Anda di halaman 1dari 137

PENYEMPURNAAN PROSEDUR OPERASIONAL BAKU 5S

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta

Pengarah
General Manager
Manajer Perencanaan
Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi
Manajer SDM dan Organisasi
Manajer Niaga

Penaggung Jawab
Audi Royke Damal C. (Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi)
Tim 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY

Penyusun
Estining Widyastini, Priyatna Utama, Budi Pratomo, Mulyawati, Sadli Sayidiman.

Kontributor
Wina Puspitasari, Erica , Hendi Septiadi, Lilik S, Achmad Asrori, Mursidah Wildani, Uno
Harsoyo, Yogi Ricardo Pakpahan, Rachman Setya Nugroho dan Cony Ornela Dwi
Rahmawati.

Penerbit
Tim 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY

Tahun Terbit :
2016-2017
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA

Jalan Teuku Umar No. 47 Semarang – 50234

Telp. (024) 8411991 (hunting), Fax. (024) 8412268, Website : www.plnjateng.co.id

Kotak Pos : 6444, Email : plnjatengdiy@pln.co.id

DAFTAR NOMOR DOKUMEN PROSEDUR OPERASI BAKU (POB) 5S


PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

NO JUDUL POB NO DOKUMEN


1 Prosedur Implementasi 5S P01
2 Strategi Organisasi Penanggung Jawab 5S P02
3 Prosedur Sosialisasi, Promosi, Latihan 5S P03
4 Prosedur Seiri P04
5 Prosedur Seiton P05
6 Prosedur Seiso P06
7 Prosedur Seiketsu P07
8 Prosedur Shitsuke P08
9 Prosedur Operasi Pembuangan Barang Tidak Diperlukan (Sampah) P09
10 Prosedur Operasi Tempat Penyimpanan Sementara P10
11 Prosedur Pelaksanaan Aktivitas Pertemuan 5S P11
12 Prosedur Melaksanakan Patroli Manajemen 5S P12
13 Prosedur Penyelenggaraan Lomba/Penilaian/Audit 5S P13
14 Prosedur Pemberian Reward dan Punishment P14
15 Standar Papan Informasi 5S P15
16 Standar Pemberian Marka/ Garis Pembatas / Garis Pemisah P16
17 Standar Logo 5S P17
18 Standar Buku Saku / Panduan / Pedoman 5S P18
19 Standar Arah Petunjuk & Rambu-rambu di Tempat Kerja P19
20 Standar Pengaturan Area Parkir Kendaraan/ Peralatan Kerja P20
21 Standar Warna Tempat Penyimpanan Arsip P21
22 Standar Pemasangan dan Pengelolaan APAR P22
23 Standar Seiri P23
24 Standar Seiton P24
25 Standar Seiso P25
26 Standar Seiketsu P26
27 Standar Shitsuke P27
28 Job Description Pembina 5S P28
29 Job Description Koordinator 5S P29
30 Job Description Penanggung Jawab Area 5S P30
31 Job Description Promosi dan Pelatihan 5S P31
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 1 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

1. TUJUAN
Tujuan dari prosedur implementasi 5S ini secara umum adalah sebagai pedoman kegiatan operasional
Perusahaan dalam penerapkan sistem manajemen 5S serta bertujuan untuk mencapai kondisi kerja/
tempat kerja, situasi kerjadan sistem kerja secara optimal,dengan sasaran utama adalah untuk menjaga,
mengamankan dan melindungi karyawan, aset milik perusahaan sertal ingkungan.

Seluruh karyawan harus peduli dan tanggap terhadap tata cara pelaksanaan kerja sesuai dengan prinsip
prinsip5S,sehingga pemborosan pemborosan yang terjadi akibat cara kerja yang salah,disiplin kerja yang
kurang,fasilitas peralatan/mesin yang tidak memenuhi syarat kerja dan atau terjadi kerusakan terhadap
fasilitas perusahaan akan dapat dikurangi semaksimal mungkin bahkan dapat dihilangkan sama sekali.

Secara spesifik,tujuan/sasaran dari prosedur implementasi 5S ini adalah sebagai:

1.1. Pedoman dan petunjuk teknis penerapan sistem manajemen 5S diseluruh satuan unit kerja
PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
1.2. Media informasi perusahaan kepada mitra kerja, karyawan, pelanggan dan pemasok terkait
kebijakan 5S
1.3. Sarana untuk meningkatkan Kualitas dan Produktivitas, standard kerja, keselamatan dan kesehatan
kerja, kualitas lingkungan tempat kerja, kepuasan pelanggan dan lain–lain
1.4. Alat bantu untuk mencapai kinerja mutu dan produktivitas yang tinggi diseluruh satuan unit kerja
PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY

2. RUANGLINGKUP
Panduan Prosedur Implemenasi sistem manajemen 5S ini dibuat secara umum untuk kegiatan
operasional kerja diseluruh satuan unit kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY baik
Kantor Induk, Area maupun Rayon termasuk mitra kerja yang berada dalam sistem operasi internal di
seluruh wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY.
Prosedur Implementasi sistem5S ini mencakup kegiatan/tahap penerapan sebagai berikut:
Tahap Persiapan,
Tahap Pelatihan,
Tahap Penerapan dan
Tahap Pembudayaan

3. DEFINISI
Pada prosedur ini berlaku definisi sebagai berikut:
3.1. 5S adalah suatu sistem Manajemen Tata Graha/ Manajemen Ketata Rumah Tanggaan/
Management Good House Keeping, yang dilakukan dalam rangka mengelola tempat kerja, dimana
tempat yang dimaksud dalam hal ini adalah tempat/lingkungan dimana kita bekerja baik itu di area
kerja perkantoran maupun di area kerja gudang,area kerja bengkel, area kerja laboratorium, area
kerja produksi/pembangkit, dan area pendukung lainnya seperti fasilitas publik, dll
3.2. 5S mengandung arti bahwa bagaimana kita mengkondisikan tempat kerja agar menjadi bersih,
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 2 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

Aman dan nyaman sehingga kegiatan pekerjaan kita tidak terganggu yang pada akhirnya tujuan/
Sasaran yang ingin dicapai dapat dipenuhi
3.3. 5S merupakan singkatan dari bahasakan Jepang Yaitu: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu Dan Shitsuke
dan dalam bahasa Indonesia diistilahkan menjadi 5P (Pemilahan, Penataan, Pembersihan,
Pemantapan, Pembiasaan) atau 5R(Ringkas,Rapi, Resik, Rawat, Rajin):
3.3.1. Seiri Pemilahan Ringkas Adalah kegiatan memisahkan segala sesuatu barang
yang benar benar diperlukan dan kemudian
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat
kerja.
3.3.2. Seiton Penataan Rapi Adalah kegiatan menata tata letak peralatan dan
perlengkapan kerja dengan rapi sehingga
memudahkan untuk mencari, mudah untuk
menemukan dan mudah untuk mengembalikan dan
segalanya selalu siap pada saat diperlukan.
3.3.3. Seiso Pembersihan Resik Adalah kegiatan mebersihkan tempat kerja, mesin dan
perlengkapan/ peralatan kerja dari debu dan kotoran
yang melekat secara teratur agar kondisi tempat kerja,
mesin dan peralatan/ perlengkapan kerja selalu dalam
keadaan bersih dan terhindar dari kerusakan,
degradasi dan abnormality.
3.3.4. Seiketsu Pemantapan Rawat Adalah kegiatan memelihara fasilitas tempat kerja,
mesin, peralatan serta barang secara teratur agar
tidak terdapat lagi barang yang tidak diperlukan di
area kerja,tidak terjadi ketidakteraturan ditempat
kerja dan tidak terdapat kotoran/kerusakan serta
berusaha menjaga dan mempertahankan kondisi
optimal.
1.3.5. Shitsuke Pembiasaan Rajin Adalah kegiatan membudayakan dan membiasakan
bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur serta
mengembangkan perilaku perilaku kerja karyawan
yang positif di tempat kerja sebagai sebuah
kebiasaan yang disiplin.

4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR/ TAHAP IMLEMENTASI 5S/5P/5R
Prosedur penerapan sistem manajemen 5S secara umum dibagi menjadi 4 (empat) tahapan implementasi
sebagai berikut:
5.1. Tahap Persiapan
Ada 3 (tiga) kegiatan utama pada tahap persiapan pelaksanaan 5S yaitu meliputi:
5.1.1. Dukungan dan Komitmen Manajemen
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 3 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

Sebelum penerapan sistem 5S, perlu ada dukungan dan komitmen manajemen mulai
tingkat Manajemen Tingkat Atas, Manajemen Menengah/ Madya dan Manajemen Bawah.
Pembentukan komitmen penerapan 5S ditujukan untuk memastikan bahwa 5S
merupakan kebutuhan perusahaan dan menjadi alat manajemen untuk peningkatan budaya
kerja karyawan yang produktif disamping untuk tujuan mengamankan dan melindungi
seluruh asset milik perusahaan
Dukungan dan komitmen manajemen dijabarkan secara operasional dalam bentuk:
dukungan Pemikiran untuk kelancaran program,dukungan biaya implementasi, dukungan
tenaga untuk suksesnya program dan lain lain yang dapat mensukseskan program
implementasi 5S
5.1.2. Penetapan / Penyusunan Prosedur Operasi Baku Implementasi Sistem 5S
Setelah dukungan dan komitmen manajemen dipastikan telah terbentuk, maka tahap
selanjutnya dalam persiapan penerapan sistem manajemen 5S adalah menyusun dan
membentuk / menyusun Prosedur Operasi Baku (POB) Sistem 5S.
Dalam penyusunan POB 5S mencakup kegiatan perencanaan antara lain :
Pembuatan / Penetapan Struktur organisasi penanggung jawab program 5S.
Penetapan Logo, moto dan lain-lain.
5.2. TahapSosialisasi/ Promosi/ Pelatihan
5.2.1. Sosialisasidan Promosi
Pada tahap ini, rencana pelaksanaan program 5S perlu disosialisasikan pada seluruh
karyawan, mitra kerja dan publik melalui berbagai media yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan melalui berbagai macam pendekatan seperti melakukan Acara Ceremonial
Deklarasi penerapan 5S (kick Off 5S), sosialisasi dan promosi melalui media elektronik,
mediamassa, buletin, spanduk, baliho, poster, sticker, logo, dll.
5.2.2. Pelatihan
Semua personil / karyawan termasuk mitra kerja yang ada dalam sistem operasi internal
perusahaan dipastikan harus mendapatkan pelatihan sistem 5S yang dilaksanakan secara
periodik, berjenjang dan berkesinambungan dengan tujuan agar tidak terjadi salah
persepsi dan salah pengertian dalam menjalankan sistem 5S, baik secara jangka pendek
maupun jangka panjang.
Sasaran kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara berjenjang ditujukan kepada
karyawan yang berada pada tingkat Manajemen Atas, Manajemen Menengah/ Madya
Dan Tingkat Manajemen Bawah serta seluruh staff/ Pelaksana/ operator serta mitra kerja
tanpa kecuali (DokNo.P03-PER-09)
a. Pelatihan 5S untuk Tingkat Manajemen Atas
Pelatihan 5S yang dilakukan pada tingkatan manajemen tingkat atas dilaksanakan
dalam bentuk Workshop yang dilaksanakan selama kurang lebih 16 Jam Pelajaran
efektif atau setara dengan 2 hari kerja dengan 3 (tiga) topik bahasan umum yaitu :
 Konsep dan strategi peningkatan produktivitas;
 Konsep Integrated Manajemen System(IMS)
 Dan Inovasi;
 Konsep dan Manfaat 5S;
 Mengevaluasi dan Mengolah data hasil implementasi 5S
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 4 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

b. Pelatihan 5S untuk Tingkat Manajemen Menengah / Madya


Pelatihan 5S yang dilakukan pada tingkatan manajemen menengah/ madya dilaksanakan
dalam bentuk Workshop yang dilaksanakan selama kurang lebih 16 Jam Pelajaran efektif
atau setara dengan 2 hari kerja dengan 5(lima) topik bahasan umum yaitu:
 Konsep dan strategi peningkatan mutu dan produktivitas;
 Integrated Productivity Improvement(IPI);
 Konsep Kaizen dan Inovasi;
 Konsep dan Manfaat 5S;
 Mengevaluasi dan Mengolah data hasil implementasi 5S
c. Pelatihan 5S untuk Team Pengelola 5S dan Auditor
Pelatihan 5S yang dilakukan pada tingkatan manajemen atas dilaksanakan dalam bentuk
Workshop yang dilaksanakan selama kurang lebih 16 Jam Pelajaran efektif atau
setaradengan 2 hari kerja dengan 5 (lima) topik bahasan umum yaitu :
 Konsep dan strategi peningkatan mutu dan produktivitas;
 Integrated Productivity improvement(IPI);
 Konsep Kaizen dan Inovasi;
 Konsep dan Manfaat 5S;
 Mengevaluasi dan Mengolah data hasil implementasi 5S
d. Pelatihan 5S untuk Pengelola 5S dan Auditor
Pelatihan 5S yang dilakukan Pengelola 5S dan Auditor dilaksanakan dalam bentuk
Workshop yang dilaksanakan selama kurang lebih 24 Jam Pelajaran efektif atau setara
dengan 3 hari kerja dengan (tiga) topik bahasan umum yaitu:
 Konsep dan strategi peningkatan mutu dan produktivitas;
 Integrated Productivity Improvement(IPI);
 Konsep dan Manfaat5S;
 Tahap Tahap Penerapan 5S;
 Audit dan Panduan Kegiatan 5S;
 Mengevaluasi dan Mengolah data hasil implementasi 5S;
e. Pelatihan 5S untuk Tingkat Pelaksana/ Operator/ Staff
Pelatihan 5S yang dilakukan pada Tingkat Pelaksana / Operator / Staff dilaksanakan
dalam bentuk Workshop yang dilaksanakan selama kurang lebih 16 Jam Pelajaran efektif
atau setara dengan 2 hari kerja dengan 3 (tiga) topik bahasan umum yaitu :
 Konsep dan Manfaat 5S;
 Tahap Penerapan 5S;
 Mengevaluasi dan Mengolah data hasil implementasi 5S.
f. Pelatihan 5S untuk Tingkat Mitra Kerja
Pelatihan 5S yang dilakukan pada Tingkat Pelaksana/ Operator/ Staff dilaksanakan dalam
bentuk Workshop yang dilaksanakan selama kurang lebih 8 Jam Pelajaran efektifatau
setaradengan1harikerjadengan3(tiga)topikbahasanumumyaitu:
 KonsepdanManfaat5S;
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 5 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

 Tahap Penerapan 5S;


 Metode Penerapan 5S.

5.3. Tahap Penerapan/ Pelaksanaan


Ada 8 (delapan) kegiatan pada tahap Pelaksanaan/ Penerapan dalam sistem 5S yaitu meliputi:
5.3.1. Pembagian area kerja/ Mapping Area
Pada tahap ini, kegiatan penerapan 5S yang dilakukan adalah membagi seluruh area yang
ada di perusahaan tanpa kecuali baik area kerja karyawan (Kantor, Gudang, Bengkel/
Workshop, Produksi/ Pembangkit, Laboratorium, control room, dan lain-lain termasuk
untuk area / fasilitas umum karyawan, mitra kerja maupun tamu.
5.3.2. Penentuan Penanggung Jawab Area
Setelah area yang ada di perusahaan telah ditentukan/ ditetapkan menurut kebutuhan,
selanjutnya adalah menetapkan penanggungjawab area (Pokja). Penanggung jawab area
secara umum dibawah tanggung jawab kelola oleh seorang yang memiliki jabatan
setingkat Supervisor atau yang ditunjuk (untuk Unit Kerja), sedangkan penanggung jawab
area di tingkat kantor pusat oleh Para Asmen/ Spesilis/ Staff yang ditunjuk.
5.3.3. Identifikasi dan observasi kondisi area kerja
Setelah pembagian area kerja dan penanggung jawab telah ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah setiap penanggungjawab area kerja (PIC/ Kelompok Kerja) yang sudah
ditetapkan melakukan identifikasi dan observasi pada area kerja yang menjadi
tanggungjawabnya untuk melihat dan mengevaluasi secara detail kondisi fisik tempat
kerja, situasikerja, cara dan metode kerja, disiplin kerja termasuk kepedulian terhadap
standar standar kerja yang dimiliki perusahaan.
Identifikasi dan observasi yang dilakukan ditujuan untuk mengetahui secara obyektif,
kondisi riil yang ada pada area terhadap praktek praktek kerja karyawan yang dikaitkan
dengan prinsip prinsip 5S.
5.3.4. Merekamkondisiawalareakerja
Selanjutnya, sebelum penerapan 5S perlu dilakukan perekaman/ pendokumentasian
secara fisik terhadap area kerja yang akan direncanakan untuk diterapkan sistem 5S
melalui media foto, vidio dll yang ditujukan untuk mengetahui kondisi awal. Perekaman
kondisi awal dibuat dengan tujuan untuk sebagai pembanding setelah penerapan 5S telah
dicapai.
5.3.5. Implementasi 3S (Seiri, Seiton danSeiso)
Setelah didapatkan data awal serta perekaman kondisi fisik area kerja, selanjutnya
penanggungjawab area kerja (Pokja) mulai melakukan penerapan 3S secara bertahap
dimulai dari Seiri– Seiton– Seiso.
5.3.6. Melihat Hasil Implementasi
Setelah pelaksanaan Seiri–Seiton–Seiso telah dilaksanakan, selanjutnya adalah melihat
hasil penerapan secara menyeluruh terhadap penerapan Seiri– Seiton– Seiso apakah telah
sesuai dengan target dan rencana yang telah ditetapkan. Apabila setelah dievaluasi masih
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 6 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

terdapat kekurangan atau hal-hal yang masih menyimpang terhadap penerapan prinsip
prinsipSeiri–Seiton dan Seiso, maka Penanggung Jawab Area (PA) harus mengulang
kembali penerapan Seiri–Seiton dan Seiso secara reguler sampai betul-betul telah sesuai
dengan prinsip-prinsip penerapan Seiri –Seiton dan Seiso. Apabila dalam evaluasi
menyeluruh terhadap penerapan prinsip-prinsip Seiri– Seiton dan Seiso telah sesuai, maka
langkah selanjutnya adalah melaksanakan langkah penerapan Seiketsu
5.3.7. Implementasi S4 (Seiketsu)
Setelah implementasi Seiri–Seiton dan Seiso telah sesuai prinsip-prinsip penerpan 5S,
maka berikutnya adalah melaksanakan S4(Seiketsu) dengan membuat standar-standar
Seiri–Seiton dan Seiso yang dipakai sebagai panduan kerja oleh seluruh karyawan yang
berada pada area kerja yang bersangkutan.
5.3.8. Implementasi S5 (Shitsuke)
Setelah implementasi Shitsuke telah sesuai prinsip-prinsip penerapan 5S, maka berikutnya
adalah melaksanakan S5(Shitsuke) sesuai prinsip-prinsip 5S yang dipakai sebagai
panduan kerja oleh seluruh karyawan yang berada pada area kerja yang bersangkutan.
5.4. Tahap Pembiasaan
Setelah implementasi 5S dilaksanakan dengan konsisten, maka selanjutnya adalah melakukan
pembiasaan pembiasaan kerja dalam bentuk disiplin mematuhi standar dan taat terhadap sistem
prosedur menjalankan prinsip prinsip 5S secara konsisten dan penuh komitmen. Tahap pembiasaan
ini ditujukan untuk memastikan bahwa karyawan dapat mengerti, memahami dan sekaligus
mentaati segala aturan/ tata cara menjaga dan menerapkan manajemen tata graha/ ketata rumah
tanggan atau 5S Good House Keeping yang baik di tempat kerja.
5.5. Tahap Evaluasi Berkelanjutan
Setelah implementasi 5S dilaksanakan dengan penuh komitmen dan konsisten oleh seluruh pelaku
sistem, maka tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi berkelanjutan (ContinousEvaluation).
Dalam evaluasi berkelanjutan ini beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah: melakukan
kegiatan Lomba 5S secara periodik, Melakukan Audit 5S secara mandiri , melakukan Audit 5S
secara internal dan eksternal, pemberian Reward dan Punishment dan lain-lain yang sesuai dengan
prinsip-prinsip 5S
5.5.1. Sistem Audit5S
Untuk memastikan program 5S berjalan sesuai dengan standard dan agar supaya tidak
terjadi penurunan motivasi penerapan 5S oleh pelaku sistem, perlu dilakukan evaluasi
(Audit) program 5S yang dilakukan secara periodik. (LihatProsedurAudit5S)
5.5.2. Reward & Punishment Sistem
Untuk memberikan motivasi dan konsisten sipelaku sistem 5S, perlu dibuat sistem Reward
dan Punishment. Pemberian Reward / Penghargaan terhadap area kerja yang berhasil baik
menerapkan sistem 5S bisa diberikan berbagai macam penghargaan yang bisa bersifat
natura maupun non natura.
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 7 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

5.5.3. Lomba5S antar area/ unit kerja


Lomba 5S dilakukan untuk menjaga konsistensi penerapan 5S, bisa dilakukan pada event
ulang tahun perusahaan/ memperingati hari lahirnya 5S perusahaan/ saat memperingati hari
proklamasi kemerdekaan RI dll.
5.6. Tahap Pembudayaan 5S
Untuk memastikan sistem 5S terselenggara dengan baik dan konsisten perlu didukung dengan
program program pelestarian dan pembudayaan. Ada 5 (lima) kegiatan pokok pada tahap Pelestarian
dan pembudayaan dalam sistem 5S yaitu meliputi :
5.6.1. Memasyarakatkan gerakan kebersihan melalui program 5S
Untuk menanamkan budaya 5S, perlu dibentuk suatu system yang mampu memberikan
ancangan mental pada seluruh karyawan tentang pentingnya 5S sebagai sarana
peningkatan mutu dan produktivitas perusahaan. Berbagai kegiatan pendukung yang bisa
diterapkan untuk memperkuat system 5S adalah:
 5 menit bersih sebelum dan sesudah bekerja (harian)
 Jumat bersih (mingguan)
 Bulan bersih (setiap akhir bulan berbentuk meeting dll)
 6 bulanan (Internal Audit 5S & Pemilihan Area Terbaik)
 Tahunan (hari tanpa sampah & eksternal audit 5S)
5.6.2. Sosialisasi Program 5S dikaitkan dengan Program Program Kaizen
Untuk membangun budaya peduli mutu dan produktivitas karyawan, perlu dibuat suatu
program tindaklanjut dari sistem 5S yaitu melalui program Kaizen (Program Perbaikan
secara berkesinambungan). Beberapa program Kaizen yang dapat dilakukan untuk
mendukung Sistem 5S adalah:
 Program Sumbang Saran (SS): adalah merupakan program peningkatan budaya kerja
karyawan yangdilakukandengancaramenggaliideidekreatif/sumbangsaran yang dilakukan
oleh perorangan/ kelompok kecil yang berfokus terhadap perbaikan/penyempurnaan
terhadap : Produk, Kualitas, Penurunan Biaya, Kecepatan Kerja, Keselamatan Kerja,
Kualitas Lingkungan, dan Moral Kerja.
 Program SGA (Small Group Activity): adalah merupakan program budaya kerja
karyawan yang dilakukan melalui pendekatan kelompok yang terdiri dari 3 sampai 10
orang yang melakukan upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap Mutu
Produk, Proses, Keselamatan Kerja, Produktivitas Mesin/ Peralatan, dll.
5.6.3. Sharing Program 5S
Dalam rangka memperkuat penerapan sistem 5S agar tetap terjaga konsistensinya, perlu
dilakukan pendekatan program yang secara psicologis mampu sebagai penggerak/
memotivasi program 5S seperti pelaksanaan program Studi banding 5S dilingkungan internal
perusahaan yang telah berhasil penerapkan sistem 5S, maupun kegiatan studi banding 5S
yang dilakukan diluar perusahaan yang telah berhasil menerapkan sistem 5S.
5.6.4. Budaya Kepemimpinan 5S
Untuk memberikan dorongan dan menjaga program 5S memiliki landasan sistem dan
struktur yang kokoh, berbagai kegiatan yang bisa dilakukan adalah melakukan pendekatan
pendekatan kepemimpinan yang bersifat paternalistik/ panutan. Berbagai kegiatan
Tersebut antara lain:
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 8 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

 Manajemen Patrol/ Gemba Kaizen: adalah kegiatan yang dilakukan oleh jajaran
manajemen yang dilakukan dengan menggunakan metode turun ke bawah (manajemen
turba) untuk melihat dan mengevaluasi secara langsung praktek penerapan sistem 5S
yang dilakukan oleh pelaku sistem 5S.
 Manajemen Sharing : adalah kegiatan melakukan sharing program program
produktivitas, efisiensi dan lingkungan dengan pihak perusahaan lain yang memiliki
visi dan misi yang hampi rsama dengan perusahaan.
5.6.5. Budaya Meeting 5S
Untuk memberikan dorongan dan menjaga program 5S memiliki landasan sistem dan
struktur yang kokoh, bisa dilakukan melalui efektifitas Meeting 5S yang membahas hasil
implementasi 5S dikaitkan dengan dampak penerapan terhadap Kelancaran proses kerja,
mutu produk, penghematan-penghematan biaya proses, penurunan kecelakaan kerja,
lingkungan kerja dan peningkatan moral kerja.
Meeting progress 5S dilakukan secara berjenjang mulai tingkat Manajemen atas,
Menengah dan Bawah dan penanggungjawab area masing-masing dengan focus
pembahasan:
 Status barang di TPS
 Pencapaian target dan sasaran
 Hambatan-hambatan
 Evaluasi hasil dan temuan-temuan audit
5.6.6. 5S dimasukkan dalam sistem manajemen perusahaan (SMP)
Untuk memperkuat fondasi sistem 5S agar menjadi sistem yang sinergi dengan sistem
yang ada di perusahaan, perludibuat secara formal dalam bentuk kebijakan manajemen
dengan memasukkan dan mensinergikan program 5S yang dituangkan dalam bentuk
antara lain:
 Kebijakan Umum Perusahaan
 Hasil-hasil 5S distandarkan dalam SOP Perusahaan
 Penilaian Kinerja Karyawan (KPI)
 Dimasukkan dalam uraian kerja karyawan (Job Discription)
 Dimasukkannnya dalam sistem Manajemen Mutu & Lingkungan
 Dll yang dianggap penting

6. REKAMAN
Untuk memandu proses implementasi sistem manajemen 5S,dapat digunakan dukungan Form-Form
Implementasi antara lain :
6.1. Form Implementasi Seiri terdiri dari:
6.1.1. Form Label Merah, Kuning, Hijau (No.F01-PER-09)
6.1.2. Form Denah Area Tanggung Jawab5S/5P/5R(No.F02-PER-09)
6.1.3. Form Penanggung Jawab5S (No.F03-PER-09)
6.1.4. Form Bukti Penyerahan Barang(No.F04-PER-09)
6.1.5. Form Daftar Inventaris(No.F05-PER-09)
6.1.6. Form Daftar IsiTPS(NoF06-PER-09)
6.1.7. Form Laporan Hasil pelaksanaan Seiri(No.F07-PER-09)
6.2. Form Implementasi Seiton terdiri dari :
6.2.1. Form laporan hasil implementasi Seiton(No.F08-PER-09)
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 9 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

6.3. Form Implementasi Seiso terdiri dari:


6.3.1. Form Standartata cara kebersihan(No.F09-PER-09)
6.3.2. Form jadwal & standar kebersihanarea5S (NoF.10-PER-09)
6.3.3. Form laporan hasil implementasi Seiso(NoF.11-PER-09)
6.4. Form Implementasi Seiketsu terdiri dari:
6.4.1. Form standar Ringkas(No.F12-PER-09)
6.4.2. Form standar rapi(No.F13-PER-09)
6.4.3. Form standar resik(No.F14-PER-09)
6.4.4. Form standar Rawat(No.F15-PER-09)
6.4.5. Form standar Rajin(No.F16-PER-09)
6.4.6. Form laporan hasil implementasi Seiketsu(No.F17-PER-09)
6.5. Form Implementasi Shitsuke terdiri dari:
6.5.1. Form laporan hasil implementasi Shitsuke(NoF.18-PER-09)

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
GENERAL MANAGER
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 10 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

Lampiran 1 : DIAGRAM / PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S

Komitmen manajemen

Penyusunan prosedur operasi


baku sistem 5S

Promosi / sosialisasi/ pelatihan


5s

Pembagian Area Kerja dan


Penanggung jawab Area

Evaluasi dan Observasi

Implementasi 5S

Hasil Impl. 5S

Implementasi 5S

Pembiasaan 5 S

Evaluasi berkelanjutan

Budaya Kerja 5S
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya Struktur Organisasi 5S adalah sebagai media informasi dan sebagai pedoman atau
petunjuk operasional bagi Anggota Manajemen, Penanggung Jawab Area Kerja 5S (PIC), yang memuat
tentang Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang setiap jenjang jabatan yang ditetapkan dalam struktur
melalui penerbitan Surat Keputusan (SK) General Manager dan menjadi pedoman resmi perusahaan
dalam operasional penerapan sistem 5S

2. RUANG LINGKUP
Format Struktur Organisasi penanggung jawab program 5Sini dibuat secara umum untuk Penerapan
dan Penggerakan Sistem 5S diseluruh jajaran PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
termasuk mitra kerja yang berada dalam sistem operasi internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY.
Format Struktur Organisasi penanggung jawab 5S ini, secara umum mencakup uraian tentang Tugas
dan Tanggung Jawab serta Kewenangan dari masing- masing bagian dalam struktur 5S yang terbentuk.

3. DEFINISI
Struktur organisasi penanggung jawab 5S adalah merupakan organisasi pendukung kegiatan operasional
perusahaan yang bersifat formal yang dituangkan dalam Surat Keputusan yang ditandatangani oleh
General Manager di perusahaan. Untuk Struktur organisasi 5S pada tingkat Kantor Induk Distribusi
ditandatangani oleh General Manager, sedangkan untuk struktur organisasi 5S pada tingkat Area
ditandatangani oleh Manajer Area.

4. REFERENSI
-

5. FORMAT STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S


Secara umum format struktur penanggung jawab 5S dalam penyusunannya menyesuaikan dengan
struktur organisasi yang ada di masing masing unit kerja serta mempertimbangkan efektifitas fungsi
yang ada.
5.1. Formasi Struktur Penanggung Jawab 5Sdi Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY
5.1.1 PEMBINA 5S
Pembina dalam struktur organisasi penanggung jawab 5S di PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIYdijabat secara formal oleh General Manager.
Pembina secara umum memiliki Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab dalam hal sbb :
a. Memberikan kebijakan penerapan 5Sdisetiap bagian yang selaras dengan falsafah
dan perencanaan perusahaan
b. Membuat, menyetujui serta melaksanakan kebijakan dan program pokok yang telah
ditetapkan serta bertanggung jawab atas hasil hasilnya
c. Memberi pengarahan kepada karyawan tentang manfaat 5S dan mempromosikan
program 5S
d. Menentukan arah dan tujuan pembentukan 5S
e. Memberikan petunjuk pelaksanaan sistem 5S
f. Menetapkan reward and punishment system5S
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

g. Mendorong kegiatan-kegiatan 5S
h. Memilih dan mengangkat fasilitator/ Team Penerapan 5S
i. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan penerapan 5S
j. Mengevaluasi, menyeleksi dan menetapkan/mengesahkan anggaran penerapan
sistem manajemen 5S yang diajukan oleh Koordinator 5S

5.2.2. KOORDINATOR 5S
Koordinator 5S dalam struktur organisasi penanggung jawab 5S
a. Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab dalam hal sbb :
 Mengkoordinasikan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang penerapan
dan pembudayaan 5S dengan Koordinator 5SPT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY
 Mengusulkan rencana anggaran penerapan sistem 5S kepada Pembina 5S
 Melakukan Koordinasi dengan bidang SDM terkait kebutuhan pelatihan/ up
grading 5S ke seluruh personil perusahaan
 Melakukan koordinasi dengan koordinator wilayah 5S dalam pembuatan materi
promosi, pelatihan dan buku pedoman 5S
 Memastikan setiap personil di lingkungan perusahaan / tempat kerja telah
mengetahui, memahami, melaksanakan, merawat, mengembangkan 5S di
lingkungan kerja masing-masing.
 Membuat, Menyetujui dan menetapkan pemasangan media promosi & pelatihan,
buku pedoman/ buku saku 5S di lingkungan perusahaan
 Mengkoordinir, memonitor dan mengevaluasi kegiatan seluruh pokja/
Penanggung Jawab Area 5S mulai awal sampai akhir .
 Mempelajari, memeriksa dan mengesahkan standar-standar kerja hasil
pelaksanaan 5S yang dibuat oleh Kelompok Kerja/ Penanggung Jawab Area 5S
 Mengidentifikasi dan mengembangkan standar-standar hasil kerja pelaksanaan
5S kearah prosedur / instruksi kerja.
 Sebagai penghubung dan memberikan laporan secara periodik kepada fihak
manajemen atas pelaksanaan program implementasi 5S
 Memberikan laporan secara berkala tentang hasil pelaksanaan kegiatan kepada
Pembina/ Steering Committee
b. Sekretaris 5S dalam struktur organisasi penanggung jawab 5S memiliki Fungsi,
Tugas dan Tanggung Jawab dalam hal sbb :
 Membantu kelancaran tugas-tugas Koordinator Tim 5S dalam bidang
administrasi
 Melakukan kegiatan notulis setiap pertemuan tim 5S
 Membantu tugas Koordinator 5S dalam mempersiapkan kegiatan
 Menyiapkan form-form pendukung implementasi program 5S
 Membantu Koordinator 5S dalam mempersiapkan papan informasi 5S,
peralatan/ bahan/ material pendukung selama proses implementasi untuk
kelompok kerja 5S
 Membuat dokumentasi hasil pelaksanaan program 5S
 Memberikan laporan secara berkala tentang hasil pelaksanaan kegiatan kepada
Koordinator 5S
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 3 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

c. TIM 5SKD, AREA, APD, UL dalam struktur organisasi penanggung jawab


5Smemiliki Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab dalam hal sbb :
 Membantu tugas operasional Koordinator 5S dalam penyusunan dan perumusan
program penerapan 5Spada seluruh Pokja / PA 5S Menjadi perantara utama (Key
Link) antara kepentingan kelompok kerja/Penanggung Jawab Area dan
Koordinator 5S Bertanggungjawab atas suksesnya operasional pelaksanaan 5Sdi
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
 Mengatur waktu pelaksanaan aktivitas 5Sdi wilayah koordinasinya dengan baik
sesuai dengan jadwal dan rencana kerja 5S
 Mengkoordinasikan serta memberikan bimbingan dan pembinaan kepada seluruh
Pokja / PA yang berada di wilayah tanggung jawab koordinasinya.
 Melakukan patroli/inspeksi5Sdan rapat untuk evaluasi setiap minggu sekali dan
melaporkannya kepada Koordinator 5S
 Membantu koordinator 5Sdalam pengelolaan TPS untuk membudayakan
pengelolaan tempat kerja sesuai standard 5Sdi lingkungan perusahaan.
 Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terciptanya karyawan yang mampu
mengelola tempat kerjanya sesuai standard 5S
 Menerima penyerahan barang ke TPS dan menyerahkan permintaan barang dari
TPS
 Membuat daftar isi TPS
 Menginformasikan Daftar isi TPS ke bagian-bagian terkait dan menindaklanjuti
keputusan Koordinator 5Stentang status barang di TPS
 Menjaga dan menjamin keamanan, Kebersihan dan kerapian TPS sesuai standar
5S dan keakuratan data-data isi TPS
 Mengajukan perubahan status daftar isi TPS ke koordinator 5SMensosialisasikan
program program 5Ske seluruh personil perusahaan
 Melakukan Koordinasi dengan Koordinator 5Sterkait kebutuhan pelatihan/ up
grading5S,pembuatan materi promosi, pelatihan dan buku pedoman 5Ske seluruh
personil perusahaan
 Memastikan setiap personil di lingkungan Perusahaan telah mengetahui,
memahami, melaksanakan dan mengembangkan 5Sdi lingkungan kerja masing-
masing
 Membuat, menyusun, menetapkan dan memasang media promosi dan pelatihan,
membuat buku pedoman di lingkungan perusahaan dengan persetujuan
Koordinator 5S
 Membantu koordinator 5Sdalam standarisasi untuk membudayakan pengelolaan
tempat kerja sesuai standard 5Sdi lingkungan perusahaan.
 Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terciptanya karyawan yang mampu
mengelola tempat kerjanya sesuai standard 5S
 Menetapkan standar dokumen penerapan 5S
 Menerapkan dan memelihara standar 5S
d. Penanggung Jawab Area 5Sdalam struktur organisasi penanggung jawab 5S
dijabat oleh para Pegawai yang ditunjuk.
Penanggung Jawab Area 5Smemiliki Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab dalam hal
sbb :
 Membantu tugas Koordinator wilayah 5S untuk membudayakan pengelolaan
tempat kerja sesuai standard 5S di lingkungan perusahaan.
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 4 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

 Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terciptanya karyawan yang mampu


mengelola tempat kerjanya sesuai standard 5S
 Mengkoordinasikan pelaksanaan 5Sdi area yang menjadi tanggung jawabnya
kepada Koodinator wilayah 5S
 Mengusahakan dan menyediakan fasilitas dan perlengkapan untuk menunjang
pelaksanaan 5S
 Mengupayakan dan memastikan setiap personil yang berada di area yang
menjadi tanggung jawabnya mematuhi ketentuan-ketentuan sesuai standard 5S
 Membuat dan memasang papan informasi 5S
 Membuat jadwal dan standard kebersihan area 5S di wilayah tanggung jawab 5S
masing masing
 Memastikan pelaksanaan 5S di area tanggung jawabnya telah berjalan dengan
efektif dan efisien
 Menjalankan, menyetujui dan meningkatkan pelaksanaan 5S
 Menyetujui pemindahan status barang ke TPS

e. Penanggung Jawab Area 5Svdalam struktur organisasi penanggung jawab 5S


dijabat oleh Pegawai yang ditunjuk oleh General Manager.
Penanggung Jawab Area 5S memiliki Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab dalam hal
sbb :
 Membantu tugas Koordinator 5S untuk membudayakan pengelolaan tempat kerja
sesuai standard 5S di lingkungan perusahaan.
 Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terciptanya karyawan yang mampu
mengelola tempat kerjanya sesuai standard 5S
 Mengkoordinasikan pelaksanaan 5S di area yang menjadi tanggung jawabnya
 Mengusahakan dan menyediakan fasilitas dan perlengkapan untuk menunjang
pelaksanaan 5S
 Mengupayakan dan memastikan setiap personil yang berada di area yang
menjadi tanggung jawabnya mematuhi ketentuan-ketentuan sesuai standard 5S
 Membuat dan memasang papan 5S (terdiri dari : layout perusahaan, denah area
tanggung jawab 5S, nama area dan penanggung jawab area), jadwal dan standard
kebersihan area 5S
 Memastikan pelaksanaan 5S di area tanggung jawabnya telah berjalan dengan
efektif dan efisien
 Menjalankan, menyetujui dan meningkatkan pelaksanaan Pemilahan, Penataan,
Pembersihan, Pemantapan dan pembiasaan
 Menyetujui pemindahan status barang ke TPS

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manajer
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 5 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

Lampiran 1 : STRUKTUR ORGANISASI 5S


PT PLN DISTRIBUSI JAWA TENGAH dan DIY

PEMBINA

GENERAL MANAGER
TIM SUPERVISI

KOORDINATOR
MANAJER KHA
SEKRETARIS

DM ADMINISTRASI,
UMUM DAN FASILITAS
.

TIM 5S UL TIM 5S APD


TIM 5S KANTOR TIM 5S AREA
DISTRIBUSI
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 6 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

Lampiran 2 : CONTOH STRUKTUR ORGANISASI 5S


KANTOR DISTRIBUSI

PEMBINA
MANAJER KHA
TIM SUPERVISI

DM ADMINISTRASI, UMUM
DAN FASILITAS

SPV. SEKRETARIAT

KORWILKER 1) KORWILKER KORWILKER KORGUDANG


2)
KORFASUM3)

PR 4) PR PR PGDG5) PF6)

PR PR PGDG PF
PR

PR PR PR PGDG PF

PR PR PR PGDG PF

Dst Dst Dst Dst Dst


No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 7 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

Lampiran 3: CONTOH STRUKTUR ORGANISASI 5S AREA/ UL/ APD

PEMBINA
MANAJER AREA

TIM SUPERVISI

PERSONIL YANG DITUNJUK

SEKRETARIAT

TIM 5S KANTOR TIM 5S RAYON


AREA/UL/APD
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 8 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

Lampiran 4 : CONTOH STRUKTUR ORGANISASI 5S


KANTOR AREA

PEMBINA
MANAJER

TIM SUPERVISI

PEGAWAI YANG DITUNJUK

SEKRETARIAT

KORWILKER 1) KORWILKER KORWILKER KORGUDANG


2)
KORFASUM3)

PR 4) PR PR PGDG5) PF6)

PR PR PGDG PF
PR

PR PR PR PGDG PF

PR PR PR PGDG PF

Dst Dst Dst Dst Dst


No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 9 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

Lampiran 5 : CONTOH STRUKTUR ORGANISASI 5S


RAYON

PEMBINA
MANAJER AREA
TIM SUPERVISI

KOORDINATOR
MANAJER RAYON

SEKRETARIAT

KORWILKER 1) KORWILKER KORWILKER KORGUDANG


2)
KORFASUM3)

PR 4) PR PR PGDG5) PF6)

PR PR PGDG PF
PR

PR PR PR PGDG PF

PR PR PR PGDG PF

Dst Dst Dst Dst Dst


No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 10 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

Lampiran 6 : CONTOH STRUKTUR ORGANISASI 5S


AREA PENGATUR DISTRIBUSI

PEMBINA
MANAJER APD

TIM SUPERVISI

PERSONIL YANG DITUNJUK

SEKRETARIAT

TIM 5S KANTOR TIM 5S GI


APD
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 11 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

Lampiran 7 : CONTOH STRUKTUR ORGANISASI 5S


KANTOR INDUK DISTRIBUSI PENGATUR DISTRIBUSI

PEMBINA
MANAJER APD

TIM SUPERVISI

PEGAWAI YANG DITUNJUK

SEKRETARIAT

KORWILKER 1) KORWILKER KORWILKER KORGUDANG


2)
KORFASUM3)

PR 4) PR PR PGDG5) PF6)

PR PR PGDG PF
PR

PR PR PR PGDG PF

PR PR PR PGDG PF

Dst Dst Dst Dst Dst


No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 12 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S

Lampiran 8 : CONTOH STRUKTUR ORGANISASI 5S


GARDU INDUK

PEMBINA
MANAJER APD
TIM SUPERVISI

KOORDINATOR
SUPERVISOR GI

SEKRETARIAT

KORWILKER 1) KORWILKER KORWILKER KORGUDANG


2)
KORFASUM3)

PR 4) PR PR PGDG5) PF6)

PR PR PGDG PF
PR

PR PR PR PGDG PF

PR PR PR PGDG PF

Dst Dst Dst Dst Dst


No. Dok : P 03
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 2
PROSEDUR SOSIALISASI DAN PROMOSI 5S

1. TUJUAN
Tujuan dari sosialisasi dan promosi 5S ini secara umum adalah sebagai acuan bagi perusahaan untuk
melakukan kegiatan sosialisasi dan promosi 5S bagi seluruh karyawan perusahaan sebagai upaya untuk
mempercepat proses pemahaman, pembiasaan dan pembudayaan 5S di tempat kerja.
2. RUANG LINGKUP
Panduan rencana prosedur melakukan sosialisasi 5S ini dibuat secara umum untuk kegiatan penerapan
5S bagi seluruh jajaran PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
Cakupan panduan rencana prosedur sosialisasi dan promosi 5S secara spesifik dipakai sebagai pedoman
melakukan sosialisasi 5Sdan merupakan satu garis komunikasi dan koordinasi lintas fungsi dan lintas
bidang.
3. DEFINISI
3.1. Sosialisasi5Sadalah suatu kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menyebarluaskan dan
mengumumkan secara menyeluruh tentang penerapan program 5Sdan komitmen jajaran manajemen
perusahaan untuk mendukung penerapan 5Sdi perusahaan. Kegiatan yang termasuk ke dalam
sosialisasi adalah kegiatan promosi dan pelatihan karyawan tentang program dan sistem manajemen
5S, yang dilakukan dalam rangka mengelola tempat kerja, dimana tempat yang dimaksud dalam
halini adalah tempat /lingkungan dimana kita bekerja baik itu di area kerja perkantoran maupun di
area kerja gudang, area kerja bengkel, dan area kerja lainnya seperti fasilitas publik dll.
3.2. Promosi 5S adalah suatu upaya yang dilakukan oleh perusahaan dan jajaran manajemen PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY untuk menarik perhatian dan membangkitkan minat
seluruh karyawan agar mendukung kebijaksanaan penerapan 5S dengan menggunakan berbagai
fasilitas seperti papan informasi 5S, spanduk dan poster 5S, banner 5S, baliho dan billboard 5S,
inspeksi manajemen puncak, dan sebagainya.

4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Sosialisasi dan promosi
5.1.1. PA / Pokja, Koordinator Bidang/ Bagian
5.1.1.1 Menentukan / menetapkan media dan jeniskegiatansosialisasi danpromosi di
seluruh Kelompok Kerja yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
5.1.1.2 Media dan jenis kegiatan sosialisasi dan promosi dapat berupa :
 Logo di atribut kerja, surat-surat yang berkaitan dengan program-program 5S
 Poster, baliho, bendera, umbul-umbul, spanduk, banner, billboard
 Cerdas cermat tentang 5S
 Event-event / kegiatan khusus.
5.1.1.3 Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam menyediakan media-
media sosialisasi dan promosi yang dibutuhkan.
5.1.1.4 Mengajukan, merekomendasikan kepada koordinator 5S media, bentuk
dan jenis-jenis sosialisasi dan promosi.
No. Dok : P 03
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 2
PROSEDUR SOSIALISASI DAN PROMOSI 5S

5.1.1.5 Memastikan area kerjanya telah dilakukan / diadakan sosialisasi dan


promosi tentang 5S.
5.1.1.6 Merencanakan dan mengadakan event-event / kegiatan-kegiatan khusus
untuk memotivasi konsistensi dan kontinuitas penerapan 5S.

6. REKAMAN
-

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manajer
[Type text]

No. Dok : P 04
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01-2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR SEIRI/SORT

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara melakukan Pemilahan / Ringkas terhadap barang-barang yang
berada di area kerja, sehingga di area kerja hanya menyimpan barang-barang / item-item yang
diperlukan dalam kegiatan operasional pada area kerja bersangkutan, dan sebagai panduan personil di
area kerja dalam melaksanakan Seiri / Sort sehingga mempermudah pekerjaan sehari-hari karena area
kerja hanya menyimpan barang-barang / item-item yang diperlukan oleh area kerja bersangkutan.

2. RUANGLINGKUP
Prosedur ini berlaku di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY untuk Seiri(Sort) / pemilahan /
Ringkas barang-barang yang berada di area kerja / lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi
Jateng & DIY yang meliputi kantorpusat, unit pembangkitan, unitbisnis, partnerkerja, subkontraktor,
outsourcing, dll yang melaksanakan kegiatan di lingkungan / area PT PLN (Persero) Distribusi Jateng
& D.I.Yogyakarta.
3. DEFINISI
3.1.Yang dimaksud dengan Sort adalah pemisahan / pengkategorian barang-barang yang berada di
area kerja sesuai ketentuan 5S berupa pemilahan / pengkategorian barang diperlukan, tidak
diperlukan dan ragu-ragu di area kerja serta menindaklanjuti hasil pemilahan sesuai ketentuan.
3.2.Barang dibutuhkan adalah barang / item yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasi /
pekerjaan sehari–hari.
3.3.Barang yang tidak dibutuhkan adalah barang / item yang tidak dibutuhkan / berhubungan dengan
kegiatan pekerjaan sehari–hari.
3.4.Barang ragu–ragu adalah barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan / pekerjaan di area
bersangkutan tetapi tidak boleh / tidak diijinkan untuk dibuang.
3.5. TPS adalah tempat penyimpanan sementara yang digunakan sebagai tempat simpan untuk barang-
barang / item ragu-ragu hasil Sort sebelum status barang / item tersebut diputuskan.
3.6.Barang / item sering digunakan adalah barang-barang / item yang dibutuhkan / digunakan minimal
1 bulan sekali.
3.7. Barang / item kadang-kadang digunakan adalah barang-barang / item yang dibutuhkan /
digunakan minimal 1 kali dalam kurun 1-6 bulan.
3.8.Barang / item jarang digunakan adalah barang-barang / item yang dibutuhkan / digunakan di atas 6
bulan sekali.

4. REFERENSI
-

5. URAIANPROSEDUR
5.1. Personil Area / PA / POKJA
5.1.1. Menyiapkan label / tag warna hijau, merah dan kuning dalam rangka melakukan
pemilahan.
5.1.2. Menetapkan area tempat penyimpanan sementara (TPS) diarea tanggung jawabnya.
5.1.3. Melaksanakan inventarisasi barang-barang yang ada di area tanggungjawabnya ke dalam
kategori / kelompok:diperlukan, tidak diperlukan dan ragu-ragu.
[Type text]

No. Dok : P 04
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01-2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR SEIRI/SORT

5.1.4. Memberikan label / tag pada masing-masing barang yang sudah dilakukan
pemilahan:
 Tag / label hijau pada barang-barang yang diperlukan di area kerja
 Tag / label merah pada barang-barang yang tidak diperlukan di area kerja
 Tag / label kuning pada barang-barang yang masih bisa dipergunakan di area kerja
5.1.5. Menindaklanjuti hasil pemilahan barang-barang (diperlukan, tidak diperlukan dan masih
bisa dipergunakan) sesuai ketentuan 5S , barang yang dibutuhkan disimpan di area
kerja, barang yang tidak dibutuhkan dikeluarkan / dibuang ke tempat sampah dan barang
yang masih bisa digunakan dimasukkan ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.1.6. Menetapkandaftar Seiri / Sort di area kerja.
5.1.7. Mengeliminasi hasil pemilahan barang-barang yang diperlukan di area kerja yang
menjadi tanggung jawabnya dengan jumlah sesuai kebutuhan di area kerja.
5.1.8. Mengelompokkan / mengkategorikan barang-barang yang sudah dipilah dan dibutuhkan
Di area kerja menurut frekuensi pemakaian (sering, kadang-kadang, jarang)
digunakan.
5.1.9. Menyimpan barang-barang yang sering digunakan didekat tempat kerja, sedangkan
barang-barang yang kadang dipakai diletakkan di rak / lemari dan untuk barang-barang
yang jarang digunakan diletakkan di gudang.
5.1.10. Memisahkan barang-barang yang tidak diperlukan menurut kelompok / kategori barang
bernilai, barang tidak bernilai dan B3.
5.1.11. Memisahkan barang-barang bernilai sesuai kategori / kelompok barang (logam, plastik,
kertas, dll)
5.1.12. Mengeluarkan barang-barang yang tidak diperlukan di area kerja ke :
 Tempat sampah barang bernilai untuk barang yang tidak diperlukan namun masih
bernilai sesuai kelompok / kategori (logam, plastik, kertas, dll)
 Tempat sampah tidak bernilai untuk barang-barang yang tidak diperlukan dan
tidak bernilai jual.
 Gudang B3 untuk bahan-bahan/ sisa bahan B3 yang tidak
diperlukan.
5.1.13. Mengeluarkan barang ragu-ragu ke area TPS. (FormnoF04-PER-09)
5.1.14. Menyerahkan barang ragu-ragu yang ada di area TPS ke TPS perusahaan/ pusat/ induk.
(FormnoF04-PER-09)
6. REKAMAN
6.1 FormnoF01-PER-09:Labelmerah/kuning/hijau
6.2 FormnoF04-PER-09:BuktiPenyerahanBarang
6.3 FormnoF05-PER-09:DaftarInventaris

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
[Type text]

No. Dok : P 04
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01-2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR SEIRI/SORT
No. Dok : P 05
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR SEITON/SET IN ORDER

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara penataan barang-barang di area kerja yang sudah dilakukan pemilahan
agar tertata rapi di area kerja guna mempermudah setiap personil di area kerja dalam melaksanakan
kegiatan di area kerja masing-masing dan sebagai panduan bagi semua personil di area kerja dalam
melaksanakan Seiton/Set in Ordersehingga tercipta area / lingkungan kerja yang rapi dan memberikan
kemudahan bagi setiap personil untuk mendapatkan dan mengembalikan barang-barang/item-item di area
kerja.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktivitas Seiton/Set in Orderterhadap barang-barang yang berada di area kerja /
lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang meliputi kantorInduk, Area
dan Rayon-Rayon, subkontraktor, outsourcing,dll yang melaksanakan kegiatan di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Seiton adalah penempataan / menata letak peralatan dan perlengkapan kerja
dengan rapi yang memberikan kemudahan dalam mencari jika dibutuhkan, mudah menemukan dan
mudah untuk mengembalikan, mudah dipakai oleh semua personil dalam bentuk visual kontrol dan
segala sesuatu siap dan tersedia setiap saat jika dibutuhkan.

4. REFERENSI
-

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Personil area / PA / POKJA
5.1.1. Memasang papan informasi 5S di area kerja (Standart papan informasi 5S).
5.1.2. Menyiapkan dan menentukan tempat penyimpanan barang serta pengamanannya.
5.1.3. Menetapkan tata letak tempat penyimpanan dengan mempertimbangkan seminimal
mungkin jarak pemindahan bahan, alat, barang, dokumen dan personil.
Meminimalisasi gerakan kerja personil,optimalisasi utilitas alat K2 (Keselamatan
Ketenagalistrikan) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) termasuk tabung APAR
dan APAR tradisional serta suasana kerja yang nyaman.
5.1.4. Menetapkan dan menyiapkan label untuk tempat penyimpanan barang dan dokumen
(pengarsipan).
5.1.5. Menata barang-barang di area kerja ke tempat penyimpanan sesuai klasifikasi menurut
fungsi atau jenis atau frekuensi pemakaian dan batas waktu supaya mudah dicari atau
ditemukan, mudah dikembalikan dan mudah dipahami semua personil.
5.1.6. Menetapkan kode / nama tempat penyimpanan barang.
5.1.7. Memberikan label/ identitas pada setiap barang-barang yang disimpan pada tempat
penyimpanan.
5.1.8. Membuatdenahrinci area kerja.
5.1.9. Membuat daftar isi setiap tempat penyimpanan barang.
5.1.10. Menetapkan tanda batas, marka pada lantai kerja, alat,mesin.
5.1.11, Menetapkan dan memasang petunjuk-petunjuk yang diperlukan di area kerja (jalur
evakuasi, area jalan kaki, tempat parkir alat transportasi / handling, dll ).
5.1.12. Memberikan visual kontrol sistem pada barang-barang / item-item / tempat simpan untuk
memudahkan penerapan penataan di area kerja.
No. Dok : P 05
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR SEITON/SET IN ORDER

5.1.13. Mematuhi tata cara / aturan penyimpanan yang telah ditetapkan


5.1.14 Menyiapkan dan menetapkan tempat penyimpanan yang telah ditetapkan
5.1.15. Menyiapkan dan menetapkan tempat penyimpanan khusus untuk alat, bahan yang
memerlukan metode / aturan penyimpanan khusus (alat ukur, material sesuai MSDS, B3,
dll) dan alat-alat / sarana kebersihan.

6. REKAMAN
6.1 Denah area tanggung jawab 5S

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 05
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR SEITON/SET IN ORDER
CONTOH DENAH / LAYOUT

4
3
2
RAK A 1 RAK B

1 2 3 4 1 2 3 4

N a m a / L a b e l D o ku m e n

M A R K E T IN G M A R K E T IN G
No. Dok : P 06
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR SEISO/SHINE

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara pembersihan / resik untuk menciptakan lingkungan kerja / area kerja
yang bersih, aman dan nyaman dalam rangka meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja,
meningkatkan kualitas dan meminimalisasi terjadinya kerusakan-kerusakan mesin / alat yang disebabkan
oleh debu, kotoran, dll serta mendeteksi lebih awal potensi-potensi terjadinya kelainan /kecelakaan /
kerusakan sehingga segera dapat diantisipasi / dicegah.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktivitas pembersihan/resik terhadap barang-barang yang berada di area kerja/
lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang meliputi kantor Induk,
Area dan Rayon-Rayon,kontraktor, outsourcing,dll yang melaksanakan kegiatan di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Seiso/Shineadalah kegiatan membersihkan tempat / area kerja, peralatan, alat
bantu, lantai, dinding, rak, lemari, file, mesin, lingkungan dll dari debu, kotoran, cairan dan benda-benda
asing lainnya yang melekat / berada di area kerja, peralatan, rak, lemari, file, mesin dll secara teratur dan
terjadwal agar memberikan kenyamanan,kesehatan, keselamatan kerja dan keindahan di area kerja serta
menjamin kondisi optimal peralatan, mesin dll terhindar dari abnormality, degradasi dan kerusakan.

4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Personil area / PA / POKJA
5.1.1. Membuat dan menetapkan jadwal serta standart kebersihan di area kerjanya
5.1.2. Menyediakan alat dan sarana kebersihan yang diperlukan untuk kegiatan kebersihan di
area kerja sesuai jenis dan jumlah yang diperlukan.
5.1.3. Menetapkan dan membagi area tanggung jawab kebersihan (PIC) di area kerja, sehingga
seluruh personil area terlibat secara aktif menjaga dan bertanggung-jawab atas areanya.
5.1.4. Menetapkan tempat penyimpanan alat-alat / sarana kebersihan serta menata alat-alat /
sarana kebersihan sesuai ketentuan 5S
5.1.5. Menghilangkan sumber penyebab kotor.
5.1.6. Menjadwalkan hari 5Ssetiap minggu untuk melaksanakan pembersihan seluruh area kerja
yang melibatkan seluruh personil area.
5.1.7. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan kebersihan di area kerja.
5.1.8. Memberikan visual kontrol (check list) pada sarana/peralatan kerja, rak, mesin dll
termasuk peralatan K2 K3.
5.1.9. Memberikan tag (sticker) jika terdeteksi terjadi kelainan pada mesin /alat sesuai jenis
kelainan yang terdeteksi.
 Tag orange untuk Civil
 Tag hijau untuk Dokumen
 Tag merah untuk K2 K3
 Tag biru untuk electric
 Tag kuning untuk material
No. Dok : P 06
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR SEISO/SHINE

5.1.10. Melaporkan / meminta perbaikan kepada pihak atau bagian terkait tentang kelainan /
kerusakan yang terdeteksi.

6. REKAMAN
6.1 Penanggung jawab 5S
6.2 Jadwal dan standart kebersihan 5S
6.3 Tag orange, hijau, merah, biru, kuning

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 06
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR SEISO/SHINE

CONTOH WARNA PIPA

CONTOH TAG ORANGE, HIJAU, MERAH, BIRU, KUNING

PT. CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA PT. CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA PT. CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA

TAG
TAG PUTIH
ORANGE TAG PUTIH
HIJAU TAG PUTIH
MERAH
OPERATOR
CIVIL INSTRUMENT
OPERATOR OPERATOR
MEKANIK

Mesin : Mesin : Mesin :


Check item no. : Check item no. : Check item no. :
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
Ditemukan oleh : Ditemukan oleh : Ditemukan oleh :

Uraian : Uraian : Uraian :


-------------------------------------- -------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- -------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
PT. CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA --------------------------------------
PT. CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA
--------------------------------------TAG PUTIH
BIRU-------------------------------------- TAG --------------------------------------
TAGKUNING
PUTIH
--------------------------------------ELECTRIC
OPERATOR -------------------------------------- OPERATOR
PROSES --------------------------------------

Mesin : Mesin :
Check item no. : Check item no. :
Tanggal : Tanggal :
Ditemukan oleh : Ditemukan oleh :

Uraian : Uraian :
-------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
No. Dok : P 07
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR SEIKETSU/STANDARDIZE

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara/ aktivitas pemeliharaan/ merawat terhadap hasil hasil pelaksanaan
Seiri, Seiton dan Seiso yang telah diterapkan secara kontinue dan konsisten serta untuk menciptakan
kondisi area kerja selalu dalam kondisi optimal.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktifitas pemilahan terhadap barang-barang yang berada di area kerja /
lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang meliputi kantorInduk,
Area dan Rayon, partner kerja, subkontraktor, outsourcing,dll yang melaksanakan kegiatan di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Seiketsu/Standardize adalah melaksanakan standarisasi Seiri, Seiton dan
Seisoserta mewujudkan tempat kerja yang bebas kesalahan dan berusaha mempertahankan 5S yang
sudah dicapai dalam kondisi optimal.

4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Personil area / PA / POKJA
5.1.1. Melakukan perawatan terhadap hasil penerapan Seiri/Sort dengan selalu melakukan
pemilahan / meringkas barang-barang yang berada di area kerja, memperbaharui daftar
ringkas di area kerja dan menjamin barang-barang yang ada di area kerjanya sesuai
kebutuhan dan selalu siap pakai.
5.1.2. Melakukan perawatan terhadap hasil Seiton/Set in Order terhadap barang-barang di area
kerja,mengecek kelengkapan label / nama pada setiap item di area kerja.
5.1.3. Melaksanakan prosedur / tata cara Seiton/Set in Order.
5.1.4. Melaksanakan perawatan terhadap hasil penerapan Seiso/Shine di area kerja sesuai
standart Seiso/Shine.
5.1.5. Melaksanakan prosedur /tata cara Seiso/Shine.
5.1.6. Menetapkan standarisasi Seiri/Sort.
5.1.7. Menetapkan standarisasi Seiton/Set in Order.
5.1.8. Menetapkan standarisasi Seiso/Shine
5.1.9. Menetapkan standarisasi Seiketsu/Standardize.
5.1.10. Menetapkan standarisasi Shitsuke/Sustaine.
5.1.11. Menjaga kondisi optimal
5.1.12. Menerapkan mekanisme kendali visual
5.1.13. Mengorganisasi dan menyiapkan sarana penerapan sistem sumbang saran di area
tanggung jawabnya
5.1.14. Melakukan inspeksi penerapan 5S di area kerja
5.1.15. Memfasilitasi dan mendorong seluruh personil di area kerjanya untuk memberikan
saran-saran perbaikan di area kerjanya.
No. Dok : P 07
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR SEIKETSU/STANDARDIZE

5.2. Koordinator Wilayah


5.2.1 Melaksanakan inspeksi manajemen terhadap hasil penerapan 5S di wilayah
tanggungjawabnya.
5.2.2. Mengorganisasi dan mempersiapkan area kerjanya untuk mengikuti lomba 5S antar area
di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.2.3. Mengorganisir, memeriksa, mengevaluasi hasilpenerapan 5S di area kerja / lingkungan
kerja.

5.3. Koordinator 5S
5.3.1. Menyusun jadwal supervisi manajemen untuk memeriksa, mengevaluasi hasil
penerapan 5S di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3.2. Mengorganisasi dan menfasilitasi sarana kepada seluruh personil PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & DIYdalam memberikan saran-saran perbaikan.
5.3.3. Mengorganisasi / mengkoordinasi dan mengadakan lomba 5S antar area / unit kerja di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3.4. Mengorganisasi / mengkoordinasi dan mengadakan hari 5S perusahaan secara terjadwal
dan konsisten.
5.3.5. Memeriksa, mengevaluasi hasil penerapan 5S di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

6. REKAMAN
6.1 Integrated Management System (SMK3, SMP, ISO)
6.2 Standar Seiri/ Sort
6.3 Standar Seiton/ Set in Order
6.4 Standar Seiso/ Shine
6.5 Standar Seiketsu/ Standardize
6.6 Standar Shitsuke/ Sustaine

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 07
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR SEIKETSU/STANDARDIZE

CONTOH SARAN PERBAIKAN :

PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH & D.I. YOGYAKARTA SARAN PERBAIKAN KE
ARAH YANG LEBIH BAIK

KLASIFIKASI ELIMINASI WAKTU PROSES

NAMA AREA : WIRE RING


TANGGAL EFEKTIF : 10.04.2011

SEBELUM PERBAIKAN

Inner box tidak dapat dilihat, sehingga bila


terjadi ke kurangan tidak dapat diketahui

SESUDAH PERBAIKAN

Inner box dapat dilihat dari luar sehingga


Bila terjadi kekurangan dapat diketahui.

Inner box
No. Dok : P 08
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 1 dari 2
PROSEDUR SHITSUKE/SUSTAIN

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara membiasakan bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur serta
mengembangkan perilaku-perilaku kerja personil yang positif di tempat kerja sehingga membentuk
budaya disiplin, kreatif dan meningkatkan produktivitas personil sesuai budaya 5S di lingkungan PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktifitas pembiasaan perilaku karyawan dalam menjalankan/menerapkan 5S
untuk seluruh personil di lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY yang
meliputi kantor Induk, Area dan Rayon-Rayon, partner kerja, subkontraktor, outsourcing,dll

3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Shitsuke/Sustain adalah mengembangkan kebiasaan menerapkan 5S di
lingkungan kerja dengan terbiasa merawat seiri,seiton, seiso, terbiasa melaksanakan sistem prosedur
dan standart kerja, mengembangkan kebiasaan peka dan kreatif melaksanakan perbaikan
berkesinambungan dan mengembangkan kebiasaan positif sehingga menjadi budaya (budaya 5S).

4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1 Penanggung Jawab Area
5.1. 1. Menjaga lingkungan kerja pada kondisi optimal sesuai standart 5S.
5.1.2. Mematuhi disiplin dalam memakai atribut kerja, alat-alat K2 K3, APD (Alat Pelindung
Diri).
5.1.3. Memberikan keteladanan kepada personil lain dalam penerapan 5S di lingkungan kerja.
5.1.4. Memberikan saran-saran perbaikan dan melaksanakan perbaikan berkesinambungan di
area kerja.
5.1.5. Mengorganisir dan aktif mengikuti lomba 5S antar area di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.1.6. Memeriksa dan mengevaluasi penerapan 5Sdi lingkungan kerja.
5.1.7. Mengkoordinir pertemuan pokja dalam peningkatan 5S quality objective (KPI)
5.1.8. Mengusulkan pelatihan 5S untuk seluruh personil di area kerjanya.

5.2. Koordinator Wilayah


5.2.1 Memberikan keteladanan dalam menerapkan 5S kepada personil lain.
5.2.2. Mengorganisir,mempersiapkan dan mengikuti lomba 5S antar area di lingkungan PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.2.3. Mengusulkan / memberikan reward dan punishment terhadap penerapan 5S di
lingkungan kerja.
5.2.4. Memeriksa dan mengevaluasi penerapan 5S di lingkungan kerja.
5.2.5. Menjadwalkan dan melaksanakan audit /penilaian 5S di lingkungan kerja.
5.2.6. Mengintegrasikan penerapan 5S dengan sistem operasional / program-program lain PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.2.7. Mempersiapkan area tanggung jawabnya untuk mengikuti lomba / penilaian 5S antar
area di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
No. Dok : P 08
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 2 dari 2
PROSEDUR SHITSUKE/SUSTAIN

5.2.8. Mengevaluasi dampak penerapan 5S terhadap PQCDSME (Product, Quality, Cost,


Delivery, Safety, Morale, Environment)
5.2.9. Mengusulkan /memberikan pelatihan untuk personil di lingkungan kerja yang menjadi
tanggung jawabnya.

5.3. Koordinator5S
5.3.1. Memberikan keteladanan dalam menerapkan 5S kepada personil lain.
5.3.2. Mengorganisir dan mengadakan lomba 5S antar area di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3.3. Mengusulkan / memberikan reward dan punishment terhadap penerapan 5Sdi
lingkungan kerja.
5.3.4. Memeriksa dan mengevaluasi penerapan 5S di lingkungan kerja.
5.3.5. Menjadwalkan dan melaksanakan audit /penilaian 5S di lingkungan kerja.
5.3.6. Mengintegrasikan penerapan 5S dengan sistem operasional / program-program lain PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3.7. Mengevaluasi dampak penerapan 5S terhadap PQCDSME (Productivity, Quality, Cost,
Delivery, Safety, Morale, Environment).
5.3.8. Mengusulkan /memberikan pelatihan untuk personil di lingkungan kerja yang menjadi
tanggung jawabnya.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 09
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR OPERASI PEMBUANGAN BARANG TIDAK DIPERLUKAN(SAMPAH)

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara pengeluaran/pembuangan barang tidak diperlukan (sampah) sesuai
ketentuan yang berlaku dan menjadi panduan bagi semua personil di area kerja dalam membuang/
mengeluarkan barang yang tidak diperlukan/sampah sehingga area kerja menjadi bersih, nyaman,
aman dan menyenangkan.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktifitas pengeluaran /pembuangan barang tidak diperlukan (sampah), yang
berada di area lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY yang meliputi Kantor
Induk, Area dan Rayon-Rayon, partner kerja, subkontraktor, outsourcing, dll yang melakukan
kegiatan di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY

3. DEFINISI
3.1. Yang dimaksud dengan barang tidak diperlukan (sampah) adalah barang/item yang tidak
diperlukan di area kerja masing-masing Pokja meliputi sampah bernilai, tidak bernilai dan B3.
3.2. Sampah bernilai adalah sampah/barang-barang yang tidak diperlukan di lingkungan kerja dan
harus dibuang/dikeluarkan dari lingkungan kerja tetapi masih mempunyai nilai jual (contoh :
sampah logam, kertas, plastik, dll)
3.3. Sampah tidak bernilai adalah sampah / barang-barang yang tidak diperlukan di lingkungan kerja
dan harus dibuang/dikeluarkan dari lingkungan kerja dan tidak mempunyai nilai jual.
3.4. Sampah B3 adalah sampah yang mengandung zat kimia berbahaya bagi K3 dan lingkungan dan
pembuanga /pengeluarannya harus memenuhi standart MSDS dan peraturan yang berlaku.

4. REFERENSI
- ISO 14001

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Menyediakan tempat sampah pada areanya, sesuai jenis sampah yang dihasilkan oleh
area kerjanya.
 Warna hijau untuk sampah organik
 Warna kuning untuk sampah anorganik
 Warna merah untuk sampah B3
5.2. Bentuk dan ukuran tempat sampah dapat disesuaikan dengan kondisi ruangan/area,
luas ruangan/area dan secara estetika memberikan keindahan dan kenyamanan di area
kerja.
5.3. Tempat sampah harus diberi label/sticker untuk memberi identifikasi jenis-jenis
sampah yang boleh dibuang pada masing-masing tempat sampah.
 Tempat sampah organik dengan tulisan :
Sampah organik
Daun-daunan, sisa makanan, kayu, dsb.
 Tempat sampah anorganik dengan tulisan :
Sampah anorganik
Kain, logam, kaleng, plastik, dsb.
 Tempat sampah B3 dengan tulisan :
Sampah B3, Baterai, tempat-tempat bahan kimia,dsb.
No. Dok : P 09
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR OPERASI PEMBUANGAN BARANG TIDAK DIPERLUKAN(SAMPAH)

5.4. Besar dan ukuran label/sticker maupun besar/ukuran huruf disesuaikan dengan
tempat sampah.
5.5 Standart label / sticker pada tempat sampah:
 Warna label / sticker : putih
 Warna huruf : hitam
5.6. Menetapkan lokasi tempat sampah.
5.7. Menyediakan tempat penyimpanan sementara untuk sampah B3.
5.8. Membuang sampah kedalamtempatsampahsesuaijenis-jenissampahnya.
5.9. Menetapkan jadwal pengeluaran sampah.

6. Gudang
6.1. Menyediakan tempat sampah merah / tempat penyimpanan sampah B3.
6.2. Menentukan lokasi penyimpanan sampah B3.
6.3. Mengeluarkan sampah B3 ke pihak eksternal sesuai ketentuan perusahaan.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 09
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR OPERASI PEMBUANGAN BARANG TIDAK DIPERLUKAN(SAMPAH)

CONTOH / GAMBAR TEMPAT SAMPAH

SAMPAH ORGANIK SAMPAH ANORGANIK


DAUN-DAUNAN KAIN SAMPAH B3
SISA MAKANAN LOGAM, KALENG BATERAI
KAYU PLASTIK TEMPAT BAHAN KIMIA
DSB DSB DSB

CONTOH / GAMBAR PENEMPATAN LOKASI TEMPAT SAMPAH

PMK FORKLIFT
PARK

MAINTENANCE

MACHINING

OFFICE

TPS

OFFICE

TOILET
MACHINING
TPS JALUR JALAN KAKI
PMK
OPERATOR
JALUR EVAKUASI PAPAN 5R
No. Dok : P 10
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 -01- 2017
Halaman : 1 dari 2
PROSEDUR OPERASI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS)

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara pengelolaan TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) untuk mendukung
pelaksanaan Seiri agar berjalan dengan efektif dan efisien dan menjamin barang-barang / item hasil
Seiri/Sort dari masing-masing area di lingkungan perusahaan dikelola sesuai prosedur yang berlaku di
perusahaan, memberikan data-data/informasi kepada bagian-bagian lain yang terkait, menjamin
keamanan dan keakuratan data serta kemamputelusuran barang-barang hasil pemilahan, sebagai bahan
pertimbangan bagi manajemen dalam mengambil keputusan terhadap barang-barang/item-item hasil Seiri
/Sort.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi kegiatan menyimpan barang barang yang bersifat sementara hasil dari
implementasi seiri terhadap barang-barang yang berada di area kerja / lingkungan internal PTPLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang meliputi kantor Induk, Area dan seluruh Rayon-Rayon,
partner kerja, subkontraktor, outsourcing,dll yang melaksanakan kegiatan di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) adalah tempat yang berfungsi untuk
menampung / menyimpan sementara waktu barang-barang hasil pemilahan yang belum bisa diputuskan
statusnya, baik yang berada dimasing-masing area kerja / penanggung jawab area atau yang dikelola
secara terpusat dalam unit kerja / perusahaan dan berupa tempat tertutup / terlindung maupun area
terbuka.

4. REFERENSI
-

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Penanggung Jawab Area
5.1.1. Menentukan dan menetapkan lokasi TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) di tempat
yang aman dan mudah diakses pada area tanggung jawabnya.
5.1.2. Menempatkan barang-barang / item-item ”ragu-ragu” di lokasi TPS(Tempat Penyimpanan
Sementara).
5.1.3. Membuat daftar isi TPS(Tempat Penyimpanan Sementara).
5.1.4. Memutuskan status barang-barang / item-item di TPS(Tempat Penyimpanan Sementara).
5.1.5. Menindaklanjuti keputusan Koordinator 5S atau manajemen tentang status barang-barang
/ item-item di TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.1.6. Menjaga dan menjamin keamanan, kebersihan,kerapian TPS (Tempat Penyimpanan
Sementara) sesuai standart 5S .
5.1.7. Menjamin keakuratan data-data isi TPS area tanggung jawabnya.
5.1.8. Menyerahkan isi TPS(Tempat Penyimpanan Sementara) ke TPS(Tempat Penyimpanan
Sementara) pusat / perusahaan.
No. Dok : P 10
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 -01- 2017
Halaman : 2 dari 2
PROSEDUR OPERASI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS)

5.2. Koordinator TPS (Tempat Penyimpanan Sementara)


5.2.1. Mengusulkan, menentukan dan menetapkan lokasi TPS(Tempat Penyimpanan Sementara),
sesuai standart TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) :
 Barang-barang yang berada di TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) aman terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja, kerusakan, penurunan mutu, ketidakakuratan,
gangguan.
 Mudah diakses oleh petugas TPS (Tempat Penyimpanan Sementara), personil lain dan
alat handling.
 Mempunyai pembatas yang jelas (marka,tanda, dll).
 Identifikasi jelas.
5.2.2. Menerima penyerahan barang ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.2.3. Menyerahkan permintaan barang dari TPS. (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.2.4. Membuat daftar isi TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.2.5. Menginformasikan daftar isi TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) ke bagian-bagian
terkait.
5.2.6. Mengusulkan perubahan status daftar isi TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.2.7. Menindaklanjuti keputusan Koordinator 5S atau manajemen tentang status barang-barang
di TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.2.8. Menjaga dan menjamin keamanan, kebersihan dan kerapian TPS (Tempat Penyimpanan
Sementara) sesuai standart 5S .
5.2.9. Menjaminkeakuratan data-data isi TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).

6. REKAMAN
6.1 Bukti penyerahan barang
6.2 Daftar isi TPS

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 11
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 -01- 2017
Halaman : 1 dari 1
PROSEDUR PELAKSANAAN AKTIVITAS PERTEMUAN 5S

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara pelaksanaan aktivitas pertemuan 5S sebagai media untuk
menyampaikan agenda kegiatan 5S, membahas temuan-temuan dalam pelaksanaan 5S, menindaklanjuti
aktifitas perbaikan dalam penerapan 5S , dan sebagai sarana untuk menjaga kekompakan dan
keberlangsungan penerapan 5S di tempat kerja.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktivitas/ kegiatan pertemuan 5S di setiap jenjang struktur organisasi 5S berlaku
di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

3. DEFINISI
3.1. Aktivitas pertemuan 5S / merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh seluruh personil
perusahaan untuk membahas agenda penerapan sistem manajemen 5S , khususnya sebagai
media untuk membahas,mengevaluasi serta menindaklanjuti hasil penerapan 5S di tempat kerja.
3.2. Rapat forum manajemen 5S adalah kegiatan rapat yang bertujuan untuk menunjukkan dukungan
dan komitmen manajemen puncak dalam penerapan 5S . Rapat forum manajemen merupakan
media untuk melaporkan hasil penerapan 5S kepada manajemen atas PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY. Rapat ini juga diikuti oleh Koordinator 5S unit satuan kerja
dan pihak-pihak terkait.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR

Penanggung Jawab Area (PA) / Kelompok kerja (POKJA)

5.1. Mengadakan pertemuan secara rutin.


5.2. Rapat kelompok kerja dihadiri oleh personil yang berada di area tanggung jawab /
kelompoknya dan personil/pihak-pihak yang diundang.
5.3. Menyusun dan menetapkan jadwal rapat / pertemuan Kelompok Kerja di tingkat area kerja /
area yang menjadi tanggung jawabnya.
Rapat /pertemuan Kelompok Kerja harus diadakan minimal satu kali dalam seminggu.
5.4. Menyusun dan menetapkan agenda rapat /pertemuan Kelompok Kerja 5S .
5.5. Menindaklanjuti dan mengevaluasi hasil rapat / pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) tentang
penerapan 5S di area tanggungjawabnya.
5.6. Mengkoordinasikan ke bagian-bagian terkait tentang sumber daya yang dibutuhkan dalam
penerapan 5S di area kerja / kelompok kerjanya.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 12
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 2
PROSEDURMELAKSANAKAN SUPERVISI MANAJEMEN 5S

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara untuk melaksanakan SupervisiManajemen sebagai wujud nyata
kepedulian dan komitmen manajemen puncak dalam upaya menjaga konsistensi penerapan sistem
manajemen 5S.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi kegiatan Supervisi Manajemen yang dilakukan oleh manajemen atas dan/atau
wakilnya yang ditunjuk langsung oleh manajemen atas di masing masing unit kerja di lingkungan PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYuntuk melihat secara langsung penerapan sistem5S

3. DEFINISI
3.1. Supervisi Manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara periodik oleh Manajemen Atas
sesuai dengan jadwal yang tersedia pada agenda manajemen atas untuk memonitor sekaligus
mengevaluasi penerapan sistem manajemen 5S di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY.

4. REFERENSI
-

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Supervisi Manajemen diadakan secara periodik (minimal sebulan sekali). Jadwal supervisi
disesuaikan dengan ketersediaan waktu dan kebutuhan dari Jajaran Manajemen yang akan
melakukan Supervisi Manajemen.
5.2. Supervisi Manajemen bisa dilakukan langsung oleh Manajer Area secara individual atau secara
bersama-sama (kelompok) dengan Koordinator 5S dan jajaran Manajemen PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3. Dalam melakukan supervisi manajemen, menggunakan checklist / kriteria penilaian 5S, label
Seiri , Seiton , Seiso , Shiketsu , Shitsuke dan kamera
5.4. Dalam melaksanakan patroli manajemen, manajemen atas dapat didampingi oleh Koordinator /
Sekretariat / Tim 5S lainnya untuk memastikan penerapan 5S telah berjalan dengan baik dan
sesuai ketentuan-ketentuan Manajemen Good House Keeping
5.5. Hasil / output dari kegiatan patroli manajemen 5S berupa :
- Komentar-komentar dan saran-saran dari hasil penerapan 5S
- Point-point positif dan rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan
penerapan 5S
- Foto-foto pada saat peninjauan / pengamatan di area kerja
- Rekomendasi area yang dapat dipakai sebagai percontohan oleh bagian / area lain.
5.6. Hasil temuan Supervisi Manajemen harus ditindaklanjuti dengan segera oleh setiap Koordinator
5S dengan melakukan perbaikan sesuai dengan temuan Supervisi Manajemen. Hasil perbaikan
temuan Supervisi Manajemen disampaikan kepada Manajemen Atas melalui Koordinator 5S.

5.7. Hasil temuan dan perbaikan Supervisi Manajemen harus dikomunikasikan dan disosialisasikan
kepada seluruh karyawan di area yang bersangkutan dalam forum pertemuan rutin 5S tingkat
Koordinator Wilayah dan Penanggung Jawab Area, maupun dalam aktivitas Briefing untuk
karyawan pelaksana.
No. Dok : P 12
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 2
PROSEDURMELAKSANAKAN SUPERVISI MANAJEMEN 5S

5.8. Dalam hal berhalangan melakukan Supervisi, Manajemen Atas berhak menunjuk wakilnya (yang
juga termasuk dalam jajaran manajemen di PT PLN(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan
DIYatau Koordinator 5S atau personil yang ditunjuk / ditugasi untuk melaksanakan Supervisi
Manajemen.
Sebagai wujud kepedulian dan komitmen yang tinggi dari Manajemen Atas, sebisa mungkin
aktivitas Supervisi Manajementidak diwakilkan.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 13
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR PENYELENGGARAAN LOMBA / PENILAIAN 5S

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara untuk menyelenggarakan kegiatan lomba 5S yang dimulai dengan
kegiatan penilaian 5S untuk menjaga konsistensi dan kontinuitas penerapan sistem manajemen 5S .

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk kegiatan penilaian dan lomba 5S yang meliputi Kantor Induk / Area dan
Rayon-Rayon di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

3. DEFINISI
3.1. Penilaian 5S merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang
sebenarnya mengenai pelaksanaan 5S di suatu area tertentu, apakah sesuai dengan kriteria,
rencana, ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
3.2. Lomba 5S adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memotivasi keterlibatan semua karyawan
untuk berpartisipasi dalam implementasi 5S di tempat kerja. Biasanya lomba 5S diawali dengan
kegiatan penilaian 5S, dimana hasil penilaian 5S merupakan referensi kriteria yang
dikompetisikan dalam penentuan juara pada lomba 5S .

4. REFERENSI
-

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Koordinator Unit Kerja
5.1.1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan penilaian / lomba 5S antar Bidang, Area, Rayon di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
5.1.2. Penyelenggaraan penilaian 5S .
Penilaian tiap 3 (tiga) bulandilakukan oleh penilai dari internal PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.1.3. Mengkoordinasikan dengan team penilai dan bagian-bagian terkait lainnya dalam
menetapkan personil internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYmaupun
penilai dari eksternal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.1.4. Menyusun dan menetapkan jadwal penilaian yang meliputi :
 Rencana penilaian
 Tindaklanjuthasilpenilaian
 Cheklistpenilaian
 Form-form yang diperlukandalampenilaian
5.1.5. Hasil Penilaian
5.1.5.1. Hasilpenilaian5S terdiri dari :
 Nilai dan kategoripencapaian
 Rekomendasidari team penilai.
5.1.5.2. Standart nilai ditetapkan :
 Kategori Emas (Sangat baik) dengan pencapaian nilai rata-rata 91 – 100
 Kategori Hijau (Baik) dengan pencapaian nilai rata-rata 76 - 90
 Kategori Biru (Cukup) dengan pencapaian nilai rata-rata 56 - 75
 Kategori Merah (Kurang) dengan pencapaian nilai rata-rata 31 - 60
 Kategori Hitam (Sangat kurang) dengan pencapaian nilai rata-rata 0 - 30
No. Dok : P 13
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR PENYELENGGARAAN LOMBA / PENILAIAN 5S

5.1.6. Membuat laporan hasil penilaian kepada Manajemen (General Manager) dan
Koordinator 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
5.1.7. Mensosialisasikan hasil penilaian triwulan / semester / tahunan kepada seluruh personil
di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.1.8. Menyusun dan merekomendasireward dan punishment berdasarkan hasil penilaian pada
masing-masing area kerja / kelompok kerja.

5.2. Koordinator 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y.

5.2.1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan penilaian / lomba 5S antar unit kerja di lingkungan


PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYminimalsatu tahun 1 (satu ) 1 kali.
5.2.2. Penyelenggaraanpenilaian5S .
5.1.2.1. Penilaian tahunan dilakukan oleh penilai dari pihak eksternal PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang menpunyai kemampuan dan pengetahuan
dalam melakukan penilaian 5S bersama-sama dengan penilai dari internal PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.2.3. Mengkoordinasikan dengan team penilai serta bagian-bagian terkait lainnya dalam
menetapkan personil penilai internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
5.2.4. Menyusun dan menetapkan jadwal penilaian yang meliputi :
 Rencana penilaian
 Tindaklanjuthasilpenilaian
 Cheklistpenilaian
 Form-form yang diperlukandalampenilaian
5.2.5. Hasil Penilaian
5.2.5.1. Hasilpenilaian5S terdiri dari :
 Nilai dan kategoripencapaian
 Rekomendasidariteam penilai .
5.2.5.2. Standart nilai ditetapkan :
 Kategori Emas (Sangat baik) dengan pencapaian nilai rata-rata 91 – 100
 Kategori Hijau (Baik) dengan pencapaian nilai rata-rata 76 - 90
 Kategori Biru (Cukup) dengan pencapaian nilai rata-rata 56 - 75
 Kategori Merah (Kurang) dengan pencapaian nilai rata-rata 31 - 60
 Kategori Hitam (Sangat kurang) dengan pencapaian nilai rata-rata 0 - 30
5.2.6. Membuat laporan hasil audit / penilaian kepada manajemen PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan DIYdan pembina 5S .
No. Dok : P 13
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR PENYELENGGARAAN LOMBA / PENILAIAN 5S

5.2.7. Mensosialisasikan hasil audit / penilaian tahunan kepada seluruh personil di lingkungan
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.2.8. Menyusun dan merekomendasikan reward dan punishment berdasarkan hasil audit /
penilaian pada masing-masing area kerja di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan DIY.
5.2.9. Memastikan tiap area di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
telah melakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi / temuan audit.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 14
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR PEMBERIAN REWARD & PUNISHMENT

1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara pemberian Reward dan Punishment bagi personil / kelompok kerja
dalam penerapan sistem manajemen 5S.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYuntuk
memotivasi seluruh personil di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYdan
menopang penerapan 5S untuk menuju pembiasaan dalam menerapkan 5S di tempat kerja.

3. DEFINISI
3.1. Reward adalah penghargaan yang diberikan atas pencapaian yang baik dalam penerapan sistem
manajemen 5S. Adapun reward atau penghargaan tersebut bisa diberikan kepada perorangan
maupun dibagikan di tingkat area atau pokja (kelompok kerja) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3.2. Punishment merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada suatu area atau pokja atau personil
sebagai konsekuensi dari penerapan 5S yang masih sangat jauh dari sempurna. Pemberian
punishment atau sanksi mengacu kepada ketentuan yang berlaku di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
4. REFERENSI
-

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Pemberian Reward dan Punishment mengacu kepada hasil pencapaian/ perolehan nilai
audit atau lomba 5S yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
- Kategori Emas (Sangat baik) Nilai rata-rata 91 – 100
- Kategori Hijau (Baik ) Nilai rata-rata 76 – 90
- Kategori Biru (Cukup) Nilai rata-rata 56 – 75
- Kategori Merah (Kurang) Nilai rata-rata 31 – 55
- Kategori Hitam (Sangat kurang) Nilai rata-rata 1- 30
5.2. Pemberian Reward & Punishment diberikan berupa simbol, materi, promosi, teguran, fasilitas,
performance appraisal dan lain-lain yang dapat diberikan salah satu atau lebih dari satu reward &
punishment sekaligus.
5.2.1. Simbol Bendera
5.2.1.1. Memberikan dua simbol bendera tarhadap hasil penerapan 5S pada area
bersangkutan, salah satu di tempatkan di area kerja/ pintu masuk area kerja dan
satu ditempatkan di meja pimpinan tertinggi area kerja bersangkutan.
5.2.1.2. Simbol Bendera diberikan berupa :
- Bendera Emas dengan gambar wajah tertawa untuk area kerja dengan
nilai rata-rata 91 – 100
- Bendera Hijau dengan gambar wajah tertawa untuk area kerja dengan
nilai rata-rata 76 – 90
- Bendera Biru dengan gambar wajah datar untuk area kerja dengan nilai
rata-rata 56 – 75
- Bendera Merah dengan gambar wajah cemberut untuk area kerja dengan
nilai rata-rata 31 – 55
- Bendera Hitam dengan gambar wajah cemberut untuk area kerja dengan
nilai rata-rata 1- 30
No. Dok : P 14
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR PEMBERIAN REWARD & PUNISHMENT

5.2.2 Simbol Wajah (Lampiran 1)


- Simbol wajah tertawa/ senyum, warna Hijau untuk area dengan nilai 76 –90
- Simbol wajah datar, warna Biru untuk area dengan nilai 56 – 75
- Simbol wajah cemberut, warna Merah untuk area dengan nilai 31 – 55
5.2.3. Materi
5.2.3.1. Pemberian reward berupa barang, uang tunai sesuai dengan ketentuan/ kebijakan
manajemen perusahaan kepada area kerja atau satuan unit kerja yang mencapai
nilai minimum 56.
5.2.3.2. Reward diberikan kepada perorangan atau kelompok kerja atau satuan unit kerja
yang areanya telah mencapai nilai minimum 56.
5.2.3.3. Pemberian reward pada satuan unit kerja (unit pembangkitan, bisnis dan satuan
unit kerja lainnya) dapat diberikan kepada 6 (enam) area kerja / kelompok kerja
dengan pencapaian nilai tertinggi dengan rincian 3 (tiga) area masing-masing
Juara 1, Juara 2 dan Juara 3 dan 3 (tiga) area Juara harapan, masing-masing Juara
harapan 1, Juara Harapan 2 dan Juara Harapan 3 di masing-masing unit di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYsesuai kebijakan
manajemen PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.2.3.4. Pemberian reward di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan
DIY diberikan kepada 6 (enam) unit satuan kerja dengan pencapaian nilai
tertinggi dengan rincian 3 (tiga) area masing-masing Juara 1, Juara 2 dan Juara 3
dan 3 (tiga) area Juara harapan, masing-masing Juara harapan 1, Juara Harapan 2
dan Juara Harapan 3.
5.2.3.5. Nilai reward materi ditetapkan oleh manajemen PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan DIY.
5.2.4. Promosi
5.2.4.1. Hasil pencapaian nilai penerapan 5S menjadi salah satu point / kategori dalam
pertimbangan promosi personil perusahaan.
5.2.5. Fasilitas
5.2.5.1 Reward dapat diberikan berupa fasilitas seperti penambahan cuti, kesempatan
mengikuti kegiatan-kegiatan di luar perusahaan baik di dalam maupun di luar
negeri, pariwisata dan lain-lain sesuai kebijakan dan ketentuan manajemen PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.2.6. Performance Appraisal
5.2.6.1. Hasil penilaian penerapan 5S menjadi salah satu acuan / point / kategori dalam
penilaian kriteria / performance appraisal.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 14
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR PEMBERIAN REWARD & PUNISHMENT

LAMPIRAN 1 : SIMBOL WAJAH PADA WARNA BENDERA


No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 1 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya papan informasi 5S adalah sebagai media informasi kepada semua pihak yang
berkepentingan baik itu untuk anggota Kelompok Kerja (POKJA), anggota manajemen maupun pihak
pihak lain seperti team penilai 5S tentang semua kegiatan 5S yang akan dan telah dilakukan oleh
Penanggung awab Area Kerja 5S (PIC) yang berisi mulai dari Rencana – Pelaksanaan – Pengontrolan –
Penyusunan Rencana Berikutnya yang dikenal dengan prinsip P-D-C-A.

2. RUANG LINGKUP
Papan Informasi 5S ini dibuat secara umum untuk kegiatan operasionalkelompok kerja (Pokja) 5S
diseluruh jajaran PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYtermasuk mitra kerja yang berada
dalam sistem operasi internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
Pembuatan papan informasi 5S ini, secara spesifik berisi tentang hal hal yang menyangkut informasi
mengenai hal hal :

2.1. Informasi dasar tentang 5S (Basic Information) .


2.2. Infromasi Perencanaan dan realisasi kerja pokja 5S.
2.3. Informasi hasil audit (Internal dan Eksternal).
2.4. Informasi status pencapaian penerapan 5S.

3. DEFINISI
3.1. Papan Informasi 5S disebut sebagai Papan Sudut 5S atau disebut juga 5S Corner, merupakan
salah satu Tools/ alat manajemen 5S untuk tujuan memberikan informasi penting terkait aktivitas
sebuah Kelompok Kerja (POKJA) 5S dalam sistem manajemen 5S.
3.2. Papan informasi 5Smerupakan Glass Wall Management yang dibuat untuk memberikan
informasi dasar (Basic Information) yang berisi tentang Kebijakan Perusahaan tentang 5S,
Organisasi Tim Eksekutif Pengelola 5S, Target Penerapan 5S tingkat Perusahaan, Organisasi
Kelompok Kerja 5S dengan Uraian Tugasnya, Denah daerah asuhan, Standar Kerja dan Standar
Hasil implementasi 5S.

4. REFERENSI
-

5. URAIAN PROSEDUR
Papan infromasi 5S harus dibuat dan ditempatkan pada setiap area kerja yang telah ditetapkan
berdasarkan surat keputusan yang telah dibuat terkait penerapan 5S oleh pihak manajemen.
Aturan, tata cara penempatan, spesifikasi teknis pembuatannya adalah sebagai berikut :
5.1. Spesifikasi Teknis Pembuatan Papan Informasi 5S
5.1.1. Bahan/Material pembuatan papan informasi 5S secara umum dapat dibuat secara
fleksibel, sesuai bidang area kerja dengan pertimbangan menyangkut faktor luas
ruangan, anggaran biaya, ergonomis, estetika dan tujuan yang diinginkan. Beberapa
bahan yang bisa digunakan untuk pembuatan papan informasi 5S adalah sebagai
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 2 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

berikut :
 Bahan Tripleks dicat sesuai warna yang disepakati
 Bahan Tripleks Melamin sesuai warna yang disepakati
 BahanTeks Wood
 Bahan lain sesuai kebutuhan dan kesepakatan
5.1.2. Ukuran fisik Papan Informasi 5S disesuaikan dengan luas ruangan dan jenis / spesifikasi
area kerja sebagai berikut :

 Ukuran Dasar : 120 cm x 220 cm dengan tebal antara 0,5 cm – 1 cm


 Ukuran tersebut di atas dapat diubah menyesuaikan dengan luas area kerja
5.2. Cara / Ketentuan Penempatan/ Pemasangan
5.2.1. Lokasi Penempatan papan informasi 5S harus sesuai dengan tujuan utama antara lain
 Penempatan harus strategis, artinya di tempat yang sering dilalui orang
 Penempatan papan informasi 5S jangan di area yang tidak terlindung dari hujan/
matahari langsung
 Penempatan papan informasi tidak boleh menghalagi lalu lintas pergerakan barang/
orang, pintu keluar masuk dll yang menyebabkan arus lalu lintas dan menimbulkan
potensi terjadinya hambatan/ Kecelakaan Kerja.
5.2.2. Penempatan papan informasi 5S boleh dengan cara digantung pada dinding/ tembok
dengan ketinggian dari lantai dasar antara 80 cm – 100 cm dan mudah dibaca/ dijangkau
oleh ukuran tubuh manusia.
5.2.3. Penempatan papan informasi 5S boleh dengan cara berdiri dengan bantuan penyangga
yang bisa bergerak dengan ketinggian dari lantai dasar antara 80 cm – 100 cm dan
mudah untuk dibaca/ dijangkau oleh ukuran tubuh manusia
5.3. Isi Papan Informasi Papan 5S
Isi papan informasi 5S secara umum meliputi data/ informasi yang sifatnya statis/ tetap yang
hampir jarang dilakukan revisi atau perubahan dan data/ informasi yang sifatnya statis yang akan
selalu dilakukan penyesuaian data atau updating data

Data / informasi Statis menyangkut data data/ informasi sebagai berikut :


5.3.1. Pengertian 5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang pengertian umum 5S yang dituangan dalam
bahan kertas ukuran setengah folio atau A4atau sesuai kebutuhan
5.3.2. Kebijakan Perusahaan tentang 5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang Kebijakan Perusahaan/ Manajemen
menyangkut Penerapan Sistem 5S
5.3.3. Organisasi Tim Eksekutif Pengelola 5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang Struktur Organisasi Tim Eksekutif
Pengelola 5S sesuai dengan Surat Keputusan Pimpinan Perusahaan terkait dengan
Penerapan Sistem 5S
5.3.4. Organisasi Kelompok Kerja 5S dengan Uraian Tugasnya
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 3 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

Menjelaskan dan memuat informasi tentang Organisasi Kelompok Kerja Pengelola 5S di


tingkat shop floor beserta uraian tugasnya sesuai dengan Surat Keputusan Pimpinan
Perusahaan terkait dengan Penerapan Sistem 5S
5.3.5. Peta/ Denah daerah asuhan 5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang peta/ denah daerah asuhan yang menjadi
tanggung jawab pengelola 5S di area shop floor yang sesuai dengan Surat Keputusan
Pimpinan Perusahaan terkait dengan Penerapan Sistem 5S
5.3.6. Standar Standar5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang Standar tempat kerja sesuai prinsip 5S yang
telah disetujui oleh tim standarisasi Tim Eksekutif 5S Perusahaan
Data / informasi Dinamis menyangkut data data/ informasi sebagai berikut :
5.3.7. Rencana Kerja Kelompok Kerja (Pokja) 5S
 Menjelaskan dan memuat informasi tentang rencana kerja kelompok kerja 5S yang
memuat : Rencana Implementasi Seiri/Sort, Seiton/Set in Order, Seiso/Shine,
Seiketsu/Standardize dan Shitsuke/Sustain, Kegiatan Training, Refreshing, Diskusi
kelompok, dll yang dibuat dalam periode waktu 6 (enam) bulanan sampai 1 (satu)
tahunan
 Menjelaskan dan memuat informasi tentang rencana kerja kelompok kerja 5S yang
memuat Rencana harian terkait kegiatan rutin 5S selama periode waktu waktu 1
(satu) bulanan
5.3.8. Hasil Pertemuan/ Notulen Pokja 5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang kegiatan pertemuan meeting Pokja 5S yang
didokumentasikan dalam agenda rutin
5.3.9. Dokumen Foto Sebelum Penerapan dan sesudah Penerapan 5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang dokumen dalam bentuk foto berwarna yang
menunjukkan kondisi sebelum diterapkan 5S dan foto dokumen setelah diterapkan 5S
yang selalu di update sesuai kebutuhan
5.3.10. Hasil Internal Audit 5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang hasil hasil audit/ evaluasi / assessment/
temuan temuan terkait area kerja Pokja 5S
5.3.11. Catatan Kunjungan Manajemen
Menjelaskan dan memuat informasi tentang kunjungan manajemen dalam aktivitas
manajemen patrol terkait 5S
5.3.12. Grafik Grafik Hasil Implementasi 5S
Menjelaskan dan memuat informasi tentang hasil implementasi 5S yang tertuang dalam
bentuk grafik/ peta radar 5S
5.3.13. Data data lain yang relevan dengan kebutuhan pengembangan 5S
Menjelaskan dan memuat informasi pendukung lain yang berguna untuk pengembangan
performance implementasi 5S
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 4 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

5.4. Pengelola/ Penanggung Jawab Papan Informasi 5S


Papan informasi 5S harus dijaga dan dirawat kebersihannya, diusahakan bebas dari segala macam
kotoran yang menempel pada papan informasi 5Sdan isi data/ informasi harus selalu di up data
serta menjadi tanggung jawab Kelompok Kerja yang berada pada area kerja.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 5 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

Lampiran 1 : CONTOH MODEL PAPAN INFORMASI 5R

IDENTIFIKASIINSTITUSI
PAPAN INFORMASI 5R

90 CM 110 CM

RENCANA
1 2 3 KERJA
10
7
100 100
CM CM

LAIN-LAIN
4 5 6
8 9 11 12

ISI DOKUMEN STATIS ISI DOKUMEN DINAMIS/OPERASIONAL

1. ARTI 5P 7. RENCANA KERJA POKJA


2. KEBIJAKAN DASAR PIMPINAN 8. HASIL PERTEMUAN/NOTULEN POKJA
3. STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA 9. DOKUMEN FOTO SEBELUM/SESUDAH
4. PETA AREA DENAH ASUHAN 10. HASIL INTERNAL AUDIT
5. STRUKTUR ORGANISASI POKJA 11. CATATAN KUNJUNGAN MANAJEMEN
6. STANDAR R1, R2, R3, R4, R5 12. GRAFIK-GRAFIK
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 6 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

Lampiran 2 : CONTOH ARTI 5S/5P

Seiri Pemilahan Ringkas Adalahkegiatanmemisahkansegalasesuatubarang yang


benarbenardiperlukan dan kemudianmenyingkirkan yang
tidakdiperlukandaritempatkerja.
Seiton Penataan Rapi Adalahkegiatanmenatatataletakperalatan dan
perlengkapankerjadenganrapisehinggamemudahkanuntukmencari,
mudahuntukmenemukan dan mudahuntukmengembalikan dan
segalanyaselalusiappadasaatdiperlukan.
Seiso Pembersihan Resik Adalahkegiatanmebersihkantempatkerja, mesin dan perlengkapan/
peralatankerjadaridebu dan kotoran yang melekatsecarateratur agar
kondisitempatkerja, mesin dan peralatan/
perlengkapankerjaselaludalamkeadaanbersih dan
terhindardarikerusakan, degradasi dan abnormality.
Seiketsu Pemantapan Rawat Adalahkegiatanmemeliharafasilitastempatkerja, mesin,
peralatansertabarangsecarateratur agar tidakterdapatlagibarang
yang tidakdiperlukan di area kerja, tidakterjadiketidakteraturan di
tempatkerja dan tidakterdapatkotoran/
kerusakansertaberusahamenjaga dan mempertahankankondisi
optimal.
Shitsuke Pembiasaan Rajin Adalahkegiatanmembudayakan dan
membiasakanbekerjasesuaidengansistem dan
prosedursertamengembangkanprilakuprilakukerjakaryawan yang
positif di tempatkerjasebagaisebuahkebiasaan yang disiplin.
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 7 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

Lampiran 3 : CONTOH RENCANA KERJA POKJA

PT. PLN(Persero) Distribusi Jawa


Timur
APJ. …………………..

Pokja :..............................
Spv : …….....................

CONTOH RENCANA KERJA POKJA


Bulan : .................... Th. ..............

Lokasi/ Jadwal Waktu Penang


No Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Ket
Object Jawab
1 Pembersihan Mesin Blok A

Catatan :

= Rencana Mengetahui : Kota, Tgl. …………..Th


= Realisasi Normal Supervisor KepalaPokja
= Realisasi Dengan Temuan

( ………………….. ) ( ………………….. )
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 8 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

Lampiran 4 : CONTOH HASIL INTERNAL AUDIT 5S

STATUS PENERAPAN 5P

RADAR CHART Grafik Status


Penerapan 5P

R1
90
80
80
70
60
50 70
40
R5 30 R2
20
60
10
0

50

40

R4 R3
30

Target Desember 2004 20

Realisasi Audit juli 2004


10

0
1 2 3 4 5 6 7 8
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 9 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S

Lampiran 5 : CONTOH HASIL / DAMPAK PENERAPAN 5S

Indikator : Angka Ketidakhadiran 2004 vs 2005


(Alpha + Ijin + SDR)

6.000
Jumlah Hari 5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
Jan

Mar

May

Jul

Sep

Nov
Bulan

Indikator : Tingkat Lembur Tahun 2004 vs


2005

800.000
Total Jam Lembur

600.000
400.000
200.000
0
Jan
Mar
May
Jul
Sep
Nov

Bulan

PeningkatanProduktifitas
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH No. Dok : P 16
Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 1 dari 5
STANDAR PEMBERIAN MARKA/ GARIS PEMBATAS/ GARIS PEMISAH

1. TUJUAN
Maksud dan tujuan dibuatnya standar pemberian marka/ pembatas/ pemisah didalam prinsip 5S adalah
untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam dalam mengidentifikasi area kerja/ barang/
peralatan/ mesindan lain lain sertauntuk membedakan berbagai kebutuhan sistem operasi baik di lantai
pabrik/ area pembangkitan, bengkel, gudang, area lingkungan dan lain lain yang digunakanuntuk
meningkatkan kelancaran sistem operasi, lalu lintas orang, keselamatan kerja dan visual control sistem.

2. RUANG LINGKUP
Standar pemberian marka/ pembatas/ pemisah ini berlaku untuk penggunaan warna, garis, fungsi dan
tujuan pemberian marka/ pembatas/ pemisah sebagai identifikasi area kerja/ peralatan dan untuk
membedakan berbagai kebutuhan sistem operasi baik di lantai pabrik/ area pembangkitan, area
perkantoran, area kerja bengkel, area kerja gudang, area lainnya di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

3. DEFINISI
Marka adalah sebuah garis pemisah/ pembatas yang merupakan garis yang membedakan antara lorong
dan tempat kerja, antara area kerja satu dengan area kerja lainnya, antara mesin/ peralatan satu dengan
lainnya, antara jalan orang dan jalan kendaraan sertasebagai visual control sistem terhadap sistem
operasional kerja.

4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1. Cara pembuatan marka/ garis pemisah/ garis pembatasdisesuaikan dengan jenis area
kerja, kondisi sertatujuanpemberian marka/ garis pembatas/ garis pemisah
5.1.2. Pembuatan marka/ garis pemisah/ garis pembatas dilakukan untuk fungsi :
a. Garis pembatas mesin/ area mesin
b. Garis pembatas akses keluar masuk
c. Garis pembatas lokasi peralatan
d. Garis pembatas pintu masuk
e. Garis pembatas daerah berbahaya
f. Garis pengaman area berbahaya
g. Garis arus lalu lintas
h. Garis pembatas area lorong dengan tempat kerja
5.1.3. Bahan/ Material pembuatan marka/ garis pembatas/ garis pemisah secara umum dapat
dibuat secara fleksibel, sesuai bidang area kerja dengan mempertimbangankan jenis area
kerja, luas ruangan/ area kerja, anggaran biaya, faktor estetika dan tujuan yang
diinginkan.
Beberapa bahan yang bisa digunakan untuk pembuatan marka/ garis pemisah/ pembatas
adalah sebagai berikut :
 Bahan Cat (Kayu, Besi, Aquarium, dll)
 Bahan Plak Ban
 BahanKertas Acrylic
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH No. Dok : P 16
Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 2 dari 5
STANDAR PEMBERIAN MARKA/ GARIS PEMBATAS/ GARIS PEMISAH

5.2. Warna dan ukuran marka/ Garis Pembatas/ Pemisah sebagai berikut
5.2.1. Garis pembatas mesin/ area mesin
 Warna cat : kuning
 Lebar garis : 10 cm
 Bentuk garis : garis tidak putus
5.2.2. Garis Pembatas akses keluar masuk
 Warna cat : kuning
 Lebar garis : 100 cm
 Bentuk garis : garis kuning diputus
5.2.3. Garis pembatas lokasi peralatan
 Warna cat : putih
 Lebar garis : 5 cm
 Bentuk garis : garis tidak putus
5.2.4. Garis pembatas pintu masuk
 Warna cat : kuning
 Lebar garis : 5 cm
 Panjang garis : 7 cm
 Jarak antar garis : 4 cm
 Bentuk garis : garis terputus
5.2.5. Garis pembatas peralatan/ daerah berbahaya
 Warna cat : merah
 Lebar garis : 5 cm
 Jarak garis dengan alat : min. 10 cm
 Bentuk garis : garis tidak putus
5.2.6. Garis pengaman area berbahaya
 Warna cat : kuning & hitam
 Lebar garis : 5– 10 cm atau menyesuaikan obyek
 Bentuk garis : garis diagonal (kemiringan 45˚)

5.2.7. Garis arus lalu lintas


 Warna cat : putih
 Lebar garis : menyesuaikan obyek
 Bentuk garis : panah
5.2.8. Garispembataslorong dan area kerja
 Warna cat : kuning
 Lebar garis : 10 cm
 Bentuk garis : garis tidak putus
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH No. Dok : P 16
Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 3 dari 5
STANDAR PEMBERIAN MARKA/ GARIS PEMBATAS/ GARIS PEMISAH

5.5. Metode Penerapan


5.5.1. Pembuatan marka/ Garis pembatas mesin/ area mesin
a. Gunakan hanya garis lurus
b. Buatlah semua garis nampak jelas
c. Jarak Garis marka dengan mesin/ area mesin 10 cm dari komponen mesin/ area
mesin disisi luar yang menonjol.
d. Pastikan bahwa semua orang mengerti sistemnya
5.5.2. Garis Pembatas akses keluar masuk
a. Gunakan hanya garis terputus
b. Buatlah semua garis nampak jelas
c. Keselamatan adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan
tempat garis keluar / masuk
d. Pastikan bahwa setiap orang mengerti sistemnya
5.5.3. Garis Pembatas lokasi peralatan
(Conveyor, tong afval ( prod.reject ), tempat sampah, tempat duduk selector, dll)
a. Gunakan hanya garis tidak terputus
b. Buatlah semua garis nampak jelas
c. Jarak Garis marka dengan lokasi peralatan sekitar 10 cm dari komponen alat disisi
luar yang menonjol.
d. Pastikan bahwa setiap orang mengerti sistemnya
5.5.4. Garis pembatas pintu masuk
a. Gunakan hanya garis terputus
b. Buatlah semua garis nampak jelas
c. Keselamatan adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan
tempat garis keluar / masuk
d. Tandai arah membuka pitu dengan garis marka melingkar
e. Jangan menaruh barang disekitar daerah membuka/ menutup pintu
f. Pastikan bahwa setiap orang mengerti sistemnya
5.5.5. Garis pembatas peralatan/ daerah berbahaya
a. Gunakan hanya garis tidak terputus warna merah
b. Buatlah semua garis nampak jelas
c. Keselamatanadalahhalutama yang perludipertimbangkan
d. Tambahkan tanda / visual control untuk identifikasi tanda bahaya pada sekitar alat/
daerah berbahaya
e. Pastikan bahwa setiap orang mengerti sistemnya
5.5.6. Garis pengaman area berbahaya :
Diperuntukkan/ digunakan untuk :
a. Segala sesuatu yang menonjol keluar ari lorong
b. Segala sesuatu yang melintang di lorong
c. Bahaya dari sengatan listrik
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH No. Dok : P 16
Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 4 dari 5
STANDAR PEMBERIAN MARKA/ GARIS PEMBATAS/ GARIS PEMISAH

d. Di tempat tempat tertentu harus berhati hari dalam berjalan


e. Tangga atau tanjakan
f. Derek
g. Mesin dan peralatan yang bergerak
h. Dll sesuai kebutuhan
5.5.7. Garis arus lalu lintas
a. Gunakan tanda panah
b. Buatlah tanda panah nampak jelas
c. Antara panah berikan jarak dan tambahkan panah di ujung menurut kebutuhan
d. Usahakan arus lalu lintas sebelah kiri dan kanan jelas
e. Keselamatan adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan
tempat garis keluar / masuk
f. Pastikan bahwa setiap orang mengerti sistemnya
5.5.8. Garispembataslorong dan area kerja
a. Gunakan hanya garis lurus
b. Buatlah semua garis nampak jelas
c. Kurangi lekukan/ sudut sudut
d. Hindari siku kanan pada sudut
e. Usahakan jalan lalu lintas orang/ kendaraan/ alat kerja tidak terhalang
f. Keselamatan adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan
g. Pastikan bahwa setiap orang mengerti sistemnya

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH No. Dok : P 16
Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 5 dari 5
STANDAR PEMBERIAN MARKA/ GARIS PEMBATAS/ GARIS PEMISAH

Gambar 1 : CONTOH MARKA/ PEMBATAS/ PEMISAH

NO JENIS MARKA GAMBAR MARKA

10 Cm
GARIS PEMBATAS MESIN/
1 AREA MESIN

GARIS PEMBATAS AKSES


2 KELUAR MASUK 100 Cm

GARIS PEMBATAS LOKASI


3 PERALATAN
5 Cm

4 Cm 7 Cm

GARIS PEMBATAS PINTU


4 MASUK 5 Cm

GARIS PENGAMAN AREA


5 BERBAHAYA

GARIS PEMBATAS DAERAH


5

6 BERBAHAYA
10

7 GARIS ARUS LALU LINTAS

GARIS PEMBATAS AREA


10 Cm

8 LORONG DENGAN TEMPAT


KERJA
No. Dok : P 17
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 3
STANDAR LOGO 5S

1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya logo 5S adalah untuk memberikan keseragaman penggunaan identitas / simbol /
lambang untuk penerapan program 5S di seluruh satuan unit kerja PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan D.I.Yogyakartayang dipakai untuk kepentingan sosialisasi, penyampaian informasi,
kegiatan administrasi, dan lain lain sesuai kebutuhan.

2. RUANG LINGKUP
Logo 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta hanya terdiri dari dua identitas
dasar yaitu tulisan 5S warna emas menggunakan huruf kapital dan garis melingkar berwarna hijau dengan
saling menghubungkan.

3. DEFINISI
3.1 Logo adalah sebuah symbol / tanda / identitas /lambang yang dibuat untuk menunjukkan /
mencerminkan / merefleksikan tentang suatu program kegiatan yang secara formal dipakai untuk
kepentingan organisasi dalam hal menyampaikan informasi, sosialisasi, promosi dll.

3.2 Logo 5 SPT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y. adalah sebuah
simbol / tanda / identitas yang dibuat oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta
untuk menunjukkan / mencerminkan/ merefleksikan program kegiatan 5S yang secara formal
dipakai untuk kepentingan organisasi perusahaan/ organisasi 5S terkait tujuan menyampaikan informasi,
sosialisasi, promosi dll

4. REFERENSI
-

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1. BentukLogo5S

5.1.2. Arti lambang 5S warna emas


Singkatan dari Sort, Set in order, Shine, Standardize dan Sustain. 5S merupakan inti dari
logo ini.
No. Dok : P 17
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 3
STANDAR LOGO 5S

5.1.3. Lambang PLN


PT PLN (Persero) Perusahaan yang menjadikan 5S sebagai budaya perusahaan dalam
Aktivitas sehari-hari bagi karyawannya.

5.1.4. Lambang garis yang melingkar warna hijau

- Kerjadan Pengabdian
Lingkaran panah berwarna hijau melambangkan kerjadan pengabdian karyawan
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y. yang terus menerus untuk
mengelola perusahaan secara baik dan benar, Mengikuti prinsip-prinsip yang tertuang
dalam GCG untuk meningkatkan value bagi stakeholder.
- Continuous Improvement
Panah melingkar menggambarkan bahwa budaya 5S
(Sort, Set in order, Shine, Standardize dan Sustain) merupakan suatu kegiatan
yang bersifat continous improvement. Semangat continuous improvement merupakan
kunci untuk menuju perusahaan kelas dunia.

5.1.5. Warna Hijau


Warna hijau melambangkan Kesejukan, kemakmuran,
kesehatan,ramah lingkungan, dan keseimbangan spiritual. Perusahaan dikelola oleh SDM
yang professional yang memiliki jiwa spiritualitas yang dapat menciptakan suasana kerja
yang sejuk dan nyaman sehingga dapat menigkatkan value untuk seluruh stakeholder.

5.1.6 Warna Emas


Warna emas melambangkan atau menunjukkan nilai prestise, kebijakan, arti, tujuan
dalam mewujudkan budaya 5S. Budaya 5S tidak hanya penting bagi seluruh pegawai, tapi
juga bagi kemajuan perusahaan.

5.1.7 Warna Putih


Warna putih yang menjadi dasar dari program 5S menunjukkan niat yang kuat untuk
menjalankan program 5S dilandasikesucian,kebersihan, Itikad baik dan tulus ikhlas
karyawan dalam melaksanakan pengabdiannya untuk kemajuan perusahaan pada
khususnya dan Negara Republik Indonesia pada umumnya.
No. Dok : P 17
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 3 dari 3
STANDAR LOGO 5S

5.2 Penerapan dasar


5.2.1 Logo 5S dipakai untuk kegiatan / pemberian inisial / identitas terkait
program 5S antaralain: Promosi, Sosialisasi, Pelatihan, pembuatan spanduk, bross / pin,
kaos, topi, rompi, seragam, souvenir, plakat, piagam penghargaan, sertifikat dan lain-lain
sesuai kebutuhan dan sasaran
5.2.2 Logo 5S tidak diharuskan digunakan untuk kepentingan letter head resmi perusahaan.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 1 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya standar buku saku / panduan / pedoman 5S adalah untuk memberikan pedoman
dan petunjuk umum tentang pola pemahaman, sosialisasi dan acuan kepada setiap karyawan / mitra
kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta dalam upaya meningkatkan
kepedulian, motivasi, memperkuat persepsi, merencanakan dan dan sebagai petunjuk pelaksanaan
sistem 5S dan agar tujuan peningkatan produktivitas dan kualitas perusahaan dapat tercapai dengan
baik

2. RUANG LINGKUP
Standar buku saku / panduan / pedoman 5S memuat dan memberikan informas tentang hal- hal yang
menggambarkan dan menjelaskan tentang maksud, tujuan dan kegunaan penerapan sistem 5S,
menjelaskan tentang pengertian, manfaat, sasaran, struktur organisasi penanggung jawab, tahap
implementasi, metode dan cara mengevaluasi 5S, termasuk menjelaskan tujuan, visi, misi dan nilai-
nilai perusahaan.
Buku saku / panduan / pedoman 5S ini hanya berlaku untuk semua unit kerja yang berada di
lingkungan kerja termasuk mitra kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta.

3. DEFINISI
Buku saku / pedoman / panduan 5S adalah merupakan buku saku yang dibuat oleh perusahaan yang
diberikan kepada setiap karyawan dengan tujuan sebagai panduan / pedoman dan petunjuk operasional
pola penerapan sistem 5S.

4. REFERENSI
-

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1. Buku saku / pedoman / panduan 5S ini dibuat secara spesifik, simpel, mudah dimengerti
dan dibuat dengan ukuran yang sesuai dengan saku baju kerja karyawan serta dapat
dibawa kemana mana sesuai kebutuhan.
5.1.2. Patroli Manajemen 5S bisa dilakukan langsung oleh Manajer Area / Unit Layanan / APD
secara individual atau secara bersama-sama (kelompok) dengan Koordinator 5S dan
jajaran Manajemen PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta.
Isi / out line buku saku memuat hal hal sebagai pokok sebagai berikut :
a. Cover buku saku yang berisi judul buku saku, logo 5S dan identitas/
alamat perusahaan
b. Pendahuluan berisi informasi / keterangan tentang identitas pemilik buku
saku, naskah komitmen manajemen terkait penerapan 5S, dan kata pengantar.
c. Halaman isi menjelaskan informasi tentang : maksud, tujuan dan
kegunaan, pengertian, manfaat, sasaran, struktur organisasi
penanggung jawab, tahap implementasi, metode dan cara mengevaluasi 5S.
d. Halaman penutup menjelaskan informasi tentang : kesimpulan, tujuan, visi, misi
dan nilai nilai perusahaan dll yang sesuai kebutuhan
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 2 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

5.1.3. Buku saku / pedoman / panduan 5S disusun sedemikian rupa sehingga berbentuk buku
yang memiliki fungsi sebagai media informasi ringan dan sederhana yang digunakan
untuk semua karyawan mulai dari pimpinan puncak sampai level pelaksana tingkat
bawah. Dan secara umum isinya bisa di sesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.

5.2 Penetapan Dasar

5.2.1 Bahan dasar yang digunakan untuk membuat buku saku / pedoman / panduan 5S adalah
kertas warna dasar putih. Sedangkan sampul / cover menggunakan kertas sampul dengan
warna sesuai kebutuhan / kesepakatan.
5.2.2 Ukuran standar buku saku / pedoman / panduan 5S adalah p x l = 10 x 15 cm

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01– 2017
Halaman : 3 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman Sampul)

10 CM

LOGO
PERUSA
HAAN

JUDUL BUKU BUKU PEDOMAN 5S

15 CM
LOGO
LOGO 5S 5S

ALAMAT PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JATENG & DIY


PERUSAHAAN Jl. Teuku Umar No. 47 Telp/ Fax 024 8411991 / 8412268
SEMARANG - 50245
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 Januari 2017
Halaman : 4 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman Depan – 1 Tanpa No. Halaman)

LOGO
PERUSA
HAAN

JUDUL BUKU BUKU PEDOMAN 5S

Nama :
Departeman :
Lokasi Kerja :

ALAMAT PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JATENG & DIY


PERUSAHAAN Jl. Teuku Umar No. 47 Telp/ Fax 024 8411991 / 8412268
SEMARANG - 50245
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 Januari 2017
Halaman : 5 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman Depan-2 Tanpa No Halaman)

LOGO
PERUSA
LOGO
HAAN 5S

JUDUL KOMITMEN MANAJEMEN


KOMITMEN PT. PERUSAHAAN CONTOH INDONESIA

Seluruh direksi dan manajemen PT Perusahaan Contoh Indonesia


bertekad untuk mengembangkan perusahaan dengan menerapkan
budaya 5S/5P/5R
ISI
Tekad tersebut dapat terlaksana dengan partisipasi dari seluruh
NASKAH
karyawan delam menerapkan budaya 5S/5P/5R ditempat kerja
masing masing
Dengan budaya 5S/5P/5R hasil yang diharapkan adalah
peningkatan efisiensi, kenyamanan dan keamanan tempat kerja
dan akhirnya kesejahteraan seluruh karyawan dan staff.

Surabaya, 20 Juli 2009


Manajer Unit
TANDA TANGAN TOP
MANAJEMEN

NAMA TERANG

KODE
IDENTI Sekretariat 5S
FIKASI
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 Januari 2017
Halaman : 6 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 1)

LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S

PENDAHULUAN
JUDUL

Umumnya orang berpendapat bahwa pengurusan rumah tangga yang baik


(Good House Keeping) adalah persoalan sepele tak ada pengaruhnya yang
nyata terhadap produktivitas, dan cukup hanya dikerjakan oleh pembantu,
ibu rumah tangga atau cleaning service.
Pandangan umum di atas tidaklah sepenuhnya benar, lebih lebih dalam
pengurusan rumah tangga yang baik di pabrik.
ISI Pernahkan anda mencoba membersihkan dan menata salah satu ruangan
NASKAH dalam pengurusan rumah tangga yang baik di pabrik.
Pernahkan anda mencoba membersihkan dan menata salah satu ruangan
di rumah anda ? anda mulai dari mana dan apa yang terutama anda
kerjakan ?
Sebelum memulai, pasti anda akan berhadapan dengan berbagai masalah
berbagai masalah yang cukup membingungkan. Banyak barang yang
rusak tergeletak dan tidak tahu kapan tersedia waktu anda untuk
memperbaikinya, barang yang lain tidak diperlukan sekarang tetapi
mungkin diperlukan bulan depan atau tahun depan. Anda menghabiskan
untuk menimbang nimbang, karena anda segan membuangnya. Akhirnya
anda mungkin mengambil kesimpulan untuk membiarkannya atau
memindahkannya ke ruang lain, atau bukankah itu hanya memindahkan
kesemrawutan di tempat lain ?
5S memberikan jawaban untuk anda, karena merupakan teknik
penanganan rumah tangga yang baik (good House Keeping) di rmah,
sekolah, di pabrik atau dimana saja. 5S tidak sama dengan kebersihan,
tetapi salah satu dari 5S yaitu Seiso mempunyai makna membersihkan
sambil memeriksa.
5S berpengaruh langsung terhadap produktivitas
Buku pedoman ini merupakan panduan praktis yang dipakai dasar
penerapan sistem 5S di tempat kerja di rumah, ditempat kerja anda.
Selamat mencoba !

KODE
IDENTI Sekretariat 5S
FIKASI 1

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 Januari 2017
Halaman : 7 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 2)

LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S

APA ITU 5S ?
JUDUL

adalah suatu sistem Manajemen Tata Graha/ Manajemen Ketata


Rumah Tanggaan/ Management Good House Keeping, yang
dilakukan dalam rangka mengelola tempat kerja, dimana tempat
yang dimaksud dalam hal ini adalah tempat/ lingkungan dimana kita
bekerja baik itu di area kerja perkantoran maupun di area kerja
ISI gudang, area kerja bengkel, area kerja laboratorium, area kerja
NASKAH produksi / pembangkit, dan area pendukung lainnya seperti fasilitas
publik dll
Mengandung arti bahwa bagaimana kita mengkondisikan tempat
kerja agar menjadi bersih, aman dan nyaman sehingga kegiatan
pekerjaan kita tidak terganggu yang pada akhirnya tujuan/ sasaran
yang ingin dicapai dapat dipenuhi.
5S merupakan singkatan dari bahasa kanji Jepang Yaitu : Seiri,
Seiton, Seiso, Seiketsu Dan Shitsuke dan dalam bahasa Indonesia
diistilahkan menjadi 5P atau 5R atau 5K :

JEPANG ISTILAH INDONESIA


5S 5P 5R 5K 5S
Seiri Pemilahan Ringkas Keteraturan Sisih
Seiton Penataan Rapi Kerapihan Susun
Seiso Pembersihan Resik Kebersihan Sasap
Seiketsu Pemantapan Rawat Kepatuhan Sosoh
Shitsuke Pembiasaan Rajin Kedisiplinan Suluh

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 2
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 17 – 01 – 2017
Halaman : 8 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 3)

LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S

SORT
JUDUL (PEMILAHAN/ RINGKAS/ KETERATURAN)

SORT Adalah kegiatan memisahkan


segala sesuatu barang yang benar benar
diperlukan dan kemudian menyingkirkan
yang tidak diperlukan dari tempat kerja.

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 3
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 9 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 4)

LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S

SET IN ORDER
JUDUL (PENATAAN/ RAPI/KETERATURAN)

SET IN ORDER Adalah kegiatan menata


tata letak peralatan dan perlengkapan
kerja dengan rapi sehingga memudahkan
untuk mencari, mudah untuk menemukan
dan mudah untuk mengembalikan dan

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 4
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 –01 – 2017
Halaman : 10 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 5)

LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S

SHINE
JUDUL (PEMBERSIHAN/RESIK/KEBERSIHAN)

SHINE Adalah kegiatan mebersihkan tempat kerja,


mesin dan perlengkapan/ peralatan kerja dari debu dan
kotoran yang melekat secara teratur agar kondisi tempat
kerja, mesin dan peralatan/ perlengkapan kerja selalu
dalam keadaan bersih dan terhindar dari kerusakan,
degradasi dan abnormality

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 5
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 11 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 6)

LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S

STANDARDIZE
JUDUL (PEMANTAPAN/RAWAT/KEPATUHAN)

STANDARDIZE Adalah kegiatan memelihara fasilitas


tempat kerja, mesin, peralatan serta barang secara teratur
agar tidak terdapat lagi barang yang tidak diperlukan di
area kerja, tidak terjadi ketidak teraturan di tempat kerja
dan tidak terdapat kotoran/ kerusakan serta berusaha
menjaga dan mempertahankan kondisi optimal.

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 6
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01– 2017
Halaman : 12 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 7)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

SUSTAIN
JUDUL (PEMBIASAAN/RAJIN/KEDISIPLINAN)

SUSTAIN Adalah kegiatan membudayakan dan


membiasakan bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur
serta mengembangkan prilaku prilaku kerja karyawan
yang positif di tempat kerja sebagai sebuah kebiasaan
yang disiplin.

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 7
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19– 01– 2017
Halaman : 13 dari 23
STANDAR BUKU SAKU/ PANDUAN/PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 8)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

JUDUL MENGAPA PERLU 5S

5S/5P/5R Merupakan salah satu dasar untuk mewujudkan


organisasi/ perusahaan kelas dunia, yang siap mengikuti
perubahan perubahan dan persaingan di era global.
1. lingkungan
2. tempat kerja
3. pelanggan
4. pekerja / karyawan
5. teknologi

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 8
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01– 2017
Halaman : 14 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 9)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

JUDUL TUJUAN PENERAPAN 5S

adalah untuk meningkatkan budaya kerja karyawan


melalui perubahan tempat kerja.

BUDAYA KERJA

SIKAP KERJA

KEBIASAAN KERJA

PRILAKU KERJA

TEMPAT KERJA

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 9
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 15 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 10)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

JUDUL KEUNTUNGAN PENERAPAN 5S

1. ZERO WASTE
Berarti mengurangi biaya dan peningkatan efisiensi.
2. ZERO INJURY
Berarti keselamatan kerja lebih baik
3. ZERO BREAK DOWN
Berarti pemeliharaan mesin lebih baik
4. ZERO DEFECT
Berarti kualitas produk lebih baik
5. ZERO SET UP TIME
Berarti tidak ada waktu yang terbuang
6. ZERO LATE DELIVERY
10
Berarti pemenuhan permintaan pelanggan dengan
tepat waktu
7. ZERO CUSTOMER CLAIM No. Halaman
Berarti tidak ada keluhan dari pelanggan
8. ZERO DEFISIT
Berarti mengurangi kerugian perusahaan

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 10
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 16 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 11)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

JUDUL SASARAN PENERAPAN 5S

1. Terciptanya tempat kerja yang bersih, rapi, aman,


nyaman dan menyenangkan
2. terawatnya peralatan dan perlengkapan serta
bangunan selama proses kerja
3. terwujudnya disiplin yang dibutuhkan untuk
mencapai standar kerja
4. terjaganya keselamatan dan kestabilan kerja serta
mutu produk selama operasi berlangsung
5. terciptanya perbaikan mutu kerja dengan mengurangi
keragaman hasil kerja
6. terselenggaranya perbaikan efisiensi masing masing
10
bagian
7. terbinanya suasana kerja yang nyaman dan
menyenangkan, disiplin danNo.saling menghargai anatar
Halaman
karyawan
8. menwujudkan citra positif perusahaan di mata
pelanggan

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 11
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 17 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 12)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

JUDUL MANFAAT PENERAPAN 5S

Pelaksanaan 5S yang baik di perusahaan akan memberikan manfaat


yang baik kepada karyawan itu sendiri, perusahaan, pemasok,
maupun pemegang saham (pendana). Secara umum manfaat 5S
adalah untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, kepuasan
pelanggan dan kesejahteraan karyawan.
1. bagi pekerja akan merasakan :
keamanan
kenyamanan
kesehatan
tidak cepat jenuh/ semangat tinggi
sikap kerja yang positif/ konstruktif
10
2. bagi perusahaan akan meningkatkan
cita/ bonafiditas
kecepatan bisnis No. Halaman
perolehan laba
kemampuan
3. bagi pelanggan akan memperoleh kepuasan karena :
minimalisasi kesalahan/ kekeliruan
kecepatan dan ketepatan layanan
4. bagi pemasok akan memperoleh kepuasan karena :
kecepatan dan ketepatan pelayanan
minimalisasi kesalahan
5. bagi pendana/ pemegang saham akan memperoleh
kepuasan karena :
keyakinan atau kepercayaan akan usahanya
percontohan usaha

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 12
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 18 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN


5S (Halaman – 13)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

JUDUL BAGIMANA PENERAPAN 5S

5S baru dapat dilaksanakan dengan baik jika dilaksanakan oleh


seluruh karyawan, baik itu manajemen tingkat atas, menengah
maupun bawah. Agar dapat dilaksanakan oleh seluruh karyawan,
pihak top manajemen harus mendukung sepenuhnya program 5S
ini, dengan kata lain komitmen perusahaan dibutuhkan untuk
pelaksanaan program 5S. tanpa adanya dukungan dari pihak top
manajemen, penerapan program 5S sangat sulit untuk berhasil.
Agar penerapan 5S dapat mencapai sasarannya, perlu diketahui
aktivitas atau kegiatan yang berkaitan dengan 5S sehingga dapat
mengetahui arahan pelaksanaan 5S ini bagi dirinya dan
perusahaannya masing masing.
10
LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SEIRI
1. menetapkan jadwal pelaksanaan Seiri
2. melaksanakan Seiri pada area tanggung jawab masing masing
No. Halaman
dengan melakukan pemilahan item item pada areanya menjadi 3
(tiga) :
diperlukan: tetap di area kerja, tapi jumlahnya sesuai
kebutuhan
tidak diperlukan : item tidak diperlukan dan tidak bernilai
perlu dibuang, dan item tidak diperlukan tetapi masih bernilai
ditempatkan di TPS/ Tempat penampungan sementara.
Item ragu ragu : ditempatkan di TPS
3. item item di TPS di bawa ke meeting manajemen untuk
diputuskan statusnya
4. standarisasi seiri di area tempat kerja
5. evaluasi penerapan seiri dan divisualisasikan

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 13
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 19 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 14)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SEITON

1. menetapkan jadwal penerapan Seiton


2. mengklasifikasikan tempat simpan dan item itemnya
(fungsional, seragam, frekuensi pemakaian)
3. menyiapkan tempat simpan dan memberi label/ tanda pengenal
dan mengatur lay out tempat kerja
4. standarisasi aturan dan tata tertib rapi
5. evaluasi penerapan rapi dan divisualisasikan

LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SEISO

1. menentukan jadwal penerapan resik


2. menyiapkan sarana kebersihan dan melaksanakan pembersihan
awal
3. melaksanakan seso pada area/ alat/ mesin, eliminasi sumber 10
penyebab kotor dan visual kontrol sistem
4. standarisasi tata cara resik
No. Halaman
5. evaluasi penerapan resik dan divisualisasikan

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 14
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 20 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN


5S (Halaman – 15)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SEIKETSU

1. melaksanakan aturan, tata tertib dan standarisasi seiri,


seiton dan seiso
2. mempertahankan kondisi optimum dan menerapkan
mekanisme kendali visual, anti salah
3. penentuan target target efisiensi/ produktivitas
4. evaluasi penerapan seiketsu dan divisualisasikan
5. penerapan kaizen (perubahan kearah lebih baik)

LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SHITSUKE

1. menerapkan informasi tepat waktu


2. menerapkan kebiasan positif (tepat waktu, tepat janji dll)
3. mewujudkan kesempatan belajar (penetapan tema, 10
kelompok dan jadwal belajar/ diskusi)
4. penetapan target (kelompok sampai ke perorangan)
5. evaluasi pennerapan shitsukeNo.
danHalaman
divisualisasikan

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 14
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 21 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 16)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SEIKETSU

1. melaksanakan aturan, tata tertib dan standarisasi seiri, seiton


dan seiso
2. mempertahankan kondisi optimum dan menerapkan
mekanisme kendali visual, anti salah
3. penentuan target target efisiensi/ produktivitas
4. evaluasi penerapan seiketsu dan divisualisasikan
5. penerapan kaizen (perubahan kearah lebih baik)

LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SHITSUKE

1. menerapkan informasi tepat waktu


2. menerapkan kebiasan positif (tepat waktu, tepat janji dll)
3. mewujudkan kesempatan belajar (penetapan tema, 10
kelompok dan jadwal belajar/ diskusi)
4. penetapan target (kelompok sampai ke perorangan)
5. evaluasi pennerapan shitsuke dan
No. divisualisasikan
Halaman

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 14
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 22 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU/ PEDOMAN/ PANDUAN 5S


(Halaman – 17)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

JUDUL
KUNCI SUKSES PENERAPAN 5S

1. peran serta semua orang


2. program 5S menuntut tanggung jawab dan komitmen
manajer puncak
3. menajemen harus menjadi pimpinan pelaksana program
4. program 5S harus didukung oleh semua fihak
5. program 5S harus mandiri
6. manajemen harus melakukan tour pribadi secara berkala ke
pabrik
7. pada tahap pertama, harus memperlihatkan dampak yang
memadai
8. pelaksanaan program 5S harus sejalan dengan program 10
kaizen lainnya.

No. Halaman

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 15
FIKASI

No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 23 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S

Lampiran 1 : CONTOH BUKU SAKU / PEDOMAN / PANDUAN 5S


(Halaman – 18)

LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S

JUDUL MENSUPERVISI / EVALUASI


PENERAPAN 5S

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan 5S perlu disusun


suatu evaluasi atau audit 5S yangmerupakan suatu pemeriksaan
terhadap baik tidaknya pelaksanaan program tersebut dan
bagaimana pengaruhnya terhadap karyawan.
Pelaksanaan audit 5S dilakukan oleh suatu tim yang bertugas
menilai pelaksanaan 5S. Tim ini juga melakukan dokumentasi/
pemotretan pada tempat tempat yang perlu mendapatkan perhatian.
Audit 5S minimal dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan waktu
pengontrolan setiap minggu untuk kemudia kepada daerah/ bagian/
kelompok yang paling berhasil menerapkan program 5S diberikan
penghargaan, sedangkan untuk yang terendah dalam penilaiannya 10
diberikan peringatan. Pengumuman hasil audit 5S dilakukan di
depan seluruh karyawan dan direksi sehingga akan memacu
pelaksanaan 5S untuk lebih tinggi lagi
No. Halaman

KODE
IDENTI Sekretariat 5S 16
FIKASI

No. Halaman
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 - 01- 2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 1 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

1. TUJUAN
Tujuan dari pemasangan fasilitas arah petunjuk & rambu-rambu di tempat kerja dalam prinsip 5S adalah
untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja serta meningkatkan kelancaran arus pergerakan
orang, kendaraan, barang dan lain-lain.
Fasilitas pemasangan arah petunjuk & rambu-rambu di tempat kerja memberi informasi kepada semua
karyawan, mitra kerja dan tamu tentang peraturan dan petunjuk yang diperlukan untuk mencapai arus
lalu lintas yang selamat, seragam dan beroperasi dengan efisien.

2. RUANG LINGKUP
Panduan pemasangan arah petunjuk & rambu-rambu di tempat kerja merupakan acuan atau tata cara
pemanfaatan semua fasilitas yang berada di dalam perusahaan. Fasilitas perlengkapan arah petunjuk &
rambu-rambu di tempat kerja yang diatur pada panduan ini adalah :
 Marka jalan di lingkungan umum
 Marka jalan di dalam pabrik
 Rambu-rambu lalul intas pergerakan kendaraan di area lingkungan luar
 Rambu-rambu lalulintas pergerakan kendaraan di area lingkungan dalam parbrik
 Rambu petunjuk tempat/ fasilitas, peringatan, perintah, larangan
 Arah petunjuk di lingkungan tempat kerja
Panduan ini berlaku untuk pemasangan fasilitas arah petunjuk & rambu rambu di tempat kerja
khususnya di lingkungan kerja sel uruh unit PTPLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY.

3. DEFINISI
Pada standar ini berlaku difinisi sebagai berikut:
3.1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan peralatan kerja di dalam mau pun luar area pabrik.

3.2. Jalan, adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
3.3. Badan Jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas kendaraan dan orang,
median, dan bahu jalan.

3.4. Bahu Jalan, adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk
menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis
pondasi bawah, pondasiatas, dan permukaan

3.2. Jalur kendaraan, adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalulintas kendaraan
3.3. Jalur orang, adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalulintas/ tempat berjalan orang
3.4. Marka jalan, adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang
meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta
lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalulintas dan membatasi daerah
kepentingan lalulintas pergerakan orang, kendaraan dan peralatan kerja.
3.5. Rambu, adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan / atau
perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan

3.6. Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus di sediakan untuk pejalan kaki.
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01 - 2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 2 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

4. REFERENSI
Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Bina SistemTransportasi
Perkotaan (Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993 tentang Rambu-rambu Lalu Lintas
Jalan)

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Marka Jalan
Pemasangan marka pada jalan di dalam dan luar area pabrik mempunyai fungsi penting dalam
menyediakan petunjuk dan informasi terhadap pengguna jalan, karyawan dll. Marka digunakan
sebagai tambahan alat kontrol lalulintas yang lain seperti rambu-rambu, alat pemberi sinyal lalu
lintas dan marka-marka yang lain. Marka pada jalan secara tersendiri digunakan secara efektif
dalam menyampaikan peraturan, petunjuk, atau peringatan yang tidak dapat disampaikan oleh alat
kontrol lalu lintas yang lain.
5.1.1. Marka Membujur Garis Utuh
Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan melintasi
garis tersebut. Marka membujur berupa satu garis utuh juga dipergunakan untuk
menandakan tepi jalur lalulintas. (Gambar1)
5.1.2. Marka Membujur Garis Putus Putus
Marka membujur berupa garis putus-putus berfungsi untuk:
a. mengarahkan lalulintas
b. memperingatkan akan ada marka membujur berupa garis utuh di depan dan pembatas
jalur pada jalan 2 (dua) arah (Gambar2)
5.1.3. Marka Membujur Garis Ganda
Marka membujur berupa garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan garis putus-putus
memiliki arti:
a. lalu lintas yang berada pada sisi garis putus-putus dapat melintasi garis ganda
tersebut;
b. lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi garis ganda tersebut
(Gambar3)
5.1.4. Marka Melintang Garis Utuh
Marka melintang di tempatkan bersama dengan rambu larangan wajib berhenti sesaat, dan
/ atau alat pemberi isyarat lalu lintas pada tempat yang memungkinkan pengemudi dapat
melihat dengan jelas lalu lintas yang datang dari cabang persimpangan lain. Marka
Melintang berupa garis berhenti juga dapat dilengkapi dengan garis membujur atau tulisan
“STOP” pada permukaan jalan. (Gambar4)
5.1.5. Marka Serong
Marka serong berupa garis utuh dilarang dilintasi kendaraan. Marka serong yang dibatasi
dengan rangka garis utuh digunakan untuk menyatakan:
- daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan
- pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalu lintas.
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01 -2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 3 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
Pada saat mendekati pulau lalu lintas, permukaan jalan harus dilengkapi marka lambang
berupa chevron sebagai tanda mendekati pulau lalu lintas.
5.2. Rambu Rambu Jalan / Lalu Lintas
Rambu adalah alat yang utama dalam mengatur, memberi petunjuk, memberi peringatan dan
mengarahkan lalu lintas kendaraan, orang, barang dll.
Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut:
1. memenuhi kebutuhan.
2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.
3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.
4. menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberi kan respon.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam
perencanaan dan pemasangan rambu adalah:
a. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu
Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan pengguna jalan / karyawan /
Mitra kerja / tamu dll yang memasuki area perusahaan untuk mengenal, memahami dan
memberikan respon. Konsistensi dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan
menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengguna
b. Desain rambu
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retro refleksi yang memenuhi standar akan menarik
perhatian pengguna jalan / karyawan / mitra kerja / tamu dll, mudah dipahami dan
memberikan waktu yang cukup bagi pengguna dalam memberikan respon.
c. Lokasi rambu
Lokasi rambu berhubungan dengan pengguna, sehingga pengguna yang berjalan dengan
kecepatan normal dapat memiliki waktu yang cukup dalam memberikan respon.
d. Pemeliharaan rambu
Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik
5.2.1. Jarak Penempatan

a. Rambu di tempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak tertentu dan tepi
paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas
kendaraan atau pejalan kaki.
b. Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling luar bahu jalan
atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter.
c. Penempatan rambu harus mudah dilihat dengan jelas oleh pemakai jalan.
d. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu lintas rambu
dapat ditempatkan disebelah kanan atau di atas daerah manfaat jalan.
e. Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau daerah manfaat jalan harus
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas,
jarak pandang.
f. Rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median) ditempatkan dengan jarak 0,30 meter
dari bagian paling luar dari pemisah jalan.
5.2.2. Tinggi rambu
a. Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter dan maksimum
2,65 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah,
Atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 4 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
b. Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan kaki minimum 2,00 meter dan
maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan
sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah, apabila rambu
dilengkapi dengan papan tambahan.
c. Khusus untuk rambu peringatan ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meter diukur
dari permukaan jalan sampai dengan sisi rambu bagian bawah
d. Ketinggian penempatan rambu diatas daerah manfaat jalan adalah minimum 5,00
meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah.
5.2.3. Posisi Rambu
a. Posisi Pemasangan Rambu petunjuk adalah sejajar dengan sumbu jalan
b. Pada kondisi jalan yang melengkung ke kanan, rambu petunjuk yang di tempatkan pada
sisi jalan, pemasangan posisi rambu tegak lurus terhadap sumbu jalan.
c. Rambu jalan yang ditempatkan pada awal pemisah jalan dan di atas daerah manfaat
jalan pada jalan 1 arah, pemasangan posisi rambu tegak lurus terhadap sumbu jalan
dan di tempatkan ditengah-tengah dari lebar median.
d. Posisi rambu tidak boleh terhalangi oleh bangunan, pepohonan atau benda-benda lain
yang dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan arti rambu tersebut
e. Daun rambu harus dipasang pada tiang yang khusus disediakan untuk pemasangan
daun rambu
f. Pemasangan daun rambu pada satu tiang maksimum 2 (dua) buah daun rambu.
5.3. Rambu Peringatan
Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
berbahaya di depan pengguna jalan.
Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam
5.3.1. Penempatan rambu peringatan (lihatgambar)
a. Rambu peringatan di tempatkan pada sisi jalan sebelum tempat atau bagian jalan yang
berbahaya dengan jarak 50 meter sebelum tikungan / belokan
b. Ditempatkan pada sisi sebelah luar bahu jalan atau jalur lalu lintas di mulai pada awal
tikungan sampai dengan akhir tikungan, jarak antara masing-masing rambu sesuai
dengan kebutuhan
5.3.2. Bentuk rambu peringatan (lihat gambar)
a. Bujur dangkar
b. Empat Persegi panjang
5.3.3. Ukuran Rambu Peringatan (lihat tabel)

5.4. Rambu larangan


Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambing atau tulisan bewarna hitam atau merah.

5.4.1. Penempatan rambu larangan


a. Rambu larangan ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan dimulainya
rambu larangan
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 5 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

b. Ditempatkan secara berulang dengan jarak lebih dari 15 meter,dapat dilengkapi dengan
papan tambahan yang menyatakan jarak tertentu
5.4.2. Bentuk rambu larangan

a. Segi delapan sama sisi


b. Segitiga Sama Sisi Dengan Titik-Titik Sudutnya Dibulatkan
c. Silang Dengan Ujung-Ujungnya Diruncingkan
d. Lingkaran
5.4.3. Ukuran rambu larangan (lihat gambar)
5.5. Rambu perintah

5.3.1. Warna dasar rambu perintah berwarna biru dan lambang atau tulisan berwarna putih serta
merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah (lihat gambar)
5.3.2. Penempatan rambu perintah diusahakan sedekat mungkin pada awal bagian jalan
dimulainya perintah (lihat gambar)
5.3.3. Ukuran rambu perintah (lihat tabel)

5.6. Rambu petunjuk


Rambu petunjuk menyatakan tempat kerja,tempat fasilitas umum, menunjukkan batas wilayah
suatu area kerja, petunjuk arah yang harus dilalui dan rambu berupa kata-kata serta tempat khusus
dinyatakan dengan warna dasar biru.
5.4.1. Rambu petunjuk ditempatkan pada sisi jalan,pemisah jalan atau diatas daerah manfaat
jalan sebelum tempat, daerah atau lokasi yang ditunjuk
5.4.2. Ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi yang ditunjuk dengan jarak maksimum 50
Meter dan ditempatkan pada awal petunjuk tersebut dimulai.
5.4.3. Rambu petunjuk arah diterapkan pada:
 Rambu petunjuk jalur evakuasi
 Rambu petunjuk jalan orang dalam pabrik
 Rampu petunjuk jalan kendaraan dalam pabrik

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 6 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

CONTOH MARKA JALAN DI SEKITAR AREA PERUSAHAAN


Gambar1:MARKAMEMBUJURGARISUTUH

Gambar2:MARKAMEMBUJURGARIS PUTUS

Gambar3:MARKAMELINTANGGARISUTUH

Gambar4:MARKASERONG
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 7 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

CONTOH RAMBU RAMBU JALAN


Gambar5:Rambu Dilarang Stop

PenempatanSebelah
kiridenganjarak0,6m

Gambar6:Rambu Arah Balik

ditempatkandenganjarak
0,30meterdaribagian
palingluardaripemisah
jalan.

Gambar7:Ketinggian Rambu

Ketinggian penempatan rambu


padasisi jalanminimum1,75
meter dan maksimum 2,65
meter diukur dari permukaan
jalansampai dengansisi daun
rambubagianbawah
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01 - 2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 8 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
Gambar8:Ketinggian Rambu

Ditempatkandengan
ketinggian1,20meter
diukurdaripermukaan
jalansampaidengansisi
rambubagianbawah

Gambar9:Ketinggian Rambu

Ketinggianpenempatanrambu
diatasdaerahmanfaatjalan
adalahminimum5,00meter
diukur dari permukaan jalan
sampaidengansisidaunrambu
bagianbawah

Gambar10 :Posisi Rambu

Pemasangan posisirambu
tegaklurusterhadapsumbu
jalan danditempatkan
ditengah-tengah darilebar
median
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 9 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

CONTOH: RAMBU PERINGATAN


Gambar 11 :Warna Dasar

Warnadasar rambu
peringatanberwarna
kuningdenganlambang
atautulisanberwarna
hitam

Gambar12 :Penempatan Rambu

Rambuperingatan
ditempatkanpadasisijalan
sebelumtempatatau
bagianjalan yang
berbahaya

Gambar13 :Bentuk Rambu Peringatan

BUJURSANGKAR SEGIEMPAT

Gambar14 :Bentuk Rambu Peringatan

UKURANRAMBU
PERINGATAN
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01 - 2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 10 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

CONTOH: RAMBU LARANGAN


Gambar15 :Bentuk Rambu Larangan

Warnadasar rambu
laranganberwarnaputih
danlambang atautulisan
bewarnahitamataumerah

Gambar16 : Penempatan Rambu Larangan

Rambularangan ditempatkan
sedekat mungkinpada awal
bagianjalandimulainya rambu
larangan.

ditempatkanpadasisijalan
padaawalbagian jalan
dimulainyarambularangan

ditempatkan secaraberulangdengan
jarak lebih dari15meter,dapat
dilengkapidengan papan tambahan
yangmenyatakan jaraktertentu

Gambar17 :Bentuk Rambu Larangan

SegitigaSamaSisiDengan
Segidelapansamasisi Silangdenganujung
Titik-TitikSudutnya
ujungnyadiruncingkan Lingkaran
Dibulatkan
No.Dok : P 19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 - 01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 11 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

Gambar18 :Ukuran Rambu Larangan

CONTOH:RAMBU PERINTAH
Gambar19 :Bentuk Rambu Perintah

Gambar20 :Ukuran Rambu Perintah


No.Dok P19
Revisi 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal 19-01 - 2017
JAWATENGAH & DIY Halaman 12 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU - RAMBU DITEMPAT KERJA

CONTOH: RAMBU/SIMBUL/PETUNJUK DI DALAM PERUSAHAAN


No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 13 dari15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
Gambar20 : SIMBOL-SIMBOL RAMBU KESELAMATAN DAN LARANGAN

APLIKASI SIMBOL-SIMBOL

Rambu-rambuKEWAJIBAN

Rambu-rambu LARANGAN
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 14 dari15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA

Gambar21 :CONTOH APLIKASI

Formasi Identifikasi Mesin. Status mesin sedang beroperasi

Status mesin berhenti sudah direncanakan

Status mesin berhenti karena kerusakan

Contoh Aplikasi Status Mesin.


No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 15 dari15
STANDARARAHPETUNJUK&RAMBURAMBUDI TEMPATKERJA

Identifikasi lokasi tempat sampah umum Identifikasi lokasi tempat sampah umum dengan ilustrasi

RAMBU-RAMBU ZONA AMAN


RAMBURAMBUZONAAMAN RAMBU-RAMBU ZONA AMAN

RAMBU-RAMBU PEMADAM API


No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 1 dari 7

STANDAR PENGATURAN AREA PARKIR KENDARAAN/PERALATAN KERJA

1. TUJUAN
Tujuan di buatnya standar pengaturan area parkir kendaraan baik yang menggunakan bahan bakar
atau kendaraan yang tidak menggunakan bahan bakar, dan atau peralatan kerja dalam prinsip 5S
adalah untuk memberikan pedoman yang terarah dan keseragaman dalam penggunaan fasilitas
umum bagi karyawan atau mitra kerja dan tamu perusahaan untuk kepentingan menyimpan,
mengamankan, dan mengambil dengan prinsip rapi, bersih, teratur aman dan nyaman. Disamping
itu pengaturan standar parkir kendaraan dan peralatan kerja ditujukan untuk meningkatkan
kelancaran sistem operasi, peningkatan keselamatan kerja dan visual control sistem.

2. RUANG LINGKUP
Standar pengaturan area parkir kendaraan dan peralatan kerja ini mencakup kebutuhan untuk
pengaturan area parkir/ penyimpanan kendaraan karyawan, kendaraan rekanan, kendaraan tamu
perusahaan, kendaraan kebutuhan untuk Kesehatan dan Keselamatan kerja, Kendaraan untuk
kebutuhan pemadaman kebakaran, kendaraan operasional dalam lingkungan pabrik/ pembangkit
serta semua peralatan kerja yang dapat bergerak.

3. DEFINISI
Pada standar ini berlaku difinisi sebagai berikut :
3.1. Area parkir adalah tempat penyimpanan kendaraan atau peralatan bergerak lainnya yang
secara khusus disediakan oleh perusahaan untuk kebutuhan penyimpanan dan pengamanan
3.2. Kendaraan adalah kendaraan yang dipakai sebagai alat bantu transportasi baik yang
dimiliki secara pribadi/ perorangan, dimiliki oleh karyawan, atau asset milik perusahaan baik
yang menggunakan bahan bakar/ tidak yang menggunakan fasilitas tempat parkir yang
disediakan perusahaan
3.3. Kendaraan karyawan adalah kendaraan bermotor/ tidak bermotor yang dimiliki/ diberikan
kepada karyawan yang diberi tanggung jawab untuk digunakan sebagai sarana transportasi
yang meliputi kendaraan roda empat, roda dua, sepeda electric dan sepeda kayuh yang
menempati fasilitas/ area parkir yang disediakan oleh perusahaan.
3.4. Kendaraan mitra kerja adalah semua jenis kendaraan bermotor baik roda empat atau
lebih maupun roda yang digunakan sebagai transportasi yang menggunakan fasilitas
tempat parkir yang disedikan oleh perusahaan.
3.5. Kendaraan tamu perusahaan adalah semua jenis kendaraan bermotor baik roda empat atau
lebih termasuk roda dua yang digunakan sebagai alat transportasi yang menggunakan fasilitas
tempat parkir yang disediakan oleh perusahaan
3.6. Kendaraan penunjang operasional perusahaan adalah kendaraan bermotor yang digunakan
untuk kebutuhan perusahaan untuk pelayanan baik untuk pelayanan angkutan karyawan
sebagai sarana transportasi, maupun untuk kebutuhan emergensi seperti kendaraan alat
pemadam kebakaran, ambulance, kendaraan security, forklift, kendaraan roda tiga untuk
kebutuhan produksi/ gudang dll yang menggunakan fasilitas tempat parkir/ penyimpanan yang
disediakan oleh perusahaan
3.7. Peralatan kerja yang dapat bergerak adalah semua jenis peralatan yang menggunakan roda
penggerak untuk bergerak yang dipakai sebagai sarana penunjang alat angkat dan
angkut kegiatan operasional seperti troley, hand pallet dll.
No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 2 dari 7

STANDAR PENGATURAN AREA PARKIR KENDARAAN/PERALATAN KERJA

4. REFERENSI
Sumber diolah

5. URAIAN PROSEDUR
5.1.
5.1.1. Pengaturan area penyimpanan untuk kendaraana dibuat untuk fungsi :
a. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 4 milik karyawan
b. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 2 milik
karyawan
c. Pengaturan area parkir kendaraan tidak bermotor milik karyawan
d. Pengaturan area parkir kendaraan tidak bermotor milik perusahaan
e. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 3 atau lebih milik perusahaan
f. Pengaturan area parkir kendaraan penunjang perusahaan
g. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 4 atau lebih milik tamu
h. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 2 milik tamu
i. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 4 atau lebih milik mitra kerja
j. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 2 milik mitra kerja
5.1.2. Semua kendaraan tersebut dalam item 5.1.1. harus memiliki tempat penyimpanan yang
bersih, rapi, aman, nyaman dan teridentifikasi dengan jelas serta dengan
mempertimbangkan faktor kecepatan mengakses, estetika dan keamanan selama
dalam penyimpanan.
5.1.3. Semua tempat parkir/ penyimpanan seperti pada item 5.1.1. telah dilengkapi dengan
garis pembatas/ marka untuk menandai batas area penyimpanan antara kendaraan/
peralatan satu dengan lainnya dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan/ jenis
kendaraan.
5.1.4. Pengaturan tempat parkir/ penyimpanan seperti pada item 5.1.1. diusahakan dibuat satu
arah yaitu menggunakan metode jalan masuk dan jalan keluar
5.1.5. Semua tempat parkir/ penyimpanan seperti pada item 5.1.1. harus memiliki penanggung
jawab yang telah ditunjuk dalam struktur penanggung jawab 5S
5.2. Tata cara penyimpanan/ parkir kendaraan dan peralatan
5.2.1. Penempatan parkir semua kendaraan/ peralatan pada item 5.1.1 dilakukan dengan cara
mundur dengan posisi depan menghadap ke arah akses jalan keluar
5.2.2. Untuk kendaraan bermotor roda dua dilakukan dengan cara parkir dengan posisi
tegak/berdiri dengan standar tengah
5.2.3. Penempatan parkir semua kendaraan/ peralatan pada item 5.1.1. tidak boleh
melampaui standar marka yang telah dibuat.
5.3. Pengaturan area/ tempat parkir kendaraan
5.2.1. Dalam area parkir kendaraan bermotor khusus roda 2 diusahakan dilengkapi dengan
tempat penyimpanan perlengkapan kendaraan seperti tempat penyimpanan helm,
penyimpanan jacket, dll sesuai kebutuhan.
No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 3 dari 7

STANDAR PENGATURAN AREA PARKIR KENDARAAN/PERALATAN KERJA

5.2.2. Untuk tempat parkir kendaraan/ peralatan kerja diusahakan memiliki ventilasi atau
penerangan yang cukup.
5.2.3. Area parkir khusus untuk kendaraan roda 2, diusahakan dilengkapi dengan pelindung
dari hujan/ matahari dan pagar pengaman.
5.2.3. Area parkir boleh dilengkapi dengan kode/ identitas kendaraan/ peralatan yang bersifat
permanen/ bongkar pasang seperti identitas/ kode No. Pol Kendaraan, atau parkir VVIP
untuk para pejabat dll
5.4. Garis pembatas/ marka tempat parkir/ penyimpanan
5.5.1. Bahan yang digunakan untuk membuat garis pembatas/ marka kendaraan atau
peralatan kerja boleh menggunakan bahan cat kayu, cat besi, cat aquarium, acrilic, plak
band, atau bahan lain sesuai kebutuhan dengan pertimbangan estetika
5.5.2. Garis pembatas/ marka kendaraan atau peralatan kerja dibuat dengan warna kuning
dengan lebar 10 cm tanpa terputus
5.5.3. Garis pembatas/ marka kendaraan atau peralatan kerja harus dibuat dengan jelas dan
tegas.
5.5.2. Di dalam area garis pembatas/ marka kendaraan atau peralatan kerja boleh dicat penuh
dengan menggunakan warna lain yang kontras seperti warna hijau atau biru.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 4 dari 7

STANDAR PENGATURAN AREA PARKIR KENDARAAN/PERALATAN KERJA

Gambar 1 : CONTOH TEMPAT PARKIR PERALATAN KERJA


No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 5 dari 7

STANDAR PENGATURAN AREA PARKIR KENDARAAN/PERALATAN KERJA

Gambar 2 : CONTOH TEMPAT PARKIR PERALATAN KERJA


No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 6 dari 7

STANDAR PENGATURAN AREA PARKIR KENDARAAN/PERALATAN KERJA

TEMPAT
PENYIMPANAN
FORKLIF

TEMPAT
PENYIMPANAN
HAND PALET &
PERALATAN LAIN

TEMPAT
PENYIMPANAN
PERALATAN
BENGKEL
No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 7 dari 7

STANDAR PENGATURAN AREA PARKIR KENDARAAN/PERALATAN KERJA


No. Dok : P 21
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 3
STANDAR WARNA TEMPAT PENYIMPANAN ARSIP

1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya standard pemberian warna / label warna pada tempat penyimpanan arsip / dokumen/
kertas kerja dalam prinsip 5S adalah untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam dalam
aktivitas kerja dibidang tata kelola pengarsipan dan untuk memberikan kemudahan dalam mengambil,
menyimpan dan mengidentifikasi serta untuk membedakan secara jelas berbagai kebutuhan system
operasi yang ada di perusahaan dalam meningkatkan kelancaran proses kerja.

2. RUANG LINGKUP
Standar pemberian warna / label warna pada tempat penyimpanan arsip / dokumen / kertas kerja ini
berlaku untuk kebutuhan tempat / alat penyimpanan dokumen / arsip / kertas kerja / Naskah dll yang di
simpan dalam tempat / alat berbentuk Ordner, Boks File, Kardus File dan lain lain sesuai kebutuhan
penggunaan dan tujuan yang berada di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &
DIY

3. DEFINISI
Pada standard ini berlaku difinisi sebagai berikut:
3.1. Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur berencana karena mempunyai suatu
kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat di temukan kembali
3.2. Kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha, baik badan
usaha pemerintah maupun badan usaha swasta, kearsipan menyangkut pekerjaan yang
berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen-dokumen kantor
lainnya.

3.3. Manajemen kearsipan adalah bagaimana mengelola arsip sejak diciptakan, dipergunakan,
dirawat sampai disusutkan secara efektif dan efesien
3.4. Tempat simpan adalah tempat yang dipakai untuk menyimpan arsip / dokumen / kertas kerja /
naskah dll yang dikelompokkan berdasarkan kebutuhan secara rutin / periodik

4. REFERENSI

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1. Pemberian label / warna pada alat dan tempat simpan arsip / dokumen / naskah / kertas
kerja disesuaikan dengan bidang kerja / bagian.
5.1.3. Bahan / Material label / warna pada alat dan tempat simpan arsip / dokumen / naskah /
kertas kerja secara umum dapat dibuat secara fleksibel, dengan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti anggaran / biaya yang ada, factor estetika dan tujuan yang diinginkan.
Beberapa bahan yang bias digunakan untuk pembuatan label / warna pada alat dan tempat
simpan arsip / dokumen / naskah / kertas kerja adalah Kertas berwarna ( kualitas sesuai
kebutuhan)
No. Dok : P 21
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 3
STANDAR WARNA TEMPAT PENYIMPANAN ARSIP

5.2. Standarisasi Warna / Pelabelan Pada Penyimpanan Arsip / Ordner Dokumen


5.2.1. Warna Pelabelan Pada Tingkat Kantor Induk :
1.Bidang Perencanaan :Warna Orange
2.Bidang Niaga :Warna Biru Muda
3.Bidang Distribusi :Warna Merah
4.Bidang Keuangan :Warna Kuning
5.Bidang SDMO :Warna Biru Tua
6.Bidang KHA :WarnaHijau

5.2.2. Warna pelabelan pada tingkat Area/Rayon, Unit Layanan dan APD menyesuaikan
dengan kondisi dan kesepakatan Unit Area/ Rayon, Unit Layanan dan APD terkait.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I. Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 21
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 3 dari 3
STANDAR WARNA TEMPAT PENYIMPANAN ARSIP

lampiran1:CONTOHPELABELANDENGANWARNAPADAORDNER

NOKODE
ORDNER 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112

WARNADASAR
ORDNER

VISUALCONTROL
ORDNER

WARNADASAR
ORDNER

DAFTARISI
ORDNER

PENYIMPANAN
DALAMBOKS
FILE
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 1 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR

1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya Standar Pemasangan dan Pengelolaan APAR dalam prinsip 5S ini adalah untuk
mencegah dan menanggulangi keadaan darurat bahaya kebakaran yang dapat diantisipasi dengan
menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Alat Pemadam Api Tradisional (APAT) yang
sesuai dengan kondisi area kerja.

2. RUANGLINGKUP
Standar ini mencakup tentang ketentuan pemasangan / penempatan dan pengelolaan alat pemadam api
ringan (APAR) dilokasi yang diidentifikasi memiliki sumber bahaya terjadinya kebakaran yang
berlaku di seluruh satuan unit kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY.

3. DEFINISI
3.1. Alat Pemadam Api Ringan adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.

3.2. Kebakaran dapat digolongkan:


3.2.1. Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A)
3.2.2. Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar(Golongan B)
3.2.3. Kebakaran instalasi listrik bertegangan (Golongan C)
3.2.4. Kebakaran logam (Golongan D)

3.3. Jenis alat pemadam api ringan terdiri dari:


3.3.1. Jenis cairan (air)
3.3.2. Jenis busa
3.3.3. Jenis tepung kering
3.3.4. Jenis gas (CO2, hydrocarbon berhalogen dan sebagainya)

4. REFERENSI
Peraturan Menteri Tenaga Kerjadan Transmigrasi Nomor: Per-04/Men1980

5. URAIAN STANDAR
5.1. Pemasangan dan Penempatan APAR
5.1.1. PEMASANGAN APAR
5.1.1.1 Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
5.1.1.2. Pemberian tanda pemasangan tersebut diatas harus sesuai dengan lampiran1
5.1.1.3. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan
5.1.1.4. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan
jenis dan penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam lampiran 2
5.1.1.5. Penempatantersebutpadapoint1antaraalatpemadamapiyangsatudenganyang
lainnyaataukelompoksatudenganlainnyatidak bolehmelebih15 m, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
5.1.1.6. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 2 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR

5.1.2 PENEMPATAN APAR


5.1.2.1. Setiap alat pemadam api ringan harus ditempatkan menggantung pada dinding
dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau di
tempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
5.1.2.2. Lemari atau peti (box) tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian depannya
harus di beri kaca aman (safety glass) dengan tebal maksimum 2mm.
5.1.2.3. Sengkang atau konstruksi penguat lainnya seperti pada point 5.1.2.1. tidak
boleh dikunci atau digembok atau di ikat mati
5.1.2.4. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) harus disesuaikan
dengan besarnya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti
(box) sehingga mudah dikeluarkan.
5.1.2.5. Penempatan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian
paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 meter dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih
rendah dengan syarat jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang
15 cm dari permukaan lantai.
5.1.2.6. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat
dimana suhu melebihi 49oC atau turun sampai -44oC kecuali apabila alat
pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut di
atas.
5.1.2.7. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan dialam terbuka harus dilindungi
dengan tutup pengaman.

5.2. Pemeliharaan APAR


5.2.1. Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 kali dalam setahun, yaitu
pemeriksaan dalam jangka 6 bulan dan pemeriksaan dalam jangka12 bulan.
Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu
pemeriksaan harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti dengan
yang tidak cacat.
5.2.2. Pemeriksaan Jangka 6 Bulan meliputi hal-hal sebagai berikut:
5.2.2.1. Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan dalam
tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman cartridge atau tabung
bertekanan dan mekanik penembus segel.
5.2.2.2. Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat, termasuk handel dan
label harus selalu dalam keadaan baik.
5.2.2.3. Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang
tidak boleh retak atau menunjukkan tanda-tanda rusak.
5.2.2.4. Untuk alat pemadam api ringan cairan atau asam soda diperiksa dengan
cara mencampur sedikit larutan sodium bikarbonat dan asam keras
diluar tabung. Apabila reaksinya cukup kuat, maka alat pemadam api
ringan tersebut dapat dipasang kembali.
5.2.2.5. Untuk alat pemadam api ringan jenis busa diperiksa dengan cara
mencampur sedikit larutan sodium bikarbonat dan aluminium sulfat
diluar tabung, apabila cukup kuat, maka alat pemadam api ringan
tersebut dapat dipasang kembali.
5.2.2.6. Alat pemadam api jenis carbondioxida (CO2) harus diperiksa dengan
cara menimbang serta mencocokkan beratnya dengan berat yang
tertera pada alat pemadam api tersebut, apabila terdapat
kekuranganberatsebesar10%,tabung pemadam api itu harus diisi
kembali sesuai dengan berat yang ditentukan.
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 3 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR

Cara-cara pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan cara lain sesuai dengan perkembangan.

5.2.3. Pemeriksaan Jangka 12 (dua belas) bulan untuk semua alat pemadam api yang
menggunakan tabung gas, selain dilakukan pemeriksaan sesuai point 5.2.2., dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut sebagai berikut :
5.2.3.1. Untuk alat pemadam api jenis cairan dan busa dilakukan pemeriksaan dengan membuka
tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak,
kemudian diteliti sebagai berikut:
 Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah
ditentukan.
 Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat atau
buntu
 Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak dan saluran penyemprotan tidak
boleh tersumbat
 Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisiyangtajamdanbakgasketatau paking harus masih dalam
keadaan baik
 Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik
 Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang atau cacat karena karat
 Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukkan larutannya harus
dalam keadaan baik
 Untuk jenis cairan busa dalam tabung yang dilak, tabung harus masih dilak dengan
baik
 Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya.

5.2.3.2. Untuk alat pemadam api ringan jenis tepung kering (dry chemical powder) dilakukan
pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung
dalam posisi berdiri tegak, kemudian diteliti menurut ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
 I si tabung harus diisi dengan berat yang telah ditentukan dan tepung keringnya
dalam keadaan tercurah bebas tidak berbutir
 Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh buntu atau
tersumbat
 P eralatan yang bergerak tidak boleh rusak, harus dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam
 Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik
 Bagian dalam dari tabung tidak boleh berlubang-lubang atau cacat karena karat
 Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam keadaan baik
 Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya yang
diperiksa dengan cara menimbang

5.3. Kode Pewarnaan pada APAR


5.3.1. Tabung APAR (Alat Pemadam Ringan) dan APAT (Alat Pemadam Api Tradisional )
berwarna merah.
5.3.2. Identifikasi warna jenis Alat Pemadam Ringan dengan menggunakan sticker /
gelang dengan tulisan jenis APAR (Cairan, busa, powder, CO2)
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 4 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR

5.3.3. Identifikasi warna sticker / gelang dan tulisan pada APAR terdiri :
 Jenis cairan / air sticker / gelang warna putih dengan tulisan warna merah
 Jenis Busa: sticker / gelang warna kuning dengan tulisan warna hitam
 Jenis Powder : sticker / gelang warna biru dengan tulisan warna putih
 Jenis CO2 : sticker/ gelang warna hitam dengan tulisan warna putih
5.3.4. Identifikasi peralatan APAT (Alat Pemadam Api Tradisional) terdiri :
 Sekop Pasir
 Sekop Garpu
 Ember
 Karung
 Drum
5.3.5. Ukuran sticker / gelang
 Lebar sticker / gelang 100mm
 Tinggi huruf sticker / gelang 60mm pada posisi center / tengah sticker
5.3.6. Penempatan / penempelan sticker / gelang berjarak 20cm dari leher / sambungan
las tabung APAR

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 5 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR

LAMPIRAN I :

TANDA UNTUK MENYATAKAN TEMPAT ALAT PEMADAM API RINGAN


YANG DIPASANG PADA DINDING

35
CM

35CM

MERAH

75CM

CATATAN:
1. Segi ti ga sama sisi dengan warna dasar merah.
2. Uk uran sisi 35 cm.
3. Ti nggi huruf 3 cm. berwarna puti h.
4. Tinggi tanda pan ah 7,5 cm wama pu t i h
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 6 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR

TANDA UNTUK MENYATAKAN TEMPAT ALAT PFMADAM


YANGDIPASANG PADATIANG KOLOM

merah

TIANGKOLO
M
A.bentuk segi empat b.bentuk lingkaran

CATATAN:
1. Wama dasar tanda pemasangan merah
2. Lebar BAN pada kolom 20 cm sekitar kolom
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 7 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR

Lampiran
2
STANDARLABELUNTUKAPAR

CAIR
No. Dok : P 23
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 - 2017
/ Halaman : 1 dari 1
STANDAR SEIRI/SORT

1. TUJUAN :
Standar Seiri/Sort ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah dicapai,
menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang sama terulang, sebagai basis / dasar untuk
perbaikan dan performance penerapan Seiri di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &
DIY.
2. RUANG LINGKUP :
Standar Seiri/Sort ini berlaku untuk lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY yang
diakses secara umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup mencakup
jalan, tempat parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada dalam
lingkungan di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY.

3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Seiri/Sort adalah suatu acuan / patokan tentang barang-barang /item
yang harus berada di area kerja baik meliputi jenis maupun jumlah karena dibutuhkan dalam kegiatan
sehari- hari dan barang-barang / item yang tidak semestinya berada dalam area bersangkutan karena
tidak dibutuhkan / berhubungan dengan area kerja tersebut.
Standart / acuan / patokan Seiri/Sort dapat berupa tulisan, lambang, gambar atau foto.

4. REFERENSI :
Pedoman penilaian penerapan 5S di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah.

5. STANDART SEIRI/SORT :
5.1. Area kerja sudah sama sekali tidak menyimpan item / barang yang tidak dibutuhkan lagi
dan jumlah item / barang yang dibutuhkan jumlahnya sesuai kebutuhan serta semua item
/ barang dalam keadaan siap pakai.
5.2. Sudah ada prosedur / tatacara mengeluarkan / membuang barang yang tidak dibutuhkan dan
semua personil area yang bersangkutan telah mengetahui, mengerti, memahami prosedur
tersebut serta form-form penerapan sudah ada di area kerja.
5.3. Item / barang yang dibutuhkan berada didekat area kerja dan jumlah serta jenisnya
sesuai kebutuhan.Daftar ringkas sudah ada dan lengkap di area kerja serta sudah
mempertimbangkan frekuensi pemakaian.
5.4. Tidak ada item / peralatan kerja yg rusak dibiarkan begitu saja diarea kerja . Mesin / peralatan
kerja yang berada di area kerja siap pakai serta dalam kondisi optimal
5.5. Lokasi penyimpanan (termasuk alat ukur / pemeriksaan) sudah ditentukan serta mudah dan
cepat untuk mendapatkan serta mengembalikannya

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 24
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 1
STANDAR SEITON/SET IN ORDER

1. TUJUAN :
Standar Seiton/Set in Order ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah
dicapai, menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang sama terulang, sebagai basis / dasar
untuk perbaikan dan performance penerapan Seiton di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY.

2. RUANG LINGKUP :
Standar Seiton/Set in Order ini berlaku untuk di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah
dan DIY yang diakses secara umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup
mencakup jalan, tempat parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada
dalam satuan unit kerja di di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.

3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Seiton/Set in Order adalah suatu acuan / patokan tentang penempatan
barang-barang / item yang sudah Seiri (Sort) di area kerja dan mempunyai label / identitas yang jelas
sehingga memudahkan untuk menemukan jika dibutuhkan dan mudah dikembalikan.
Standar / acuan /patokan Seiton/Set in Order dapat berupa tulisan, lambang, marka, gambar dan foto.

4. REFERENSI
Pedoman penilaian penerapan 5R di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah

5. STANDAR SEITON/ SET IN ORDER :


5.1. Item / barang / dokumen telah tersimpan rapi sesuai dengan klasifikasinya serta mudah
dimengerti / dipahami.
5.2. Lay out / tata letak tempat kerja telah ditentukan dan telah diberi batas yang jelas serta
telah dipatuhi.
5.3. Semua barang / item / tempat simpan / alat angkut, dll telah diberi label / identitas
serta memberikan kemudahan dalam mendapatkan dan mengembalikannya.
5.4. Penyimpanan dokumen (file, standar kerja, daily control, form, dll) sudah ditentukan
dan memudahkan setiap orang untuk mendapatkannya serta ada sistem kontrol ( misal max-min,
dll).
5.5. Semua personil di area kerja telah mengetahui, memahami, dan mentaati aturan penyimpanan
dan lay out yang telah ditetapkan serta memberikan kemudahan bagi setiap orang dalam
mentaatinya.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 25
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 1
STANDAR SEISO/SHINE

1. TUJUAN :
Standar Seiso/Shine ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah dicapai,
menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang sama terulang, sebagai basis / dasar untuk
perbaikan dan peningkatan performance penerapan Seiso di lingkungan kerja PT PLN (Persero)
Distribusi Jateng & DIY.

2. RUANG LINGKUP :
Standar Seiso/Shine ini berlaku untuk lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY yang
diakses secara umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup mencakup
jalan, tempat parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada dalam di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY

3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Seiso/Shine adalah suatu acuan / patokan tentang kebersihan yang
harus dipenuhi di lingkungan kerja meliputi peralatan kerja, tools, meja, lantai, dinding, lemari, rak,
mesin, alat kebersihan, alat bantu dan lain-lain yang berada di lingkungan kerja.
Standart / acuan /patokan Seiso/Shine yang dapat berupa tulisan, lambang, marka, gambar
dan foto.

4. REFERENSI
Pedoman penilaian penerapan 5R di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah.

5. STANDAR SEISO/SHINE :
1. Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai jenis dan jumlahnya serta sesuai penempatannya
Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai jenis dan jumlahnya dan penempatannya sesuai
ketentuan serta dalam kondisi bersih dan siap pakai.
2. Pembersihan lingkungan kerja sudah dilakukan secara rutin dan terjadwal dan sudah ada standar
kebersihan dan personil yang bertanggung jawab melakukannya.
3. Tanggung jawab kebersihan lingkungan sudah ditentukan dan pelaksanaannya telah sesuai dengan
pembagian lingkungan tanggung jawab resik serta semua personil terlibat dalam bagian
lingkungan tanggung jawabnya.
4. Alat K3 diperiksa dan dibersihkan secara teratur dan tidak ada yang kadaluarsa (out of date)
serta mudah untuk diakses
5. Pada lingkungan kerja tidak terdapat tempelan, tulisan, coretan yang tidak relevan dengan
lingkungan kerja dan media sosialisasi, program yang ditampilkan ditempatkan sesuai ketentuan
serta up to date.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNATO
General Manager
No. Dok : P 26
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 1
STANDAR SEIKETSU/STANDARDIZE

1. TUJUAN :
Standar Seiketsu/Standardize ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah
dicapai dari implementasi Seiri, Seiton dan Seiso, menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang
sama terulang, sebagai basis / dasar untuk perbaikan dan performance penerapan Seiketsu/Standardize
di lingkungan PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
2. RUANG LINGKUP :
Standar Seiketsu/Standardize ini berlaku untuk di lingkungan PLN (Persero) Distribusi Jateng &
DIY yang diakses secara umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup
mencakup jalan, tempat parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada
di lingkungan PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Seiketsu/Standardize adalah suatu acuan / patokan yang harus
dipenuhi / dilakukan oleh seluruh personil di area kerja untuk menjamin stabilitas penerapan 5S
yang sudah dicapai sebagai basis / dasar untuk melakukan perbaikan dan mengukur performance.
Standar Seiketsu/Standardize ini dapat berupa tulisan, lambang, gambar atau foto.
4. REFERENSI :
Pedoman penilaian penerapan 5S di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah

5. STANDAR SEIKETSU/STANDARDIZE:
5.1. Standarisasi pelaksanaan Seiri, Seiton dan Seiso sudah diterapkan dan mencakup semua area
kerja serta selalu dilakukan perbaikan secara berkesinambungan.
5.2. Eliminasi sumber kotor dan penyederhanaan proses / prosedur sudah dibahas, dilaksanakan
dan dimonitor / dievaluasi serta ditindak lanjuti dengan perbaikan-perbaikan berkesinambungan.
5.3. Penerapan visual kontrol, telah dilaksanakan di semua area serta selalu dilakukan perbaikan
berkesinambungan.
5.4. Pemeriksaan berkala dan evaluasi / audit penerapan 5S telah dilaksanakan secara periodik oleh
personil yang kompeten serta temuan-temuannya selalu ditindaklanjuti.
5.5. Sistem sumbang saran/ K aizen telah diterapkan di semua area dengan dukungan semua
personil secara aktif di semua area, semua personil telah melaksanakannya dan sudah ada
aturan main lengkap dengan form serta ada kewajiban bagi setiap personil untuk memberikan
sumbang saran untuk periode tertentu.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 27
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 1 dari 1
STANDAR SHITSUKE/SUSTAIN

1. TUJUAN :
Standar Shitsuke/ Sustain ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah dicapai,
menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang sama terulang, sebagai basis / dasar untuk
perbaikan dan performance penerapan Shitsuke/Sustain di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi
Jateng & DIY.
2. RUANG LINGKUP :
Standar Shitsuke/ Sustain ini berlaku PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY yang diakses secara
umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup mencakup jalan, tempat
parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jateng & DIY.
3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Shitsuke/Sustain adalah suatu acuan / patokan yang harus dipenuhi /
dilakukan dalam mengembangkan kebiasaan positif, kebiasaan merawat Seiri, Seiton, Seiso,
kebiasaan melaksanakan prosedur dan standart, kebiasaan peka dan kreatif dalam membentuk
semangat 5S sehingga terbentuk budaya 5S di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY.
Standar Shitsuke/Sustain dapat berupa tulisan, lambang, gambar atau foto.
4. REFERENSI :
Pedoman penilaian penerapan 5R di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah.
5. STANDAR SEIKETSU/SUSTAIN :
5.1. Setiap personil dalam organisasi / area kerja sudah menunjukkan sikap kerja dan kebiasaan
positif (pemakaian atribut kerja, tepat waktu, disiplin) serta mempunyai budaya malu.
5.2. Semua personil organisasi / area kerja secara aktif dan kreatif memberikan saran-saran
perbaikan secara rutin baik menyangkut area kerjanya maupun area lain tanpa mengharapkan
penghargaan/ imbalan
5.3. Target/sasaran/quality objective perusahaan, bagian, kelompok maupun perorangan sudah
ada, sudah disosialisasikan, pencapaiannya telah direkam, dimonitor, dievaluasi,
ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan serta pencegahan.
5.4. Sudah ada activity board/ papan informasi 5S d i a r e a k e r j a yang menyajikan informasi
prestasi yang memadai di masing-masing area ( efisiensi, produktivitas, hasil audit, dll) serta
up to date.
5.5. Kegiatan / penerapan 5S sudah dimasukkan / dikaitkan dengan program perusahaan lainnya (ISO
/ GKM / PA / job description / dll) serta sudah tercantum dalam kebijaksanaan perusahaan.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 28
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 1
JOB DESCRIPTION PEMBINA 5 S

1. TUJUAN:
Memberikan komitmen dan dorongan untuk menunjang penerapan 5S di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & DIY, memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam
menerapkan, merawat dan mengembangkan 5S di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah & DIY

2. TUGAS :
1. Memberikan komitmen sumber daya yang diperlukan dalam penerapan 5S
2. Memantau / mengevaluasi perkembangan penerapan 5S di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah
& DIY
3. Mendukung dan mendorong pelaksanaan pemantapan / perawatan dan pengembangan penerapan 5S
di lingkungan kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY.
4. Memberikan solusi masalah-masalah yang timbul dari penerapan 5S di lingkungan kerja di PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
5. Mendukung koordinator 5S dalam mencapai sasaran / goal penerapan 5S.
6. Ikut terlibat secara aktif dalam program-program 5S di lingkungan kerja di PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & DIY
7. Melaksanakan s u p e r v i s i terhadap pelaksanaan 5S ada area-area kerja dan memberikan saran-saran
perbaikan dan peningkatan program 5S.
8. Mengevaluasi dampak / hasil penerapan 5S di lingkungan kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah & DIY

3. TANGGUNGJAWAB:
Bertanggung jawab terhadap penerapan 5S sesuai sasaran dan memberikan dampak positif terhadap:
P (Produktivitas)
Q (Quality)
C (Cost)
D (Delivery)
S (Safety)
M (Morale)
E (Environment)

4. WEWENANG:
1. Mengevaluasi, mengoreksi, menyetujui anggaran penerapan 5S.
2. Mengevaluasi, mengoreksi, menyetujui reward dan punishment hasil penerapan 5S di satuan unit
kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 29
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 2
JOB DESCRIPTION KOORDINATOR 5 S

1. TUJUAN:
1. Mengkoordinasikan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang penerapan dan pembudayaan
5S dan memastikan setiap personil di lingkungan perusahaan / tempat kerja telah mengetahui,
memahami, melaksanakan, merawat dan mengembangkan 5S di lingkungan kerja masing-masing.
2. Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terbentuknya budaya 5S di lingkungan kerja PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY

1. TUGAS :
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan 5S di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &
DIY
2. Mengkoordinasikan dan menetapkan hari 5S lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah & DIY
3. Memastikan semua personil di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
sudah dilatih dan telah memahami, melaksanakan, merawat dan mengembangkannya.
4. Memastikan papan5S telah tersedia di masing-masing area dan informasi-informasi yang disampaikan
dalam papan 5S telah sesuai ketentuan.
5. MemastikanTPS (Tempat Penyimpanan Sementara) telah tersedia dan pengelolaan TPS sesuai ketentuan 5S.
6. Memastikan standarisasi 5S telah ditetapkan di seluruh area kerja / masing-masing PA
(Penanggungjawab Area).
7. Memastikan promosi, pelatihan dan kegiatan dalam membudayakan 5S di lingkungan kerja PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY telah dilaksanakan secara konsisten dan kontinue.
8. Memastikan jadwal penilaian rutin telah dilaksanakan secara konsisten.
9. Mengadakan penilaian / lomba 5S antar area/ PA/ Pokja di lingkungan kerja PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & DIY.
10. Menyusun jadwal Supervisi Manajemen di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah
& DIY
11. Mengajukan / menyetujui anggaran yang diperlukan dalam penerapan 5S.
12. Menyusun strategi dan rencana kerja program penerapan 5S.
13. Menyusun, mengajukan, menetapkan reward dan punishment terhadap penerapan 5S.
14. Mengkomunikasikan / melaporkan perkembangan / hasil/ dampak penerapan 5S ke pembina dan
anggota organisasi.
15. Melaksanakan tugas-tugas 5S lainnya yang diberikan oleh manajemen PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah & DIY
3. TANGGUNG JAWAB:
1. Memastikan pelaksanaan 5S telah berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Memelihara dan mengembangkan standarisasi 5S.
3. Memastikan semua personil di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
telah dilatih, memahami, melaksanakan, memeliharadan mengembangkan5S.
4. Menciptakan budaya 5S di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
5. Mengkomunikasikan program-program dan hasil-hasil penerapan 5S baik kepada pihak internal
maupun eksternal.
No. Dok : P 29
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 2
JOB DESCRIPTION KOORDINATOR 5 S

4. WEWENANG:
1. Mengadakan sosialisasi dan workshop 5S untuk seluruh anggota perusahaan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
2. Mengajukan/ mengevaluasi/ menyetujui anggaran
3. Mengoreksi, menyetujui dan meningkatkan standarisasi 5S
4. Mengajukan, menetapkan reward dan punishment hasil penerapan 5S

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 30
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 1 dari 1
JOB DESCRIPTION PENANGGUNG JAWAB PIC RUANG

TUJUAN:
1. Membantu tugas Koordinator 5S untuk membudaya kan pengelolaan tempat kerja sesuai standard
5S di lingkungan perusahaan.
2. Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terciptanya karyawan yang mampu mengelola
tempat kerjanya sesuai standart 5S

TUGAS :
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan 5S di area yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Mengusahakan dan menyediakan fasilitas dan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan 5S.
3. Mengupayakan dan memastikan setiap personil yang berada di area yang menjadi tanggung
jawabnya mematuhi ketentuan-ketentuan sesuai standart 5S.
4. Membuat dan memasang papan 5S (terdiri dari : layout perusahaan, denah area tanggung jawab
5S, nama area dan penanggung jawab area dan lain-lain).
5. Memastikan semua personil di area tanggung jawabnya telah di latih 5S.
6. Memastikan area tanggung jawab 5S di areanya, dan menunjuk penanggung jawab untuk masing-
masing area yang sudah dibagi sehingga semua personil di areanya terlibat secara aktif dalam
penerapan 5S.
7. Mengkoordinasikan dan menetapkan hari 5S di area tanggung jawabnya.
8. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang di limpahkan oleh Koordinator 5S.

TANGGUNGJAWAB:
Memastikan pelaksanaan 5S di area tanggung jawabnya telah berjalan dengan efektif dan efisien.

WEWENANG:
1. Menjalankan, menyetujui dan meningkatkan pelaksanaan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan
Shitsuke.
2. Mengajukan usulan pelatihan 5S.
3. Mengajukan anggaran / biaya yang diperlukan untuk penerapan 5S diareanya.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 30
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 2 dari 1
JOB DESCRIPTION PENANGGUNG JAWAB PIC RUANG
No. Dok : P 31
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 1 dari 1
JOB DESCRIPTION SOSIALISASI dan PROMOSI 5 S

TUJUAN:

1. Membantu tugas Koordinator 5S dalam sosialisasi dan promosi untuk membudayakan pengelolaan
tempat kerja sesuai prinsip-prinsip 5S.
2. Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terciptanya karyawan yang mampu mengelola tempat
kerjanya sesuai standart 5S.

TUGAS :

1. Mensosialisasikan 5S ke seluruh personil perusahaan.


2. Melakukan promosi dan kegiatan dalam membudayakan 5S.
3. Memastikan setiap anggota diperusahaan telah memahami manfaat 5S.
4. Membuat materi sosialisasi dan promosi serta buku saku 5S.
5. Melaksanakan, memelihara dan mengembangkan sosialisasi dan promosi5S
6. Melaksanakan tugas 5S lainnya yang dilimpahkan oleh Koordinator 5S atau Manajemen

TANGGUNGJAWAB:

1. Memastikan setiap personil di lingkungan perusahaan telah mengetahui, memahami,


melaksanakan dan mengembangkan 5S di lingkungan kerja masing-masing.

WEWENANG:

1. Membuat, menyusun, menetapkan dan memasang media s o s i a l i s a s i d a n promosi,


membuat buku pedoman di lingkungan perusahaan dengan persetujuan Koordinator 5S atau
manajemen.
2. Menyusun dan menetapkan jadwal kegiatan 5S dengan persetujuan Koordinator 5S atau
manajemen.

PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &


D.I.Yogyakarta

DWI KUSNANTO
General Manager

Anda mungkin juga menyukai