Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM STUDI PROFESI

APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS

No :
Dok 02/PKPA/14
Tanggal
: 26-09-2014
Mengganti No : Tanggal
: 4-02-2015

RESUME
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

Nama
No. BP
Angkatan

IDENTITAS PRIBADI
Willy sigit wijaya, S.Farm
1541012067
I Tahun 2015

1. Apotek
2. Rumah Sakit
3. Industri

73

A. TEMPAT DAN JADWAL PKPA


Kimia
Farma
No.
229 09 November - 19 Desember
Pekanbaru
2015
Rumah Sakit Nasional Stroke 22 Juni 12 September 2015
Bukittinggi
Lembaga Farmasi Angkatan 01-31 Oktober 2015
Laut (LAFIAL) Jakarta Pusat
B. RESUME PKPA

APOTEK
Pelaksanaan PKPA Apotek dilaksanakan di Apotek Kimia Farma No. 229
Pekanbaru-Riau. Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru sangat antusisas menerima
Mahasiswa PKPA, dari mulai Apoteker Penanggung Jawab, Asisten Apoteker hingga
SPG/Karyawan yang bekerja disana. Selama kegiatan PKPA berlangsung, mahaasiswa
harus memenuhi dan mengikuti peraturan yang ada di Apotek Kimia Farma No.229
Pekanbaru. Praktik di Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru mengenakan pakaian
sopan dan memakai jas Apoteker. Praktik dibagi berdasarkan 2 (dua) shift, shift pagi
mulai dari pukul 08.00-15.00 WIB dan shift siang mulai dari pukul 15.00-22.00 WIB.
Untuk shift pagi dilakukan sendiri sedangkan untuk shift malam dilakukan 1 orang
karena mahasiswa PKPA terdiri dari 2 (dua) orang. Mahasiswa PKPA di bimbing
langsung oleh Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA), untuk itu mahasiswa bebas
menanyakan apa saja mengenai apapun yang harus dilakukan oleh seorang Apoteker
dalam melayani pasien dan tanggung jawabnya di Apotek Kimia Farma No.229
Pekanbaru. Pada saat melaksanakan kegiatan PKPA di Apotek Kimia Farma, mahasiswa
juga harus mengikuti SOP di Kimia Farma seperti greeting. Selamat Datang di Kimia
Farma dan Semoga Sehat Selalu.
Program pelaksanaan PKPA di Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru di bagi
dalam 6 minggu, yaitu:
1. Minggu pertama
Minggu pertama PKPA di Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru mempelajari tata
letak penyimpanan obat atau sediaan farmasi yang ada di Apotek. Tata letak
penyimpanan sediaan farmasi dibagi menjadi 5 bagian, diantaranya:
o Obat-obat OTC diletakkan di swalayan farmasi pada gondola sesuai dengan
jenis sediaan, misalnya: vitamin, baby care, Sediaan sirup dan lainnya.
o Multivitamin atau supplement disimpan atau dipajang pada gondola di swalayan
farmasi dengan gondola menempel pada dinding dan khusus untuk supplement,
contohnya: supplement dari nutrimax, Sea quile, Nature Plus, Welness dan
sebagainya.

Obat Wajib Apotek diletakkan pada lemari atau rak di belakang kasir bertujuan
hanya petugas yang boleh melayani pasien dengan mengambil sendiri obat
yang dibutuhkan.
o Obat Keras diletakkan pada lemari penyimpanan obat golongan Narkotik dan
Psikotropik. Lemari memiliki kunci dan hanya Apoteker Penanggung Jawab
Apotek atau petugas apotek yang dipercaya yang memegang kunci lemari
tersebut.
o Obat-obat dengan penyimpanan khusus, misalnya obat suppositoria atau insulin
di simpan pada lemari es.
2. Minggu kedua
Minggu kedua PKPA di Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru, mempelajari alur
pelayanan dari berbagai jenis pembelian dari pasien. Adapun alur pelayanan di
Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru meliputi:
a. Pelayanan Obat Bebas
Alur pelayanan obat bebas di mulai dari: pasien datang dilayani oleh petugas
apotek kemudian konsultasi pemilihan obat sesuai dengan keinginan pasien dan
ketepatan dalam pemilihan obat sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
Jika pasien setuju selanjutnya transaksi dengan membayar di kasir dan
pembelian di imput ke computer.
b. Pelayanan Obat Tanpa Resep Dokter
Pelayanan obat ini dilakukan atas permintaan langsung dari pasien, biasanya
terdiri dari Obat Wajib Apotek (OWA). Pelayanan ini disebut juga dengan UPDS
(Upaya Pengobatan Diri Sendiri). Adapun alur UPDS di mulai dari: apoteker
bertanya terlebih dahulu kepada pasien tentang keluhannya, kemudian
apoteker memberikan beberapa pilihan obat yang biasa digunakan. Jika pasien
setuju dilanjutkan transaksi obat dibayar ke kasir oleh pasien petugas apoteker
menyiapkan obat dan menyerahkan obat tersebut dengan memberikan
penjelasan mengenai cara pakai obat.
c. Pelayanan Resep
Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru melayani resep BPJS, pembayaran tunai
(umum) dan kredit. Adapun alur pelayanannya sebagai berikut:
Resep BPJS
o Penyerahan resep ke apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK)
lihat kartu rujuk balik (kartu berwarna pink) isi form BPJS (kertas
putih berisi tanda tangan apoteker dan pasien) tempelkan pada resep
skrining resep siapkan obat penyerahan obat ke pasien dengan
pemberian konseling tanda tangan kartu rujuk balik oleh pasien dan
apoteker/TTK.
Resep dengan pembayaran tunai (umum)
o Apoteker/TTK menerima resep lihat kelengkapan resep
menghitung dan mengkonfirmasikan harga obat ke pasien jika setuju
resep pasien membayar obatnya dan petugas apotek memberikan struk
pembayaran ke pasien. Kemudian petugas apotek menyerahkan resep
ke TTK lainnya untuk menyiapkan obat periksa etiket dan periksa
kesesuaian obat dengan resep berikan konseling pemberian obat.
Jika obat hanya setengah yang di ambil maka harus dibuat copy
resepnya.
Pelayanan resep kredit
o Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru melayani kerja sama dengan
beberapa perusahaan antara lain PLN (cabang, sector, wilayah), PT.
Angkasa Pura, PT. Suka Fajar. Adapun alur pelayanan resep kredit
diantaranya:
o Resep diterima oleh apoteker/TTK kemudian apoteker/TTK meminta
surat pengantar dari institusi perusahaan pengisian form biru
(khusus resep kredit) berikan kepada pasien dan berikan konseling
pisahkan resep dan pemberian harga.
Pelayanan resep Narkotika dan Psikotropika
Pelayanan dan penyerahan resep narkotika dan psikotropika harus dengan
o

resep dokter. Resep dengan obat golongan narkotika diberi garis merah
dibawahnya lalu dicatat nomor resep, tanggal pengambilan, nama dan
alamat pasien, nama dan alamat prakek dokter serta jumlah obat yang
diminta ditulis di buku laporan pemakaian narkotika.
3. Minggu ketiga
Minggu ketiga PKPA di Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru mempelajari tentang
cara pemesanan obat. Pemesanan obat diperlukan SP (Surat Pesanan) yang
ditandatangani langsung oleh APA. Surat pesanan terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Surat pesanan obat bebas, bebas terbatas dan generik
BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek) adalah surat yang digunakan untuk
memesan obat. Obat yang dipesan dapat dimuat dalam 1 BPBA. Pemesanan
dilakukan setiap hari senin setiap minggunya. SP dikirim langsung ke BM secara
online, setelah BPBA terkirim, BM akan mengirim SP ke distributor kemudian
distributor akan mengirimkan barang ke gudang dan gudang mendropping
barang ke apotek pelayanan sesuai dengan pesanan.
b. Surat pemesanan obat psikotropika
Surat pemesanan ditulis pada surat pemesanan obat psikotropika. Dalam 1
(satu) surat pesanan dapat memuat 3 (tiga) nama obat psikotropika.
Pemesanan obat psikotropika dapat langsung dipesan ke gudang.
c. Surat pemesanan obat narkotika
Pemesanan obat narkotika dilakukan oleh APA ke PBF (pedagang Besar Farmasi)
dengan pembayaran tunai. Apotek hanya dapat memesan ke PBF Kimia Farma.
Surat pemesanan obat Narkotika terdiri dari 4 rangkap, yaitu:
Lembar pertama berwarna putih ditujukan untuk PBF.
Lembar kedua berwarna kuning ditujukan untuk Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru.
Lembar ketiga berwarna merah ditujukan untuk BAlai Besar POM.
Lembar keempat ditujukan untuk apotek sebagai arsip.
4. Minggu keempat
Minggu keempat PKPA di Apotek Kimia Farma mempelajari tentang penerimaan dan
penyimpanan barang datang dari BM yang merupakan barang pesanan setiap
minggunya. Adapun alur penerimaan barang diantaranya:
a. Nama dan jumlah obat yang dipesan diperiksa kesesuaiannya dengan faktur.
b. Periksa tanggal kadaluarsa obat.
c. Periksa nomor registrasi obat pada kemasan disesuaikan dengan yang ada di
faktur. Khusus psikotropika faktur harus ditandatangani terlebih dahulu oleh
APA.
d. Kemudian barang disusun sesuai abjad dan farmakologi obat.
Penyimpanan barang/obat/sediaan farmasi:
Untuk obat bebas, bebas terbatas, obat keras, obat generic yang masingmasing menurut golongan, fungsi dan abjad.
Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan di lemari khusus.
Untuk obat-obat yang membutuhkan suhu rendah seperti suppositoria dan
vaksin disimpan di lemari pendingin.
Untuk obat paten dan generic yang cepat laku disimpan terpisah (lemari pareto)
Untuk obat bebas dan bebas terbatas di pajang di OTC (swalayan pada
gondola).
Setiap ada barang datang jangan lupa penambahan barang ditulis pada kartu
stock obat kecuali obat-obat OTC yang diletakkan di swalayan farmasi.
5. Minggu kelima
Minggu kelima PKPA di Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru kami diajarkan atau
diskusi mengenai Stock Opname (SO). Stock Opname merupakan istilah lain dari
penghitungan fisik persediaan. Tujuan diadakannya SO untuk mengetahui
kebenaran catatan dalam pembukuan (kartu stock) dengan persediaan fisik
sebenarnya yang mana SO merupakan salah satu fungsi Sistem Pengendalian
Intern. Apotek Kimia Farma No.229 Pekanbaru adalah salah satu apotek kimia farma
yang ada di kota Pekanbaru dan sudah berdiri lebih dari 4 tahun maka SO hanya
dilakukann 3 bulan sekali. Berbeda dengan Apotek Kimia Farma yang baru berdiri

atau masih 1 tahun, maka SO harus dilakukan setiap bulannya di akhir bulan.
Karena kegiatan PKPA berakhir pada pertengahan desember, kami tidak
berkesempatan mengikuti SO di apotek ini karena SO dilakukan di akhir bulan
desember.
6. Minggu keenam
Pada minggu terakhir, mahasiswa PKPA tetap melakukan tugasnya seperti biasa.
Datang sesuai dengan shift atau jadwal yang telah ditentukan. Membantu proses
pelayanan di apotek. Jika ada pasien umum
datang untuk membeli obat,
mahasiswa diperbolehkan melayani dengan terlebih dahulu menanyakan keluhan
pasien, lalu menawarkan obat swamedikasi/upaya pengobatan sendiri. Jika pasien
datang membawa resep, mahasiswa menskrining resep tersebut dan melakukan
proses compunding and dispensing, dan apabila ada yang kurang jelas mahasiwa
bisa meminta bantuan kepada apotekernya langsung. Apabila ada resep bpjs,
mahasiswa pkpa yang melayani dan melakukan konseling. Konseling paling banyak
dilakukan kepada pasien bpjs, karena pada umumnya pasien yang datang
membawa resep adalah resep dengan penyakit seperti kardiovaskuler dan
diabetes. Mahasiswa PKPA juga boleh melakukan pemeriksaan tekanan darah,
kadar glukosa darah, asam urat dan kolesterol sambil memberikan saran-saran
atau terapi non farmakologi kepada pasien apabila pada hasil pemeriksaan
kesehatannya ada yang tinggi atau diatas normal, saran juga diberikan untuk
pasien dengan pemeriksaan kesehatan yang normal.

Administratif
Resep
masuk

Skrining

Resep Lolos
Farmasetik
Klinis

Lakukan
peracikan
(compounding)

Siapkan etiket,
masukkan obat
kedalam
etiket,pemeriksaan
akhir

Jika Ya

Hitung harga
obat,konfirmas
i ke pasien

penyerahan
obat
(dispensing)

Konseling obat
kepada pasien

Dari skema ini jelas terlihat bahwa peran apoteker di apotek sudah ada sejak resep
pertama kali masuk. Seorang apoteker wajib menskrining resep dari ketiga aspek
yang ada baik itu kelengkapan administratif resep (nama, sip, alamat, tanggal
penulisan
resep
ttd/paraf
dokter,
nama,alamat,umur
pasien,
nama
obat,potensi,dosis,jumlah, cara pakai dan informasi lainnya), farmasetik(bentuk
sediaan, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian, selain itu
apoteker juga perlu melakukan pertimbangan klinis seperti adanya efek samping,

interaksi, kesesuain (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Dan jika terdapat
keraguan seorang apoteker melakukan konsultasi kepada dokter penulis resep dengan
memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan
persetujuan setelah pemberitahuan. Hal ini dilakukan apoteker karena apoteker tidak
hanya berfokus pada drug oriented tetapi juga ke patient oriented . Apoteker juga
dituntut kepeduliannya terhadap pelayanan yang berkaitan dengan obat yang
langsung dan bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang pasti, guna
meningkatkan mutu kehidupan pasien dan oleh karenanya apoteker juga dituntut
untuk dapat memberikan informasi yang tepat terkait penggunaan obat melalui
konseling langsung kepada pasien.

RUMAH SAKIT
PKPA di RS Nasional Stroke bukittinggi dilakukan selama tiga bulan dari tanggal 22
Juni 12 September 2015. Kegiatan dilakukan setiap hari Senin Jumat pukul 08.00
15.00 WIB. Kegiatan PKP di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dilakukan pada 3
bangsal (bangsal neuro, bangsal , bangsal interne, dan bangsal anak) serta Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yang meliputi apotek rawat inap, umum dan BPJS, gudang
farmasi (Obat dan Alkes), produksi dan konseling. Praktek di masing-masing bangsal
dan instalasi farmasi dilakukan lebih kurang selama 3 minggu.
A.

Pelaksaan PKPA di Rawat Inap

Kegiatan PKPA di RSSN Bukittinggi di bangsal rawat inap (bangsal neuro, bangsal
interne, dan bangsal anak) meliputi visite bersama dokter dan tenaga kesehatan lain,
pengkajian penggunaan obat pasien, case report study, penyiapan obat di apotek
masing-masing bangsal sampai penyerahan obat saat perawatan maupun obat yang
akan dibawa pulang oleh pasien disertai pemberian informasi obat dan konseling obat.
Dengan mengikuti visite bersama dokter, maka diketahui kondisi klinis pasien secara
langsung serta informasi tambahan yang dapat diperoleh dari dokter. Pada Bangsal
Neuro, Bangsal Interne, Bangsal Bedah, dan Bangsal Anak menggunakan sistem One
Day Dose Dispensing (ODD) yaitu obat disiapkan untuk 1hari pemakaian. Obat
disiapkan dalam etiket pagi, siang dan malam. Instruksi obat dengan menggunakan
kartu instruksi obat (KIO). Petugas farmasi visite bersama dengan tenaga medis dan
paramedic dan berinteraksi langsung dengan dokter dan perawat.
Case report study dilakukan pada minggu terakhir di setiap bangsal. Dalam
pelaksanaan case report study, setiap kelompok membahas satu kasus yang telah
disepakati antara dokter dan mahasiswa PKPA. Dalam pembahasan kasus, diperlukan
data terkait penyakit pasien dan pengobatan yang diberikan yang didapat melalui
rekam medik ataupun melalui wawancara langsung kepada pasien ataupun keluarga
pasien. Informasi yang didapatkan berupa identitas pasien, riwayat penyakit
terdahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, informasi alergi,
kebiasaan, sejarah penggunaan obat pasien, interpretasi data penunjang
laboratorium, dan gejala klinis pasien serta dilakukannya follow up untuk memantau
penggunaan obat pada pasien. Permasalahan terkait obat (drug related problem/DRP)
diidentifikasi dan dibahas, kemudian dirangkum dalam kertas kerja farmasi. Case
report study dipresentasikan didepan dokter setiap bangsal. Untuk bangsal interne
Case report study dibahas bersama dokter dan apoteker. Pada pelaksanaan PKPA di
RSSN ini, Pelaksanaan PKPA di Instalasi Farmasi
Selain di bangsal rawat inap, kegiatan praktek juga dilakukan di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS). Kegiatan diIFRS diantaranya meliputi apotek rawat jalan umum

dan BPJS, apotek rawat inap, gudang farmasi, produksi dan konseling. Kegiatan saya
di Instalasi Farmasi ini dimulai dari gudang Farmasi kegiatan Mahasiswa PKPA disini
melihat bagaimana pengelolaan perbekalan farmasi di RSSN baik itu di gudang obat
maupun di gudang alkes, mulai dari pemilihan atau penyeleksian, perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian sampai dengan pencatatan
dan pelaporan ruang produksi. Kemudian kami dilanjutkan di bagian sterilisasi dimana
di ruang ini melihat bagaimana alur penerimaan dan bagaimana proses melakukan
sterilisasi barang habis pakai dari tiap bangsal pada unit sterilisasi ada 1 orang yang
bertugas dimana ada 3 buah autoclave dan 1 buah autoclave yang rusak alurdari
sterilisasi adalah pencucian alat dengan antiseptic lalu dikeringkan alat dari tiap
ruangan dilakukan pembuatan set set itu diberikan label kemudian lakukan sterilisasi
simpan dan dapat didistribusikan ,kemudian membantu menyerahkan kembali alat
alat yang habis dilakukan proses sterilisasi ke tiap bangsal kembali, kemudian
kegiatan dilakukan di bagian Produksi di RSSN di bagian produksi yaitu membuat
capsul campuran (capcam) yang terdiri dari capcam 1 dan 2 capcam 1 formulanya
adalah untuk 100 kapsul dibutuhkan parasetamol 300 mg sebanyak 60 tablet,
tramadol 60 mg sebanyak 60 kapsul dan amiptriptilin sebanyak 60 tablet, di blender
jadi satu kemudian dimasukkan dalam kapsul dua dan formula capcam 2 adalah
renadinac, paracetamol, amiptriptilin dan clobazam capcam yang dibuat disini sesuai
dengan permintaan dokter kemudian di RSSN yaitu produksi steril dan N non steril.
Untuk produksi steril RSSN, memproduksi Nacl 0,9% dan aquadest. Sedangkan untuk
produksi non steril RSSN memproduksi, OBH (Obat batuk hitam) Mahasiswa PKPA
membantu proses produksi ini sampai didistribusikan ke apotek rumah sakit dan
bangsal. Pada apotek BLUD dan BPJS dilakukan kegiatan pelayanan terhadap resep,
peracikan obat, pemberian obat.. Kegiatan mahasiswa PKPA di instalasi farmasi salah
satunya juga adalah bekerjasama dengan bagian Promosi Kesehatan di rumah sakit
untuk melakukan penyuluhan baik itu di depan poli maupun di depan apotek umum
dan bpjs. Disini kami melakukan penyuluhan mengenai waktu minum obat yang tepat
di depan apotek bpjs dengan sasaran adalah pasien-pasien yang baru selesai
memeriksakan kesehatannya dan mengantri untuk mengambil obat. Setelah kegiatan
PKPA di instalasi farmasi berakhir dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah
dilaksanakan dengan cara mempresentasikannya di depan apoteker-apoteker yang
ada disetiap bagian di instalasi farmasi.
Peran apoteker di rumah sakit dalam fungsi manajemen (pengelolaan perbekalan
farmasi) dan klinis sudah terlaksana dengan baik. Sebagai mahasiswa PKPA saya
membantu pekerjaan kefarmasian mulai dari ikut visite dengan dokter, melayani
resep, penyiapan obat serta penyerahan obat kepada pasien dan melakukan konseling
obat ke pasien.
Dokter,apoteker,petuga
s kesehatan lainnya
melakukan visite

Resep masuk dari


bangsal berupa KIO
(apotek Depo)

Copy resep di berikan ke


apotek

Petugas apotek
melakukan pelayanan
resep

Obat/alkes yang telah


disiapkan, diperiksa

Obat/alkes diserahkan
kembali ke apotek rawat
inap

b Lakukan
konseling
kepada
pasien pada
waktu
penyerahan
obat

Obat diserahkan ke
bangsal pada waktu
minum obat telah
datang dan pada jam
selanjutnya diserahkan
ke perawat

Apoteker/asisten apoteker
memeriksa obat dan
menyiapkan obat sesuai
dengan interval waktu
pemakaian (daily dose)

Deskripsikan pengalaman anda berpraktek di rumah sakit (minimal 500 kata).:


- Tulis skema/flow chart dan jelaskan atau uraikan bagaimana proses pekerjaan
kefarmasian baik manajemen pengelolaan obat maupun pelayanan kefarmasian
klinis dilakukan di rumah sakit (di bangsal dan rawat jalan) mulai dari visite bersama
dokter atau apoteker, pengerjaan resep hingga konseling obat kepada pasien.
- Dari proses tersebut, tunjukkan dimana peran apoteker.
- Jelaskan juga apa yang saudara lakukan sebagai seorang mahasiswa praktek pada
saat praktek di rumah sakit tersebut

INDUSTRI
PKPA industri dilaksanakan di Lembaga Farmasi Angkatan Laut (LAFIAL) yang berlokasi
di Jl. Bendungan Jati Luhur No.1 Jakarta Pusat pada tanggal 6 Oktober s/d 30 Oktober
2015. LAFIAL merupakan lembaga farmasi milik negara. Produk-produk yang
dihasilkan oleh LAFIAL tidak memiliki nomor registrasi karena digunakan untuk
kalangan sendiri (TNI AL, PNS AL dan keluarganya). Meskipun demikian, cara
pembuatan obat di LAFIAL sudah mengikuti Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
yang dibuktikan dengan sertifikat CPOB yang didapat untuk produknya.
Kegiatan yang dilaksanakan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di
Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut dari tanggal 6 sampai 30 Oktober 2015 yaitu:
Material Kesehatan bertugas melakukan perencanaan produksi, pengadaan bahan
baku produksi dan pemeliharaan material kesehatan, serta penyimpanan bahan
produksi. Perencanaan dan penyediaan bahan baku di LAFIAL dilakukan oleh suatu
Panitia yang beranggotakan personil LAFIAL dan personil dari Diskesal. Kegiatan yang
dilakukan selama di Matkes, yaitu mendapatkan penjelasan mengenai perencanaan
produksi yang dilakukan oleh LAFIAL.
Pada saat kunjungan ke bagian gudang kami mendapatkan penjelasan gudanggudang apa saja yang terdapt di LAFIAL dan bagaimana penyusunan barang yang ada
di gudang. Kegiatan selanjutnya Kunjungan ke Bagian produksi. Bagian produksi
merupakan pelaksana LAFIAL yang bertugas menyelenggarakan produksi obat.
Gedung produksi -Laktam (BL) dan Non -Laktam (NBL) terdapat pada satu gedung,
hanya saja dipisah dengan tembok. Gedung produksi Non -Laktam (NBL) bertugas
memproduksi obat-obat antibiotik diluar golongan -laktam, seperti Ciprofloxacin,
Erithromycin, Kloramfenikol, Etambutol, dan lain-lain. Sedangkan obat non -laktam,
seperti Natrium Diklofenak, Difenhidramin, Dexamethasone, Hidrokortison, dan lainlain. Obat-obat yang diproduksi meliputi tablet, kaplet, kapsul, sirup, salep, dan krim.

Gedung produksi -Laktam merupakan tempat memproduksi obat golongan Laktam, yaitu yang memiliki cincin O dan NH. Obat-obat yang diproduksi diantaranya
yaitu, Amoxicillin dalam bentuk kaplet atau kapsul. Ruang pertama yang dilalui
sebelum masuk ke ruang produksi yaitu air shower yang merupakan ruangan kecil
yang dilengkapi dengan kipas blower, berfungsi untuk membebaskan partikel debu
yang terdapat pada personil. Selama proses produksi dilakukan pengontrolan oleh
Wastu yang dikenal dengan In Process Control (IPC). IPC merupakan pemastian mutu
disetiap tahapan produksi. Misalnya pada proses produksi tablet, dilakukan IPC pada
proses granulasi, meliputi kadar air, bulk density. Kemudian dilakukan IPC pada proses
pencetakan tablet, meliputi keseragaman bobot, kadar, kekerasan, kerapuhan, waktu
hancur, dan disolusi.
Kami juga melakukan kunjungan ke bagian pengawasan mutu. Pengawasan mutu
merupakan pelaksana LAFIAL yang bertugas menyelenggarakan pengawasan atau
pengujian mutu produksi obat di LAFIAL.
Kegiatan yang dilakukan selama berada di bagian Wastu, yaitu:
1)
Mengunjungi laboratorium kimia, instrumen dan mikrobiologi serta
mendapatkan penjelasan mengenai lingkup kerja Wastu.
2)
Mendapatkan penjelasan mengenai macam-macam alat, fungsi dan cara kerja
dari alat yang digunakan saat pengujian obat.
3)
Mendapatkan penjelasan mengenai Sub bagian dari Bagian Wastu.
4)
Mendapatkan penjelasan mengenai cara pengambilan sampel, sampling dan
IPC.
Limbah LAFIAL terdiri dari, limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa dus,
sedangkan limbah cair yang ada di LAFIAL berasal dari limbah domestik dan proses
produksi obat. Semua limbah cair tersebut dialirkan dan diproses melalui Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kami diajak untuk berkeliling melihat IPAL yang ada di
LAFIAL.
Selama berada di LAFIAL kami mengamati dan terlibat langsung dalam produksi
sediaan tablet thiampenal yang juga menjadi tugas khusus kami selama berada
disana mulai dari pemeriksaan bahan baku, penimbangan, pembuatan larutan pvp,
pembuatan masa, granulasi basah dan pengeringan, sampai terbentuk granul,
lubrikasi, pencetakan hingga pengambilan contoh untuk pengujian sampai packaging
dan dipresentasikan dan dibahas diakhir PKPA di industri.

Formulasi sediaan
PERENCANA
AN

Pemesanan bahan baku (matkes/ PPIC)


Pemeriksaan bahan baku

Produksi

Penimbangan bahan
baku
Penambahan pengikat

Granulasi basah

Pencampuran

Pengeringan

Granulasi basah

Pencampuran

Pengempaan

Pengemasan
Pemakaian
kalangan
sendiri

Penyimpanan

Keluarga
TNI AL
Distribusi
Pelayanan
Kesehatan
Tertentu
Deskripsikan
pengalaman anda berpraktek di industri (minimal 500 kata).:
- Tulis skema/flow chart dan jelaskan atau uraikan bagaimana proses pekerjaan
kefarmasian dilakukan di industri farmasi mulai dari perencanaan, produksi dan
pengawasan mutu, dan distribusi obat.
- Dari proses tersebut, tunjukkan dimana peran apoteker.
- Jelaskan juga apa yang saudara lakukan sebagai seorang mahasiswa praktek pada
saat praktek di industri farmasi tersebut

SARAN BAGI PSPA


1. Seharusnya diberikan pembekalan materi sebelum praktik PKPA di Apotek,
Rumah Sakit dan Industri supaya mahasiswa lebih percaya diri dengan
kemampuan yang dimilikinya serta dapat dengan mudah mengapliasikan apa
yang telah didapatkannya di kampus.
2. Pada saat PKPA sedang berlangsung,mahasiswa setidaknya ada dikunjungi untuk
diarahkan dan dievaluasi sehingga hasil akhir akan maksimal dan terkesan tidak
dilepaskan egitu saja oleh kampus dari pihak tempat PKPA.
3. Perlu diberikan materi lebih lanjut mengenai cara berkomunikasi dengan sejawat
dan tenaga medis lainnya sehingga dapat menjadi mitra yang baik dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.
4. PSPA perlu menginformasikan serta meminta persetujuan setiap tempat PKPA
untuk memberikan sertifikat tanda mahasiswa telah melaksanakan PKPA disana,
yang dapat dipergunakan sebagai penunjang dalam memasuki dunia kerja.

FLOW CHART
DINAS
KESEHATAN

BPOM

PELAYANAN
FARMASI
NON
PEMERINTAH

APOTEK
RUMAH
SAKIT

INDUSTRI
FARMASI

KLINIK
PBF

PELAYANAN
FARMASI
PEMERINTAHAN

RUMAH
SAKIT

KLINIK

Keterangan:
1. Dinas kesehatan memberikan wewenang penuh kepada BPOM dalam
memberikan surat izin pendirian Industri Farmasi dan memantau setiap
perjalanan produksi sediaan farmasi menggunakan peraturan CPOB sampai
produk dipasarkan.
2. Industri yang sudah menerima surat izin melakukan proses produksi sediaan
farmasi dan didistribusikan ke PBF untuk nantinya didistribusikan ke pelayanan
kesehatan.
3. PBF akan mendistribusikan sediaan farmasi hanya jika pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, apotek dan klinik mengirimkan surat pemesanan (SP) barang
ke PBF. Untuk apotek dapat melakukan pemesanan barang melalui apotek lainnya
hanya saja dalam jumlah sedikit dan diperlukan cepat.
4. Pelayanan kefarmasian seperti Apotek dan Rumah Sakit boleh melayani hanya
jika sudah mendapatkan surat izin dari Dinas Kesehatan seperti halnya Industri
Farmasi.
5. Dinas Kesehatan, BPOM, Industri Farmasi, PBF, Apotek, Rumah Sakit dan Klinik
kesemua bidang melibatkan Apoteker dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya
masing-masing. Dan seorang Apoteker berada di dalam naungan IAI (Ikatan
Apoteker Indonesia) dengan tujuan supaya semua tugas yang dijalani sesuai
dengan PP No.51 tentang pekerjaan kefarmasian dalam pengawasan IAI.

C. PENGESAHAN
Nama mahasiswa
Willy sigit wijaya,S.Farm

Tanda Tangan

Catatan:
Resume ini diketik dengan huruf Tahoma, font size 10, 1 spasi pada kotak yang
disediakan

Anda mungkin juga menyukai