Anda di halaman 1dari 2

Belajar Hanya 5 Jam, Istirahat 45 Menit, Tanpa PR dan Ujian Justru Jadi yang Terbaik di Dunia

Pendidikan telah menjadi kebutuhan semua manusia dan menjadi kunci bagi kemajuan suatu bangsa. Tentu
saja kita sadar bahwa dengan pendidikan yang berkualitas, kesempatan untuk sejajar dengan bangsa lain yang
sudah lebih maju kian besar. Tetapi nyatanya kualitas pendidikan di Negara ini tidak sebagus negara lain.
Tahukah kalian? Negara dengan pendidikan terbaik dan murid terpintar di dunia yaitu Finlandia justru sekolah
hanya 5 jam dalam sehari.
Sangat jauh berbeda dengan konsep full day school di Kurikulum 2013. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Muhadjir Effendy mengatakan kalau konsep itu bertujuan untuk mengembangkan karakter anak, sehingga
terhindar dari kegiatan-kegiatan tidak penting sepulang sekolah dan supaya orang tua bisa mengawasi anaknya
tepat waktu.
Namun apakah full day school bisa membuat pendidikan Indonesia jadi lebih maju? Hal ini malah membuat
siswa menjadi susah bersosialisasi. Mereka benar-benar tidak mempunyai waktu luang untuk istirahat.
Bayangkan! Mereka berangkat sekolah dari jam 07.00 pagi dan pulang hingga sore hari. Belum lagi ditambah
tugas dari guru yang selalu diberikan pada setiap pertemuan. Memang hal tersebut merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk memotivasi murid untuk belajar di rumah.
Tetapi sebenarnya tujuan dari tugas itu sendiri apa sih? Untuk memotivasi atau membebani? Nyatanya hanya
menjadi beban, terlebih lagi pada saat menjelang Ujian Akhir Sekolah (UAS). Waktu mereka tersita untuk
mengerjakan tugas, bukan belajar untuk persiapan ujian. Siswa yang ingin belajar tapi malah "dihajar" oleh
pelajaran.
Di kurikulum 2013 ini banyak siswa yang memilih IPA juga harus memilih IPS, yang memilih IPS juga harus
memilih IPA. Lintas minat yang malah bikin minat belajar hilang. Berbeda dengan kurikulum di Finlandia yang
memiliki sistem layaknya kuliah. Siswa hanya akan datang pada jadwal pelajaran yang mereka pilih. Mereka
datang tidak merasa terpaksa tapi karena pilihan mereka. Hal tersebut malah membuat murid menjadi lebih
produktif. Ujian Nasional pun tidak diperlukan, karena pemerintah meyakini bahwa guru adalah orang yang
paling mengerti kurikulum dan punya cara penilaian terbaik yang paling sesuai dengan siswa-siswa mereka.
Maka dari itu, mereka tidak mempercayai sistem ranking atau kompetisi yang pada akhirnya hanya akan
menghasilkan ‘sejumlah siswa pintar’ dan ‘sejumlah siswa bodoh’.
Para guru dituntut agar tidak membebani siswa dengan PR (pekerjaan rumah), pelajaran tambahan (les), serta
mengekang para siswa dengan aturan-aturan atau disiplin ala tentara (militer). Tidak hanya minim pekerjaan
rumah, pelajar di Finlandia juga mendapatkan waktu istirahat hampir 3 kali lebih lama dari pada pelajar di negara
lain. Di sana waktu istirahat sekolah bisa sampai 45 menit. Finlandia percaya bahwa kapasitas setiap siswa
dalam belajar akan berhasil jika mereka memiliki waktu bersantai yang cukup. Sehingga waktu belajar, pikiran
mereka akan segar dan bisa fokus kembali.
Namun dengan sistem yang leluasa entah bagaimana mereka justru bisa belajar lebih baik dan jadi lebih pintar.
Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan
pelatihan terbaik pula. Tidak mengatakan “Kamu Salah” pada siswa serta menghindari kritik terhadap pekerjaan
siswa agar siswa bisa terhindar dari “rasa malu“, karena hal tersebut akan menghambat mereka dalam belajar.
Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Sebuah metode mengajar yang patut dicontoh oleh para guru di Indonesia saat ini.
Memang, tidak bisa serta merta menyontek sistem pendidikan Finlandia dan langsung menerapkannya di
Indonesia. Dengan berbagai perbedaan institusional atau budaya, hasilnya juga mungkin tidak bakalan
sama.Tapi tak ada salahnya ‘kan belajar dari negara yang sudah sukses dengan reformasi pendidikannya?
Siapa tahu dapat menginspirasi untuk mengadakan perubahan demi pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Muhammad Alqorni

XII IPA 3

Anda mungkin juga menyukai