0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan3 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pengadaan barang di RSU Karsa Husada memiliki unit tersendiri dan tidak berada di bawah Instalasi Farmasi. Unit pengadaan menyediakan kebutuhan berbagai unit seperti farmasi, CSSD, dan nutrisi.
2. Pengadaan dilakukan setiap bulan dengan mempertimbangkan harga, ketersediaan, dan anggaran. Pemesanan dilakukan melalui e-catalogue atau distributor terdekat.
3.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pengadaan barang di RSU Karsa Husada memiliki unit tersendiri dan tidak berada di bawah Instalasi Farmasi. Unit pengadaan menyediakan kebutuhan berbagai unit seperti farmasi, CSSD, dan nutrisi.
2. Pengadaan dilakukan setiap bulan dengan mempertimbangkan harga, ketersediaan, dan anggaran. Pemesanan dilakukan melalui e-catalogue atau distributor terdekat.
3.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pengadaan barang di RSU Karsa Husada memiliki unit tersendiri dan tidak berada di bawah Instalasi Farmasi. Unit pengadaan menyediakan kebutuhan berbagai unit seperti farmasi, CSSD, dan nutrisi.
2. Pengadaan dilakukan setiap bulan dengan mempertimbangkan harga, ketersediaan, dan anggaran. Pemesanan dilakukan melalui e-catalogue atau distributor terdekat.
3.
Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUD Karsa Husada Kota Batu
6 Juni 2022 - 29 Juli 2022
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Malang
RESUME MATERI PENGADAAN
Pengadaan pada RSU Karsa Husada memiliki unit tersendiri dan tidak berada dalam naungan Instalasi Farmasi. Pengadaan melakukan pembekalan farmasi sesuai dengan usulan dari Instalasi Farmasi. Instalasi Farmasi RSU Karsa Husada menggunakan sumber dana dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Provinsi Jawa Timur dan dana fungsional dari pendapatan Rumah Sakit. Pengadaan menyediakan barang yang dibutuhkan oleh unit-unit yang ada di RSU Karsa Husada seperti farmasi, CSSD, radiologi, nutrisi dan lain-lain yang meliputi : a. Bahan baku obat b. Alat kesehatan c. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP d. Sediaan nutrisi e. Bahan Kimia Perencanaan dilakukan mulai dari unit tiap unit melakukan tiap minggu kemudian diserahkan kepada unit pengadaan, kemudian pihak pengadaan akan menghubungi distributor dan melakukan pemesanan hingga tahap terakhir yaitu penerimaan barang datang. Panitia pemeriksa dan penerimaan melakukan pemeriksaan dan BAP penerimaan. Terdapat dua metode yang dilakukan oleh unit pengadaan terkait pemesanan barang : a. E-catalogue sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi dan harga Barang tertentu dari berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah. Sistem ini memudahkan dalam mencari barang. Kekurangan E-catalog yaitu membutuhkan waktu tunggu lebih lama karena harus melalui proses antrian. Namun kelebihannya yaitu harga lebih murah dan ada pertanggung jawaban terhadap pesanan yang diterima (apabila dijanjikan pada tanggal yang telah ditentukan, maka pihak tersebut memiliki kewajiban untuk memenuhi pemesanan tersebut ) sehingga lebih aman. b. Pemesanan langsung (melalui distributor terdekat) Pemesanan barang atau sediaan dilakukan pada periode setiap 1 bulan. Prinsip untuk pemesanan barang oleh unit pengadaan adalah murah, cepat, dekat, dan tersedia. Sebelum dilakukannya pemesanan dilakukan pengecekan ketersediaan barang dan jumlah anggaran dana yang tersedia. Untuk pemilihan alat Kesehatan perlu dipilih secara tepat untuk menghindari tejadinya trial user pada pasien. Surat Pesanan terdiri atas tiap macam obat mulai dari narkotika, psikotropika, obat- obatan penting, obat bebas dll. Surat Pesanan diberlakukan selama 30 hari kerja. Unit pengadaan melakukan rekap data setiap bulan berupa Surat Pesanan dan Faktur dari setiap pembelian barang. Tanda Tangan untuk perizinan Surat Pesanan adalah a. Apoteker Penanggung Jawab b. Pejabat Pembuat Komitmen c. Direktur RSU Karsa Husada Instalasi Farmasi melakukan penerimaan dan penyimpanan obat dan alat kesehatan yang selanjutnya didistribusikan berdasarkan permintaan dari LPLPO dan menandatangani serah terima, dan dilakukan pencatatan. Apabila barang yang dipesan dalam waktu 2 hari kosong, maka penyedia harus menginformasikan secara tertulis dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Jika stok obat kosong, maka pemesanan tetap dilakukan dan mencari distributor lain misalkan melalui e-catalogue Jika terdapat permasalahan “locking” atau tidak dapat membeli obat di distributor, maka penyebabnya adalah karena belum dilakukannya pembayaran saat sudah jatuh tempo. Jatuh tempo pada umumnya dilakukan tiap bulan.