Anda di halaman 1dari 3

Kisah Iman Yang Luar Biasa Dari Para Sahabat Di Medan Perang

Umair ibn Hamam beliau adalah salah seorang sahabat yang ikut dalam perang badar.
Waktu nabi mengatur pasukan musuh sudah di depan mata dan genderang perang sudah hampir
dipukul. Nabi megatakan dengan sabda yang masyhur dalam hadits bukhori yaitu “Demi Allah
tidak ada di antara kalian yang hadir di perang badar ini dan terbunuh dalam mengahadapi
musuh kecuali pasti mendapatkan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi” mendengar
kalimat ini umar mengatakan indah sekali wahai Rasulullah ulangi wahai Rasulullah. Kemudian
Rasulullah mengulangi kalimatnya “demi Dzat yang ubun ubun ku berada dalam genggaman-
Nya tidak ada di antara kalian yang hadir di perang badar ini dan terbunuh dalam mengahadapi
musuh kecuali pasti mendapatkan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi”. Umair
mengatakan dengan semangat “indah, indah sekali” Rasulullah mengatakan “apanya yang indah
wahai Umair” Umair menjawab “ya Rasulullah aku tinggal masuk ke medan perang di bunuh
oleh mereka dan aku akan mendapatkan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi tanpa hisab
?” Nabi menjawab “iya wahai Umair” kemudian Umair mengatakan “itulah kenapa saya
mengatakan indah wahai Rasullah saya akan kejar itu”.

Singkat cerita Umair ini sedang membawa dua butir kurma di tangannya dan sedang
memasukan satu butir ke mulutnya. Di sisi lain takbir telah di kumandangkan dan kedua belah
pihak telah maju untuk saling bunuh di medan perang. Ketika Umair sedang mengunyah satu
butir kurma yang ada di mulutnya dia mengatakan pada dirinya sendiri “wahai Umair jika
menunggu sampai kurma kamu habis maka masih lama kamu medapatkan syurga”. Kemudian di
buanglah kurma yang ada di mulutnya dia bertakbir dan maju kedalam medan peperangan dan
terbunuh mati syahid. Lihatlah betapa heroiknya sahabat yang mulia ini, beliau langsung
meyambut apa yang di sabdakan oleh Rasulullah SAW.

Kisah yang lain adalah dua anak kecil yang bernama Muadz ibn Afra’ dan adikya Auf ibn
Afra’. Muadz berumur 16 tahun dan adikya Auf berumur 15 tahun dan kedua duanya ikut serta
dalam perang badar. Coba kita bandingkan generasi muda islam zaman sekarang, dengar adzan
saja belum tentu mereka pergi ke masjid. Waktu perang badar Abdurrahma ibn Auf
menceritakan kepada kita umat islam bahwa ada dua anak muda yang luar biasa keimannnya.

Ketika perang badar mulai berkecamuk ada anak muda umurnya 16 tahun yang bernama
Muadz menanyakan kepada saya (kepada Abdurrahan ib Auf) “paman mana yang namanya Abu
jahl” Abdurrahman menjawab “kenapa kau mencari Abu jahl” anak itu membalas “saya dengar
dia adalah orang yang sering menyakiti Nabi ketika di Mekkah apakah itu benar paman ?”
Abdurrahman menjawab “benar, kemudian untuk apa kau bertanya ?” Muadz menjawab “aku
ingin membunuhnya paman” Abdurrahman menjawab “baiklah kalau saya lihat nanti akan saya
beritahu”. Abdurrahman mengatakan demikian karena perang sedang berkecamuk maka Muadz
menunggu di samping Abdurrahman.

Kemudian datang adiknya yang bernama Auf tanpa ada perjanjian menanyakan hal yang
sama kepada Abdurrahman. Abdurrahman menceritakan sementara dua anak muda berdiri
samping kanan dan kirinya dan perang berkecamuk tiba tiba Abu jahl terlihat dari jauh. Perlu
teman-teman ketahui Abu jahl itu dari ujung kepalanya sampai ujung kakinya tertutup oleh besi
yang terlihat hanya matanya sedikit bahkan kudanya dari kepala sampai kakinya juga terlapisi
oleh besi, belum cukup sampai situ dia di kelilingi oleh 10 baris pasukan yang membuat
lingkaran di sekelilingnya. Kata Abdurrahman ketika beliau mengatakan itu Abu jahl sambil
meunjuk anak muda di samping kanan dan kirinya melesat bagaikan anak panah yang di
lepaskan dari busurnya. Muadz dan Auf lari menembus 10 baris pasukan itu dan kedua duanya
sempat memukulkan pedangnya ke arah Abu jahl sampai dalam suatu riwayat di katakan Abu
jahl jatuh dari kudanya dan pahannya terluka.

Abu jahl ini adalah pimpian orang quraiys ketika itu. Jika dia mati maka pasukan kafir
quraiys bubar semuanya. Maka yang terjadi adalah Auf di keroyok oleh seluruh pengawal Abu
jahl dan Syahid ketika itu, sedangkan kakaknya sempat menangkis walaupun tanganya terkena
tebasan pedang tetapi dia sempat keluar dari medan peperangan. Kemudian Muadz mengambil
imamahnya dan di ikatkan kepada tanganya yang sobek dan meruskan peperangan dengan satu
tangan. Ketika dia berperang dia merasa bahwa tanganya mengganggu karena sobek dan sakit
akhirnya dia mengambil inisiatif untuk menginjak tangannya dan menariknya kuat-kuat supaya
putus sekalian. Kemudian dia meneruskan perang sampai terbunuh mati syahid. 15 dan 16 tahun
yakin mati di medan perang adalah syahid jadi tidak ada rasa takut sama sekali.

Tentu saja kalau kita bercerita tentang heroiknya para sahabat dalam membela iman
mereka di medan perang akan banyak sekali. Sebut saja Abu Qatadah yang di beri amanah oleh
Rasulullah SAW untuk memberikan hak Allah dan Rasul-Nya dalam sebuah pedang yaitu
dengan cara memukulkan pedang itu ke arah lawan sampai pedang itu bengkok. Ali ibn Abi
Thalib r.a. yang berhadapan dengan Abu Wud yang tingginya 5 meter. Serta 3 panglima yang
gugur dalam perang Mu’tah yaitu Zaid ibn Haritsah, Ja’far ibn Abi Tholib dan Abdullah ibn
Rawahah. Tetapi izinkan saya untuk menutup kisah ini dengan salah satu perang yang
mempunyai nilai iman yang luar biasa.

Perang ini di namakan perang hamrad asad. Perang ini terjadi satu hari setelah perang
uhud selesai. Seperti yang di jelaskan dalam banyak sejarah dalam perang uhud umat islam
menderita kekalahan. Sahabat yang mengikuti perang uhud jumlahnya ada 700 orang dan yang
syahid sebanyak 70 orang sisanya 630 orang luka semuaya luka parah termasuk Nabi SAW
beliau giginya pecah dan keningya berdarah dan minimal setiap sahabat mendapat lima luka.
Singkat cerita mereka pulang ke madinah dengan bersedih hati karaena di perang badr mereka
mendapat kemenagan dan pada perang uhud menderita kekalahan.

Ketika maghrib tiba banyak para sahabat yang tidak bisa pergi ke masjid. Besoknya
ketika subuh turun perintah Allah SWT kepada Nabi untuk mengejar kaum quraiys yang berada
di daearh hamrad asad dan orang nya tidak boleh di ganti harus tetap seperti kemarin. Kemudian
beberapa sahabat yang di beri peritah oleh Nabi SAW segera mengumumkan kepada masyarakat
muslim yang berbunyi “wahai sahabat-sahabat nabi yang kemarin ikut perang uhud bukan orang
baru telah datang perintah Allah dan Rasul-Nya untuk mengejar kaum quraiys ke daerah hamrad
asad”. Mendegar hal ini para sahabat tanpa berpikir dua kali langsung menyambut dan berangkat
karena mereka yakin Allah dan Rasulnya sudah pasti benar.
Coba bayangkan pasukan kalah, luka, sakit hati tetapi itu semua tidak menghalangi
mereka. Mereka semua tidak memperdulikan apakah luka mereka sudah kering atau belum. Jadi
ketika pasukan ini berkumpul kebanyakan dari mereka berdarah di sebabkan luka mereka yang
belum kering. Tetapi yang paling banyak mengeluarkan darah adalah dua pemuda kakak beradik
yang berumur sekitar 15 dan 16 tahun (dalam riwayat tidak di sebutkan namanya). Mereka
berdua setelah perang uhud terbaring kaku tidak bisa bergerak karena banyaknya luka. Sholat
pun mereka berdua menggunakan isyarat. Maka ketika mereka mendengar perintah ini, dua
duanya saling menyeret tubuh satu sama lain untuk mendatangi perintah Rasulullah SAW.

Dari rangkaian kisah di atas apakah kita tidak malu dengan perbuatan yang kita lakukan
selama ini. Kebanyakan manusia itu mencintai dunia tetapi lupa kepada Dzat yang memiliki
dunia. Cinta harta tetapi tidak mau minta kepada Dzat yang maha memberi rizqi. Ingin masuk
syurga dan jauh dari api neraka tetapi perbuatannya selalu sebaliknya. Maka penulis ingin
mengiatkan kususnya untuk diri penulis sendiri dan para pembaca yang budiman agar selalu
muhasabah diri dan selalu berusaha meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.
Semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kita !!

Anda mungkin juga menyukai