Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DAN PENDIDIKAN KARAKTER

TERHADAP SIKAP TOLERANSI SISWA


SMA PANCASILA SUNGAI KAKAP

Iwan Ramadhan, Izhar Salim, Supriadi.


Pogram Studi Magister Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak
Email : iwanramadhan10@gmail.com

Abstract
This research entitled "The Effect of Multicultural Education and Character Education on
Student Tolerance at SMA Pancasila Sungai Kakap". The method used is quantitative, data
collection techniques with questionnaires, the number of 86 samples using random sampling.
Testing data analysis using validity test, reliability, classical assumption test and multiple linear
regression test. The statistical results show that the value of t arithmetic <t table (0.289
<1.671), then Ha rejected. So concluded multicultural education (X1) in partial no significant
effect on the attitude of tolerance. On the character education variable (X2) Because the value
of t arithmetic> t table (7,882> 1,671), then Ha received. So concluded Character education
(X2) partially significant effect on the attitude of tolerance. The result of Fcount in column F
that is 30,763 look for F value table according to statistical calculation with df2 (n-k-1) or 86-
2-1 = 83, with significance 0,05 hence known value F table is 3,29. Because the value of F
arithmetic is 30.763 and 62.121, F table is 3.29 then the value of F arithmetic> F table. Thus
Ho is rejected, which means that multicultural education and character education
simultaneously have a significant effect on tolerance.

Keywords: Multicultural Education, Character Education and Tolerance

Keragaman dan kemajumukan suku, intelektual, dan pengembangan sikap-sikap


budaya, etnik, dan perbedaan lainnya yang toleran (Hatimah, 2008:71). Begitu juga
terdapat di Indonesia merupakan suatu hal yang sebaliknya, apabila dalam masyarakat multikultur
sulit untuk ditemukan di daerah manapun, mindset masyarakatnya masih terkooptasi oleh
berbagai macam bahasa, suku, agama tradisi sifat prasangka, kebencian, dan kecurigaan
kepercayaan, budaya, adat istiadat, tingkat (mutual consciousness) terhadap kelompok lain
ekonomi, dan tatanan sosial yang berbeda-beda. yang berbeda (the others) maka ikatan-ikatan
Dengan padangan tersebut kondisi ini social (social bond) yang telah terbangun kuat
menunjukkan sangat beragama budaya yang akan runtuh dan dapat mengarah pada konflik
dimiliki bangsa ini. primordialistik.
Kebhinneka Tunggal Ika pada Akhir-akhir ini menguatnya gejala sosial
kenyataannya merupakan warisan tradisi tentang anti-keberagaman dan intoleransi telah
harmonisasi dan toleransi antar kepentingan- menggugah keprihatinan kita sebagai anak
kepentingan tertentu, oleh sebab itu pendidikan bangsa. Perilaku masyarakat yang menunjukkan
juga menjadi suatu jalan untuk mewujudkannya, sentimen etnis, agama dan budaya tertentu sering
sebab melalui pendidikan khususnya sekolah hadir dalam kehidupan kita dan menjadi ancaman
sejak dini, harmoniasi dan toleransi akan mudah serius terhadap aggregasi bangsa. Sering kita
diserap oleh peserta didik. saksikan kekerasan dan tawuran antar pelajar,
Dalam realitasnya, masyarakat sentimen mayoritas-minoritas, tindakan bullying
multikultural ibarat pisau bermata dua. Ia akan terhadap sesama yang berbau primordialistik
menjadi kekuatan (modal sosial) sekaligus merupakan sederet contoh gejala sosial anti-
ancaman yang dapat merusak aggregasi bangsa. keberagaman yang jamak terjadi pada masyarakat
Apabila keragaman ini di rawat dan dijaga dengan kita. Perilaku sosial masyarakat seperti ini
baik maka akan menjadi rahmat yang dapat mengingkari fitrah sebagai bangsa yang
mendorong kreativitas bangsa, pemerkayaan berasaskan Bhinneka Tunggal Ika.
Gejala anti keberagaman dan intoleransi Berdasarkan pemahaman pendidikan di atas
juga telah merasuk dalam praksis pendidikan baik secara tidak langsung ternyata ada kaitannya
pada ranah kebijakan maupun ranah tindakan. dengan pendidikan multikultural dan pendidikan
Sering kita dengar dan saksikan sikap intoleransi karakter dari siswa yaitu “memiliki kekuatan
ditunjukkan oleh siswa seperti tidak mau spiritual keagamaan yang lebih kepada pendidikan
mengucapkan selamat hari raya kepada temannya multikultural sementara pengendalian diri,
yang berbeda agama, membentuk eksklusivitas kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia mengacu
kelompok-kelompok berdasarkan kategori sosial pada pendidikan karakter yang terdapat pada
berdasarkan etnis, budaya dan agama tertentu siswa.
merupakan sederat gejala anti keragaman dan SMA Pancasila merupakan sekolah swasta yang
intoleransi yang dapat mengusik persatuan. bernaung di Dinas Pendidikan Provinsi
Bahkan ada sekolah dimana siswanya dari agama Kalimantan Barat, siswa yang ada di SMA
tertentu tidak boleh merayakan hari besar agama Pancasila merupakan siswa yang berbagai agama,
di lingkungan sekolah. hal ini menginginkan tingkat solidaritas mengenai
Gejala anti keberagaman dan intoleransi keagamaan juga sangat kuat, namun pada
tersebut tidak dapat dibenarkan. Sebagai seorang kenyataan sedikit banyak masih ada siswa
pendidik gejala anti keberagaman dan intoleransi bermasalah baik berkelahi, mengejek, terjadi
ini perlu diantisipasi dan direspon melalui praksis pengelompokan, dan suku yang berbeda. Berikut
pembelajaran di kelas. Di lingkungan sekolah, disajikan data berdasarkan agama di SMA
sikap toleransi dan kebersamaan harus menjadi Pancasila Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
pilar penting. Sekolah sebagai salah satu bentuk Menurut Sumani (dalam Nugraha,
sistem sosial yang terdiri dari berbagai elemen 2012:23), pengertian Toleransi Sikap toleransi dan
masyarakat dengan latar belakang berbeda: cinta damai adalah “Penanaman kebiasaan
ekonomi, keluarga, agama, budaya bahkan minat bersabar, tenggang rasa, dan menahan emosi serta
dan prestasi. Dengan perbedaan ini tidak mustahil keinginan. Toleransi diartikan sebagai suatu
dalam masyarakat sekolah akan terjadi benturan kualitas sikap membiarkan adanya pendapat,
kepentingan yang mengarah kepada sentimen keyakinan, adat-istiadat, dan perilaku orang lain
ideologis dan eksklusivitas kelompok. Oleh sebab yang berbeda dengan dirinya”. Sikap toleransi
itu perlu ada upaya-upaya secara sengaja dan dalam penelitian ini adalah penegasan terhadap
kontinyu yang diarahkan untuk menyebarkan makna toleransi dalam kehidupan di sekolah
nilai-nilai toleransi di lingkungan sekolah. sebagai salah satu bentuk dari suatu sistem sosial
Pada kenyataannya implementasi menjadi penting adanya, sebab jangan sampai
keberagaman budaya, etnik, tradisi dan adat- terjadi penolakan terhadap nilai-nilai toleransi
istiadat dimasa sekarang ini ditunjukan untuk hanya dikarenakan siswa merasa cemas dan
persatuan bangsa namun lebih menumbuhkan khawatir bahwa dengan toleransi itu menjadi
eksklusifisme dan kecemburuan sosial dan bentuk perendahan diri, toleransi sesungguhnya
akhirnya dapat menjadi proses awal pertikaian berkembang dalam kerangka adanya
SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) keberagaman, utamanya adalah keberagaman
melalui sosial media dan belum tentu faktanya SARA.
sehingga pemerintah sudah mensosialisasi hari To guide educators’ integration of
“hoak”, tak menutup kemungkinan pula peserta multicultural programs into their classrooms, the
didik juga terpengaruh terutama siswa SMA. following discussions detail Banks’ (1994b,
Pendidikan memiliki peranan penting dalam 1995b, 1996e, 2004) series of dimensions that
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. build towards transformative and social
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem reconstructionist approaches to multiculturalism.
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha These dimensions include content integration,
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana equity pedagogy, knowledge construction and
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik transformation, empowering school culture and
secara aktif mengembangkan potensi dirinya social structure, and prejudice reduction. Content
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, integration deals with the way information about
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, diverse groups that addresses a complex
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan understanding of culture is integrated into the
oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. curriculum. Equity pedagogy refers to how
teachers modify teaching tactics and strategies to
address individual students’ learning styles. kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
Knowledge construction and transformation nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha
emphasizes the promotion of critical thinking in Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
order to help students to recognize that knowledge kebangsaan sehingga menjadi manusia insan
is socially constructed and influenced by a kamil”. Pendidikan Karakter yang dimaksud
source’s frames of reference. Empowering school dalam penelitian ini adalah pendidikan yang
culture and social structure addresses memberikan motivasi untuk selalu berbuat baik,
components of the school structure and system, terutama dalam sikap lebih menghormati dan
and encourages students to take social action menghargai perbedaan dari budaya, suku, ras
based on knowledge from transformational agama karena semua adalah sama dan sebagai
reflections related to issues of oppression. Lastly, salah satu tujuan untuk mempersatukan bangsa.
prejudice reduction relates to the ability of
instruction to decrease a tendency to stereotype METODE PENELITIAN
and to increase the students’ potential to see each Penelitian ini adalah termasuk penelitian
individual human being as a valuable contributing lapangan (Field Research) (Azwar, 2001:21)
member of society. James A. Banks (1993:3) artinya sebuah studi pelatihan yang mengambil
“Untuk memandu integrasi program data autentik secara obyektif atau stustudi
multikultural pendidik ke dalam ruang kelas lapangan. Pendekatan yang peneliti pergunakan
mereka, pembahasan berikut ini membahas adalah pendekatan kuantitatif yang lebih
serangkaian dimensi yang membangun menekankan analisinya pada data-data numerical
pendekatan transformatif transformatif dan sosial (angka) yang diolah dengan metode statistika.
terhadap multikulturalisme. Dimensi ini Peneliti dilakukan dalam rangka pengajuan
mencakup integrasi konten, pedagogi ekuitas, hipotesis dan menyadarkan kesimpulan hasilnya
konstruksi pengetahuan dan transformasi, pada suatu probabilitas kesalahan akan diperoleh
pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial, signifikan hubungan antara variabel yang sedang
dan pengurangan prasangka. Integrasi konten penulis teliti.
berkaitan dengan bagaimana informasi tentang Lokasi penelitian berada di Jalan. Raya Sui
beragam kelompok yang membahas pemahaman Kakap Desa Pal XI Kecamatan Sungai Kakap
budaya yang kompleks diintegrasikan ke dalam Kabupaten Kuburaya Provinsi Kalimantan Barat.
kurikulum. Pedagogi ekuitas mengacu pada Menurut Sugiyono (2009:118). Sampel
bagaimana guru memodifikasi taktik dan strategi adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang
pengajaran untuk mengatasi gaya belajar siswa dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk penelitian
individual. Pengetahuan konstruksi dan yang risikonya besar tentu saja jika sampelnya
transformasi menekankan promosi pemikiran besar, maka hasilnya akan lebih baik (Arikunto
kritis untuk membantu siswa mengenali bahwa 2006:134). Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel
pengetahuan dibangun dan dipengaruhi secara adalah sejumlah karakteristik individu yang
sosial oleh kerangka acuan sumber. dimiliki seluruh populasi. Dengan demikian akan
Pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial mudah untuk mengambil seberapa banyak yang
membahas komponen struktur dan sistem sekolah, akan diambil sebagai sampel.
dan mendorong siswa untuk mengambil tindakan
sosial berdasarkan pengetahuan dari refleksi Tabel 1 Distribusi Perhitungan Sampel
transformasi yang berkaitan dengan isu-isu Jumlah
penindasan. Terakhir, pengurangan prasangka Kelas Sampel
Siswa
berkaitan dengan kemampuan pengajaran untuk
X IPS 1 36 36/110 x 86 = 30
mengurangi kecenderungan stereotip dan untuk
meningkatkan potensi siswa untuk melihat setiap X IPS 2 34 34/110 x 86 = 28
individu manusia sebagai anggota masyarakat X IPS 3 34 34/110 x 86 = 28
yang memberi kontribusi berharga”. James A. Total 110 86
Banks (1993:3) Sumber: Data Olahan 2017
Menurut (Salahudin, 2011:46), berpendapat Dilihat dari tabel 1 di atas maka jumlah
bahwa, Pendidikan karakter “dimaknai dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
suatu sistem penanaman nilai nilai karakter adalah 86 responden yang menyebar mulai dari
kepada warga sekolah yang meliputi kelas X IPS 1, X IPS 2, dan X IPS 3. Teknik
komponen pengetahuan, kesadaran, atau
yang digunakan dalam penentuan sampel potensi dirinya dengan memberikan wadah dalam
adalah yang meliputi Teknik yang paling kegiatan ekstrakurikuler sehingga setiap siswa
sederhana simple random sampling, dimana dapat berkembang secara optimal; i.
sampel diambil secara acak, dan dengan Menumbuhkembangkan rasa kepedulian sosial
menggunakan undian biasa. terhadap masyarakat sekeliling sekolah maupun
terhadap masyarakat lainnya yang tertimpa
HASIL DAN PEMBAHASAN musibah; j. Memberdayakan seluruh potensi
Hasil Penelitian yang ada di lingkungan sekolah untuk
SMA Pancasila Sungai Kakap merupakan mewujudkan keunggulan; k. Mewujudkan
lembaga pendidikan formal yang didirikan pada penampilan fisik sarana dan prasarana serta fisik
tanggal 29 Agustus 1983, dengan akreditasi “B” individu seluruh warga sekolah secara prima; l.
dan berstatus Swasta dan status kepemilikan Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Yayasan di bawah naungan Kantor Wilayah dalam proses pembelajaran; m. Memanfaatkan
Departemen Pendidikan Nasional Provinsi perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana
Kalimantan Barat. SMA Pancasila Sungai Kakap peningkatan kualitas pembelajaran.
berada di Jalan. Raya Sui Kakap Desa Pal XI
Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kuburaya Tabel 2 Umur Responden
Provinsi Kalimantan Barat. Usia Responden Jumlah Persentase (%)
Lokasi SMA Pancasila Sungai Kakap < 16 Tahun 24 siswa 27,8
terletak pada wilayah strategis, karena selain 16 Tahun – 18 50 siswa 58,3
terletak di dekat jalan raya keberadaannya juga Tahun
dapat dijangkau menggunakan jenis kendaraan > 18 Tahun 12 siswa 13,9
apapun. Meskipun keberadaan SMA Pancasila
Sungai Kakap di dekat jalan raya, namun Jumlah 86 siswa 100
kendaraan yang melintas di depan sekolah tidak Sumber : Data Olahan 2017
menyebabkan polusi suara sampai ke lingkungan Berdasarkan keterangan pada tabel 2 Di
bagian dalam sekolah. atas dapat diketahui tentang usia/umur responden
SMA Pancasila Sungai Kakap mempunyai atau siswa SMA Pancasila Sungai Kakap yang
visi “Beriman, Bermutu, Berbudaya dan diambil sebagai sampel, yang menunjukkan
Berwawasan Lingkungan”, dan memiliki 13 bahwa sebagian besar responden berusia < dari 16
misi, di antaranya: a. Mengembangkan tahun yaitu sebanyak 24 siswa atau 27,8 % dan 50
profesionalisme dalam proses belajar mengajar siswa atau 58,3 % berusia antara 16 – 18 tahun
agar tercipta iklim yang kondusif bagi sedangkan sisanya adalah responden berusia >
terwujudnya kualitas hasil belajar; b. dari 18 tahun sebanyak 12 siswa atau 13,9 %. Hal
Mewujudkan budaya disiplin dan bersih ini menunjukkan bahwa siswa di SMA Pancasila
lingkungan bagi warga sekolah dalam Sungai Kakap sebagian besar berusia 16 – 18
melaksanakan tugas; c. Mengoptimalkan sopan tahun.
santun dalam berhubungan antar warga sekolah
sehingga timbul keakraban dan kekeluargaan Tabel 3 Jenis Kelamin Responden
yang harmonis; d. Menumbuhkan penghayatan Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
terhadap ajaran agama yang dianut dan juga Laki – laki 37 siswa 43,02
Perempuan 49 siswa 56,98
budaya bangsa sehingga menjadi sumber
Total 86 siswa 100
kearifan dalam bertindak; e. Mewujudkan
Sumber : Data Olahan 2017
pelayanan pendidikan yang maksimal, partisipatif
Berdasarkan keterangan pada Tabel 3 di
transparan dan akuntable; f. Mewujudkan atas dapat diketahui tentang jenis kelamin
pemerataan pendidikan di sekolah; g. responden siswa SMA Pancasila Sungai Kakap
Mewujudkan penataan lingkungan sekolah yang yang diambil sebagai Sampel, yang menunjukkan
berorientasi 7k (keamanan, ketertiban, keindahan, bahwa mayoritas responden adalah siswa
kebersihan, kenyamanan, kerindangan dan perempuan yaitu sebanyak 49 siswa atau 56,98 %
kekeluargaan) dengan memberdayakan potensi sedangkan sisanya adalah siswa laki-laki
yang ada di lingkungan sekolah; h. Memotivasi sebanyak 37 siswa 43,02 %. Hal ini menunjukkan
dan membantu peserta didik untuk mengenali
bahwa sebagian besar siswa dari SMA Pancasila 18 siswa atau 20,93 % beretnis jawa dan madura,
Sungai Kakap adalah siswa perempuan. 3 siswa atau 3,48 % beretnis batak, sebanyak 13
Agama responden mempunyai andil besar siswa atau 15,11 % beretnis dayak dan 5 siswa
dalam mendukung penelitian ini, karena dari data atau 5,84 % beretnis tionghua. Hal ini
inilah dapat menjadi rujukan pula sikap toleransi menunjukkan siswa di sma pancasila sungai kakap
pada siswa sma pancasila sungai kakap. Adapun ada 7 etnis/suku.
data mengenai agama responden siswa sma
pancasila sungai kakap adalah sebagai berikut: Uji Regresi Linier Berganda
Analisis linier berganda ini bertujuan untuk
Tabel 4 Agama Responden mengukur seberapa besar pengaruh antara dua
Agama Jumlah Presentase (%) atau lebih variabel independen terhadap satu
Islam 52 siswa 60,46 variabel dependen. Dari data yang diperoleh
Khatolik 16 siswa 18,60 dengan proses scoring (skala Likert 1-5) terhadap
Protestan 13 siswa 15,11 56 responden dan didukung dengan terpenuhinya
Hindu - siswa - uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
Budha 3 siswa 3,51 multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas)
Kong Hu Chu 2 siswa 2,32 sehingga bisa dilakukan uji regresi linear
Total 86 siswa 100 berganda. Coefficients a

Unstandardized Standardized
Sumber : data olahan 2017 Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations
Berdasarkan keterangan pada tabel 4 di atas Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial
1 (Constant) 14,976 5,168 2,898 ,005 4,697 25,255
dapat diketahui tentang agama pada responden PENMUL ,014 ,095 ,016 ,145 ,885 -,176 ,204 ,429 ,016
yaitu siswa di sma pancasila sungai kakap yang PENKAR ,595 ,099 ,648 6,027 ,000 ,398 ,791 ,658 ,552
a. Dependent Variable: SIKTOL
diambil sebagai sampel, yang menunjukkan
bahwa mayoritas responden adalah agama islam Setelah menggunakan perhitungan
yaitu sebanyak 52 siswa atau 60,46 %, selanjut komputasi program SPSS diperoleh persamaan
agama khatolik sebanyak 16 siswa atau 18,60 %, regresi yaitu:
agama protestan sebanyak 13 siswa atau 15,11 %, Y = a + 0,016x1 + 0,648x2- + e
kong hu chu 2 siswa atau 2,32 %, dan agama Dimana:
budha 3 siswa atau 3,5%, hal ini menunjukkan Y = Skor dimensi sikap toleransi
persebaran agama di sma pancasila sungai kakap siswa
sudah hampir kompleks, karena terdiri dari 5 a = Constanta
agama tentunya hal demikian dapat memudahkan b1….b5 = Coefisien regresi
peneliti untuk mengkaji mengenai sikap toleransi X1 = pendidikan multikultural
di sma pancasila sungai kakap. X2 = pendidikan karateristik
Etnis responden dapat memberikan e = Standar error
pengaruh kuat pendidikan multikultural dan
pendidikan karakter terhadap sikap toleransi pada Berdasarkan hasil persamaan regresi
siswa di sma pancasila sungai kakap. Data sebagai berganda tersebut, maka pengaruh masing-masing
berikut : variabel independen tersebut dapat
Tabel 5 etnis responden diinterpretasikan sebagai berikut :
Agama Jumlah Presentase (%) 1. b1 = 0,016
Melayu 21 siswa 24,41 Koefesien regresi b1 sebesar 0,016
Jawa 18 siswa 20,93 menunjukkan bahwa pendidikan multikultural
Bugis 8 siswa 9,30 (X1) terhadap sikap toleransi di SMA
Madura 18 siswa 20,93 Pancasila Sungai Kakap menunjukkan
Batak 3 siswa 3,48 hubungan yang searah (positif) artinya jika
Dayak 13 siswa 15,11 pendidikan multikultural semakin tinggi
Tionghua 5 siswa 5,84 dengan asumsi variabel lain tetap, maka sikap
Total 86 siswa 100 toleransi di SMA Pancasila Sungai Kakap akan
Sumber : data olahan 2017 mengalami peningkatan.
Berdasarkan keterangan pada tabel 5 di atas 2. b2 = 0,648
dapat diketahui responden atau siswa si sma Koefesien regresi b2 sebesar 0,648
pancasila sungai kakap sebagai sampel, sebanyak menunjukkan bahwa pendidikan karakter (X2)
21 siswa atau 24,41 % beretnis melayu, sebanyak dengan sikap toleransi di SMA Pancasila
Sungai Kakap artinya semakin tinggi skor Tabel 8
pendidikan karakter dengan asumsi variabel Hasil uji t
lain tetap, maka sikap toleransi di SMA Variabel ttabel thitung Signifikansi
Pancasila Sungai Kakap akan mengalami Pendidikan 1,671 0,145 0,885
peningkatan. multikultural (X1)
Pendidikan 1,671 6,027 0,000
Uji F (Uji Pengaruh Secara Simultan) karakter (X2)
Uji signifikansi simultan digunakan untuk
Sumber : Data Olahan, 2017
mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh
1) Pengujian koefisien variabel pendidikan
secara bersama-sama variabel bebas (variabel
multikultural (X1)
independen) terhadap variabel terikat (variabel
a) Perumusan hipotesis
dependen) dengan membandingkan antara nilai
Ho : pendidikan multikultural (X1) secara
Fhitung dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan atau
parsial tidak berpengaruh terhadap sikap
probabilitas (p) 0,05. Apabila Fhitung lebih besar
toleransi di SMA Pancasila Sungai Kakap
dari Ftabel maka semua variabel independen
Ha : pendidikan multikultural (X1) secara
(variabel bebas) berpengaruh secara bersama-
parsial berpengaruh terhadap sikap toleransi
sama terhadap variabel dependen (variabel
di SMA Pancasila Sungai Kakap
terikat). Kriteria pengujian secara simultan adalah
b) Menentukan t hitung
sebagai berikut:
Dari output hsil SPSS 15 dapat dilihat
a. Jika fhitung < ftabel maka Ho diterima
bahwa t hitung adalah 0,145
b. Jika fhitung > ftabel maka Ho ditolak
c) Menentukan t tabel
Untuk mengetahui pengaruh secara
t tabel dicari pada signifikansi 0,05/2 =
simultan variabel kemampuan dan motivasi kerja
0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
terhadap kinerja pegawai menggunakan uji F
df = n-k-1 atau 86-2-1 = 83. Hasil diperoleh
dapat dilihat pada tabel 7
untuk t tabel adalah sebesar 1,671
Tabel 7
d) Kesimpulan
Hasil uji F
Karena nilai t hitung < t tabel (0,145<
Ftabel Fhitung Signifikansi 1,671), maka Ha di tolak. Jadi dapat
3,29 31,626 0,000 disimpulkan bahwa pendidikan
Sumber : Data Olahan, 2017 multikultural (X1) secara parsial tidak
Tabel 7 menunjukkan hasil Fhitung pada berpengaruh signifikan terhadap sikap
kolom F yakni 31, 626 mencari nilai F tabel toleransi di SMA Pancasila Sungai Kakap.
menurut perhitungan statistik dengan df2 (n-k-1) 2) Pengujian koefisien variabel Pendidikan
atau 86-2-1 = 83, dengan signifikansi 0,05 maka karakter (X2)
diketahui nilai F tabel adalah 3,29. Karena nilai F a) Perumusan hipotesis
hitung adalah 31, 626, F tabel adalah 3,29 maka Ho : Pendidikan karakter (X2)secara parsial
nilai F hitung > F tabel. Dengan demikian maka tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap
Ho ditolak, yang artinya variabel bebas secara toleransi di SMA Pancasila Sungai Kakap
bersama–sama (simultan) berpengaruh signifikan Ha : Pendidikan karakter (X2) secara parsial
terhadap variabel terikat. berpengaruh terhadap sikap toleransi di
SMA Pancasila Sungai Kakap.
Uji Signifikansi Parsial (Uji t) b) Menentukan t hitung
Uji t ini digunakan untuk mengetahui Dari output hasil SPSS 15 dapat dilihat
pengaruh secara parsial variabel-variabel bahwa t hitung adalah 6,027
independen Pengujian dilakukan dengan metode 2 c) Menentukan t tabel
sisi dan tingkatan signifikansi 0,05. Karena uji t t tabel dicari pada signifikansi 0,05/2 =
adalah pengujian secara parsial, oleh karena itu 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
maka akan dilakukan terpisah, dimana setiap df = n-k-1 atau 86-2-1 = 83. Hasil diperoleh
variabel independen akan merumuskan untuk t tabel adalah sebesar 1,671
hipotesanya masing-masing. d) Kesimpulan
a. Jika Thitung < Ttabel atau Sig > 0,05 maka Ho di Karena nilai t hitung > t tabel (6,027>
terima 1,671), maka Ha di terima. Jadi dapat
b. Jika Thitung > Ttabel atau Sig < 0,05 maka Ho di disimpulkan bahwa Pendidikan karakter
tolak
(X2) berpengaruh signifikan terhadap sikap Menurut (Salahudin, 2011:46),
toleransi di SMA Pancasila Sungai Kakap. berpendapat bahwa, Pendidikan karakter
“dimaknai dengan suatu sistem penanaman
Pembahasan Penelitian nilai nilai karakter kepada warga sekolah
a. Pengaruh Pendidikan Multikultural yang meliputi komponen pengetahuan,
Terhadap Sikap Toleransi Di SMA kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk
Pancasila Sungai Kakap melaksanakan nilai-nilai tersebut baik
Berdasarkan hasil analisis dalam terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
mengetahui pengaruh pendidikan multikultural sendiri, sesama, lingkungan, maupun
terhadap sikap toleransi agama di SMA kebangsaan sehingga menjadi manusia insan
Pancasila Sungai Kakap, Hasil nilai kamil”. Pendidikan Karakter yang dimaksud
menunjukkan bahwa nilai t hitung < t dalam penelitian ini adalah pendidikan yang
tabel (0,145< 1,671), maka Ha di tolak. memberikan motivasi untuk selalu berbuat
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan baik, terutama dalam sikap lebih menghormati
multikultural (X1) secara parsial tidak dan menghargai perbedaan dari budaya, suku,
berpengaruh signifikan terhadap sikap ras agama karena semua adalah sama dan
toleransi di SMA Pancasila Sungai Kakap. sebagai salah satu tujuan untuk
Pendidikan multikultural suatu konsep dimana mempersatukan bangsa.
sebuah komunitas dalam konteks kebangsaan Character is an individual’s “general
dapat mengakui keberagamaan, perbedaan dan approach tothe dilemmas and responsibilities
kemajemukan budaya, baik ras, suku, etnis dan of social life, a responsiveness to the world
agama. Sebuah konsep yang memberkan that is supported by emotional reactions to the
pemahaman kita bahwa sebuah bangsa yang distress of others, the acquisition of prosocial
plural atau majemuk adalah bangsa yang skills, knowledge of social conventions and
dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam construction of personal values” (Hay, Castle,
atau multikultur, (Molan, 2015: 59). Bangsa Stimson, & Davies, 1995, p. 24) Daniel K.
yang multikultur adalah bangsa yang terdiri Lapsley And Darcia Narvaez, 2008: p. 248)
dari kelompok-kelompok etnik atau budaya Karakter adalah "pendekatan umum
yang ada dapat hidup berdampingan secara seseorang" dilema dan tanggung jawab
damai dalam prinsip konsistensi yang ditandai kehidupan sosial, responsif ke dunia yang
oleh kesediaan untuk menghormati budaya didukung oleh emosi reaksi terhadap
lain. Sehingga multikulturalisme tidak hanya kesusahan orang lain, akuisisi keterampilan
mengakui adanya keragaman budaya, prososial, pengetahuan tentang konvensi sosial
melainkan juga menghendaki adanya dan pembangunan nilai-nilai pribadi "(Hay,
penghormatan dari masing-masing budaya Castle, Stimson, & Davies, 1995, hlm. 24),
yang berbeda. Daniel K. Lapsley And Darcia Narvaez, 2008:
Hasil yang didapat bahwa pendidikan p. 248).
multikultural tidak berpengaruh bagi Pendidikan karakter adalah sistem
responden karena sangat sulit untuk penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta
memperbaiki sikap berdasarkan lima dimensi didik dalam memberikan pemahaman tentang
integrasi konten, pedagogi ekuitas, konstruksi bagaimana bertoleransi, sehingga mereka
pengetahuan dan transformasi, pemberdayaan menerapkan dalam kehidupannya baik di
budaya sekolah dan struktur sosial, dan keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara
pengurangan prasangka di sekolah. sehingga dapat memberikan kontribusi yang
b. Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap positif kepada lingkungannya, dari hasil
Sikap Toleransi Di SMA Pancasila Sungai analisis tersebut terdapat bawah pendidikan
Kakap karakter berpengaruh terhadap sikap toleransi
Berdasarkan analisis variabel pendidikan di SMA Pancasila Sungai Kakap.
karakter, diperoleh nilai t hitung > t tabel c. Terdapat Pengaruh Pendidikan
(6,027> 1,671), maka Ha di terima. Jadi dapat Multikultural Dan Pendidikan Karakter
disimpulkan bahwa Pendidikan karakter (X2) Terhadap Sikap Toleransi Di SMA
berpengaruh signifikan terhadap sikap toleransi Pancasila Sungai Kakap
di SMA Pancasila Sungai Kakap. Hasil analisis diperoleh bahwa Fhitung
sebesar 31,626 mencari nilai F tabel menurut
perhitungan statistik dengan df2 (n-k-1) atau Kata toleransi berasal dari bahasa Inggris,
86-2-1 = 83, dengan signifikansi 0,05 maka yaitu ”tolerance” berarti sikap membiarkan,
diketahui nilai F tabel adalah 3,29. Karena mengakui, dan menghormati keyakinan orang
nilai F hitung adalah 31, 626, F tabel adalah lain tanpa memerlukan persetujuan. Bahasa
3,29 maka nilai F hitung > F tabel. Dengan Arab menterjemahkan kata toleransi dengan
demikian maka Ho ditolak, yang artinya “tasamuh” yang berarti saling mengizinkan dan
pendidikan multikultural dan pendidikan saling memudahkan. Dalam kamus filsafat
karakter secara bersama–sama (simultan) dijelaskan toleransi adalah sikap seseorang yang
berpengaruh signifikan terhadap sikap toleransi bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral
agama di SMA Pancasila Sungai Kakap. orang lain yang dianggap berbeda, dapat
Sumani (dalam Nugraha, 2012: 23), disanggah, atau bahkan keliru. Sikap itu juga tidak
pengertian Toleransi Sikap toleransi dan cinta mencoba menghapuskan ungkapan-ungkapan
damai adalah penanaman kebiasaan bersabar, yang sah dari keyakinan-keyakinan orang lain
tenggang rasa, dan menahan emosi serta tersebut. Dengan demikian pendidikan
keinginan. Toleransi diartikan sebagai suatu multikultural dan pendidkan karakter disamakan
kualitas sikap membiarkan adanya pendapat, dapat berpengaruh terhadap sikap toleransi di
keyakinan, adat-istiadat, dan perilaku orang SMA Pancasila Sungai Kakap.
lain yang berbeda dengan dirinya.
Tolerance is inherently socio-cultural SIMPULAN DAN SARAN
phenomenon that includes knowledge and Simpulan
estimates of ‘other’ and ‘another’ values, as Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
well as practical activities based on them’ data penelitian serta berdasarkan permasalahan-
[Ochildiev A. 2007, p. 9.]. This argument is of permasalahan dalam penelitian ini, dapat ditarik
a general nature and, at the same time, needs beberapa kesimpulan antara lain : Pendidikan
to be improved. ‘Tolerance a clear multikultural (X1) secara parsial tidak
manifestation of respect for different opinions, berpengaruh signifikan terhadap sikap toleransi di
beliefs, world culture, the perception of human SMA Pancasila Sungai Kakap, Pendidikan
values based on sufferance, as well as karakter (X2) secara parsial berpengaruh
individual rights, aimed at the expression of significant terhadap sikap toleransi di SMA
his self’ – M. Hazhieva writes like this Pancasila Sungai Kakap. Dan Pendidikan
[Hazhieva M. 2008, p. 5]. According to N. G. Multikultural dan Pendidikan Karakter secara
Stepanova, tolerance is a ‘positive attitude in bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
the public consciousness that determines the sikap toleransi di SMA Pancasila Sungai Kakap.
productive activity of the relationship between Saran
different cultures’ [Stepanova N. G. 2008, p. Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan
8]. (U. R. Kushaev, 2009 : 2-3) dalam penelitian ini, maka peneliti mengajukan
Toleransi pada dasarnya adalah fenomena beberapa saran, sebagai berikut:
sosio-kultural yang mencakup pengetahuan Penyelenggaraan pendidikan multikultural dan
dan perkiraan nilai 'lain' dan 'yang lain', serta karakter didunia pendidikan diyakini dapat dapat
aktivitas praktis yang didasarkan pada mereka menjadi solusi nyata bagi konflik dan
(Ochildiev A. 2007, hlm. 9). Argumen ini disharmonisasi yang terjadi dimasyarakat,
bersifat umum dan, pada saat bersamaan, perlu khususnya yang kerap terjadi dimasyarakat
ditingkatkan. 'Toleransi - manifestasi yang Indonesia yang secara realitas plural. Dengan lain
jelas untuk menghormati berbagai pendapat, kata, diharapkan pendidikan multikultural dan
keyakinan, budaya dunia, persepsi nilai-nilai pendidikan karakter dapat menjadi sarana
manusia berdasarkan pada penderitaan, dan alternatif pemecahan konflik sosial budaya baik
juga hak-hak individu, yang ditujukan untuk dilingkungan pendidikan maupun di masyarakat.
ekspresi dirinya sendiri - M. Hazhieva menulis Spectrum kultur masyarakat Indonesia yang amat
seperti ini (Hazhieva M 2008, hal. 5). Menurut beragam menjadi tantangan bagi dunia pendidikan
N. G. Stepanova, toleransi adalah 'sikap positif guna mengolah perbedaan tersebut menjadi
dalam kesadaran publik yang menentukan sebuah aset, bukan sumber perpecahan saat ini,
aktivitas produktif dari hubungan antara pendidikan multikultural dan pendidikan karakter
budaya yang berbeda' (Stepanova N. G. 2008, mempunyai dua tanggung jawab besar, yaitu:
hlm. 8). (U. R. Kushaev, 2009: 2-3). menyiapkan bangsa Indonesia untuk siap
menghadapi arus budaya luar diera globalisasi, Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Pusat
dan menyatukan bangsa sendiri yang terdiri dari Kementerian Pendidikan Nasional
berbagai macam budaya, oleh sebab itu sudah Republik Indonesia. Jakarta. Kementerian
sepatutnya dua program pendidikan ini Pendidikan Nasional
dilanjutkan untuk kedepannya. Molan, Benyamin. (2015). Multikulturalisme
Cerdas Membangun Hidup Bersama
DAFTAR PUSTAKA yang Stabil dan Dinamis. Jakarta: Indeks
Arikunto, Suharsimi. ( 2010). Prosedur Nugraha, Heri. (2012). Implementasi
Penelitian: Suatu Pendekatan. Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan
J a k a r t a : Reneka Cipta. Agama Islam di SMA Negeri 3 Semarang
Azwar, Saifuddin. (2001). Metode Penelitian. (tesis). Semarang: IAIN Walisongo.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kushaev Senior. (2009). Theory Of Tolerance:
Daniel K. Lapsley & Darcia Narvaez. (2008). Concept And Principles. Uzbekistan:
Character educations. Journal vol. 4. Tashkent Islamic University.
USA. Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie.
Farida, Hatimah. (2008). Pentingnya (2013). Pendidikan Karakter Pendidikan
Pendidikan Multikultural Dalam Berbasis Agama dan Budaya Bangsa.
Mewujudkan Demokrasi di Indonesia. Bandung : Pustaka Setia
Artikel. Yogyakarta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
James, A. Bank. (1993). Multicultural Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Edication. USA : Jurnal. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai