Anda di halaman 1dari 6

ROLE PLAY

“CA CERVIX”
Di Ruang 9 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun oleh :

PROFESI NERS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

PROFESI NERS STIKes MATARAM

Periode : 25 – 30 November 2019

PROGRAM KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2019
SKENARIO ROLEPLAY

Peran
Moderator : Donna
Narator : Rista
Dokter : Khaerul
Perawat I : Fajar
Perawat II : Rizky
Pasien : Rauhil
Suami Pasien : Intan
Kakak Pasien : Yurike

Setting : Poli Kandungan Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

Pada suatu hari di poli kandungan RS Saiful Anwar Malang datang Ny. Rauhil yang
berprofesi sebagai ibu rumah tangga berusia 38 tahun untuk memeriksakan kondisi
kesehatannya kepada dokter. Saat itu Ny. Rauhil langsung bertemu dengan dokter dan
memberitahu keluhan yang saat ini dirasakan.

Ny. Rauhil saat ini mengeluh bahwa menstruasi yang dialami mulai 4 bulan yang lalu
tidak seperti biasanya. Menstruasi yang dialami sekarang lebih memanjang dari
sebelumnya. Produksi darah juga lebih banyak dari biasanya. Saat ini Ny. Rauhil tidak
sedang menstruasi, namun ada bercak dan terasa sakit di perut bagian bawah panggul.
Pasien juga saat ini mengalami keputihan dengan keluarnya cairan kental berwarna merah
muda dan berbau. Klien tidak segera datang ke Rumah Sakit karena takut apabila
didiagnosa dengan penyakit yang parah, sehingga tidak mau cerita ke suaminya. Akhirnya
Ny. Rauhil memberanikan diri untuk bercerita kepada kakaknya dan segera dibawa ke Poli
Kandungan RS Saiful Anwar

(di Poli Kandungan)

Dokter : Selamat Pagi Bu, Saya Dokter Khaerul yang hari ini akan memeriksa ibu.
Mohon maaf sebelumnya, ini dengan ibu siapa ? Mungkin bisa dijelaskan
keluhan ibu saat ini ?
Pasien : Selamat Pagi Dok, Saya Bu Rauhil. Jadi begini, beberapa bulan ini menstruasi
saya tidak seperti biasanya, kali ini lebih lama bisa sampai 3 minggu saya
menstruasinya, padahal sebelum-sebelumnya hanya 7 hari saja. Darah yang
keluar juga banyak sekali. Lalu saat ini kok pinggul dan perut bagian bawah
saya juga sakit dok, dan sekarang juga ada bercak darah. Sekarang juga ada
keputihan dok, baunya tidak enak
Dokter : Kalau boleh tau ibu Rauhil apakah sudah menikah ?
Pasien : Sudah dok, ini kebetulan suami saya sedang bekerja, makanya saya diantar
kakak saya.
Dokter : Oh, jadi ibu ini kakak dari Ibu Rauhil ?
Kakak : Iya dok, saya kakaknya. Suaminya sedang sibuk, jadi saya yang mengantar
Dokter : Baik kalau begitu, akan saya lanjutkan kembali. Apakah ibu Rauhil sudah
memiliki anak ?
Pasien : Sudah dok, anak saya satu sekarang, rencana ingin punya anak lagi, tetapi
sekarang kalau sedang berhubungan sering sakit, agak nyeri gitu.
Dokter : Berarti saat ini ibu tidak sedang ikut KB ya bu ? apakah ibu juga sedang
mengonsumsi obat-obatan lain bu atau jamu mungkin?
Pasien : Iya dok, saat ini tidak ikut KB, rencana mau punya anak lagi soalnya. Saya
juga tidak pernah minum obat-obatan kok dok, saya juga tidak suka jamu.
Dokter : Ibu Rauhil pernah periksa sebelumnya terkait kondisi ibu sekarang ?
Pasien : Belum pernah dok
Kakak : Iya dok, bahkan suaminya juga belum dikasitau, takut katanya. Kalau tidak
saya antar juga tidak akan mau periksa kesini
Dokter : Baik bu kalau begitu, untuk saat ini mungkin diperlukan rawat inap dulu untuk
mengetahui kondisi ibu Rauhil lebih dalam. Apakah ibu berkenan ?
Pasien : Iya dok tidak apa-apa. Tapi saya mau beritahu ke suami dulu
Dokter : Iya bu, silahkan diberitahu dulu suaminya, mungkin untuk bu Yurike silahkan
untuk mengurus administrasi dulu untuk rawat inapnya ya.
Kakak : Baik dok, terimakasih

Setting : di ruang rawat inap Ruang 9


(Pasien segera diarahkan ke ruang perawatan, di ruang perawatan pasien segera diperiksa
lebih lanjut)
Perawat I : Selamat pagi bu, perkenalkan saya Fajar Irwansyah, perawat yang hari ini
akan memeriksa ibu, silahkan ibu duduk terlebih dahulu
Pasien : Selamat pagi mas.
Perawat I : Benar dengan ibu Rauhil ? lahir pada tanggal 14 Agustus 1981 ? Kalo boleh
tau keluhannya apa ya bu ?
Pasien : Ini mas, perut bagian bawah saya sakit, sudah beberapa bulan ini belum
sembuh-sembuh, menstruasi saya juga banyak darah yang keluar, tidak
seperti biasanya.
Perawat I : Baik bu, saya cek dulu tekanan darahnya ya, kalau boleh tau nyerinya seperti
bagaimana ya bu ? Kalau dari skala 10, nyeri ibu ada di skala berapa ?
Pasien : Nyerinya seperti ditusuk-tusuk mas, mungkin untuk skalanya 7 dari 10 mas ya.
Tapi nyerinya tidak terus-terusan mas, hilang timbul gitu
Kakak : Tekanan darah adik saya berapa mas ? apakah normal ?
Perawat I : Jadi tekanan darah ibu Rauhil sekarang 110/80, ini masih dalam batas normal
bu ya, setelah ini selanjutnya akan saya pasang infus untuk selanjutnya ibu
akan diambil darah untuk cek lab juga bu ya.
Pasien : Baik mas
Perawat I : Mungkin setelah ini ibu akan sa antar ke radiologi untuk keperluan
pemeriksaan lebih lanjut ya, ini sudah dijadwalkan untuk jam 3. Ibu Yurike
mungkin mau ikut mengantar ?
Kakak : Iya mas, saya mau ikut

Pada keesokan harinya pemeriksaan lab dan pemeriksaan radiologi sudah bisa didapatkan.
Selanjutnya dokter dan perawat pergi menemui keluarga pasien untuk
memberitahu hasil pemeriksaan.

Perawat II : Selamat siang pak, benar bapak suami dari ibu Rauhil ?
Suami : Benar mbak, ada yang bisa saya bantu ?
Perawat II : Jadi kemarin ibu Rauhil sudah menjalani beberapa pemeriksaan lanjutan,
untuk hasil dari pemeriksaannya saat ini sudah jadi, setelah ini bapak akan
diberitahukan oleh dokter terkait kondisi istri bapak saat ini
Suami : Baik mbak, apakah istri saya mengalami kondisi yang serius ?
Perawat II : Untuk selanjutnya ada dokter yang akan memberitahukan kepada bapak, tapi
kami harap agar bapak bisa menerima segala kondisi yang kini sedang
dialami oleh ibu rauhil, bisa dimengerti ?
Suami : Baik mbak
(Dokter masuk ke ruangan)
Dokter : Apakah benar bapak keluarga dari Ibu Rauhil ?
Suami : Benar dok, saya suami dari Ibu Rauhil
Dokter : Jadi ini pemeriksaan laboratorium sudah saya dapatkan ya pak, kemarin ibu
Rauhil juga sudah menjalani pemeriksaan radiologi juga. Saat ini saya akan
memberitahu kondisi istri bapak sesuai dengan hasil pemeriksaan kemarin.
Saya harap bapak mampu menerima segala kondisi ibu Rauhil dan tabah
setelah saya membacakannya
Suami : Iya dok, silahkan.
Dokter : Jadi istri ibu terdiagnosa saat ini menderita Kanker Serviks stadium III. Jadi
serviks itu adalah leher Rahim, terletak di atas vagina ibu. Kanker ini berawal
dari infeksi virus papilloma pak, bila sudah terinfeksi oleh virus ini, nantinya
bisa mempengaruhi sel-sel di leher Rahim itu sendiri, jika sudah berlanjut,
infeksi ini bisa berkembang menjadi Kanker, dan hal ini yang saat ini sedang
dialami oleh ibu
Suami : Apakah itu benar dok ? bagaimana bisa istri saya terkena penyakit seperti itu ?
Dokter : Banyak faktor resiko yang bisa menyebabkan Kanker Servix pak, semua
perempuan yang sudah pernah berhubungan badan pasti beresiko mengalami
kanker servix, oleh karena itu sudah seharusnya pasangan suami istri rutin
untuk memeriksakan kandungannya meskipun sedang tidak mengalami
masalah.
Suami : Apakah ada kesempatan bagi istri saya untuk sembuh dok ?
Dokter : Sangat bisa pak, tetapi Rahim ibu tetap tidak bisa kembali persis seperti
sediakala.
Suami : tidak apa-apa dok, yang penting istri saya bisa sembuh.
Dokter : yang pasti, bapak dan ibu harus mau mengikuti seluruh tindakan yang
diperlukan untuk kesembuhan ibu sendiri. Ada beberapa tindakan yang perlu
dilakukan pak.
- Yang pertama ada tindakan bedah pak, pada kanker serviks, Rahim akan
diangkat sehingga kanker tidak akan menyebar ke jaringan lainnya, hal ini
perlu dilakukan akan kanker tidak bertambah parah
- Yang kedua ada radioterapi hal ini dilakukan dengan mengirimkan sinar
radiasi berenergi tinggi ke tempat kanker untuk membasmi sel-sel kanker
yang tersisa
- Yang terakhir adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah obat yang dimasukkan
lewat infus. Hal ini dilakukan bersamaan dengan radioterapi agar
menghasilkan hasil yang optimal
Ketiganya harus dilakukan semua pak agar tidak ada sisa kanker ditubuh ibu
Suami : Baik dok,, saya pasti akan selalu memotivasi istri saya untuk mau menjalani
semua tindakan yang disarankan oleh dokter. Terimakasih atas penjelasannya
dokter dan mbak perawatnya
Perawat II : Iya pak sama-sama, tugas bapak disini adalah selalu memotivasi ibunya ya
pak, agar ibu selalu semangat mengikuti seluruh program ini, demi
kesembuhan ibu juga. Untuk tindakan terdekat mungkin adalah histerektomi
atau tindakan pembedahan angkat Rahim. Kami membutuhkan persetujuan
dari bapak, ibu rauhil dan keluarga agar selanjutnya tindakan bisa dilakukan.
Suami : Baik mbak, saya akan membicarakan dengan istri saya dan keluarga saya dulu
Perawat II : Baik pak, untuk selanjutnya segera diinformasikan kepada kami ya
Suami : Iya mbak

Dokter dan perawat meninggalkan ruangan. Selanjutnya pasien dan keluarga mengalaim
musyawarah terkait rencana selanjutnya yang akan diambil terkait penyakit Ca
Servix yang dialami Ny. Rauhil. Setelah melakukan musyawarah, keluarga
memutuskan setuju untuk menjalani tindakan histerektomi
Perawat I : Selamat Sore Ibu Rauhil, bagaimana keadaanya ? apakah sudah diberitahu
oleh suami terkait penjelasan dari dokter ?
Pasien : Sudah mas, sudah dijelaskan semuanya. Kami sudah memutuskan untuk
setuju menjalani operasi tindakan pembedahan. Saya menerima semua
resikonya, yang penting saya bisa sembuh mas.
Perawat I : Baik bu, kalau begitu silahkan isi surat pernyataan bahwa ibu dan keluarga
setuju untuk menjalani prosedur pembedahan.
Pasien : Baik mas. Tapi sampai saat ini saya masih takut sebenarnya tentang prosedur
yang akan dilakukan kepada saya
Perawat I : Tidak apa-apa bu, untuk proses pembedahan sebenarnya tidak perlu waktu
terlalu lama, mungkin nanti sekitar 2-3 jam. Nanti ibu juga akan diberikan obat
bius agar ibu tidak perlu merasakan sakit ketika sedang dilakukan
pembedahan. Mungkin nanti efeknya setelah operasi, ibu akan merasakan
sakit untuk beberapa waktu, tetapi ibu tidak perlu khawatir, karena ibu akan
terus dipantau perkembangannya sampai ibu benar-benar stabil dan boleh
untuk pulang, ibu juga akan diberi ibat anti nyeri agar ibu lebih nyaman.
Pasien : baik kalau begitu mas. Saya akan menandatangani persetujuan tersebut
PerawatI : Baik bu, silahkan. Kami akan melakukan yang terbaik untuk ibu dan sekeluarga
Pasien : Baik mas, terimakasih ya
Perawat I : Iya bu, sama-sama

Anda mungkin juga menyukai