File Pob 5 S PDF
File Pob 5 S PDF
Pengarah
General Manager
Manajer Perencanaan
Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi
Manajer SDM dan Organisasi
Manajer Niaga
Penaggung Jawab
Audi Royke Damal C. (Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi)
Tim 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
Penyusun
Estining Widyastini, Priyatna Utama, Budi Pratomo, Mulyawati, Sadli Sayidiman.
Kontributor
Wina Puspitasari, Erica , Hendi Septiadi, Lilik S, Achmad Asrori, Mursidah Wildani, Uno
Harsoyo, Yogi Ricardo Pakpahan, Rachman Setya Nugroho dan Cony Ornela Dwi
Rahmawati.
Penerbit
Tim 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
Tahun Terbit :
2016-2017
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA
1. TUJUAN
Tujuan dari prosedur implementasi 5S ini secara umum adalah sebagai pedoman kegiatan operasional
Perusahaan dalam penerapkan sistem manajemen 5S serta bertujuan untuk mencapai kondisi kerja/
tempat kerja, situasi kerjadan sistem kerja secara optimal,dengan sasaran utama adalah untuk menjaga,
mengamankan dan melindungi karyawan, aset milik perusahaan sertal ingkungan.
Seluruh karyawan harus peduli dan tanggap terhadap tata cara pelaksanaan kerja sesuai dengan prinsip
prinsip5S,sehingga pemborosan pemborosan yang terjadi akibat cara kerja yang salah,disiplin kerja yang
kurang,fasilitas peralatan/mesin yang tidak memenuhi syarat kerja dan atau terjadi kerusakan terhadap
fasilitas perusahaan akan dapat dikurangi semaksimal mungkin bahkan dapat dihilangkan sama sekali.
1.1. Pedoman dan petunjuk teknis penerapan sistem manajemen 5S diseluruh satuan unit kerja
PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
1.2. Media informasi perusahaan kepada mitra kerja, karyawan, pelanggan dan pemasok terkait
kebijakan 5S
1.3. Sarana untuk meningkatkan Kualitas dan Produktivitas, standard kerja, keselamatan dan kesehatan
kerja, kualitas lingkungan tempat kerja, kepuasan pelanggan dan lain–lain
1.4. Alat bantu untuk mencapai kinerja mutu dan produktivitas yang tinggi diseluruh satuan unit kerja
PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
2. RUANGLINGKUP
Panduan Prosedur Implemenasi sistem manajemen 5S ini dibuat secara umum untuk kegiatan
operasional kerja diseluruh satuan unit kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY baik
Kantor Induk, Area maupun Rayon termasuk mitra kerja yang berada dalam sistem operasi internal di
seluruh wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY.
Prosedur Implementasi sistem5S ini mencakup kegiatan/tahap penerapan sebagai berikut:
Tahap Persiapan,
Tahap Pelatihan,
Tahap Penerapan dan
Tahap Pembudayaan
3. DEFINISI
Pada prosedur ini berlaku definisi sebagai berikut:
3.1. 5S adalah suatu sistem Manajemen Tata Graha/ Manajemen Ketata Rumah Tanggaan/
Management Good House Keeping, yang dilakukan dalam rangka mengelola tempat kerja, dimana
tempat yang dimaksud dalam hal ini adalah tempat/lingkungan dimana kita bekerja baik itu di area
kerja perkantoran maupun di area kerja gudang,area kerja bengkel, area kerja laboratorium, area
kerja produksi/pembangkit, dan area pendukung lainnya seperti fasilitas publik, dll
3.2. 5S mengandung arti bahwa bagaimana kita mengkondisikan tempat kerja agar menjadi bersih,
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 2 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S
Aman dan nyaman sehingga kegiatan pekerjaan kita tidak terganggu yang pada akhirnya tujuan/
Sasaran yang ingin dicapai dapat dipenuhi
3.3. 5S merupakan singkatan dari bahasakan Jepang Yaitu: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu Dan Shitsuke
dan dalam bahasa Indonesia diistilahkan menjadi 5P (Pemilahan, Penataan, Pembersihan,
Pemantapan, Pembiasaan) atau 5R(Ringkas,Rapi, Resik, Rawat, Rajin):
3.3.1. Seiri Pemilahan Ringkas Adalah kegiatan memisahkan segala sesuatu barang
yang benar benar diperlukan dan kemudian
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat
kerja.
3.3.2. Seiton Penataan Rapi Adalah kegiatan menata tata letak peralatan dan
perlengkapan kerja dengan rapi sehingga
memudahkan untuk mencari, mudah untuk
menemukan dan mudah untuk mengembalikan dan
segalanya selalu siap pada saat diperlukan.
3.3.3. Seiso Pembersihan Resik Adalah kegiatan mebersihkan tempat kerja, mesin dan
perlengkapan/ peralatan kerja dari debu dan kotoran
yang melekat secara teratur agar kondisi tempat kerja,
mesin dan peralatan/ perlengkapan kerja selalu dalam
keadaan bersih dan terhindar dari kerusakan,
degradasi dan abnormality.
3.3.4. Seiketsu Pemantapan Rawat Adalah kegiatan memelihara fasilitas tempat kerja,
mesin, peralatan serta barang secara teratur agar
tidak terdapat lagi barang yang tidak diperlukan di
area kerja,tidak terjadi ketidakteraturan ditempat
kerja dan tidak terdapat kotoran/kerusakan serta
berusaha menjaga dan mempertahankan kondisi
optimal.
1.3.5. Shitsuke Pembiasaan Rajin Adalah kegiatan membudayakan dan membiasakan
bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur serta
mengembangkan perilaku perilaku kerja karyawan
yang positif di tempat kerja sebagai sebuah
kebiasaan yang disiplin.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR/ TAHAP IMLEMENTASI 5S/5P/5R
Prosedur penerapan sistem manajemen 5S secara umum dibagi menjadi 4 (empat) tahapan implementasi
sebagai berikut:
5.1. Tahap Persiapan
Ada 3 (tiga) kegiatan utama pada tahap persiapan pelaksanaan 5S yaitu meliputi:
5.1.1. Dukungan dan Komitmen Manajemen
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 3 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S
Sebelum penerapan sistem 5S, perlu ada dukungan dan komitmen manajemen mulai
tingkat Manajemen Tingkat Atas, Manajemen Menengah/ Madya dan Manajemen Bawah.
Pembentukan komitmen penerapan 5S ditujukan untuk memastikan bahwa 5S
merupakan kebutuhan perusahaan dan menjadi alat manajemen untuk peningkatan budaya
kerja karyawan yang produktif disamping untuk tujuan mengamankan dan melindungi
seluruh asset milik perusahaan
Dukungan dan komitmen manajemen dijabarkan secara operasional dalam bentuk:
dukungan Pemikiran untuk kelancaran program,dukungan biaya implementasi, dukungan
tenaga untuk suksesnya program dan lain lain yang dapat mensukseskan program
implementasi 5S
5.1.2. Penetapan / Penyusunan Prosedur Operasi Baku Implementasi Sistem 5S
Setelah dukungan dan komitmen manajemen dipastikan telah terbentuk, maka tahap
selanjutnya dalam persiapan penerapan sistem manajemen 5S adalah menyusun dan
membentuk / menyusun Prosedur Operasi Baku (POB) Sistem 5S.
Dalam penyusunan POB 5S mencakup kegiatan perencanaan antara lain :
Pembuatan / Penetapan Struktur organisasi penanggung jawab program 5S.
Penetapan Logo, moto dan lain-lain.
5.2. TahapSosialisasi/ Promosi/ Pelatihan
5.2.1. Sosialisasidan Promosi
Pada tahap ini, rencana pelaksanaan program 5S perlu disosialisasikan pada seluruh
karyawan, mitra kerja dan publik melalui berbagai media yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan melalui berbagai macam pendekatan seperti melakukan Acara Ceremonial
Deklarasi penerapan 5S (kick Off 5S), sosialisasi dan promosi melalui media elektronik,
mediamassa, buletin, spanduk, baliho, poster, sticker, logo, dll.
5.2.2. Pelatihan
Semua personil / karyawan termasuk mitra kerja yang ada dalam sistem operasi internal
perusahaan dipastikan harus mendapatkan pelatihan sistem 5S yang dilaksanakan secara
periodik, berjenjang dan berkesinambungan dengan tujuan agar tidak terjadi salah
persepsi dan salah pengertian dalam menjalankan sistem 5S, baik secara jangka pendek
maupun jangka panjang.
Sasaran kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara berjenjang ditujukan kepada
karyawan yang berada pada tingkat Manajemen Atas, Manajemen Menengah/ Madya
Dan Tingkat Manajemen Bawah serta seluruh staff/ Pelaksana/ operator serta mitra kerja
tanpa kecuali (DokNo.P03-PER-09)
a. Pelatihan 5S untuk Tingkat Manajemen Atas
Pelatihan 5S yang dilakukan pada tingkatan manajemen tingkat atas dilaksanakan
dalam bentuk Workshop yang dilaksanakan selama kurang lebih 16 Jam Pelajaran
efektif atau setara dengan 2 hari kerja dengan 3 (tiga) topik bahasan umum yaitu :
Konsep dan strategi peningkatan produktivitas;
Konsep Integrated Manajemen System(IMS)
Dan Inovasi;
Konsep dan Manfaat 5S;
Mengevaluasi dan Mengolah data hasil implementasi 5S
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 4 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S
terdapat kekurangan atau hal-hal yang masih menyimpang terhadap penerapan prinsip
prinsipSeiri–Seiton dan Seiso, maka Penanggung Jawab Area (PA) harus mengulang
kembali penerapan Seiri–Seiton dan Seiso secara reguler sampai betul-betul telah sesuai
dengan prinsip-prinsip penerapan Seiri –Seiton dan Seiso. Apabila dalam evaluasi
menyeluruh terhadap penerapan prinsip-prinsip Seiri– Seiton dan Seiso telah sesuai, maka
langkah selanjutnya adalah melaksanakan langkah penerapan Seiketsu
5.3.7. Implementasi S4 (Seiketsu)
Setelah implementasi Seiri–Seiton dan Seiso telah sesuai prinsip-prinsip penerpan 5S,
maka berikutnya adalah melaksanakan S4(Seiketsu) dengan membuat standar-standar
Seiri–Seiton dan Seiso yang dipakai sebagai panduan kerja oleh seluruh karyawan yang
berada pada area kerja yang bersangkutan.
5.3.8. Implementasi S5 (Shitsuke)
Setelah implementasi Shitsuke telah sesuai prinsip-prinsip penerapan 5S, maka berikutnya
adalah melaksanakan S5(Shitsuke) sesuai prinsip-prinsip 5S yang dipakai sebagai
panduan kerja oleh seluruh karyawan yang berada pada area kerja yang bersangkutan.
5.4. Tahap Pembiasaan
Setelah implementasi 5S dilaksanakan dengan konsisten, maka selanjutnya adalah melakukan
pembiasaan pembiasaan kerja dalam bentuk disiplin mematuhi standar dan taat terhadap sistem
prosedur menjalankan prinsip prinsip 5S secara konsisten dan penuh komitmen. Tahap pembiasaan
ini ditujukan untuk memastikan bahwa karyawan dapat mengerti, memahami dan sekaligus
mentaati segala aturan/ tata cara menjaga dan menerapkan manajemen tata graha/ ketata rumah
tanggan atau 5S Good House Keeping yang baik di tempat kerja.
5.5. Tahap Evaluasi Berkelanjutan
Setelah implementasi 5S dilaksanakan dengan penuh komitmen dan konsisten oleh seluruh pelaku
sistem, maka tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi berkelanjutan (ContinousEvaluation).
Dalam evaluasi berkelanjutan ini beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah: melakukan
kegiatan Lomba 5S secara periodik, Melakukan Audit 5S secara mandiri , melakukan Audit 5S
secara internal dan eksternal, pemberian Reward dan Punishment dan lain-lain yang sesuai dengan
prinsip-prinsip 5S
5.5.1. Sistem Audit5S
Untuk memastikan program 5S berjalan sesuai dengan standard dan agar supaya tidak
terjadi penurunan motivasi penerapan 5S oleh pelaku sistem, perlu dilakukan evaluasi
(Audit) program 5S yang dilakukan secara periodik. (LihatProsedurAudit5S)
5.5.2. Reward & Punishment Sistem
Untuk memberikan motivasi dan konsisten sipelaku sistem 5S, perlu dibuat sistem Reward
dan Punishment. Pemberian Reward / Penghargaan terhadap area kerja yang berhasil baik
menerapkan sistem 5S bisa diberikan berbagai macam penghargaan yang bisa bersifat
natura maupun non natura.
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 7 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S
Manajemen Patrol/ Gemba Kaizen: adalah kegiatan yang dilakukan oleh jajaran
manajemen yang dilakukan dengan menggunakan metode turun ke bawah (manajemen
turba) untuk melihat dan mengevaluasi secara langsung praktek penerapan sistem 5S
yang dilakukan oleh pelaku sistem 5S.
Manajemen Sharing : adalah kegiatan melakukan sharing program program
produktivitas, efisiensi dan lingkungan dengan pihak perusahaan lain yang memiliki
visi dan misi yang hampi rsama dengan perusahaan.
5.6.5. Budaya Meeting 5S
Untuk memberikan dorongan dan menjaga program 5S memiliki landasan sistem dan
struktur yang kokoh, bisa dilakukan melalui efektifitas Meeting 5S yang membahas hasil
implementasi 5S dikaitkan dengan dampak penerapan terhadap Kelancaran proses kerja,
mutu produk, penghematan-penghematan biaya proses, penurunan kecelakaan kerja,
lingkungan kerja dan peningkatan moral kerja.
Meeting progress 5S dilakukan secara berjenjang mulai tingkat Manajemen atas,
Menengah dan Bawah dan penanggungjawab area masing-masing dengan focus
pembahasan:
Status barang di TPS
Pencapaian target dan sasaran
Hambatan-hambatan
Evaluasi hasil dan temuan-temuan audit
5.6.6. 5S dimasukkan dalam sistem manajemen perusahaan (SMP)
Untuk memperkuat fondasi sistem 5S agar menjadi sistem yang sinergi dengan sistem
yang ada di perusahaan, perludibuat secara formal dalam bentuk kebijakan manajemen
dengan memasukkan dan mensinergikan program 5S yang dituangkan dalam bentuk
antara lain:
Kebijakan Umum Perusahaan
Hasil-hasil 5S distandarkan dalam SOP Perusahaan
Penilaian Kinerja Karyawan (KPI)
Dimasukkan dalam uraian kerja karyawan (Job Discription)
Dimasukkannnya dalam sistem Manajemen Mutu & Lingkungan
Dll yang dianggap penting
6. REKAMAN
Untuk memandu proses implementasi sistem manajemen 5S,dapat digunakan dukungan Form-Form
Implementasi antara lain :
6.1. Form Implementasi Seiri terdiri dari:
6.1.1. Form Label Merah, Kuning, Hijau (No.F01-PER-09)
6.1.2. Form Denah Area Tanggung Jawab5S/5P/5R(No.F02-PER-09)
6.1.3. Form Penanggung Jawab5S (No.F03-PER-09)
6.1.4. Form Bukti Penyerahan Barang(No.F04-PER-09)
6.1.5. Form Daftar Inventaris(No.F05-PER-09)
6.1.6. Form Daftar IsiTPS(NoF06-PER-09)
6.1.7. Form Laporan Hasil pelaksanaan Seiri(No.F07-PER-09)
6.2. Form Implementasi Seiton terdiri dari :
6.2.1. Form laporan hasil implementasi Seiton(No.F08-PER-09)
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 9 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S
DWI KUSNANTO
GENERAL MANAGER
No. Dok : P 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 10 dari 10
PROSEDUR IMPLEMENTASI 5S
Komitmen manajemen
Implementasi 5S
Hasil Impl. 5S
Implementasi 5S
Pembiasaan 5 S
Evaluasi berkelanjutan
Budaya Kerja 5S
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S
1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya Struktur Organisasi 5S adalah sebagai media informasi dan sebagai pedoman atau
petunjuk operasional bagi Anggota Manajemen, Penanggung Jawab Area Kerja 5S (PIC), yang memuat
tentang Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang setiap jenjang jabatan yang ditetapkan dalam struktur
melalui penerbitan Surat Keputusan (SK) General Manager dan menjadi pedoman resmi perusahaan
dalam operasional penerapan sistem 5S
2. RUANG LINGKUP
Format Struktur Organisasi penanggung jawab program 5Sini dibuat secara umum untuk Penerapan
dan Penggerakan Sistem 5S diseluruh jajaran PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
termasuk mitra kerja yang berada dalam sistem operasi internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY.
Format Struktur Organisasi penanggung jawab 5S ini, secara umum mencakup uraian tentang Tugas
dan Tanggung Jawab serta Kewenangan dari masing- masing bagian dalam struktur 5S yang terbentuk.
3. DEFINISI
Struktur organisasi penanggung jawab 5S adalah merupakan organisasi pendukung kegiatan operasional
perusahaan yang bersifat formal yang dituangkan dalam Surat Keputusan yang ditandatangani oleh
General Manager di perusahaan. Untuk Struktur organisasi 5S pada tingkat Kantor Induk Distribusi
ditandatangani oleh General Manager, sedangkan untuk struktur organisasi 5S pada tingkat Area
ditandatangani oleh Manajer Area.
4. REFERENSI
-
g. Mendorong kegiatan-kegiatan 5S
h. Memilih dan mengangkat fasilitator/ Team Penerapan 5S
i. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan penerapan 5S
j. Mengevaluasi, menyeleksi dan menetapkan/mengesahkan anggaran penerapan
sistem manajemen 5S yang diajukan oleh Koordinator 5S
5.2.2. KOORDINATOR 5S
Koordinator 5S dalam struktur organisasi penanggung jawab 5S
a. Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab dalam hal sbb :
Mengkoordinasikan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang penerapan
dan pembudayaan 5S dengan Koordinator 5SPT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY
Mengusulkan rencana anggaran penerapan sistem 5S kepada Pembina 5S
Melakukan Koordinasi dengan bidang SDM terkait kebutuhan pelatihan/ up
grading 5S ke seluruh personil perusahaan
Melakukan koordinasi dengan koordinator wilayah 5S dalam pembuatan materi
promosi, pelatihan dan buku pedoman 5S
Memastikan setiap personil di lingkungan perusahaan / tempat kerja telah
mengetahui, memahami, melaksanakan, merawat, mengembangkan 5S di
lingkungan kerja masing-masing.
Membuat, Menyetujui dan menetapkan pemasangan media promosi & pelatihan,
buku pedoman/ buku saku 5S di lingkungan perusahaan
Mengkoordinir, memonitor dan mengevaluasi kegiatan seluruh pokja/
Penanggung Jawab Area 5S mulai awal sampai akhir .
Mempelajari, memeriksa dan mengesahkan standar-standar kerja hasil
pelaksanaan 5S yang dibuat oleh Kelompok Kerja/ Penanggung Jawab Area 5S
Mengidentifikasi dan mengembangkan standar-standar hasil kerja pelaksanaan
5S kearah prosedur / instruksi kerja.
Sebagai penghubung dan memberikan laporan secara periodik kepada fihak
manajemen atas pelaksanaan program implementasi 5S
Memberikan laporan secara berkala tentang hasil pelaksanaan kegiatan kepada
Pembina/ Steering Committee
b. Sekretaris 5S dalam struktur organisasi penanggung jawab 5S memiliki Fungsi,
Tugas dan Tanggung Jawab dalam hal sbb :
Membantu kelancaran tugas-tugas Koordinator Tim 5S dalam bidang
administrasi
Melakukan kegiatan notulis setiap pertemuan tim 5S
Membantu tugas Koordinator 5S dalam mempersiapkan kegiatan
Menyiapkan form-form pendukung implementasi program 5S
Membantu Koordinator 5S dalam mempersiapkan papan informasi 5S,
peralatan/ bahan/ material pendukung selama proses implementasi untuk
kelompok kerja 5S
Membuat dokumentasi hasil pelaksanaan program 5S
Memberikan laporan secara berkala tentang hasil pelaksanaan kegiatan kepada
Koordinator 5S
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 3 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S
DWI KUSNANTO
General Manajer
No. Dok : P02
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 5 dari 12
STRUKTUR ORGANISASI PENANGGUNG JAWAB 5S
PEMBINA
GENERAL MANAGER
TIM SUPERVISI
KOORDINATOR
MANAJER KHA
SEKRETARIS
DM ADMINISTRASI,
UMUM DAN FASILITAS
.
PEMBINA
MANAJER KHA
TIM SUPERVISI
DM ADMINISTRASI, UMUM
DAN FASILITAS
SPV. SEKRETARIAT
PR 4) PR PR PGDG5) PF6)
PR PR PGDG PF
PR
PR PR PR PGDG PF
PR PR PR PGDG PF
PEMBINA
MANAJER AREA
TIM SUPERVISI
SEKRETARIAT
PEMBINA
MANAJER
TIM SUPERVISI
SEKRETARIAT
PR 4) PR PR PGDG5) PF6)
PR PR PGDG PF
PR
PR PR PR PGDG PF
PR PR PR PGDG PF
PEMBINA
MANAJER AREA
TIM SUPERVISI
KOORDINATOR
MANAJER RAYON
SEKRETARIAT
PR 4) PR PR PGDG5) PF6)
PR PR PGDG PF
PR
PR PR PR PGDG PF
PR PR PR PGDG PF
PEMBINA
MANAJER APD
TIM SUPERVISI
SEKRETARIAT
PEMBINA
MANAJER APD
TIM SUPERVISI
SEKRETARIAT
PR 4) PR PR PGDG5) PF6)
PR PR PGDG PF
PR
PR PR PR PGDG PF
PR PR PR PGDG PF
PEMBINA
MANAJER APD
TIM SUPERVISI
KOORDINATOR
SUPERVISOR GI
SEKRETARIAT
PR 4) PR PR PGDG5) PF6)
PR PR PGDG PF
PR
PR PR PR PGDG PF
PR PR PR PGDG PF
1. TUJUAN
Tujuan dari sosialisasi dan promosi 5S ini secara umum adalah sebagai acuan bagi perusahaan untuk
melakukan kegiatan sosialisasi dan promosi 5S bagi seluruh karyawan perusahaan sebagai upaya untuk
mempercepat proses pemahaman, pembiasaan dan pembudayaan 5S di tempat kerja.
2. RUANG LINGKUP
Panduan rencana prosedur melakukan sosialisasi 5S ini dibuat secara umum untuk kegiatan penerapan
5S bagi seluruh jajaran PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
Cakupan panduan rencana prosedur sosialisasi dan promosi 5S secara spesifik dipakai sebagai pedoman
melakukan sosialisasi 5Sdan merupakan satu garis komunikasi dan koordinasi lintas fungsi dan lintas
bidang.
3. DEFINISI
3.1. Sosialisasi5Sadalah suatu kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menyebarluaskan dan
mengumumkan secara menyeluruh tentang penerapan program 5Sdan komitmen jajaran manajemen
perusahaan untuk mendukung penerapan 5Sdi perusahaan. Kegiatan yang termasuk ke dalam
sosialisasi adalah kegiatan promosi dan pelatihan karyawan tentang program dan sistem manajemen
5S, yang dilakukan dalam rangka mengelola tempat kerja, dimana tempat yang dimaksud dalam
halini adalah tempat /lingkungan dimana kita bekerja baik itu di area kerja perkantoran maupun di
area kerja gudang, area kerja bengkel, dan area kerja lainnya seperti fasilitas publik dll.
3.2. Promosi 5S adalah suatu upaya yang dilakukan oleh perusahaan dan jajaran manajemen PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY untuk menarik perhatian dan membangkitkan minat
seluruh karyawan agar mendukung kebijaksanaan penerapan 5S dengan menggunakan berbagai
fasilitas seperti papan informasi 5S, spanduk dan poster 5S, banner 5S, baliho dan billboard 5S,
inspeksi manajemen puncak, dan sebagainya.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Sosialisasi dan promosi
5.1.1. PA / Pokja, Koordinator Bidang/ Bagian
5.1.1.1 Menentukan / menetapkan media dan jeniskegiatansosialisasi danpromosi di
seluruh Kelompok Kerja yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
5.1.1.2 Media dan jenis kegiatan sosialisasi dan promosi dapat berupa :
Logo di atribut kerja, surat-surat yang berkaitan dengan program-program 5S
Poster, baliho, bendera, umbul-umbul, spanduk, banner, billboard
Cerdas cermat tentang 5S
Event-event / kegiatan khusus.
5.1.1.3 Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam menyediakan media-
media sosialisasi dan promosi yang dibutuhkan.
5.1.1.4 Mengajukan, merekomendasikan kepada koordinator 5S media, bentuk
dan jenis-jenis sosialisasi dan promosi.
No. Dok : P 03
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 2
PROSEDUR SOSIALISASI DAN PROMOSI 5S
6. REKAMAN
-
DWI KUSNANTO
General Manajer
[Type text]
No. Dok : P 04
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01-2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR SEIRI/SORT
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara melakukan Pemilahan / Ringkas terhadap barang-barang yang
berada di area kerja, sehingga di area kerja hanya menyimpan barang-barang / item-item yang
diperlukan dalam kegiatan operasional pada area kerja bersangkutan, dan sebagai panduan personil di
area kerja dalam melaksanakan Seiri / Sort sehingga mempermudah pekerjaan sehari-hari karena area
kerja hanya menyimpan barang-barang / item-item yang diperlukan oleh area kerja bersangkutan.
2. RUANGLINGKUP
Prosedur ini berlaku di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY untuk Seiri(Sort) / pemilahan /
Ringkas barang-barang yang berada di area kerja / lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi
Jateng & DIY yang meliputi kantorpusat, unit pembangkitan, unitbisnis, partnerkerja, subkontraktor,
outsourcing, dll yang melaksanakan kegiatan di lingkungan / area PT PLN (Persero) Distribusi Jateng
& D.I.Yogyakarta.
3. DEFINISI
3.1.Yang dimaksud dengan Sort adalah pemisahan / pengkategorian barang-barang yang berada di
area kerja sesuai ketentuan 5S berupa pemilahan / pengkategorian barang diperlukan, tidak
diperlukan dan ragu-ragu di area kerja serta menindaklanjuti hasil pemilahan sesuai ketentuan.
3.2.Barang dibutuhkan adalah barang / item yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasi /
pekerjaan sehari–hari.
3.3.Barang yang tidak dibutuhkan adalah barang / item yang tidak dibutuhkan / berhubungan dengan
kegiatan pekerjaan sehari–hari.
3.4.Barang ragu–ragu adalah barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan / pekerjaan di area
bersangkutan tetapi tidak boleh / tidak diijinkan untuk dibuang.
3.5. TPS adalah tempat penyimpanan sementara yang digunakan sebagai tempat simpan untuk barang-
barang / item ragu-ragu hasil Sort sebelum status barang / item tersebut diputuskan.
3.6.Barang / item sering digunakan adalah barang-barang / item yang dibutuhkan / digunakan minimal
1 bulan sekali.
3.7. Barang / item kadang-kadang digunakan adalah barang-barang / item yang dibutuhkan /
digunakan minimal 1 kali dalam kurun 1-6 bulan.
3.8.Barang / item jarang digunakan adalah barang-barang / item yang dibutuhkan / digunakan di atas 6
bulan sekali.
4. REFERENSI
-
5. URAIANPROSEDUR
5.1. Personil Area / PA / POKJA
5.1.1. Menyiapkan label / tag warna hijau, merah dan kuning dalam rangka melakukan
pemilahan.
5.1.2. Menetapkan area tempat penyimpanan sementara (TPS) diarea tanggung jawabnya.
5.1.3. Melaksanakan inventarisasi barang-barang yang ada di area tanggungjawabnya ke dalam
kategori / kelompok:diperlukan, tidak diperlukan dan ragu-ragu.
[Type text]
No. Dok : P 04
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01-2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR SEIRI/SORT
5.1.4. Memberikan label / tag pada masing-masing barang yang sudah dilakukan
pemilahan:
Tag / label hijau pada barang-barang yang diperlukan di area kerja
Tag / label merah pada barang-barang yang tidak diperlukan di area kerja
Tag / label kuning pada barang-barang yang masih bisa dipergunakan di area kerja
5.1.5. Menindaklanjuti hasil pemilahan barang-barang (diperlukan, tidak diperlukan dan masih
bisa dipergunakan) sesuai ketentuan 5S , barang yang dibutuhkan disimpan di area
kerja, barang yang tidak dibutuhkan dikeluarkan / dibuang ke tempat sampah dan barang
yang masih bisa digunakan dimasukkan ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.1.6. Menetapkandaftar Seiri / Sort di area kerja.
5.1.7. Mengeliminasi hasil pemilahan barang-barang yang diperlukan di area kerja yang
menjadi tanggung jawabnya dengan jumlah sesuai kebutuhan di area kerja.
5.1.8. Mengelompokkan / mengkategorikan barang-barang yang sudah dipilah dan dibutuhkan
Di area kerja menurut frekuensi pemakaian (sering, kadang-kadang, jarang)
digunakan.
5.1.9. Menyimpan barang-barang yang sering digunakan didekat tempat kerja, sedangkan
barang-barang yang kadang dipakai diletakkan di rak / lemari dan untuk barang-barang
yang jarang digunakan diletakkan di gudang.
5.1.10. Memisahkan barang-barang yang tidak diperlukan menurut kelompok / kategori barang
bernilai, barang tidak bernilai dan B3.
5.1.11. Memisahkan barang-barang bernilai sesuai kategori / kelompok barang (logam, plastik,
kertas, dll)
5.1.12. Mengeluarkan barang-barang yang tidak diperlukan di area kerja ke :
Tempat sampah barang bernilai untuk barang yang tidak diperlukan namun masih
bernilai sesuai kelompok / kategori (logam, plastik, kertas, dll)
Tempat sampah tidak bernilai untuk barang-barang yang tidak diperlukan dan
tidak bernilai jual.
Gudang B3 untuk bahan-bahan/ sisa bahan B3 yang tidak
diperlukan.
5.1.13. Mengeluarkan barang ragu-ragu ke area TPS. (FormnoF04-PER-09)
5.1.14. Menyerahkan barang ragu-ragu yang ada di area TPS ke TPS perusahaan/ pusat/ induk.
(FormnoF04-PER-09)
6. REKAMAN
6.1 FormnoF01-PER-09:Labelmerah/kuning/hijau
6.2 FormnoF04-PER-09:BuktiPenyerahanBarang
6.3 FormnoF05-PER-09:DaftarInventaris
DWI KUSNANTO
General Manager
[Type text]
No. Dok : P 04
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01-2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR SEIRI/SORT
No. Dok : P 05
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR SEITON/SET IN ORDER
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara penataan barang-barang di area kerja yang sudah dilakukan pemilahan
agar tertata rapi di area kerja guna mempermudah setiap personil di area kerja dalam melaksanakan
kegiatan di area kerja masing-masing dan sebagai panduan bagi semua personil di area kerja dalam
melaksanakan Seiton/Set in Ordersehingga tercipta area / lingkungan kerja yang rapi dan memberikan
kemudahan bagi setiap personil untuk mendapatkan dan mengembalikan barang-barang/item-item di area
kerja.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktivitas Seiton/Set in Orderterhadap barang-barang yang berada di area kerja /
lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang meliputi kantorInduk, Area
dan Rayon-Rayon, subkontraktor, outsourcing,dll yang melaksanakan kegiatan di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Seiton adalah penempataan / menata letak peralatan dan perlengkapan kerja
dengan rapi yang memberikan kemudahan dalam mencari jika dibutuhkan, mudah menemukan dan
mudah untuk mengembalikan, mudah dipakai oleh semua personil dalam bentuk visual kontrol dan
segala sesuatu siap dan tersedia setiap saat jika dibutuhkan.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Personil area / PA / POKJA
5.1.1. Memasang papan informasi 5S di area kerja (Standart papan informasi 5S).
5.1.2. Menyiapkan dan menentukan tempat penyimpanan barang serta pengamanannya.
5.1.3. Menetapkan tata letak tempat penyimpanan dengan mempertimbangkan seminimal
mungkin jarak pemindahan bahan, alat, barang, dokumen dan personil.
Meminimalisasi gerakan kerja personil,optimalisasi utilitas alat K2 (Keselamatan
Ketenagalistrikan) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) termasuk tabung APAR
dan APAR tradisional serta suasana kerja yang nyaman.
5.1.4. Menetapkan dan menyiapkan label untuk tempat penyimpanan barang dan dokumen
(pengarsipan).
5.1.5. Menata barang-barang di area kerja ke tempat penyimpanan sesuai klasifikasi menurut
fungsi atau jenis atau frekuensi pemakaian dan batas waktu supaya mudah dicari atau
ditemukan, mudah dikembalikan dan mudah dipahami semua personil.
5.1.6. Menetapkan kode / nama tempat penyimpanan barang.
5.1.7. Memberikan label/ identitas pada setiap barang-barang yang disimpan pada tempat
penyimpanan.
5.1.8. Membuatdenahrinci area kerja.
5.1.9. Membuat daftar isi setiap tempat penyimpanan barang.
5.1.10. Menetapkan tanda batas, marka pada lantai kerja, alat,mesin.
5.1.11, Menetapkan dan memasang petunjuk-petunjuk yang diperlukan di area kerja (jalur
evakuasi, area jalan kaki, tempat parkir alat transportasi / handling, dll ).
5.1.12. Memberikan visual kontrol sistem pada barang-barang / item-item / tempat simpan untuk
memudahkan penerapan penataan di area kerja.
No. Dok : P 05
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR SEITON/SET IN ORDER
6. REKAMAN
6.1 Denah area tanggung jawab 5S
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 05
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR SEITON/SET IN ORDER
CONTOH DENAH / LAYOUT
4
3
2
RAK A 1 RAK B
1 2 3 4 1 2 3 4
N a m a / L a b e l D o ku m e n
M A R K E T IN G M A R K E T IN G
No. Dok : P 06
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR SEISO/SHINE
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara pembersihan / resik untuk menciptakan lingkungan kerja / area kerja
yang bersih, aman dan nyaman dalam rangka meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja,
meningkatkan kualitas dan meminimalisasi terjadinya kerusakan-kerusakan mesin / alat yang disebabkan
oleh debu, kotoran, dll serta mendeteksi lebih awal potensi-potensi terjadinya kelainan /kecelakaan /
kerusakan sehingga segera dapat diantisipasi / dicegah.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktivitas pembersihan/resik terhadap barang-barang yang berada di area kerja/
lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang meliputi kantor Induk,
Area dan Rayon-Rayon,kontraktor, outsourcing,dll yang melaksanakan kegiatan di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Seiso/Shineadalah kegiatan membersihkan tempat / area kerja, peralatan, alat
bantu, lantai, dinding, rak, lemari, file, mesin, lingkungan dll dari debu, kotoran, cairan dan benda-benda
asing lainnya yang melekat / berada di area kerja, peralatan, rak, lemari, file, mesin dll secara teratur dan
terjadwal agar memberikan kenyamanan,kesehatan, keselamatan kerja dan keindahan di area kerja serta
menjamin kondisi optimal peralatan, mesin dll terhindar dari abnormality, degradasi dan kerusakan.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Personil area / PA / POKJA
5.1.1. Membuat dan menetapkan jadwal serta standart kebersihan di area kerjanya
5.1.2. Menyediakan alat dan sarana kebersihan yang diperlukan untuk kegiatan kebersihan di
area kerja sesuai jenis dan jumlah yang diperlukan.
5.1.3. Menetapkan dan membagi area tanggung jawab kebersihan (PIC) di area kerja, sehingga
seluruh personil area terlibat secara aktif menjaga dan bertanggung-jawab atas areanya.
5.1.4. Menetapkan tempat penyimpanan alat-alat / sarana kebersihan serta menata alat-alat /
sarana kebersihan sesuai ketentuan 5S
5.1.5. Menghilangkan sumber penyebab kotor.
5.1.6. Menjadwalkan hari 5Ssetiap minggu untuk melaksanakan pembersihan seluruh area kerja
yang melibatkan seluruh personil area.
5.1.7. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan kebersihan di area kerja.
5.1.8. Memberikan visual kontrol (check list) pada sarana/peralatan kerja, rak, mesin dll
termasuk peralatan K2 K3.
5.1.9. Memberikan tag (sticker) jika terdeteksi terjadi kelainan pada mesin /alat sesuai jenis
kelainan yang terdeteksi.
Tag orange untuk Civil
Tag hijau untuk Dokumen
Tag merah untuk K2 K3
Tag biru untuk electric
Tag kuning untuk material
No. Dok : P 06
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR SEISO/SHINE
5.1.10. Melaporkan / meminta perbaikan kepada pihak atau bagian terkait tentang kelainan /
kerusakan yang terdeteksi.
6. REKAMAN
6.1 Penanggung jawab 5S
6.2 Jadwal dan standart kebersihan 5S
6.3 Tag orange, hijau, merah, biru, kuning
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 06
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01- 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR SEISO/SHINE
PT. CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA PT. CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA PT. CONTOH PERUSAHAAN INDONESIA
TAG
TAG PUTIH
ORANGE TAG PUTIH
HIJAU TAG PUTIH
MERAH
OPERATOR
CIVIL INSTRUMENT
OPERATOR OPERATOR
MEKANIK
Mesin : Mesin :
Check item no. : Check item no. :
Tanggal : Tanggal :
Ditemukan oleh : Ditemukan oleh :
Uraian : Uraian :
-------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
-------------------------------------- --------------------------------------
No. Dok : P 07
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR SEIKETSU/STANDARDIZE
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara/ aktivitas pemeliharaan/ merawat terhadap hasil hasil pelaksanaan
Seiri, Seiton dan Seiso yang telah diterapkan secara kontinue dan konsisten serta untuk menciptakan
kondisi area kerja selalu dalam kondisi optimal.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktifitas pemilahan terhadap barang-barang yang berada di area kerja /
lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang meliputi kantorInduk,
Area dan Rayon, partner kerja, subkontraktor, outsourcing,dll yang melaksanakan kegiatan di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Seiketsu/Standardize adalah melaksanakan standarisasi Seiri, Seiton dan
Seisoserta mewujudkan tempat kerja yang bebas kesalahan dan berusaha mempertahankan 5S yang
sudah dicapai dalam kondisi optimal.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Personil area / PA / POKJA
5.1.1. Melakukan perawatan terhadap hasil penerapan Seiri/Sort dengan selalu melakukan
pemilahan / meringkas barang-barang yang berada di area kerja, memperbaharui daftar
ringkas di area kerja dan menjamin barang-barang yang ada di area kerjanya sesuai
kebutuhan dan selalu siap pakai.
5.1.2. Melakukan perawatan terhadap hasil Seiton/Set in Order terhadap barang-barang di area
kerja,mengecek kelengkapan label / nama pada setiap item di area kerja.
5.1.3. Melaksanakan prosedur / tata cara Seiton/Set in Order.
5.1.4. Melaksanakan perawatan terhadap hasil penerapan Seiso/Shine di area kerja sesuai
standart Seiso/Shine.
5.1.5. Melaksanakan prosedur /tata cara Seiso/Shine.
5.1.6. Menetapkan standarisasi Seiri/Sort.
5.1.7. Menetapkan standarisasi Seiton/Set in Order.
5.1.8. Menetapkan standarisasi Seiso/Shine
5.1.9. Menetapkan standarisasi Seiketsu/Standardize.
5.1.10. Menetapkan standarisasi Shitsuke/Sustaine.
5.1.11. Menjaga kondisi optimal
5.1.12. Menerapkan mekanisme kendali visual
5.1.13. Mengorganisasi dan menyiapkan sarana penerapan sistem sumbang saran di area
tanggung jawabnya
5.1.14. Melakukan inspeksi penerapan 5S di area kerja
5.1.15. Memfasilitasi dan mendorong seluruh personil di area kerjanya untuk memberikan
saran-saran perbaikan di area kerjanya.
No. Dok : P 07
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR SEIKETSU/STANDARDIZE
5.3. Koordinator 5S
5.3.1. Menyusun jadwal supervisi manajemen untuk memeriksa, mengevaluasi hasil
penerapan 5S di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3.2. Mengorganisasi dan menfasilitasi sarana kepada seluruh personil PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & DIYdalam memberikan saran-saran perbaikan.
5.3.3. Mengorganisasi / mengkoordinasi dan mengadakan lomba 5S antar area / unit kerja di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3.4. Mengorganisasi / mengkoordinasi dan mengadakan hari 5S perusahaan secara terjadwal
dan konsisten.
5.3.5. Memeriksa, mengevaluasi hasil penerapan 5S di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
6. REKAMAN
6.1 Integrated Management System (SMK3, SMP, ISO)
6.2 Standar Seiri/ Sort
6.3 Standar Seiton/ Set in Order
6.4 Standar Seiso/ Shine
6.5 Standar Seiketsu/ Standardize
6.6 Standar Shitsuke/ Sustaine
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 07
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR SEIKETSU/STANDARDIZE
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH & D.I. YOGYAKARTA SARAN PERBAIKAN KE
ARAH YANG LEBIH BAIK
SEBELUM PERBAIKAN
SESUDAH PERBAIKAN
Inner box
No. Dok : P 08
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 1 dari 2
PROSEDUR SHITSUKE/SUSTAIN
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara membiasakan bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur serta
mengembangkan perilaku-perilaku kerja personil yang positif di tempat kerja sehingga membentuk
budaya disiplin, kreatif dan meningkatkan produktivitas personil sesuai budaya 5S di lingkungan PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktifitas pembiasaan perilaku karyawan dalam menjalankan/menerapkan 5S
untuk seluruh personil di lingkungan internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY yang
meliputi kantor Induk, Area dan Rayon-Rayon, partner kerja, subkontraktor, outsourcing,dll
3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan Shitsuke/Sustain adalah mengembangkan kebiasaan menerapkan 5S di
lingkungan kerja dengan terbiasa merawat seiri,seiton, seiso, terbiasa melaksanakan sistem prosedur
dan standart kerja, mengembangkan kebiasaan peka dan kreatif melaksanakan perbaikan
berkesinambungan dan mengembangkan kebiasaan positif sehingga menjadi budaya (budaya 5S).
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1 Penanggung Jawab Area
5.1. 1. Menjaga lingkungan kerja pada kondisi optimal sesuai standart 5S.
5.1.2. Mematuhi disiplin dalam memakai atribut kerja, alat-alat K2 K3, APD (Alat Pelindung
Diri).
5.1.3. Memberikan keteladanan kepada personil lain dalam penerapan 5S di lingkungan kerja.
5.1.4. Memberikan saran-saran perbaikan dan melaksanakan perbaikan berkesinambungan di
area kerja.
5.1.5. Mengorganisir dan aktif mengikuti lomba 5S antar area di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.1.6. Memeriksa dan mengevaluasi penerapan 5Sdi lingkungan kerja.
5.1.7. Mengkoordinir pertemuan pokja dalam peningkatan 5S quality objective (KPI)
5.1.8. Mengusulkan pelatihan 5S untuk seluruh personil di area kerjanya.
5.3. Koordinator5S
5.3.1. Memberikan keteladanan dalam menerapkan 5S kepada personil lain.
5.3.2. Mengorganisir dan mengadakan lomba 5S antar area di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3.3. Mengusulkan / memberikan reward dan punishment terhadap penerapan 5Sdi
lingkungan kerja.
5.3.4. Memeriksa dan mengevaluasi penerapan 5S di lingkungan kerja.
5.3.5. Menjadwalkan dan melaksanakan audit /penilaian 5S di lingkungan kerja.
5.3.6. Mengintegrasikan penerapan 5S dengan sistem operasional / program-program lain PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3.7. Mengevaluasi dampak penerapan 5S terhadap PQCDSME (Productivity, Quality, Cost,
Delivery, Safety, Morale, Environment).
5.3.8. Mengusulkan /memberikan pelatihan untuk personil di lingkungan kerja yang menjadi
tanggung jawabnya.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 09
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR OPERASI PEMBUANGAN BARANG TIDAK DIPERLUKAN(SAMPAH)
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara pengeluaran/pembuangan barang tidak diperlukan (sampah) sesuai
ketentuan yang berlaku dan menjadi panduan bagi semua personil di area kerja dalam membuang/
mengeluarkan barang yang tidak diperlukan/sampah sehingga area kerja menjadi bersih, nyaman,
aman dan menyenangkan.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktifitas pengeluaran /pembuangan barang tidak diperlukan (sampah), yang
berada di area lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY yang meliputi Kantor
Induk, Area dan Rayon-Rayon, partner kerja, subkontraktor, outsourcing, dll yang melakukan
kegiatan di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
3. DEFINISI
3.1. Yang dimaksud dengan barang tidak diperlukan (sampah) adalah barang/item yang tidak
diperlukan di area kerja masing-masing Pokja meliputi sampah bernilai, tidak bernilai dan B3.
3.2. Sampah bernilai adalah sampah/barang-barang yang tidak diperlukan di lingkungan kerja dan
harus dibuang/dikeluarkan dari lingkungan kerja tetapi masih mempunyai nilai jual (contoh :
sampah logam, kertas, plastik, dll)
3.3. Sampah tidak bernilai adalah sampah / barang-barang yang tidak diperlukan di lingkungan kerja
dan harus dibuang/dikeluarkan dari lingkungan kerja dan tidak mempunyai nilai jual.
3.4. Sampah B3 adalah sampah yang mengandung zat kimia berbahaya bagi K3 dan lingkungan dan
pembuanga /pengeluarannya harus memenuhi standart MSDS dan peraturan yang berlaku.
4. REFERENSI
- ISO 14001
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Menyediakan tempat sampah pada areanya, sesuai jenis sampah yang dihasilkan oleh
area kerjanya.
Warna hijau untuk sampah organik
Warna kuning untuk sampah anorganik
Warna merah untuk sampah B3
5.2. Bentuk dan ukuran tempat sampah dapat disesuaikan dengan kondisi ruangan/area,
luas ruangan/area dan secara estetika memberikan keindahan dan kenyamanan di area
kerja.
5.3. Tempat sampah harus diberi label/sticker untuk memberi identifikasi jenis-jenis
sampah yang boleh dibuang pada masing-masing tempat sampah.
Tempat sampah organik dengan tulisan :
Sampah organik
Daun-daunan, sisa makanan, kayu, dsb.
Tempat sampah anorganik dengan tulisan :
Sampah anorganik
Kain, logam, kaleng, plastik, dsb.
Tempat sampah B3 dengan tulisan :
Sampah B3, Baterai, tempat-tempat bahan kimia,dsb.
No. Dok : P 09
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR OPERASI PEMBUANGAN BARANG TIDAK DIPERLUKAN(SAMPAH)
5.4. Besar dan ukuran label/sticker maupun besar/ukuran huruf disesuaikan dengan
tempat sampah.
5.5 Standart label / sticker pada tempat sampah:
Warna label / sticker : putih
Warna huruf : hitam
5.6. Menetapkan lokasi tempat sampah.
5.7. Menyediakan tempat penyimpanan sementara untuk sampah B3.
5.8. Membuang sampah kedalamtempatsampahsesuaijenis-jenissampahnya.
5.9. Menetapkan jadwal pengeluaran sampah.
6. Gudang
6.1. Menyediakan tempat sampah merah / tempat penyimpanan sampah B3.
6.2. Menentukan lokasi penyimpanan sampah B3.
6.3. Mengeluarkan sampah B3 ke pihak eksternal sesuai ketentuan perusahaan.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 09
PT PLN(PERSERO) DISTRIBUSI TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR OPERASI PEMBUANGAN BARANG TIDAK DIPERLUKAN(SAMPAH)
PMK FORKLIFT
PARK
MAINTENANCE
MACHINING
OFFICE
TPS
OFFICE
TOILET
MACHINING
TPS JALUR JALAN KAKI
PMK
OPERATOR
JALUR EVAKUASI PAPAN 5R
No. Dok : P 10
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 -01- 2017
Halaman : 1 dari 2
PROSEDUR OPERASI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS)
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara pengelolaan TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) untuk mendukung
pelaksanaan Seiri agar berjalan dengan efektif dan efisien dan menjamin barang-barang / item hasil
Seiri/Sort dari masing-masing area di lingkungan perusahaan dikelola sesuai prosedur yang berlaku di
perusahaan, memberikan data-data/informasi kepada bagian-bagian lain yang terkait, menjamin
keamanan dan keakuratan data serta kemamputelusuran barang-barang hasil pemilahan, sebagai bahan
pertimbangan bagi manajemen dalam mengambil keputusan terhadap barang-barang/item-item hasil Seiri
/Sort.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi kegiatan menyimpan barang barang yang bersifat sementara hasil dari
implementasi seiri terhadap barang-barang yang berada di area kerja / lingkungan internal PTPLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYyang meliputi kantor Induk, Area dan seluruh Rayon-Rayon,
partner kerja, subkontraktor, outsourcing,dll yang melaksanakan kegiatan di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3. DEFINISI
Yang dimaksud dengan TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) adalah tempat yang berfungsi untuk
menampung / menyimpan sementara waktu barang-barang hasil pemilahan yang belum bisa diputuskan
statusnya, baik yang berada dimasing-masing area kerja / penanggung jawab area atau yang dikelola
secara terpusat dalam unit kerja / perusahaan dan berupa tempat tertutup / terlindung maupun area
terbuka.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Penanggung Jawab Area
5.1.1. Menentukan dan menetapkan lokasi TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) di tempat
yang aman dan mudah diakses pada area tanggung jawabnya.
5.1.2. Menempatkan barang-barang / item-item ”ragu-ragu” di lokasi TPS(Tempat Penyimpanan
Sementara).
5.1.3. Membuat daftar isi TPS(Tempat Penyimpanan Sementara).
5.1.4. Memutuskan status barang-barang / item-item di TPS(Tempat Penyimpanan Sementara).
5.1.5. Menindaklanjuti keputusan Koordinator 5S atau manajemen tentang status barang-barang
/ item-item di TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
5.1.6. Menjaga dan menjamin keamanan, kebersihan,kerapian TPS (Tempat Penyimpanan
Sementara) sesuai standart 5S .
5.1.7. Menjamin keakuratan data-data isi TPS area tanggung jawabnya.
5.1.8. Menyerahkan isi TPS(Tempat Penyimpanan Sementara) ke TPS(Tempat Penyimpanan
Sementara) pusat / perusahaan.
No. Dok : P 10
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 -01- 2017
Halaman : 2 dari 2
PROSEDUR OPERASI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS)
6. REKAMAN
6.1 Bukti penyerahan barang
6.2 Daftar isi TPS
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 11
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 -01- 2017
Halaman : 1 dari 1
PROSEDUR PELAKSANAAN AKTIVITAS PERTEMUAN 5S
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara pelaksanaan aktivitas pertemuan 5S sebagai media untuk
menyampaikan agenda kegiatan 5S, membahas temuan-temuan dalam pelaksanaan 5S, menindaklanjuti
aktifitas perbaikan dalam penerapan 5S , dan sebagai sarana untuk menjaga kekompakan dan
keberlangsungan penerapan 5S di tempat kerja.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi aktivitas/ kegiatan pertemuan 5S di setiap jenjang struktur organisasi 5S berlaku
di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3. DEFINISI
3.1. Aktivitas pertemuan 5S / merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh seluruh personil
perusahaan untuk membahas agenda penerapan sistem manajemen 5S , khususnya sebagai
media untuk membahas,mengevaluasi serta menindaklanjuti hasil penerapan 5S di tempat kerja.
3.2. Rapat forum manajemen 5S adalah kegiatan rapat yang bertujuan untuk menunjukkan dukungan
dan komitmen manajemen puncak dalam penerapan 5S . Rapat forum manajemen merupakan
media untuk melaporkan hasil penerapan 5S kepada manajemen atas PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY. Rapat ini juga diikuti oleh Koordinator 5S unit satuan kerja
dan pihak-pihak terkait.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 12
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 2
PROSEDURMELAKSANAKAN SUPERVISI MANAJEMEN 5S
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara untuk melaksanakan SupervisiManajemen sebagai wujud nyata
kepedulian dan komitmen manajemen puncak dalam upaya menjaga konsistensi penerapan sistem
manajemen 5S.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi kegiatan Supervisi Manajemen yang dilakukan oleh manajemen atas dan/atau
wakilnya yang ditunjuk langsung oleh manajemen atas di masing masing unit kerja di lingkungan PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYuntuk melihat secara langsung penerapan sistem5S
3. DEFINISI
3.1. Supervisi Manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara periodik oleh Manajemen Atas
sesuai dengan jadwal yang tersedia pada agenda manajemen atas untuk memonitor sekaligus
mengevaluasi penerapan sistem manajemen 5S di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Supervisi Manajemen diadakan secara periodik (minimal sebulan sekali). Jadwal supervisi
disesuaikan dengan ketersediaan waktu dan kebutuhan dari Jajaran Manajemen yang akan
melakukan Supervisi Manajemen.
5.2. Supervisi Manajemen bisa dilakukan langsung oleh Manajer Area secara individual atau secara
bersama-sama (kelompok) dengan Koordinator 5S dan jajaran Manajemen PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.3. Dalam melakukan supervisi manajemen, menggunakan checklist / kriteria penilaian 5S, label
Seiri , Seiton , Seiso , Shiketsu , Shitsuke dan kamera
5.4. Dalam melaksanakan patroli manajemen, manajemen atas dapat didampingi oleh Koordinator /
Sekretariat / Tim 5S lainnya untuk memastikan penerapan 5S telah berjalan dengan baik dan
sesuai ketentuan-ketentuan Manajemen Good House Keeping
5.5. Hasil / output dari kegiatan patroli manajemen 5S berupa :
- Komentar-komentar dan saran-saran dari hasil penerapan 5S
- Point-point positif dan rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan
penerapan 5S
- Foto-foto pada saat peninjauan / pengamatan di area kerja
- Rekomendasi area yang dapat dipakai sebagai percontohan oleh bagian / area lain.
5.6. Hasil temuan Supervisi Manajemen harus ditindaklanjuti dengan segera oleh setiap Koordinator
5S dengan melakukan perbaikan sesuai dengan temuan Supervisi Manajemen. Hasil perbaikan
temuan Supervisi Manajemen disampaikan kepada Manajemen Atas melalui Koordinator 5S.
5.7. Hasil temuan dan perbaikan Supervisi Manajemen harus dikomunikasikan dan disosialisasikan
kepada seluruh karyawan di area yang bersangkutan dalam forum pertemuan rutin 5S tingkat
Koordinator Wilayah dan Penanggung Jawab Area, maupun dalam aktivitas Briefing untuk
karyawan pelaksana.
No. Dok : P 12
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 2
PROSEDURMELAKSANAKAN SUPERVISI MANAJEMEN 5S
5.8. Dalam hal berhalangan melakukan Supervisi, Manajemen Atas berhak menunjuk wakilnya (yang
juga termasuk dalam jajaran manajemen di PT PLN(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan
DIYatau Koordinator 5S atau personil yang ditunjuk / ditugasi untuk melaksanakan Supervisi
Manajemen.
Sebagai wujud kepedulian dan komitmen yang tinggi dari Manajemen Atas, sebisa mungkin
aktivitas Supervisi Manajementidak diwakilkan.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 13
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR PENYELENGGARAAN LOMBA / PENILAIAN 5S
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tatacara untuk menyelenggarakan kegiatan lomba 5S yang dimulai dengan
kegiatan penilaian 5S untuk menjaga konsistensi dan kontinuitas penerapan sistem manajemen 5S .
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk kegiatan penilaian dan lomba 5S yang meliputi Kantor Induk / Area dan
Rayon-Rayon di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3. DEFINISI
3.1. Penilaian 5S merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang
sebenarnya mengenai pelaksanaan 5S di suatu area tertentu, apakah sesuai dengan kriteria,
rencana, ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
3.2. Lomba 5S adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memotivasi keterlibatan semua karyawan
untuk berpartisipasi dalam implementasi 5S di tempat kerja. Biasanya lomba 5S diawali dengan
kegiatan penilaian 5S, dimana hasil penilaian 5S merupakan referensi kriteria yang
dikompetisikan dalam penentuan juara pada lomba 5S .
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Koordinator Unit Kerja
5.1.1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan penilaian / lomba 5S antar Bidang, Area, Rayon di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
5.1.2. Penyelenggaraan penilaian 5S .
Penilaian tiap 3 (tiga) bulandilakukan oleh penilai dari internal PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.1.3. Mengkoordinasikan dengan team penilai dan bagian-bagian terkait lainnya dalam
menetapkan personil internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYmaupun
penilai dari eksternal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.1.4. Menyusun dan menetapkan jadwal penilaian yang meliputi :
Rencana penilaian
Tindaklanjuthasilpenilaian
Cheklistpenilaian
Form-form yang diperlukandalampenilaian
5.1.5. Hasil Penilaian
5.1.5.1. Hasilpenilaian5S terdiri dari :
Nilai dan kategoripencapaian
Rekomendasidari team penilai.
5.1.5.2. Standart nilai ditetapkan :
Kategori Emas (Sangat baik) dengan pencapaian nilai rata-rata 91 – 100
Kategori Hijau (Baik) dengan pencapaian nilai rata-rata 76 - 90
Kategori Biru (Cukup) dengan pencapaian nilai rata-rata 56 - 75
Kategori Merah (Kurang) dengan pencapaian nilai rata-rata 31 - 60
Kategori Hitam (Sangat kurang) dengan pencapaian nilai rata-rata 0 - 30
No. Dok : P 13
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR PENYELENGGARAAN LOMBA / PENILAIAN 5S
5.1.6. Membuat laporan hasil penilaian kepada Manajemen (General Manager) dan
Koordinator 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
5.1.7. Mensosialisasikan hasil penilaian triwulan / semester / tahunan kepada seluruh personil
di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.1.8. Menyusun dan merekomendasireward dan punishment berdasarkan hasil penilaian pada
masing-masing area kerja / kelompok kerja.
5.2.7. Mensosialisasikan hasil audit / penilaian tahunan kepada seluruh personil di lingkungan
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
5.2.8. Menyusun dan merekomendasikan reward dan punishment berdasarkan hasil audit /
penilaian pada masing-masing area kerja di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan DIY.
5.2.9. Memastikan tiap area di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY
telah melakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi / temuan audit.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 14
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 1 dari 3
PROSEDUR PEMBERIAN REWARD & PUNISHMENT
1. TUJUAN
Prosedur ini menetapkan tata cara pemberian Reward dan Punishment bagi personil / kelompok kerja
dalam penerapan sistem manajemen 5S.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYuntuk
memotivasi seluruh personil di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYdan
menopang penerapan 5S untuk menuju pembiasaan dalam menerapkan 5S di tempat kerja.
3. DEFINISI
3.1. Reward adalah penghargaan yang diberikan atas pencapaian yang baik dalam penerapan sistem
manajemen 5S. Adapun reward atau penghargaan tersebut bisa diberikan kepada perorangan
maupun dibagikan di tingkat area atau pokja (kelompok kerja) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3.2. Punishment merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada suatu area atau pokja atau personil
sebagai konsekuensi dari penerapan 5S yang masih sangat jauh dari sempurna. Pemberian
punishment atau sanksi mengacu kepada ketentuan yang berlaku di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Pemberian Reward dan Punishment mengacu kepada hasil pencapaian/ perolehan nilai
audit atau lomba 5S yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
- Kategori Emas (Sangat baik) Nilai rata-rata 91 – 100
- Kategori Hijau (Baik ) Nilai rata-rata 76 – 90
- Kategori Biru (Cukup) Nilai rata-rata 56 – 75
- Kategori Merah (Kurang) Nilai rata-rata 31 – 55
- Kategori Hitam (Sangat kurang) Nilai rata-rata 1- 30
5.2. Pemberian Reward & Punishment diberikan berupa simbol, materi, promosi, teguran, fasilitas,
performance appraisal dan lain-lain yang dapat diberikan salah satu atau lebih dari satu reward &
punishment sekaligus.
5.2.1. Simbol Bendera
5.2.1.1. Memberikan dua simbol bendera tarhadap hasil penerapan 5S pada area
bersangkutan, salah satu di tempatkan di area kerja/ pintu masuk area kerja dan
satu ditempatkan di meja pimpinan tertinggi area kerja bersangkutan.
5.2.1.2. Simbol Bendera diberikan berupa :
- Bendera Emas dengan gambar wajah tertawa untuk area kerja dengan
nilai rata-rata 91 – 100
- Bendera Hijau dengan gambar wajah tertawa untuk area kerja dengan
nilai rata-rata 76 – 90
- Bendera Biru dengan gambar wajah datar untuk area kerja dengan nilai
rata-rata 56 – 75
- Bendera Merah dengan gambar wajah cemberut untuk area kerja dengan
nilai rata-rata 31 – 55
- Bendera Hitam dengan gambar wajah cemberut untuk area kerja dengan
nilai rata-rata 1- 30
No. Dok : P 14
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 3
PROSEDUR PEMBERIAN REWARD & PUNISHMENT
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 14
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 3 dari 3
PROSEDUR PEMBERIAN REWARD & PUNISHMENT
1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya papan informasi 5S adalah sebagai media informasi kepada semua pihak yang
berkepentingan baik itu untuk anggota Kelompok Kerja (POKJA), anggota manajemen maupun pihak
pihak lain seperti team penilai 5S tentang semua kegiatan 5S yang akan dan telah dilakukan oleh
Penanggung awab Area Kerja 5S (PIC) yang berisi mulai dari Rencana – Pelaksanaan – Pengontrolan –
Penyusunan Rencana Berikutnya yang dikenal dengan prinsip P-D-C-A.
2. RUANG LINGKUP
Papan Informasi 5S ini dibuat secara umum untuk kegiatan operasionalkelompok kerja (Pokja) 5S
diseluruh jajaran PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIYtermasuk mitra kerja yang berada
dalam sistem operasi internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
Pembuatan papan informasi 5S ini, secara spesifik berisi tentang hal hal yang menyangkut informasi
mengenai hal hal :
3. DEFINISI
3.1. Papan Informasi 5S disebut sebagai Papan Sudut 5S atau disebut juga 5S Corner, merupakan
salah satu Tools/ alat manajemen 5S untuk tujuan memberikan informasi penting terkait aktivitas
sebuah Kelompok Kerja (POKJA) 5S dalam sistem manajemen 5S.
3.2. Papan informasi 5Smerupakan Glass Wall Management yang dibuat untuk memberikan
informasi dasar (Basic Information) yang berisi tentang Kebijakan Perusahaan tentang 5S,
Organisasi Tim Eksekutif Pengelola 5S, Target Penerapan 5S tingkat Perusahaan, Organisasi
Kelompok Kerja 5S dengan Uraian Tugasnya, Denah daerah asuhan, Standar Kerja dan Standar
Hasil implementasi 5S.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
Papan infromasi 5S harus dibuat dan ditempatkan pada setiap area kerja yang telah ditetapkan
berdasarkan surat keputusan yang telah dibuat terkait penerapan 5S oleh pihak manajemen.
Aturan, tata cara penempatan, spesifikasi teknis pembuatannya adalah sebagai berikut :
5.1. Spesifikasi Teknis Pembuatan Papan Informasi 5S
5.1.1. Bahan/Material pembuatan papan informasi 5S secara umum dapat dibuat secara
fleksibel, sesuai bidang area kerja dengan pertimbangan menyangkut faktor luas
ruangan, anggaran biaya, ergonomis, estetika dan tujuan yang diinginkan. Beberapa
bahan yang bisa digunakan untuk pembuatan papan informasi 5S adalah sebagai
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 2 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S
berikut :
Bahan Tripleks dicat sesuai warna yang disepakati
Bahan Tripleks Melamin sesuai warna yang disepakati
BahanTeks Wood
Bahan lain sesuai kebutuhan dan kesepakatan
5.1.2. Ukuran fisik Papan Informasi 5S disesuaikan dengan luas ruangan dan jenis / spesifikasi
area kerja sebagai berikut :
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 5 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S
IDENTIFIKASIINSTITUSI
PAPAN INFORMASI 5R
90 CM 110 CM
RENCANA
1 2 3 KERJA
10
7
100 100
CM CM
LAIN-LAIN
4 5 6
8 9 11 12
Pokja :..............................
Spv : …….....................
Catatan :
( ………………….. ) ( ………………….. )
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 8 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S
STATUS PENERAPAN 5P
R1
90
80
80
70
60
50 70
40
R5 30 R2
20
60
10
0
50
40
R4 R3
30
0
1 2 3 4 5 6 7 8
No. Dok : P 15
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 9 dari 9
STANDAR PAPAN INFORMASI 5S
6.000
Jumlah Hari 5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
Jan
Mar
May
Jul
Sep
Nov
Bulan
800.000
Total Jam Lembur
600.000
400.000
200.000
0
Jan
Mar
May
Jul
Sep
Nov
Bulan
PeningkatanProduktifitas
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH No. Dok : P 16
Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 1 dari 5
STANDAR PEMBERIAN MARKA/ GARIS PEMBATAS/ GARIS PEMISAH
1. TUJUAN
Maksud dan tujuan dibuatnya standar pemberian marka/ pembatas/ pemisah didalam prinsip 5S adalah
untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam dalam mengidentifikasi area kerja/ barang/
peralatan/ mesindan lain lain sertauntuk membedakan berbagai kebutuhan sistem operasi baik di lantai
pabrik/ area pembangkitan, bengkel, gudang, area lingkungan dan lain lain yang digunakanuntuk
meningkatkan kelancaran sistem operasi, lalu lintas orang, keselamatan kerja dan visual control sistem.
2. RUANG LINGKUP
Standar pemberian marka/ pembatas/ pemisah ini berlaku untuk penggunaan warna, garis, fungsi dan
tujuan pemberian marka/ pembatas/ pemisah sebagai identifikasi area kerja/ peralatan dan untuk
membedakan berbagai kebutuhan sistem operasi baik di lantai pabrik/ area pembangkitan, area
perkantoran, area kerja bengkel, area kerja gudang, area lainnya di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3. DEFINISI
Marka adalah sebuah garis pemisah/ pembatas yang merupakan garis yang membedakan antara lorong
dan tempat kerja, antara area kerja satu dengan area kerja lainnya, antara mesin/ peralatan satu dengan
lainnya, antara jalan orang dan jalan kendaraan sertasebagai visual control sistem terhadap sistem
operasional kerja.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1. Cara pembuatan marka/ garis pemisah/ garis pembatasdisesuaikan dengan jenis area
kerja, kondisi sertatujuanpemberian marka/ garis pembatas/ garis pemisah
5.1.2. Pembuatan marka/ garis pemisah/ garis pembatas dilakukan untuk fungsi :
a. Garis pembatas mesin/ area mesin
b. Garis pembatas akses keluar masuk
c. Garis pembatas lokasi peralatan
d. Garis pembatas pintu masuk
e. Garis pembatas daerah berbahaya
f. Garis pengaman area berbahaya
g. Garis arus lalu lintas
h. Garis pembatas area lorong dengan tempat kerja
5.1.3. Bahan/ Material pembuatan marka/ garis pembatas/ garis pemisah secara umum dapat
dibuat secara fleksibel, sesuai bidang area kerja dengan mempertimbangankan jenis area
kerja, luas ruangan/ area kerja, anggaran biaya, faktor estetika dan tujuan yang
diinginkan.
Beberapa bahan yang bisa digunakan untuk pembuatan marka/ garis pemisah/ pembatas
adalah sebagai berikut :
Bahan Cat (Kayu, Besi, Aquarium, dll)
Bahan Plak Ban
BahanKertas Acrylic
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH No. Dok : P 16
Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 2 dari 5
STANDAR PEMBERIAN MARKA/ GARIS PEMBATAS/ GARIS PEMISAH
5.2. Warna dan ukuran marka/ Garis Pembatas/ Pemisah sebagai berikut
5.2.1. Garis pembatas mesin/ area mesin
Warna cat : kuning
Lebar garis : 10 cm
Bentuk garis : garis tidak putus
5.2.2. Garis Pembatas akses keluar masuk
Warna cat : kuning
Lebar garis : 100 cm
Bentuk garis : garis kuning diputus
5.2.3. Garis pembatas lokasi peralatan
Warna cat : putih
Lebar garis : 5 cm
Bentuk garis : garis tidak putus
5.2.4. Garis pembatas pintu masuk
Warna cat : kuning
Lebar garis : 5 cm
Panjang garis : 7 cm
Jarak antar garis : 4 cm
Bentuk garis : garis terputus
5.2.5. Garis pembatas peralatan/ daerah berbahaya
Warna cat : merah
Lebar garis : 5 cm
Jarak garis dengan alat : min. 10 cm
Bentuk garis : garis tidak putus
5.2.6. Garis pengaman area berbahaya
Warna cat : kuning & hitam
Lebar garis : 5– 10 cm atau menyesuaikan obyek
Bentuk garis : garis diagonal (kemiringan 45˚)
DWI KUSNANTO
General Manager
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH No. Dok : P 16
Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19- 01 - 2017
Halaman : 5 dari 5
STANDAR PEMBERIAN MARKA/ GARIS PEMBATAS/ GARIS PEMISAH
10 Cm
GARIS PEMBATAS MESIN/
1 AREA MESIN
4 Cm 7 Cm
6 BERBAHAYA
10
1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya logo 5S adalah untuk memberikan keseragaman penggunaan identitas / simbol /
lambang untuk penerapan program 5S di seluruh satuan unit kerja PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan D.I.Yogyakartayang dipakai untuk kepentingan sosialisasi, penyampaian informasi,
kegiatan administrasi, dan lain lain sesuai kebutuhan.
2. RUANG LINGKUP
Logo 5S PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta hanya terdiri dari dua identitas
dasar yaitu tulisan 5S warna emas menggunakan huruf kapital dan garis melingkar berwarna hijau dengan
saling menghubungkan.
3. DEFINISI
3.1 Logo adalah sebuah symbol / tanda / identitas /lambang yang dibuat untuk menunjukkan /
mencerminkan / merefleksikan tentang suatu program kegiatan yang secara formal dipakai untuk
kepentingan organisasi dalam hal menyampaikan informasi, sosialisasi, promosi dll.
3.2 Logo 5 SPT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y. adalah sebuah
simbol / tanda / identitas yang dibuat oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta
untuk menunjukkan / mencerminkan/ merefleksikan program kegiatan 5S yang secara formal
dipakai untuk kepentingan organisasi perusahaan/ organisasi 5S terkait tujuan menyampaikan informasi,
sosialisasi, promosi dll
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1. BentukLogo5S
- Kerjadan Pengabdian
Lingkaran panah berwarna hijau melambangkan kerjadan pengabdian karyawan
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y. yang terus menerus untuk
mengelola perusahaan secara baik dan benar, Mengikuti prinsip-prinsip yang tertuang
dalam GCG untuk meningkatkan value bagi stakeholder.
- Continuous Improvement
Panah melingkar menggambarkan bahwa budaya 5S
(Sort, Set in order, Shine, Standardize dan Sustain) merupakan suatu kegiatan
yang bersifat continous improvement. Semangat continuous improvement merupakan
kunci untuk menuju perusahaan kelas dunia.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 1 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya standar buku saku / panduan / pedoman 5S adalah untuk memberikan pedoman
dan petunjuk umum tentang pola pemahaman, sosialisasi dan acuan kepada setiap karyawan / mitra
kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta dalam upaya meningkatkan
kepedulian, motivasi, memperkuat persepsi, merencanakan dan dan sebagai petunjuk pelaksanaan
sistem 5S dan agar tujuan peningkatan produktivitas dan kualitas perusahaan dapat tercapai dengan
baik
2. RUANG LINGKUP
Standar buku saku / panduan / pedoman 5S memuat dan memberikan informas tentang hal- hal yang
menggambarkan dan menjelaskan tentang maksud, tujuan dan kegunaan penerapan sistem 5S,
menjelaskan tentang pengertian, manfaat, sasaran, struktur organisasi penanggung jawab, tahap
implementasi, metode dan cara mengevaluasi 5S, termasuk menjelaskan tujuan, visi, misi dan nilai-
nilai perusahaan.
Buku saku / panduan / pedoman 5S ini hanya berlaku untuk semua unit kerja yang berada di
lingkungan kerja termasuk mitra kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta.
3. DEFINISI
Buku saku / pedoman / panduan 5S adalah merupakan buku saku yang dibuat oleh perusahaan yang
diberikan kepada setiap karyawan dengan tujuan sebagai panduan / pedoman dan petunjuk operasional
pola penerapan sistem 5S.
4. REFERENSI
-
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1. Buku saku / pedoman / panduan 5S ini dibuat secara spesifik, simpel, mudah dimengerti
dan dibuat dengan ukuran yang sesuai dengan saku baju kerja karyawan serta dapat
dibawa kemana mana sesuai kebutuhan.
5.1.2. Patroli Manajemen 5S bisa dilakukan langsung oleh Manajer Area / Unit Layanan / APD
secara individual atau secara bersama-sama (kelompok) dengan Koordinator 5S dan
jajaran Manajemen PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta.
Isi / out line buku saku memuat hal hal sebagai pokok sebagai berikut :
a. Cover buku saku yang berisi judul buku saku, logo 5S dan identitas/
alamat perusahaan
b. Pendahuluan berisi informasi / keterangan tentang identitas pemilik buku
saku, naskah komitmen manajemen terkait penerapan 5S, dan kata pengantar.
c. Halaman isi menjelaskan informasi tentang : maksud, tujuan dan
kegunaan, pengertian, manfaat, sasaran, struktur organisasi
penanggung jawab, tahap implementasi, metode dan cara mengevaluasi 5S.
d. Halaman penutup menjelaskan informasi tentang : kesimpulan, tujuan, visi, misi
dan nilai nilai perusahaan dll yang sesuai kebutuhan
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 2 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
5.1.3. Buku saku / pedoman / panduan 5S disusun sedemikian rupa sehingga berbentuk buku
yang memiliki fungsi sebagai media informasi ringan dan sederhana yang digunakan
untuk semua karyawan mulai dari pimpinan puncak sampai level pelaksana tingkat
bawah. Dan secara umum isinya bisa di sesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
5.2.1 Bahan dasar yang digunakan untuk membuat buku saku / pedoman / panduan 5S adalah
kertas warna dasar putih. Sedangkan sampul / cover menggunakan kertas sampul dengan
warna sesuai kebutuhan / kesepakatan.
5.2.2 Ukuran standar buku saku / pedoman / panduan 5S adalah p x l = 10 x 15 cm
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01– 2017
Halaman : 3 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
10 CM
LOGO
PERUSA
HAAN
15 CM
LOGO
LOGO 5S 5S
LOGO
PERUSA
HAAN
Nama :
Departeman :
Lokasi Kerja :
LOGO
PERUSA
LOGO
HAAN 5S
NAMA TERANG
KODE
IDENTI Sekretariat 5S
FIKASI
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 Januari 2017
Halaman : 6 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S
PENDAHULUAN
JUDUL
KODE
IDENTI Sekretariat 5S
FIKASI 1
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 Januari 2017
Halaman : 7 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S
APA ITU 5S ?
JUDUL
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 2
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 17 – 01 – 2017
Halaman : 8 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S
SORT
JUDUL (PEMILAHAN/ RINGKAS/ KETERATURAN)
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 3
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 9 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S
SET IN ORDER
JUDUL (PENATAAN/ RAPI/KETERATURAN)
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 4
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 –01 – 2017
Halaman : 10 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S
SHINE
JUDUL (PEMBERSIHAN/RESIK/KEBERSIHAN)
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 5
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 11 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO
PERUSA LOGO
HAAN 5S
STANDARDIZE
JUDUL (PEMANTAPAN/RAWAT/KEPATUHAN)
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 6
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01– 2017
Halaman : 12 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
SUSTAIN
JUDUL (PEMBIASAAN/RAJIN/KEDISIPLINAN)
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 7
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19– 01– 2017
Halaman : 13 dari 23
STANDAR BUKU SAKU/ PANDUAN/PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 8
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01– 2017
Halaman : 14 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
BUDAYA KERJA
SIKAP KERJA
KEBIASAAN KERJA
PRILAKU KERJA
TEMPAT KERJA
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 9
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 15 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
1. ZERO WASTE
Berarti mengurangi biaya dan peningkatan efisiensi.
2. ZERO INJURY
Berarti keselamatan kerja lebih baik
3. ZERO BREAK DOWN
Berarti pemeliharaan mesin lebih baik
4. ZERO DEFECT
Berarti kualitas produk lebih baik
5. ZERO SET UP TIME
Berarti tidak ada waktu yang terbuang
6. ZERO LATE DELIVERY
10
Berarti pemenuhan permintaan pelanggan dengan
tepat waktu
7. ZERO CUSTOMER CLAIM No. Halaman
Berarti tidak ada keluhan dari pelanggan
8. ZERO DEFISIT
Berarti mengurangi kerugian perusahaan
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 10
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 16 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 11
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 17 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 12
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 18 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 13
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 19 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 14
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 20 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 14
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 21 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 14
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 22 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
JUDUL
KUNCI SUKSES PENERAPAN 5S
No. Halaman
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 15
FIKASI
No. Halaman
No. Dok : P 18
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA Revisi : 01
TENGAH dan D.I.YOGYAKARTA Tanggal : 19 – 01 – 2017
Halaman : 23 dari 23
STANDAR BUKU SAKU / PANDUAN / PEDOMAN 5S
LOGO LOGO
PERUSA
HAAN 5S
KODE
IDENTI Sekretariat 5S 16
FIKASI
No. Halaman
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 - 01- 2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 1 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
1. TUJUAN
Tujuan dari pemasangan fasilitas arah petunjuk & rambu-rambu di tempat kerja dalam prinsip 5S adalah
untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja serta meningkatkan kelancaran arus pergerakan
orang, kendaraan, barang dan lain-lain.
Fasilitas pemasangan arah petunjuk & rambu-rambu di tempat kerja memberi informasi kepada semua
karyawan, mitra kerja dan tamu tentang peraturan dan petunjuk yang diperlukan untuk mencapai arus
lalu lintas yang selamat, seragam dan beroperasi dengan efisien.
2. RUANG LINGKUP
Panduan pemasangan arah petunjuk & rambu-rambu di tempat kerja merupakan acuan atau tata cara
pemanfaatan semua fasilitas yang berada di dalam perusahaan. Fasilitas perlengkapan arah petunjuk &
rambu-rambu di tempat kerja yang diatur pada panduan ini adalah :
Marka jalan di lingkungan umum
Marka jalan di dalam pabrik
Rambu-rambu lalul intas pergerakan kendaraan di area lingkungan luar
Rambu-rambu lalulintas pergerakan kendaraan di area lingkungan dalam parbrik
Rambu petunjuk tempat/ fasilitas, peringatan, perintah, larangan
Arah petunjuk di lingkungan tempat kerja
Panduan ini berlaku untuk pemasangan fasilitas arah petunjuk & rambu rambu di tempat kerja
khususnya di lingkungan kerja sel uruh unit PTPLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY.
3. DEFINISI
Pada standar ini berlaku difinisi sebagai berikut:
3.1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan peralatan kerja di dalam mau pun luar area pabrik.
3.2. Jalan, adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
3.3. Badan Jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas kendaraan dan orang,
median, dan bahu jalan.
3.4. Bahu Jalan, adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk
menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis
pondasi bawah, pondasiatas, dan permukaan
3.2. Jalur kendaraan, adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalulintas kendaraan
3.3. Jalur orang, adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalulintas/ tempat berjalan orang
3.4. Marka jalan, adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang
meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta
lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalulintas dan membatasi daerah
kepentingan lalulintas pergerakan orang, kendaraan dan peralatan kerja.
3.5. Rambu, adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan / atau
perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan
3.6. Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus di sediakan untuk pejalan kaki.
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01 - 2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 2 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
4. REFERENSI
Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Bina SistemTransportasi
Perkotaan (Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993 tentang Rambu-rambu Lalu Lintas
Jalan)
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Marka Jalan
Pemasangan marka pada jalan di dalam dan luar area pabrik mempunyai fungsi penting dalam
menyediakan petunjuk dan informasi terhadap pengguna jalan, karyawan dll. Marka digunakan
sebagai tambahan alat kontrol lalulintas yang lain seperti rambu-rambu, alat pemberi sinyal lalu
lintas dan marka-marka yang lain. Marka pada jalan secara tersendiri digunakan secara efektif
dalam menyampaikan peraturan, petunjuk, atau peringatan yang tidak dapat disampaikan oleh alat
kontrol lalu lintas yang lain.
5.1.1. Marka Membujur Garis Utuh
Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan bagi kendaraan melintasi
garis tersebut. Marka membujur berupa satu garis utuh juga dipergunakan untuk
menandakan tepi jalur lalulintas. (Gambar1)
5.1.2. Marka Membujur Garis Putus Putus
Marka membujur berupa garis putus-putus berfungsi untuk:
a. mengarahkan lalulintas
b. memperingatkan akan ada marka membujur berupa garis utuh di depan dan pembatas
jalur pada jalan 2 (dua) arah (Gambar2)
5.1.3. Marka Membujur Garis Ganda
Marka membujur berupa garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan garis putus-putus
memiliki arti:
a. lalu lintas yang berada pada sisi garis putus-putus dapat melintasi garis ganda
tersebut;
b. lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi garis ganda tersebut
(Gambar3)
5.1.4. Marka Melintang Garis Utuh
Marka melintang di tempatkan bersama dengan rambu larangan wajib berhenti sesaat, dan
/ atau alat pemberi isyarat lalu lintas pada tempat yang memungkinkan pengemudi dapat
melihat dengan jelas lalu lintas yang datang dari cabang persimpangan lain. Marka
Melintang berupa garis berhenti juga dapat dilengkapi dengan garis membujur atau tulisan
“STOP” pada permukaan jalan. (Gambar4)
5.1.5. Marka Serong
Marka serong berupa garis utuh dilarang dilintasi kendaraan. Marka serong yang dibatasi
dengan rangka garis utuh digunakan untuk menyatakan:
- daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan
- pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalu lintas.
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01 -2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 3 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
Pada saat mendekati pulau lalu lintas, permukaan jalan harus dilengkapi marka lambang
berupa chevron sebagai tanda mendekati pulau lalu lintas.
5.2. Rambu Rambu Jalan / Lalu Lintas
Rambu adalah alat yang utama dalam mengatur, memberi petunjuk, memberi peringatan dan
mengarahkan lalu lintas kendaraan, orang, barang dll.
Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut:
1. memenuhi kebutuhan.
2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.
3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.
4. menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberi kan respon.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam
perencanaan dan pemasangan rambu adalah:
a. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu
Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan pengguna jalan / karyawan /
Mitra kerja / tamu dll yang memasuki area perusahaan untuk mengenal, memahami dan
memberikan respon. Konsistensi dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan
menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengguna
b. Desain rambu
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retro refleksi yang memenuhi standar akan menarik
perhatian pengguna jalan / karyawan / mitra kerja / tamu dll, mudah dipahami dan
memberikan waktu yang cukup bagi pengguna dalam memberikan respon.
c. Lokasi rambu
Lokasi rambu berhubungan dengan pengguna, sehingga pengguna yang berjalan dengan
kecepatan normal dapat memiliki waktu yang cukup dalam memberikan respon.
d. Pemeliharaan rambu
Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik
5.2.1. Jarak Penempatan
a. Rambu di tempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak tertentu dan tepi
paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas
kendaraan atau pejalan kaki.
b. Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling luar bahu jalan
atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter.
c. Penempatan rambu harus mudah dilihat dengan jelas oleh pemakai jalan.
d. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu lintas rambu
dapat ditempatkan disebelah kanan atau di atas daerah manfaat jalan.
e. Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau daerah manfaat jalan harus
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas,
jarak pandang.
f. Rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median) ditempatkan dengan jarak 0,30 meter
dari bagian paling luar dari pemisah jalan.
5.2.2. Tinggi rambu
a. Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter dan maksimum
2,65 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah,
Atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 4 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
b. Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan kaki minimum 2,00 meter dan
maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan
sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah, apabila rambu
dilengkapi dengan papan tambahan.
c. Khusus untuk rambu peringatan ditempatkan dengan ketinggian 1,20 meter diukur
dari permukaan jalan sampai dengan sisi rambu bagian bawah
d. Ketinggian penempatan rambu diatas daerah manfaat jalan adalah minimum 5,00
meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah.
5.2.3. Posisi Rambu
a. Posisi Pemasangan Rambu petunjuk adalah sejajar dengan sumbu jalan
b. Pada kondisi jalan yang melengkung ke kanan, rambu petunjuk yang di tempatkan pada
sisi jalan, pemasangan posisi rambu tegak lurus terhadap sumbu jalan.
c. Rambu jalan yang ditempatkan pada awal pemisah jalan dan di atas daerah manfaat
jalan pada jalan 1 arah, pemasangan posisi rambu tegak lurus terhadap sumbu jalan
dan di tempatkan ditengah-tengah dari lebar median.
d. Posisi rambu tidak boleh terhalangi oleh bangunan, pepohonan atau benda-benda lain
yang dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan arti rambu tersebut
e. Daun rambu harus dipasang pada tiang yang khusus disediakan untuk pemasangan
daun rambu
f. Pemasangan daun rambu pada satu tiang maksimum 2 (dua) buah daun rambu.
5.3. Rambu Peringatan
Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
berbahaya di depan pengguna jalan.
Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam
5.3.1. Penempatan rambu peringatan (lihatgambar)
a. Rambu peringatan di tempatkan pada sisi jalan sebelum tempat atau bagian jalan yang
berbahaya dengan jarak 50 meter sebelum tikungan / belokan
b. Ditempatkan pada sisi sebelah luar bahu jalan atau jalur lalu lintas di mulai pada awal
tikungan sampai dengan akhir tikungan, jarak antara masing-masing rambu sesuai
dengan kebutuhan
5.3.2. Bentuk rambu peringatan (lihat gambar)
a. Bujur dangkar
b. Empat Persegi panjang
5.3.3. Ukuran Rambu Peringatan (lihat tabel)
b. Ditempatkan secara berulang dengan jarak lebih dari 15 meter,dapat dilengkapi dengan
papan tambahan yang menyatakan jarak tertentu
5.4.2. Bentuk rambu larangan
5.3.1. Warna dasar rambu perintah berwarna biru dan lambang atau tulisan berwarna putih serta
merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah (lihat gambar)
5.3.2. Penempatan rambu perintah diusahakan sedekat mungkin pada awal bagian jalan
dimulainya perintah (lihat gambar)
5.3.3. Ukuran rambu perintah (lihat tabel)
DWI KUSNANTO
General Manager
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 6 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
Gambar2:MARKAMEMBUJURGARIS PUTUS
Gambar3:MARKAMELINTANGGARISUTUH
Gambar4:MARKASERONG
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 7 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
PenempatanSebelah
kiridenganjarak0,6m
ditempatkandenganjarak
0,30meterdaribagian
palingluardaripemisah
jalan.
Gambar7:Ketinggian Rambu
Ditempatkandengan
ketinggian1,20meter
diukurdaripermukaan
jalansampaidengansisi
rambubagianbawah
Gambar9:Ketinggian Rambu
Ketinggianpenempatanrambu
diatasdaerahmanfaatjalan
adalahminimum5,00meter
diukur dari permukaan jalan
sampaidengansisidaunrambu
bagianbawah
Pemasangan posisirambu
tegaklurusterhadapsumbu
jalan danditempatkan
ditengah-tengah darilebar
median
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 9 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
Warnadasar rambu
peringatanberwarna
kuningdenganlambang
atautulisanberwarna
hitam
Rambuperingatan
ditempatkanpadasisijalan
sebelumtempatatau
bagianjalan yang
berbahaya
BUJURSANGKAR SEGIEMPAT
UKURANRAMBU
PERINGATAN
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 – 01 - 2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 10 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
Warnadasar rambu
laranganberwarnaputih
danlambang atautulisan
bewarnahitamataumerah
Rambularangan ditempatkan
sedekat mungkinpada awal
bagianjalandimulainya rambu
larangan.
ditempatkanpadasisijalan
padaawalbagian jalan
dimulainyarambularangan
ditempatkan secaraberulangdengan
jarak lebih dari15meter,dapat
dilengkapidengan papan tambahan
yangmenyatakan jaraktertentu
SegitigaSamaSisiDengan
Segidelapansamasisi Silangdenganujung
Titik-TitikSudutnya
ujungnyadiruncingkan Lingkaran
Dibulatkan
No.Dok : P 19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 - 01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 11 dari 15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
CONTOH:RAMBU PERINTAH
Gambar19 :Bentuk Rambu Perintah
APLIKASI SIMBOL-SIMBOL
Rambu-rambuKEWAJIBAN
Rambu-rambu LARANGAN
No.Dok : P19
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI Tanggal : 19 –01-2017
JAWATENGAH & DIY Halaman : 14 dari15
STANDAR ARAH PETUNJUK & RAMBU-RAMBU DI TEMPAT KERJA
Identifikasi lokasi tempat sampah umum Identifikasi lokasi tempat sampah umum dengan ilustrasi
1. TUJUAN
Tujuan di buatnya standar pengaturan area parkir kendaraan baik yang menggunakan bahan bakar
atau kendaraan yang tidak menggunakan bahan bakar, dan atau peralatan kerja dalam prinsip 5S
adalah untuk memberikan pedoman yang terarah dan keseragaman dalam penggunaan fasilitas
umum bagi karyawan atau mitra kerja dan tamu perusahaan untuk kepentingan menyimpan,
mengamankan, dan mengambil dengan prinsip rapi, bersih, teratur aman dan nyaman. Disamping
itu pengaturan standar parkir kendaraan dan peralatan kerja ditujukan untuk meningkatkan
kelancaran sistem operasi, peningkatan keselamatan kerja dan visual control sistem.
2. RUANG LINGKUP
Standar pengaturan area parkir kendaraan dan peralatan kerja ini mencakup kebutuhan untuk
pengaturan area parkir/ penyimpanan kendaraan karyawan, kendaraan rekanan, kendaraan tamu
perusahaan, kendaraan kebutuhan untuk Kesehatan dan Keselamatan kerja, Kendaraan untuk
kebutuhan pemadaman kebakaran, kendaraan operasional dalam lingkungan pabrik/ pembangkit
serta semua peralatan kerja yang dapat bergerak.
3. DEFINISI
Pada standar ini berlaku difinisi sebagai berikut :
3.1. Area parkir adalah tempat penyimpanan kendaraan atau peralatan bergerak lainnya yang
secara khusus disediakan oleh perusahaan untuk kebutuhan penyimpanan dan pengamanan
3.2. Kendaraan adalah kendaraan yang dipakai sebagai alat bantu transportasi baik yang
dimiliki secara pribadi/ perorangan, dimiliki oleh karyawan, atau asset milik perusahaan baik
yang menggunakan bahan bakar/ tidak yang menggunakan fasilitas tempat parkir yang
disediakan perusahaan
3.3. Kendaraan karyawan adalah kendaraan bermotor/ tidak bermotor yang dimiliki/ diberikan
kepada karyawan yang diberi tanggung jawab untuk digunakan sebagai sarana transportasi
yang meliputi kendaraan roda empat, roda dua, sepeda electric dan sepeda kayuh yang
menempati fasilitas/ area parkir yang disediakan oleh perusahaan.
3.4. Kendaraan mitra kerja adalah semua jenis kendaraan bermotor baik roda empat atau
lebih maupun roda yang digunakan sebagai transportasi yang menggunakan fasilitas
tempat parkir yang disedikan oleh perusahaan.
3.5. Kendaraan tamu perusahaan adalah semua jenis kendaraan bermotor baik roda empat atau
lebih termasuk roda dua yang digunakan sebagai alat transportasi yang menggunakan fasilitas
tempat parkir yang disediakan oleh perusahaan
3.6. Kendaraan penunjang operasional perusahaan adalah kendaraan bermotor yang digunakan
untuk kebutuhan perusahaan untuk pelayanan baik untuk pelayanan angkutan karyawan
sebagai sarana transportasi, maupun untuk kebutuhan emergensi seperti kendaraan alat
pemadam kebakaran, ambulance, kendaraan security, forklift, kendaraan roda tiga untuk
kebutuhan produksi/ gudang dll yang menggunakan fasilitas tempat parkir/ penyimpanan yang
disediakan oleh perusahaan
3.7. Peralatan kerja yang dapat bergerak adalah semua jenis peralatan yang menggunakan roda
penggerak untuk bergerak yang dipakai sebagai sarana penunjang alat angkat dan
angkut kegiatan operasional seperti troley, hand pallet dll.
No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 2 dari 7
4. REFERENSI
Sumber diolah
5. URAIAN PROSEDUR
5.1.
5.1.1. Pengaturan area penyimpanan untuk kendaraana dibuat untuk fungsi :
a. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 4 milik karyawan
b. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 2 milik
karyawan
c. Pengaturan area parkir kendaraan tidak bermotor milik karyawan
d. Pengaturan area parkir kendaraan tidak bermotor milik perusahaan
e. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 3 atau lebih milik perusahaan
f. Pengaturan area parkir kendaraan penunjang perusahaan
g. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 4 atau lebih milik tamu
h. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 2 milik tamu
i. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 4 atau lebih milik mitra kerja
j. Pengaturan area parkir kendaraan bermotor roda 2 milik mitra kerja
5.1.2. Semua kendaraan tersebut dalam item 5.1.1. harus memiliki tempat penyimpanan yang
bersih, rapi, aman, nyaman dan teridentifikasi dengan jelas serta dengan
mempertimbangkan faktor kecepatan mengakses, estetika dan keamanan selama
dalam penyimpanan.
5.1.3. Semua tempat parkir/ penyimpanan seperti pada item 5.1.1. telah dilengkapi dengan
garis pembatas/ marka untuk menandai batas area penyimpanan antara kendaraan/
peralatan satu dengan lainnya dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan/ jenis
kendaraan.
5.1.4. Pengaturan tempat parkir/ penyimpanan seperti pada item 5.1.1. diusahakan dibuat satu
arah yaitu menggunakan metode jalan masuk dan jalan keluar
5.1.5. Semua tempat parkir/ penyimpanan seperti pada item 5.1.1. harus memiliki penanggung
jawab yang telah ditunjuk dalam struktur penanggung jawab 5S
5.2. Tata cara penyimpanan/ parkir kendaraan dan peralatan
5.2.1. Penempatan parkir semua kendaraan/ peralatan pada item 5.1.1 dilakukan dengan cara
mundur dengan posisi depan menghadap ke arah akses jalan keluar
5.2.2. Untuk kendaraan bermotor roda dua dilakukan dengan cara parkir dengan posisi
tegak/berdiri dengan standar tengah
5.2.3. Penempatan parkir semua kendaraan/ peralatan pada item 5.1.1. tidak boleh
melampaui standar marka yang telah dibuat.
5.3. Pengaturan area/ tempat parkir kendaraan
5.2.1. Dalam area parkir kendaraan bermotor khusus roda 2 diusahakan dilengkapi dengan
tempat penyimpanan perlengkapan kendaraan seperti tempat penyimpanan helm,
penyimpanan jacket, dll sesuai kebutuhan.
No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 3 dari 7
5.2.2. Untuk tempat parkir kendaraan/ peralatan kerja diusahakan memiliki ventilasi atau
penerangan yang cukup.
5.2.3. Area parkir khusus untuk kendaraan roda 2, diusahakan dilengkapi dengan pelindung
dari hujan/ matahari dan pagar pengaman.
5.2.3. Area parkir boleh dilengkapi dengan kode/ identitas kendaraan/ peralatan yang bersifat
permanen/ bongkar pasang seperti identitas/ kode No. Pol Kendaraan, atau parkir VVIP
untuk para pejabat dll
5.4. Garis pembatas/ marka tempat parkir/ penyimpanan
5.5.1. Bahan yang digunakan untuk membuat garis pembatas/ marka kendaraan atau
peralatan kerja boleh menggunakan bahan cat kayu, cat besi, cat aquarium, acrilic, plak
band, atau bahan lain sesuai kebutuhan dengan pertimbangan estetika
5.5.2. Garis pembatas/ marka kendaraan atau peralatan kerja dibuat dengan warna kuning
dengan lebar 10 cm tanpa terputus
5.5.3. Garis pembatas/ marka kendaraan atau peralatan kerja harus dibuat dengan jelas dan
tegas.
5.5.2. Di dalam area garis pembatas/ marka kendaraan atau peralatan kerja boleh dicat penuh
dengan menggunakan warna lain yang kontras seperti warna hijau atau biru.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 4 dari 7
TEMPAT
PENYIMPANAN
FORKLIF
TEMPAT
PENYIMPANAN
HAND PALET &
PERALATAN LAIN
TEMPAT
PENYIMPANAN
PERALATAN
BENGKEL
No. Dok : P 20
Revisi : 01
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Tanggal : 19-01-2017
dan DIY Halaman : 7 dari 7
1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya standard pemberian warna / label warna pada tempat penyimpanan arsip / dokumen/
kertas kerja dalam prinsip 5S adalah untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam dalam
aktivitas kerja dibidang tata kelola pengarsipan dan untuk memberikan kemudahan dalam mengambil,
menyimpan dan mengidentifikasi serta untuk membedakan secara jelas berbagai kebutuhan system
operasi yang ada di perusahaan dalam meningkatkan kelancaran proses kerja.
2. RUANG LINGKUP
Standar pemberian warna / label warna pada tempat penyimpanan arsip / dokumen / kertas kerja ini
berlaku untuk kebutuhan tempat / alat penyimpanan dokumen / arsip / kertas kerja / Naskah dll yang di
simpan dalam tempat / alat berbentuk Ordner, Boks File, Kardus File dan lain lain sesuai kebutuhan
penggunaan dan tujuan yang berada di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &
DIY
3. DEFINISI
Pada standard ini berlaku difinisi sebagai berikut:
3.1. Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur berencana karena mempunyai suatu
kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat di temukan kembali
3.2. Kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha, baik badan
usaha pemerintah maupun badan usaha swasta, kearsipan menyangkut pekerjaan yang
berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen-dokumen kantor
lainnya.
3.3. Manajemen kearsipan adalah bagaimana mengelola arsip sejak diciptakan, dipergunakan,
dirawat sampai disusutkan secara efektif dan efesien
3.4. Tempat simpan adalah tempat yang dipakai untuk menyimpan arsip / dokumen / kertas kerja /
naskah dll yang dikelompokkan berdasarkan kebutuhan secara rutin / periodik
4. REFERENSI
5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1. Pemberian label / warna pada alat dan tempat simpan arsip / dokumen / naskah / kertas
kerja disesuaikan dengan bidang kerja / bagian.
5.1.3. Bahan / Material label / warna pada alat dan tempat simpan arsip / dokumen / naskah /
kertas kerja secara umum dapat dibuat secara fleksibel, dengan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti anggaran / biaya yang ada, factor estetika dan tujuan yang diinginkan.
Beberapa bahan yang bias digunakan untuk pembuatan label / warna pada alat dan tempat
simpan arsip / dokumen / naskah / kertas kerja adalah Kertas berwarna ( kualitas sesuai
kebutuhan)
No. Dok : P 21
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 2 dari 3
STANDAR WARNA TEMPAT PENYIMPANAN ARSIP
5.2.2. Warna pelabelan pada tingkat Area/Rayon, Unit Layanan dan APD menyesuaikan
dengan kondisi dan kesepakatan Unit Area/ Rayon, Unit Layanan dan APD terkait.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 21
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01 - 2017
Halaman : 3 dari 3
STANDAR WARNA TEMPAT PENYIMPANAN ARSIP
lampiran1:CONTOHPELABELANDENGANWARNAPADAORDNER
NOKODE
ORDNER 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112
WARNADASAR
ORDNER
VISUALCONTROL
ORDNER
WARNADASAR
ORDNER
DAFTARISI
ORDNER
PENYIMPANAN
DALAMBOKS
FILE
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 1 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR
1. TUJUAN
Tujuan dibuatnya Standar Pemasangan dan Pengelolaan APAR dalam prinsip 5S ini adalah untuk
mencegah dan menanggulangi keadaan darurat bahaya kebakaran yang dapat diantisipasi dengan
menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Alat Pemadam Api Tradisional (APAT) yang
sesuai dengan kondisi area kerja.
2. RUANGLINGKUP
Standar ini mencakup tentang ketentuan pemasangan / penempatan dan pengelolaan alat pemadam api
ringan (APAR) dilokasi yang diidentifikasi memiliki sumber bahaya terjadinya kebakaran yang
berlaku di seluruh satuan unit kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY.
3. DEFINISI
3.1. Alat Pemadam Api Ringan adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
4. REFERENSI
Peraturan Menteri Tenaga Kerjadan Transmigrasi Nomor: Per-04/Men1980
5. URAIAN STANDAR
5.1. Pemasangan dan Penempatan APAR
5.1.1. PEMASANGAN APAR
5.1.1.1 Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
5.1.1.2. Pemberian tanda pemasangan tersebut diatas harus sesuai dengan lampiran1
5.1.1.3. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan
5.1.1.4. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan
jenis dan penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam lampiran 2
5.1.1.5. Penempatantersebutpadapoint1antaraalatpemadamapiyangsatudenganyang
lainnyaataukelompoksatudenganlainnyatidak bolehmelebih15 m, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
5.1.1.6. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 2 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR
Cara-cara pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan cara lain sesuai dengan perkembangan.
5.2.3. Pemeriksaan Jangka 12 (dua belas) bulan untuk semua alat pemadam api yang
menggunakan tabung gas, selain dilakukan pemeriksaan sesuai point 5.2.2., dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut sebagai berikut :
5.2.3.1. Untuk alat pemadam api jenis cairan dan busa dilakukan pemeriksaan dengan membuka
tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri tegak,
kemudian diteliti sebagai berikut:
Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah
ditentukan.
Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat atau
buntu
Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak dan saluran penyemprotan tidak
boleh tersumbat
Peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisiyangtajamdanbakgasketatau paking harus masih dalam
keadaan baik
Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik
Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang atau cacat karena karat
Untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukkan larutannya harus
dalam keadaan baik
Untuk jenis cairan busa dalam tabung yang dilak, tabung harus masih dilak dengan
baik
Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya.
5.2.3.2. Untuk alat pemadam api ringan jenis tepung kering (dry chemical powder) dilakukan
pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung
dalam posisi berdiri tegak, kemudian diteliti menurut ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
I si tabung harus diisi dengan berat yang telah ditentukan dan tepung keringnya
dalam keadaan tercurah bebas tidak berbutir
Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh buntu atau
tersumbat
P eralatan yang bergerak tidak boleh rusak, harus dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam
Gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik
Bagian dalam dari tabung tidak boleh berlubang-lubang atau cacat karena karat
Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam keadaan baik
Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya yang
diperiksa dengan cara menimbang
5.3.3. Identifikasi warna sticker / gelang dan tulisan pada APAR terdiri :
Jenis cairan / air sticker / gelang warna putih dengan tulisan warna merah
Jenis Busa: sticker / gelang warna kuning dengan tulisan warna hitam
Jenis Powder : sticker / gelang warna biru dengan tulisan warna putih
Jenis CO2 : sticker/ gelang warna hitam dengan tulisan warna putih
5.3.4. Identifikasi peralatan APAT (Alat Pemadam Api Tradisional) terdiri :
Sekop Pasir
Sekop Garpu
Ember
Karung
Drum
5.3.5. Ukuran sticker / gelang
Lebar sticker / gelang 100mm
Tinggi huruf sticker / gelang 60mm pada posisi center / tengah sticker
5.3.6. Penempatan / penempelan sticker / gelang berjarak 20cm dari leher / sambungan
las tabung APAR
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 5 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR
LAMPIRAN I :
35
CM
35CM
MERAH
75CM
CATATAN:
1. Segi ti ga sama sisi dengan warna dasar merah.
2. Uk uran sisi 35 cm.
3. Ti nggi huruf 3 cm. berwarna puti h.
4. Tinggi tanda pan ah 7,5 cm wama pu t i h
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 6 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR
merah
TIANGKOLO
M
A.bentuk segi empat b.bentuk lingkaran
CATATAN:
1. Wama dasar tanda pemasangan merah
2. Lebar BAN pada kolom 20 cm sekitar kolom
No. Dok : P 22
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 - 01-2017
Halaman : 7 dari 7
STANDAR PEMASANGAN dan PENGELOLAAN APAR
Lampiran
2
STANDARLABELUNTUKAPAR
CAIR
No. Dok : P 23
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 - 2017
/ Halaman : 1 dari 1
STANDAR SEIRI/SORT
1. TUJUAN :
Standar Seiri/Sort ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah dicapai,
menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang sama terulang, sebagai basis / dasar untuk
perbaikan dan performance penerapan Seiri di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng &
DIY.
2. RUANG LINGKUP :
Standar Seiri/Sort ini berlaku untuk lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY yang
diakses secara umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup mencakup
jalan, tempat parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada dalam
lingkungan di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY.
3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Seiri/Sort adalah suatu acuan / patokan tentang barang-barang /item
yang harus berada di area kerja baik meliputi jenis maupun jumlah karena dibutuhkan dalam kegiatan
sehari- hari dan barang-barang / item yang tidak semestinya berada dalam area bersangkutan karena
tidak dibutuhkan / berhubungan dengan area kerja tersebut.
Standart / acuan / patokan Seiri/Sort dapat berupa tulisan, lambang, gambar atau foto.
4. REFERENSI :
Pedoman penilaian penerapan 5S di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah.
5. STANDART SEIRI/SORT :
5.1. Area kerja sudah sama sekali tidak menyimpan item / barang yang tidak dibutuhkan lagi
dan jumlah item / barang yang dibutuhkan jumlahnya sesuai kebutuhan serta semua item
/ barang dalam keadaan siap pakai.
5.2. Sudah ada prosedur / tatacara mengeluarkan / membuang barang yang tidak dibutuhkan dan
semua personil area yang bersangkutan telah mengetahui, mengerti, memahami prosedur
tersebut serta form-form penerapan sudah ada di area kerja.
5.3. Item / barang yang dibutuhkan berada didekat area kerja dan jumlah serta jenisnya
sesuai kebutuhan.Daftar ringkas sudah ada dan lengkap di area kerja serta sudah
mempertimbangkan frekuensi pemakaian.
5.4. Tidak ada item / peralatan kerja yg rusak dibiarkan begitu saja diarea kerja . Mesin / peralatan
kerja yang berada di area kerja siap pakai serta dalam kondisi optimal
5.5. Lokasi penyimpanan (termasuk alat ukur / pemeriksaan) sudah ditentukan serta mudah dan
cepat untuk mendapatkan serta mengembalikannya
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 24
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 1
STANDAR SEITON/SET IN ORDER
1. TUJUAN :
Standar Seiton/Set in Order ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah
dicapai, menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang sama terulang, sebagai basis / dasar
untuk perbaikan dan performance penerapan Seiton di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY.
2. RUANG LINGKUP :
Standar Seiton/Set in Order ini berlaku untuk di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah
dan DIY yang diakses secara umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup
mencakup jalan, tempat parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada
dalam satuan unit kerja di di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Seiton/Set in Order adalah suatu acuan / patokan tentang penempatan
barang-barang / item yang sudah Seiri (Sort) di area kerja dan mempunyai label / identitas yang jelas
sehingga memudahkan untuk menemukan jika dibutuhkan dan mudah dikembalikan.
Standar / acuan /patokan Seiton/Set in Order dapat berupa tulisan, lambang, marka, gambar dan foto.
4. REFERENSI
Pedoman penilaian penerapan 5R di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 25
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 1
STANDAR SEISO/SHINE
1. TUJUAN :
Standar Seiso/Shine ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah dicapai,
menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang sama terulang, sebagai basis / dasar untuk
perbaikan dan peningkatan performance penerapan Seiso di lingkungan kerja PT PLN (Persero)
Distribusi Jateng & DIY.
2. RUANG LINGKUP :
Standar Seiso/Shine ini berlaku untuk lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY yang
diakses secara umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup mencakup
jalan, tempat parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada dalam di
lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Seiso/Shine adalah suatu acuan / patokan tentang kebersihan yang
harus dipenuhi di lingkungan kerja meliputi peralatan kerja, tools, meja, lantai, dinding, lemari, rak,
mesin, alat kebersihan, alat bantu dan lain-lain yang berada di lingkungan kerja.
Standart / acuan /patokan Seiso/Shine yang dapat berupa tulisan, lambang, marka, gambar
dan foto.
4. REFERENSI
Pedoman penilaian penerapan 5R di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah.
5. STANDAR SEISO/SHINE :
1. Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai jenis dan jumlahnya serta sesuai penempatannya
Sarana / alat kebersihan sudah tersedia sesuai jenis dan jumlahnya dan penempatannya sesuai
ketentuan serta dalam kondisi bersih dan siap pakai.
2. Pembersihan lingkungan kerja sudah dilakukan secara rutin dan terjadwal dan sudah ada standar
kebersihan dan personil yang bertanggung jawab melakukannya.
3. Tanggung jawab kebersihan lingkungan sudah ditentukan dan pelaksanaannya telah sesuai dengan
pembagian lingkungan tanggung jawab resik serta semua personil terlibat dalam bagian
lingkungan tanggung jawabnya.
4. Alat K3 diperiksa dan dibersihkan secara teratur dan tidak ada yang kadaluarsa (out of date)
serta mudah untuk diakses
5. Pada lingkungan kerja tidak terdapat tempelan, tulisan, coretan yang tidak relevan dengan
lingkungan kerja dan media sosialisasi, program yang ditampilkan ditempatkan sesuai ketentuan
serta up to date.
DWI KUSNATO
General Manager
No. Dok : P 26
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 1
STANDAR SEIKETSU/STANDARDIZE
1. TUJUAN :
Standar Seiketsu/Standardize ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah
dicapai dari implementasi Seiri, Seiton dan Seiso, menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang
sama terulang, sebagai basis / dasar untuk perbaikan dan performance penerapan Seiketsu/Standardize
di lingkungan PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
2. RUANG LINGKUP :
Standar Seiketsu/Standardize ini berlaku untuk di lingkungan PLN (Persero) Distribusi Jateng &
DIY yang diakses secara umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup
mencakup jalan, tempat parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada
di lingkungan PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY
3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Seiketsu/Standardize adalah suatu acuan / patokan yang harus
dipenuhi / dilakukan oleh seluruh personil di area kerja untuk menjamin stabilitas penerapan 5S
yang sudah dicapai sebagai basis / dasar untuk melakukan perbaikan dan mengukur performance.
Standar Seiketsu/Standardize ini dapat berupa tulisan, lambang, gambar atau foto.
4. REFERENSI :
Pedoman penilaian penerapan 5S di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah
5. STANDAR SEIKETSU/STANDARDIZE:
5.1. Standarisasi pelaksanaan Seiri, Seiton dan Seiso sudah diterapkan dan mencakup semua area
kerja serta selalu dilakukan perbaikan secara berkesinambungan.
5.2. Eliminasi sumber kotor dan penyederhanaan proses / prosedur sudah dibahas, dilaksanakan
dan dimonitor / dievaluasi serta ditindak lanjuti dengan perbaikan-perbaikan berkesinambungan.
5.3. Penerapan visual kontrol, telah dilaksanakan di semua area serta selalu dilakukan perbaikan
berkesinambungan.
5.4. Pemeriksaan berkala dan evaluasi / audit penerapan 5S telah dilaksanakan secara periodik oleh
personil yang kompeten serta temuan-temuannya selalu ditindaklanjuti.
5.5. Sistem sumbang saran/ K aizen telah diterapkan di semua area dengan dukungan semua
personil secara aktif di semua area, semua personil telah melaksanakannya dan sudah ada
aturan main lengkap dengan form serta ada kewajiban bagi setiap personil untuk memberikan
sumbang saran untuk periode tertentu.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 27
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 1 dari 1
STANDAR SHITSUKE/SUSTAIN
1. TUJUAN :
Standar Shitsuke/ Sustain ini ditetapkan sebagai panduan /acuan untuk merawat yang sudah dicapai,
menjamin stabilitas, mencegah kesalahan yang sama terulang, sebagai basis / dasar untuk
perbaikan dan performance penerapan Shitsuke/Sustain di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi
Jateng & DIY.
2. RUANG LINGKUP :
Standar Shitsuke/ Sustain ini berlaku PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY yang diakses secara
umum oleh semua personil yang meliputi area terbuka maupun tertutup mencakup jalan, tempat
parkir, utilitas, taman, pos security dan fasilitas-fasilitas lainnya yang berada di lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jateng & DIY.
3. DEFINISI :
Yang dimaksud dengan standar Shitsuke/Sustain adalah suatu acuan / patokan yang harus dipenuhi /
dilakukan dalam mengembangkan kebiasaan positif, kebiasaan merawat Seiri, Seiton, Seiso,
kebiasaan melaksanakan prosedur dan standart, kebiasaan peka dan kreatif dalam membentuk
semangat 5S sehingga terbentuk budaya 5S di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng & DIY.
Standar Shitsuke/Sustain dapat berupa tulisan, lambang, gambar atau foto.
4. REFERENSI :
Pedoman penilaian penerapan 5R di perusahaan dan instansi pemerintah propinsi Jawa Tengah.
5. STANDAR SEIKETSU/SUSTAIN :
5.1. Setiap personil dalam organisasi / area kerja sudah menunjukkan sikap kerja dan kebiasaan
positif (pemakaian atribut kerja, tepat waktu, disiplin) serta mempunyai budaya malu.
5.2. Semua personil organisasi / area kerja secara aktif dan kreatif memberikan saran-saran
perbaikan secara rutin baik menyangkut area kerjanya maupun area lain tanpa mengharapkan
penghargaan/ imbalan
5.3. Target/sasaran/quality objective perusahaan, bagian, kelompok maupun perorangan sudah
ada, sudah disosialisasikan, pencapaiannya telah direkam, dimonitor, dievaluasi,
ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan serta pencegahan.
5.4. Sudah ada activity board/ papan informasi 5S d i a r e a k e r j a yang menyajikan informasi
prestasi yang memadai di masing-masing area ( efisiensi, produktivitas, hasil audit, dll) serta
up to date.
5.5. Kegiatan / penerapan 5S sudah dimasukkan / dikaitkan dengan program perusahaan lainnya (ISO
/ GKM / PA / job description / dll) serta sudah tercantum dalam kebijaksanaan perusahaan.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 28
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 1
JOB DESCRIPTION PEMBINA 5 S
1. TUJUAN:
Memberikan komitmen dan dorongan untuk menunjang penerapan 5S di lingkungan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & DIY, memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam
menerapkan, merawat dan mengembangkan 5S di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah & DIY
2. TUGAS :
1. Memberikan komitmen sumber daya yang diperlukan dalam penerapan 5S
2. Memantau / mengevaluasi perkembangan penerapan 5S di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah
& DIY
3. Mendukung dan mendorong pelaksanaan pemantapan / perawatan dan pengembangan penerapan 5S
di lingkungan kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY.
4. Memberikan solusi masalah-masalah yang timbul dari penerapan 5S di lingkungan kerja di PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
5. Mendukung koordinator 5S dalam mencapai sasaran / goal penerapan 5S.
6. Ikut terlibat secara aktif dalam program-program 5S di lingkungan kerja di PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & DIY
7. Melaksanakan s u p e r v i s i terhadap pelaksanaan 5S ada area-area kerja dan memberikan saran-saran
perbaikan dan peningkatan program 5S.
8. Mengevaluasi dampak / hasil penerapan 5S di lingkungan kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah & DIY
3. TANGGUNGJAWAB:
Bertanggung jawab terhadap penerapan 5S sesuai sasaran dan memberikan dampak positif terhadap:
P (Produktivitas)
Q (Quality)
C (Cost)
D (Delivery)
S (Safety)
M (Morale)
E (Environment)
4. WEWENANG:
1. Mengevaluasi, mengoreksi, menyetujui anggaran penerapan 5S.
2. Mengevaluasi, mengoreksi, menyetujui reward dan punishment hasil penerapan 5S di satuan unit
kerja di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 29
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 1 dari 2
JOB DESCRIPTION KOORDINATOR 5 S
1. TUJUAN:
1. Mengkoordinasikan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang penerapan dan pembudayaan
5S dan memastikan setiap personil di lingkungan perusahaan / tempat kerja telah mengetahui,
memahami, melaksanakan, merawat dan mengembangkan 5S di lingkungan kerja masing-masing.
2. Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terbentuknya budaya 5S di lingkungan kerja PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
1. TUGAS :
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan 5S di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &
DIY
2. Mengkoordinasikan dan menetapkan hari 5S lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah & DIY
3. Memastikan semua personil di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
sudah dilatih dan telah memahami, melaksanakan, merawat dan mengembangkannya.
4. Memastikan papan5S telah tersedia di masing-masing area dan informasi-informasi yang disampaikan
dalam papan 5S telah sesuai ketentuan.
5. MemastikanTPS (Tempat Penyimpanan Sementara) telah tersedia dan pengelolaan TPS sesuai ketentuan 5S.
6. Memastikan standarisasi 5S telah ditetapkan di seluruh area kerja / masing-masing PA
(Penanggungjawab Area).
7. Memastikan promosi, pelatihan dan kegiatan dalam membudayakan 5S di lingkungan kerja PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY telah dilaksanakan secara konsisten dan kontinue.
8. Memastikan jadwal penilaian rutin telah dilaksanakan secara konsisten.
9. Mengadakan penilaian / lomba 5S antar area/ PA/ Pokja di lingkungan kerja PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah & DIY.
10. Menyusun jadwal Supervisi Manajemen di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah
& DIY
11. Mengajukan / menyetujui anggaran yang diperlukan dalam penerapan 5S.
12. Menyusun strategi dan rencana kerja program penerapan 5S.
13. Menyusun, mengajukan, menetapkan reward dan punishment terhadap penerapan 5S.
14. Mengkomunikasikan / melaporkan perkembangan / hasil/ dampak penerapan 5S ke pembina dan
anggota organisasi.
15. Melaksanakan tugas-tugas 5S lainnya yang diberikan oleh manajemen PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah & DIY
3. TANGGUNG JAWAB:
1. Memastikan pelaksanaan 5S telah berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Memelihara dan mengembangkan standarisasi 5S.
3. Memastikan semua personil di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
telah dilatih, memahami, melaksanakan, memeliharadan mengembangkan5S.
4. Menciptakan budaya 5S di lingkungan kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & DIY
5. Mengkomunikasikan program-program dan hasil-hasil penerapan 5S baik kepada pihak internal
maupun eksternal.
No. Dok : P 29
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01- 2017
Halaman : 2 dari 2
JOB DESCRIPTION KOORDINATOR 5 S
4. WEWENANG:
1. Mengadakan sosialisasi dan workshop 5S untuk seluruh anggota perusahaan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DIY.
2. Mengajukan/ mengevaluasi/ menyetujui anggaran
3. Mengoreksi, menyetujui dan meningkatkan standarisasi 5S
4. Mengajukan, menetapkan reward dan punishment hasil penerapan 5S
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 30
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 1 dari 1
JOB DESCRIPTION PENANGGUNG JAWAB PIC RUANG
TUJUAN:
1. Membantu tugas Koordinator 5S untuk membudaya kan pengelolaan tempat kerja sesuai standard
5S di lingkungan perusahaan.
2. Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terciptanya karyawan yang mampu mengelola
tempat kerjanya sesuai standart 5S
TUGAS :
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan 5S di area yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Mengusahakan dan menyediakan fasilitas dan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan 5S.
3. Mengupayakan dan memastikan setiap personil yang berada di area yang menjadi tanggung
jawabnya mematuhi ketentuan-ketentuan sesuai standart 5S.
4. Membuat dan memasang papan 5S (terdiri dari : layout perusahaan, denah area tanggung jawab
5S, nama area dan penanggung jawab area dan lain-lain).
5. Memastikan semua personil di area tanggung jawabnya telah di latih 5S.
6. Memastikan area tanggung jawab 5S di areanya, dan menunjuk penanggung jawab untuk masing-
masing area yang sudah dibagi sehingga semua personil di areanya terlibat secara aktif dalam
penerapan 5S.
7. Mengkoordinasikan dan menetapkan hari 5S di area tanggung jawabnya.
8. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang di limpahkan oleh Koordinator 5S.
TANGGUNGJAWAB:
Memastikan pelaksanaan 5S di area tanggung jawabnya telah berjalan dengan efektif dan efisien.
WEWENANG:
1. Menjalankan, menyetujui dan meningkatkan pelaksanaan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan
Shitsuke.
2. Mengajukan usulan pelatihan 5S.
3. Mengajukan anggaran / biaya yang diperlukan untuk penerapan 5S diareanya.
DWI KUSNANTO
General Manager
No. Dok : P 30
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 -2017
Halaman : 2 dari 1
JOB DESCRIPTION PENANGGUNG JAWAB PIC RUANG
No. Dok : P 31
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH Revisi : 01
dan DIY Tanggal : 19 – 01 - 2017
Halaman : 1 dari 1
JOB DESCRIPTION SOSIALISASI dan PROMOSI 5 S
TUJUAN:
1. Membantu tugas Koordinator 5S dalam sosialisasi dan promosi untuk membudayakan pengelolaan
tempat kerja sesuai prinsip-prinsip 5S.
2. Menciptakan infrastruktur untuk mendukung terciptanya karyawan yang mampu mengelola tempat
kerjanya sesuai standart 5S.
TUGAS :
TANGGUNGJAWAB:
WEWENANG:
DWI KUSNANTO
General Manager