NIM : 051611133068 KELAS :C TUGAS ANFAR II PARABEN DALAM SEDIAAN KOSMETIKA
“An overview of sample preparation for determination of parabens in cosmetics”
Paraben merupakan senyawa ester turunan dari asam p- hidroksibenzoat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Paraben banyak digunakan dalam kosmetik sebagai pengawet. Sekitar 75-90% kosmetik menggunakan paraben sebagai bahan pengawtnya. Karakteristik paraben yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna menyebabkan paraben banyak digunakan. Penggunaan yang luas dan kontroversial akibat dari efek samping yang dihasilkan menyebabkan golongan paraben menjadi seyawa yang paling popular dalam analisis kosmetik. Kompleksitas matriks dari kosmetik memunculkan pengembangan metode analisis yang beragam, diantaranya: analisis menggunakan metode HPLC-UV, GC-MS, SMPE, dan LPME. Suatu metode hanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi beberapa jenis senyawa saja, sehingga perlu dilakukan pengembangan metode analisis yang dapat meningkatkan kecepatan dan kemudahan dan dapat memperoleh karakteristis analisis yang lebih baik Meskipun sudah terdapat metode identifikasi yang dikeluarkan secara resmi oleh EU, namun pada pelaksanaannya masih terdapat banyak kendala, sehingga diperlukan pengembangan metode. Strategi pengembangan metode analisis dapat dilakukan dengan menyederhanakan preparasi sampel. Salah satu metode preparasi sampel adalah dilusi dan homogenisasi dengan cara pengadukan, vorteksi, atau sonikasi. Tapi pada kebanyakan metode preparasi sampel tidak ada proses penghilangan matriks sehingga memungkinkan terjadinya gangguan matrik ketika analisis. Teknik pemisahan seperti LC, capillary electrophoresis, dan GC diperlukan untuk mencegah pengaruh gangguan matrik. Beberapa masalah yang terjadi pada analisis paraben diantaranya adalah linineritas yang buruk, sehingga diperlukan penambahan standard. Selain itu sampel paraben juga dapat meningkatkan resiko kerusakan kolom kromatografi. Beberapa metode preparasi sampel untuk ektraksi paraben dari Kosmetik: a. Matrix Solid-Phase Dispersion: untuk sampel yang kental, padat maupun setengah padat, sehingga sesuai untuk sampel kosmetik. b. Dispersive Micro-Solid-Phase Extraction: menggunakan hanya sedikit solid sorbent untuk ekstraksi, dapat mengurangi masalah cartridge clogging dan prosedur operasional ynag lama. c. Solid-Phase Microextraction dengan Fiber: menggunakan fused- silica fiber dangan polimer sebagai sorbent. Untuk menggunakan metode ini sampel paraben harus dilakukan derivatisasi karena karakteristik paraben yang non-volatile. d. Stir-Bar Sorptive Extraction: menggunakan stir-bar coated dengan dengan sorbent material. Jumlah coating SBSE lebih banyak dari SPME, sehingga ekxtraksi dapat meningkat. e. Liquid-Phase Microextraction-Based Techniques: Supercritical Fluid Extraction: unuk penentuan paraban dalam sampel tanpa preparasi sampel, menggunakan supercritical CO2 untuk mempengaruhi kepolaran paraben dalam sampel sehingga paraben dapat terekstrak. f. Pressurized Liquid Extraction: menggunakan pelarut cair untuk meningkatkan suhu dan tekanan, sehingga ekstraksi dari analit dapat meningkat. Untuk meningkatkan selektivitas, reprodusibilitas, dan efisiensi ekstraksi digunakan sorbent, salah satunya MWCNTs yang memiliki permukaan sangat higroskopis yang dapat mengabsorpsi paraben dengan lebih selektif; dan dapat mencegah ionisasi paraben pada pH stabilitasnya.