TINJAUAN PUSTAKA
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut WHO (2013), batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Berdasarkan The Joint
National Commite VIII (2014) tekanan darah dapat diklasifikasikan berdasarkan
usia dan penyakit tertentu. Diantaranya adalah:
Tabel 2.1 Batasan Hipertensi Berdasarkan The Joint National Commite VIII
Tahun 2014
Usia cenderung menjadi faktor risiko yang sangat kuat. Angka kejadian
(prevalensi) Hipertensi pada orang usia muda masa kuliah berkisar 2-3%,
sementara prevalensi Hipertensi pada manula berkisar 65% atau lebih
(Townsend, 2010). Tekanan darah cenderung naik seiring bertambahnya usia,
risiko untuk meningkatnya penyakit Hipertensi akan lebih tinggi juga seiring
bertambahnya usia (CDC, 2015).
Diet yang terlalu tinggi natrium dan terlalu rendah kalium dapat
meningkatkan risiko terserang Hipertensi. Makan terlalu banyak unsur natrium
dalam garam dapat meningkatkan tekanan darah. Sebagian besar natrium kita
dapatkan berasal dari makanan olahan dan makanan restoran. Tidak cukup
makan kalium juga bisa meningkatkan tekanan darah. Zat kalium dapat
ditemukan pada makanan seperti pisang, kentang, kacang-kacangan, dan yogurt
(CDC, 2014).
Hipertensi akan meninggi jika meminum alkohol lebih dari tiga kali dalam
sehari. Dan mengkonsumsi alkohol sedang (moderate) diperkirakan punya efek
protektif (Bustan, 2015). Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung, dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus
dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang
sangat berbahaya yang akan memicu penyakit- penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan darah (Irianto, 2015).
g. Stress
h. Jenis Kelamin
i. Suku
4. Jenis hipertensi
a. berdasarkan Etiologi
2) Hipertensi Sekunder
6. Komplikasi
a. Payah Jantung, Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi jantung
tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi
karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.
b. Stroke ,Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadi stroke, karena tekanan
darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah
lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka
terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat
terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet dipembuluh yang
sudah menyempit. Stroke umumnya disebabkan oleh suatu hemorrhage
(kebocoran darah atau leaking blood) atau suatu gumpalan darah dari
pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wulandari A & Susilo Y, 2011).
c. Kerusakan Ginjal, Hipertensi adalah salah satu penyebab penyakit ginjal kronis
dimana hipertensi membuat ginjal bekerja lebih keras yang mengakibatkan
selsel pada ginjal lebih cepat rusak (Wulandari A & Susilo Y, 2011). Hipertensi
dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang
berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan
tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali
kedarah
7. Pengobatan hipertensi
a. Pengobatan nonfarmakologik
Merupakan pengobatan tanpa obat-obatan anti hipertensi, Dilakukan
dengan cara :
1) Pengaturan diet
Penurunan berat badan merupakan modifikasi gaya hidup yang baik bagi
penderita penyakit hipertensi. Menurunkan berat badan hingga berat badan
ideal dengan munggurangi asupan lemak berlebih atau kalori total. Kurangi
konsumsi garam dalam konsumsi harian juga dapat mengontrol tekanan
darah dalam batas normal. Perbanyak buah dan sayuran yang masih segar
dalam konsumsi harian (Syamsudin, 2011).
3) Menejemen Stres
4) Mengontrol kesehatan
5) Olahraga teratur
Tekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat mengalir di
dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan tubuh manusia.
Darah dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sebagai media
pengangkut oksigen serta zat lain yang di perlukan untuk kehidupan sel-sel di
dalam tubuh (Moniaga, 2012). Menurut Gunawan (2007) dalam Suri (2017) istilah
“tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah
sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan
darah ketika menguncup (kontraksi) sedangkan, tekanan darah diastolik adalah
tekanan darah ketika mengendor kembali (rileksasi). Tekanan darah tiap orang
sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah lebih
rendah dibandingkan usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas
fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas
dan lebih rendah ketika sedang beristirahat (Sutanto, 2010).
d. Merokok
Perokok berisiko tinggi hipertensi, Nikotin membuat tekanan darah
melonjak penyebab hipertensinkronis. Berhenti merokok membantu
menurunkan tekanan darah, plus ada manfaat kesehatan lain.
B. Aktivitas Fisik
A. Pengertian
C. Olahraga
1. Definisi Olahraga
merupakan salah suatu aktifitas fisik yang teratur dan terstruktur untuk
meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan
dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
imunitas dan serta kemampuan fungsional tubuh. Latihan fisik dapat berupa
latihan yang bersifat aerobik maupun anaerobik. Latihan aerobik adalah latihan
yang memerlukan oksigen untuk pembentukan energinya yang dilakukan secara
terus menerus, ritmis, dengan melibatkan kelompok otot – otot besar terutama
otot tungkai pada intensitas latihan 60-90% dari Maximal Heart Rate (MHR) dan
50 – 85 % dari penggunaan maksimal oksigen selama 20 – 50 menit dengan
frekuensi latihan tiga kali perminggu (Kusmaningtyas, 2011).
2. Jenis-jenis Olahraga
Olahraga secara umum digolongkan menjadi dua jenis tergantung dari efek
keseluruhannya terhadap tubuh manusia.
a. Olahraga aerobic
Olahraga aerobik adalah olahraga yang meningkatkan konsumsi oksigen
secara dramatis dalam jangka waktu yang panjang. Karakteristik penting
untuk olahraga aerobik adalah intensitas dan durasinya. Berdasarkan segi
intensitas, olahraga aerobik harus meningkatkan denyutan nadi sampai ke
tingkat tertentu. Intensitas untuk olahraga aerobik bervariasi sebanyak 50-
80% dari denyut jantung maksimal. Olahraga aerobik ada 2 macam yaitu low
impact dan high impact, yang fokus pada peningkatan daya tahan
kardiovaskular (Purwanto, 2011).
b. Olahraga anaerobik
Olahraga anaerobik membutuhkan banyak energi yang intensif dalam durasi
yang pendek, tetapi tidak memerlukan konsumsi oksigen yang tinggi.
Olahraga anaerobik dapat memperbaiki kecepatan dan daya tahan otot, tetapi
harus berhati-hati karena bisa menjadi bahaya pada orang yang menderita
penyakit jantung koroner, seperti aktivitas yang meningkatkan kekuatan otot
dalam jangka pendek, dan latihan berat badan (Purwanto, 2011)
3. Jalan kaki
a. Pengertian
adalah suatu kegiatan fisik yang menggunakan otot-otot terutama otot
kaki untuk berpindah dari suatu tempat atau ketempat lain. Menurut hasil
wawancara dengan Dosen Fakultas Pendidikan dan Olahraga Universitas
Pendidikan Indonesia, Gumilar menjelaskan “Jalan kaki adalah gerakan yang
terstruktur dan terencana dan mempunyai induk organisasi atletik. Sedangkan
menurut hasil wawancara dengan Dosen Sports Medicine FPOK Universitas
Pendidikan Indonesia, Angkawidjaya “Jalan kaki adalah keterampilan dasar yang
dimiliki manusia yang merupakan basic skill seperti melompat dan merupakan
tahap pembelajaran setiap manusia dari lahir”. Gerak tubuh yang kita lakukan
dalam berjalan didominasi oleh langkah kaki, meskipun gerak tangan, dan
anggota badan lainnya juga di perlukan tetapi gerak langkah kaki sebagai gerak
utama. Gumilar (2016) berpendapat bahwa jenis jalan kaki dalam nomor atletik
mempunyai tiga tingkatan yaitu :
1. Jalan kaki sebagai rekreasi.
2. Jalan kaki sebagai kesehatan.
3. Jalan kaki sebagai atletik atau prestasi.
Menurut Riza (2008), olahraga jalan kaki yang dilakukan secara teratur dapat
menjaga kestabilan tekanan darah karena peredaran darah akan menjadi lancar.
Seseorang yang berolahraga secara teratur terbukti dapat menurunkan tekanan
darah ke tingkat normal sebesar 50% dibandingkan dengan orang yang jarang
melakukan aktivitas tersebut.
. Jalan kaki sangat berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah. Selain itu
jalan kaki juga dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Otot jantung
membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberikan
suplai) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti. Untuk
itu, otot jantung membutuhkan darah yang lebih keras dan lancar. Berjalan kaki
tergopoh-gopoh memperderas aliran darah kedalam koroner jantung. Dengan
demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga
untuk bisa tetap cukup berdegup. Bukan hanya itu, kelenturan pembuluh darah
arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengambang akan terbantu oleh
mengejangnya otot-otot tubuh yang berada disekitar dinding pembuluh darah
sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya,
tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antar sel darah
yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah dan penyumbat pembuluh darah
akan berkurang (Kusuma, 2006).
Jalan santai yaitu sejauh 2,5 km sehari. Jalan kaki seperti ini membuat nafas
yang di keluarkan stabil dan tidak terengah-engah seperti berlari.
Jalan cepat yaitu Jalan yang membutuhkan banyak energi. Saat berjalan, otot
tubuh bagian bawah mendapatkan kerja lebih keras. Jalan cepat juga membuat
tubuh berkeringat, nafas akan menjadi cepat. Apalagi jika berjalan sambil
mengayunkan lengan, ini akan membuat otot yang ada ditubuh bagian atas juga
ikut termaksimalkan.
Jalan di bukit atau hiking. Jika sudah terbiasa dengan jalan cepat dan ingin
berlatih lebih keras. Jalan di bukit adalah hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kerja jantung sehingga dapat membakar kalori lebih banyak. Jalan
kaki di perbukitan menekankan kerja pada otot kaki sehingga otot akan lebih
kuat. Untuk merasakan efeknya dengan maksimal, posisi bahu harus lurus dan
badan tegak. Dan saat berjalan turun, berdirilah dengan tegak dan biarkan lutut
dan kaki bergerak lebih bebas sesuai dengan ayunan kaki.
Syarat-syarat berjalan kaki yang benar Ada beberapa hal yang harus
sebaiknya diperhatikan jika akan melakukan jalan kaki sebagai kesehatan yaitu
(sumber: http://segiempat.com/tips-dancara/kesehatan/cara-berjalan-kaki-yang-
benar/):
1) Sebaiknya saat berjalan kaki menggunakan baju atau jaket yang berwarna
terang, agar pejalan kaki yang lain dapat melihat dengan jelas.
2) Gunakanlah sepatu yang sesuai untuk berjalan kaki. Yang memiliki bantalan
yang kuat dan fleksibel yang dapat menopang keseimbangan tubuh dan juga
memiliki ruang yang cukup untuk jari-jari.
3) Saat berjalan posisi leher tidak boleh menengadah atau menunduk. Usahakan
posisi kepala netral dengan pandangan lurus kedepan agar tidak mengalami
nyeri pada leher.
4) Saat mulai berjalan, daratkan terlebih dahulu tumit ke tanah. Bahu sebaiknya
tidak membungkuk dan lebih rileks. Tekuklah siku selama berjalan hingga
membentuk sudut 90 derajat dan ayunkan ke pusat tubuh. Ini akan membantu
membakar lebih banyak kalori dengan karena cara ini akan melibatkan lebih
banyak otot yang bekerja.
5) Usahakan tubuh berdiri sejajar sehingga otot punggung dan bokong bekerja
lebih maksimal dan dapat menghasilkan pembakaran kalori yang lebih
banyak.
6) Usahakan untuk bernafas seirama dengan langkah dengan posisi dada sedikit
terangkat. Agar dapat menarik nafas panjang dan memperluas otot perut.
7) Saat mengambil rute yang menanjak, beban pada persendian dapat dikurangi
dengan cara mencondongkan tubuh sedikit ke depan. Sebaliknya, saat
mengambil rute yang menurun, bisa mencondongkan tubuh ke belakang.
8) Untuk pembakaran lemak, tambahkan kecepatan langkah kaki selama 60
detik pertama, dan untuk 120 detik berikutnya kembalilah ke kecepatan biasa.
Ulangi interval ini sesering yang bisa lakukan dan selama yang diinginkan.
Jumlah lemak yang terbakar akan meningkat dengan variasi interval dan
tenaga yang dikeluarkan pada tahap ini secara dramatis.
9) Untuk mencegah dehidrasi, jangan lupa untuk selalu membawa air mineral.
Waktu yang baik untuk berjalan kaki adalah pagi hari selama 15 hingga 30
menit secara rutin untuk kebugaran dan siang hari untuk pembakaran kalori.
c. Manfaat Jalan Kaki bagi Kesehatan
Jalan kaki sebagai olahraga memiliki manfaat bagi kesehatan. Sehat
menurut WHO adalah “Sejahtera paripurna, sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera
jasmani, sejahtera rohani dan sejahtera sosial bukan hanya bebas dari penyakit,
cacat ataupun kelemahan”. Kuntaraf dan Kathleen L.K (1992) mengatakan dalam
bukunya. Olahraga memiliki banyak manfaat yaitu :
1) Kesehatan Jantung
Hipertensi
Keterangan :
: Diteliti
:Tidak diteliti