Anda di halaman 1dari 18

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN/R.M : Ny J / 820875


UMUR/SEX : 42 Tahun / Perempuan
No Tgl/Jam IMPLEMENTASI EVALUASI
1 06/11/17 a. Menejemen jalan nafas. S:
09.13 1. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan a. Klien mengatakan masih batuk yang di sertai
ventilasi. pengeluaran berlendir.
Hasil: posisi semifowler sangat memaksimalkan O:
ventilasi klien. a. Klien masih Nampak batuk berlendir
b. Irama pernafasan regular.
09.15 2. Membuang secret dengan memotivasi pasien c. Saturasi oksigen 97%.
untuk melakukan batuk. d. Tanda-tanda vital normal
Hasil: klien dapat melakukan batuk efektif secara e. Terdengar suaran nafas tambahan (creacles)
mandiri, sehingga sekret yang keluar tidak
memerlukan bantuan mesin suction. A:
Masalah ketidak efektifan bersihan jalan nafas,
3. Memotivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, tidak teratasi.
dan batuk. P:
Hasil: klien melaksanakan nafas pelan, dalam, dan Lanjutkan intervensi:
kemudian diikuti oleh batuk. a. Menejemen jalan nafas.
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
09.15 4. menginstruksikan untuk bagaimana bisa ventilasi.
melakukan batuk efektif. 2. Buang secret dengan memotivasi pasien
Hasil: klien mengikuti instruksi batuk efektif, untuk melakukan batuk.
dengan cara: 3. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam,
a) meminum air hangat. dan batuk.
b) Menarik nafas pelan, dan dalam. 4. Instruksikan untuk bagaimana bisa
c) Meminta bantuan keluarga untuk perkusi melakukan batuk efektif.
bagian punggung. 5. Kelola udara atau oksigen yang di
d) Batuk efektif di lakukan. lembabkan, sebagaimana mestinya.
6. Regulasi asupan cairan untuk
09.25 5. Kelola udara atau oksigen yang di lembabkan, mengoptimalkan keseimbangan cairan.
sebagaimana mestinya. 7. Monitor status pernafasan dan oksigen
Hasil: klien tidak menggunakan alat bantu sebagaimana mestinya.
pernafasan.
b. Pengaturan posisi.
09.27 6. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan 1. Tempatkan pasien diatas tempat tidur.
keseimbangan cairan. 2. Berikan matras yang lembut.
Hasil: 3. Jelaskan pada pasien bahwa badan pasien
- input cairan 750-1000cc/hari. akan di balik.
- Output cairan 400-500 cc/hari. 4. Tempatkan pasien pada posisi terapeutik
yang telah di rancang.
09.15 7. Memonitor status pernafasan dan oksigen 5. Dorong latihan ROM aktif, pasif.
sebagaimana mestinya. 6. Tinggikan kepala tempat tidur.
Hasil:
- Pernafasan vesikuler. c. Monitor pernafasan
- Pemasangan oksigen tidak di indikasikan. 1. Monitor kecepatan, irama, dan kesulitan
bernafas.
b. Pengaturan posisi. 2. Catat pergerakan dada.
09.15 1. Menempatkan pasien diatas tempat tidur. 3. Monitor suara nafas tambahan.
Hasil: klien beristirahat di atas tempat tidur, 4. Monitor saturasi oksigen klien.
dengan matras yang empuk. 5. Auskultasi suara nafas.
6. Monitor kemampuan batuk efektif klien.
2. Memberikan matras yang lembut. 7. Monitor keluhan sesak nafas klien.
Hasil: klien menggunakan matras lembut dengan 8. Posisikan klien miring ke samping sesuai
bahan soft foam . indikasi.
09.20 3. Menjelaskan pada pasien bahwa badan pasien
akan di balik.
Hasil: klien paham dan mau mengikuti instruksi.

4. Menempatkan pasien pada posisi terapeutik yang


telah di rancang.
Hasil: klien dalam posisi semifowler, dan posisi
supinasi ketika beristirahat.

09.20 5. Mendorong latihan ROM aktif, pasif.


Hasil: klien malaksanakan ROM pasif dengan
mengikuti instruksi perawat, dengan gerakan fleksi
dan ekstensi lengan, dengan batas kemampuan
klien.

6. Meninggikan kepala tempat tidur.


Hasil: hasil kepala tempat tidur di tinggakan
dengan sudut 45 derajat.

c. Monitor pernafasan
09.20 1. Memonitor kecepatan, irama, dan kesulitan
bernafas.
Hasil:
- Irama: pernafasan regular.
- Kecepatan pernafasan: 24x/menit.
- Kesulitan bernafas: tidak ada.

09.25 2. Mecatat pergerakan dada.


Hasil:inspirasi dan ekspirasi sama panjang.
3. Memonitor suara nafas tambahan.
Hasil: terdengar suara nafas tambahan creacles.

10.00 4. Memonitor saturasi oksigen klien.


Saturasi O2 klien 97%

5. Auskultasi suara nafas.


Hasil: suara nafas vesikuler.

10.15 6. Memonitor kemampuan batuk efektif klien.


Hasil: klien dapat batuk efektif.

7. Memonitor keluhan sesak nafas klien.


Hasil: tidak terjadi dyspneu pada klien.

8. memposisikan klien miring ke samping sesuai


indikasi.
Hasil: klien dapat miring jika memrlukan posisi
tersubut.
2 06/11/2017 a. Manejemen nyeri S:
a. Klien mengatakan payudara sebelah kanan
09.20 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang masih terasa nyeri.
meliputi lokasi, karakter, durasi, frekuensi, O:
kualitas, beratnya nyeri, dan factor pencetus. a. Ekspresi wajah Nampak meringis.
Hasil: b. TTV:
- Lokasi: payudara sebelah kanan klien. TD: 110/80 mmhg
- Karakter: nyeri seperti tertusuk. N: 80x/i
- Durasi: tidak menentu. S: 37,3°c
- Frekuensi: tidak menentu. P: 24x/i
- Kualitas: hilang timbul.
- Beratnya nyeri (5 skala sedang). A:
- Factor pencetus : benjolan yang membesar, Masalah nyeri akut tidak teratasi.
yang menekan saraf daerah munculnya cancer. P:
Lanjutkan intervensi keperawatan.
11.00 2. Pastikan perawatan analgesic bagi pasien di a. Manejemen nyeri
lakukan dengan pemantauan yang tepat. 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
Hasil: Pemberian analgesic sesuai indikasi yang di yang meliputi lokasi, karakter, durasi,
berikan oleh dokter. frekuensi, kualitas, beratnya nyeri, dan
factor pencetus.
09.20 3. Memilih dan imlementasikan tindakan yang 2. Pastikan perawatan analgesic bagi pasien di
beragam (misalnya: farmako, nonfarmako, lakukan dengan pemantauan yang tepat.
interpersonal) untuk memfasilitasi penurunan 3. Pilih dan imlementasikan tindakan yang
nyeri, sesuai dengan kebutuhan. beragam (misalnya: farmako, nonfarmako,
Hasil: interpersonal) untuk memfasilitasi
a) Farmako: penurunan nyeri, sesuai dengan kebutuhan.
- Infuse RL 24 tts/i. 4. Ajarkan prinsip-prinsip manejeman nyeri.
- Metronidazole 500 mg/ IV/ 8 jam 5. Berikan individu penurun nyeri yang
- Ceftriaxone 1gr/ IV/12 jam. optimal dengan peresepan analgetik.
- Nerobion tab/12 jam/oral. 6. Dorong pasien untuk menggunakan obat-
obatan untuk penurunan nyeri yang adekuat.
- Ranitidine 150gr/12 jam/oral. c. Monitor Tanda-tanda vital.
b) Non farmako: 1. Monitot tekanan darah, nadi, suhu, dan status
- Melaksanakan tekhnik relaksasi nafas pernafasan.
dalam. 2. Monitor dan laporkan tanda dan gejala
- Masase area pinggir timbulnya nyeri. hipotermia, dan hipertermia.
c) Interpersonal: 3. Monitor sianosis sentral, dan perifer.
- Berdoa dan terus berdzikir kepada Identifikasi kemungkinan penyebab
ALLAH SWT. perubahan tanda-tanda vital.

09.05 4. Mengjarkan prinsip-prinsip manejeman nyeri.


Hasil:
- mengajarkan cara melaksanakan nafas
dalam.
- Mengajarkan tekhnik masase area pinggir
timbulnya nyeri.
09.05 5. Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan peresepan analgetik.
Hasil: Ranitidine 150gr/12 jam/oral.

09.05 6. Dorong pasien untuk menggunakan obat-obatan


untuk penurunan nyeri yang adekuat.
Hasil: Ranitidine 150gr/12 jam/oral.

b. Monitor Tanda-tanda vital.

09.15 1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status


Hasil :
TD: 110/80 mmhg
N: 80x/i
S: 37,3°c
P: 24x/i

2. Monitor dan laporkan tanda dan gejala


hipotermia, dan hipertermia.
Hasil: suhu tubuh dalam batas normal
Suhu: 37,3° c

3. Monitor sianosis sentral, dan perifer.


Hasil: tidak terjadi sianosis central & sianosis
perifer.
4. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan
tanda-tanda vital.
Hasil: tanda-tanda vital dalam batas normal.
3 06/11/2017 a. Perawatan Luka:
09.15 1. Memonitor karakteristik luka , warna, ukuran, S:
dan bau. a. Klien mengatakan luka masih Nampak merah.
Hasil: b. Klien mengatakan luka masih, berbau.
- Karakteristik luka: Ulkus. c. Klien mengatakan luka masih mengeluarkan
- Warna luka: kemerahan, dengan lapisan atas cairan berwarna putih.
terdapat biofilem. O:
- Ukuran: luas 15 cm, Tinggi: 10 cm. a. Permukaan luka Nampak menonjol dan
- Bau luka: bau sedang. kemerahan.
b. Permukaan luka di lapisi oleh lapisan biofilem.
09.15 2. Mengkur luas luka yang sesuai. c. Luka tercium bau (sedang)
Hasil: Ukuran: luas 15 cm, Tinggi: 10 cm. d. Luka masih mengeluarkan cairan sekitar
10cc/hari.
09.15 3. Membersihkan dengan normal saline atau
pembersih yang tidak beracun, denga tepat. A: Masalah resiko infeksi belum teratasi.
Hasil: ciran normal saline yang di gunakan adalah:
Nacl 0,9%, di campur dengan cairan P: lanjutkan intervensi Keperawatan:
metronidazole.
a. Perawatan Luka:
09.20 4. Mengoleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi. 1. Monitor karakteristik luka , warna, ukuran,
Hasil: salep yang di gunakan adalah Vaseline. dan bau.
2. Ukur luas luka yang sesuai.
5. Memberikan balutan yang sesuai dengan jenis 3. Bersihkan dengan normal saline atau
luka. pembersih yang tidak beracun, denga tepat.
Hasil: balutan yang di gunakan adala balutan 4. Oleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi.
modern dressing. 5. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis
luka.
09.10 6. Memposisikan untuk menghindari menempatkan 6. Posisikan untuk menghindari menempatkan
ketegangan pada luka, dengan tepat. ketegangan pada luka, dengan tepat.
Hasil: posisi supinasi di pilih, saat perawatan luka. 7. Anjurkan pasien dan keluarga untuk
mengenal tanda dan gejala infeksi.
8. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan
09.15 7. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk tampilan.
mengenal tanda dan gejala infeksi.
Hasil: setelah di lakukan education mengenai b. Perawatan luka tidak sembuh.
tanda dan gejala infeksi, klien dan keluarga sudah
paham. 1. Berikan control nyeri yang memadai
(misalkan: relaksasi, distraksi, terapi
09.23 8. Mendokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan analgesic harus di berikan sebelum dan
tampilan. sesudah mambalut luka).
Hasil: 2. Gambarkan karakteristik ulkus, catat
- Lokasi luka: payudara sebelah kanan. ukuran, lokasi, cairan yang keluar, warna,
- Ukuran: luas 15 cm, Tinggi: 10 cm. perdarahan, nyeri, bau, dan edema.
- Tampilan: ulkus dengan lapisan biofilem. 3. Catat perubahan evolusi ulkus yang
diamati.
b. Perawatan luka tidak sembuh. 4. Catat tanda dan gejala infeksi luka.
5. Catat tanda-tanda dermatitis pada kulit
09.15 1. Berikan control nyeri yang memadai (misalkan: pada tepian ulkus, gunakan krim pembatas,
relaksasi, distraksi, terapi analgesic harus di dengan tepat.
berikan sebelum dan sesudah mambalut luka). 6. Irigasi ulkus dengan air atau larutan saline,
Hasil: klien melakukan tekhnik dikstrasi nafas hindari tekanan yang berlebihan.
dalam, dengan menarik nafas melalui hidung dan 7. Hindari penggunaan antiseptic.
mengeluarkannya melalui mulut. 8. Bersihkan ulkus, di mulai dengan area
terbersih, bergerak menuju area yang
09.23 2. Gambarkan karakteristik ulkus, catat ukuran, kotor.oleskan obat topical (antibiotic)
lokasi, cairan yang keluar, warna, perdarahan, seperti yang di minta.
nyeri, bau, dan edema. 9. Gunakan balutan berdaya serap tinggi pada
Hasil: kasus dengan cairan luka yang sangat
- Karakter ulkus: merah dengan lapisan banyak.
biofilem, dan tidak berlubang.
- Ukuran: luas 15 cm, Tinggi: 10 cm.
- Lokasi: payudara sebelah kanan.
- Cairan yang keluar: 10 cc/hari.
- Warna: merah dengan lapisan atas berwarna
putih.
- Perdarahan: tidak terjadi.
- Nyeri; skala 5 (sedang).
- Bau: sedang.
- Edema: pada pinggir luka.

09.25 3. Catat perubahan evolusi ulkus yang diamati.


Hasil: lapisan biofilem Nampak menebal.

09.25 4. Catat tanda dan gejala infeksi luka.


Hasil:
- Luka kemerahan.
- Edema pada pinggir luka.
- Luka berbau.

5. Catat tanda-tanda dermatitis pada kulit pada


tepian ulkus, gunakan krim pembatas, dengan
tepat.
Hasil: tidak terjadi dermatitis.

09.15 6. Irigasi ulkus dengan air atau larutan saline,


hindari tekanan yang berlebihan.
Hasil: ciran normal saline yang di gunakan
adalah: Nacl 0,9%, di campur dengan cairan
metronidazole.
09.15 7. Hindari penggunaan antiseptic.
Hasil: antiseptic (iodine vovidone) tidak di
gunakan.

09.25 8. Bersihkan ulkus, di mulai dengan area terbersih,


bergerak menuju area yang kotor.oleskan obat
topical (antibiotic) seperti yang di minta.
Hasil: di lakukan pembersihan di mulai dengan
area terbersih, bergerak menuju area yang kotor,
dan mengoleskan salep Vaseline.

9. Gunakan balutan berdaya serap tinggi pada kasus


dengan cairan luka yang sangat banyak.
Hasil: menggunakan kasa steril dengan ketebalan
yang telah di tentukan.
4 6/11/2017 a. Manejemen energi: - Saturasi oksigen ketika beraktifitas tidak terganggu
(skala 5).
1. Mengkaji status fisiologis pasien yang - Frekuensi nadi ketika beraktifitas tidak terganggu,
menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks (skala 5).
usia dan perkembangan. - Frekuensi pernafasan ketika beraktifitas tidak
Hasil: terganggu (skala 5).
- Klien berusia 43 tahun. - Warna kulit tidak terganggu (skala 5).
- Ekstremitas atas sebelah kanan mengalami - Kecepatan berjalan hanya sedikit terganggu (skala
udem. 4).
- Kekuatan tubuh bagian atas, hanya sedikit
2. Menganjurkan pasien mengungkapkan perasaan mengalami gangguan (skala 4).
secara verbal, mengenai keterbatasan yang di - Kekuatan tubuh bagian bawah hanya sedikit
alami. mengalami gangguan (skala 4).
Hasil: Klien mengatakan bahwa, kemampuan - Kemudahan dalam melakukan ADL, hanya sedikit
bergeraknya sangat terbatas. terganggu (skala 4).

3. Tentukan persepsi pasien/orang terdekat dengan Kemampuan berbicara ketika melakukan aktifitas fisik
pasien mengenai penyebab kelelahan. tidak terganggu (skala 5).
Hasil: klien mengatakan penyebab kelelahan S:
adalah semakin membesarnya ukuran luka, yang - Klien mengatakan tangan kanan masih sulit
mengakibatkan udem ekstremitas, sehingga untuk di gerakan.
membuat aktifitas klien menjadi terbatas. - Klien mengatakan tangan kanan nya masih
bengkak.
4. Memonitor intake/asupan nutrisi untuk - Klien mengatakan aktifitas masih di bantu oleh
mengetahui sumber energy yang adekuat. keluarga dan perawat.
O:
Hasil: klien mengkonsumsi makanan yang di - Aktifitas klien nampak di bantu oleh keluarga.
siapkan oleh tim gizi Rumah Sakit. - Terdapat oedem di tangan kanan klien.
- Saturasi O2 96%.
5. Memonitor lokasi dan sumber ketidak
nyamanan/nyeri yang dialami pasien selama A:
aktifitas. Masalah hambatan mobilitas fisik tidak teratasi.
Hasil: sumber ketidak nyamanan/nyeri berasal
dari lengan kanan dan luka di payudara kanan. P:
Lanjutkan Intervensi:
6. Batasi stimuli lingkungan yang mengganggu, a. Manejemen energi:
misalnya cahaya atau bising untuk memfasilitasi
stimuli. 1. Kaji status fisiologis pasien yang
Hasil: pencahayaan dapat di atur sesuai dengan menyebabkan kelelahan sesuai dengan
stimuli kenyamanan klien. konteks usia dan perkembangan.
2. Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan
7. Lakukan ROM aktif/pasif untuk menghilangkan secara verbal, mengenai keterbatasan yang
ketegangan otot. di alami.
Hasil: Klien melaku kan ROM pasif, dengan 3. Tentukan persepsi pasien/orang terdekat
bantuan perawat dengan gerakan flexi & extensi dengan pasien mengenai penyebab
lengan. kelelahan.
4. Monitor intake/asupan nutrisi untuk
b. Pengaturan posisi: mengetahui sumber energy yang adekuat.
1. Memberikan matras yang lembut. 5. monitor lokasi dan sumber ketidak
Hasil: Klien menggunakan matras yang lembut di nyamanan/nyeri yang dialami pasien selama
atas tempat tidur. aktifitas.
6. Batasi stimuli lingkungan yang
2. Dorong pasien untuk terlibat dalam perubahan mengganggu, misalnya cahaya atau bising
posisi. untuk memfasilitasi stimuli.
Hasil: Klien mampu merubah posisi dengan 7. Lakukan ROM aktif/pasif untuk
mandiri dan bantuan keluarga sesuai indikasi. menghilangkan ketegangan otot.

3. Menyokong bagian tubuh yang oedem. b. Pengaturan posisi:


Hasil: lengan yang oedem di sokong dengan 1. Berikan matras yang lembut.
bantal. 2. Doron pasien untuk terlibat dalam perubahan
posisi.
4. Mendorong latihan ROM aktif/pasif. 3. Sokong bagian tubuh yang oedem.
Hasil: Klien paham dan mau melakukan. 4. Drong latihan ROM aktif/pasif.
5. Jangan menempatkan pasien pada posisi
5. Jangan menempatkan pasien pada posisi yang bisa yang bisa meningkatkan nyeri.
meningkatkan nyeri. 6. Tinggikan kepala tempat tidur.
Hasil: posisi yang dapat meningkatkan nyeri
adalah posisi SIM kanan. 7. Bantuan perawatan diri:
berpakaian/berdandan.
6. Meninggikan kepala tempat tidur. 8. Pertimbangkan usia pasien saat
Hasil: kepala tempat tidur di tinggikan dengan mempromosikan aktifitas perawatan diri.
sudut 45° 9. Bersedia memberikan bantuan dalam
berpakaian, sesuai kebutuhan.
c. Bantuan perawatan diri: berpakaian/berdandan. 10. Sediakan pakaian pribadi dengan tepat.
1. Mepertimbangkan usia pasien saat
mempromosikan aktifitas perawatan diri.
Hasil: hasil usia klien 43 tahun.

2. Bersedia memberikan bantuan dalam berpakaian,


sesuai kebutuhan.
Hasil: Keluarga klien selalu membantu dalam
memenuhi kebutuhan klien.
3. Menyediakan pakaian pribadi dengan tepat.
Hasil: keluarga selalu menyediakan pakaian di
dekat klien.
5 06/11/2017 a. Tekhnik menenangkan. S:
- Klien mengatakan sudah tidak khawatir lagi
1. Mempertahankan kontak mata.
dengan kondisi kesehatannya.
Hasil: Klien dapat menjaga kontak mata kepada
semua orang yang mengajaknya berinteraksi. - Klien mengatakan keyakinan penyembuhan
dari penyakitnya.
2. Mengurangi stimuli Yang menciptakan perasaan
O:
takut maupun cemas.
Hasil: di ruang perawatan Rumah Sakit tidak ada - Klien Nampak menunjukan ekspresi
stimuli yang dapat meciptakan rasa takut. kegembiraannya.
- Klien Nampak mampu menjelaskan prioritas
3. Berada di sisi klien.
Hasil: perawat selalu berada di samping kanan hidupnya.
klien saat melakukan semua tindakan - Klien Nampak mampu melakukan tugas-tugas
keperawatan. perawatan diri dengan bantuan keluarga.

4. Meyakinkan keamanan dan keselamatan klien.


Hasil: klien merasa keamanan dan keamanannya A:
terjaga selama di rumah sakit. Masalah Ansietas teratasi.
P:
5. Identifikasi orang-orang terdekat klien yang bisa
membantu klien. Pertahankan intervensi.
Hasil: Orang terdekat klien adalah, suami klien.

6. Duduk dan bicara dengan klien.


Hasil: perawat duduk dan berada di sebelah kanan
klien, sambil berbicara.

7. Mengusap dahi klien jika di perlukan.


Hasil: suami klien selalu mengusap dahi klien.

8. Menawarkan cairan hangat atau susu hangat.


Hasil: susu hangat 100cc tiap pagi.

9. Menaawarkan usapan pada punggung jika di


perlukan.
Hasil: usapan punggung di lakukan oleh suami
klien.
10. Menawarkan mandi air hangat.
Hasil: klien mandi air biasa, karena keterbatasan
air hangat di Rumah Sakit.

11. Berikan obat anti kecemasan jika di perlukan.


Hasil: obat anti kecemasan tidak di resepkan.

b. Peningkatan koping.

1. Membantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan


jangka pendek dan jangka panjang yang tepat dari
pengobatannya.
Hasil: klien paham akan tujuan dari pengobatan
jangka pendek dan jangka panjang nya.
2. Instruksikan pasien untuk menggunakan tekhnik
relaksasi sesuai kebutuhan.
Hasil: klien menarik nafas dalam, dan berdoa serta
berdzikir.

3. Berikan suasana penerimaan.


Hasil: klien menerima kondisi kesehatannya saat
ini.

4. Sediakan informasi yang actual mengenai


diagnosis, penanganan, dan prognosis.
Hasil: semua informasi mengenai diagnosis,
penanganan, dan prognosis dari penyakit klien
telah di informasikan sesuai dengan porsi nya.

5. Sediakan pasien pilihan-pilihan yang realistis


mengenai aspek perawatan.
Hasil: pilihan aspek perawatan yang di berikan
kepada klien sesuai denga SOP Rumah Sakit.

6. Kenali latar belakang budaya/spiritual pasien.


Hasil: pengobatan klien tidak terbentur oleh
budaya klien.

7. Dukung penggunaan sumber-sumber spiritual, jika


diinginkan.
Hasil: saat ini klien hanya berdoa secara mandiri.

8. Mengenalkan pasien pada seseorang yang telah


berhasil melewati perasaan yang sama.
Hasil: Belum ada komunikasi dengan survivor
cancer.
9. Dukung keterlibatan keluarga, dengan cara yang
tepat.
Hasil: keluarga selalu mendukung pengobatan dan
proses penyembuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai