a. Pemilihan (seleksi)
Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk menetapkan beberapa hal seperti:
1. Procurement
2. Distributor yang akan dilakukan pemesanan
3. Penggunaan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai sesuai dengan kebutuhan
b. Perencanaan
- Penyakit (epidemiologi)
- Anggaran
c. Pengadaan
Dalam pengadaan ada persyaratan yaitu fatur maksimal kurang dari lima
puluh juta per hari, sehingga dalam membuat surat pesanan sudah mampu
memperkirakan nominal faktur. Isi dalam penulisan Surat Pesanana (SP)
sesuai dengan SOP yang sudah berlaku dengan PBF yang sudah ditentukan
sesuai dengan kategori obatnya. Pada kelengkapan SP terdapat KOP Rumah
Sakit dan nomor SP, hal ini bertujuan untuk mempermudah penelusuran
apabila ada SP yang ingin di cek kembali, selain itu harus terdapat nama
supplier, alamat supplier yang dituju, nama perbekalan farmasi, jumlah dan
satuan, kekuatan, tanggal dibuatnya SP, dan terdapat tanda tangan Apoteker
Penanggung Jawab (APJ) pengadaan diamana harus dicantumkan nomor
STRA dan SIPA serta stempel basah. Persyaratan SP untuk obat biasa dan
obat-obat tertentu (OOT) cukup rangkap 1 (satu) yang dikirim ke PBF atau
supplier. Untuk SP obat narkotika, psikotropika, dan precursor sesuai dengan
PerBPOM No.4 Tahun 2018 yaitu dibuat denan rangkap 3 (tiga). Surat
pesanan narkotika dan dikirim ke PBF atau distributor Kimia Farma, untuk
psikotropik ditujukan untuk PBF atau distributor yang ditunjuk untuk
memegang pabrik obat tersebut.
d. Penerimaan
- Serah terima barang dari ekspedisi kepada panitia Penerima Barang dan
Pemeriksaan
Nama sediaan
Bentuk sediaan
Kekuatan sediaan
Jumlah sediaan
Nomor batch
Expired Date
Cek nomor faktur pada copy faktur, ini bertujuan pada saat
pembayaran yang mana akan dilihat nomor faktur untuk
pembayaran. Jika terjadi kesalahan pada saat pembayaran akan
berdampak pada jatug tempo, karena jika sampai jatuh tempo
belum terbayar maka Rumah Sakit akan terkena lock/tidak bisa
order kembali ke PBF tersebut.
Pada cek list penerimaan barang hal yang penting yaitu tentang
expired date dari sediaan tersebut. Jika baranf mempunyai expired date
diatas 2 tahun atau minimal diatas 1 tahun bisa diterima, namun jika
barang mempunyai expired date kurang dari 1 tahun dan tergolong obat
slow moving akan diretur dan tidak diterima, apabila barang tersebut fast
moving dan dengan perhitungan yang sudah dilakukan dengan perkiraan
dalam jangka waktu yang ditentukan barang tersebut bisa habis maka
barang akan diterima, namun jika sebaliknya maka tida meneruskan
pemesanan tersebut.
Penulisan pada kartu stok meliputi nama barang atau obat, jumlah, tanggal
masuk atau diterima, nomor batch, expired date, dan paraf yang
mengambil, sedangkan pada kartu stok narotika tambahan nama PBF.
Pada entry faktur di SIMRS jika sudah membuat PO, secara otomatis akan
muncul jumlah yang dipesan dan muncul berapa jumah barang yang sudah
datang, serta selisih kurangnya akan terlihat bahwa pesanan yang dibuat
belum sepenuhnya terkirim dan bisa melakukan cross check ke PBF yang
bersangkutan. Di Rumah Sakit Blambangan meskipun sudah
menggunakan SIMRS namun untuk pengolahan data masih semi manual
dan ada beberapa yang masih manual, selain entry data penerimaan ke
SIMRS, ada kewajiban lain untuk melakukan entry data penerimaan dan
data pengeluaran ke SIM milik Pemerintah Daerah yaitu SIMBADA
(Sistem Informasi Manajemen Barang Dan Aset).
e. Penyimpanan
f. Pendistribusian
Selain distribusi permintaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai yang dilakukan setiap depo /unit, di Rumah Sakit Umum Daerah
Blambangan juga terdapat distribusi barang / obat, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai expired date. Distribusi barang expired date
tersebut ditransfer ke gudang pemusnahan.
Diskusi Materi
a. Bertanya
Septi Sudianingsih (192211101087)
Pertanyaan :
Jawaban :
2. ARV dan OAT ini untuk pasien-pasien dengan visite yang dilakukan
di Depo Rawat Jalan Bawah. Tanggung jawab ketersedian obat-obat
bantuan tersebut dipegang oleh apoteker penanggung jawab depo
rawat jalan bawah. Apoteker akan mendata berapa banyak obat yang
dibutuhkan, dilihat dari data jumlah kunjungan pasien. Data dari
depo dikirimkan ke Logistik, lalu logistik mengajukan permintaan ke
Dinkes. Dari dinkes, obat dikirimkan ke logistik Farmasi dan
didistribusikan ke depo rawat jalan bawah.
b. Menjawab Pertanyaan
Nina Indah Lestari (192211101005)
1. Pertanyaan : Apakah yang dimaksud dengan obat high alert?
Jawaban : Obat high alert adalah obat-obat yang membutuhkan
perhatian kewaspadaan yang tinggi.
2. Pertanyaan : Kenapa perlu kewaspadaan tinggi?
Jawaban : Karena jika tidak diberikan dengan
perhatian/kewaspadaan tinggi maka obat-obat tersebut dikhawatirkan
akan menimbulkan efek yang tidak di inginkan.
Jawaban : Insulin
Jawaban :
Daftar Pustaka