Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM

PENYAKIT MENULAR

PUSKESMAS KECAMATAN CIGASONG


TAHUN 2015
PENDAHULUAN

Program penyakit menular terdiri atas beberapa sub seksi yang masing-masing mempunyai
tugas antara lain :

A. Pengamatan penyakit
 Pengumpulan dan pengolahan dan kesakitan/surveilans terpadu (STP)
 Pengumpulan dan pengolahan data kematian
 Peningkatan laporan bulanan ISPA dan DIARE
 Surveilans AFP, DBD, campak, Tetanus neonatarum
 Peningkatan laporan wabah W2
 Pemantauan dan follow up kasus KIPPI
B. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)
 Pemberantasan penyakit TB paru
 Pemberantasan penyakit kusta
 Pemberantasan penyakit Diare
 Pemberantasan penyakit ISPA/penumonia
 Pemberantasan penyakit HIV/AIDS
C. Pemberantasan penyakit bersumber binatang
 Pemberantasan penyakit DBD
 Pemberantasan penyakit chikungunya
 Pemberantasan penyakit leptospirosis
 Pemberantasan penyakit Rabies
 Pemberantasan penyakit Filariasis
 Pemberantasan penyakit Malaria
 Pemberantasan new emerging disease
 Pemberantasanre-emerging disease
D. Pencegahan penyakit dan imunisasi
 Peningkatan cakupan imunisasi dalam upaya pencapaian UCI
 Imunisasi TT-WUS dalam rangkai implementasi T.5 dosis
 Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)
 Pengelolaan vaksin dan cold chain
 Pengumpulan dan pengolahan data hasil cakupan imunisasi

1.1. Pengamatan penyakit surveilans (Surveilans)

Surveilans epidemiologi adalah suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik
terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang meperbesar resiko penularan
dengan melakukan pengumpulan data, analisis, interpretasi, dan penyebaran interpretasi
serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan. Informasi epidemiologi yang dapat
dipercaya merupakan inti dari surveilans epidemiologi.
Aktivitas yang biasa yang dilakukan surveilans :
 Proses pengumpulan data dan epidemiologi secara sistematis sebagai aktivitas
rutin.
 Pengolahan dan analisa serta interpretasi data agar menghasilkan informasi
epidemiologi.
 Penggunaan informasi unutuk menentukan tindakan perbaikan yang perlu
dilakukan atau peningkatan program dalam menyelesaikan masalah.

Misi surveilans :

 Meningkatkan kemampuan petugas surveilans dalam analisis data di seluruh jenjang


administrasi.
 Menggalang serta meningkatkan kemitraan unit surveilans dalam
pertukaran/penyebaran informasi dengan pusat penelitian, perguruan tinggi, LSM dan
semua pihak terkait.
 Memperkuat sistem surveilans penyakit yang telah menjadi prioritas program
pemberantasan internasional, regional, nasional, maupun daerah.
 Memperkuat pengembangan SDM di bidang epidemiologi di setiap unit pelaksana
program kesehatan.

a. Pengumpulan pengolahan data kesakitan/ surveilans terpadu (STP)


STP iini bersumber pada laporan STP Puskesmas dan dientri tiap bulan melalui
internet Dinkes DKI Jakarta.
b. Pengumpulan dan pengolahan data kematian
Setiap kejadian kematian dengan sebab yang wajar yang meninggal di rumah atau
dalam perjalanan maka pihak puskesmas yang mengeluarkan Surat Keterangan
Penyebab Kematian (SKPK). Pelayanan pembuatan SKPK dilaksanakan di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru baik pada hari kerja dan jam kerja maupun pada
malam hari dan hari libur. Dari hasil pelaporan dan pengumpulan data kematian dapat
disajikan sebagai berikut :

Tabel 1.1. Jumlah kematian menurut golongan umur di Kecamatan Johar baru
tahun 2015
No Umur Jumlah
1 0-7 hari 0
2 8-28 hari 2
3 < 1 tahun 4
4 1-4 tahun 0
5 5-14 tahun 2
6 15-24 tahun 0
7 25-44 tahun 37
8 >45 tahun 272
Total 317
Jumlah kematian menurut umur paling banyak adalah usia lebih dari 45 tahun
sebanyak 272 orang. Sedangkan penyebab kematian tertinggi yaitu karena Hipertensi
sejumlah 95 orang kemudian diikuti oleh penyakit Jantung sejumlah 77 orang

Grafik 1.1. Jumlah kematian di wilayah kecamatan di wilayah kecamatan Johar


baru tahun 2015

0-7 hari
8-28 hari
< 1 tahun
1-4 tahun
5-14 tahun
15-24 tahun
25-44 tahun
>45 tahun

Tabel 1.2. Sepuluh besar penyebab penyakit di wilayah kecamatan Johar baru
tahun 2015
No Jenis penyakit Jenis kelamin Jumlah
Laki –laki Perempuan
1 Hipertensi 40 55 95
2 Jantung 40 37 77
3 DM 16 15 31
4 TBC 16 7 23
5 Karsinoma / kanker 5 17 22
6 Asma bronkiale 7 8 15
7 Gastritis 4 5 9
8 HIV 5 1 6
9 Gagal ginjal 5 1 6
10 Penyebab lain-lain 17 16 33
Jumlah 155 162 317
Grafik 1.2. Sepuluh besar penyebab penyakit di wilayah kecamatan Johar baru
tahun 2015

6 33 Hipertensi
6
Jantung
9 95
DM
15 TBC
Karsinoma / kanker
22
Asma bronkiale
Gastritis
23
HIV
Gagal ginjal
31 77 Penyebab lain-lain

Peningkatan laporan mingguan W2

Laporan mingguan wabah (W2) ini dilaporkan setiap minggu terdiri atas beberapa
penyakit menular yang berpotensi menimbulkan wabah, antara lain : DBD, Diare,
tetanus nenatarum, Polio AFP, Chikungunya, Leptospirosis, Campak dan penyakit
lain yang perlu dilaporkan segera.
Kegiatan ini mulai tahun 2007 sudah menggunakan sistem online se DKI dengan
induk data ada di Dinas kesehatan DKI Jakarta, sehingga siapapun dan dimanapun
dapat mengakses laporan jenis ini.

c. Peningkatan laporan bulanan ISPA, Diare dan pneumonia


Laporan diare, ISPA dan pneumonia bersumber dari laporan LB 1 puskesmas dan
dilaporkan setiap bulan ke SUDINKES Jakarta Pusat.
Tabel 1.3. Jumlah penderita ISPA per puskesmas di wilayah Kecamatan Johar
Baru tahun 2015.

JUMLAH PENDERITA ISPA 2015


JUMLAH
PENDERITA ISPA
PUSKESMAS JUMLAH
0-1 1-4 >5
TH TH TH
KEC. JOHAR BARU 1,657 2,228 6,347 10,232
KEL. GALUR 195 471 1,290 1,956
KEL. KAMPUNG
RAWA 110 429 1,314 1,853
KEL. TANAH TINGGI 70 198 862 1,130
JUMLAH 2,032 3,326 9,813 15,171

Grafik 1.3. Jumlah penderita ISPA per puskesmas di wilayah Kecamatan Johar
Baru tahun 2015.
7,000

6,000

5,000

4,000
0-1 TH
3,000 1-4 TH
> 5 TH
2,000

1,000

0
KEC. JOHAR BARU KEL. GALUR KEL. KAMPUNG KEL. TANAH TINGGI
RAWA

Jumlah penderita ISPA yang berobat ada 15.171 orang dan 35% (5.358 orang)
dintaranya bayi dan balita. Insiden rate (IR) sebesar 9.813 orang/100.000 penduduk
Tabel 1.4. Jumlah penderita Pneumonia per Puskesmas di wilayah kecamatan
Johar baru tahun 2015.

JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA 2015


JUMLAH
PENDERITA ISPA
PUSKESMAS JUMLAH
0-1 1-4 >5
TH TH TH
KEC. JOHAR BARU 9 19 23 51
KEL. GALUR 1 0 0 1
KEL. KAMPUNG
RAWA 0 1 1 2
KEL. TANAH TINGGI 0 0 0 0
JUMLAH 10 20 24 54

Grafik 1.4. Jumlah penderita Pneumonia per Puskesmas di wilayah kecamatan


Johar baru tahun 2015.
25

20

15
0-1 TH
1-4 TH
10
> 5 TH

0
KEC. JOHAR BARU KEL. GALUR KEL. KAMPUNG KEL. TANAH TINGGI
RAWA

Jumlahpenderita pneumonia yang berobatada 54 orang dan 56 % (30


orang)diantaranyaadalahbayidanbalita. Insidens rate (IR) sebesar 20 orang/100.000
penduduk.
Tabel 1.5. Jumlah penderita Diare per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar
Baru tahun 2015

JUMLAH PENDERITA DIARE


TOTAL
PUSKESMAS 0-1 TH 1-4 TH > 5 TH
JM
L P L L P JML L P JML L P JML
KEC. JOHAR 20 17
95
BARU 98 193 1 3 374 458 606 1064 757 874 1631
KEL. JOHAR
BARU II 17 15 32 38 87 125 133 162 295 188 264 452
KEL. JOHAR
BARU III 25 19 44 74 65 139 127 163 290 226 247 473
KEL. KAMPUNG
RAWA 26 23 49 63 60 123 139 144 283 228 227 455
KEL. TANAH
TINGGI 19 5 24 27 29 56 77 92 169 123 126 249
KEL. GALUR 18 11 29 66 36 102 100 160 260 184 207 391
20 16 46 45 103 132 170
JUMLAH 3 8 371 9 0 919 4 7 2361 6 1945 3651

Grafik 1.5. Jumlah penderita Diare per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar
Baru tahun 2015
1200

1000

800

600

400

200

0
KEC. JOHAR KEL. JOHAR KEL. JOHAR KEL. KAMPUNG KEL. TANAH KEL. GALUR
BARU BARU II BARU III RAWA TINGGI

Jumlah penderita diare yang berobat ada 3651 orang dan 35% (1290 orang)
diantaranya adalah bayi dan balita. Insidens rate sebesar 2890 orang/100.000
penduduk.

d. Surveilans AFP, DBD, Campak, Tetanus Neonatarum.


Surveilans kasus AFP tidak pernah ditemukan atau dilaporkan melalui Puskesmas,
rata-rata terdeteksi oleh Rumah Sakit. Kasus Tetanus Neonatarum juga belum pernah
terlaporkan baik dari Puskesmas Kecamatan maupun kelurahan. Kasus campak tidak
pernah terjadi KLB ada beberapa kasus rutin biasa yang terekam di register
kunjunganpasien dan laporan C1 yang selanjutnya dimasukkan ke data internet
sekaligus dianalisa apakah kasus-kasus tersebut mengelompok atau tidak. Ini penting
untuk menentukan rencana tindak lanjut.

Tabel 1.6. Jumlah penderita campak per puskesmas di wilayah kecamatan Johar
baru tahun 2015
Puskesmas JumlahKasus per golonganUmur Jumlah
<1 th 1-4 th 5-9 th 10-14 >15 th
th
Kec. 0 1 1 0 0 2
JoharBaru
JoharBaru 0 0 0 0 0 0
II
JoharBaru 0 0 0 0 0 0
III
Galur 0 0 0 0 0 0
Tanah 0 0 0 0 0 0
tinggi
Kprawa 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 1 1 0 0 2

Jumlah penderita campak di kecamatan Johar baru tahun 2015 sebanyak 2 orang dan-
diantaranya adalah bayi dan balita.

1.2. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)

1. Pemberantasan penyakit TB paru

1.2. Penemuan Kasus TB

1.2.1. Angka penjaringan suspek (Suspect Evaluation Rate)

Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara 100.000 penduduk pada suatu
wilayah tertentu dalam satu tahun. Angka penjaringan suspek ini digunakan untuk
mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan memperhatikan
kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan).
Tabel 1.7. Data Realisasi Penemuan Kasus TB dibandingkan dengan Target Di Kec.
Johar BaruTahun 2015

JML. TARGET REALISASI CDR TARGET REALISASI SUSPEK


NO KELURAHAN
PENDUDUK CDR CDR (%) SUSPEK SUSPEK (%)

1 Johar Baru 38.002 40 25 62,5% 395 150 38%

2 Kampung Rawa 26.127 28 16 57,1% 327 47 26%

3 Galur 21.411 23 16 69,7% 574 70 21,47%

4 Tanah Tinggi 44.049 47 42 89,4% 180 273 48%

TOTAL
129.589 138 99 71,7% 1.476 540 36,6%
SEKECAMATAN

Grafik 1.7. Angka Penjaringan Suspek TB di Kec. Johar Baru Tahun 2015

300

250

200

150

100

50

0
JOHAR KP TANAH
GALUR
BARU RAWA TINGGI
Angka Penjaringan
150 47 70 273
Suspek

Berdasarkan grafik 1.7., angka penjaringan suspek TB di provinsi Kec. Johar Baru pada
tahun 2015 mencapai 540 per 100.000 penduduk.

1.2.2. Proporsi pasien TB paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa (Positivity
Rate)

Adalah persentase pasien BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa
dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosis pasien,
serta kepekaan menetapkan kriteria suspek. Angka proporsi pasien TB Paru BTA positif
diantara suspek yang diperiksa ini sekitar 5-15%. Bila angka ini terlalu kecil (<5%)
kemungkinan disebabkan antara lain; penjaringan suspek terlalu longgar, banyak orang yang
tidak memenuhi kriteria suspek, atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif
palsu). Sedangkan bila angka ini terlalu besar (>15%) kemungkinan disebabkan antara lain ;
penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu).

Grafik 1.8. Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Suspek per puskesmas Di Kecamatan
Johar BaruTahun 2015

700
600
500
400
300
200
100 PKM Kel Tanah Tinggi
0
SUSPEK BTA +
PKM Kel. Galur
PKM Kel Tanah Tinggi 16 8
PKM Kel. Kampung Rawa
PKM Kel. Galur 52 6
PKM Kel. Johar Baru
PKM Kel. Kampung Rawa 25 1
PKM Kec. Johar Baru
PKM Kel. Johar Baru 36 3
PKM Kec. Johar Baru 480 28

Berdasarkan grafik 1.8, proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa
dahaknya per puskesmas tahun 2015 mempunyai range 58 %, tertinggi puskesmas Kec. Johar
Baru Puskesmas yang mempunyai angka sesuai dengan target (5-15%) sebanyak 3 kelurahan
( 60%) Sedangkan puskesmas yang mempunyai angka di atas target yaitu PKM Kec. Johar
Baru dan yang di bawah target adalah PKM Kel. Kampung Rawa

1.2.3. Proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara seluruh pasien TB Paru

Adalah persentase pasien Tuberkulosis paru BTA positif di antara semua pasien Tuberkulosis
paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien Tuberkulosis yang
menular diantara seluruh pasien Tuberkulosis paru yang diobati. Angka ini sebaiknya jangan
kurang dari 65%. Bila angka ini jauh lebih rendah, itu berarti mutu diagnosis rendah, dan
kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif).

Grafik 1.9.Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Seluruh Kasus TB Paru yang tercatatDi
Kec. JOharBaru
120
100
80
60
40
20
0
BTA (+) baru 38
BTA Neg 51
Kambuh 12
Default 8
Total Kasus TB Paru 107

Dari Grafik 1.9., terlihat bahwa Proporsi BTA (+) di antara Semua Kasus TB Paru yang
tercatat di Kec. Johar Baru masih dibawah target (>65%).

1.2.4. Angka notifikasi kasus (CNR=Case Notification Rate)

Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara
100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan
menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut.
Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya
penemuan pasien pada wilayah tersebut.

Tabel 1.9. Data Total Kasus TB berdasarkan DomisiliDi Seluruh Puskesmas Kec. Johar
Baru Tahun 2015

ASAL DOMISILI PASIEN


Jumlah
THN LUAR
Pasien KECAMATAN LUAR LUAR
KABUPATEN /
SENDIRI KECAMATAN DKI
KOTA

2010 107 1 2 2 1

Tabel 1.10.Angka Notifikasi BTA Positif dari Semua Tipe TB di Kec. Johar BaruTahun
2015
2015

Jumlah Penduduk 129.589

Total Kasus TB 107

CNR 83

CNR untuk semua tipe kasus TB pada tahun 2015 masih berkisar antara 83 kasus / 100.000
penduduk.

1.2.5 Proporsi pasien TB anak di antara seluruh pasien TB

Adalah persentase pasien TB anak (<15 tahun) di antara seluruh pasien TB tercatat. Angka
ini sebagai salah satu indikator untuk menggambarkan ketepatan dalam mendiagnosis TB
pada anak. Angka ini berkisar 34 %. Bila angka ini terlalu besar dari 15%, kemungkinan
terjadi overdiagnosis.

Grafik 1.11 Proporsi TB Anak di antara Kasus TB di Kec. Johar BaruTahun 2015

80
70
60
50
40
30 TB Anak
20
10 TB Dewasa
0
2015
TB Anak 27
TB Dewasa 80

Berdasarkan grafik 4, proporsi pasien TB anak di antara seluruh kasus TB pada tahun 2015
sebesar 34 % (diharapkan sekitar 15%).

Proporsi TB anak lebih tinggi dari standar ( 10-15 % ). Ini menunjukkan Penemuan kasus TB
anak masih terlalu longgar. Sehingga perlu dilakukan refreshing skoring TB bagi petugas TB,
dan perlu adanya evaluasi dalam penegakan diagnosis TB anak.

1.2.6 Angka penemuan pasien baru TB Paru BTA positif (CDR=case detection rate)
Adalah persentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati dibanding
jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Case
Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada wilayah
tersebut. Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh berdasarkan perhitungan
angka insidens kasus TB paru BTA positif dikali dengan jumlah penduduk. Target Case
Detection Rate Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 70%.

Grafik 1.12 Case Detection Rate (CDR) di Kec. Johar BaruTahun 2015

100

80

60

40 CDR
20

0
2015
CDR 99

Catatan :Insiden BTA Positif = 100 per 100.000 penduduk


Target Global TW-1 17,5%, RJPMN 18,75%

CDR di Kec. Johar Baru sejak tahun 2015 mencapai target nasional ( >70% ). Berdasarkan
grafik 1.12, menunjukkan bahwa pada tahun 2015 angka penemuan pasien baru TB Paru
BTA positif (CDR=Case Detection Rate) mencapai 71,7%.Angka Penemuan Kasus (= Case
Detection Rate) Provinsi Kec. Johar Baru telah mencapai target nasional ( > 70%) .

1.3. Angka konversi

Angka konversi adalah persentase pasien baru TB paru BTA positif yang mengalami
perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif. Indikator ini
berguna untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan dan untuk mengetahui apakah
pengawasan langsung menelan obat dilakukan dengan benar. Angka minimal yang harus
dicapai adalah 80%.

Grafik 1.13 Angka Konversi di Kec. Johar BaruTahun 2015


35
30
25
20
15
Angka Konversi
10
5
0
Angka Konversi 32

Angka Konversi untuk pasien TB paru BTA (+) kasus baru masih belum mencapai target
nasional > 80%. Ini harus di kaji lebih lanjut, fasyankes mana yang lemah dalam tatalaksana
TB. Karena akan bila tidak segera ditindaklanjuti akan menimbulkan kasus MDR.

Berdasarkan grafik 6, angka konversi pasien baru TB Paru BTA positif tahun 2015 sampai
dengan triwulan 4 mencapai 84%. Secara umum angka konversi ini telah mencapai target
80%.

1.4. Angka kesembuhan pengobatan (CR=Cure Rate) dan angka keberhasilan


pengobatan (SR=Success Rate)

Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA
positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB paru BTA
positif yang tercatat. Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%. Angka kesembuhan
digunakan untuk mengetahui hasil pengobatan. Walaupun angka kesembuhan telah mencapai
85%, hasil pengobatan lainnya tetap perlu diperhatikan, yaitu berapa pasien dengan hasil
pengobatan lengkap, meninggal, gagal, default, dan pindah.

• Angka default tidak boleh lebih dari 5%, karena akan menghasilkan proporsi pasien
pengobatan ulang yang tinggi di masa yang akan datang yang disebabkan karena
penanggulangan Tuberkulosis yang tidak efektif.
• Peningkatan kualitas penanggulangan TB akan menurunkan proporsi kasus pengobatan
ulang antara 10-20 % dalam beberapa tahun.
Sedangkan angka pengobatan gagal untuk pasien baru BTA positif tidak boleh lebih dari 2%
untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh lebih besar dari 10%
untuk daerah yang sudah ada masalah resistensi obat.

Angka keberhasilan pengobatan menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA positif
yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) di ,antara
pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Dengan demikian, angka ini merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Angka ini berguna
untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien
pada wilayah tersebut. Angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan tahun 2015
merupakan hasil pengobatan pasien yang ditemukan pada tahun 2014.

100

50
Angka Kesembuhan

0 Pengobatan Lengkap
2015
Angka Kesembuhan 33 Success Rate

Pengobatan Lengkap 48
Success Rate 8600%

Grafik 1.14 Cure Rate dan Success Rate di Kec. Johar BaruTahun 2015

Success Rate untuk pasien TB paru BTA (+) kasus baru cukup baik. Berdasarkan grafik 1.14,
angka kesembuhan (cure rate) pengobatan kasus baru TB Paru BTA positif tahun 2015
menunjukan mencapai 68,75%.

Grafik 1.15 Hasil Pengobatan BTA Positif di Kec. Johar BaruTahun 2015

50
45
40
35
30
25
20 Sembuh

15 Pengobatan Lngkap

10 Default

5 Gagal

0 Pindah
Sembuh 33 Meninggal
Pengobatan Lngkap 48
Default 9
Gagal 1
Pindah 2
Meninggal 1
Berdasarkan grafik 1.15, hasil pengobatan pasien TB Paru BTA Positif tahun 2015
menunjukkan bahwa 30% sembuh, 45% pengobatan lengkap, 1% default, 1% gagal, 2%
pindah, 1% meninggal dan sekitar 20% belum dievaluasi.

1.5. Kolaborasi TB HIV

2015
TOTAL
No Variabel
2011
TW.1 TW.2 TW.3 TW.4

1 Jumlah pasien TB yang tercatat 24 27 22 34 107

1.1 Jumlah pasien TB yang tercatat dan HIV positif 1 1


sebelum pengobatan TB

Data konseling dan tes HIV pada pasien TB yang belum periksa HIV

2 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan 27 22 34 107


tersebut dan ditawarkan/dianjurkan HIV
(PITC/VCT) selama pengobatan TB 24

3 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan 1 1


tersebut dan dilakukan konseling HIV selama
masa pengobatan TB

4 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan 1 1


tersebut dan dilakukan tes HIV selama masa
pengobatan TB

5 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan 1 1


tersebut yang hasil tes HIV tercatat selama
pengobatan TB

6 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan 1 1


tersebut dengan hasil tes HIV Positif selama
pengobatan TB

Data Koinfeksi TB HIV pada pasien TB

7 Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV 1 1

8 Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV yang 1


mendapatkan ART

9 Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV yang 1


menerima PPK

Kolaborasi TB HIV di Kec. Johar Baru belum berjalan maksimal, karena untuk pelayanan
PDP belum ada. Jadi hanya sebatas skrinnig dan konsultasi HIV.
1.6. Programmatic Management of Drug Resistance ( PMDT )

Tabel 1.11 Data Suspek TB MDR / PMDT Kec. Johar BaruTahun 2015

Hasil Pemeriksaan yang Positif


SUSPEK MDR
Resisten OAT
No Kriteria Suspek MDR

2015 2015

Gagal Pengobatan Kat.2 0


1
(Kronik)

Tidak Konversi 0
2
Pengobatan Kat.2

Pernah mendapat 0
3 pengobatan TB NON
DOTS / OAT Lini kedua

4 Gagal Pengobatan Kat.1 1

Tidak Konversi setelah 0


5
mendapat sisipan Kat.1

6 Pasien Kambuh 13

7 Pasien Putus berobat 9

Suspek TB yang kontak 0


8
dengan pasien TB MDR

9 Pasien TB HIV 1

Tabel 1.12 Data Pasien TB MDR / PMDT yang melanjutkan pengobatan Di Puskesmas
Kec. Johar BaruTahun 2015

Hasil Pengobatan
Jumlah
THN
Pasien MASIH
SEMBUH LENGKAP DEFAULT GAGAL MENINGGAL
PENGOBATAN

2015 4 1 0 1 0 0 2

Tabel 1.13 Data Asal Domisili Pasien TB MDR / PMDT yang melanjutkan pengobatan
Di Puskesmas Kec. Johar BaruTahun 2015
ASAL DOMISILI PASIEN

Jumlah
THN LUAR
Pasien KECAMATAN LUAR
KABUPATEN LUAR DKI
SENDIRI KECAMATAN
/ KOTA

2015 4 4 0 0 0

1.7. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB (PPI) TB

No Komponen Ya Tidak
1 Ada tim PPI TB di fasyankes √
2 Fasyankesmemilikipedomanuntuk PPI fasyankes √
3 Ada SOP untuk triage untukpasienbatuk, hasil BTA positif, √
induksisptum, tindakanatauprosedurrisikotinggi
4 Ada kebijakanuntukpemeriksaanberkalapetugaskesehatan √
5 Ada rencanapelatihanpetugaskesehatanmengenai PPI √
6 Ada sistemventilasi yang memenuhistandar √
7 Alatpelindungdiri yang sesuai, tersediadanmencukupi √
8 Tim PPI TB mengadakanpertemuanberkala √
9 Fasyankesmendesiminiasikanpedomanpadapetugaskesehatan √
10 Jumlahpetugaskesehatan yang mendapatpelatihan PPI TB √
11 Dilakukanpenilaianpelaksanaan PPI TB √
12 Petugasmenggunakan APD yang sesuai √
13 Prevalensipetugaskesehatan yang didiagnosis TB √

Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Kec. Johar Baru sudah
dijalankan, tetapi belum optimal. Tim PPI langsung dipegang oleh Ka.Sie Penyakit Menular
PKM Kec. Johar Baru

- Ruangan Unit DOTS cukup memenuhi standar, dimana ventilasi ruangan tersebut
cukup baik, ada jendela yang terbuka, pencahayaan sangat baik, terpapar matahari
dan sirkulasi udara mengalir.
- Promosi etika batuk telah ada dengan dipasang, berupa spanduk besar di dinding
loket pendaftaran sehingga mudah terbaca oleh setiap pengunjung.
- Tempat Pembuangan sampah di area lingkungan puskesmas ada 2, sampah
organik dan non organik, sedangkan di ruangan poliklinik dan ruang tindakan di
tambah dengan TPS untuk sampah medik.
- Petugas saat bertugas di Unit DOTS menggunakan masker, dan bila ada pasien
yang akan di suntik petugas menngunakan handscoen.
- Laboratorium ukurannya cukup besar, sirkulasi baik, pencahayaan baik, tetapi
ruangan ber-AC.
- Ruang tempat pengambilan sputum tidak ada, sehingga pasien mengeluarkan
dahak di toilet.
Secara umum PPI di Puskesmas Kecamatan Johar Baru cukup baik, tetapi yang harus
menjadi perhatian untuk men-segerakan penyediaan ruang tempat pengambilan sputum.

1.8. Manajemen Logistik

KATEGORI
KATEGORI 1 KATEGORI 2 SISIPAN
ANAK
N
URAIAN Tgl Tgl
O Jumla Jumla Jumla Tgl Jumla Tgl
Daluars Daluars
h h h Daluarsa h Daluarsa
a a

1 Stok pada 150 Agust 15 Agust 0 0 40 Nov


hari pertama 17 18 2016
triwulan
(Stok Awal)

2 Jumlah 150 Agust 15 Agust 0 0 40 Nov


diterima 17 18 2016
dalam
triwulan

3 Jumlah 90 Agust 10 Agust 0 0 32 Nov


dipakai/ 17 18 2016
dikirim ke
FASYANKE
S (dalam
triwulan)

4 Stok pada 60 Agust 5 Agust 0 0 8 Nov


hari terakhir 17 18 2016
triwulan
(Stok akhir)

2. Pemberantasan penyakit Kusta


Penyakit kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium Leprae, yang terutama menyerang saraf tepi dan aeluruh Organ tubuh
kecuali SSP.
Kegiatan program pemberantasan penyakit kusta meliputi penemuan kasus dini,
diagnose dan klasifikasi, pengobatan, pembinaan pengobatan, pencegahan cacat dan
perawatan dini, pencatatan dan pelaporan, penyuluhan kesehatan dan penggerakkan
peran serta dan manajemen logistik.
Jumlah penderita kusta di wilayah kecamatan Johar Baru tahun 2015 sebanyak 6
orang. Terdiri dari 4 laki laki dan 2 perempuan. Kasus baru 2 orang, Pindahan 3 orang
dan kasus ulangan 1 orang. Pasien tipe PB 1 orang dan % orang tipe MB.

3. Pemberantasan penyakit Diare


Penyakit diare masih merupakan penyakit potensial KLB, bila ada bencana banjir atau
air PAM mati dalam waktu yang relatif lama.
Kunjungan penderita di unit-unit pelayanan kesehatan masih tetap tinggi maka perlu
pemantauan harian, pelaporan mingguan (W2) dalam rangka antisipasi terjadinya
KLB. Tujuan program P2 diare adalah menurunkan angka kematian akibat diare,
tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat rumah
tangga.
Indikator kinerja P2 diare adalah angka kesakitan < 5%. Tahun 2015 berdasarkan
laporan STP dan LB1 Puskesmas jumlah kasus diare di Kecamatan Johar baru ------

4. ISPA/Pneumonia
ISPA atau infeksi saluan Pernafasan Akut ini merupakan kasus terbanyak kunjungan
pasien ke Puskesmas. Tujuan program pemberantasan penyakit ISPA adalah
penemuan Pneumonia pada balita, tatalaksana Pneumonia dan menurunkan angka
kematian Pneumonia Balita. Indikator kinerja P2 ISPA adalah angka kesakitan
pneumonia balita----
Kegiatan yang dilaksanakan pada program pemberantasan penyakit ISPA/pneumonia
adalah Pengolahan data ISPA/Pneumonia serta penyerbaluasan informasi penyakit
pneumonia melalui leaflet.
Pada tahun 2015 kasus Pneumonia di kecamatan Johar baru---- dengan jumlah
penderita pneumonia balita----

5. Pemberantasan penyakit HIV/AIDS


Untuk memberantas penyakit HIV/AIDS Puskesmas Kecamatan Johar Baru selalu
memberikan penyuluhan kepada warga yang memiliki resiko tinggi terutama para
peserta klinik metadon. Kepada masyarakat umum juga dilakukan pemberian
informasi melalui penyuluhan, poster maupu leaflet.
Tabel 1.14. jumlah kasus baru HIV/AIDS di wilayah kecamatan Johar baru
tahun 2015
HIV AIDS IMS
Puskesmas
Kec.JOharbaru 29 0 3
JB II 0 0 0
JB III 0 0 0
Kprawa 2 1 1
Galur 2 0 1
Tanah tinggi 2 2 1
Jumlah 35 3 6

Bertambahnya jumlah penderita HIV/AIDS di Kecamatan Johar Baru disebabkan :


 Seringnya penyuluhan yang dilakukan kepada masyarakat terutama resiko
tinggi mengenai penyakit HIV/AIDS
 Meningkatnya golongan resiko tinggi yang bersedia diperiksa HIV/AIDS
 Skrinning massal atau mobile VCT yang dilakukan oleh Puskesmas Johar
Baru kepada masyarakat yang dianggap memiliki resiko tinggi tertular
HIV/AIDS termasuk tenaga kesehatan
 Ibu hamil wajib untuk dilakukan rapid test HIV/AIDS

Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)

a. Demam Berdarah Dengue


Pemberantasan penyakit DBD di Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat difokuskan
pada:
 Kewaspadaan dini terhadap DBD dengan melaksanakan surveilans untuk
mencegah dan memberantas agar tidak terjadi KLB/Wabah
 Pemberantasan terhadap nyamuk dilakukan baik terhadap nyamuk dewasa
atau jentik

Pemberantasan penyakit DBD dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut :

 Penemuan, pelacakan dan pelaporan kasus penderita DBD dilakukan oleh


petugas Puskesmas. Unit pelayanan kesehatan yang menemukan penderita
DBD harus segera melaporkan ke Puskesmas setempat. Apabila ada penderita
DBD di rawat di Rumah sakit , maka pihak Rumah Sakit segera
menyampaikan laporan melalui fax ke dinas kesehatan. Setelah laporan
diterima dalam jangka waktu 24 jam, Dinas Kesehatan akan memberitahukan
Puskesmas agar segera melaksanakan penyelidikan epidemiologi di Rumah
dan lingkungan penderita.
 Penanggulangan fokus bertujuan untuk membatasi penyebaran penyakit DBD
dengan cara :
1. Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Semua kasus DBD ditindaklanjuti dengan Penyelidikan Epidemiologi
(PE), yaitu kunjungan rumah pada penderita dan rumah sekitarnya dalam
radius 200 meter, serta di sekolah jika kasus DBD adalah anak sekolah.

2. Fooging Fokus
Fogging fokus harus didahului dengan tindakan penyuluhan, PSN (3M)
dan abatisasi selektif, penyemprotan insektisida dilakukan jika ditemukan
pemeriksaan Epidemiologi (+) positif. Penyemprotan dilakukan 2 (Dua)
siklus dengan interval 1 (satu) minggu.
3. Pemberantasan vektor intensif pada kelurahan endemis dengan cara :
 Fogging Fokus : hanya dilakukan bila hasil PE (+) positif.
 Abatisasi selektif, dilaksanakan di kelurahan endemis, terutama di
sekolah, tempat-tempat umum, semua tempat penampungan air, di
rumah dan bangunan yang ditemukan jentik Aedes Aegypti
ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis 1 (satu) sendok makan
peres (10 gr) Abate untuk 100 liter air.

 Gerakan PSN DBD


Dilaksanakan dengan kegiatan 3M oleh kader jumantik dan masyarakat setiap
minggu sekali.
 Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dalam program DBD ditujukan agar masyarakat
melaksanakan usaha pencegahan dan membantu pemberantasan penyakit
DBD :
1. Melaksanakan pembersihan sarang nyamuk (PSN)
2. Berobat sedini mungkin ke Puskesmas/dokter bila ada tanda-tanda
penyakit DBD
3. Mengikuti petunjuk petugas pelaksana pengasapan/abatisasi

Table 1.15.DATA KASUS DBD PERKELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS


KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015
N KELURA BULAN JUML
O HAN JA FE MA AP M JU JU AG SE OK NO DE AH
N B R R EI N L S P T V S
1. KEL.JOH 1 - 6 5 2 - 1 - - - - - 15
AR BARU
2. KEL. KP - 2 2 - - - - - - - 1 - 5
RAWA
3. KEL.GAL 1 - - - - - - - - - - - 1
UR
4. KEL. TNH - 1 1 2 1 1 1 - 2 - - - 9
TINGGI
TOTAL 2 3 9 7 3 1 2 - 2 - 1 - 30

Grafik 1.16.DATA KASUS DBD PERKELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS


KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015

4 Johar Baru
kp rawa
3 Galur
Tnh tinggi
2

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

Table 1.16.DATA KASUS DBD PER RW/KELURAHAN WILAYAH


PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015
N PUSKESM WILAYAH RW JUMLA
O AS I I II I V V VI VII I X X XI XII XI H
I I V I I I X I I I V
1 KEL.JOHA - 1 5 - 3 3 - 1 1 - 1 - - - 15
R BARU
2 KEL.KP - 1 1 - 1 1 1 - - - - - - - 5
RAWA
3 KEL.GALU - - - - - 1 - - - - - - - - 1
R
4 KEL. TNH - 1 - - 1 - - 2 - - - 1 2 - 9
TINGGI
TOTAL - 3 6 - 5 5 1 3 1 - 1 1 2 - 30

Table 1.17DATA KASUS DBD MENURUT GOLONGAN UMUR WILAYAH


PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015
NO BULAN GOLONGAN UMUR JUMLAH
0- 8- 1bln- 1- 5- 10- 15- 20- 45- 55- 60- >70
7hr 28 1th 4th 9th 14 19 44 54 59 69 th
hr th th th th th th
1 JAN - - - 1 1 - - - - - - - 2
2 FEB - - -- - - 1 - 1 - - - - 2
3 MAR - - - 1 2 1 1 3 - 1 - - 9
4 APR - - - - 2 2 1 2 - - - - 7
5 MEI - - - - - 2 1 1 - - - - 4
6 JUNI - - - 1 - - - - - - - - 1
7 JULI - - - - 1 - - 1 - - - - 2
8 AGST - - - - - - - - - - - - -
9 SEPT - - - 1 - - - 1 - - - - 2
10 OKT - - - - - - - - - - - - -
11 NOV - - - - - - - 1 - - - - 1
12 DES - - - - - - - - - - - - -
TOTAL - - - 4 6 6 3 10 - 1 - - 30

Tabel 1.18. Data hasil PE DBD per kelurahanPuskesmasKecamatanJOharBarutahun


2015
Jumlah Jumlah
SudahDilakukan PE
Belumada Fogging Fogging
No KELURAHAN Total
Tidakada PE PE Bukan PE
TidakDitemukan Siklus 1 Siklus 2
data (-)(+) DBD

1 Galur 0 1 0 1 9 0 11 1 1

2 Tanah Tinggi 0 3 6 1 6 0 16 3 3

3 KampungRawa 0 4 1 3 15 0 23 4 4

4 JoharBaru 0 10 5 1 21 0 37 10 10

TOTAL 0 18 12 6 51 0 87 18 18

Dari data di atastampakbahwaseluruhhasil PE positif (+) ditindaklanjutidengan


fogging.Selainitudapatdiketahuibeberapakelurahan yang rawan DBD
yaitukelurahankampungrawadanJoharbaru,
sehinggadapatlebihditingkatkanlagikegiatanpreventif DBD disana.

b. Pemberantasan Penyakit Chikungunya


Chikungunya merupakan demam yang disebabkan oleh virus Genus Alphavirus dan
Famili Togavirida. Chikungunya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti/Aedes Albopictus. Penyakit chikungunya dapat sembuh dengan sendirinya
(Self Limited Diseasse), Penyakit chikungunya tidak menyebabkan kematian pada
penderitanya.
Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Chikungunya di tahun 2015. Hal ini
mungkin disebabkan oleh peningkatan program pencegahan dan pemberantasan
penyakit DBD, dimana penyakit Chikungunya juga ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti/Aedes Albopictus.
c. Pemberantasan Penyakit Leptospirosis
Kelompok penyakit zoonis yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Bintang
reservoarnya terutama tikus besar (ichterohemorrhagie). Cara penularan melalui
kontak pada kulit, khususnya apabila terluka atau selaput lendir dengan air, tanah bsah
atau tanaman yang terinfeksi urin tikus. Masa inkubasinya biasanya 10 hari rentang 4-
19 hari.
Ciri-ciri umumnya adalah demam dengan serangan tiba-tiba, sakit kepala, menggigil,
mialgia berat (betis dan kaki) dan merah pada konjungtiva. Penyakit ini biasanya
meningkat pada saat musim banjir, upaya pencegahan yang dilakukan adalah
memberikan penyuluhan dan diisolasi.
Di Kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Leptospirosis pada tahun 2015.

d. Pemberantasan penyakit Rabies


Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf yang
disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies,
terutama anjing, kucing dan kera.
Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Rabies pada tahun 2015.
e. Pemberantasan penyakit Filariasis
Penyakit kaki gajah (limfatik Filariasis atau elphantiasis) ialah penyakit menular
menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria pada kelenjar/saluran getah
bening, udem dan gejala klinik kronis berupa elephantiasis,hidrokel. Penyakit ini
ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk genus Colex, Anopheles, dan Mansonia.
Elephantiasis pada tungkai (kaki gajah) merupakan gejala klinik yang paling jelas
dan dapat dipakai sebagai petunjuk adanya penularan filiriasis.
Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus filariasis tahun 2015.
f. Pemberantasan penyakit Malaria
Tahapan pemberantasan penyakit malaria ;
1. Pemberantasan jentik dan tempat perindukannya
2. Pemberantasan nyamuk dewasa dengan insektisida
3. Pemberantasan melalui pemberantasan vector, surveilans, penanggulangan fokus
serta peran serta masyarakat.

Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus malaria di Kecamatan Johar Baru.

a. Pencegahan penyakit dengan Imunisasi


a. Peningkatan cakupan imunisasi dalam upaya pencapaian UCI
Sesuai komitmen global bahwa Indonesia bertekad tercapainya Eradikasi Polio,
Reduksi Campak dan Eliminasi Tetanus Neonatarum.
Kegiatan PWS Imunisasi bertujuan untuk tercapainya keluraha UCI ( Universal Child
Imunization) merata di seluruh kelurahan dalam rangka mewujudkan Eradikasi Polio,
Reduksi Campak dan Eliminasi Tetanus Neonatarum.
Dengan PWS dapat menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan, sehingga hasil
imunisasi dapat diperbaiki dan akhirnya secara kumulatif dapat mencapai target.
Target cakupan imunisasi:
BCG :100%
DPT-Combo 3 :90%
Polio 4 :90%
Campak :90%
Target UCI :85%
Table 1.19.
Target/sasaranpeningkatancakupanImunisasidalamupayapencapaian UCItahun
2015
N Kelurahan Bayibarulahir Surviving Infant Batita
o L P Jumla L P Jumla L P Jumla
h h h
1 JoharBaru 357 363 720 30 31 614 487 436 923
4 0
2 KampungRaw 189 192 381 16 16 324 441 351 792
a 0 4
3 Galur 168 172 340 14 14 291 321 261 582
3 8
4 Tanah tinggi 354 359 713 30 30 609 721 600 1321
1 8
Jumlah 106 108 2154 90 93 1838 197 164 3618
8 6 8 0 0 8

Tabel 1.20 Data JumlahImunisasi HBO dan BCG


Kelurahan Target Hb 0 BCG
Jumlah % Jumlah %
Joharbaru 720 653 90,7 655 91
Kprawa 381 361 94,8 367 96,3
Galur 340 261 76,8 331 97,4
Tanah tinggi 713 548 81,9 666 93,4
Jumlah 2154 1859 86,3 2019 93,7

Tabel 1.21 Data JumlahImunisasi DPT-HB3, POLIO 4 DAN CAMPAK


Kelurahan Target DPT-HB3 Polio 4 campak
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Joharbaru 720 593 96,6 597 97,2 585 95,3
Kprawa 381 314 96,9 312 96,3 286 88,3
Galur 340 264 90,7 258 88,7 255 87,6
Tanah 713 505 82,9 506 83,1 542 89
tinggi
Jumlah 2154 1676 91,2 1673 91 1668 90,8

CakupanImunisasi di kecamatanJoharBarupadatahun 2016 adalah BCG: 93,7%, DPT-


HB3: 91,2%, Polio4 :91%. Kesimpulanimunisasi BCG belummencapai UCI
sedangkanimunisasi DPT-HB3 dan polio4 sudahmencapai UCI di
puskesmaskecamatanJOharbaru.
b. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT, Td
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT,TD di Kecamatan Johar Baru dengan
sasaran kelas 1 dan kelas 3 dengan pemberian imunisasi DT terhadap seluruh murid
SD/MIkelas 1 danpemberianimunisasi Td terhadapmuridkelas 2 dan 3. BIAS
DT,Tdbertujuanuntukmemberikankekebalankepadamurid SD/MI
terhadappenyakitDiphteridan Tetanus sertaimplementasi T5
dosissesuaidenganrekomendasi WHO.
Padatahun 2015 BIAS DT-Td dilaksanakanpadabulanoktober di 38 SD dan 2 MI
dengansasaranmuridkelas 1 sebanyak 1504 orang, kelas 2 sebanyak 1624 orang
dankelas 3 sebanyak 1719 orang denganhasil yang diimunisasipadakelas 1
sebanyak1372 orang (91%), kelas 2 sebanyak 1503 orang (93%), dankelas 3 sebanyak
1582 orang (92%).

Table 1.22. Data jumlahimunisasi Bias DT-Td Di wilayahKecamatanJoharbarutahun


2015
c. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak
BIAS Campak bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada murid SD/MI terhadap
penyakit campak dengan sasaran murid kelas 1.
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak di kecamatan Johar Baru tahun 2015
dilaksanakan padabulanmei di 38 SD dan 2 MI denganjumlahsasaran 1928 anak
(98%).
Table 1.22.Hasil BIAS Campak di wilayahPuskesmaskecamatanJoharbarutahun
2015
No Puskesmas JumlahMurid Hasilcakupan
SD MI SD % MI %
1 Kec.JoharBaru 645 - 627 97,21 - -
2 JoharBaru I 193 90 186 96,37 84 93,33
3 JoharBaru II 189 - 182 96,30 - -
4 JOharbaru III 339 - 334 98,53 - -
5 Tanah tinggi 143 34 140 97,90 32 94,12
6 Galur 237 - 226 95,36 - -
7 Kprawa 58 - 57 98,28 - -
Jumlah total 1804 124 1752 97,1 116 93,5

d. Imunisasi TT-WUS dalam rangka Implementasi T.5 dosis


Imunisasi TT-WUS yaitu pemberian imunisasi terhadap wanita usia subur dalam
rangka implementasi T5 dosis unutk mencapai eliminasi Tetanus Neonatarum pada
tahun 2015.
JumlahsasaranBumil yang diimunisasisebanyak 2771 orang dan WUS yang
tidakhamilsasarannyasebanyak 27.577 orang. Pencapaiantertinggi di
PuskesmasKelurahantanahtinggi dan terendah di PuskesmasKelurahanGalur. Secara
keseluruhan hasil TT WUS di kecamatan Johar Baru masih rendah dan perlu
dipikirkan cara atau strategi untuk bisa mencapai target di tahun yang akan datang.

Tabel 1.23 HasilImunisasi TT di Wilayah


PuskesmasKecamatanJOharbarutahun 2015
Keluraha Cakupan BUMIL (%) Cakupan WUS tdkhamil TT2
n +
Bumi
l
Sasara TT1 TT2 TT TT TT Sasara TT TT TT TT TT
n 3 4 5 n 1 2 3 4 5
JB 36. 32.
33.7
792 7 7 1.0 0.0 0.0 7789 0.9 0.3 3.6 4.1 3.7
Kprawa 49. 42.
42.7
607 6 3 0.3 0.0 0.0 6229 0.2 0.8 3.4 2.9 3.2
Galur 13. 13.
17.5
584 9 7 3.8 0.0 0.0 6163 0.2 0.1 3.5 2.7 2.4
Tnhtingg 39. 42.
52.3
i 788 8 9 9.4 0.0 0.0 7396 2.1 1.1 5.8 5.2 4.6
Total 2771 35,6 33,7 3,8 0 0 27577 0,9 0,6 4,1 3,8 3,5 37,5

e. Pengelolaan Vaksin dan Cold Chain


Pengelolaan rantai vaksin adalah pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk
menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang ditetapkan. Tujuan umum dari
mengelola vaksin yaitu meningkatkan kualitas program imunisasi melalui penerapan
pengelolaan vaksin dan rantai vaksin yang memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Tujuan khususnya yaitu sebagai acuan bagi petugas pengelola program imunisasi
dalam melaksanakan pemantauan serta pengawasan terhadap seluruh proses
pengelolaan vaksin, mulai dari perencanaan, penerimaan, pendistribusian,
penyimpanan dan penggunaan vaksin.
f. Pengumpulan dan pengolahan data hasil cakupan imunisasi
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka evaluasi cakupan imunisasi. Data yang
diperoleh bersumber dari semua unit pelayanan Puskesmas, rumah sakit pelapor,
praktek bidan, praktek dokter.
g. Pemberian imunisasi tambahan campak dan polio (kampanye imunisasi campak dan
polio

Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah.
Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak, sebelum imunisasi campak
dan polio dipergunakan secara luas didunia banyak anak terinfeksi campak dan polio.
Program imunisasi campak, kampanye imunisasi campak dan polio adalah pergerakan
kelompok sasaran imunisasi untuk mendapatkan imunisasi campak dan polio tambahan
(tanpa memandang status imunisasi) yang dilakukan atas dasar ditemukannya permasalahan
dari hasil pemantauan dan evaluasi.

Tujuan:
Umum
Tercapainya target reduksi campak dan eradikasi polio
Khusus
1. Untuk menghilangkan kelompok rawan campak di daerah resiko tinggi
2. Menurunkan kematian Campak sebesar 90%
3. Menjangkau anak aayang belum mendapatkan imunisasi polio dan campak pada
pelayanan rutin
4. Memastikan tingkat imunitas di populasi cukup tinggi dengan cakupan >95%
5. Memastikan cakupan imunisasi polio tambahan yang tinggi (minimal 95%

Anda mungkin juga menyukai