TW Irigasi Dan Bangunan Air
TW Irigasi Dan Bangunan Air
Berdasarkan keadaan fisik lapangan dan hasil analisis data hidrologi, didapatkan informasi
seperti berikut ini :
1. Debit banjir rencana 3
= 300 m /dt
2. Kemiringan memanjang dasar sungai -4
= 2,1 x 10
3. Luas daerah irigasi sebelah kanan = 1000 Ha
4. Lebar sungai pada as bendung = 60 m
5. Ketinggian dasar sungai pada as bendung = + 120 m
6. Elevasi sawah tertinggi = + 123,5 m
7. Kebutuhan air untuk tanaman padi di sawah = 1,18 l/dt/Ha
UNTAG SEMARANG
Ir.Rudjito, MT
Menentukan Tinggi Mercu Bendung
Tinggi Mercu = Elevasi Mercu – Elevasi dasar sungai
Faktor – factor yang mempengaruhi peil mercu bendung :
1 Elevasi sawah tertinggi = 123,50
2 Peil muka air sawah tertinggi = 0,15
3 Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 0,10
4 Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier = 0,10
5 Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 0,10
6 Kehilangan tekanan karena turning saluran = 0,15
7 Kehilangan tekanan dari alat ukur = 0,40
8 Kehilangan tekanan karena eksploitasi = 0,10
9 Persediaan untuk lain-lain bangunan = 0,25
10 Kehilangan tekanan dari sungai ke primer = 0,20
Elevasi Mercu Bendung = 125,05
UNTAG SEMARANG
Dimana :
Lebar 3 pintu pada pembilas @2m = 6m
Lebar 2 pintu pada pembilas @1m = 2m
Lebar 1 pilar pada mercu @1,5 m = 1,5 m
Bmercu = Bsungai - Bpembilas
=60–9,5
= 50,5 m
Beff = Bmercu – (2 . n . Kp + Ka1 + Ka2) . H1 KP 02 Hal.38
Untuk mendapatkan harga H1 yang sesuai dengan Qrencana dicoba dengan mengambil harga Cd =
1,3
UNTAG SEMARANG
H1 Beef G Cd Q
1,25 57,30 9,8 1,4 191,03
1,35 57,2840 9,8 1,4 214,357
1,45 57,2680 9,8 1,4 238,5438
1,55 57,2520 9,8 1,4 263,5678
1,65 57,2360 9,8 1,4 289,4006
1,75 57,220 9,8 1,4 316,0160
1,783122 57,2147 9,8 1,4 325,000
= 1,32 x 1 x 1,002
= 1,32 - diambil 1,3
Cd berbeda dari nilai 1,4 jadi rumus diatas dikoreksi menjadi :
1,5
Q = Cd x 2/3 x (2/3g) / 0,5 x Beef x H1
UNTAG SEMARANG
H1 Beef g Cd Q
1,25 57,3 9,8 1,3 177,3941
1,55 27,2520 9,8 1,3 44,7416
1,65 57,2360 9,8 1,3 268,7291
1,75 57,220 9,8 1,3 293,435
1,85 57,2040 9,8 1,3 318,8625
1,865 57,2016 9,8 1,3 322,739
1,8737465 57,2002 9,8 1,3 325,000
Untuk mendapatkan harga H yang sesuai dengan debit banjir dicari dengan cara coba – coba ,
kemudian dihimpun dalam tabel :
UNTAG SEMARANG
H A P R V Q
1,00 69,00 71,472 0,965 0,2501 17,256
2,500 180,00 78,180 2,3024 1,4224 256,031
2,650 191,595 78,851 2,4298 1,5842 303,533
2,6885 195,363 79,068 2,4708 1,6383 320,035
2,7125 196,453 79,130 2,4626 1,6539 324,904
2,7127750 196,474 79,132 2,4829 1,6542 325,000
Harga H = 2,7127750 m
V1 = 2.g(0,5.H1 + Z )
Dimana :
V1 = kecepatan awal loncatan (m/dt)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/dt)
H1 = Tinggi energi diatas ambang (1,8737465 m)
Z = Tinggi jatuh, m = 4,81 ; m = P + nmin
UNTAG SEMARANG
= 11,362 m/dt
Debit persatuan luas (q)
Q = V1 x Yu
Dimana :
Q q
q = Beff Yu = V1
300 5,24
= 57,2002
= 11,362
= 5,24 m = 0,46 m
2. Mencari FR (Froude Number)
V1
FR = g.Yu
Dimana :
FR = Bilangan Froude
V1 = Kecepatan awal loncatan (m/dt)
g 2
= Percepatan gravitasi (9,8 m/dt )
Yu = Kedalaman air diawal loncatan air (m)
11,362
FR = 9,8× 0,4
= 2,898
Syarat penelitian Kolam olak USBR berdasarkan (Fr)
Fr > 1,7 type I
1,7 > Fr > 2,5 type II
2,5 < Fr < 4,5 type III
Fr > 4,5 type IV
UNTAG SEMARANG
Y2 1
= × ( (1± 8.FR2 ) −1
Y 2
u
Dimana :
Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung
Yu = Kedalaman air diawal loncatan air
FR = Bilangan Froude
Y2 1
= × ( (1± 8.(5,141)2 ) −1).0,5
Y 2
u
Y2 = 3,39 m
Y2 = 3,39 < H2 = 2,7130 maka bagian Hilir tidak aman.
FR = 5,141 < 4,5
Dimana :
2
Px = gaya angkat pada x (kg/m )
L = panjang total bidang kontak dan bendung sampai x
(m) ΔH = Beban tinggi energi (m)
Hx = Tinggi energi diatas bendung (m)
Panjang n pemberat maksimum dan yoniciro untuk Up Lift
0,61
M = 2,74 x q
Dimana :
M = dalamnya penggerusan
3
q = debit aliran m lebar (m /dt)
panjang Cut Off (m)
0,61
M = 2,74 x 5,24
UNTAG SEMARANG
= 7,5256 m
Gaya angkat ( Up Lift )
Lx = 5,05 x tg 45 L = H1 + h
= 5,05 x 1 = 1,875 + 2,712
= 5,05 m = 4,58 m
Px = 5,05 x 5,05/5,58 x 1,873
= 2,987 kg/m
Panjang lantai muka dihitung dengan metode lone, yaitu bidang kemiringan g lebih curam dari
45 derajat dianggap vertikal, dan yang kurang dari 45 derajat dianggap horizontal, jalur vertikal
dianggap memiliki daya tahan aliran 3 kali lebih kuat dari pada jalur horizontal, maka dipakai
rumus :
CL x H ∑ ∑
= Lv + 1/3 Lh
Dimana :
CL = Angka embesan Lone ( kerikil halus a,d)
∑ = Jumlah panjang vertikal (m)
Lv
∑ = Jumlah panjang Horizontal (m)
Lh
H = Beda tinggi muka air (m)
CL x H = 4 x 5,05 m = 20,2 m
∑ = 3,50 + 1,677 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,677 + 4
Lv
= 18,354 m
∑ = 1,5 + 4,25 + 2,5 + 1,5 + 5 + 1,5 + 4,75 + 1,5
Lh
= 22,50 m
∑ ∑ = 18,354 + 1/3 . 22,50
Lv + 1/3 Lh
= 25,83 m
∑ ∑
Jadi CL x H < Lv + 1/3 Lh
20,2 m < 25,85 m
Karena jumlah panjang vertikal ditambah 1/3 jumlah panjang horizontal lebih besar harganya
UNTAG SEMARANG
daripada hasil kali dengan rembesan lone dengan beda tinggi muka air, maka kita bisa menahan
lantai muka air dahulu.
Untuk mendimensi saluran ada beberapa unsur, disini dipakai Rumus Striky
q =VxF
2/3
V =KxR x
1/2
I Dimana :
3
q= Debit saluran (m /dt)
v= Kecepatan aliran (m/dt)
I= Kemiringan dasar saluran
R= jari-jari Hidrolis (m), dimana R = A/O
O = Keliling basah (m)
Perhitungan :
3
O = 0,383 m /dt
Berdasarkan tabel KP-02 hal 125 didapat:
m = 1,0
n = 1,0
K = 35
Menurut Lacey dalam teori and Design of Irigation Structure kecepatan pengaliran pada suatu
saluran dengan jenis arah tertentu.
Q. 2
f
V = 140
Dimana :
2
Q = Debit rencana saluran (m /dt)
UNTAG SEMARANG
f = Silf Fouster (untuk clay F = 0,4)
Maka dapat dihitung :
2
= h (m + n)
2
= h (1,0 + 1,0)
2
= 2h
F = b . h + m . h +2
1+ m2 1+ m2
O = b + 2 .h = h (n + 2 )
2
= h ( 1 + 2 1+ 1 )
= 3,82 h
R = F = 2h2
O 3,82h = 0,52 h
2 2
0,383.0,4
Q. f
140 = 140
V=
= 0,275 m/dt
Q 0,383
V= f 0,275 = 2h2
= 0,696
H2
H = 0,834 0,8 m
Maka :
H = 0,8 m
b = n . h = 1,0 . 0,8 = 0,8 m
F 2 2 = 1,28 m
= 2h = 2 . (0,8)
R = 0,52 h = 0,52 x 0,8 = 0,416 m
Rumus Manning :
2/3 1/2
V =KxR xI
2/3 1/2
0,275 = 35 x 0,416 x1
0,275
= 35.0,4162 / 3
1 1/2
1= 0,0001
Tinggi jagaan (w) 1/2
= 0,2 x 0,15 x Q
Dengan kecepatan air v = 1,00 m/dt ditetapkan butir-butir berdiameter 0,01 s/d 0,04m dapat
masuk, untuk itu diambil rumus :
Q = µ.b.a 2.g.z
Dimana :
Q= Debit (m3/dt)
µ= Koefisien debit untuk bukaan dibawah permukaan air dengan
kehilangan energi kecil µ = 0,80
b= lebar bukaan, n
a= tinggi bukaan, m
g= percepatan gravitasi (g=9,8 m/dt)
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan (0,15 m)
maka :
Ap=0,796
b = 0,517
b = 0,8 a
Q 3
= 1,2 Qp = 1,2 x 0,383 = 0,459 m
UNTAG SEMARANG
Q
a.b = µ 2gz
0,459
= 0,8 x 0,646
= 0,517
Jadi digunakan pintu pengambilan dengan lebar = 0,817 m dan tinggi = 0,796 m, Untuk
lebar pengambilan utama (w) = lebar pembilas/0,6
= 5/0,6 = 8,33 m
1=1
6 10
dari lebar sungai pada as bendung
Lpbl = 1/6 . 60 = 10 m
Maka : 10/3 = 3,33 m
UNTAG SEMARANG
Jadi elevasi dasar pintu pembilas (Epp)
Epp = + 120,00 – 0,5 = 119,5 m
Kecepatan aliran yang digunakan untuk menghanyutkan semua sedimen yang terbawa air sungai
mengendap didepan pintu pengambilan diambil dengan rumus :
1/2
Vc = 1,5. C.d
Dimana :
Vc = kecepatan kritis yang diperlukan untuk pembilasan (m/dt)
C = Koefisien yang tergantung dari bentuk sedimen (5,5)
d = diameter maksimum butir (0,10 m)
maka:
1/2
Vc = 1,5 . 5,5 (0,10)
= 2,609 m/dt
Jadi debit yang diperlukan untuk pembilasan
3 3
V = (2,609) = 1,812
c
g 9,8 3
Qmin = m /dt
Pintu terbuka penuh
Kecepatan aliran adalah :
V = c. 2gz
Dimana :
V = kecepatan aliran (m/dt)
P = Tinggi muka air (125,05 – 119,5) = 5,55 m
C = koefisien (0,75)
Z = 1/3.P = 1/3. 5,55 = 1,85 m
Maka :
= 4,275 m/dt
V = 0,75 . 2.9,8.1,85
Vc =v
2,609 = 4,275 m/dt
UNTAG SEMARANG
PERHITUNGAN KANTONG LUMPUR
Tujuan : pengendapan pasir atau lumpur agar tidak masuk kehilangan energi dalam saluran,
sebab bila pasir atau lumpur terbawa masuk dalam saluran akan mengakibatkan terjadinya
pengendapan.sehingga mengurangi kapasitasnya. Kriteria dan bentuk Hidrolis :
1. Pembilasan dilaksanakan secara hidrolis
2. Perhitungan kemiringan dasar kantong lumpur dan besar debit pembilas ditentukan
dengan memperhatikan bahwa kecepatan rata-rata dapat menimbukan tumbuhnya
vegetasi atau pengendapan partikel-partikel lempung.
3. Besarnya kecepatan hendaknya selalu dibawah kecepatan kritis, karena kecepatan super
kritis akan mengurangi efektifitas proses pengambilan.
4. Panjang kantong lumpur ditetapkan sedemikian rupa sehingga cukup waktu untuk
mengendapkan butiran.
Gambar potongan memanjang kantong lumpur
95,75
8
Qn 0,383
Lb = w Lb = 0,004 = 95,75 m2
Dari KP-02 hal 141 diperoleh :
L/B > 8 maka, dapat dihitung B dan L
2
Lb = 95,75 m
Lb > 8
L>8b Lb= 95,75
2
8b = 95,75
b<
b< 3,459
b dipakai 3,46 L>8b
L>8. 3,46
L>27,68 m
Jadi b <3,46 m dan L>27,68 m
Menentukan tinggi P
Dari grafik 3.8 hal 68 Kp penunjang, untuk d = 0,007 m diambil kecepatan kritis Vcr
didaerah bergerak = 0,015 m/dt.
ghz
Vcr =
v
= g
I1/2 h
0,015
1 = 9,8.0,8 = 2,8 x 10-5
-5 -4
P = 1 x 1 = 2,8 x 10 . 27,68 = 7,7 . 10 = 0,7 m
UNTAG SEMARANG
Menentukan kolam pengendap
V = 0,399 m/dt
2
Q = 0,383 m /dt
Q = 0,383 = 0,959
v 0,399 m
2
A =
A = (b + h).h
2
0,959 = (0,8 b + 0,8 )
0,959 − 0,64 = 0,398
b = 0,8 m
2
o = b + 2h 1+ m
=
1+12
0,398 + 2.0,8
=
2,66 m
A = 0,959 = 0,360
R =O 2,66 m
v = 0,399 = 5,07.10−4
= k.R2 35.0,360
1 1/2
Pp = b + 2h m2 +12
1 +1
= 0,398 + 2.0,8 = 2,66 m
UNTAG SEMARANG
A = 0,958 = 0,360
p
pp 2,00
Rp =
87 = 87
σBazin 1 0,46
1+ +
C Bazin = pp 0,36
Qp = 0,398 = 0,399
V 0,958
= Ap
V = c R.I
0.5 v
1/ 2
I pengambilan = c.R
0.5 0,399
49,254.0,36
=
-4
= 1,8 x 10
Perhitungan Pembilasan
Q pembilasan = 1,2 x Q pembilasan
= 1,2 x 0,383
3
= 0,459 m /dt
b = 0,398 m
V pembilasan = 2,75 m/dt
Ap = 0,459 = 0,166
Ap = v 2,75
A = 0,166 = 0,419
p
h pembilasan b 0,398 m
=
2
(b + 2m.hkr
3 Q
h kritis = g(hkr )
UNTAG SEMARANG
= b
g b 3
Tembok tegak = m = 0 -------------- =
Cheek untuk = 1.1 R2
=
0,530m
2
3
.0,398
1,1.(0,459)
h kritis = 9,8.(0,398)
h kritis = 0,530 m
h pembilasan = 0,419 m
UNTAG SEMARANG
q = 0,459 = 0,166m
A =v 2,75
A = 0,166 = 0,134m
R =p 1,236
87
C [
= 1+ 0,46/ 0,134 ] = 38,553
v2 = 2,752 = 0,0379
1 pembilas = c2 R 38,5532.0,134
Stabilitas bendung
Gaya – gaya yang bekerja pada bendung
1. Akibat berat sendiri
Gaya = Tinggi x lebar x berat jenis beton
(Untuk bendung segitiga dikalikan ½)
Momen = Gaya x lengan
UNTAG SEMARANG
Kode Tinggi(m) Lebar(m) Berat Gaya Lengan Momen
Jenis (ton) (m) (ton/m)
Gaya
Kode (ton)
H V
W1 5,05 5,05 1 12,751 5,183 66,088
W2 5,05 1,00 1 5,050 6,025 30,426
W3 1,87 1,5 1 -2,805 7,485 -20,995
W4 2,71 2,71 1 -3,672 0,903 -3,316
W5 2,71 2,71 1 -3,672 1,807 -6,635
14,129 -6,477 65,568
UNTAG SEMARANG
3. Akibat Gempa
Gaya gempa = gaya x Koefisien Gempa
Kode Koefisien Gaya GayaLengan Momen
Gempa(m) (ton) 3
(m) (t/m)
gempa(t/m )
G1 0,15 28,215 4,22 4,275 18,092
G1 0,15 54,673 8,201 3,850 31,573
G1 0,15 1,238 0,186 1,000 0,185
G1 0,15 8,250 1,238 0,750 0,928
Beban diatasnya :
UNTAG SEMARANG
q =hxw = 5,05 x 1 2
= 5,05 t/m
σ = q x Ka x 2c x k
a1 a
= 0,704
5,05 x 0,704 – 2 x 0,03
=
3,556 – 0,05
= 2
3,505 t/m
(γ − γ )
σ a2 = sub w x t x ka
=
(1,599 – 1) x 3,5 x 0,704
= 2
1,476 t/m
No Hx Lx L ∆H Px
A 5,05 0 28,55 2,712 5,05
B 8,55 3,5 28,55 2,712 8,182
C 8,55 4,66 28,55 2,712 8,130
D 7,05 5,667 28,55 2,712 6,455
E 7,05 7,094 28,55 2,712 6,306
F 8,55 8,594 28,55 2,712 7,649
G 8,55 9,427 28,55 2,712 7,561
Momen Up Lift Pressure pada kondisi normal dititik x
UNTAG SEMARANG
b. Pada Keadaan Air Banjir
No Hx Lx L ∆H Px
A 5,05 0 28,55 2,712 5,05
B 8,55 3,5 28,55 2,712 8,182
C 8,55 4,66 28,55 2,712 8,130
D 7,05 5,667 28,55 2,712 6,455
E 7,05 7,094 28,55 2,712 6,306
F 8,55 8,594 28,55 2,712 7,649
G 8,55 9,427 28,55 2,712 7,561
1. Terhadap Guling
a. Momen Tahanan
Beban sendiri = 495,76 tm
Up Lift Pressure = 0,380 tm +
----------------MG = 495,388 tm
b. Momen Guling
UNTAG SEMARANG
Tekanan air = 89,879 tm
Tekanan Tanah = 32,549 tm
Up Lift = 0,060 tm
Akibat Gempa = 50,780 tm +
--------------------MG = 190,716 tm
MT = 495,388 = 2,597 > 1,5
a. Gaya Vertikal
Berat sendiri = 92,376 ton
Tekanan air =-
Up Lift Vertikal = 0,053 ton -
------------------ v = 92,323 ton
b. Gaya Horizontal
UNTAG SEMARANG
Stabilitas Bendung Pada Keadaan Air Normal
1. Terhadap Guling
a. Momen Tahanan
Beban sendiri = 495,768 tm
Up Lift Pressure = 0,285 tm +
----------------MG = 495,485 tm
b. Momen Guling
UNTAG SEMARANG
b. Gaya Horizontal
Tekanan Lumpur = 3,36 ton
Tekanan Air = 12,751 ton
Tekanan tanah = 14,851 ton
Up Lift Horizontal = 0,037 ton
Akibat gempa = 13,847 ton +
--------------- H = 44,846 ton
F.V = 0,75.92,323 = 1,544 > 1,25
H 44,846 -Aman
Syarat Keamanan =
UNTAG SEMARANG