Anda di halaman 1dari 51

INTERVENSI NIC-NOC

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

1. Risiko Aspirasi Setelah diberikan asuhan keperawatan selama NIC


.... x .... jam, diharapkan tidak terjadi aspirasi
Definisi : dengan kriteria hasil : Respiratory Monitoring

Rentan mengalami masuknya sekresi NOC □ Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
gastrointestinal, sekresi orofaring, benda cair kesulitan bernafas
atau padat ke dalam saluran trakheobronkial Respiratory Status □ Catat pergerakan dada, catat
yang dapat mengganggu kesehatan. ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot
□ Frekuensi pernapasan normal (16- bantu nafas, dan retraksi pada otot
Faktor risiko : 20x/menit) supraclaviculas dan interkosta
□ Irama pernapasan teratur □ Monitor suara nafas tambahan seperti
□ Adanya selang oral/nasal (misal : □ Kedalaman pernapasan normal ngorok atau mengi
trakea, selang makan) □ Mampu untuk mengeluarkan secret □ Monitor pola nafas (misalnya, bradipneu,
□ Barier untuk mengangkat bagian atas takipneu, hiperventilasi, pernafasan
tubuh Respiratory Status : Airway Patency kusmaul, pernafasan 1:1, apneustik,
□ Batuk tidak efektif respirasi biot, dan pola ataxic)
□ Gangguan menelan □ Frekuensi pernapasan normal (16- □ Monitor saturasi oksigen pada pasien yang
□ Pembedahan leher 20x/menit) tersedasi (seperti, SaO2, SvO2, SpO2) sesuai
□ Pembedahan mulut □ Irama pernapasan teratur dengan protokol yang ada
□ Pembedahan wajah □ Kedalaman inspirasi normal □ Pasang sensor pemantauan oksigen non-
□ Pemberian makan enteral □ Suara auskultasi nafas vesikuler invasif (misalnya, pasang alat pada jari,
□ Pemberian medikasi □ Kepatenan jalan nafas ada hidung, dan dahi) dengan mengatur alarm
□ Pengosongan lambung yang lambat □ Volume tidal normal (380 ml untuk pada pasien berisiko tinggi (misalnya,
□ Peningkatan residu lambung wanita dan 500 ml untuk pria) pasien yang obesitas, melaporkan pernah
□ Peningkatan tekanan intragastrik □ Pencapaian tingkat insentif spirometri mengalami apnea saat tidur, mempunyai
□ Penurunan motilitas gastrointestinal □ Kapasitas vital riwayat penyakit dengan terapi oksigen
□ Penurunan refleks muntah □ Saturasi oksigen normal (95%-100% menetap, usia ekstrim) sesuai dengan
□ Penurunan tingkat kesadaran □ Tes faal paru prosedur tetap yang ada
□ Rahang kaku □ Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
□ Sfringter esofagus bawah inkompeten Aspiration Prevention □ Perkusi torak anterior dan posterior, dari
□ Trauma leher apeks ke basis paru, kanan dan kiri
□ Mengidentifikasi adanya faktor-faktor □ Catat lokasi trakea
□ Trauma mulut
risiko
□ Trauma wajah □ Menghindari faktor-faktor risiko □ Monitor kelelahan otot-otot diapragma
□ Mempertahankan kebersihan mulut dengan pergerakan parasoksikal
□ Memposisikan tubuh untuk tetep □ Auskultasi suara nafas, catat area dimana
tegak ketika makan dan minum terjadi penurunan atau tidak adanya
□ Memposisikan tubuh untuk miring ventilasi dan keberadaan suara nafas
ketika makan dan minum jika tambahan
dibutuhkan □ Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas
□ Memilih makanan sesuai dengan dengan auskultasi suara nafas ronki di paru
kemampuan menelan □ Auskultasi suara nafas setelah tindakan,
□ Memilih makanan dan cairan dengan untuk dicatat
konsistensi yang tepat □ Monitor nilai fungsi paru, terutama
□ Menggunakan cairan yang dipadatkan kapasitas vital paru, volume inspirasi
jika dibutuhkan maksimal, volume ekspirasi maksimal
□ Mempertahankan tubuh dalam posisi selama 1 detik (FEV1), dan FEV1/FVC
tegak selama 30 menit setelah makan sesuai dengan data yang tersedia
□ Monitor hasil pemeriksaan ventilasi
mekanik, catat peningkatan tekanan
inspirasi dan penurunan volume tidal
□ Monitor peningkatan kelelahan, kecemasan
dan kekurangan udara pada pasien
□ Catat perubahan pada saturasi O2, volume
tidal akhir CO2, dan perubahan nilai analisa
gas darah dengan tepat
□ Monitor kemampuan batuk efektif pasien
□ Catat onset, karakteristik, dan lamanya
batuk
□ Monitor sekresi pernafasan pasien
□ Monitor secara ketat pasien-pasien yang
berisiko tinggi mengalami gangguan
respirasi (misalnya, pasien dengan terapi
opioid, bayi baru lahir, pasien dengan
ventilasi mekanik, pasien dengan luka
bakar di wajah dan dada, gangguan
neuromuskular)
Airway Management

□ Buka jalan napas dengan teknik chin lift


atau jaw thrust, sebagaimana mestinya
□ Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
□ Identifikasi kebutuhan aktual/potensial
pasien untuk memasukkan alat membuka
jalan nafas
□ Masukkan alat nasopharingeal airway
(NPA) atau oropharingeal airway (OPA),
sebagaimana mestinya
□ Lakukan fisioterapi dada sebagaimana
mestinya
□ Buang sekret dengan memotivasi pasien
untuk melakukan batuk atau menyedot
lendir
□ Motivasi pasien untuk bernafas pelan,
dalam, berputar, dan batuk
□ Intrusikan bagaiaman agar bisa melakukan
batuk efektif
□ Auskultasi suara nafas, catat area yang
ventilasinya menurun atau tidak ada dan
adanya suara tambahan
□ Kelola pemberian bronkodilator
sebagaimana mestinya
□ Posisikan untuk meringankan sesak nafas
□ Monitor status pernafasan dan oksigenasi,
sebagaimana mestinya

Vital Signs Monitoring

□ Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan


status pernapasan dengan tepat.
□ Catat gaya dan fluktuasi yang luas pada
tekanan darah.
□ Monitor tekanan darah saat pasien
bebaring, duduk, dan berdiri sebelum dan
sesudah perubahan posisi.
□ Monitor tekanan darah setelah pasien
minum obat jika memungkinkan.
□ Auskultasi tekanan darah di kedua lengan
dan bandingkan.
□ Monitor tekanan darah, denyut nadi, dan
pernapasan sebelum, selama, dan setelah
beraktivitas dengan tepat.
□ Monitor dan laporkan tanda dan gejala
hipotermia dan hipertermis.
□ Monitor keberadaan dan kualitas nadi.
□ Ambil nadi apikal dan radial secara
simultan dan perhatikan perbedaannya
dengan tepat.
□ Monitor terkait dengan nadi paradoksas.
□ Monitor terkait dengan nadi alternatif
□ Monitor tekanan darah yang melebar atau
menyempit
□ Monitor irama dan tekanan jantung
□ Monitor nada jantung
□ Monitor irama dan laju pernapasan
(misalnya, kedalaman dan kesimetrisan)
□ Monitor suara paru-paru
□ Monitor oksimetri nadi
□ Monitor pola pernapasan abnormal
(misalnya, obeyne, scokes, kusmaul, biot,
apneustic, ataksia, dan bernapas
berlebihan)
□ Monitor warna kulit, suhu dan kelembaban
□ Monitor sianosis sentral dan perifer
□ Monitor akan adanya kuku (dengan bentuk)
dubbing
□ Monitor terkait dengan adanya tiga tanda
Caushing reflex (misalnya, tekanan nadi
lebar, bradikardia, dan peningkatan tekanan
darah sistolik)
□ Identifikasi kemungkinan penyebab
perubahan tanda-tanda vital
□ Periksa secara berkala keakuratan
instrumen yang digunakan untuk perolehan
data.
Airway Suctioning

□ Lakukan tindakan cuci tangan


□ Lakukan tindakan pencegahan umum
(universal precaution)
□ Gunakan alat pelindung diri (sarung
tangan, kaca mata, masker), sesuai dengan
kebutuhan
□ Tentukan perlunya suction mulut atau
trakhea
□ Auskultasi suara napas sebelum dan setelah
tindakan suction
□ Informasikan kepada pasien dan keluarga
tentang pentingnya tindakan suction
□ Aspirasi nasopharynx dengan kanul suction
sesuai dengan kebutuhan
□ Berikan sedatif sebagaimana mestinya
□ Masukkan nasopharingeal airway untuk
melakukan suction nasotracheal sesuai
kebutuhan
□ Instruksikan kepada pasien untuk menarik
napas dalam sebelum dulakukan suction
nasotracheal dan gunakan oksigen sesuai
dengan kebutuhan
□ Hiperoksigenasi dengan oksigen 100%
selama minimal 30 detik, menggunakan
ventilator atau resusitator sebelum dan
setelah tindakan suction
□ Hiperinflasi dengan menggunakan volume
tidal yang sesuai dengan berat badan
pasien, sesuai dengan kebutuhan
□ Gunakan closed-system suctioning sesuai
indikasi
□ Gunakan alat steril setiap tindakan suction
trachea
□ Pilih kanul suction yang diameternya
separuh dari diameter pipa endotrakeal,
pipa trakeostomi atau jalan napas pasien
□ Instruksikan kepada pasien untuk
mengambil napas dan dalam selama kanul
suction masuk melalui jalur nasotrakeas
□ Biarkan pasien tersambung ke ventilator
selama prosedur suction jika menggunakan
sistem suction tertutup atau jika perangkat
adaptor insuflasi oksigen sedang digunakan
□ Gunakan angka terendah pada dinding
suction yang diperlukan untuk membuang
sekret
□ Monitor adanya nyeri
□ Monitor status oksigenasi pasien, status
neurologis, status mentasl, tekanan intra
kranial, tekanan perfusi serebral dan status
hemodinamik segera sebelumnya, selama
dan setelah melakukan suction
□ Berdasarkan durasi setiap suction trakea
buang sekret dan cek respon pasien
terhadao suction
□ Lakukan suction orofaring setelah
menyelesaikan suction trakea
□ Bersihkan area sekitar stoma trakea setelah
menyelesaikan suction trakea, sebagaimana
mestinya
□ Hentikan suction trakea dan sediakan
oksigen tambahan jika pasien pernah
mengalami bradikardia, peningkatan ektopi
ventrikel dan atau denaturasi
□ Variasikan teknik suction berdasarkan
respon klinis pasien
□ Monitor dan catat warna, jumlah dan
konsistensi sekret
□ Kirimkan sampel sekret untuk tes kultur
dan sensitivitas sebagaimana mestinya
□ Instruksikan pasien dan atau keluarga untuk
melakukan suktion jalan napas,
sebagaimana mestinya.
Aspiration Precautions

□ Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk,


gag reflex, kemampuan menelan
□ Skrining adakah disfagia, dengan tepat
□ Pertahankan (kepatenan) jalan nafas
□ Minimalisir penggunaan narkotik dan
sedatif
□ Minimalisir penggunaan obat-obatan yang
diketahui memperlambat pengosongan
lambung, dengan tepat
□ Monitor status pernafasan
□ Monitor kebutuhan perawatan terhadap
saluran cerna
□ Posisikan (kepala pasien) tegak lurus, sama
dengan atau lebih tinggi dari 30 sampai 90
derajat (pemberian makan dengan NGT)
atau sejauh mungkin
□ Jaga kepala tempat tidur ditinggikan 30-45
menit setelah pemberian makan
□ Jaga manset trakea tetap terpasang, dengan
tepat
□ Jaga peralatan suksion tetap tersedia
□ Pantau (cara) makan atau bantu jika
diperlukan
□ Beri makanan dalam jumlah sedikit
□ Periksa posisi NGT atau selang gastronomi
sebelum pemberian makan
□ Periksa residu pada selang atau gastronomi
sebelum pemberian makan
□ Jangan beri makan jika residu terlalu
banyak (misalnya, lebih besar dari 250 cc
pada selang makanan atau lebih besar 100
cc pada selang PEG)
□ Letakkan pompa NGT sesuai gravitas, jika
diperlukan
□ Gunakan agen-agen prokinetik yang sesuai
□ Hindari pemberian cairan atau penggunaan
zat yang kental
□ Tawarkan makanan atau cairan yang bisa
dibentuk di dalam bolus sebelum ditelan
□ Potong makanan menjadi potongan-
potongan kecil
□ Minta obat-obatan dalam bentuk elixir
□ Haluskan obat-obatan dalam bentuk pil
sebelum pemberian
□ Inspeksi kavitas oral terkait dengan obat-
obatan maupun makanan yang tertahan
□ Berikan perawatan mulut
□ Sarankan konsultasi pada terapis bicara
patologis dengan tepat
□ Sarankan untuk menelan kue barium/
barium cookie atau video fluoroscopy, yang
sesuai
Positioning

□ Tempatkan (pasien) diatas matras/ tempat


tidur terapeutik
□ Berikan matras yang lembut
□ Jelaskan pada pasien bahwa (badan) pasien
akan dibalik
□ Dorong pasien untuk terlibat dalam
perubahan posisi
□ Monitor status oksigenasi (pasien sebelum
dan setelah perubahan posisi)
□ Berikan obat sebelum membalikkan
(badan) pasien, dengan tepat
□ Tempatkan pasien dalam posisi terapeutik
yang sudah dirancang
□ Masukkan posisi tidur yang diinginkan ke
dalam rencana perawatan jika tidak ada
kontraindikasi
□ Posisikan (pasien) sesuai dengan
kesejajaran tubuh yang tepat
□ Imobilisasi atau sokong bagian tubuh yang
terkena dampak, dengan tepat
□ Tinggikan bagian tubuh yang terkena
dampak
□ Posisikan (pasien) untuk mengurangi
dyspnea (misalnya, posisi semi fowler)
□ Sokong bagian tubuh yang oedem
(misalnya, dengan menempatkan bantal
dibawah lengan atau di bawah skrotum)
□ Posisikan (pasien) untuk memfasilitasi
ventilasi/perfusi (“good lung down”)
□ Dorong latihan ROM aktif dan pasif
□ Sokong leher (pasien) dengan tepat
□ Jangan menempatkan pasien pada posisi
yang bisa meningkatkan nyeri
□ Jangan menempatkan (bagian tubuh) yang
diamputasi pada posisi fleksi
□ Minimalisir gesekan dan cedera ketika
memposisikan dan membalikkan tubuh
pasien
□ Gunakan papan untuk kaki/footboard bagi
pasien (menuju) tempat tidur
□ Balikkan tubuh (pasien) dengan
menggunakkan teknik gelindingkan dan
gulung/log roll technique
□ Posisikan (pasien) unuk meningkatkan
drainase urin
□ Jangan memposisikan (pasien) dengan
penekanan pada luka
□ Sangga dengan sandaran yang sesuai
□ Tinggikan anggota badan yang terkena
dampak setinggi 20 derajat atau lebih, lebih
tinggi dari jantung, untuk meningkatkan
aliran balik vena
□ Instruksikan pasien bagaimana
menggunakan postur tubuh dan mekanika
tubuh yang baik ketika beraktivitas
□ Monitor peralatan traksi terhadap
penggunaan yang sesuai
□ Pertahankan posisi dan integritas traksi
□ Tinggikan kepala tempat tidur
□ Balikkan tubuh pasien sesuai dengan
kondisi kulit
□ Kembangkan jadwal tertulis terkait dengan
reposisi (tubuh) pasien
□ Balikkan pasien yang tidak sadar setiap 2
jam atau sesuai dengan jadwal
□ Gunakan alat-alat yang tepat dalam
menyokong anggota tubuh pasien
(misalnya, gulungan tangan/ hand roll dan
trokanter gulungan/trochanter roll)
□ Tempatkan barang secara berkala dalam
jangkauan (pasien)
□ Tempatkan perubah posisi tempat tidur
dalam jangkauan (pasien)

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Airway Management
jam diharapkan mampu mempertahankan □ Buka jalan nafas menggunakan head tilt
Batasan Karakteristik : kebersihan jalan nafas dengan kriteria : chin lift atau jaw thrust bila perlu
□ Posisikan pasien untuk memaksimalkan
□ Batuk yang tidak efektif NOC : ventilasi
□ Dispnea
□ Identifikasi pasien perlunya pemasangan
□ Gelisah Respiratory status : Airway Patency alat jalan nafas buatan (NPA, OPA, ETT,
□ Kesulitan verbalisasi
Ventilator)
□ Mata terbuka lebar □ Respirasi dalam batas normal
□ Lakukan fisioterpi dada jika perlu
□ Ortopnea □ Irama pernafasan teratur
□ Bersihkan secret dengan suction bila
□ Penurunan bunyi nafas □ Kedalaman pernafasan normal
diperlukan
□ Perubahan frekuensi nafas □ Tidak ada akumulasi sputum
□ Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
□ Perubahan pola nafas □ Batuk berkurang/hilang
tambahan
□ Sianosis
□ Kolaborasi pemberian oksigen
□ Sputum dalam jumlah yang
□ Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
berlebihan
□ Monitor RR dan status oksigenasi
□ Suara nafas tambahan
(frekuensi, irama, kedalaman dan usaha
□ Tidak ada batuk
dalam bernapas)
Faktor yang berhubungan : □ Anjurkan pasien untuk batuk efektif
Lingkungan : □ Berikan nebulizer jika diperlukan
Asthma Management
□ Perokok □ Tentukan batas dasar respirasi sebagai
□ Perokok pasif pembanding
□ Terpajan asap □ Bandingkan status sebelum dan selama
Obstruksi jalan nafas : dirawat di rumah sakit untuk mengetahui
perubahan status pernapasan
□ Adanya jalan nafas buatan
□ Benda asing dalam jalan nafas □ Monitor tanda dan gejala asma
□ Eksudat dalam alveoli □ Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
□ Hiperplasia pada dinding bronkus usaha dalam bernapas
□ Mukus berlebih
□ Penyakit paru obstruksi kronis
□ Sekresi yang tertahan
□ Spasme jalan nafas
Fisiologis :

□ Asma
□ Disfungsi neuromuskular
□ Infeksi
□ Jalan nafas alergik

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

3. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. NIC


jam diharapkan hasil AGD pasien dalam batas
Batasan Karakteristik : normal dengan kriteria hasil : Acid Base Management

□ Diaforesis NOC: □ Pertahankan kepatenan jalan nafas


□ Dispnea □ Posisikan pasien untuk mendapatkan
□ Gangguan pengelihatan Respiratory status: Gas Exchange ventilasi yang adekuat(mis., buka jalan
□ Gas darah arteri abnormal nafas dan tinggikan kepala dari tempat
□ Gelisah □ PaO2 dalam batas normal (80-100 tidur)
□ Hiperkapnia mmHg) □ Monitor hemodinamika status (CVP &
□ Hipoksemia □ PaCO2 dalam batas normal (35-45 MAP)
□ Hipoksia mmHg) □ Monitor kadar pH, PaO2, PaCO2, dan
□ Iritabilitas □ pH normal (7,35-7,45) HCO3 darah melalui hasil AGD
□ Konfusi □ SaO2 normal (95-100%) □ Catat adanya asidosis/alkalosis yang terjadi
□ Nafas cuping hidung □ Tidak ada sianosis akibat kompensasi metabolisme, respirasi
□ Penurunan karbon dioksida □ Tidak ada penurunan kesadaran atau keduanya atau tidak adanya
□ pH arteri abnormal kompensasi
□ Pola pernafasan abnormal (mis., □ Monitor tanda-tanda gagal napas
kecepatan, irama, kedalaman) □ Monitor status neurologis
□ Sakit kepala saat bangun □ Monitor status pernapasan dan status
□ Sianosis oksigenasi klien
□ Somnolen □ Atur intake cairan
□ Takikardia □ Auskultasi bunyi napas dan adanya suara
□ Warna kulit abnormal (mis., pucat, napas tambahan (ronchi, wheezing, krekels,
kehitaman ) dll)
Faktor yang berhubungan : □ Kolaborasi pemberian nebulizer, jika
diperlukan
□ Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi □ Kolaborasi pemberian oksigen, jika
□ Perubahan membran alveolar-kapiler diperlukan.

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

4. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. NIC


jam diharapkan pola nafas pasien teratur
Batasan Karakteristik : dengan kriteria : Oxygen Therapy

□ Bradipnea NOC : □ Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea


□ Dispnea □ Pertahankan jalan nafas yang paten
□ Fase ekspirasi memanjang Respiratory status : Ventilation □ Siapkan peralatan oksigenasi
□ Ortopnea □ Monitor aliran oksigen
□ Penggunaan otot bantu pernafasan □ Respirasi dalam batas normal □ Monitor respirasi dan status O2
□ Penggunaan posisi tiga titik (dewasa: 16-20x/menit) □ Pertahankan posisi pasien
□ Peningkatan diameter anterior- □ Irama pernafasan teratur □ Monitor volume aliran oksigen dan jenis
posterior □ Kedalaman pernafasan normal canul yang digunakan.
□ Penurunan kapasitas vital □ Suara perkusi dada normal (sonor) □ Monitor keefektifan terapi oksigen yang
□ Penurunan tekanan ekspirasi □ Retraksi otot dada telah diberikan
□ Penurunan tekanan inspirasi □ Tidak terdapat orthopnea □ Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
□ Penurunan ventilasi semenit □ Taktil fremitus normal antara dada □ Monitor tingkat kecemasan pasien yang
□ Pernafasan bibir kiri dan dada kanan kemungkinan diberikan terapi O2
□ Pernafasan cuping hidung □ Ekspansi dada simetris
□ Pernafasan ekskursi dada □ Tidak terdapat akumulasi sputum
□ Pola nafas abnormal (mis., irama, □ Tidak terdapat penggunaan otot bantu
frekuensi, kedalaman) napas
□ Takipnea

Faktor yang berhubungan

□ Ansietas
□ Cedera medulaspinalis
□ Deformitas dinding dada
□ Deformitas tulang
□ Disfungsi neuromuskular
□ Gangguan muskuluskeletal
□ Gangguan Neurologis (misalnya :
elektroenselopalogram(EEG) positif,
trauma kepala, gangguan kejang)
□ Hiperventilasi
□ Imaturitas neurologis
□ Keletihan
□ Keletihan otot pernafasan
□ Nyeri
□ Obesitas
□ Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
□ Sindrom hipoventilasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

5. Penurunan curah jantung/ Risiko penurunan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Cardiac Care
curah jantung …..x…. jam diharapkan masalah penurunan
curah jantung dapat teratasi dengan kriteria □ Evaluasi adanya nyeri dada (Intesitas, lokasi,
rambatan, durasi, serta faktor yang menimbulkan
hasil :
dan meringankan gejala).
Batasan Karakteristik: NOC: □ Monitor EKG untuk perubahan ST, jika
diperlukan.
Perubahan Frekuensi/Irama Jantung Cardiac Pump Effectiveness □ Lakukan penilaian komprehenif untuk sirkulasi
□ Bradikardia perifer (Cek nadi perifer, edema,CRT, serta
□ Tekanan darah sistolik dalam batas normal warna dan temperatur ekstremitas) secara rutin.
□ Perubahan EKG (Contoh : aritmia, □ Tekanan darah diastolik dalam batas
abnormalitas konduksi, iskemia) □ Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
normal □ Monitor status kardiovaskuler.
□ Palpitasi □ Heart rate dalam batas normal
□ Takikardia □ Monitor disritmia jantung.
□ Peningkatan fraksi ejeksi □ Dokumentasikan disritmia jantung.
Perubahan Preload □ Peningkatan nadi perifer □ Catat tanda dan gejala dari penurunan curah
□ Penurunan tekanan vena sentral (Central □ Tekanan vena sentral (Central venous jantung.
venous pressure, CVP) pressure) dalam batas normal □ Monitor status repirasi sebagai gejala dari gagal
□ Gejala angina berkurang jantung.
□ Peningkatan tekanan vena sentral (Central □ Edema perifer berkurang □ Monitor abdomen sebagai indikasi penurunan
venous pressure, CVP) □ Gejala nausea berkurang perfusi.
□ Penurunan tekanan arteri paru (Pulmonary □ Tidak mengeluh dispnea saat istirahat □ Monitor nilai laboratorium terkait (elektrolit).
artery wedge pressure, PAWP) □ Tidak terjadi sianosis □ Monitor fungsi peacemaker, jika diperlukan.
□ Peningkatan tekanan arteri paru □ Evaluasi perubahan tekanan darah.
(Pulmonary artery wedge pressure, Circulation Status □ Sediakan terapi antiaritmia berdasarkan pada
PAWP) kebijaksanaan unit (Contoh medikasi
□ Edema □ MAP dalam batas normal antiaritmia, cardioverion, defibrilator), jika
□ Keletihan □ PaO2 dalam btas normal (60-80 mmHg) diperlukan.
□ Murmur □ PaCO2 dalam batas normal (35-45 mmHg) □ Monitor penerimaan atau respon pasien terhadap
□ Distensi vena jugularis □ Saturasi O2 dalam batas normal (> 95%) medikasi antiaritmia.
□ Peningkatan berat badan □ Capillary Refill Time (CRT) dalam batas □ Monitor dispnea, keletihan, takipnea, ortopnea.
Perubahan Afterload normal (< 3 detik)
Cardiac Care : Acute
□ Warna kulit yang abnormal (Contoh : pucat,
kehitam-hitaman/agak hitam, sianosis) □ Monitor kecepatan pompa dan ritme jantung.
□ Perubahan tekanan darah □ Auskultasi bunyi jantung.
□ Kulit lembab □ Auskultasi paru-paru untuk crackles atau suara
□ Penurunan nadi perifer nafas tambahan lainnya.
□ Penurunan resistensi vaskular paru □ Monitor efektifitas terapi oksigen, jika
(Pulmonary Vascular Resistance, PVR) diperlukan.
□ Peningkatan resistensi vaskular paru □ Monitor faktor-faktor yang mempengaruhi aliran
(Pulmonary Vascular Resistance, PVR) oksigen (PaO2, nilai Hb, dan curah jantung), jika
□ Penurunan resistensi vaskular sistemik diperlukan.
Systemic Vascular Resistance, PVR) □ Monitor status neurologis.
□ Peningkatan resistensi vaskular sistemik □ Monitor fungsi ginjal (Nilai BUN dan kreatinin),
(Systemic Vascular Resistance, PVR) jika diperlukan.
□ Dispnea □ Administrasikan medikasi untuk mengurangi
□ Oliguria atau mencegah nyeri dan iskemia, sesuai
□ Pengisian kapiler memanjang kebutuhan.
Perubahan Kontraktilitas

□ Batuk
□ Crackle
□ Penurunan indeks jantung
□ Penurunan fraksi ejeksi
□ Penurunan indeks kerja pengisian ventrikel
kiri (Left ventricular stroke work index,
LVSWI)
□ Penurunan indeks volume sekuncup (Stroke
volume index, SVI)
□ Ortopnea
□ Dispnea parokismal nokturnal
□ Bunyi S3
□ Bunyi S4
Perilaku/Emosi

□ Kecemasan atau ansietas


Gelisah

Berhubungan dengan:

□ Perubahan frekuensi jantung (Heart rate,


HR)
□ Perubahan ritme jantung
□ Perubahan afterload
□ Perubahan kontraktilitas
□ Perubahan preload
□ Perubahan volume sekuncup

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer/ Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Circulatory Care : Arterial Insufficiency
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer ...x jam, perfusi jaringan perifer pasien
menjadi efektif dengan kriteria hasil: □ Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi
perifer (seperti: cek sirkulasi nadi, udeme,
NOC: crt, warna, dan suhu)
Batasan Karakteristik: □ Tentukan indeks ABI dengan tepat
Tissue Perfusion Peripheral □ Evaluasi udeme periper dan nadi
□ Bruit Femoral □ Periksa kulit untuk ulkus arteri atau
□ Edema □ Capilary refil pada jari-jari tangan kerusakan jaringan
□ Indeks ankle-brakhial <0,90 dalam batas normal (< 3 detik) □ Tempatkan ekstremitas dalam posisi
□ Kelambatan penyembuhan luka □ Capilary refil pada jari-jari kaki dalam tergantung dengan tepat
perifer batas normal (< 3 detik) □ Kelola antiplatelet atau obat anticoagulan
□ Klaudikasi intermiten □ Tekanan darah sistolik dalam batas dengan tepat
□ Nyeri ekstremitas normal □ Ubah posisi pasien setidaknya setiap 2 jam
□ Paresthesia □ Tekanan darah diastolik dalam batas dengan tepat
normal
□ Pemendekan jarak bebas nyeri yang □ MAP dalam batas normal □ Instruksikan pasien pada faktor-faktor yang
ditempuh dalam uji berjalan 6 menit □ Nadi teraba kuat mengganggu sirkulasi (mis merokok
□ Pemendekan jarak total yang □ Tidak terjadi udeme pada perifer. pakaian ketat, paparan suhu dingin, dan
ditempuh dalam uji berjalan 6 menit persimpangan dari kaki dan kaki)
(400-700m pada orang dewasa) □ Pertahankan hidrasi adequat untuk
□ Penurunan nadi perifer menurunkan kekentalan darah
□ Perubahan fungsi motorik □ Pantau status cairan, termasuk asupan dan
□ Perubahan karakteristik kulit (mis. output
Warna, elastisitas, rambut, Circulatory Care : Venous Insufficiency
kelembapan, kuku, sensasi, suhu)
□ Perubahan tekanan darah di □ Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi
ekstremitas perifer (seperti memeriksa denyut nadi
□ Tidak ada nadi perifer perifer, edema, pengisian kapiler, warna
□ Waktu pengisian kapiler > 3 detik dan suhu).
□ Warna kulit pucat saat elevasi □ Evaluasi edema perifer dan nadi
□ Warna tidak kembali ke tungkai 1 □ Periksa kulit untuk memastikan adanya
menit setelah tungkai diturunkan ulkus stasis dan kerusakan jaringan
Faktor yang Berhubungan: □ Tinggikan anggota badan yang terkena 20
derajat atau lebih dari jantung
□ Diabetes Melitus □ Ubah posisi pasien setidaknya setiap 2 jam
□ Gaya hidup kurang gerak □ Anjurkan latihan ROM pasif atau aktif,
□ Hipertensi terutama latihan ekstremitas bawah, selama
□ Kurang pengetahuan tentang factor istirahat.
pemberat (mis. Merokok, gaya hidup □ Administrasikan antiplatelet atau obat
monoton, trauma, obesitas, asupan antikoagulan
garam, imobilitas) □ melindungi ekstremitas dari cedera
□ Kurang pengetahuan tentang proses (selimut untuk bagian kaki dan kaki
penyakit (mis. Diabetes, terbawah, papan kaki/ayunan pada bagian
hiperlipidemia) bawah tempat tidur, sepatu yang sesuai
□ Merokok dengan ukuran).
□ Pertahankan hidrasi yang memadai untuk
menurunkan kekentalan darah
□ Pantau status cairan, termasuk asupan dan
output
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

7. Kekurangan volume cairan/ Risiko kekurangan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Fluid Management
volume cairan …..x…. jam diharapkan masalah kekurangan □ Monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan
Batasan Karakteristik: volume cairan dapat teratasi dengan kriteria retensi cairan (peningkatan BUN, penurunan
hasil : hematokrit, peningkatan osmolaritas urin)
□ Haus □ Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah dan
□ Kelemahan NOC: nadi)
□ Kulit kering □ Monitor hemodinamik status (MAP)
□ Membrane mukosa kering Fluid Balance □ Kolaborasikan terapi cairan lewat infus
□ Peningkatan frekuensi nadi □ Tekanan darah dalam batas normal
□ Peningkatan hematokrit □ MAP dalam batas normal Fluid Monitoring
□ Peningkatan konsentrasi urine □ Denyut nadi dalam batas normal
□ Monitor input dan output cairan
□ Peningkatan suhu tubuh □ Tidak terjadi penurunan kesadaran
□ Penurunan berat badan tiba-tiba □ Kadar hematocrit dalam batas normal
□ Penurunan haluaran urine □ Kadar serum elektrolit (BUN dan
□ Penurunan pengisian vena osmolaritas urin) dalam batas normal)
□ Penurunan tekanan darah □ Turgor kulit elastis
□ Penurunan tekanan nadi □ Intake dan output cairan 24 jam
□ Penurunan turgor kulit seimbang
□ Penurunan turgor lidah
□ Penurunan volume nadi
□ Perubahan status mental
Faktor yang berhubungan :
□ Kegagalan mekanisme regulasi
□ Kehilangan cairan aktif

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

8. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Analgesic Administration


...x….. jam diharapkan nyeri berkurang dengan
Batasan Karakteristik kriteria hasil : □ Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
□ Bukti nyeri dengan menggunakan NOC: □ Cek riwayat alergi terhadap obat
standar daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat Pain Level
mengungkapkannya (mis., Neonatal
Infant Pain Scale, Pain Assesment □ Melaporkan gejala nyeri berkurang □ Pilih analgesik yang tepat atau kombinasi
Checklist for Senior with Limited □ Melaporkan lama nyeri berkurang dari analgesik lebih dari satu jika
Ability to Communicate) □ Tidak tampak ekspresi wajah diperlukan
□ Diaphoresis kesakitan □ Tentukan analgesik yang diberikan
□ Dilatasi pupil □ Tidak gelisah (narkotik, non-narkotik, atau NSAID)
□ Ekspresi wajah nyeri (mis., mata □ Respirasi dalam batas normal berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
kurang bercahaya, tampak kacau, (dewasa: 16-20 kali/menit) □ Tentukan rute pemberian analgesik dan
gerakan mata berpencar atau tetap dosis untuk mendapat hasil yang maksimal
pada satu focus, meringis) □ Pilih rute IV dibandingkan rute IM untuk
□ Focus menyempit (mis., persepsi pemberian analgesik secara teratur melalui
waktu, proses berfikir, interaksi injeksi jika diperlukan
dengan orang dan lingkungan) □ Evaluasi efektivitas pemberian analgesik
□ Focus pada diri sendiri setelah dilakukan injeksi. Selain itu
□ Keluhan tentang intensitas observasi efek samping pemberian
menggunakan standar skala nyeri analgesik seperti depresi pernapasan, mual
(mis., skala Wong-Baker FACES, muntah, mulut kering dan konstipasi.
skala analog visual, skala penilaian □ Monitor vital sign sebelum dan sesudah
numerik) pemberian analgesik pertama kali
□ Keluhan tentang karakteristik nyeri
dengan menggunakan standar
isntrumen nyeri (mis., McGill Pain
Questionnaire, Brief Pain Inventory)
□ Laporan tentang perilaku
nyeri/perubahan aktivitas (mis.,
anggota keluarga, pemberi asuhan)
□ Mengekspresikan perilaku (mis.,
gelisah, merengek, menangis,
waspada)
□ Perilaku distraksi
□ Perubahan pada parameter fisiologis
(mis., tekanan darah, frekuensi
jantung, frekuensi pernafasan,
saturasi oksigen, dan endtidal karbon
dioksida (CO2))
□ Perubahan posisi untuk menghindari
nyerii
□ Perubahan selera makan
□ Putus asa
□ Sikap melindungi area nyeri
□ Sikap tubuh melindungi
Faktor yang berhubungan :
□ Agens cedera biologis (mis., infeksi,
iskemia, neoplasma)
□ Agens cedera fisik (mis., abses,
amputasi, luka bakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur bedah,
trauma, olahraga berlebihan)
□ Agens cedera kimiawi (mis., luka
bakar, kapsaisin, metilen klorida,
agens mustard)

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

9. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. NIC :


jam diharapkan mampu mempertahankan suhu
Batasan Karakteristik : tubuh dalam rentang normal dengan kriteria : Temperature Regulation
□ Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam , sesuai
□ Apnea NOC : kebutuhan
□ Bayi tidak dapat mempertahankan □ Pasang alat monitor suhu inti secara kontinu,
menyusui Thermoregulation sesuai kebutuhan
□ Gelisah □ Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi,
□ Hipotensi □ Suhu tubuh dalam rentang normal sesuai kebutuhan
□ Kejang (36,50C – 37,50C) □ Monitor suhu dan warna kulit
□ Koma □ Denyut nadi dalam rentang normal □ Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala
□ Kulit kemerahan □ Respirasi dalam batas normal (16 – dari hipertermia
□ Kulit terasa hangat 20x/menit) □ Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
□ Letargi □ Tidak menggigil □ Instruksikan pasien bagaimana mencegah
□ Postur abnormal □ Tidak dehidrasi keluarnya panas dan serangan panas
□ Stupor □ Tidak mengeluh sakit kepala □ Diskusikan pentingnya termoregulasi dan
□ Takikardia □ Warna kulit normal kemungkinan efek negatif dari demam yang
□ Takipnea Vital Sign berlebihan, sesuai kebuthan
□ Vasodilatasi □ Informasikan pasien mengenai indikasi adanya
□ Suhu tubuh dalam rentang normal
kelelahan akibat panas dan penanganan
(36,50C – 37,50C)
emergensi yang tepat, sesuai kebutuhan
Faktor yang berhubungan : □ Denyut jantung normal (60-100
□ Gunakan matras pendingin, selimut yang
x/menit)
□ mensirkulasikan air, mandi air hangat, kantong
Agen farmaseutikal □ Irama jantung normal
□ Aktivitas berlebihan es atau bantalan jel, dan kateterisasi pendingin
□ Dehidrasi
□ Iskemia □ Tingkat pernapasan dalam rentang intravaskuler untuk menurunkan suhu tubuh,
□ Pakaian yang tidak sesuai normal (16-20 x/menit) sesuai kebutuhan
□ Peningkatan laju metabolisme □ Irama napas vesikuler □ Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan
□ Penurunan perspirasi □ Tekanan darah sistolik dalam rentang pasien
□ Penyakit normal (90-120 mmHg) □ Berikan medikasi yang tepat untuk mencegah
□ Sepsis □ Tekanan darah diastolik dalam atau mengontrol menggigil
□ Suhu lingkungan tinggi rentang normal (70-90 mmHg) □ Berikan pengobatan antipiretik, sesuai
□ Trauma □ Kedalaman inspirasi dalam rentang kebutuhan
normal
Infection Severity Fever Treatment
□ Tidak ada kemerahan □ Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
□ Cairan (luka) tidak berbau busuk □ Monitor warna kulit dan suhu
□ Tidak ada sputum purulen □ Monitor asupan dan keluaran, sadari
□ Tidak ada rrainase purulent perubahan kehilangan cairan yang tak
□ Tidak ada piuria/ nanah dalam urine dirasakan
□ Suhu tubuh stabil (36,50C – 37,50C) □ Beri obat atau cairan IV (misalnya, antipiretik,
□ Tidak ada nyeri agen antibakteri, dan agen anti menggigil )
□ Tidak mengalami lethargy □ Tutup pasien dengan selimut atau pakaian
□ Nafsu makan normal ringan, tergantung pada fase demam (yaitu :
□ Jumlah sel darah putih normal dalam memberikan selimut hangat untuk fase dingin
rentang normal (4,10 – 11,00 10^3/µl) ; menyediakan pakaian atau linen tempat tidur
Hidration ringan untuk demam dan fase bergejolak
/flush)
□ Turgor kulit elastis □ Dorong konsumsi cairan
□ Membran mukosa lembab □ Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan
□ Intake cairan adekuat aktivitas-aktivitas jika diperlukan
□ Output urin □ Berikan oksigen yang sesuai
□ Tidak merasa haus □ Tingkatkan sirkulasi udara
□ Warna urin tidak keruh □ Pantau komplikasi-komplikasi yang
□ Tekanan darah dalam rentang normal berhubungan dengan demam serta tanda dan
□ Denyut nadi dalam rentang normal gejala kondisi penyebab demam (misalnya,
dan adekuat kejang, penurunan tingkat
□ Tidak ada peningkatan hematokrit kesadaran,ketidakseimbangan asam basa, dan
□ Tidak ada penurunan berat badan’ perubahan abnormalitas sel)
□ Otot rileks □ Pastikan tanda lain dari infeksi yang terpantau
□ Tidak mengalami diare pada orang karena hanya menunjukkan
□ Suhu tubuh dalam rentang normal demam ringan atau tidak demam sama sekali
selama proses infeksi
□ Pastikan langkah keamanan pada pasien yang
gelisah
□ Lembabkan bibir dan mukosa hidung yang
kering

Vital Sign Monitoring


□ Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
pernapasan dengan tepat
□ Monitor dan laporkan tanda dan gejala
hipertermia
□ Monitor warna kulit, suhu, dan kelembaban
□ Monitor sianosis sentral dan perifer
□ Monitor akan adanya kuku berbentuk clubbing
□ Monitor terkait dengan adanya tiga tanda
Cushing Reflex (misalnya : tekanan nadi lebar,
bradikardia, dan peningkatan tekanan darah
sistolik)
□ Identifikasi kemungkinan perubahan tanda-
tanda vital

Infection Control

□ Bersihkan lingkungan dengan baik setelah


digunakan oleh setiap pasien
□ Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai
protokol institusi
□ Pertahankan teknik isolasi yang sesuai
□ Batasi jumlah pengunjung
□ Annjurkan pasien mengenai teknik mencuci
tangan dengan tepat
□ Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
pada saat memasuki dan meninggalkan
ruangan pasien
□ Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
tangan yang sesuai
□ Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
tindakan perawatan pasien
□ Pakai sarung tangan sebagaimana dianjurkan
oleh kebijakan pencegahan universal
□ Pakai pakaian ganti atau jubah saat menangani
bahan-bahan yang infeksius
□ Pakai sarung tangan steril dengan tepat
□ Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
□ Ganti letak IV perifer dan line central dan
dressing sesuai dengan petunjuk umum
□ Pastikan penanganan aseptik dari semua
saluran IV
□ Gunakan kateter intermiten untuk mengurangi
kejadian infeksi kandung kemih
□ Berikan terapi antibiotik yang sesuai
□ Anjurkan pasien meminum antibiotik seperti
yang diresepkan
□ Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus melaporkannya
kepada penyedia perawatan kesehatan
□ Ajarkan pasien dan anggota keluarga cara
menghindari infeksi.

Infection Protection

□ Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan


lokal
□ Monitor hitung mutlak granulosit, WBC, dan
hasil-hasil diferensial
□ Monitor kerentanan terhadap infeksi
□ Batasi jumlah pengunjung yang sesuai
□ Skrining jumlah pengunjung terkait penyakit
menular
□ Partahankan teknik asepsis pada pasien yang
beresiko
□ Pertahankan teknik isolasi yang sesuai
□ Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area
(yang mengalami) edema
□ Periksa kulit dan selaput lender untuk adanya
kemerahan, kehangatan ekstrim, atau drainase
□ Periksa kondisi setiap sayatan bedah atau luka
□ Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
□ Anjurkan asupan cairan dengan tepat
□ Anjurkan istirahat
□ Pantau adanya perubahan tingkat energi atau
malaise
□ Instruksikan pasien untuk minum antibiotik
yang diresepkan
□ Jaga penggunaan antibiotik dengan bijaksana
□ Jangan mencoba pengobatan antibiotik untuk
infeksi virus
□ Ajarkan pasien dan keluarga pasien mengenai
perbedaan-perbedaan antara infeksi virus dan
bakteri
□ Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada pemberi layanan
kesehatan
□ Lapor dugaan infeksi pada personil pengendali
infeksi
□ Lapor kultur positif pada personal pengendali
infeksi.

Fluid Management
□ Jaga intake yang adekuat dan catat output
pasien
□ Monitor status hidrasi (misalnya : membran
mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan
tekanan darah ortostatik)
□ Monitor hasil laboratorium yang relevan
dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan
berat jenis, peningkatan BUN, penurunan
hematokrit, dan peningkatan kada osmolalitas
urin)
□ Monitor tanda-tanda vital pasien
□ Monitor perubahan berat badan pasien
□ Monitor status gizi
□ Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
□ Konsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda
dan gejala kelebihan volume cairan memburuk
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

13. Retensi Urin Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Fluid Management
jam diharapkan mampu mempertahankan
Definisi : kebersihan jalan nafas dengan kriteria :  Monitor status hidrasi (misalnya;
membrane mukosa lembab, denyut nadi
Pengosongan kandung kemih tidak efektif. NOC adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
 Monitor hasil laboratorium yang relevan
Batasan Karakteristik Urinary Elimination dengan retensi cairan ( misalnya;
1. Berkemih sedikit peningktan berat jenis, peningkatan BUN,
□ Pola Eliminasi dalam batas normal penurunan hematokrit, dan peningkatan
2. Distensi kandung kemih ( ±7 kali/hari atau setiap 3-4 jam
3. Disuria kadar osmolalitas urin )
sekali,600-1600 ml/24 jam)  Monitor tanda – tanda vital pasien
4. Inkontinensia aliran berlebih
5. Urin menetes □ Bau Urine Khas (urine yang segar  Monitor indikasi kelebihan cairan/retensi (
6. Residu urin tidak berbau keras/menyengat) misalnya; crackles, elevasi CVP, atau
7. Sensasi kandung kemih □ Mengosongkan kandung kemih tekanan kapiler paru-paru yang terganjal,
8. Sering berkemih secukupnya edema, distensi vena leher dan ascites)
9. Tidak ada haluaran urin □ Mengenali keinginan untuk berkemih  Monitor perubahan berat badan pasien
Faktor yang berhubungan □ Tidak nyeri saat kencing sebelum dan setelah dialysis
□ Tidak ada rasa terbakar saat  Kaji lokasi dan luasnya edema, jika ada
1. Inhibisi arkus refleks  Berikan terapi IV, seperti yang ditentukan
berkemih
2. Springter kuat 
□ Frekuensi berkemih ( ±7 kali/hari Monitor asupan gizi
3. Sumbatan saluran perkemihan
atau setiap 3-4 jam sekali,600-1600  Timbang berat badan dan monitor status
4. Tekanan ureter tinggi
ml/24 jam) pasien
 Jaga intake/asupan yang akurat dan catat
output (pasien)
 Berikan diuretic yang diresepkan
 Tingkatkan asupan oral ( misalnya;
memberikan sedotan, menawarkan cairan
dia antara waktu makan / mengganti air es
secara rutin menggunakan es untuk jus
favorit anak, potongan gelatin ke dalam
jotak yang menyenangkan, menggunakan
cangkir obat kecil ) yang sesuai.
 Berikan penggantia nasogastrik yang
diresepkan berdasarkan output ( pasien )
 Konsultasikan dengan dokter jika tanda-
tanda dan gejala kelebihan volume cairan
menetap atau memburuk
 Atur kesediaan produk darah untuk
transfuse, jika perlu
 Persiapkan pemberian produk – produk
darah ( misalnya; cek darah dan
mempersiapkan pemasangan infuse )
 Berikan produk – produk darah ( misalnya
; trombosit dan plasma yang baru )
Fluid Monitoring

 Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan


cairan serta kebiasaan eliminasi (misalnya,
kehilangan albumin, luka bakar,
malnutrisi,, sepsis, sindrom nefrotik,
hipertermia, terapi diuretic, patologi ginjal,
gagal jantung, diaphoresis, disfungsi hati,
olahraga berat, paparan panas, infeksi,
paska operasi, poliuria, muntah, dan diare)
 Tentukan apakah pasien mengalami
kehausan atau gejala perubahan cairan
(misalnya, pusing, sering berubah pikiran,
melamun, ketakutan, mudah tersinggung,
mual, berkedutan)
 Periksa isi ulang kapiler dengan memegang
tangan pasien pada tinggi yang sama seperti
jantung dan menekan jari tengah selama
lima detik, lalu lepaskan tekanan dan hitung
waktu sampai jarinya kembali merah (yaitu,
harus kurang dari 2 detik)
 Periksa turgor kulit dengan memegang
jaringan sekitar tulangseperti tangan atau
tulang kering, mencubit kulit dengan
lembut, pegang dengan kedua tangan dan
lepaskan ( diman, kulit akan turun kembali
dengan cepat jika pasien terhidrasi dengan
baik)
 Monitor berat badan
 Monitor asupan dan pengeluaran
 Monitor nilai kadar serum dan elektrolit
urin
 Monitor kadar serum albumin dan potein
total
 Monitor kadar serum dan osmolalitas urine
 Monitor tekanan darah, denyut jantung dan
status pernapasan
 Monitor tekanan darah ortostatik dan
perubahan irama jantung, dengan tepat
 Monitor parameter hemodinamik invasive
 Catat dengan akurat asupan dan
pengeluaran (misalny, asupan oral, asupan
pipa makan, asupan IV, antibiotic, cairan
yang diberikan dengan obat-oatan, tabung
nasogastrik (NG), saluran air, muntah,
tabung dubur, pengeluaran kolostomi dan
air seni)
 Cek kembali asupan dan pengeluaran pada
semua pasien dengan terapi intravena ,
infuse subkutan, makanan enteral, tabung
NGT, kateter urine, muntah, diare, drainase
luka, drainase dada, dan kondisi medis yang
mempengaruhi keseimbangan cairan
(misalnya, gagal jantung, gagal ginjal,
malnutrisi, luka bakar, sepsis)
 Monitor membrane mukosa, turgor kulit
dan respon haus
 Monitor warna, kuantitas dan berat jenis
urine
 Monitor tanda-tanda asietas
 Berikan cairan dengan tepat
 Pastikan bahwa semua IV dan asupan
enteral berjalan dengan benar, terutama jika
tidak diatur oleh pompa infuse
 Batasi dan alokasikan asupan cairan
 Konsultasikan ke dokter jika pengeluaran
urine kurang dari 0,5ml/kg/jam atau asupan
cairan orang dewasa kurang dari 2000
dalam 24 jam
 Berikan agen farmakologi untuk
meningkatkan pengeluaran urine
Urinary Catheterization

 Jelaskan dan rasionalisasi kateterisasi


 Pasang alat dengan tepat
 Berikan privasi dan tutupi pasien dengan
baik untuk kesopanan ( yaitu hanya
mengekspos area genetalia )
 Pastikan pencahayaan yang tepat untuk
visualisasi anatomi yang tepat
 Isi bola kateter sebelum pemasangan
kateter untuk memeriksa ukuran dan
ketepatan kateter
 Pertahankan teknik aseptic yang ketat
 Pertahankan kebersihan tangan yang baik
sebelum, selama dan setelah insersi atau
saat memanipulasi kateter
 Posisikan pasien dengan tepat ( misalnya;
perempuan terlentang dengan kedua kaki
direnggangkan atau fleksi pada bagian
panggul dan lutut; laki-laki dengan posisi
terlentang )
 Bersihkan daerah sekitar meatus uretra
dengan larutan antiseptic, saline steril atau
air steril sesuai kebijakan lembaga
 Masukkan dengan lurus atau retensi kateter
kedalam kandung kemih
 Gunakan ukuran kateter terkecil yang
sesuai
 Pastikan bahwa kateter yang dimasukkan
cukup jauh ke dalam kandung kemih untuk
mencegah trauma pada jaringan uretra
dengan inflasi balon
 Isi bola kateter untuk menetapkan kateter,
berdasarkan usia dan ukuran tubuh sesuai
rekomendasi pabrik ( misalnya; dewasa
10cc, pada anak 5cc )
 Amankan kateter pada kulit dengan plaster
yang sesuai
 Tempatkan kantung drainase dibawah
permukaan kandung kemih
 Pertahankan system drainase kemih
tertutup dan terhalang
 Monitor intake dan output
 Lakukan atau ajarkan pasien
membersihkan selang kateter di waktu yang
tepat
 Lakukan pengosongan kantung kateter jika
diperlukan
 Dokumentasikan perawatan termasuk
ukuran kateter, jam dan jumlah pengisian
bola kateter
 Pastikan pencabutan kateter segera seperti
yang dianjurkan oleh kondisi pasien
 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai
perawatan kateter yang tepat.
Farmacology Management

 Efek obat Tentukan obat apa yang


diperlukan, dan kelola menurut resep
dan/atau protocol
 Diskusikan masalah keuangan yang
berkaitan dengan regimen obat
 Tentukan kemampuan pasien untuk
mengobati diri sendiri dengan cara yang
tepat
 Monitor efektifitas cara pemberian obat
yang sesuai
 Monitor tandan dan gejala toksisitas obat
 Monitor efek samping obat
 Monitor level serum darah ( misalnya;
elektrolit, protombin, obat-obatan ) yang
sesuai
 Monitor interaksi obat yang non terapeutik
 Kaji ulang pasien dan/atau keluarga secara
berkala mengenai jenis dan jumlah obat
yang dikonsumsi
 Buang obat yang sudah kadaluarsa, yang
sudah diberhentikan atau yang mempunyai
kontraindikasi obat
 Fasilitasi perubahan pengobatan dengan
dokter
 Monitor respon terhadap perubahan
pengobatan dengan cara yang tepat
 Pertimbangkan pengetahuan pasien
mengenai obat-obatan
 Pantau kepatuhan mengenai regimen obat
 Pertimbangkan factor – factor yang dapat
menghalangi pasien untuk mengonsumsi
obat yang diresepkan
 Kembangkan strategi bersama pasien untuk
meningkatkan kepatuhan mengenai
regimen obat yang diresepkan
 Konsultasi dengan professional perawatan
kesehatan lainnya untuk meminimalkan
jumlah dan frekuensi obat yang dibutuhkan
agar didapatkan efek terapiutik
 Ajarkan pasien dan/atau anggota keluarga
mengenai metode pemberian obat yang
sesuai
 Ajarkan pasien dan/atau anggota keluarga
mengenai informasi tertulis dan visual
untuk meningkatkan pemahaman diri
mengenai pemberian obat yang tepat
 Kembangkan strategi untuk mengelola efek
samping obat
 Dapatkan resep dokter bagi pasien yang
melakukan pengobatan sendiri dengan cara
yang tepat
 Buat protocol untuk penyimpanan,
penyimpanan ulang, dan pemantauan obat
yang tersisa untuk tujuan pengobatan
sendiri
 Selidiki sumber-sumber keuangan yang
memungkinkan untuk memperoleh obat
yang diresepkan dengan cara yang tepat
 Tentukan dampak penggunaan obat pada
gaya hidup pasien
 Berikan alternative mengenai jangka waktu
dan cara pengobatan mandiri untuk
meminimalkan efek gaya hidup
 Bantu pasien dan anggota keluarga dalam
membuat penyesuaian gaya hidup yang
diperlukan terkait dengan ( pemakaian
)obat – obat tertentu dengan cara yang tepat
 Anjurkan pasien mengenai kapan harus
mencari bantuan medis
 Identifikasi jenis dan jumlah obat bebas
yang digunakan
 Berikan informasi mengenai penggunaan
obat bebsa dan bagaimana obat- obatan
tersebut dapat memepengaruhi kondisi saat
ini
 Pertimbangkan apakah pasien
menggunakan obat – obatan berbasis
budaya dan kemungkinan adanya efek dari
penggunaan oat bebas dan obat yang
diresepkan
 Kaji ulang strategi bersama pasien dalam
mengelola obat – obatan
 Sediakan pasien dengan daftar sumber –
sumber untuk (bisa) dihubungi untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai obat – obatan tersebut
 Hubungi pasien dan keluarga setelah
pemulangan pasien untuk menjawab
pertanyaan dan mendiskusikan
kekhawatiran terkait dengan regimen obat
 Dorong pasien untuk ( bersedia dilakukan )
uji skrining dalam menentukan.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

14. Resiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC


selama ..x.. jam diharapkan perdarahan tidak Bleeding Precautions
Definisi : terjadi dengan kriteria : □ Monitor dengan ketat resiko terjadinya
Rentan mengalami penurunan volume darah perdarahan pada pasien
NOC : □ Catat nilai hemoglobin dan hematokrit
yang dapat mengganggu kesehatan.
sebelum dan setelah pasien kehilangan
Blood Loss Severity darah sesuai indikasi
Faktor risiko:
□ Tidak terjadi kehilangan darah yang □ Monitor tanda dan gejala perdarahan
□ Aneurisme terlihat menetap (contoh : cek semua sekresi darah
□ Gangguan fungsi hati (mis, sirosis □ Tidak terjadi hematuria yang terlihat jelas maupun yang
hepatis) □ Tidak ada darah yang terlihat keluar tersembunyi/ for frank or accult blood)
□ Gangguan gastrointestinal (mis, dari anus □ Monitor komponen koagulasi darah
penyakit ulkus lambung, polip, □ Tidak terjadi hemoptysis (termasuk Protrombin time (PT), Partial
varises) □ Tidak terjadi hematemesis Thromboplastin Time (PTT), fibrinogen,
□ Koagulopati inheren (mis, □ Tidak terjadi distensi abdomen degradasi fibrin/ split products, dan
trombositopenia) □ Tidak terjadi perdarahan vagina trombosit hitung dengan cara yang tepat
□ Koagulopati intavaskular diseminata □ Tidak terjadi perdarahan paska □ Monitor tanda-tanda vital ortostatik,
□ Komplikasi kehamilan (mis, pecah pembedahan termasuk tekanan darah
ketuban dini, plasenta previa/ □ Tidak terjadi penurunan tekanan □ Pertahankan agar pasien tetap tirah baring
abrupsio, kehamilan kembar) darah sistol (< 90 mmHg) jika terjadi perdarahan aktif
□ Komplikasi pascapartum (mis, atoni □ Tidak terjadi penurunan tekanan □ Berikan produk-produk penggantian darah
uterus, retensi plasenta) darah diastolic (< 70 mmHg) (misalnya, trombosit dan Plasma Beku
□ Kurang pengetahuan tentang □ Tidak terjadi peningkatan denyut nadi Segar (FFP)) denga cara yang tepat
kewaspadaan perdarahan apical (> 100x/menit) □ Lindungi pasien dari trauma yang dapat
□ Program pengobatan □ Suhu tubuh dalam batas normal menyebabkan perdarahan
□ Riwayat jatuh (36,5˚C – 37,5˚C) □ Hindarkan pemberian injeksi (IV, IM atau
□ Sirkumsisi □ Kulit dan membrane mukosa tidak Subkutan) dengan cara yang tepat
□ Trauma pucat □ Instruksikan pasien-pasien yang masih bisa
□ Pasien tidak cemas berjalan untuk selalu menggunakan sepatu
□ Tidak terjadi penurunan kognisi □ Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut
□ Tidak terjadi penurunan hemoglobin untuk perawatan rongga mulut
(Hgb) □ Gunakan alat cukur elektrik daripada
□ Tidak terjadi penurunan hematokrit menggunakan silet
(Hct) □ Beritahu pasien untuk pencegahan
tindakan-tindakan invasive, jika tidak dapat
dihindari, monitor dengan ketat tanda-tanda
Submissive Behavior Recommended perdarahan
Treatment □ Lakukan prosedur invasive bersamaan
dengan pemberian transfuse trombosit (TC)
□ Membuat daftar semua obat-obatan atau plasma segar beku (FFP), jika
dengan dosis dan frekuensi pemberian dibutuhkan
□ Memperoleh obat yang dibutuhkan □ Hindari mengangkat benda berat
□ Menginformasikan professional □ Berikan obat-obatan (misalnya, antasida)
kesehatan mengenai semua obat yang jika diperlukan
sudah dikonsumsi □ Instruksikan pasien untuk menghindari
□ Mengonsumsi semua obat sesuai konsumsi aspirin atau obat-obatan
interval yang ditentukan antikoagulan
□ Minum obat sesuai dosis □ Instruksikan pasien untuk meningkatkan
□ Memodifikasi dosis sesuai instruksi makanan yang kaya vitamin K
□ Mengonsumsi obat dengan atau tanpa □ Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi
makanan yang seperti yang ditentukan untuk meningkatkan asupan cairan dan
□ Menghindari alcohol jika ada mengonsumsi pelunak feses) jika
kontraindikasi diperlukan
□ Menghindari makanan dan minuman □ Instruksikan pasien dan keluarga untuk
jika ada kontraindikasi memonitor tanda-tanda perdarahan dan
□ Mengelola obat topical dengan benar mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
□ Mengikuti tindakan kehati-hatian perdarahan (misalnya, lapor kepada
terkait obat-obatan perawat )
□ Memantau efek terapeutik obat Bleeding Reduction
□ Memantau efek samping obat □ Identifikasi penyebab perdarahan
□ Memantau efek yang berlawanan dari □ Monitor pasien akan perdarahan secara
obat ketat
□ Menggunakan strategi untuk □ Beri penekanan langsung atau penekanan
mengurangi efek samping obat pada balutan, jika sesuai
□ Melaporkan respon terapi kepada □ Beri kompres es pada daerah yang terkena
professional kesehatan dengan tepat
□ Melaporkan efek lanjut terapi kepada □ Monitor jumlah dan sifat kehilangan darah
professional kesehatan □ Monitor ukuran dan karakter hematoma,
□ Menyimpan obat dengan tepat jika ada
□ Mengatur isi ulang untuk memastikan □ Perhatikan kadar hemoglobin/ hematokrit
pasokan yang cukup sebelum dan sesudah kehilangan darah
□ Memantau tanggal kadaluarsa obat □ Monitor kecenderungan dalam tekanan
□ Membuang obat dengan benar darah serta parameter hemodinamik, jika
□ Membuang jarum suntik dan jarum tersedia (misalnya, tekanan vena sentral
dengan benar dan kapiler paru/ artery wedge pressure)
□ Mengelola obat suntikan dengan tepat □ Monitor status cairan, termasuk asupan
□ Mengelola obat subkutan dengan (intake) dan haluaran (output)
tepat □ Monitor tinjauan koagulasi, termasuk
□ Mengelola obat intramuskuler dengan waktu prothrombin (Prothrombin Time /
tepat PT), waktu thromboplastin parsial (Partial
□ Mengelola obat intravena dengan Thrombioplastin Time / PTT), fibrinogen,
tepat degradasi Fibrin/ produk split, dan jumlah
□ Mempertahankan tindakan asepsis trombosit dengan tepat
dengan obat non parenteral □ Monitor penentu dari jaringan pelepasan
□ Memantau area insersi injeksi oksigen (misalnya, PaO2, SaO2, dan kadar
□ Menggilirkan lokasi insersi injeksi hemoglobin dan cardiac output), jika
□ Mempertahankan persediaan yang tersedia
dibutuhkan □ Monitor fungsi neurologis
□ Menyimpan suplai dengan benar □ Periksa perdarahan dari selaput lendir,
□ Membuang benda tajam dengan benar memar setelah trauma minimal, mengalir
□ Mendapatkan tes laboratorium yang dari tempat tusukan, dan adanya peteki
diperlukan □ Monitor tanda dan gejala perdarahan
peristen (yaitu : periksa semua sekresi
Gastrointestinal function darah yang tampak ataupun yang
tersembunyi / okultisme)
□ Toleransi [terhadap] makanan yang □ Atur ketersediaan produk-produk darah
lembek untuk transfuse, jika perlu
□ Nafsu makan baik □ Pertahankan kepatenan akses IV
□ Frekuensi BAB dalam batas normal □ Beri produk-produk darah (misalnya,
(minimal 1 x/hari) trombosit dan plasma beku segar), dengan
□ Warna feses normal (kuning tepat
kecoklatan) □ Lakukan hematest semua kotoran dan amati
□ Konsistensi feses lembek darah pada emesis, dhak, tinja, urin,
□ Bising usus dalam batas normal drainase NG, dan drainase luka, dengan
(dewasa : 5 – 35x/menit, anak : 5 – 15 tepat
x/menit) □ Lakukan tindakan pencegahan yang tepat
□ Warna cairan lambung tidak merah dalam menangani produk darah atau sekresi
□ Jumlah residu cairan ketika aspirasi yang berdarah
dalam batas normal (10 ml) □ Evaluasi respon psikologis pasien terhadap
□ pH cairan lambung dalam batas perdarahan dan persepsinya pada peristiwa
normal (1,5-3,5) (perdarahan)
□ Serum albumin (3.80 – 5.10 g/dL) □ Instruksikan pasien dan keluarga akan
□ Hematokrit dalam batas normal ( Pria tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang
dewasa 40 – 48 %, Wanita dewasa 37 tepat (yaitu, memberitahu perawat), bila
– 43 % ) perdarahan lebih lanjut terjadi
□ Glukosa darah dalam batas normal □ Instruksikan pasien akan pembatasan
(puasa: 55-110 mg/dl, 2 jam PP: 55- aktivitas
115 mg/dl, sewaktu: 70-115 mg/dl) □ Instruksikan pasien dan keluarga mengenai
□ Tidak ada nyeri perut tingkat keparahan kehilangan darah dan
□ Tidak terjadi distensi perut tindakan-tindakan yang tepat untuk
□ Perut melunak dilakukan
□ Tidak terjadi regurgitasi Medication Management
□ Tidak terjadi refluks lambung □ Tentukan obat apa yang diperlukan, dan
□ Tidak terdapat darah pada feses kelola menurut resep dan/ atau protocol
□ Sel darah putih dalam batas normal □ Diskusikan masalah keuangan yang
(4.1-11.0 x 103µL) berkaitan dengan regimen obat
□ Tidak terjadi dispepsia □ Tentukan kemampuan pasien untuk
□ Tidak ada mual mengobati diri sendiri dengan cara yang
□ Tidak ada muntah tepat
□ Tidak terjadi hematemesis □ Monitor efektifitas cara pemeberian obat
□ Tidak terjadi diare yang sesuai
□ Tidak terjadi konstipasi □ Monitor pasien mengenai efek terapeutik
□ Tidak terjadi penurunan berat badan obat
□ Tidak terjadi perdarahan □ Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
gastrointestinal □ Monitor efek samping obat
□ Monitor level serum darah (misalnya,
Status Maternal Antepartum elektrolit, protrombin, obat-obatan) yang
sesuai
□ Terjadi ikatan emosional ke janin □ Monitor interaksi obat yang non terapeutik
□ Mampu menentukan koping □ Kaji ulang pasien dan/atau keluarga secara
ketidaknyamanan dari kehamilan berkala mengenai jenis dan jumlah obat
□ Tidak terjadi kelabilan alam perasaan yang dikonsumsi
□ Perubahan berat badan dalam batas □ Buang obat yang sudah kadaluarsa, yang
normal (peningkatan = 9-13kg) sudah diberhentikan atau yang mempunyai
□ Tidak terjadi penurunan status kontraindikasi obat
kognitif □ Fasilitasi perubahan pengobatan dengan
□ Tidak terjadi penurunan ketajaman dokter
visual □ Monitor respon terhadap perubahan
□ Tidak terjadi penurunan refleks pengobatan dengan cara yang tepat
neurologis □ Pertimbangkan pengetahuan pasien
□ Tekanan darah dalam batas normal mengenai obat-obatan
(sistolik 90-120 mmHg, diastolic 70- □ Pantau kepatuhan mengenai regimen obat
90 mmHg) □ Pertimbangkan faktor-faktor yang dapat
□ Tingkat denyut nadi radial dalam menghalangi pasien untuk mengonsumsi
batas normal (60-100 x/menit) obat yang diresepkan
□ Tingkat pernapasan dalam batas □ Kembangkan strategi bersama pasien unuk
normal (dewasa: 16-20x/menit) meningkatkan kepatuhan mengenai
□ Suhu tubuh dalam batas normal regimen obat yang diresepkan
(36,5˚C – 37,5˚C) □ Konsultasi dengan professional perawatan
□ Protein urin dalam batas normal kesehatan lainnya untuk meminimalkan
□ Glukosa urin dalam batas normal jumlah dan frekuensi obat yang dibutuhkan
□ Gula darah dalam batas normal agar didapatkan efek terapeutik
 Sebelum makan: 70 - 130 mg/dL. □ Ajarkan pasien dan/anggota keluarga
 Dua jam setelah makan: kurang mengenai metode pemberian obat yang
dari 180 mg/dL. sesuai
 Setelah tidak makan (puasa) □ Berikan pasien dan anggota keluarga
selama setidaknya delapan jam: mengenai informasi tertulis dan visual
kurang dari 100 mg/dL. untuk meningkatkan pemahaman diri
 Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL. mengenai pemberian obat yang tepat
□ Hemoglobin dalam batas normal □ Kembangkan strategi untuk mengelola efek
(wanita = 12-16 gr/dL) samping obat
□ Pemeriksaan Enzim hati □ Dapatkan resep dokter bagi pasien yang
□ Pemeriksaan jumlah darah melakukan pengobatan sendiri dengan cara
yang tepat
□ Tidak terjadi edema □ Buat protocol untuk penyimpanan,
□ Sakit kepala terkontrol penyimpanan ulang, dan pemantauan obat
□ Tidak terjadi aktivitas kejang yang tersisa untuk tujuan pengobatan sendi
□ Mual terkontrol □ Tentukan dampak penggunaan obat pada
□ Muntah terkontrol gaya hidup pasien
□ Nyeri abdomen terkontrol □ Berikan alternative mengenai jangka waktu
□ Nyeri epigastrium terkontrol dan cara pengobatan mandiri untuk
□ Tidak terjadi pendarahan di vagina meminimalkan efek gaya hidup
□ Dada nyeri akibat mulas terkontrol □ Bantu pasien dan anggota keluarga dalam
□ Tidak terjadi sembelit membuat penyesuaian gaya hidup yang
Maternal Status: Postpartum diperlukan terkait dengan [pemakaian]
obat-obat tertentu dengan cara yang tepat
□ Keseimbangan alam perasaan □ Anjurkan pasien mengenai kapan harus
□ Kenyamanan alam perasaan mencari bantuan medis
□ Tekanan darah dalam batas normal □ Identifikasi jenis dan jumlah obat bebas
(sistolik 90-120 mmHg, yang digunakan
Diastolic 70-90 mmHg) □ Berikan informasi mengenai penggunaan
obat bebas dan bagaimana obat-obatan
□ Apikal denyut jantung dalam batas
tersebut dapat mempengaruhi kondisi saat
normal
ini
□ Tingkat denyut nadi radial dalam batas
normal (60 – 100x / menit)
□ Terjadi sirkulasi perifer □ Pertimbangkan apakah pasien
□ Tinggi fundus uteri dalam batas normal menggunakan obat-obatan berbasis budaya
(bayi lahir = setinggi pusat, akhir kala III dan kemungkinan adanya efek dari
= 2 jari di bawah pusat) penggunaan obat bebas dan obat yang
□ Lokea normal diresepkan
(lokea rubra, sanguinolenta, serosa, alba □ Kaji ulang strategi bersama pasien dalam
) mengelola obat-obatan
□ Terjadi kepenuhan ASI □ Sediakan pasien dengan daftar sumber-
sumber untuk [bisa] dihubungi untuk
□ Terasa kenyamanan pada payudara
mendapatkan informasi lebih lanjut
□ Penyembuhan perineum
mengenai obat-obatan tersebut
□ Penyembuhan insisi □ Hubungi pasien dan keluarga setelah
□ Suhu tubuh dalam batas normal (36,5˚C pemulangan pasien untuk menjawab
– 37,5˚C) pertanyaan dan mendiskusikan
□ Eliminasi kemih lancar kekhawatiran terkait dnegan regimen obat
□ Eliminasi usus lancar □ Dorong pasien untuk [bersedia dilakukan]
□ Jumlah asupan makanan dan cairan uji skrining dalam menentukan efek obat
sesuai kebutuhan Bleeding reduction: gastrointestinal
□ Pemeriksaan kolonisasi kultur urin
□ Mampu melakukan aktivitas fisik □ Evaluasi respon psikologis pasien terhadap
□ Daya tahan tubuh meningkat perdarahan dan persepsinya mengenai
□ Pemeriksaan enzim hati kejadian tersebut.
□ Hemoglobin dalam batas normal (12-16 □ Pertahankan jalan nafas jika diperlukan
gr/dL) □ Monitor indikasi penyaluran oksigen dalam
jaringan (misalnya, PaO2, SaO2, dan level
□ Jumlah darah putih dalam batas normal
hemoglobin dan kardiak output), jika
(4000-10.000/mm3)
tersedia
□ Gula darah dalam batas normal :
□ Monitor tanda dan gejala perdarahan yang
 Sebelum makan: 70 - 130 mg/dL. terus menerus (misalnya, periksa semua
 Dua jam setelah makan: kurang sekresi terhadap adanya darah)
dari 180 mg/dL. □ Monitor status cairan, termasuk intake dan
 Setelah tidak makan (puasa) output, jika diperlukan
selama setidaknya delapan jam: □ Berikan cairan intravena jika diperlukan
kurang dari 100 mg/dL. □ Monitor tanda-tanda syok hipovolemik
 Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL. (misalnya, penurunan kardiak output, nadi
yang cepat dan lemah, pernafasan
Risk Detection meningkat, keringat dingin, kelemahan,
kulit dingin dan lembab)
□ Mengenali tanda dan gejala yang □ Ukur lingkar abdomen, jika diperlukan
mengindikasikan risiko
□ Mengidentifikasi kemungkinan risiko □ Tes semua sekresi terhadap adanya darah
kesehatan dan perhatikan adanya darah dalam
□ Memvalidasi risiko kesehatan yang ada muntahan, sputum, feses, urin, drainase
□ Melakukan pemeriksaan mandiri sesuai NGT, drain luka, jika diperlukan
waktu yang dianjurkan □ Dokumentasikan warna, jumlah dan
□ Melakukan skrining sesuai waktu yang karakter dari feses
dianjurkan □ Monitor pemeriksaan pembekuan darah
□ Mengetahui riwayat penyakit dalam dan hitung darah lengkap (CBC) dengan
keluarga diferensiasi sel darah putih, jika diperlukan
□ Selalu memperbaharui data tentang □ Hindari penggunaan antikoagulan
kesehatan diri □ Monitor pemeriksaan pembekuan darah/
koagulasi, termasuk protrombin time (PT),
□ Memnfaatkan sumber- sumber untuk
PTT, fibrinogen, degradasi fibirn, dan
mengetahui risiko kesehatan pribadi
hitung platelet jika memang diperlukan
□ Memonitor perubahan status kesehatan
□ Berikan pengobatan (misalnya, laktulosa
□ Menggunakan fasilitas kesehatan sesuai atau vasopressin), jika diperlukan
dengan kebutuhan □ Hindari pH lambung yang terlalu ekstrem
□ Mendapatkan informasi terkait dengan memberikan medikasi yang sesuai
perubahan gaya hidup untuk kesehatan (misalnya, antasida atau agen penghambat
histamin 2), jika memang diperlukan
Self Management : Anticoagulation □ Masukan selang nasogastrik untuk
Therapy menghisap dan memonitor sekresi, jika
diperlukan
□ Mampu mencari informasi tentang terapi □ Pertahankan tekanan dalam manset / balon
antikoagulasi nasogastrik, jika diperlukan
□ Mampu mencari informasi tentang cara □ Lakukan bilas lambung jika diperlukan
kerja obat antikoagulasi □ Hindari stres
□ Ikut berpartisipasi pada keputusan □ Kaji status nutrisi pasien
kesehatan □ Bangun hubungan yang mendukung
□ Menggunakan obat sesuai resep dengan pasien pasien dan keluarga
□ Mencari informasi tentang komplikasi □ Instruksikan pasien dan keluarga untuk
yang potensial terjadi mengurangi atau meningkatkan aktivitas
□ Mencari informasi tentang hasil fisiknya
laboratorium untuk waktu pembekuan □ Instruksikan pasien dan keluarga untuk
□ Dapatkan pemeriksaan laboratorium mengenai prosedur (misalnya, endoskopi,
□ Monitor tanda dan gejala troboemboli sklerosis, dan pembedahan), jika
□ Monitor tanda dan gejala pendarahan diperlukan
□ Monitor tanda dan gejala atrial fibrilasi □ Instruksikan pasien dan atau keluarga
□ Monitor tanda dan gejala stroke mengenai kebutuhan penggantian darah,
jika memang diperlukan
□ Monitor tanda dan gejala transient □ Insruksikan pasien dan atau keluarga untuk
ischemic attack menghindari penggunaan obat anti
□ Laporkan gejala komplikasi inflamasi (misalnya, aspirin dan ibuprofen)
□ Memberitahukan kepada profesi □ Koordinasikan konseling bagi pasien dan
kesehatan tentang terapi antikoagulasi atau keluarga misalnya, clergy, alkoholik
□ Menggunakan strategi untuk mencegah anonimus), jika diperlukan
pembekuan vena
□ Menggunakan strategi untuk mencegah
Bleeding Reduction : Antepartum Uterus
perdarahan internal.
□ Dapatkan riwayat klien kehilangan darah
(misalnya, onset, jumlah, adanya nyeri, dan
adanya bekuan)
□ Tinjau faktor-faktor risiko yang
berhubungan dengan perdarahan pada
kehamilan (misalnya, abrupsio plasenta,
merokok, penggunaan kokain, hipertensi
akibat kehamilan, dan plasenta previa)
□ Dapatkan suatu perkiraan yang akurat
mengenai usia janin dengan menggunakan
laporan terakhr periode menstruasi, laporan
penentuan tanggal dari ultrasound
sebelumnya, atau sejarah kandungan, jika
informasi tersedia
□ Periksa perineum untuk mengetahui jumlah
dan karakteristik perdarahan
□ Monitor tanda-tanda vital ibu sesuai dengan
kebutuhan, berdasarkan jumlah kehilangan
darah
□ Monitor denyut jantung janin secara
elektrik
□ Palpasi kontraksi uterus atau peningkatan
tonus uterus
□ Observasi janin dari catatan elektronik
untuk mendapatkan bukti insufisiensi
uteroplasenta (misalnya, deselerasi lambat,
penurunan variabilitas jangka panjang, dan
tidak adanya akselerasi)
□ Lakukan resusitasi janin, dengan cara yang
tepat, jika terdapat tanda-tanda abnormal
(yang tidak menenangkan) dari insufisiensi
uteroplasenta
□ Tunda pemeriksaan serviks digital sampai
lokasi plasenta telah diverifikasi (misalnya
dengan laporan USG)
□ Lakukan USG untuk mengetahui lokasi
plasenta
□ Lakukan atau bantu dengan pemeriksaan
speculum untuk melihat kehilangan darah
dan status serviks
□ Timbang tampon untuk memperkirakan
kehilangan darah secara akurat
□ Periksa pakaian, seprai-seprai, atau
tampon-tampon apabila terdapat kejadian
perdarahan
□ Mulai prosedur-prosedur darurat untuk
perdarahan antepartum, dengan cara yang
tepat (misalnya, terapi oksigen, terapi IV,
dan jenis dan lintas/cross)
□ Ambil darah untuk tes diagnostic, dengan
cara yang tepat (misalnya, Kleihauer-
Betke, ABO, Rh, CBC, dan tinjauan
pembekuan darah)
□ Beri Rho (D) immunoglobulin, dengan cara
yang tepat
□ Catat intake dan output
□ Tinnggikan ekstremitas bawah untuk
meningkatkan perfusi pada organ-organ
vital dan janin
□ Berikan produk-produk darah, dengan cara
yang tepat
□ Mulai tindakan-tindakan keamanan
(misalnya, istirahat tidur/ bed rest yang
ketat dan posisi lateral)
□ Instruksikan pasien untuk melaporkan
peningkatan perdarahan vagina (misalnya,
menyembur, pembekuan dan menetes)
selama rawat inap
□ Ajari pasien untuk membedakan antara
perdarahan tua dan segar
□ Instruksikan klien pada perubahan-
perubahan gaya hidup untuk mengurangi
kemungkinan perdarahan lebih lanjut,
dengan cara yang tepat (misalnya, bantuan
penghentian merokok, pantangan seksual,
istirahat di tempat tidur, manajemen
konstipasi, manajemen nutrisi, dan
peningkatan koping)
□ Berikan perencanaan pulang, termasuk
rujukan untuk perawatan di rumah
□ Jadwalkan tindak lanjut pengawasan janin
antepartum
□ Diskusikan penggunaan system medis
darurat untuk transportasi, dengan cara
yang tepat

Bleeding reduction : Postpartum Uterus

□ Kaji riwayat obstetrik dan catatan persalinan


terkait dengan faktor risiko perdarahan
postpartum (misalnya ,. Riwayat perdarahan
post partum sebelumnya, persalinan yang
lama induksi, pre-eklamsi , kala dua lama,
persalinan dengan bantuan, kelahiran kembar,
SC, atau persalinandengan dipacu )
□ Letakkan es di fundus
□ Tingkatkan frekuensi pijatan fundus
□ Evaluasi adanya distensi kandung kemih pada
kandung kemih yang menegang
□ Observasi karakteristik lokhia ( misalnya ,
warna bekuan dan jumlah)
□ Timbang jumlah darah yang keluar
□ Mintalah perawat tambahan untuk membantu
pada saat diperlukan prosedur gawat darurat
dan untuk merawat bayi yang baru lahir
□ Tinggikan tungkai
□ Pasang infus IV
□ Pasang infus yang kedua , jika diperlukan
□ Berikan oksitosin IV atau IM sesuai protokol
atau order
□ Beritahu dokter terkait status pasien
□ Monitor tanda-tanda vital maternal setiap 15
menit atau lebih sering, jika diperlukan
□ Tutupi dengan selimut hangat
□ Monitor warna maternal , tingkat kesedaran
dan nyeri
□ Berikan terapi oksigen awitan 6-8 liter melalui
masker wajah (face mask)
□ Pasang foley kateter dengan urometer atau
mengukur urin output
□ Perintahkan laborat emergensi atau darah
□ Berikan produk darah , jika diperlukan
□ Bantu dokter untuk mengepak uterus,
mengambil bekuan darah atau menjahit
laserasi , jika diperlukan
□ Pastikan klien dan keluarga tetap
mendapatkan informasi tentang kondisi klinis
dan manajemen ( yang dilakukan)
□ Sediakan perawatan perineal, jika diperlukan
□ Siapkan untuk dilakukan histerektomi
emergensi,jika dibutuhkan
□ Diskusikan kondisi yang ada dengan tim
perawat untuk penyediaan layanan dalam
mengawasi status ibu.
Risk Identification

□ Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan


dokumentasikan bukti yang menunjukkan
adanya penyakit medis , diagnosa
keperawatan serta perawatannya.
□ Kaji ulang data yang didapatkan dari
pengkajian risiko secara rutin
□ Pertimbangkan ketersediaan dan kualitas
sumber sumber yang ada ( misalnya ,
psikologis, finansial , tingkat pendidikan ,
keluarga , dan komunitas.
□ Identifikasi adanya sumber- sumber agensi
untuk mnurunkan faktor risiko
□ Pertahankan pencatatan dan statistik yang
akurat
□ Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan
perilaku serta hubungan timbal balik
□ Identifikasi strategi koping yang digunakan
/ khas
□ Pertimbangkan fungsi dimasa lalu dan saat
ini
□ Pertimbangkan status pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
□ Pertimbangkan sumber-sumber di
komunitas yang sesuai dengan kebutuhan
kesehatan dan pemenuhan kbutuhan sehari-
hari
□ Pertimbangkan pemenuhan terhadap
perawatan dan medis dan keperawatan
□ Instruksikan faktor risiko dan rencana
untuk mengurangi faktor risiko
□ Gunakan rancangan tujuan yang saling
menguntungkan dengan tepat
□ Pertimbangkan kriteria yang berguna
dalam memprioritaskan area- area untuk
mengurangi faktor risiko( misalnya ,
tingakat kesadaran dan motivasi ,
efektivitas , biaya , kelayakan , pilihan -
pilihan , kesetaraaan , stigma, dan
keparahan hasil jika faktor risiko masih
belum terselesaikan).
□ Diskusikan dan rencanakan aktivitas –
aktivitas pengurangan risiko berkolaborasi
dengan individu atau kelompok
□ Implementasikan aktivitas- aktivitas
pengurangan risiko
□ Inisiasi rujukan kepada personil kesehatan
dan / tau agensi dengan tepat
□ Rencanakan monitor risiko kesehatan
dalam jangka panjang
□ Rencanakan tindak lanjut strategi dan
aktivitas pengurangan risiko jangka
panjang
Thrombolytic Therapy Management

□ Identifikasi identitas pasien


□ Dapakatkan riwayat atau kondisi dan
riwayat medis
□ Lakukan pemeriksaan fisik ( misalnya ,
penampilan umum , denyut nadi, tekan
darah , frekuensi pernafasan , suhu , tingkat
nyeri , tinggi badan dan berat badan)
jelaskan semua prosedur pada pasien dan
orang yang penting bagi pasien
□ Ijinkan orang yang penting bagi pasien
berada di sisi tempat tidur, jika
memungkinkan.
□ Dapatkan tekanan oksimetri dan berikn
oksigen , dengan tepat
□ Lakukan pengkajian yang ditargetkan pada
sistem yang diindikasikan oleh riwayat dan
penyakit saat ini.
□ Dapatkan 12 –lead EKG , dengan tepat.
□ Mulai pasang selang intravena dan
dapatkan sample darah untuk tes
laboratorium
□ Dapatkan stat computeried tomography
head scan, dengan tepat
□ Pertimbangkan petunjuk sebagai kandidat (
misalnya, yang masuk kriteria inklusi dan
eksklusi dari terapi)
□ Tentukan jika pasien akan menerima terapi
□ Dapatkan ijin tertulis / informed consent
□ Siapkan terapi trombolitik jika
diindikasikan
□ Dapatkan area untuk akses intravena
tambahan
□ Hindari pengambilan sample pada arteri
untuk menghindari komplikasi pendarahan
□ Siapkan agen trombolitik , sesuai protokol
di situ
□ Berikan agen trombolitik sesuai dengan
petunjuk khusus untuk pemberian
□ Berikan pengobatan tambahan sesuai yang
diresepkan
□ Lanjutkan monitor irama jantung , tanda
vital, tingkat nyeri , suara jantung dan paru
, tingkat kesadaran, perfusi perifer , intake
dan output , perubahan dalam status
neurologi dan resolusi dari gejala sesuai
dengan indikasi
□ Amati tanda- tanda adanya pendarahan
□ Dapatkan tes radiologi tambahan sesuai
indikasi( misalnya x-tray)
□ Persiapkan untuk memulai tindakan
dukungan hidup dasar dan lanjut , jika
diindikasikan )
□ Siapkan untuk memindahkan pada
perawatan definitive (misalnya , cardiac
catheterization lab, ICU)

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)

15. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Pencegahan Bunuh Diri
jam diharapkan mampu mempertahankan □ Tentukan resiko bunuh diri yang ada dan
Definisi : dengan kriteria : tingkat resiko bunuh diri
Rentan melakukan perilaku yang individu □ Atasi dan tangani penyakit psikiatrik atau
NOC : gejala-gejala yang mungkin menempatkan
menunjukkan bahwa ia dapat membahayakan
pasienpada resiko bunuh diri (misalnya
dirinya sendiri secara fisik, emosional, dan/atau Menahan diri dari bunuh diri gangguan alam perasaan, halusinasi,delusi,
seksual. □ Mengekspresikan perasaan panic, penyalahgunaan zat, berduka,
□ Membina hubungan saling percaya gangguan kepribadian, gangguan organic,
Faktor Risiko : dengan komunikasi terapeutik krisis)
□ Mengontrol diri dari kumpulan alat □ Berikan pengobatan untuk mengatasi
□ Gangguan psikologis
untuk bunuh diri
□ Ide bunuh diri kecemasan, agitasi atau psikosis dan
□ Isolasi social □ Mengontrol diri dari menimbulkan menstabilkan alam peraaan, dengan tepat
□ Isyarat perilaku ( mis., menulis cedera serius □ Monitor efek samping pengobatan dan
catatan cinta yang sedih menunjukkan outcome yang di inginkan
pesan kemarahan pada orang terdekat
yang telah menolak dirinya, □ Mengontrol diri dari menggunakan zat □ Instruksikan pasien melakukan strategi-
memberikan benda pribadi kepada tanpa resep yang menggangu alam strategikoping (misalnya latihan asertif,
orang lain, mengambil polis asuransi perasaan control terhadap impulse, dan relaksasi
jiwa yang besar ) □ Mengontrol diri dari percobaan bunuh progresif)
□ Konflik hubungan interpersonal diri □ Lakukan tindakan untuk mencegah
□ Konflik orientasi seksual □ Menggunakan kelompok dukungan individu membahayakan diri atau
□ Kurang sumber personal ( mis., sosial dari keluarga,teman dll yang membunuh dirinya ( misalnya observasi
pencapaian, wawasan, afwk buruk dapat memotivasi px ditingkatkan, memindahkan objek yang
dan tidak terkendali ) □ Menggunakan pelayanan kesehatan dapat digunakan untuk
□ Masalah kesehatan fisik jiwa yang tersedia membahayakan/menyakiti dirinya
□ Masalah kesehatan mental ( mis., □ Berinteraksi dengan pasien dengan
depresi, psikosis, gangguan menggunakan interval (waktu) teratur
kepribadian, penyalahgunaan obat ) Kontrol diri terhadap impuls untuk menunjukkan kepedulian dan
□ Masalah pekerjaan ( mis., □ Mengidentifikasi perilaku impulsif keterbukaan dan untuk memberikan
menganggur, kehilangan/ kegagalan yang berbahaya kesempatan pada pasien membicarakan
pekerjaan yang sekarang ) □ Mengetahui risiko yang ada di perasaannya
□ Menjalani tindakan seksual autoerotik lingkungan □ Gunakan pendekatan langsung, tidak
□ Pekerjaan ( mis., eksekutif, □ Menggunakan dukungan sosil yang menghakimi dalam mendiskusikan
administrator/ pemilik bisnis, ada mengenai (perilaki) bunuh diri
professional, pekerjaan semi terampil □ Mempertahankan kontrol diri tanpa □ Observasi, catat dan laporkan perubahan
) pengawasan alam perasaan atau perilaku yang mungkin
□ Petunjuk verbal ( mis., bicara tentang secara bermakna meningkatkan resiko
kematian, “lebih baik bila tanpa saya”, Menahan Diri dari Kekerasan bunuh diri
mengajukan pertanyaan tentang dosis □ Mengidentifikasi kapan (merasa) □ Fasilitasi dukungan bagi pasien dari
obat mematikan ) marah keluarga dan teman temanya
□ Pola kesulitan dalam keluarga ( mis., □ Mengidentifikasi kapan (merasa) □ Libatkan keluarga dalam perencanaan
kekacauan atau konflik, riwayat frustasi pulang (misalnya ajarkan
bunuh diri )
□ Mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit/pengobatan, pengenalan
□ Rencana bunuh diri
marah peningkatan resiko bunuh diri, renca pasien
□ Riwayat upaya bunuh diri berulang
□ Memberikan konseling sesuai untuk mengatasi pikiran
□ Status pernikahan ( mis., lajang,
kebutuhan membahayakan/menyakiti diri)
janda, cerai )
□ Mempertahankan pengendalian diri □ Rujuk pasien pada penyedia layanan
□ Usia ≥45 tahun
dengan distraksi atau relaksasi nafas perawatan kesehatan mental untuk
□ Usia 15-19 tahun
dalam mengevaliuasi dan menangani ide dan
perilaku bunuh diri
Tingkat Kecemasan
□ Mendapatkan istirahat dengan tenang Latihan Kontrol Impuls
□ Perasaan gelisah berkurang □ Pilih strategi pemecahan masalah yang
□ Mengendalikan rasa panik tepat sesuai dengan tingkat perkembangan
pasien dan fungsi kongnitif
□ Tekanan darah sistolik dalam rentang □ Gunakan rencana modifikasi prilaku sesuai
normal (90-120 mmHg) kebutuhan untuk mendukung strategi
□ Tekanan darah diastolik normal (70-90 pemecahan masalah yang sudah diajarkan
mmHg) □ Bantu pasien mengidentifikasi masalah
atau situasi yang membutuhkan tindakan
yang menguras pikiran
□ Bantu pasien untuk memilih tindakan yang
Koping paling menguntungkan
□ Mengidentifikasi pola koping yang □ Bantu pasien untuk mengevaluasi hasil dari
efektif serangkaian tindakan yang sudah
□ Mendapatkan bantuan dari professional dilakukan
kesehatan □ Sediakan dukungan positif ( missal: pujian
□ Melaporkan peningkatan kenyamanan dan hadiah) terhadap usaha yang berhasil
psikologis □ Sediakan kesempatan bagi pasien untuk
mempratikkan pemecahan masalah
Perilaku penghentian Penyalahgunaan (bermain peran) dalam lingkungan yang
Obat teralang terapeutik
□ Mengekspresikan keinginan untuk □ Dukung pasien untuk mempraktikkan
berhenti menggunakan obat teralang pemecahan masalh dalam situasi social dan
□ Mengekspresikan keyakinan untuk interpersonal di luar lingkungan terpeutik
mampu menghentikan penggunaan obt yang diikuti dengan evaluasi
terlarang Bantuan Kontrol Marah
□ Menyingkirkan penggunaan obat yang □ Bangun rasa percaya dan hubungan yang
berbahaya dekat dan harmonis dengan pasien
□ Gunakan pendekatan yang tenang dan
Kesadaran diri meyakinkan
□ Monitor agresi yang di ekspresikan dengan
□ Mengakui kemampuan fisik pribadi
cara tidak tepat dan lakukan intervensi
□ Mengenali kemampuan emosional
sebelum ( agresi ini ) diekspresikan
pribadi
□ Berikan pendidikan mengenai metode untuk
□ Mengenali keterbatasan pribadi secara
mengatur pengalaman emosi yang sangat
fisik
kuat ( misalnya, latihan asertif, teknik
relaksasi, menulis jurnal, distraksi )
□ Dukung penggunaan kolaborasi dalam
rangka menyelesaikan masalah
□ Berikan obat – obatan oral, dengan cara
yang tepat
□ Bantu pasien mengidentifikasi sumber dari
kemarahan
□ Dukung pasien untuk
mengimplementasikan strategi mengontrol
kemarahan dan dengan menggunakan
ekspresi kemarahan yang tepat
Pengurangan Kecemasan
□ Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
□ Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi
yang akan dirasakan yang mungkin dialami
klien selama prosedur
□ Berikan informasi factual terkait diagnosis,
perawatan dan prognosis
□ Dorong keluarga untuk mendampingi klien
□ Dengarkan klien
□ Ciptakan rasa aman untuk meningkatkan
kepercayaan
□ Identifikasi saat terjadi perubahan tingkat
kecemasan
□ Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan
untuk mengurangi tekanan
□ Bantu klien mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
□ Instruksikan klien untuk menggunakan
teknik relaksasi
□ Atur penggunaan obat obatan untuk
mengurangi kecemasan
□ Kaji tanda verbal dan non verbal
kecemasan
Peningkatan Koping
□ Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan
jangka pendek dan jangka panjang yang
tepat
□ Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah
dengan cara yang konstruktif
□ Dukung psien untuk mengidentifikasikan
deskripsi yang realistic terhadap adanya
perubahan dalam peran
□ Berikan penilaian mengenai permasalahan
pasien terhadap proses penyakit
□ Dukung sikap ( pasien ) teerkait dengan
harapan yang realistis sebagai upaya untuk
mengatasi perasaan ketidakberdayaan
□ Dukung kesabaran dalam mengembangkan
suatu hubungan
□ Dukung aktivitas – aktivitas social dan
komunitas ( agar bisa dilakukan )
□ Dukung ( kemampuan dalam ) penerimaan
terhadap keterbatasan orang lain
□ Dukung keterlibatan keluarga, dengan cara
yang tepat
□ Dukung keluarga untuk memverbalisasikan
perasaan mengenai sakitnya anggota
keluarga
□ Berikan ketrampilan social yang tepat
□ Bantu pasien untuk mengklarifikasi kesalah
pahaman
□ Dukung pasien utuk mengevaluasi
perilakunya sendiri
Perawatan Penggunaan Zat Terlarang
□ Tingkatkan hubungan saling percaya dengan
membuat batasan yang jelas (misalnya
memberikan dengan hati-hati mengenai
fakta yang jelas mengenai terjadinya
disfungsi, tetap berfokus pada
ketergantungan dan penyalahgunaan zat
serta meningkatkan harapan)
□ Pertimbangkan adanya penyakit penyerta
maupun adanya penyakit jiwa atau kondisi
medis menyertai yang membuat adanya
perubahan dalam hal perawatan
□ Bantu klien memahami penyakit sebagai
yang berkaitan dengan banyak faktor
(misalnya faktor genetic, psikologis, dan
situasi-situasi tertentu
□ Berikan manajemen gejala selama periode
detoksifikasi
□ Berikan obat-obatan sebagaimana
diindikasikan (misalnya disulfiram,
acamprosate, methadone, naltrexone,
nicotine, patches atau permen karet atau
buprenophine)
□ Bantu pasien dalam mengembangkan diri,
mendorong upaya positif dan motivasi
□ Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam
upaya pemulihan
□ Berikan rujukan
Peningkatan Kesadaran Diri
□ Dukung pasien untuk mengenal dan
mendiskusikan pikiran dan perasaannya
□ Bantu pasien untuk menyadari bahwa setiap
orang adalah unik
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi nilai
yang berkontribusi pada konsep diri
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi
perasaan yang biasa dirasakan mengenal
dirinya
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi
prioritas hidup
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi
dampak dari penyakit pada konsep diri
□ Bantu pasien untuk menerima
ketergantungan pada orang lain dengan tepat
□ Observasi ,mengenai status emosi pasien
saat ini
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi
sumber motivasi

Anda mungkin juga menyukai