Anda di halaman 1dari 3

NOTULENSI PKPA KELAS KECIL TOPIK 2

KEGIATAN MANAJERIAL APOTEK II

Preseptor : apt. Choiriyatul Muhlishoh Arwi, S.Farm.

 Penataan Obat-obatan di apotek Prima Farma


Obat bebas dan obat bebas terbatas diletakkan di etalase bagian depan, untuk obat
keras diletakkan di etalase belakang. Penataannya digolongkan sesuai jenis dan bentuk
sediaannya. Contoh: vitamin, suplemen, susu, sirup obat batuk, dan alkes. Pengadaan sediaan
di apotek disesuaikan dengan lingkungan sekitar apotek. Jika dekat rumah sakit maka bisa
dilakukan pengadaan seperti tensimeter, alat-alat bedah, botol susu bayi.

Ilham : Berapa ukuran apotek yang ideal?


Jawab : Ada ukuran idealnya. Tapi, lebar atau tidaknya itu tergantung dengan besar kecilnya
modal. Tidak salah luasnya 50 m2 yang sudah di-ACC oleh Dinkes. Nantinya untuk
apotek yang baru buka akan ada tim yang sidak dan memverifikasi (PTSP) apakah
apotek layak dikasih ijin atau tidak. PTSP bekerja sama dengan Dinkes, mereka
memverifikasi apakah bangunan, peralatannya sesuai atau tidak dan ada persyaratan-
persyaratan khusus.

Proses pemilihan obat yang akan ditaruh di apotek baru tergantung lingkungan sekitar
apotek. Usahakan obat semuanya dilengkapi, tapi nempil dulu saja. Karena kalau pertama
kali perjanjian dengan PBF atau subdis ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, dan untuk
pertama kali biasanya pembayarannya melalui cash dulu untuk bisa mengetahui perputaran
uang kita.
PBF : bisa retur tapi tidak semua produk ada (pegang pabrik tertentu), datangnya barang
lama.
Subdis : tidak bisa retur tapi semua produk ada, datangnya barang cepat, harga lebih murah.

Nargis : Bagaimana sistem konsinyasi di apotek?


Jawab : Kalau di Apotek Prima konsinyasi tidak semua diterima, dilihat dulu produknya
dan ijinnya (ex: jamu). Biasanya ketemu dulu dengan pemiliki produk dan
ditanyakan dulu ke pemilik apotek. Jika layak dikonsinyasikan bisa diterima.
Mekanismenya, produk ED atau rusak (biasanya produk baru) salesnya yang
mengecek tiap bulan dan yang laku saja yang dibayar. Lamanya konsi tergantung
PBF-nya mau konsi atau enggak, biasanya 3 bulan.
Nargis : Kalau di apotek Prima Farma ada atau tidak pengadaan berdasarkan just in
time?
Jawab : Obat yang dibutuhkan dalam waktu/kasus tertentu atau obat dengan harga yang
sangat mahal. Jika ada pasien meminta obat tersebut dan mau menunggu maka
akan kita adakan, kemudian pasien akan ditelpon dan pasien akan kembali lagi ke
apotek prima farma.

Marwah : Kalau di rumah sakit obat yang dipesan sesuai dengan yang dibutuhkan
dokter, apakah di apotek pemesanan obat juga seperti itu?
Jawab : Kalau di rumah sakit berdasarkan formularium, tidak semua yang diinginkan
dokter di rumah sakit bisa terpenuhi. Misalkan tidak obat di rumah sakit, biasanya
dokter menganjurkan beli di luar. Selain itu bisa juga dilihat dari pola resep, obat
apa saja yang sering diresepkan oleh dokter.

Penataan obat yang sering diresepkan oleh dokter (obat-obatan paten yang harganya
mahal dan jumlahnya sedikit), maka menatanya berdasarkan alfabetis. Untuk obat-obat
generik, ditata berdasarkan farmakologis (antibiotik, analgesik) karena jumlahnya banyak
sehingga mempermudah untuk mencarinya. Sirup juga ditata berdasarkan farmakologis.
Kalau ada pasien yang sekiranya mampu carikan parasetamol di etalase depan yang harganya
lebih mahal, kalau pasiennya bertanya apakah ada yang lebih murah maka diambilkan yang
di belakang. Karena semakin mahal obat maka keuntungan yang didapatkan semakin banyak.
Apoteker harus juga sebagai markerter karena juga perlu untuk membayar pegawai, sewa
gedung, dll.

Faktur-faktur digolongkan sendiri berdasarkan nama PBF-nya, faktur pajak,


didokumentasikan supaya mudah mencarinya. Pencatatan dengan kartu stok juga diperlukan
untuk mencatat mungkin ketika listrik mati atau sistem eror. Kartu stok juga merupakan cara
pengendalian agar bisa mengawasi kegiatan apa saja yang terjadi di apotek. Resep juga
didokumentasikan, dibendel, ditata per bulan kemudian dilaporkan. Pelaporan juga ada
laporan internal seperti keuangan, pelaporan kas masuk dan keluar, dll.

Farda : Apotek Prima Farma juga melayani dokter yang bekerja sama dengan BPJS,
apakah itu tidak seperti apotek panel ?
Jawab : Dokter belanja ke apotek, nanti dokter yang mengatur sendiri dan obat yang
dibelanjakan adalah obat-obat yang terdaftar di BPJS. Tidak menjual obat-obat yang
dilarang. Yang penting kita bisa menjaga fungsi dari apotek, jadi tidak termasuk
apotek panel.

Dini : sebagai apotek baru, pemilihan PBF sendiri seperti apa? Kriteria pemilihan
PBF

Jawab : di Prima Farma dipilih yang legal, kita lihat proses pengiriman, diskonnya, bisa
retur atau tidak, kemudahan retur, bisa kredit atau tidak, salesnya rajin datang atau
tidak karena kalau kita ada komplain akan susah.

Anda mungkin juga menyukai