Percobaan 3. Potensiometer
Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja potensiometer
b. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik potensiometer
c. Mahasiswa dapat mengetahui rangkaian Potensiometer sebagai sensor
d. Mahasiswa dapat memahami cara menggunakan potensiometer sebagai sensor posisi
Pendahuluan
Potensiometer adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong
dalam kategori Variable Resistor. Secara umum struktur potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal
dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar 1 di bawah menunjukan
bentuk potensiometer beserta bentuk dan simbolnya.
Lapisan resistif merupakan lapisan yang mempunyai hambat jenis tertentu tergantung resistansi total
potensiometer yang dapat diukur dari resistansi ujung ke ujung terminal potensiometer (A dan C).
Wiper akan menghubungkan terminal logam luaran (B) dengan lapisan resistif ini. Elemen Resistif pada
Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan
Karbon (Carbon). Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik
(Logarithmic Potentiometer).
Dengan perpindahan posisi wiper, makan nilai resistansi dari terminal luaran dan terminal ujung
potensiometer akan berubah. Sebagai contoh, ketika potensiometer di atas diputar searah jarum jam,
maka resistansi dari ujung kiri ke terminal luaran (RAB) akan naik, sedangkan resistansi dari terminal
kanan ke luaran (RBC) akan turun. Kondisi sebaliknya akan terjadi pada saat potensiometer diputar
berlawanan arah jarum jam, dengan nilai resistansi antar ujung potensiometer (RAC) tetap.
Jenis-jenis Potensiometer
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a) Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara
menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan
pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari dan jari telunjuk untuk menggeser wiper-
nya.
Potensiometer yang tersedia di pasaran terdiri dari beberapa jenis, yaitu: potensiometer karbon,
potensiometer wire wound dan potensiometer metal film.
a) Potensiometer karbon adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon harganya cukup
murah akan tetapi kepressian potensiometer ini sangat rendah biasanya harga resistansi akan
sangat mudah berubah akibat pergeseran kontak.
b) Potensiometer gulungan kawat (wire wound) adalah potensiometer yang menggunakan
gulungan kawat nikelin yang sangat kecil ukuran penampangnya. Ketelitian dari
potensiometer jenis ini tergantung dari ukuran kawat yang digunakan serta kerapihan
penggulungannya.
c) Metal film adalah potensiometer yang menggunakan bahan metal yang dilapiskan ke bahan
isolator
Potensiometer karbon dan metal film jarang digunakan untuk kontrol industri karena cepat aus, dan
potensiometer wire wound lebih sering digunakan untuk aplikasi industry yang membutuhkan
ketahanan lebih tinggi.
Penggunaan potensiometer untuk pengontrolan posisi cukup praktis karena hanya membutuhkan
satu tegangan eksitasi dan biasanya tidak membutuhkan pengolah sinyal yang rumit. Kelemahan
penggunaan potensiometer terutama adalah:
1. Cepat aus akibat gesekan
Modul Praktikum
Modul Praktikum yang digunakan menggunakan Chip mikrokontroler AT Mega 16 atau AT Mega 8535.
Modul ini dilengkapi dengan Digital dan Analog I/O serta LCD text.
a. Digital input disimulasikan dengan denggunakan Dipswitch yang terhubung ke PORT C dengan
mode active low
b. Analog input terhubung ke ADC dan juga tersambung ke 8 buah VR yang dirangkai sebagai
rangkaian pembagi tegangan dengan tegangan sumber 5 V
c. Digital Output disambungkan pada LD yang terhubung pada PORT B dengan sifat active high
d. Analog Output terhubung ke OC1A dan OC1B yaitu PWM yang dikeluarkan ke timer/counter
1. Dari PWM tersebut akhirnya dimasukkan ke rangkaian LPF untuk mengubah sinyal PWM ke
tegangan analog
Analog cv
Out
Digital Output (8x LED)
ISP
I/O PORT CONNECTOR
LCD 16x2
9 6 4 2 0 GND 1
9
10 7 5 3 1 VCC 2
Peralatan
1. Modul Mikrokontroler
2. ISP programmer
Prosedur Percobaan
A. Potensiometer putar (Rotary)
1. Ambil potensiometer putar (rotary), lalu pasang terminal ujung potensiometer (A) ke ground,
terminal luaran (B) ke input ADC kanal 0 (PORT A bit 0), dan terminal ujung (B) ke VCC.
2. Dalam praktikum ini akan ditampilkan data hasil konversi ADC kanal 0 yang terhubung ke
potensiometer pada LCD.
3. Buat project baru dan gunakann Code Wizard AVR
4. Set Chip menjadi AT Mega 8535 atau AT Mega 16 (sesuai yang ada pada board)
9. Simpan file dengan nama tertentu (letakkan foldernya sesuai dengan keinginan). File yang
dismpan ada 3 jennis, yaitu: Source (*.c), Project (*.prj), dan codeWizzardProject (*.cwp)
// Fungsi LCD
#define DelayLCD 50
#define LCD_PORT PORTB
#define LCD_RS PORTB.3
#define LCD_EN PORTB.2
#pragma used+
void LCD_Init_Cmd(unsigned char xData)
{ LCD_PORT = xData & 0xF0;
delay_us(1); LCD_EN = 0;
}
void LCD_Perintah(unsigned char xData)
{ //LCD_RS=0; LCD_RW=0; LCD_EN=1;
LCD_RS=0;
LCD_PORT = 0B00000100 | (xData & 0xF0);
delay_us(1); LCD_EN = 0;
delay_us(10);
LCD_PORT = 0B00000100 | (xData << 4);
delay_us(1); LCD_EN = 0;
delay_us(1000);
//LCD_EN = 1;
}
void LCD_Init(void)
{ delay_ms(100); LCD_Init_Cmd(0x30);
delay_ms(10); LCD_Init_Cmd(0x30);
delay_ms(2); LCD_Init_Cmd(0x30);
delay_ms(2); LCD_Init_Cmd(0x20);
LCD_Perintah(0x28); //4-bit/2-line
LCD_Perintah(0x10); // Set cursor
LCD_Perintah(0x0c); // Display ON; Cursor off
LCD_Perintah(0x06); // Entry mode =increment, no shift
LCD_Perintah(0x01); // Hapus layar
}
void LCD_TulisF(unsigned char Baris, unsigned char flash *text) // menuliskan string ke LCD
{ LCD_GotoXY(0,Baris);LCD_TextF(text);
}
11. Selanjutnya simpan file ini ke folder sorce Anda dan beri nama LCD.h
12. Kembali ke file file yang lama dan tambahkan file LCD.h tadi ke project ADC
13. Tampilkan data konversi pada dari kanal 0 ke LCD dengan menambahkan program pada source
17. Buka file hex hasil build dari program (arahkan pada folder dimana Anda menyimpan file dari
CodeVisionAVR)
18. Selanjutnya teka tombol Auto Program
19. Apabila proses benar, maka LED akan menampilkan nilai decimal hasil konversi ADC kanal 0 yang
menunjukkan nilai perubahan posisi potensiometer.
20. Atur posisi trimer potensimeter dari modul percobaan yang terhubung ke kanal 0 ADC pada posisi
paling kiri (berlawanan arah jarumjam maksimal).
21. Catat posisi potensiometer dan nilai pembacaan ADC yang didapatkan dari sudut minimal sampai
dengan sudut maksimalnya dengan perubahan setiap 5°.
22. Tambahkan rangkaian buffer dengn menggunakan Op-amp dari keluaran potensiometer menuju
input ADC janal 0
23. Catat kembali posisi potensiometer dan nilai pembacaan ADC yang didapatkan dari sudut minimal
sampai dengan sudut maksimalnya dengan perubahan setiap 5°.
24. Ubah program yang sudah dibuat untuk menunjukkan data sudut dari potensiometer pada LCD, ,
dan catat program hasil modifikasinya..
Tugas
1. Ulangi percobaan tersebut untuk potensiometer jenis multi-turn
2. Gambarkan grafik hubungan antara data posisi dan data pembacaan ADC dari masing-masing
potensiometer, analisa apakah linear atau tidak, apabila tidak analisa apa yang
menyebabkannnya.