Algoritme Cardiac Arrest
Algoritme Cardiac Arrest
I. Pendahuluan
Trauma masih merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Menurut
data kementrian Kesehatan RI tahun 2010, trauma menduduki tingkat pertama pada
kasus bedah dan termasuk sepuluh besar dari sepuluh penyakit di Indonesia. Di
Amerika serikat, trauma merupakan penyebab kematian pada semua usia, bahkan
sebagai penyebab kematian utama pada kelompok usia 1-44 tahun, dilaporkan 50%
kematian terjadi dalam hitungan menit
3. Secodary survey
a. Lakukan pemeriksaan head to toe
b. Periksa setiap lubang (hidung, telinga, mulit, anus)
c. TTV
d. Anamnesa dengan KOMPAK (Keluhan, Obat, Makanan,Penyakit, Alergi,
kejadian )
e. Pemeriksaan penunjang ( meliputi laboratorium dan rongent)
f. Rujuk : rujuk pasien bila tidak dapat ditangani dan beritahukan peeriksaan yg
sudah dilakukan dari penilaian awal,primary survey , secondary survey)
IV. Henti Jantung / Henti Napas
Henti jantung adalah berhentinya sirkulasi peredaran darah, karna kegagalan jantung
untuk melakukan kontraksi secara efektif, keadaan tersebut bisa disebabkan oleh
penyakit primer dari jantung atau penyakit skunder non jantung.
Henti napas adalah berhentinya pernapasan spontan disebabkan karena gangguan
jalan napasbaik parsial maupun total atau karena gangguan dipusat pernapasan.
Henti napas dan henti jantung adalah dua hal yg berkaitan sehingga
penatalaksanaannya tidak bisa dipisahkan.
1. Penyebab henti napas
a. Sumbatan jalan napas ( benda asing,termasuk darah dan muntahan, edema
laring, atau bronkus akibat trauma langsung wajah atau tenggorokan, spasme
laring atau bronkus baik akibat radang atau trauma, tumor).
b. Gangguan paru ( infeksi, aspirasi, edema paru, kontusio paru,keadaaan tertentu
yang menyebabkan ronnga paru tertekan olehbenda asing seperti
pneumotorax,hemototorax, efusi pleura)
c. Gangguan Neuromuskular
2. Penyebab henti jantung
Henti jantung dapat disebabkan penyebab primer atau skunder. Penyebab henti
jantung:
a. Gagal jantung
b. Tamponade jantung
c. Miokarditis
d. Kardiomiopati hipertrofi
e. Fibrilasi ventrikel
CEK RESPON
Dengan menepuk bahu pasien bila tidak ada respon. Segera panggil bantuan.
PANGGIL BANTUAN
Saat ditempat umum minta tolong kepada penolong yang lain untuk segera menghubungi
ambulan dan siapkan alat AED
Saat di IGD minta bantuan team dan teriak ada pasien henti napas dan henti jantung, tolong
ambilkan troley emergency dan ambil alat defibrilator atau panggil team Code Blue
Bila nadi tidak teraba dan Bila pasien tidak bernapas (APNEA) dan
pasien tidak bernapas nadi teraba di karotis
Saat team dan bantuan datang, Leader segera memasang monitor lalu beri instruksi
Stop Kompresi, Lihat Monitor dan Baca Irama EKG
Bila Hasilnya Ventrikel Fibrilasi (VF) atau Bila Hasilnya Asistol / Pulseless
Electrical Activity (PEA)
Ventrikel Takhikardi (VT) Tanpa Nadi
Batalkan Shock, Buang Energi Defib di Udara. + Pasang Infus + Beri Epineprine
1 mg (IV), Lalu Masukan Nacl
0,9% 20 ml, Elevasi Tangan +
Pasang Intubasi
Setelah SHOCK 1 diberikan Lakukan CPR Selama 2 menit atau 5
Lanjut RJP / CPR + Pasang Infus siklus tanpa melihat monitor
Lakukan CPR Selama 2 menit atau 5
siklus tanpa melihat monitor
Setelah CPR selama 5 siklus / 2 menit
Stop Kompresi, Tukar Posisi, Lihat Monitor, Baca Irama EKG di Monitor.
Setelah CPR selama 5 siklus / 2 menit Stop Kompresi, Tukar Posisi, Lihat
Bila pasien mengalami pulih nadi Maka yang harus diperhatikan dan dilakukan adalah
mengecek nadi tiap 2 Menit.
Jika Nadi masih teraba lakukan Re-Evaluasi ABCD.
Isi dari RE-EVALUASI ABCD
1. A = AIRWAY (Jalan Napas)
Lihat dan Cek Saturasi pasien, Jika saturasi menurun cek apakah ada hambatan jalan
napas seperti
a. Goorgling adanya obstruksi atau cairan. Jika hal ini terjadi lakukan Suction.
b. Snooring adanya lidah pasien yang jatuh ke belakang. Jika terjadi hal ini lakukan
pemasangan OPA / NPA
c. Stridor. Jika hal ini terjadi pada pasien segera lakukan intubasi.
2. B = BREATHING
Lihat apakah pulihnya nadi diikuti dengan adanya pulihnya napas, cek apakah ada
napas spontan. Lihat dengan carA Look, Fell dan Listen. Frekuensi normal 10 – 12
x/menit.
3. C = CIRCULATION
Hemodinamik dalam batas normal, capillary refill < 2 detik, ada sianosis atau tidak,
cek urine dan output.
4. D = DISABILITY
CEK 5 H DAN 5 T
a. Isi 5 H
a) Hipovolemia = Hb, Ht
b) Hipoksia = Saturasi
c) Hidrogen Ion = AGD
d) Hipo / Hiperkalemia = Elektrolit
e) Hipotermia = Suhu
b. Isi 5 T
a) Tension Pneumothorax
b) Temponade Jantung
c) Toxin
d) Trombosis Pulmonary
e) Trombosis Coronanry
KESIMPULAN
III. SARAN
Setelah penulis menguraikan dan menyimpulkan, selanjutnya penulis menyampaikan
saran yang ditujukan ke RSUD Kalideres, sebagai berikut:
1. Adanya pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi seluruh karyawan RSUD
Kalideres
2. Adanya sosialisasi pemakaian alat AED bagi Tenaga Medis dan Tenaga Non
Medis seperti Cleaning service dan Security
3. Dibentuknya team Code Blue untuk menangani pasien yang tiba-tiba ditemukan
dalam kondisi henti napas dan henti jantung
4. Adanya pelatihan dan workshop bagi perawat dalam penanganan pasien henti
napas dan henti jantung baik belajar kompresi yang baik dan benar, pemberian
ventilasi, pemasangan alat intubasi, dan penyetinggan alat ventilator
5. Pelatihan BTCLS dilakukan secara berkala bagi seluruh perawat di RSUD
Kalideres
Mengetahui
Direktur
RSUD KALIDERES