Anda di halaman 1dari 8

PKPA UNAIR 112 BIDANG RUMAH SAKIT

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RS

DISKUSI 1 sesuai dengan standar pelayanan


 Untuk mengevaluasi SOP/ pedoman2 mutu?)  retrospektif
yg akan digunakan  Evaluasi  Hasil monitoring tersebut 
prospektif evaluasi: ternyata ada ganti personel
 ODD  penyiapan harian jd kinerjanya berbeda  planning ke
 UDD  per sekali pakai depan (ada supervisi apt lama ke apt

 Sentralisasi  di pusat instalasi baru)  bersamaan monitoring

farmasi prospektif

 Desentralisasi  ada depo di tiap


unit perawatan / pelayanan  Pelayanan farmasi satu pintu: semua

 Sau pintu  proses pengeelolaan perbekalan farmasi (reagen, obat,

terkait pelayanan kefarmasian – vaksin, kasa, dll)  harus dari

seperti pengadaan- hanya dilakukan instalasi farmasi  gaboleh krn

oleh instalasi farmasi di rumah sakit gaada jd px ambil ke apt lain 

 MONEV  banyak yg retrofektif tujuan satu pintu: tau sebaran

tapi ada yg prospektif peresepan samapai mana? 


masukan: kalo ada yg kosong 
 Contoh: apt tidak hanya bekerja
tambahkan ke formularium. Satu
melihat saja  yg lalu bagaimana?
pintu  peluang bisanis yang besar
Program sdh berjalian dengan baik
 dulu di dr Sutomo tdk satu pintu
atau tidak. Contoh lain: pengendalian
 apotek di depan banyak
suhu ruangan dan lemari es untuk
berjamuran  sekarang semua
ruang penyimpanan obat
perbekalan farmasi harus satu pintu.
prospektif. Trolley emergency (isi
lengkap? Kondisi baik? Tersegel
atau tidak?)  prospektif.  UDD dan ODD  sistem distribusi

 Dari pelayanan farmasi yg kita  Ada apa saja di sistem distribusi:

lakukan, apakah ada yg perlu  UDD  per pemberian  hindari

diperbaiaki? (Co: antrian resep  kesalahan pemberian (misal fenitoin


sdh disiapkan untuk sehari padahal  Sistem sentralisasi  lebih ramping
malam sdh tdk diberikan  salah) sistemnya  SDM nya lebih sedikit
 ODD  per hari untuk paket krn semua terpusat  kalo UDD bisa
persalinan diantarkan ke unit masing2
 WFS  white floor stock   Ada kelebihan dan kekurangannya
perbekalan farmasi ada dalam unit masing2
perawatan  pengelolaannya sdh  Yg pelayanan farmasi satu pintu 
ikut unit  Co: IRNA Lt. 4 butuh obat yg diresepkan  masuk ke satu
kasa, perban, dll untuk rawat luka  pintu itu  kalau ada obat yg tdk
perawat order ke logistik farmasi  ada: ada apotek rekanan – MOU:
datangnya perbox  taruh di unit  instalasi farmasi dan apotek
stoknya lepas tanggungjawab farmasi rekanan/RS rekanan (RSUA rekanan
 kecuali penyimpanan dan dengan Asrama Haji)
pengelolaan – masih tanggung jawab  FIFO FEFO diterapkan pada sebuah
farmasi. aspek untuk menghindari EXP
 Individual prescribing  peresepan DATE OBAT di instalasi farmasi 
1 org untuk beberapa pemakaian  untuk pemilihan mau FIFO atau
untuk px rawat jalan dan px baru FEFO  tergantung kebijakan di
keluar dari IGD sana  mau FIFO atau FEFO
 Kombinasi:  Pemilihan pemasok ada kriterianya,
 Obgin  kombinasi ODD dan UDD seperti telah memenuhi persyaratan
hukum, reputasi baik, mampu
 Sistem Desentralisasi  ada suatu memenuhi kewajiban 

unit / depo2 di sekitar ruang rawat RATINGNYA BAGUS SIH


inap untuk memudahkan perawat/ INTINYA
pasien yg membutuhkan obat  di  Tindakan apt untuk menjamin
setiap unit pelayanan ada unit destock terminimalisir  tim khusus
farmasi depo  biasanya di satu  Obat di Fornas  mayoritas
ruangan bisa seragam jenis terapinya. diadakan di RS
 Anak pakai penisilin, dewasa pakai  FIFO/FEFO  diterapkan
sefalosporin keduanya  lebih diutamakan FEFO
(optimalkan)  pencatatan ada di  Jika kita sdh tau exp  bagi yg 3
logistik farmasi  saat distribusi bulan/6 bulan  kalo mendekati exp
rawat inap butuh Ab ceftriaxon  bisa dikembalikan ke distributor 3
nomoor batch sdh ada  yg bln atau 6 bulan sebelumnya tgt
diberikan sesuai no. batch perjanjian dengan dokter
 Peresepan juga memilih sesuai  Untuk menggunakan fornas  untuk
dengan batch dan exp yg sdh ada e-resep px JKN di log sesuai status
 Misal obat yg datang hari Jumat EXP penjaminnya  dia JKN, maka obat
lebih pendek dari hari Senin  maka yg keluar adalah obat yg ada di
Jumat akan diutamakan terlebih formularium nasional (x keluar e-
dahulu. katalog)
 Pemasok/distributor/supplier   Berkala refresh peresepan obat 
aspek legalnya dulu (berizin dilihat generik, sesuai fornas 
dari faktur – ada surjin sbg memberikan data mutu RS  makin
distributor)  scr rutin dimiinta RS banyak yg sesuai dengan fornas 
untuk memperlihatkan , 2) kualitas RS makin baik
kemampuan untuk menyediakan  KSM/ SMF???
obat2an sesuai pesanan dengan  Perencanaan dan pengadaan sediaan
waktu yg diinginkan farmasi: ADA materi sendiri
 Untuk kebutuhan CITO  tgt
kecepatan dia melayani kita BU DINDA: STANDAR PELAYANAN
 Untuk menyiapkankebutuhan dlm DI RUMAH SAKIT
jumlah besar dan terencana  bisa  UU Kesehatan  siapa saja yg
lelang/diberikan langsung  cek berhak menjalankan pelayanan
legalitas dan jumlah stok  RS  tipe RS, brp minimal apt yg
 Det stock  dilakukan secara rutin harus dipunyai oleh RS
stock opname  dari sana kita tau   RS  institusi yg menjalankan
diumumkan dalam edaran di KFT pelayanan kesehatan secara
krn ada perwakilan dokter2  dokter paripurna (hulu ke hilir)  rawat
meresepkan obat2 sesuai yg ada di inap, rawat jalan, gawat darurat
stock RS:
1. Pemerintah (Pusat: RSP Sarjito, tahun sekali  eval : obat A cukup
Pertamina; Daerah: RSUD Sutomo banyak diresepkan/tidak banyak 
(Pemprof) Soewandi (Kota)) optimalkan sbg pertimbangan
2. Swasta pengadaan selanjutnya (mutu RS
 Kalau tdk ada tenaga kefarmasian di membaik) juga untuk menjamin
RS  pelayanan how? Gaada  keselamatan penggunaan obat yang
wajib punya APT berkelanjutan.
 Farmasis  menjamin ketersediaan  KIT emergensi  ada kesepakatan
perbekalan farmasi  bermutu, antara farmasi dan seluruh tenaga
bermanfaat, aman, dan terjangkau medis di RS  jenis dan brp
 Alat kesehatan dan bahan habis pakai banyaknya harus pas untuk
 semua dr instalasi farmasi menangani tindakan kegawat
 Untuk meningkatkan mutu daruratan  sediaan lengkap tapi
kehidupan pasien  MUTU ITU cukup di satu tempat  tidak boleh
PENTING! bercampur dengan obat lain, akses

 Apakah cukup aman memberikan harus mudah diambil (mobile/ bisa

obat ini untuk pasien? dibawa kemana-mana) 

 Sudut pandang ke pasien yg dominan penyimpanan di wadah khusus/

Apa saja yg dilakukan farmasi: tersendiri

Aspek manajerial  perbekalan farmasi  Apabila ada tindakan

a. Pemilihan kegawatdaruratan  open kit

b. Perencanaan kebutuhan emergensi  catat siapa px, brp obat

c. Pengadaan yg diberikan, apa obatnya  harus

d. Penerimaan segera diganti: bisa jd dlm 1 jam ada

e. Penyimpanan 2 px yg sama mengalami kejadian

f. Pendistribusian emergensi

g. Pemusnahan dan penarikan  Dicek secara berkala apakah ada yg


h. Pengendalian kadaluarsa? Rusak? dan isinya apa
i. Administrasi saja (lengkap??)

 Kebijakan RS  manajemen  KIT emergensi dilarang dipinjam


penggunaan obat ditinjau minimal 1 untuk kebutuhan lain
 Yg boleh  px syok hipovolemik kalau UDD, sentralisasi method/
butuh cairan desen?
 Yg tdk boleh  px panas butuh  Pencatatan dilakukan untuk banyak
cairan kepentingan  institusi (BPOM)
 HIGH ALLERT MEDICATION:  Pelaporan  komunikasi
Gunakan hati2 antarmanajemen  misal lapor
 Waspadai penggunaannya untuk tentang det stock  ada data
hindari kesalahan serius dilaporkan (data penggunaan obat).
(kecacatan/kematian/ketidak Laporan tahunan (tengah tahun atau
mampuan). triwulanan)  diinputkan ke dinkes/
 Contoh: Ada di ppt kemenkes

 Contoh LASA: warna sama obat  Manajemen Resiko


beda tapi ucapan sama  Farmasi Klinik  bagaimana
 Penyimpanan elektrolit pekat: x di caranya seorang apt memberikan
unit perawatan kecuali bila sdh pelayanan untuk meningkatkan
diresepkan (ada label). Ada di trolley outcome tx dan ESO minimal
emergency. Tempat khusus
penyimpanan obat Aspek pelayanan farmasi klinik  ada 11

 Salah rate (sinkop) salah pelarutan Pengkajian & Pelayanan Resep:

(Efek berbahaya)  kematian!!  Persyaratan Adm (nama px, dokter,

 Metode penyimpanan  bedakan SIP dokter, stempel, ttd dokter)

kelas terapi (first) obat program   Persyaratan Farmasetik (ada sediaan,


next bentuk sediaan kekuatan, signa)

 Bahan medis habis pakai  alfabetis  Persyaratan Klinis (dosis, interaksi,


fifo fefo ESO)

 Untuk LASA tidak boleh berdekatan  Rekonsiliasi  u/ px baru  adakah


atau ada LABEL JELAS riwayat penggunaan obat

 Sistem distribusi  dirancang atas sebelumnya?  kaji obat itu bisa

dasar kemudahan untuk dijangkau px diberikan atau di stop  dikelola RS:

 pertimbangan faktor px – dan di-UDD, atau bantu KIT  untuk

sumber daya farmasi cuku atau tidak mencegah kesalahan karena


pemindahan px (obat tdk double, Evaluasi  dilakukan audit (secara tiba2)
atau interaksi obat)  px pindah ke  diberi arahan
ICU – bisa UDD Kalau audit  bisa dilakukan kapanpun
 PIO: ttg info obat dll untuk semua supaya bisa bekerja sesuai prosedur (bisa
petugas maupun nakes di RS kapanpun/ accidental). Bisa juga
 Kegiatan PIO  PPT terencana  tiap satu bulan sekali,
 Konseling: Lebih untuk rawat jalan koordinator rawat jalan cek ke rawat
atau poli2 inap (ini periodik). ATAU ada akreditasi

 Yg dapat konseling  px pediatri eksternal  lebih frekuentif untuk

(ortu), px geriatri, px dg tx jangka pembenahan dan audit/evaluasi.

panjang (untuk px TB  ada apt


tetap untuk memberikan konseling),
px dengan instruksi kusus (tappering
dose), px dg obat indeks tx sempit,
px polifarmasi, px dengan riwayat
kepatuhan rendah
 Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
 Peran apt dimana2 – cek PPT
 Beban kerja : 1:30 OR 1:50  terlalu
tinggi  dihitung ada faktor
kapasitas bed, kegiatan apa saja
selain di klinik oleh apt (bisa jadi
punya jabatan lain)  bgm jumlah
resepnya?  bantu tenaga teknis
kefarmasian (TTK)
 Satu apt untuk : logistik
medik/distribusi, unit
produksi/dispensing,….. (cek ppt)
MUTU: pantau, nilai, pantau lagi –
tahapan: baca PPT
BU YULIS unit farmasi (1-2 minggu sekali) 
Beberapa hal yg perlu ditekankan: jaga mutu pelayanan  menuangkan
 Untuk farmasi di RS  punya beberapa indikator mutu untuk
pedoman/ pegangan sbg dasar menjaga dan meningkatkan mutu RS
hukum untuk bargaining dengan  Performance indikator  WAJIB
profesi lain  harus paham standar DICAPAI TARGETnya 0% atau
pelayanan di RS: ada 2 peran 100% med. Error
(MANAJERIAL  pengelolaan dan  Selalu update keilmuan untuk
bahan medis habis pakai (BMHP); upgrading kompetensi  berhadapan
DAN FARMASI KLINIS  dengan spesialistik yg butuh
orientasi ke px, ada catatan komunikasi dan kompetensi lebih
perkembangan px terintegrasi intens
(CPPT)) --
 Apa saja yg dikelola farmasi di RS : EVALUASI PENGUNAAN OBAT
dari pemilihan sampai distribusi Dampaknya mengealuasi di anggaran, mutu,
 Tau bahwa farmasi akan bekerja efektivitas.
sama / kolaborasi dengan unit mana Misal: Insulin (mahal)  penggunaan obat
saja? Ada komite farmasi… duduk di  diberikan secara bolus basal/ premix 
beberapa tim pengendalian infektif oh ternyata sediaan ini banyak keluar sekian
(PPRA) dan komite lain banyak  lapor ke direktur  pertimbangan
 Kadang jd konsultan di beberapa untuk meminimalisir cost dilakukan paa?
kasus sulit terkait tx yang diberikan Premix
 jelaskan bagaimana efektifitas EFEK TERAPI OBAT
obat dll yg diberikan Seperti diskusi kasus, misal ceftriaxon

 DASAR HUKUM HARUS dilihat dari nilai2 SIRS  WBC, Suhu

DIPAHAMI (PMK 72 Th 2016)  PEMANTAUAN KADAR DARAH DI

banyak aktv aspek kefarmasian yg OBAT

kita lakukan Dilakukan pada kasus obat dengan indeks

 Monev dilakukan scr periodik tgt terapi sempit  butuh terapi Drug

kesepakatan di RS (mau bulanan? Di Monitoring (TDM)  masuk MPC? EFEK


TOKSIK?

Anda mungkin juga menyukai