2.
1.
2.
3.
4.
2.1 Perencanaan
Suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk
menentukan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jumlah, jenis dan waktu
yang tepat.
Tujuan perencanaan untuk pengadaan obat adalah :
Mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang sesuai
kebutuhan
Menghindari terjadinya kekosongan obat/ penumpukan obat
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
Pola penyakit.
Yaitu perencanaan perbekalan farmasi yang sesuai data jumlah pengunjung dan jenis penyakit
yang banyak di keluhkan atau di konsultasikan dengan APA atau TTK di Apotek, hal ini juga
dapat di lihat dari data-data yang sesuai, contohnya data UPDS (Upaya Pengobatan Diri
Sendiri) atau data HV (Obat Bebas).
Kemampuan/daya beli masyarakat
Yaitu perencanaan perbekalan farmasi yang sesuai hasil analisis data konsumsi obat pada
periode sebelumnya yang dapat dilihat dari resep-resep yang masuk setiap hari. jika obat atau
barang yang habis atau laku keras maka dilakukan perencanaan pemesanan obat tersebut.
Budaya masyarakat (kebiasaan masyarakat setempat)
Pola penggunaan obat yang lalu
Kegiatan pokok dalam perencanaan adalah memilih dan menentukan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang akan diadakan.
Pengelolaan Administrasi
Seperti diketahui kelengkapan administrasi apotek bisa bervariasi dari 20 sampai 30 macam
pekerjaan administrasi tergantung pada masing-masing apotek. Pekerjaan administrasi apotek
terdiri dari pembukuan dan pelaporan yang antara lain:
1. Buku Defecta
Buku ini digunakan untuk mencatat barang atau obat yang harus dipesan untuk memenuhi
kebutuhan ketersediaan barang atau obat. Fungsi buku ini untuk mengecek barang dan stok
barang, menghindari kelupaan pemesanan kembali barang.
Tgl
Stok
Nama Obat
Ada
ygKebutuhan
minggu
Jumlah
/
harus
pesan
yg
diNama PBF Kondisi
Tgl
Faktur
Nama
PBF
No.
Faktur
Nama
Obat
Jmlh
Harga
satuan
(+ ppn)
Ket.
Kondisi
Jumlah
No.
Nama Alamat Nama Alamat
Ms
Kluar Resep Pasien Pasien Dokter Dokter
k
Tg Tgl
Nama No.
l
Faktur PBF Faktur
Jumlah
No.
Nama Alamat Nama Alamat
Ms
Kluar Resep Pasien Pasien Dokter Dokter
k
Nama Obat
Jumlah
Keluhan Pasien
Kartu ini terletak di gudang dan dipakai untuk mencatat keluar masuknya barang ke dan dari
gudang. Satu lembar kartu hanya untuk satu macam barang atau obat. Kartu ini memuat nama
barang atau obat, satuan, nama pabrik, tanggal faktur, nama PBF, tanggal kadaluarsa, nomor
batch, harga beli, jumlah masuk, jumlah keluar, sisa.
KARTU STOK
Nama Obat / Barang = ....
Tgl
Dari
Kpada
/Mutasi
Msuk
Sisa
Ket.
Paraf
Kluar
7. Kartu Stelling
Kartu ini terletak melekat pada wadah obat di tempat sirkulasi. Kegunaan kartu ini adalah
untuk mencatat keluar masuk dan sisa obat pada setiap kali penambahan dan pengambilan.
KARTU STOK
Nama Obat / Barang = ....
Tgl
Dari
Kpada
/Mutasi
Msuk
Sisa
Ket.
Paraf
Kluar
No. Resep
Nama Pasien
Rincian Resep
Harga Resep
9. Buku Hutang
Buku ini mencatat nama-nama PBF rekanan, dilengkapi catatan tanggal dan nomor faktur,
jumlah hutang apotek pada masing-masing PBF.
Tgl
Nama PBF
Tgl
dan
Faktur
No.
Jumlah (Rp.)
Ket.
Nama PBF
Tgl
dan
Faktur
No.
Jumlah (Rp.)
Ket.
Transaksi
Debet
Kredit
Saldo
c.
d.
e.
f.
g.
pengiriman barang tepat, kemungkinan adanya potongan atau bonus dan jangka waktu kredit
yang cukup.
Tahapan pemesanan barang apotek:
1. APA membuat surat pesanan kepada PBF menggunakan surat pesanan rangkap tiga (dua
rangkap untuk PBF dan satu rangkap untuk apotek). Surat pesanan obat dan perbekalan
kesehatan di bidang farmasi lainnya harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
denga mencantumkan nama dan nomor surat izin pengelola apotek.
2. Surat pesanan dapat melalui sales atau telepon.
2.3 Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima perbekalan farmasi yang diserahkan
dari unit-unit pengelola yang lebih tinggi (PBF) kepada unit pengelola dibawahnya
(Apotek). Tahapan penerimaan barang di apotek:
1. PBF akan mengirimkan barang yang dipesan disertai dengan faktur pengiriman barang
rangkap empat.
2. Barang yang datang kemudian dicocokkan dengan item yang tertulis pada faktur, diperiksa
nama sediaan, jumlah, dosis, expiredate, dan kondisi sediaan.
3. Faktur kemudian ditangani oleh APA atau AA dengan mencantumkan nama dan nomor SIK.
4. Tiga lembar faktur dikembalikan ke PBF dan satu lembar untuk apotek.
Jika barang yang datang tidak sesuai dengan surat pesanan (SP) atau ada kerusakan fisik
maka bagian pembelian akan melakukan retur barang tersebut ke PBF yang bersangkutan
untuk di tukar dengan barang yang sesuai. Barang tersebut diretur karena :
1.
Tidak cocok dengan yang dipesan
2.
Kemasan rusak
3.
Mendekati Expire date atau sudah masuk Expire date
2.4 Penyimpanan
Obat atau barang yang sudah dibeli tidak semuanya langsung dijual, untuk itu perlu
disimpan dalam gudang tujuan agar aman (tidak hilang), tidak mudah rusak, dan mudah
terawat.
Gudang harus memenuhi beberapa ketentuan antara lain:
1. Merupakan ruang tersendiri dalam kompleks apotek
2. Cukup aman, kuat, dan dapat dikunci dengan baik
3. Tidak terkena sinar matahari langsung
4. Tersedia rak yang cukup baik
5. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran kering dan berair
Tujuan penyimpanan barang adalah:
Untuk obat disimpan di etalase toko bagian depan. Untuk obat keras di simpan di rak-rak
tertentu.Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dilemari khusus dan terkunci. Dari
semua golongan obat disusun secara alfabetis dan menggunakan metode FIFO dan FEFO
Sediaan Suppositoria
Disimpan pada rak khusus sediaan tetes (tetes mata, hidung, dan telinga) disusun secara
alfabetis
Sediaan Salep
Disimpan pada rak khusus sediaan salep dan disusun berdasarkan alfabetis
Sediaan Injeksi
Disimpan di rak khusus sediaan injeksi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3) Alamari dibagi menjadi dua bagian masing-masing dengan kunci yg berlainan, bagian
pertama untuk menyimpan morfin, pethidin & garam-garamnya serta persediaan Narkotika,
bagian kedua untuk menyimpan narkotika lainnya yg dipakai sehari hari.
4) Apabila ukuran almari kurang dari 40 X 80 X 100 cm, almari harus dibaut / dipaku ditembok
atau lantai.
5) Almari tidak boleh untuk menyimpan barang lain, kecuali ditentukan oleh Menkes RI.
c. Pelaporan narkotika
Apotek berkewajiban untuk menyusun dan mengirimkan laporan bulanan kepada
Mentri Kesehatan mengenai pemasukan dan pengeluaran narkotika yang ada dalam
pengawasanya sesuai dengan pasal 18 ayat 2 UU No. 9 tahun 1976.
Laporan dikirim setiap bulan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan BPOM. Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai penyimpanan dan
pelaporan dapat dikenakan sanksi administrative oleh Mentri Kesehatan berupa teguran,
peringatan, denda administrative, penghentian sementara kegiatan dan pencabutan izin.
d. Pelayanan resep yang mengandung narkotik
1. Apotek boleh melayani salinan resep yang mengandung narkotika, bila resep tersebut baru
dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali.
2. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali, apotek
boleh membuat salinan resep, salinan resep tersebut boleh dilayani di apotek lain.
3. Resep narkotika tidak boleh ada pengulangan, ditulis nama pasien, tidak boleh untuk dipakai
sendiri, alamat pasien dan aturan pakai ditulis yang jelas.
e. Pemusnahan narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat
Narkotika dapat dimusnahkan karena kadaluarsa dan tidak memenuhi syarat untuk
digunakan pada pelayanan kesehatan. Pemusnahan narkotika dilakukan dengan pembuatan
berita acara yang memuat nama, jenis, sifat dan jumlah narkotik, keterangan tempat, jam,
hari, tanggal, bulan dan tahun, tanda tangan dan identitas pelaksana dan pejabat yang
menyaksikan dalam hal ini ditunjuk oleh Menkes.
Pengelolaan Psikotropika
Psikotropika diatur dalam undang undang No. 5 tahun 1997 dan Peraturan Mentri
Kesehatan 688/Menkes/VII/1997. Obat keras tertentu adalah zat psikotropika alamiah
maupun sintesis yang dalam penggunaannya menimbulkan ketergantungan baik secara fisik
maupun psikis da nada kemungkinan disalahgunkan.
Untuk memonitor penggunaan obat psikotropika dilakukan dengan pencatatan resepresep yang berisi obat psikotropika dalam buku register. Psikotropika dapat diperoleh dari
PBF yang berizin, industry farmasi berizin, apotek lainnya. Psikotropika dipesan dengan surat
pesanan khusus psikotropika bernomor urut tercetak, satu lembar surat pesanan dapat berisi
beberapa jenis psikotropika.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7. Ketersediaan
Diusahakan semua obat yang dibutuhkan pasien tersedia lengkap sehingga apotek tidak akan
pernah menolak resep dari pasien untuk menghindari kekecewaan pasien.
8. Fasilitas
Untuk memuaskan hati pelanggan apotik, fasilitas yang tersedia di apotek sangat menunjang,
diantaranya timbangan berat badan, ruang tunggu yang nyaman.
Pengembangan Apotek Ekstensifikasi meliputi :
1. Diferensiasi produk
Produk obat yang tersedia jangan hanya berasal dari satu pabrik, karena biasanya resep-resep
yang datang berasal dari produk yang berbeda.
2. OTC formula buatan sendiri
Apotek boleh menyediakan OTC formula buatan sendiri salah satunya sebagai usaha
diferensiasi produk. Obat-obatan buatan sendiri yang memberi khasiat baik bagi pasien akan
memberikan kepercayaan lebih bagi apotek, hal ini dapat menambah pelanggan.
2.7 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluarsa
Obat yang rusak dan kadaluarsa yang tidak dapat digunakan lagi harus dimusnahkan
dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan, hal ini brdasarkan
pasal 12 Peraturan Mentri Kesehatan no.922/ Menkes/Per/X/1993.
Obat yang kadaluarsa dapat dikembalikan ke PBF yang bersangkutan sesuai dengan
perjanjian sebelumnya. Biasanya PBF menentukan batas waktu pengembalian 3-4 bulan
sebelum batas kadaluarsa. Obat-obat yang sudah kadaluarsa harus dipisahkan dari tempat
pelayanan dan secara periodik harus dimusnahkan. Pemusnahan obat kadaluarsa harus
disaksikan oleh APA dan salah satu karyawan apotek. Pada proses ini dibuat berita acara.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
f.
Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan
7. Laporan pemusnahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan ditandatangani oleh apoteker
dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan (berita acara terlampir).
Prosedur Tetap Pemusnahan Resep
1. Memusnahkan resep yang telah disimpan tiga tahun atau lebih.
2. Tata cara pemusnahan:
Resep narkotika dihitung lembarannya
Resep lain ditimbang
Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar
3. Membuat berita acara pemusnahan sesuai dengan format terlampir.
LAMPIRAN
Lampiran 1
BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT
Pada hari ini ........................ tanggal................ bulan..................... tahun ..................... sesuai
dengan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, kami
yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Apoteker Pengelola Apotek : ................................................................
No.S.I.K
: ...............................................................
Nama Apotek
: ................................................................
No. SIA
: ................................................................
Alamat Apotek
: ................................................................
Dengan disaksikan oleh
:
1. Nama
: ................................................................
Jabatan
: ................................................................
No. S.I.K.A
: ................................................................
2. Nama
: ................................................................
Jabatan
: ...............................................................
3. No. S.I.K.A
: ................................................................
Telah melakukan pemusnahan obat sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.
Tempat dilakukan pemusnahan
: ................................................................
1.
2.
3.
4.
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
Satu sebagai arsip di apotek
................................................... .20........
Saksi saksi :
1. (...............................................)
No. S.I.K.A : ..............................
2. (...............................................)
No. S.I.K.A : ............................
Lampiran 2
DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAKAN
NARKOTIKA
No. Urut
Nama
Jumlah
Alasan Pemusnahan
Nama
Jumlah
Alasan Pemusnahan
Nama
Jumlah
Alasan Pemusnahan
............................................20............
Saksi saksi :
1. (...............................................)
No. S.I.K.A : .................
2. (...............................................)
No. S.I.K.A : .................
Lampiran 3
BERITA ACARA PEMUSNAHAN PERBEKALAN KESEHATAN
Pada hari ini ........................ tanggal................ bulan..................... tahun ..................... sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik nomor : Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek ,
kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Apoteker Pengelola Apotek : ................................................................
No.S.I.K
: ...............................................................
Nama Apotek
: ................................................................
No. SIA
: ................................................................
Alamat Apotek
: ................................................................
Dengan disaksikan oleh
:
1. Nama
: ................................................................
Jabatan
: ................................................................
No. S.I.K.A
: ................................................................
2. Nama
: ................................................................
Jabatan
: ................................................................
No. S.I.K.A
: ................................................................
Telah melakukan pemusnahan perbekalan kesehatan di bidang farmasi sebagaimana
tercantum dalam daftar terlampir.
Tempat dilakukan pemusnahan
: ................................................................
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
2. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
4. Satu sebagai arsip di apotek
................................. .20....
Saksi-saksi
1. (..................................)
No. S.I.K.A :...................
2. (.................................)
No. S.I.K.A :..................
Lampiran 4
DAFTAR PERBEKALAN KESEHATAN YANG DIMUSNAKAN
No. Urut
Nama
Jumlah
Alasan Pemusnahan
............................................20............
Saksi saksi :
1. (...............................................)
No. S.I.K.A : .................
2. (...............................................)
No. S.I.K.A : .................
Lampiran 5
BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP
Pada hari ini ........................ tanggal................ bulan..................... tahun ..................... sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik nomor : Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek ,
kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Apoteker Pengelola Apotek : ................................................................
No.S.I.K
: ...............................................................
Nama Apotek
: ................................................................
No. SIA
: ................................................................
Alamat Apotek
: ................................................................
Dengan disaksikan oleh
:
1. Nama
: ................................................................
Jabatan
: ................................................................
No. S.I.K.A
: ...............................................................
2. Nama
: ................................................................
Jabatan
: ................................................................
No. S.I.K.A
: ................................................................
Telah melakukan pemusnahan resep pada apotek kami, yang telah melewati batas waktu
penyimpanan selama 3 (tiga) tahun, yaitu :
Resep dari tanggal .................................... sampai dengan tanggal ..............................
Seberat .............................. kg.
Resep Narkotik.................. lembar
Tempat dilakukan pemusnahan : .....................................................................................
1.
2.
3.
4.
Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
Satu sebagai arsip di apotek
............................................20............
Saksi saksi :
1. (...............................................)
No. S.I.K.A : .................
2. (...............................................)
No. S.I.K.A : ................