Anda di halaman 1dari 8

SELAT KARIMATA

Zahra Nabila As-Syahira1,2, Mila Nur Kamilah1,3, Annisaa Shabrina Rossa1,4,


Sukmajaya1,5, Ahmad Fathhan Diza Rahman1,6, Cindy Fitria Putri Ganiawan1,7, Achmad
Andani1,8, Rizki Firdaus Akbar1,9, Muhammad Yusuf Nur Izza1,10, Rizka Alifia1,11,
Ramadhania Ariza Putri1,12

1Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran


2230210190017, 3230210190049, 4230210190004, 5230210190018, 6230210190028, 7230210190042,
8230210190043, 9230210190046, 10230210190037, 11230210190011, 12230210190034

pariwisata, keberagaman biota, dan


Pendahuluan
lokasi yang strategis.
Indonesia adalah sebuah
negara dengan kekayaan alam yang Pengidentifikasian potensial

melimpah, hal ini dapat dilihat dari wisata beserta keragaman biota

keberagaman jenis perairan yang mampu membantu meningkatkan

dimilikinya. Keberagaman jenis pengetahuan dan menentukan

perairan ini seperti sungai, danau, langkah-langkah yang akan diambil

teluk, pantai, kali, laut, samudera, dan di masa mendatang. Pada makalah ini,

selat. Selat adalah perairan yang Selat Karimata menjadi titik fokus

relatif sempit, memisahkan dua pengidentifikasian kedua hal tersebut.

daratan dan menghubungkan dua Makalah ini akan membahas


lautan besar. mengenai letak, karakteristik

Indonesia memiliki 47 selat perairan, jenis biota perairan, dan

yang tersebar di perairan Nusantara. potensi wilayah dari Selat Karimata.

Masing-masing selat memiliki Data yang didapat berasal dari jurnal-

keberagaman biota air dan jurnal serta beberapa website resmi.

karakteristik perairan yang berbeda- Metode yang digunakan adalah

beda, salah satunya adalah Selat metode kualitatif dengan

Karimata. Selat Karimata jika ditinjau menghimpun dan menganalisis

lebih dalam, bukan hanya sekedar kumpulan data mengenai Selat

wilayah perairan sempit diantara dua Karimata lalu memaparkannya secara

pulau, namun juga tempat dengan sistematis serta ringkas.

potensial tinggi dalam bidang

1
Selat Letak Selat Karimata

Selat merupakan suatu


wilayah perairan sempit yang
menghubungkan antara dua perairan
besar dan terletak diantara dua
daratan. Selat memiliki pengaruh
yang penting dalam kegiatan
transportasi dan jual-beli, yaitu
sebagai jalur bagi penyeberangan Gambar 1. Letak Selat Karimata berada diantara
Pulau Sumatera dengan Pulau Kalimantan
kapal-kapal. Namun, di Selat Madura Sumber: Google Earth

dibangun jembatan yang


Selat Karimata secara
menghubungkan antara Surabaya
astronomis terletak pada area 101,25
dengan Madura, sehingga kegiatan
– 111,3º Bujur Timur dan 11,11667º
transportasi dan jual-beli dapat
Lintang Selatan sampai 0,4833º
dilakukan melalui kendaraan darat
Lintang Utara (Wicaksana, et al.,
selain dengan kapal.
2015). Secara geografis, Selat
Sebagai negara kepulauan Karimata adalah sebuah selat yang
dengan total pulau sebanyak 17.508 terletak diantara Pulau Kalimantan
buah, Indonesia tentunya memiliki dengan Pulau Sumatera, lebih
banyak selat yang menghubungkan tepatnya yaitu Pulau Bangka Belitung
pulau-pulau tersebut. Terdapat Selat dan menghubungkan antara Laut Cina
Malaka yang terletak diantara Selatan dengan Laut Jawa. Sehingga
Semenanjung Malaysia dengan Pulau kondisi perairan di Selat Karimata
Sumatera, Selat Sunda, Selat Bali, dipengaruhi oleh Laut Cina Selatan
Selat Lombok, Selat Makassar, Selat dan Laut Jawa (NOAA, et.al., 2019).
Madura, Selat Karimata, dan selat-
Luas yang dimiliki oleh Selat
selat lainnya.
Karimata adalah 150km2. Pengukuran
ini diukur dari wilayah Kalimantan
hingga Pulau Belitung. Selat
Karimata terhubung dengan Selat

2
Gaspar, yaitu selat yang Timur. Dikutip dari Purba dan
menghubungkan antara Pulau Bangka Pranowo (2015) dalam artikel yang
dan Pulau Belitung. Diantara 47 selat berjudul Karakteristik Gelombang
di Indonesia, Selat Karimata termasuk Signifikan di Selat Karimata dan Laut
kedalam golongan selat terbesar di Jawa Berdasarkan Rerata Angin 9
Indonesia. Tahunan, pengaruh angin muson
sangat mempengaruhi wilayah Selat
Karakteristik Selat Karimata
Karimata dan Laut Jawa (Wicaksana,
Letak Selat Karimata yang
et al., 2015).
terdapat di daerah terbuka dan
menghubungkan antara Laut Cina
Selatan dan Laut Jawa
memungkinkan angin bergerak
leluasa di daerah ini. Menurut hasil
penelitian Wicaksana, et.al. (2015),
pergerakan angin di Selat Karimata
dipengaruhi oleh bagian utara
khatulistiwa, yaitu Laut Cina Selatan.
Pada puncak musim barat di bulan
Januari dan puncak musim timur di
bulan Agustus gelombang tertinggi
terjadi setiap tahunnya.
Gambar 2. Distribusi pola pergerakan angin
Pada bulan Januari, tinggi (streamline) secara umum di Indonesia rerata
tahunan 2005-2010
gelombang di Selat Karimata Sumber data : NCEP Reanalysis Data, didapat
dari artikel Karakteristik Gelombang Signifikan
mencapai 1,5-3 meter, dan pada bulan di Selat Karimata dan Laut Jawa Berdasarkan
Rerata Angin 9 Tahunan (Wicaksana, et al.,
Februari tinggi gelombang menurun 2015)
menjadi 1-2,5 meter. Berdasarkan
rerata pola angin yang terjadi pada
puncak musim barat di bulan Januari,
angin bergerak melalui Utara-
BaratLaut menuju ke arah Selatan-

3
mengandung ortofosfat yang tinggi
dan mendukung proses fotosintesis
klorofil-a. Disekitar daratan dan
kedalaman laut yang dangkal di Selat
Karimata terdapat ortofosfat serta
klorofil-a yang berkumpul dan
terkonsentrasi di daerah tersebut.
Gambar 3. Distribusi pola pergerakan angin Terdapat suatu hubungan positif pada
(streamline) secara umum di Indonesia rerata
tahunan 2011-2013 sebaran klorofil-a dan ortofosfat di
Sumber: NCEP Reanalysis Data, didapat dari
artikel Karakteristik Gelombang Signifikan di daerah Selat Karimata. Ortofosfat
Selat Karimata dan Laut Jawa Berdasarkan
Rerata Angin 9 Tahunan (Wicaksana, et al., merupakan salah satu nutrien penting
2015).
bagi fitoplankton, karena ortofosfat
Jenis pasang surut yang terjadi memiliki peran sebagai penunjang
di Selat Karimata adalah pasang surut fotosintesisnya. (Putri, Zainuri, &
tunggal (diurnal tides). Arus terkuat Priyono, 2016).
di Selat Karimata terjadi ketika
pasang menuju surut purnama, yaitu Biota di Selat Karimata

kuat arus sebesar 0,6m/det. Arus Selat Karimata memiliki lebar

bergerak menuju ke arah timur laut sekitar 150 km2 yang diukur dari

memasuki Laut Cina Selatan ketika Pulau Kalimantan hingga ke Pulau

terjadi pasang tertinggi purnama, dan Belitung. Kepulauan Karimata

bergerak menuju ke arah barat laut memiliki beberapa tipe ekosistem di

ketika terjadi pasang tertinggi perbani kawasan Suaka Alam Laut (SAL)

(Heriati, Mustikasari, & Al Azhar, nya, seperti ekosistem terumbu

2015). karang, hutan pantai, hutan tumbuhan


bakau, sampai dengan ekosistem
Letak Selat Karimata yang
perbukitan tinggi.
strategis menyebabkan berkumpulnya
nutrien yang berasal dari Pulau Menurut data yang dimiliki

Bangka Belitung dan Pulau oleh Seksi Konservasi Wilayah I

Kalimantan. Nutrien tersebut Ketapang, potensi flora yang terdiri

membuat Selat Karimata dari ragam jenis tanaman laut dan

4
tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh kawasan konservasi bagi orangutan di
di Selat Karimata. Begitu pula untuk Indonesia. Orangutan borneo adalah
jenis fauna, Selat Karimata memiliki bagian dari keluarga besar kera dan
fauna perairan laut, sampai dengan merupakan mamalia arboreal terbesar
fauna perairan air tawar, darat, dan yang seluruh sub-spesiesnya langka
udara. Dilihat dari letak Kepulauan dan terancam punah. Berdasarkan
Karimata yang terpisah dari Pulau data studi genetika yang dimiliki oleh
Kalimantan Besar (Borneo), perairan World Wide Fund for Nature (WWF)
di sekitar Kepualaun Karimata dari orangutan borneo, terdapat tiga
memiliki hewan endemik, sub-spesies orangutan yang telah
diantaranya yang baru terdata antara diidentifikasi, yaitu Pongo pygmaeus
lain Duyung (Dugong–dugong), pygmaeus yang ditemukan di barat
Tuntong (Batagurbaska), dan Kura- laut Borneo, Pongo pygmaeus
kura Gading (Olitia borneensis). wurmbii di Borneo bagian tengah, dan
Pongo pygmaeus morio di timur laut
Menurut Direktorat Jendral
Borneo.
Perikanan Tangkap (2011), potensi
sumberdaya perikanan khususnya Jenis flora yang dapat
cumi-cumi di Selat Karimata dan ditemukan di Selat Karimata antara
sekitarnya mencapai 2,7 ribu lain jelutung, ramin, damar, pulai,
ton/tahun. Hal ini merupakan peluang rengas, kayu ulin, tanaman bakau,
bagi perikanan tangkap Indonesia kendeka dan berbagai tanaman obat.
agar bisa memanfaatkan potensi Flora unik lainnya yang dapat
sumberdaya perikanan dengan baik dijumpai adalah anggrek hitam.
(Sudjoko, 1988). Selain itu, di daerah Begitu banyak flora dan fauna yang
ini juga terdapat fauna seperti owa- ada di Selat Karimata menjadikannya
owa, monyet merah daun, beruang suatu potensi bagi pengembangan
madu malaya, rangkong, pelatuk, alam di Indonesia.
amfibi, reptil dan invertebrata.
Potensi Selat Karimata
Di Selat Karimata juga Sebagai salah satu selat terbesar
terdapat Taman Nasional Gunung di Indonesia yang menghubungkan
Palung yang menjadi salah satu
5
Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan, paneid yang paling dominan
perairan ini memiliki potensi yang ditangkap adalah udang putih.
sangat besar. Selat yang lebarnya
Selain itu, lobster atau udang
mencapai 150km2 ini mempunyai
karang merupakan salah satu jenis
sumber daya melimpah yang belum
udang berhabitat di terumbu karang
dimanfaatkan dengan baik hingga
yang terdapat di sepanjang garis
saat ini, beberapa diantaranya adalah
pantai dan berbagai teluk.
:
Karakteristik topografi Selat
1. Ikan Karang Karimata yang memiliki terumbu
karang alami dan masih terjaga
Ikan karang dalah ikan yang
menjadikan Selat Karimata sebagai
berhabitat dan bersimbiosis dengan
nursery ground yang cocok untuk
terumbu karang. Berbagai jenis ikan
udang paneid dan lobster.
yang dikategorikan sebagai ikan
karang seperti ikan goby, ikan badut, Penelitian mengatakan bahwa
ikan kerapu karang, ikan ekor kuning, tingkat pemanfaatan kedua jenis
dan ikan baronang beberapa potensi sumberdaya alam disekitaran
diantaranya dapat dikonsumsi oleh Selat Karimata sudah mengalami
manusia. Keanekaragaman karang overfishing bagi udang paneid,
yang terdapat di Selat Karimata sedangkan bagi lobster belum
membuat perairan ini menjadi salah mencapai titik pemanfaatan yang
satu penghasil ikan karang yang baik optimal (Suman, et.al., 2017).
(Suman, et.al., 2017). Pemanfaatan yang optimal untuk
lobster sebagai crustacea bernilai
2. Udang Paneid dan Lobster.
ekonomi tinggi mampu meningkatkan
Sebagai salah satu sumberdaya tingkat ekonomi masyarakat pesisir
laut yang tersebar di kedalaman 30 ataupun nelayan yang menangkap
meter, udang paneid banyak ditemui ikan di WPP tersebut.
di sekitar dasar laut berlumpur
Selat Karimata sebagai jalur
ataupun pasir berlumpur yang
perdagangan atau dikenal dengan
menjadi habitatnya. Jenis udang
Alur Lintas Kepulauan Indonesia

6
(ALKI) I tentunya mampu Peningkatan potensi wisata serta
meningkatkan tingkat perdagangan potensi perikanan mampu mendorong
dan ekonomi masyarakat sekitarnya. kenaikan tingkat ekonomi bagi
Namun, karena cuaca dan pengaruh masyarakat sekitar.
dari Laut Cina Selatan dan Laut Jawa,
Selat Karimata memiliki kecepatan
angin yang tinggi dan tidak menentu
membuat banyaknya kapal yang
karam dan pesawat udara yang jatuh
di daerah ini.

Kesimpulan
Selat Karimata yang
merupakan salah satu selat terbesar di
Indonesia dengan luas wilayah
sebesar 150 km2 yang terletak di
antara Pulau Kalimantan dan Pulau
Sumatera. Karakteristik Selat
Karimata yang dipengaruhi oleh Laut
Cina Selatan dan Laut Jawa dan
merupakan daerah terbuka membuat
Selat Karimata memiliki gelombang
tinggi serta kecepatan angin tinggi.

Keragaman jenis flora dan


fauna seperti owa-owa, monyet merah
daun, beruang madu malaya,
rangkong, pelatuk, ikan hias, ikan
konsumsi, amfibi, reptil dan
invertebrata, mampu meningkatkan
potensi wisata serta potensi perikanan
yang terdapat di wilayah ini.

7
Daftar Pustaka

Heriati, A., Mustikasari, E., & Al Azhar, M. (2015). Variabilitas Pola Arus dan
Gelombang di Selat Karimata. Jurnal Segara, 1, 133.
NOAA, SIO, NAVY, U., NGA, & GEBCO. (2019). Karimata Strait. Diambil
kembali dari Google Earth:
https://www.google.co.id/maps/place/Karimata+Strait/@-
2.3241669,108.8526342,46299m/data=!3m1!1e3!4m5!3m4!1s0x2e1a81d6
a93ca34f:0xe454d5f06fc1217!8m2!3d-2.324167!4d108.861389

Putri, G. A., Zainuri, M., & Priyono, B. (2016). Sebaran Ortofosfat dan Klorofil-a
di Perairan Selat Karimata. BULOMA: Buletin Oseanografi Marina, 1.
Sudjoko, B. (1988). Cumi-cumi (Cephalopoda Mollusca) Sebagai Salah Satu
Makanan dari Laut. Oseana, 97-107.
Suman, A., Wudianto, Irianto, H., Satria, F., & Amri, K. (2017). Potensi Dan
Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan
Republik Indonesia. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 97-100.
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. (2011). Peta Keragaan Perikanan Tangkap
di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI).
Kementrian Kelautan dan Perikanan, 68.
Wicaksana, S., Sofian, I., Pranowo, W., Kuswardani, A. R., Saroso, & Sukoco, N.
B. (2015). Karakteristik Gelombang Signifikan di Selat Karimata dan Laut
Jawa Berdasarkan Rerata Angin 9 Tahunan (2005-2013). Omni-Akuatika,
36-38.

Anda mungkin juga menyukai