Anda di halaman 1dari 30

Sediaan Pembersih

 Pembersih kulit
 Pembersih rambut (shampo)
 Pembersih mulut

1
Pendahuluan
 Secara alami, kulit membersihkan diri dengan mendorong kotoran di
berbagai lapisan kulit menuju sel tanduk terluar dengan kecepatan
konstan.
 Flora alami kulit (bakteri) turut berperan dalam degradasi dan
pembuangan kotoran organik.
 Proses pembersihan alami saja tidak cukup  derajat kebersihan yang
dibutuhkan semakin tinggi, tanpa mengubah fisiologi lapisan kulit

Pembersihan diperlukan untuk :


1. Membersihkan debu/tanah yg menempel pada kulit, rambut, kuku
2. Membersihkan sisa-sisa kosmetik/eksudat yang membuat kulit &
rambut lengket
3. Membersihkan substrat & produk akhir flora normal kulit (bakteri)
yang memberikan bau tidak sedap 2
Mekanisme Pembersihan Kulit

Kotoran dapat mengalami salah satu


atau kombinasi dari proses pembersihan
di atas sebelum akhirnya lepas dari
permukaan kulit

3
Sediaan Pembersih
Kulit

Jenis kosmetik pembersih kulit:


1. Pembersihan dengan air (water-based skin cleanser)
2. Pembersihan dengan minyak (oil-based skin cleanser)
3. Pembersihan dengan zat padat yang mengadsorpsi kotoran
(solid cleansing, soil adsorbing preparations)
4. Pembersihan mekanik (scraping / rubbing / peeling)

4
1. Water-based skin cleanser
 Air merupakan pembersih universal, dapat melembutkan lapisan
tanduk
 Air murni tidak dapat membasahkan kulit dengan baik akibat
adanya keratin  mengikat air dalam bentuk emulsi A/M  daya
membersihkan air berkurang (lihat animasi)
 Penetrasi air ke dalam lapisan-lapisan kulit sulit akibat adanya
lemak pada kulit
 Air tidak selalu dapat membersihkan bakteri, dan kotoran-kotoran
yang tidak larut air
Untuk mengatasi hal ini  air + alkohol (face lotions)

Face Lotions
Umumnya mengandung alkohol encer (20-40%) dalam bentuk etanol
/ isopropil alkohol, sisanya air. Efek membersihkan & disinfeksi
isopropil alkohol lebih baik dari etanol namun kurang menyegarkan &
aromanya kurang sedap.
5
Water-based skin cleanser
Tujuan penambahan alkohol :
1. Menurunkan tegangan permukaan kulit  pembasahan kulit lebih baik
2. Memberikan sensasi segar yang menyenangkan akibat penguapan cepat
alkohol dari permukaan kulit
3. Memiliki daya rendah dalam membersihkan lemak & kotoran (a mild
degreasing effect)
4. Dapat melarutkan dengan baik parfum yang digunakan
5. Sedikit meningkatkan kelarutan pengotor berupa lemak
6. Sedikit berefek sebagai astringen & disinfektan

Semakin tinggi konsentrasi alkohol yang digunakan  efek


degreasing & iritasi meningkat

Face lotion digunakan untuk menghilangkan pengotor larut air dan


menyegarkan kulit, digunakan setelah oil-based cleanser
6
Water-based skin cleanser
Komponen tambahan face lotion (selain air & alkohol):
1. Astringen dengan konsentrasi rendah (tawas, seng fenol sulfat,
witch hazel)
2. Efek smoothing, melembutkan kulit, dengan penambahan
gliserol, glikol, sorbitol
3. Antiseptik tambahan (asam borat, asam benzoat, ester p-hidroksi
asam benzoat) dalam dosis rendah
4. Parfum yang dapat larut dalam alkohol encer
5. Pewarna, untuk membedakan face lotion dengan air
6. Surfaktan  meningkatkan daya bersih air, membantu
pembasahan kulit, mencegah redeposisi kotoran kembali dengan
mengemulsikan, melarutkan & mendispersikannya

7
Water-based skin cleanser
Surfaktan penting dalam sediaan pembersih
1. Sabun (campuran garam natrium asam lemak dan asamnya : stearat,
palmitat, oleat, miristat, laurat)
- daya bersih baik, fairly harmless, mudah diperoleh
- kekurangan : meningkatkan pH kulit, mampu melunakkan lap. tanduk &
memfasilitasi masuknya senyawa asing ke dalam kulit, epidermal
degreasing s/d 75,8%, adsorpsi sabun pada keratin, iritasi kulit
2. Produk kondensasi protein-asam lemak
- efek pembasahan rendah namun daya emulsifikasi & dispersi kotoran
baik, epidermal degreasing s/d 57,2% (ex : Maypons, Hopstapons)

Gol. kondensasi prot-as. lemak


3. Produk kondensasi asam lemak
Igepon T
- dihasilkan oleh asam lemak dan kloridanya (ex : Igepon T)
- pembasahan, daya dispersi dan efek detergensi baik

8
Water-based skin cleanser
4. Minyak tersulfonasi (Turkey red oil)
- terbuat dari minyak jarak + asam sulfat pekat
- daya membasahkan & dispersi baik, daya mengemulsi sedang, efek busa
kecil, daya membersihkan dari sedang s/d baik

5. Surfaktan anionik lain


- tipe yang sering digunakan : sulfated fatty alcohol, alkyl sulfonates, garam
natrium gliseril monostearat ester asam lemak tunggal
- efek degreasing tinggi > sabun  iritasi sekunder
- senyawa dengan alkil residu 12-14 atom C  efek iritasi paling tinggi

6. Surfaktan kationik, amfoterik & nonionik


- surfaktan kationik tidak cocok sebagai pembersih kulit krn diadsorpsi
secara kuat oleh protein kulit  tdk efektif sbg pembersih

9
Water-based skin cleanser
Contoh Formula Face Lotion

F1 F2 F3 F4 F1,F2, Keithler, The


Air 58,9 57,9 61 53,6 Formulation of Cosmetics
& Cosmetics Specialties,
Etanol 96% 28,4 32,0 34
p. 318 & 321.
Isopropil alkohol 36,4
Larutkan bahan padat pada
Gliserol 6,5 2 1,5 campuran propilen
Propilen glikol 6,7 glikol/gliserol dan air.
Hamamelis water 5 Campurkan dengan larutan
mentol & minyak parfum
Normolactol 0,5
dalam alkohol. Saring
Asam borat 2,0 2,0 setelah 2 minggu (maturing
Na-alum 1,0 period)
Seng fenolsulfonat 1,1

F3,F4, Janistyn, Riechstoffe,


Asam benzoat 2,1 Seifen, Kosmetika, II, 1950,
Mentol 0,1 0,2 p. 185-6.
Parfum 0,7 0,4 Normolactol di dapar (pH
Orange-blossom 3 3,7) dengan larutan asam
water laktat dan 13-15% Na-laktat
Rose water 2
10
Water-based skin cleanser
Perhatian Khusus

Sediaan face lotion yang jernih dapat menjadi


berkabut/mengendap  disarankan sediaan disimpan dahulu
selama 2 minggu (maturing period) dan disaring sebelum
dimasukkan ke dalam botol.

Kabut/endapan dapat juga dihindari dengan mendinginkan


sediaan pada suhu 0-10ºC selama 24 jam dan disaring
sebelum dikemas

11
2. Oil-based skin cleanser
Keuntungan penggunaan minyak :
1. Lebih baik dari air dalam membersihkan kotoran larut minyak, tidak
larut air
2. Resiko kulit menjadi brittle & cracked lebih rendah  perlindungan
kulit terhadap kekeringan
3. Dapat melarutkan lemak kulit shg mudah diangkat oleh sed.
pembersih

Kekurangan penggunaan minyak :


1. Minyak yang digunakan lebih mahal dibandingkan dengan
air
2. Minyak yang tertinggal di kulit tidak bisa menguap, tidak bisa
diabsorpsi kulit  pembersihan lebih sulit daripada air
3. Tidak dapat membersihkan kotoran larut air  perlu zat
tambahan tertentu 12
Oil-based skin cleanser

Krim pembersih cair Emulsi pembersih Emulsi pembersih, tipe


kulit dual-emulsi (krim dingin)

tipe A/M tipe M/A

13
Oil-based skin cleanser
Krim pembersih cair
 Campuran minyak (ex: minyak zaitun) dan malam (wax)
 Viskositas tidak boleh terlalu tinggi  friksi dng kulit viskositas
terlalu rendah  pengotor sulit terjerap
 Lanolin, setil alkohol me↑ permeabilitas kulit terhadap air; larutan
koloid lanolin dalam minyak nabati/mineral cocok untuk
membersihkan kulit

Emulsi pembersih kulit tipe A/M


 Kandungan air lebih tinggi dari krim pembersih  daya
membersihkan thd kotoran larut air lebih baik
 Umumnya mengandung senyawa hidrofilik spt lanolin, setil
alkohol yg mampu me↓ degreasing effect
14
Oil-based skin cleanser
Emulsi pembersih kulit tipe M/A
 Lebih dikenal sebagai ‘face milk’, ‘beauty milk’
 Digunakan sebagai alas bedak, pembersih make up wajah dan juga
pelembab
 Umumnya mengandung asam stearat, gliseril monostearat, minyak mineral,
isopropil palmitat
 Kandungan air tinggi
 Emulgator yang digunakan : sabun amin (TEA-stearat), surfaktan nonionik

Emulsi pembersih, tipe dual-emulsi (krim dingin)


 Daya bersih baik, lunak, mudah dioleskan, berwarna putih salju
 Emulgator : sistem malam lebah-borax, kandungan malam 10-20%
 Fungsi : cleansing, moisturizing, protecting, sun blocking
 Malam yang dapat digunakan : spermaceti, ceresine, paraffin wax
15
 Perlu penambahan parfum utk menutupi odor malam
3. Solid cleansing, soil adsorbing preparations
 Bentuk : padat dan krim
 Daya bersih baik, dapat abrasif pada kulit bila mengandung basa
kuat / disinfektan; cocok untuk yang tidak tahan sabun
 Mengandung bahan koloid (turunan selulosa/protein)
 Mekanisme pembersihan berdasarkan kapasitas koloid untuk
memegang pengotor dalam suspensi

 Bahan tambahan yg digunakan : pati, talk, abrasif lembut

4. Pembersihan mekanik (scraping / rubbing / peeling)


 Merupakan metode tertua dalam membersihkan kulit
 Cenderung ke arah dermatologi / bedah plastik
 Tidak dibahas dalam bahasan kali ini
16
Sediaan Pembersih Rambut
(Shampo)
 Tipe produk tunggal : sediaan berbasis air yang
mengandung surfaktan
 Tujuan : mencuci rambut, menghilangkan lemak, debu dan
sel tanduk
Shampo harus berbusa (dlm air sadah sekalipun), mudah
dibilas oleh air, tidak mengiritasi kulit kepala, tidak
membahayakan mata (surfaktan kationik paling berbahaya)
 perlu Evaluasi Khusus !!

17
Kriteria shampo

Setelah digunakan rambut menjadi :


 Lembut
 Mengkilat
 Wangi
 Mudah diatur
 Bersih tanpa kering berlebihan (tidak
menghilangkan semua lap. lemak rambut)
Tanpa membuat kasar tangan

18
Mekanisme Pembersihan
Rambut
Masalah utama : penghilangan lap. lemak rambut  tempat
kotoran menempel
Mekanisme pembersihan : detergensi

Tahap-tahap detergensi :
1. Pembasahan pengotor & keratin rambut shg
tegangan permukaan turun
2. Partikel/minyak pengotor digantikan oleh larutan
detergen (shampo)
3. Partikel pengotor tetap terdispersi dalam larutan
detergen hingga rambut dibilas  terbawa 19
Rambut
Batang rambut dilapisi dengan
sebum, hasil sekresi kelenjar
sebaceous, berfungsi :
1. Mencegah pertumbuhan
mikroorganisme patogen
2. Melumasi rambut

Pembersihan rambut harus


dapat membersihkan
lapisan sebum yang mrp
tempat menempelnya
kotoran & debu tanpa
menghilangkan seluruh
lapisan lemaknya 
digantikan kondisioner

20
Komponen Shampo

1. Surfaktan utama
- penghasil busa & pembersih rambut utama -

2. Surfaktan sekunder
- modifikasi sifat detergensi detergen dan kondisi rambut -

3. Bahan tambahan lain


- pelengkap formula & memberikan efek lainnya : warna, parfum,
lanolin, germisida, dll. -

21
1. Surfaktan Utama
Contoh golongan :
Surfaktan kationik
1. Sabun asam lemak

Golongan Surfaktan anionik 2. Parafin sulfonat


3. Alkil benzen sulfonat
Surfaktan nonionik 4. Alkil sulfat
5. Alkil eter sulfat

Fungsi utama : pembersih rambut & penghasil busa utama


• Surfaktan kationik : daya bersih baik, busa banyak, rambut mjd
mudah diatur, mengkilat tanpa ada muatan elektrostatis, toksik,
berbahaya bagi mata  jarang digunakan
• Surfaktan anionik : daya bersih & busa cocok untuk shampo
• Surfaktan nonionik : daya bersih baik, busa rendah
• Surfaktan amfolitik : daya bersih baik, busa rendah, mahal, hanya
22
sebagai surfaktan sekunder, mrp kondisioner rambut yang baik
2. Surfaktan Sekunder
Surfaktan anionik

Golongan
Surfaktan amfolitik

Contoh golongan :
Fungsi :
1. Alkil sulfat sekunder
 Meningkatkan busa
2. Monogliserida sulfat
 Memperbaiki kondisi
3. Turkey red oil
rambut (sbg kondisioner)
4. Alkil sulfosuksinat
5. Metil taurida
6. Asam lemak alkanolamida
7. Surfaktan amfolitik lain : amin oksida
- meningkatkan sifat kondisioning -
8. Surfaktan nonionik
- utk kombinasi dng surf. anionik - 23
3. Bahan Tambahan Lain
 Germisida, termasuk antiketombe
 Kondisioner
 Peningkat viskositas
- alginat, PVA, MC, silikat koloidal, PEG -
 Pengkhelat ion logam polivalen
 Warna
 Parfum
 Pengawet

24
Kondisioner
 Tujuan : menggantikan lemak yang hilang oleh shampo
 Terdiri dari :surfaktan sekunder, lemak (lanolin, minyak mineral),
produk alam (lesitin, kolesterol, asam amino, polipeptida, turunan
telur) & polimer (PVP)

Pengawet
 Tujuan : menghambat & mencegah pertumbuhan mikroba (bakteri &
jamur)
 Bakteri kontaminan : gol. Pseudomonas
 Kontaminasi mikroba dalam shampo dapat menyebabkan rusaknya
detergen, timbul bau tidak sedap, kabut dan perubahan warna
shampo.
 Surfaktan dapat menurunkan kerja pengawet shg konsentrasi
pengawet yang digunakan harus lebih tinggi dari biasa
 Contoh : asam p-hidroksibenzoat & esternya, 2-bromo-2-
nitropropan-1,3-diol
25
Bahan Tambahan Shampo Lainnya :
 Amin oksida 5-10% (gol. surfaktan amfolitik) dapat
menurunkan efek elektrostatis ketika rambut yang kering
disisir

 Golongan amfolitik lain : kombinasi sikloimidasi dengan


amida lemak lain merupakan bahan shampo yang tidak
mengiritasi mata

 Penggunaan hidrolisat protein yang diperoleh dari hidrolisis


secara kimia/enzimatik dari protein hewani dapat digunakan
untuk memperbaiki rambut rusak / berpori dan ujung rambut
yang bercabang

26
Ketombe
Merupakan abnormalitas dari kulit kepala, stratum
corneum tidak powder off namun membentuk lapisan-
lapisan tebal yang terlihat oleh mata

Penyebab
 Gangguan mekanik / kimiawi
 Infeksi jamur : Pityriasis simplex, P. sicca, P. ovale
 Penyakit : psoriasis
 Faktor internal : Ketidakseimbangan hormonal, dll.

Pengobatan
 Kulit kepala kering
 shampo di+ bahan humektan, emolien, losion utk mengatasi
kekeringan yg mrp penyebab timbulnya ketombe
 Kulit kepala berminyak
 shampo di+ germisidal (resorsinol, timol, fenol lain, sulfur, turunan
selenium) 27
Kategori shampo
Kategori shampo yg beredar di perdagangan :
 Shampo cair bening
 Shampo sabun cair (soap shampoos)
 Shampo krim
 Shampo gel
 Shampo kering
 Shampo aerosol
 Shampo khusus : pengobatan & antiketombe

Kategori shampo berdasarkan jenis rambut :


1. Shampo untuk rambut normal
2. Shampo untuk rambut kering
3. Shampo untuk rambut berminyak
28
Contoh Formula Shampo
Shampo minyak
Rx Minyak zaitun tersulfonasi 16%
Shampo krim cair Minyak jarak tersulfonasi 16%
Rx Na-lauril sulfat 30% 25% Warna q.s.
PEG 400 distearat 5% Parfum q.s.
Mg-stearat 2% Aquades ad100
Aquades 68%
Ninol AB 21 q.s. Shampo antiketombe
Oleil alkohol q.s. Rx TEA lauril sulfat 14%
Parfum q.s. Laurat monoetanolamid 1,5%
Heksaklorofan 0,5%
Warna q.s.
Parfum q.s.
Aquades ad100
29
Evaluasi Shampo
 Keamanan : pada kulit & mata, harus tidak toksik
Tes potensi iritan pada mata kelinci : kationik > anionik > nonionik
 Tegangan permukaan
1% larutan : 27-46 dyne/cm (Tensiometer duNuoy, 25ºC)
 pH : 3,93 – 9,52
 Daya membasahkan pada 0,1% lar. (Draves method) : < 51 detik
 Tinggi busa (Ross-Miles Test) pada 1% lar. : 13-220 mm
 Daya sebar shampo pada rambut
Bervariasi tergantung
 Kemudahan dibersihkan
jenis rambut
 Kecepatan pengeringan rambut

Hubungan penting :
Tinggi busa & daya pembasahan – potensi iritasi
30

Anda mungkin juga menyukai