Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIS KLINIS

KOMITE MEDIK
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF: ILMU KESEHATAN ANAK
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung 2014-2015

Rinitis Alergika
1. Pengertian (definisi) Rinitis alergi (RA) adalah gangguan simptomatis pada
hidung, dicetuskan oleh paparan alergen melalui reaksi
hipersensitivitas yang diperantarai oleh IgE (reaksi
hipersensitivitas tipe II), ditandai dengan 4 gejala utama
yaitu hidung berair, tersumbat, dan gatal serta bersin
2. Anamnesis Konsunsus WHO-ARIA 2008 menyatakan bahwa bila
ditemukan ≥2 gejala yang terdiri atas hidung berair,
tersumbat, dan gatal, serta bersin yang menetap selama >1
jam dapat dicurigai RA
3. Pemeriksaan fisik 1. Allergic solute: anak sering menggosok hidung
dengan telapak tangan
2. Allergic crease: garis transversal pada sepertiga
distal punggung hidung
3. Dannies-lines: lipatan pada kelopak bagian mata
bawah
4. Allergic shiners: kelopak mata bagian bawah
mengalami pembengkakan dan warna kulit menjadi
gelap
5. Hidung: pembesaran konka disertai sekret hidung
6. Telinga: efusi kronik
7. Kulit: tanda-tanda dermatitis atopi terutama di
regio malar pada wajah dan regio fleksor pada
lengan dan tungkai
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
KOMITE MEDIK
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF: ILMU KESEHATAN ANAK
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung 2014-2015

Rinitis Alergika
4. Kriteria diagnosis 1. Gejala intermiten: gejala ≤4 hr dalam seminggu atau
≤4 minggu berturut-turut dalam setahun
2. Gejala persisten: gejala >4 hr dalam seminggu, atau
>4 minggu berturut-turut dalam setahun
3. Rinitis alergi ringan: tidur normal, aktivitas sehari-
hari saat olahraga dan istirahat normal, bekerja dan
sekolah normal, tidak ada keluhan yang mengganggu
4. Rinitis alergi sedang-berat: satu atau lebih gejala:
menyebabkan tidur terganggu, aktivitas sehari-hari
saat olahraga dan istirahat terganggu, bekerja dan
sekolah terganggu, ada keluhan yang mengganggu.
5. Diagnosis Rinitis Alergika

6. Diagnosa banding -

7. Pemeriksaan 1. Skin prick tes


penunjang
2. IgE spasifikserum
8. Terapi 1. Tatalaksana : meliputi kombinasi terapi lingkungan,
farmakoterapi, dan imunoterapi
2. Terapi lingkungan: menghindari alergen pencetus
merupakan tatalaksana lini pertama
3. Farmakoterapi: pilihan medikamentosa bersifat
individual disesuaikan dengan kondisi anak dan
respons terhadap pengobatan yang diberikan
4. Kortikosteroid intranasal dan oral
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
KOMITE MEDIK
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF: ILMU KESEHATAN ANAK
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung 2014-2015

Rinitis Alergika
 Flutikason propionat/mometason puroat  efek
terapetik tercapai dalam waktu 6-8jam sesudah
pemberian, dan mencapai tingkat maksimal
sesudah pemakaian 2 minggu
 Kortikosteroid oral jangka pendek: misalnya
prednisolon 0,5 mg/kgBB/hr pada gejala hidung
tersumbat berat selama 5-10 hr
5. Antihistamin dapat diberikan p.o atau intranasal
6. Kombinasi antihistamin oral dan kortikosteroid
intranasal: diberikan pada RA persisten sedang-berat
yang tidak mengalami perbaikan sesudah 2-4 mgg
mendapat kortikosteroid intranasal
7. Mast cell stabilizers: diberikan 1-2 mgg sebelum
paparan antigen. Sediaan topikal yaitu natrium
kromolim aman bagi anak, diberikan 4-6 x/hr
8. Dekongestan oral dan topikal: dekongestan oral dapat
menyebabkan insomnia, prestasi belajar menurun,
menginduksi gangguan jantung. Dekongestan nasal
(misalnya oximetazoline hidroclorida) memiliki onset
kerja yang cepat, tetapi penggunaan tidak boleh lebih
dr 10 hr  dapat menyebabkan rhinitis
medikamentosa
9. Antileukotrient: montelikast adalah satu-satunya
antileukotrien yang terbukti aman dan efektif
PANDUAN PRAKTIS KLINIS
KOMITE MEDIK
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF: ILMU KESEHATAN ANAK
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung 2014-2015

Rinitis Alergika
10. Imunoterapi alergen:
 Imunoterapi SK
Imunoterapi sublingual
9. Edukasi Hindari alergen yang mencetuskan rinitis
10. Prognosis -
11. Tingkat evidens -
12. Tingkat rekomendasi -
13. Penelaah kritis -
14. Indikator medis -
Kepustakaan Pedoman diagnosis dan terapi edisi ke-4
Bandung, Maret 2014

Ketua Komite Medik, Kepala SMF Ilmu Kesehatan Anak,

Primal Sudjana, dr., SpD-KPTI., MHKes Dr. Djatnika Setiabudi, dr., SpA(K), MCTM
NIP. 195911201981101001 NIP. 19580101 198212 1001

Anda mungkin juga menyukai