Laporan Tahunan Program Penyakit Menular
Laporan Tahunan Program Penyakit Menular
PENYAKIT MENULAR
Program penyakit menular terdiri atas beberapa sub seksi yang masing-masing mempunyai
tugas antara lain :
A. Pengamatan penyakit
Pengumpulan dan pengolahan dan kesakitan/surveilans terpadu (STP)
Pengumpulan dan pengolahan data kematian
Peningkatan laporan bulanan ISPA dan DIARE
Surveilans AFP, DBD, campak, Tetanus neonatarum
Peningkatan laporan wabah W2
Pemantauan dan follow up kasus KIPPI
B. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)
Pemberantasan penyakit TB paru
Pemberantasan penyakit kusta
Pemberantasan penyakit Diare
Pemberantasan penyakit ISPA/penumonia
Pemberantasan penyakit HIV/AIDS
C. Pemberantasan penyakit bersumber binatang
Pemberantasan penyakit DBD
Pemberantasan penyakit chikungunya
Pemberantasan penyakit leptospirosis
Pemberantasan penyakit Rabies
Pemberantasan penyakit Filariasis
Pemberantasan penyakit Malaria
Pemberantasan new emerging disease
Pemberantasanre-emerging disease
D. Pencegahan penyakit dan imunisasi
Peningkatan cakupan imunisasi dalam upaya pencapaian UCI
Imunisasi TT-WUS dalam rangkai implementasi T.5 dosis
Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)
Pengelolaan vaksin dan cold chain
Pengumpulan dan pengolahan data hasil cakupan imunisasi
Surveilans epidemiologi adalah suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik
terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang meperbesar resiko penularan
dengan melakukan pengumpulan data, analisis, interpretasi, dan penyebaran interpretasi
serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan. Informasi epidemiologi yang dapat
dipercaya merupakan inti dari surveilans epidemiologi.
Aktivitas yang biasa yang dilakukan surveilans :
Proses pengumpulan data dan epidemiologi secara sistematis sebagai aktivitas
rutin.
Pengolahan dan analisa serta interpretasi data agar menghasilkan informasi
epidemiologi.
Penggunaan informasi unutuk menentukan tindakan perbaikan yang perlu
dilakukan atau peningkatan program dalam menyelesaikan masalah.
Misi surveilans :
Tabel 1.1. Jumlah kematian menurut golongan umur di Kecamatan Johar baru
tahun 2015
No Umur Jumlah
1 0-7 hari 0
2 8-28 hari 2
3 < 1 tahun 4
4 1-4 tahun 0
5 5-14 tahun 2
6 15-24 tahun 0
7 25-44 tahun 37
8 >45 tahun 272
Total 317
Jumlah kematian menurut umur paling banyak adalah usia lebih dari 45 tahun
sebanyak 272 orang. Sedangkan penyebab kematian tertinggi yaitu karena Hipertensi
sejumlah 95 orang kemudian diikuti oleh penyakit Jantung sejumlah 77 orang
0-7 hari
8-28 hari
< 1 tahun
1-4 tahun
5-14 tahun
15-24 tahun
25-44 tahun
>45 tahun
Tabel 1.2. Sepuluh besar penyebab penyakit di wilayah kecamatan Johar baru
tahun 2015
No Jenis penyakit Jenis kelamin Jumlah
Laki –laki Perempuan
1 Hipertensi 40 55 95
2 Jantung 40 37 77
3 DM 16 15 31
4 TBC 16 7 23
5 Karsinoma / kanker 5 17 22
6 Asma bronkiale 7 8 15
7 Gastritis 4 5 9
8 HIV 5 1 6
9 Gagal ginjal 5 1 6
10 Penyebab lain-lain 17 16 33
Jumlah 155 162 317
Grafik 1.2. Sepuluh besar penyebab penyakit di wilayah kecamatan Johar baru
tahun 2015
6 33 Hipertensi
6
Jantung
9 95
DM
15 TBC
Karsinoma / kanker
22
Asma bronkiale
Gastritis
23
HIV
Gagal ginjal
31 77 Penyebab lain-lain
Laporan mingguan wabah (W2) ini dilaporkan setiap minggu terdiri atas beberapa
penyakit menular yang berpotensi menimbulkan wabah, antara lain : DBD, Diare,
tetanus nenatarum, Polio AFP, Chikungunya, Leptospirosis, Campak dan penyakit
lain yang perlu dilaporkan segera.
Kegiatan ini mulai tahun 2007 sudah menggunakan sistem online se DKI dengan
induk data ada di Dinas kesehatan DKI Jakarta, sehingga siapapun dan dimanapun
dapat mengakses laporan jenis ini.
Grafik 1.3. Jumlah penderita ISPA per puskesmas di wilayah Kecamatan Johar
Baru tahun 2015.
7,000
6,000
5,000
4,000
0-1 TH
3,000 1-4 TH
> 5 TH
2,000
1,000
0
KEC. JOHAR BARU KEL. GALUR KEL. KAMPUNG KEL. TANAH TINGGI
RAWA
Jumlah penderita ISPA yang berobat ada 15.171 orang dan 35% (5.358 orang)
dintaranya bayi dan balita. Insiden rate (IR) sebesar 9.813 orang/100.000 penduduk
Tabel 1.4. Jumlah penderita Pneumonia per Puskesmas di wilayah kecamatan
Johar baru tahun 2015.
20
15
0-1 TH
1-4 TH
10
> 5 TH
0
KEC. JOHAR BARU KEL. GALUR KEL. KAMPUNG KEL. TANAH TINGGI
RAWA
Grafik 1.5. Jumlah penderita Diare per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar
Baru tahun 2015
1200
1000
800
600
400
200
0
KEC. JOHAR KEL. JOHAR KEL. JOHAR KEL. KAMPUNG KEL. TANAH KEL. GALUR
BARU BARU II BARU III RAWA TINGGI
Jumlah penderita diare yang berobat ada 3651 orang dan 35% (1290 orang)
diantaranya adalah bayi dan balita. Insidens rate sebesar 2890 orang/100.000
penduduk.
Tabel 1.6. Jumlah penderita campak per puskesmas di wilayah kecamatan Johar
baru tahun 2015
Puskesmas JumlahKasus per golonganUmur Jumlah
<1 th 1-4 th 5-9 th 10-14 >15 th
th
Kec. 0 1 1 0 0 2
JoharBaru
JoharBaru 0 0 0 0 0 0
II
JoharBaru 0 0 0 0 0 0
III
Galur 0 0 0 0 0 0
Tanah 0 0 0 0 0 0
tinggi
Kprawa 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 1 1 0 0 2
Jumlah penderita campak di kecamatan Johar baru tahun 2015 sebanyak 2 orang dan-
diantaranya adalah bayi dan balita.
Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara 100.000 penduduk pada suatu
wilayah tertentu dalam satu tahun. Angka penjaringan suspek ini digunakan untuk
mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan memperhatikan
kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan).
Tabel 1.7. Data Realisasi Penemuan Kasus TB dibandingkan dengan Target Di Kec.
Johar BaruTahun 2015
TOTAL
129.589 138 99 71,7% 1.476 540 36,6%
SEKECAMATAN
Grafik 1.7. Angka Penjaringan Suspek TB di Kec. Johar Baru Tahun 2015
300
250
200
150
100
50
0
JOHAR KP TANAH
GALUR
BARU RAWA TINGGI
Angka Penjaringan
150 47 70 273
Suspek
Berdasarkan grafik 1.7., angka penjaringan suspek TB di provinsi Kec. Johar Baru pada
tahun 2015 mencapai 540 per 100.000 penduduk.
1.2.2. Proporsi pasien TB paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa (Positivity
Rate)
Adalah persentase pasien BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa
dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosis pasien,
serta kepekaan menetapkan kriteria suspek. Angka proporsi pasien TB Paru BTA positif
diantara suspek yang diperiksa ini sekitar 5-15%. Bila angka ini terlalu kecil (<5%)
kemungkinan disebabkan antara lain; penjaringan suspek terlalu longgar, banyak orang yang
tidak memenuhi kriteria suspek, atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif
palsu). Sedangkan bila angka ini terlalu besar (>15%) kemungkinan disebabkan antara lain ;
penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu).
Grafik 1.8. Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Suspek per puskesmas Di Kecamatan
Johar BaruTahun 2015
700
600
500
400
300
200
100 PKM Kel Tanah Tinggi
0
SUSPEK BTA +
PKM Kel. Galur
PKM Kel Tanah Tinggi 16 8
PKM Kel. Kampung Rawa
PKM Kel. Galur 52 6
PKM Kel. Johar Baru
PKM Kel. Kampung Rawa 25 1
PKM Kec. Johar Baru
PKM Kel. Johar Baru 36 3
PKM Kec. Johar Baru 480 28
Berdasarkan grafik 1.8, proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa
dahaknya per puskesmas tahun 2015 mempunyai range 58 %, tertinggi puskesmas Kec. Johar
Baru Puskesmas yang mempunyai angka sesuai dengan target (5-15%) sebanyak 3 kelurahan
( 60%) Sedangkan puskesmas yang mempunyai angka di atas target yaitu PKM Kec. Johar
Baru dan yang di bawah target adalah PKM Kel. Kampung Rawa
1.2.3. Proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara seluruh pasien TB Paru
Adalah persentase pasien Tuberkulosis paru BTA positif di antara semua pasien Tuberkulosis
paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien Tuberkulosis yang
menular diantara seluruh pasien Tuberkulosis paru yang diobati. Angka ini sebaiknya jangan
kurang dari 65%. Bila angka ini jauh lebih rendah, itu berarti mutu diagnosis rendah, dan
kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif).
Grafik 1.9.Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Seluruh Kasus TB Paru yang tercatatDi
Kec. JOharBaru
120
100
80
60
40
20
0
BTA (+) baru 38
BTA Neg 51
Kambuh 12
Default 8
Total Kasus TB Paru 107
Dari Grafik 1.9., terlihat bahwa Proporsi BTA (+) di antara Semua Kasus TB Paru yang
tercatat di Kec. Johar Baru masih dibawah target (>65%).
Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara
100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan
menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut.
Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya
penemuan pasien pada wilayah tersebut.
Tabel 1.9. Data Total Kasus TB berdasarkan DomisiliDi Seluruh Puskesmas Kec. Johar
Baru Tahun 2015
2010 107 1 2 2 1
Tabel 1.10.Angka Notifikasi BTA Positif dari Semua Tipe TB di Kec. Johar BaruTahun
2015
2015
CNR 83
CNR untuk semua tipe kasus TB pada tahun 2015 masih berkisar antara 83 kasus / 100.000
penduduk.
Adalah persentase pasien TB anak (<15 tahun) di antara seluruh pasien TB tercatat. Angka
ini sebagai salah satu indikator untuk menggambarkan ketepatan dalam mendiagnosis TB
pada anak. Angka ini berkisar 34 %. Bila angka ini terlalu besar dari 15%, kemungkinan
terjadi overdiagnosis.
Grafik 1.11 Proporsi TB Anak di antara Kasus TB di Kec. Johar BaruTahun 2015
80
70
60
50
40
30 TB Anak
20
10 TB Dewasa
0
2015
TB Anak 27
TB Dewasa 80
Berdasarkan grafik 4, proporsi pasien TB anak di antara seluruh kasus TB pada tahun 2015
sebesar 34 % (diharapkan sekitar 15%).
Proporsi TB anak lebih tinggi dari standar ( 10-15 % ). Ini menunjukkan Penemuan kasus TB
anak masih terlalu longgar. Sehingga perlu dilakukan refreshing skoring TB bagi petugas TB,
dan perlu adanya evaluasi dalam penegakan diagnosis TB anak.
1.2.6 Angka penemuan pasien baru TB Paru BTA positif (CDR=case detection rate)
Adalah persentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati dibanding
jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Case
Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada wilayah
tersebut. Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh berdasarkan perhitungan
angka insidens kasus TB paru BTA positif dikali dengan jumlah penduduk. Target Case
Detection Rate Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 70%.
Grafik 1.12 Case Detection Rate (CDR) di Kec. Johar BaruTahun 2015
100
80
60
40 CDR
20
0
2015
CDR 99
CDR di Kec. Johar Baru sejak tahun 2015 mencapai target nasional ( >70% ). Berdasarkan
grafik 1.12, menunjukkan bahwa pada tahun 2015 angka penemuan pasien baru TB Paru
BTA positif (CDR=Case Detection Rate) mencapai 71,7%.Angka Penemuan Kasus (= Case
Detection Rate) Provinsi Kec. Johar Baru telah mencapai target nasional ( > 70%) .
Angka konversi adalah persentase pasien baru TB paru BTA positif yang mengalami
perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif. Indikator ini
berguna untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan dan untuk mengetahui apakah
pengawasan langsung menelan obat dilakukan dengan benar. Angka minimal yang harus
dicapai adalah 80%.
Angka Konversi untuk pasien TB paru BTA (+) kasus baru masih belum mencapai target
nasional > 80%. Ini harus di kaji lebih lanjut, fasyankes mana yang lemah dalam tatalaksana
TB. Karena akan bila tidak segera ditindaklanjuti akan menimbulkan kasus MDR.
Berdasarkan grafik 6, angka konversi pasien baru TB Paru BTA positif tahun 2015 sampai
dengan triwulan 4 mencapai 84%. Secara umum angka konversi ini telah mencapai target
80%.
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA
positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB paru BTA
positif yang tercatat. Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%. Angka kesembuhan
digunakan untuk mengetahui hasil pengobatan. Walaupun angka kesembuhan telah mencapai
85%, hasil pengobatan lainnya tetap perlu diperhatikan, yaitu berapa pasien dengan hasil
pengobatan lengkap, meninggal, gagal, default, dan pindah.
• Angka default tidak boleh lebih dari 5%, karena akan menghasilkan proporsi pasien
pengobatan ulang yang tinggi di masa yang akan datang yang disebabkan karena
penanggulangan Tuberkulosis yang tidak efektif.
• Peningkatan kualitas penanggulangan TB akan menurunkan proporsi kasus pengobatan
ulang antara 10-20 % dalam beberapa tahun.
Sedangkan angka pengobatan gagal untuk pasien baru BTA positif tidak boleh lebih dari 2%
untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh lebih besar dari 10%
untuk daerah yang sudah ada masalah resistensi obat.
Angka keberhasilan pengobatan menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA positif
yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) di ,antara
pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Dengan demikian, angka ini merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Angka ini berguna
untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien
pada wilayah tersebut. Angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan tahun 2015
merupakan hasil pengobatan pasien yang ditemukan pada tahun 2014.
100
50
Angka Kesembuhan
0 Pengobatan Lengkap
2015
Angka Kesembuhan 33 Success Rate
Pengobatan Lengkap 48
Success Rate 8600%
Grafik 1.14 Cure Rate dan Success Rate di Kec. Johar BaruTahun 2015
Success Rate untuk pasien TB paru BTA (+) kasus baru cukup baik. Berdasarkan grafik 1.14,
angka kesembuhan (cure rate) pengobatan kasus baru TB Paru BTA positif tahun 2015
menunjukan mencapai 68,75%.
Grafik 1.15 Hasil Pengobatan BTA Positif di Kec. Johar BaruTahun 2015
50
45
40
35
30
25
20 Sembuh
15 Pengobatan Lngkap
10 Default
5 Gagal
0 Pindah
Sembuh 33 Meninggal
Pengobatan Lngkap 48
Default 9
Gagal 1
Pindah 2
Meninggal 1
Berdasarkan grafik 1.15, hasil pengobatan pasien TB Paru BTA Positif tahun 2015
menunjukkan bahwa 30% sembuh, 45% pengobatan lengkap, 1% default, 1% gagal, 2%
pindah, 1% meninggal dan sekitar 20% belum dievaluasi.
2015
TOTAL
No Variabel
2011
TW.1 TW.2 TW.3 TW.4
Data konseling dan tes HIV pada pasien TB yang belum periksa HIV
Kolaborasi TB HIV di Kec. Johar Baru belum berjalan maksimal, karena untuk pelayanan
PDP belum ada. Jadi hanya sebatas skrinnig dan konsultasi HIV.
1.6. Programmatic Management of Drug Resistance ( PMDT )
Tabel 1.11 Data Suspek TB MDR / PMDT Kec. Johar BaruTahun 2015
2015 2015
Tidak Konversi 0
2
Pengobatan Kat.2
Pernah mendapat 0
3 pengobatan TB NON
DOTS / OAT Lini kedua
6 Pasien Kambuh 13
9 Pasien TB HIV 1
Tabel 1.12 Data Pasien TB MDR / PMDT yang melanjutkan pengobatan Di Puskesmas
Kec. Johar BaruTahun 2015
Hasil Pengobatan
Jumlah
THN
Pasien MASIH
SEMBUH LENGKAP DEFAULT GAGAL MENINGGAL
PENGOBATAN
2015 4 1 0 1 0 0 2
Tabel 1.13 Data Asal Domisili Pasien TB MDR / PMDT yang melanjutkan pengobatan
Di Puskesmas Kec. Johar BaruTahun 2015
ASAL DOMISILI PASIEN
Jumlah
THN LUAR
Pasien KECAMATAN LUAR
KABUPATEN LUAR DKI
SENDIRI KECAMATAN
/ KOTA
2015 4 4 0 0 0
No Komponen Ya Tidak
1 Ada tim PPI TB di fasyankes √
2 Fasyankesmemilikipedomanuntuk PPI fasyankes √
3 Ada SOP untuk triage untukpasienbatuk, hasil BTA positif, √
induksisptum, tindakanatauprosedurrisikotinggi
4 Ada kebijakanuntukpemeriksaanberkalapetugaskesehatan √
5 Ada rencanapelatihanpetugaskesehatanmengenai PPI √
6 Ada sistemventilasi yang memenuhistandar √
7 Alatpelindungdiri yang sesuai, tersediadanmencukupi √
8 Tim PPI TB mengadakanpertemuanberkala √
9 Fasyankesmendesiminiasikanpedomanpadapetugaskesehatan √
10 Jumlahpetugaskesehatan yang mendapatpelatihan PPI TB √
11 Dilakukanpenilaianpelaksanaan PPI TB √
12 Petugasmenggunakan APD yang sesuai √
13 Prevalensipetugaskesehatan yang didiagnosis TB √
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Kec. Johar Baru sudah
dijalankan, tetapi belum optimal. Tim PPI langsung dipegang oleh Ka.Sie Penyakit Menular
PKM Kec. Johar Baru
- Ruangan Unit DOTS cukup memenuhi standar, dimana ventilasi ruangan tersebut
cukup baik, ada jendela yang terbuka, pencahayaan sangat baik, terpapar matahari
dan sirkulasi udara mengalir.
- Promosi etika batuk telah ada dengan dipasang, berupa spanduk besar di dinding
loket pendaftaran sehingga mudah terbaca oleh setiap pengunjung.
- Tempat Pembuangan sampah di area lingkungan puskesmas ada 2, sampah
organik dan non organik, sedangkan di ruangan poliklinik dan ruang tindakan di
tambah dengan TPS untuk sampah medik.
- Petugas saat bertugas di Unit DOTS menggunakan masker, dan bila ada pasien
yang akan di suntik petugas menngunakan handscoen.
- Laboratorium ukurannya cukup besar, sirkulasi baik, pencahayaan baik, tetapi
ruangan ber-AC.
- Ruang tempat pengambilan sputum tidak ada, sehingga pasien mengeluarkan
dahak di toilet.
Secara umum PPI di Puskesmas Kecamatan Johar Baru cukup baik, tetapi yang harus
menjadi perhatian untuk men-segerakan penyediaan ruang tempat pengambilan sputum.
KATEGORI
KATEGORI 1 KATEGORI 2 SISIPAN
ANAK
N
URAIAN Tgl Tgl
O Jumla Jumla Jumla Tgl Jumla Tgl
Daluars Daluars
h h h Daluarsa h Daluarsa
a a
4. ISPA/Pneumonia
ISPA atau infeksi saluan Pernafasan Akut ini merupakan kasus terbanyak kunjungan
pasien ke Puskesmas. Tujuan program pemberantasan penyakit ISPA adalah
penemuan Pneumonia pada balita, tatalaksana Pneumonia dan menurunkan angka
kematian Pneumonia Balita. Indikator kinerja P2 ISPA adalah angka kesakitan
pneumonia balita----
Kegiatan yang dilaksanakan pada program pemberantasan penyakit ISPA/pneumonia
adalah Pengolahan data ISPA/Pneumonia serta penyerbaluasan informasi penyakit
pneumonia melalui leaflet.
Pada tahun 2015 kasus Pneumonia di kecamatan Johar baru---- dengan jumlah
penderita pneumonia balita----
2. Fooging Fokus
Fogging fokus harus didahului dengan tindakan penyuluhan, PSN (3M)
dan abatisasi selektif, penyemprotan insektisida dilakukan jika ditemukan
pemeriksaan Epidemiologi (+) positif. Penyemprotan dilakukan 2 (Dua)
siklus dengan interval 1 (satu) minggu.
3. Pemberantasan vektor intensif pada kelurahan endemis dengan cara :
Fogging Fokus : hanya dilakukan bila hasil PE (+) positif.
Abatisasi selektif, dilaksanakan di kelurahan endemis, terutama di
sekolah, tempat-tempat umum, semua tempat penampungan air, di
rumah dan bangunan yang ditemukan jentik Aedes Aegypti
ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis 1 (satu) sendok makan
peres (10 gr) Abate untuk 100 liter air.
4 Johar Baru
kp rawa
3 Galur
Tnh tinggi
2
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
1 Galur 0 1 0 1 9 0 11 1 1
2 Tanah Tinggi 0 3 6 1 6 0 16 3 3
3 KampungRawa 0 4 1 3 15 0 23 4 4
4 JoharBaru 0 10 5 1 21 0 37 10 10
TOTAL 0 18 12 6 51 0 87 18 18
Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus malaria di Kecamatan Johar Baru.
Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah.
Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak, sebelum imunisasi campak
dan polio dipergunakan secara luas didunia banyak anak terinfeksi campak dan polio.
Program imunisasi campak, kampanye imunisasi campak dan polio adalah pergerakan
kelompok sasaran imunisasi untuk mendapatkan imunisasi campak dan polio tambahan
(tanpa memandang status imunisasi) yang dilakukan atas dasar ditemukannya permasalahan
dari hasil pemantauan dan evaluasi.
Tujuan:
Umum
Tercapainya target reduksi campak dan eradikasi polio
Khusus
1. Untuk menghilangkan kelompok rawan campak di daerah resiko tinggi
2. Menurunkan kematian Campak sebesar 90%
3. Menjangkau anak aayang belum mendapatkan imunisasi polio dan campak pada
pelayanan rutin
4. Memastikan tingkat imunitas di populasi cukup tinggi dengan cakupan >95%
5. Memastikan cakupan imunisasi polio tambahan yang tinggi (minimal 95%