terdapat lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan
lebih banyak pesan verbal dan nonverbal.
Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman
yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran anda atas perilaku verbal dan
nonverbal orang lain yang anda kemukakan kepadanya juga mengubah penaf¬siran orang
lain tersebut atas pesan-pesan anda, dan pada giliran¬nya, mengubah penafsiran anda atas
pesan-pesannya, begitu sete¬rusnya. Menggunakan pandangan ini, tampak bahwa
komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi,
yang lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang mungkinkan pesan atau respons verbal
dan nonverbal bisa di¬ketahui secara langsung.
Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut
tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati.
Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan
meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Berdiam diri, mengabaikan orang
lain di sekitar, bahkan meninggalkan ruangan, semuanya bentuk-bentuk komunikasi,
semuanya mengi¬rimkan sejenis pesan. Gaya pakaian dan rambut anda, ekspresi wajah anda,
jarak fisik antara anda dengan orang lain, nada suara anda, kata-kata yang anda gunakan,
semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian anda.Dalam
komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah
menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal maupun perilaku nonverbalnya.
Beberapa definisi yang sesuai dengan pemahaman ini adalah, antara lain:
John. R. Wenburg dan William W. Wilmot: “Komunikasi adalah suatu usaha untuk
memperoleh makna”
William l. Gorden: "Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi
dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan."
Komunikasi Kesehatan

Komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator


melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status)
sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.
Kesehatan komunikasi dapat didefinisikan sebagai
"Seni dan teknik pemberitahuan, mempengaruhi, dan memotivasi penonton individu,
kelembagaan, dan publik tentang isu-isu kesehatan penting. Ruang lingkup komunikasi
kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis
perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam
masyarakat "- People Sehat 2010, hal 11-20 "Sebuah bidang teori, riset dan praktek yang
berkaitan dengan pemahaman dan saling ketergantungan mempengaruhi komunikasi
(interaksi simbolik dalam bentuk pesan dan makna) dan kepercayaan kesehatan terkait,
perilaku dan hasil." Cline, R. 2003. "Komunikasi Kesehatan adalah pendekatan yang
beragam dan multidisiplin untuk mencapai audiens yang berbeda dan berbagi informasi
kesehatan terkait dengan tujuan mempengaruhi, menarik dan mendukung individu,
masyarakat, profesional kesehatan, kelompok khusus, pembuat kebijakan dan masyarakat
untuk juara, memperkenalkan, mengadopsi, atau mendukung perilaku, praktek atau kebijakan
yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil kesehatan. "Schiavo, R. 2007, p. 7 atau
mekanisme dimana pesan-pesan kesehatan dikomunikasikan dari para pakar di bidang
kesehatan medis dan masyarakat untuk orang-orang yang dapat dibantu dengan pesan-pesan
ini.

F. Yang Berhubungan Dengan Komunikasi Umum Dan Komunukasi Kesehatan


1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim
informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dan satu orang, tetapi bisa
juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut
pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.
Seringkali dalam berkomunikasi, komunikator itu dipandang bukan isi pesannya yang
diperhatikan oleh masyarakat, tapi “siapa dia” atau “sebagai apa” dia yang menyampaikan
pesan tersebut. Ini berkaitan erat dengan kredibilitas (credibility) yang melekat pada diri
seseorang. Hovland dan Weiss menyebutkan bahwa kredibilitas dari seseorang terdiri dari
dua unsur:

- expertise (keahlian)

- trustworthiness (dapat dipercaya)

Tapi kita tidak bisa melupakan faktor lain yang selalu mengikuti kredibilitas sehingga lebih
efektif yailu faktor atraksi komunikator (Source attractiveness) dan kekuasaan (source
power). Menurut Herbert C, Kelman, komuinikasi yang kita lakukan akan mempengaruhi tiga
hal pada orang lain: internalisasi (intemalization) karena sesuai dengan sistem nilai yang
dimilikinya, identifikasi (identification) karena berhubungan dengan sesuatu yang
memberikan kepuasan sehingga memperjelas konsep dirinya, dan ketundukan / kepatuhan
(compliance) karena herharap mendapatkan reaksi yang menyenangkan dari kornunikasi
tersebut. Oleh karena itu penting bagi seorang komunikator untuk bisa “menunjukkan”
dirinya terlebih dahulu sebelum melakukan komunikasi. Untuk dapat menunjukkan diri perlu
persiapan yang sangat matang terutama persiapan secara inteligensia dan pengetahuan yang
amat matang.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah Sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui
media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau
propaganda. Dalam bahasa Inggnis pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message,
content atau information. Supaya komunikasi sesuai dengan yang diharapkan,maka materi
pesan harus jelas terutama dari segi bahasanya, agar terdapat kesamaan persepsi, kesamaan
arti sehingga memudahkan terjadinya proses komunikasi.

3. Media

Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dan sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada
yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi
antarpribadi pancaindera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada
juga saluran- komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media
komunikasi antarpribadi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat
menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang
dapat melihat, membaca dan mendeñgarnya. Media dalam komunikasi massa dapat
dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti
halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk,
dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video
recording, komputer, electronic board, audio cassette dan semacamnya.
Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa
elektronik yang begitu cepat, maka media massa elektronik makin banyak bentuknya, dan
makin mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan
komunikasi antarpribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya media komunikasi itu
sendiri yang bisa dikombinasikan (multi-media) antara satu sama lainnya.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa
terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan,
atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah
dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada
penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi,
karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak ditenima oleh
penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan,
apakah pada sumber, pesan atau saluran. Kenalilah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam
berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti
suatu peluang untuk mencapai keberhasilan. komunikasi.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menenima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi
pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982). Karena itu, pengaruh
bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan
tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

5. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk
daripada pengaruh yang berasal dan penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga
berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.
Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan.
Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

6. Lingkungan

ingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni :

-lingkungan fisik

-lingkungan sosial budaya,

-lingkungan psikongis, dan dimensi waktu.

Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi
kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi seringkali sulit
dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, di mana tidak tersedia fasilitas komunikasi
seperti telepon, kantor pos atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial
budaya, ekonomi dan pohtik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi misalnya
kesamaan bahasa kepercayaan, adat istiadat dan status sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerjasama lembaga kesehatan dan elemen masyarakat sangat mempengruhi
ketercapaian penyampaian informasi kesehatan. Komunikasi kesehatan hendaknya memenuhi
unsur komunikasi itu sendiri, seperti lembaga kesehatan sebagai komunikator, masyarakat
sebagai komunikan, internet maupun media cetak tan elektronik sebagai media dalam
penyampaian pesan, pesan yang ingin disampaikan dan perubahan setelah disampaikan pesan
sebagai efek positif.
Komunikasi dalam kesehatan hendaknya selalu mengalami perubahan seiring
perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau
komunikator hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi
kesehatan.

B. Saran

Makalah ini mebahas tentang komunikasi umum dan komunikasi kesehatan yang
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, di harapkan setelah membaca makalah ini untuk
dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari cara berkomunikasi yang baik dalam
masyarakat dan memahami cara-cara atau strategi dalam berkomunikasi mengenai kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai