Anda di halaman 1dari 10

REFERAT

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

RSU HAJI SURABAYA

DIABETES MELLITUS HIPOGLIKEMI

Pembimbing :

dr. ANDI PURNOMO Sp.PD,KHOM,FINASIM

Penyusun :

AHMAD BAGUS RIFAI 20190420040

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA

2019

1
I. LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT DIABETES MELLITUS HIPOGLIKEMI

Referat dengan judul “DIABETES MELLITUS HIPOGLIKEMI” telah diperiksa dan


disetujui sebagai salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di
bagian Ilmu Penyakit Dalam di RSU Haji Surabaya.

Surabaya, 26 Agustus 2019

Pembimbing

dr. ANDI PURNOMO Sp.PD,KHOM,FINASIM

2
II. KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat penyertaan-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penyusunan referat yang berjudul: “Diabetes Mellitus Hipoglikemi”.

Penyusunan referat ini merupakan salah satu pemenuhan tugas kepaniteraan klinik
Ilmu Penyakit Dalam di RSU Haji Surabaya.

Penulis menyadari bahwa banyak bantuan, bimbingan, dukungan, dan kerja sama
yang positif dari berbagai pihak dalam menyelesaikan penyusunan referat ini. Untuk itu,
penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan terutama kepada yang terhormat dr.ANDI PURNOMO,
Sp.PD,KHOM,FINASIM yang telah membimbing penyusunan referat ini.

Penulis sangat menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran
dan kritik sangat diharapkan. Demikian referat ini dibuat dengan harapan bermanfaat bagi
para pembaca.

3
BAB I
PENDAHULUAN

Kegawatdaruratan diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan yang mengancam


jiwa yang terkait dengan komplikasi akut DM sehingga perlu mendapatkan pertolongan
dengan segera. Yang termasuk dalam keadaan gawatdaruratan DM adalah hipoglikemia
dan krisis hiperglikemia (ketoasidosis diabetik, hyperosmolar hyperglycemic state koma
lakto-asidosis). Ketoasidosis diabetik (KAD) atau disebut Koma Diabetik dan
Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS) merupakan dua komplikasi metabolik akut
pada DM yang sangat serius, dan paling sering terjadi. Setiap tahunnya di USA, KAD
terjadi pada > 110.000 pasien rawat inap, dengan mortalitas antara 2-10 %. Angka kejadian
HHS lebih rendah dibandingkan dengan KAD, namun mortalitasnya lebih besar. KAD
paling banyak terjadi pada DM tipe-l, namun pada DM tipe- 2 pun mempunyai risiko
terjadi KAD saat terjadinya suess katabolik pada penyakit akut seperti trauma, pembedaban
atau infeksi. Baik KAD maupun HHS besarnya mortalitas terkait dengan penyakit dasar
yang menyertainya di antaranya adalah sepsis.

4
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma hiperglikemia yang sering disertai
kelainan metabolisme yang terkait (lemak dan protein), yang disebabkan oleh karena
defek sekresi dan jumlah insulin (DMT1), ataupun kombinasinya dengan resistensi
insulin yang merupakan penyebab awal (DMT2) defek sekresi dan jumlah insulin
tersebut. Diabetes mellitus tipe 1 (DMTI) disebabkan karena destruksi sel beta
pankreas yang kebanyakan akibat dari proses autoimun ataupun idiopatik, dan
penderita DMTI ini cenderung mengidap ketoasidosis diabetik (KAD). Diabetes
mellitus tipe 2 (DMT2) adalah bentuk DM yang lebih sering (95% lebih), dengan awal
penyebabnya adalah resistensi insulin yang akhirnya menimbulkan dekompensasi
pankreas mensekresi insulin.

II. KOMPLIKASI
A. AKUT :
1) HIPOGLIKEMI
2) KOMA LAKTO ASIDOSIS
3) KETOASIDOSIS ( Diabetik Ketoasidosis )
4) KOMA HIPEROSMOLAR NONKETOTIK

1. HIPOGLIKEMI
A. DEFINISI
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara
abnormal rendah.Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah
antara 70-110mg/dL. Sementara pada penderita diabetes, kadar gula darahnya tersebut

5
berada pada tingkat terlalu tinggi dan pada penderita hipoglikemia, kadar gula
darahnya berada < 70 mg/dL dengan gejala klinis.
Hipoglikemi pada Diabetes Melitus terjadi karena :
 Kelebihan obat / dosis obat : terutama insulin atau obat hipoglikemi oral .
 Kebutuhan tubuh akan insulin yang relative menurun : Gagal Ginjal Kronik ,Pasca
persalinan.
 Asupa makan tidak adekuat : jumlah kalori atau waktu makan tidak tepat.
 Kegiatan jasmani yang berlebihan.

Hipoglokemia raektif adalah gejala hipoglikemia dengan gula darah yang turun
mendadak ex : dari 450 menjadi 70mg/dL. Koma hipoglikemia adalah koma
dikarenakan glukosa < 30mg/dL. Reaksi hopoglikemia adalah gejala hipoglikemia
yang terjadi 3-5jam sesudah makan (sering terjadi pada orang yang memiliki riwayat
keluarga DM ).

B. GEJALA DAN TANDA KLINIS


Fase otonomik adrenergic :
 Kadar glukosa < 70 mg/dL
 Sekresi insulin menurun dan glucagon, hormon katekolamin. Dan GH meningkat
 Gejala klinis palpitasi,gemetar,cemas

Fase kolinergik :
 Kadar glukosa 30 -60 mg/dL
 Glukagon dan epinefrin meningkat
 Gejala klinis : keringat dingin banyak, tremor, kesemutan, lapar, mual

Fase Neurologis :
 Kadar glukosa < 30 mg/dL
 Gangguan fungsi otak
Pandangan kabur, kejang,gangguan psikomotor,kesadaran menurun, dan koma.

6
pada pasien pemeriksaan fisik dengan gejala – gejala Hipokalemia ditemukan : pucat
berkeringat banyak,tekanan darah rendah ,penurunan kesadaran ,defisit neurologic fokal
transien.

DIAGNOSIS TRIAS WHIPPLE :


 Gula Darah < 70 mg/dL
 Gejala akan menghilang dengan pemberian glukosa
 Gejala klinis hipoglikemi

C. DIAGNOSA BANDING
Hipoglikemi karena :
 Obat
sering : insulin ,sulfonylurea .
 Penyakit : gagal hati ,gagal ginjal ,gagal jantung ,sepsis .
 Defisiensi endokrin : kortisol ,glucagon ,epinefrin.
 Hiperinsulinisme endogen : insulinoma ,autoimun ,sekresi insulin ektopik.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Labotarium : darah rutin ,kadar glukosa darah ,tes fungsi ginjal ,tes fungsi hati.

E. TERAPI
Stadium Permulaan ( ringan ) :
▪ Berikan gula murni 15-20 gram (2 sendok makan di larutkan ) atau sirop / permen gula
murni (bukan pemanis pengganti gula atau gula diet / gula diabetes) dan makanan yang
mengandung karbohidrat. Pemantauan kurang lebih 15 menit jika pasien belum sadar
maka lanjutkan penanganan.
▪ Stop obat hipoglikemik sementara.
▪ Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1 – 2 jam.
▪ Pertahankan GD sekitar >130 mg/dL ( bila sebelumnya pasien tidak sadar ).
▪ Cari penyebabnya.

7
Stadium berat ( Koma Hipokalemia atau Tidak Sadar dan Curiga Hipokalemia ) :

 Diberikan larutan Dekstrosa 40 % sebanyak 1 flakon ( 25 mL ) bolus intra


vena,gunakan rumus 3-2-1-1
 Diberikan cairan Dekstrosa 10 % per infuse ,6 jam per kolf.
 Periksa gula darah sewaktu (GDA) atau setiap 1-2 jam , penanganan dengan rumus
3-2-1-1 : (1 flakton berisi (25ml) glukosa 40% dan dapat menaikan kadar glukosa
darah 25-50mg/dL )
 Bila GDA < 30  bolus Dekstrosa 40 % 75mL(3) iv
 Bila GDA 30-50 mg/dL  bolus Dekstrosa 40 % 50mL(2) iv
 Bila GDA 50-70 mg/dL  bolus Dekstrosa 40 % 25mL(1)iv
 Bila GDA 70-90 mg/dL  diberikan (1) flakton jika di perlukan

 Setelah pemeriksaan 15 menit tetapi gula darah acak tidak ada kenaikan ke normal dan
masih adanya gejala klinis hipoglikemi terapi dapat diulang bila gagal mengunanakan
pengobatan : injeksi metilprednisolon 62.5-125 mg IV dan dapat diulang, injeksi
fenitoin 3 x 100 mg IV atau fenitoin oral dengan dosis 3 x 100 mg sebelum makan .
Bila perlu injeksi efedrin (bila tidak ada kontra indikasi: jantung, dan lain-lain) 25-50
mg atau injeksi glukagon 1 mg i.m.

 Bila pasien belum sadar, Akan tetapi GDA sekitar 200 mg/dL : injeksi Deksametason
10 mg iv bolus dilanjutkan Manitol 1,5-2 g/kg BB iv setiap 6-8 jam ,lalu cari penyebab
lain dari penurunan kesadaran.

8
BAB III
KESIMPULAN

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
Glukosa darah yang melebihi nilai normal pada keadaan puasa lebih atau sama dengan 126
mg % atau gula darah sewaktu lebih atau sama dengan 200 mg % atau pada TTGO lebih
atau sama dengan 200 mg % .Dalam manajemen DM ada 5 pilar penting yaitu : edukasi
masyarakat tentang DM, aktivitas fisik, pengaturan nutrisi, terapi farmakologi dan monitor.
Dengan kelima hal tersebut diharapkan penyakit DM dapat dikendalikan. Jangan sampai
penyakit DM menjadi suatu komplikasi terutama hipoglikemia ( GDA < 70mg/dL ) yang
dapat mengacam jiwa atau kegawat daruratan.

9
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

FKUNAIR Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, edisi kedua, 2015.

Perkeni. Konsensus Diabetes Melitus Hipoglikemia di Indcnesia. Jakarta:PB

Perkeni; 2002

Siti setiati , dkk. tahun 2014 . Buku Panduan Pelayanan Medik . PB PAPDI :

Jakarta .

10

Anda mungkin juga menyukai