Anda di halaman 1dari 9

BAB I

HAMMER MILL

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari hammer mill adalah untuk memperbesar luas permukaan dan untuk
mengecilkan ukuran partikel.

1.2 Tinjauan Pustaka


Size reduction adalah proses pengurangan ukuran partikel besar menjadi
potongan yang lebih kecil dengan cara pemotongan atau pemecahan. Size reduction
memiliki metode yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Tujuan percobaan size
reduction yaitu untuk memperbesar luas permukaan agar memudahkan proses lebih
lanjut. Ukuran partikel yang dikecilkan juga dapat meningkatkan reaktivitas partikel
dan memudahkan pemisahan bahan campuran lain yang tidak diinginkan (McCabe,
1993).
Klasifikasi dari peralatan size reduction antara lain:
a. Crushers
Crushers adalah mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan
untuk padatan kasar dalam jumlah yang besar. Crushers memiliki berbagai
macam bentuk diantaranya jaw crushers, gyratory crushers, dan smooth-roll
crushers yang beroperasi dengan gaya tekan dan mampu mematahkan bahan
padat yang sangat keras, serta toothed-roll crushers mampu menghancurkan
umpan yang lebih lembut seperti batu bara, tulang, dan serpihan lunak.

Gambar I.1 Toothed-roll Crusher Gambar I.2 Smooth-roll Crusher


Gambar I.3 Blake Jaw Crusher Gambar I.4 Gyratory Crusher
b. Grinders
Grinders merupakan intermediate crusher yang digunakan untuk menghancurkan
bahan padat dengan cara penggilingan. Produk dari crusher sering diumpankan
ke dalam grinders yang akan direduksi menjadi bentuk serbuk. Macam-macam
grinders yaitu hammer mills dan impactor, attrition mills, dan tumbling mills.

Gambar I.5 Impactor Gambar I.6 Attrition Mills


c. Ultrafine Grinders
Produk-produk serbuk mempersyaratkan ukuran partikel 1 sampai 20 µm. Alat
yang dapat menghaluskan padatan sampai ukuran tersebut diatas disebut dengan
ultrafine grinder. Penghalusan ultra halus (ultrafine grinding) dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain dengan hammer mill berkecepatan sangat tinggi
dilengkapi dengan screen, jet mill atau fluid-energy mill dan wet-grinding dalam
sebuah agitated mills.

Gambar I.7 Fluid-energy Miill


d. Cutting Machines
Cutting machines adalah alat untuk mengurangi ukuran partikel yang terlalu ulet
dan tidak bisa dipecahkan oleh gaya kompresi, benturan, atau atrasi. Cutting
machines merupakan seperangkat alat yang meliputi pemotong pisau rotary dan
granulator. Cutting machines dapat digunakan untuk memotong bahan yang
terbuat dari karet dan plastik (McCabe, 1993).

Gambar I.8 Rotary knife cutter


Hammer mill adalah sebuah alat penggiling yang mempunyai rotor yang dapat
berputar dan mempunyai alat pemecah berbentuk palu dan palu-palu tersebut digantung
pada suatu piringan. Hammer mill menggunakan prinsip benturan atau pukulan atau
impact dan juga dengan cara gesekan. Tipe produknya dapat berupa gula, tepung
tapioka, sayuran kering, ekstrak tulang, dan susu bubuk. Hammer akan dipasang
menyatu pada sebuah batang atau silinder putar yang berada di dalam ruangan
berbentuk tabung dan di sekeliling dinding tabung dipasang ayakan. Produk hasil
penumbukan akan keluar melalui lubang ayakan menuju ke lubang pengeluaran di
bagian bawah tabung. Hammer mill tidak direkomendasikan untuk penggilingan halus
atau bahan-bahan yang sangat keras tetapi dapat dipakai untuk bahan-bahan yang
berserat. Proses penggilingan dapat diartikan juga sebagai proses pengurangan ukuran
(size reduction).

Gambar I.9 Hammer Mill


Mesin hammer mill berfungsi merubah ukuran suatu bahan baku produksi
menjadi butiran butiran tepung yang sangat halus (Purnomo, 2013). Prinsip kerjanya,
yaitu bahan baku yang dimasukkan ke dalam mesin selanjutnya akan dibawa oleh
sebuah pelat ke bagian penghancuran. Bahan baku yang telah dihancurkan, kemudian
akan dipotong dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga menjadi tepung. Proses
ini juga menimbulkan tekanan udara di dalam akan mengalir keluar, sehingga
menyebabkan tepung akan terbang keluar melewati saringan. Bahan yang masih
berukuran besar akan diproses kembali hingga berbentuk tepung halus (Zulkarnin,
2014).
Screening adalah suatu metode pengayakan yang digunakan untuk memisahkan
partikel sesuai dengan ukuran yang sama. Penampang screen dapat terbuat dari kawat,
plastik, logam balok, pelat logam berlubang, baja, dan stainless steel. Macam-macam
alat screening yaitu:
a. Grizzly merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan diayak
mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu.
b. Vibrating Screen merupakan jenis ayakan yang digetarkan secara mekanis atau
elektrik dengan amplitudo yang rendah.
c. Centrifugal sifter merupakan alat yang berbentuk silinder horisontal terbuat dari
logam atau plastik (McCabe, 1993).

1.3 Metodologi Percobaan


Percobaan ini dilakukan untuk mengecilkan ukuran partikel suatu bahan dengan
perlakuan mekanik berupa benturan atau pukulan. Isi dari subab ini adalah uraian
bahan-bahan dan alat yang digunakan selama praktikum serta diagram prosedur kerja.
1.3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel I.1.
Tabel I.1 Daftar alat dan bahan
Alat Bahan
Corong Beras Ketan
Hammer Mill
Kuas
Plat
Screening
Timbangan
1.3.2 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan praktikum screening
Menimbang tray yang akan digunakan

Menyusun tray dari ukuran terbesar ke yang terkecil


Memasukkan partikel ke dalam tray paling atas

Mengatur kecepatan dan waktu

Mematikan alat dan menimbang tiap tray

Gambar I.10 Diagram alir praktikum screening

Prosedur percobaan praktikum hammer mill adalah sebagai berikut:

Menimbang 200 gram partikel

Membersihkan debu di alat dengan kuas

Memasang screen dalam alat sesuai variabel

Memasang tempat penampungan produk

Memastikan hammer mill dalam keadaan tertutup rapat

Menyalakan hammer mill

Memasukkan partikel ke dalam feeder secara bertahap

Mematikan mesin lalu menimbang produk tertahan dan


masukkan dalam ayakan

Gambar I.11 Diagram alir praktikum hammer mill


1.4 Hasil dan Pembahasan
Percobaan hammer mill menggunakan 3 variabel yaitu plat screen 2,0 mm, plat
screen 0,5 mm, dan plat screen 0,2 mm. Fungsi dari penggunaan variabel ini agar dapat
mengetahui apakah ukuran partikel awal dan setelah dimasukkkan ke dalam hammer
mill memiliki perbedaan ukurannya menjadi lebih kecil dari ukuran awal.
Gambar I.12 percobaan hammer mill pada variabel 1 dengan ukuran plat screen
2,0 mm didapatkan ukuran rata-rata diameter awal partikel 1,4 mm dan rata-rata
diameter akhir partikel 0,63 mm. Massa sampel ketan yang digunakan yaitu 200 gram
dengan hasil keluaran produk sebanyak 173,98 gram, hasil produk pada diameter rata-
rata adalah 108,94 gram dan produk tertahan dalam hammer mill 17,10 gram,
sedangkan sisa massa yang hilang sebesar 8,92 gram. Hilangnya massa tersebut
dikarenakan penampung produk tidak dapat tertutup rapat, sehingga banyak produk
yang keluar dari hammer mill.

120
Berat Bahan Tertahan (gram)

100

80

60 Diameter Awal

40 Diameter Akhir
Variabel 1
20

0
0 0.5 1 1.5
Diameter (mm)

Gambar I.12 Hubungan diameter partikel terhadap berat bahan tertahan pada variabel
plat screen
Gambar I.13 hasil dari percobaan dengan variabel 2 dengan ukuran plat screen
0,5 mm. Rata-rata diameter partikel akhir 0,2 mm. Hasil yang di dapat lebih halus dari
variabel awal, dikarenakan ukuran lubang pada plat hammer mill lebih kecil. Hasil yang
di peroleh adalah serbuk putih halus tetapi masih terdapat beberapa bagian yang lebih
besar. Banyaknya produk total yang didapat 132,33 gram dengan hasil produk pada
diameter rata-rata adalah 44,36 gram dan produk tertinggal dalam alat 30,5 gram, serta
sisa bahan yang hilang sebesar 37,27 gram. Hilangnya massa tersebut dikarenakan
penampung produk tidak dapat tertutup rapat sehingga banyak produk yang keluar dan
tidak tertampung.
120

Berat Bahan Tertahan (mm)


100

80

60 Diameter Awal

40 Diameter Akhir
Variabel 2
20

0
0 0.5 1 1.5
Diameter (mm)

Gambar I.13 Hubungan diameter partikel terhadap berat bahan tertahan pada variabel
plat screen

120
Berat Bahan Tertahan (gram)

100

80

60 Diameter Awal

40 Diameter Akhir
Variabel 3
20

0
0 0.5 1 1.5
Diameter (mm)

Gambar I.14 Hubungan diameter partikel terhadap berat bahan tertahan pada variabel
plat screen
Gambar I.14 percobaan menggunakan variabel 3 dengan ukuran plat screen 0,2
mm rata-rata ukuran diameter partikel akhir 0,11 mm. Hasil yang diperoleh lebih halus
dari variabel 1 dan 2 karena ukuran diameter plat screen yang digunakan lebih kecil
dan lebih rapat. Variabel ini diperoleh produk 66,80 gram dengan banyak massa rata-
rata ukuran partikel 36,43 gram dan produk yang tertahan dalam alat 121,62 gram, serta
sisa bahan yang hilang sebesar 40,59 gram. Banyaknya produk yang keluar dari
hammer mill dan yang tertinggal di hammer mill dikarenakan plat yang digunakan kecil
sehingga tepung yang tertinggal dalam alat banyak dan penampung produk tidak tertutup
rapat sehingga banyak produk yang keluar dan tidak tertampung. Semakin kecil plat
yang digunakan maka akan menghasilkan produk tepung yang memiliki diameter kecil.

120

Berat Bahan Tertahan (gram)


100

Diameter Awal
80

60 Diameter Akhir
Variabel 1
40 Diameter Akhir
Variabel 2
20 Diameter Akhir
Variabel 3
0
0 0.5 1 1.5
Diameter (mm)

Gambar I.15 Hubungan diameter partikel terhadap berat bahan tertahan pada variabel
plat screen
Gambar I.15 di atas dapat dilihat penggunaan variabel plat screen yang berbeda
menunjukan hasil yang berbeda. Hasil diameter akhir yang didapat semakin kecil, yang
menunjukan hasil produk semakin halus. Semakin kecil plat yang digunakan maka akan
menghasilkan produk yang memiliki diameter kecil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar produk yang dihasilkan dari beberapa


variabel dengan sampel yaitu tidak rapat tempat penampung produk, kurang teliti dalam
membersihkan sisa produk didalam hammer mill pada setiap pergantian variabel,
kurang rapat dalam menutup lubang tempat memasukkan produk sehingga banyak
produk yang keluar sebelum dihaluskan.

1.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum hammer mill dan screening, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Semakin kecil ukuran plat screen yang digunakan maka semakin kecil diameter
rata-rata partikel produk.
2. Semakin besar ukuran plat screen maka semakin besar diameter rata-rata partikel
produk.
1.6 Referensi
McCabe L, dkk. (1993): Unit Operations of Chemical Engineering. McGraw-
Hill:Singapore.
Purnomo, Mahmud Jalu, 2013, ‘ Optimasi Alat Penepung Gula Kristal Hasil Granulasi
Menggunakan Mesin Hammer Mill Pada Sistem Pembuatan Gula Semut’,
Angkasa, vol.5 No. 2 hh. 89-97.

Zulkarnain, Rifki., Sugeng Slamet, & Taufiq Hidayat, 2014, ‘ Perancangan Mesin
Hammer Mill Penghancur Bonggol Jagung Dengan Kapasitas 100 kg/Jam
Sebagai Pakan Ternak’, Prosisiding ke-1 tahun 2014, hh. 75-82.

Anda mungkin juga menyukai