Rentan mengalami masuknya sekresi NOC □ Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
gastrointestinal, sekresi orofaring, benda cair kesulitan bernafas
atau padat ke dalam saluran trakheobronkial Respiratory Status □ Catat pergerakan dada, catat
yang dapat mengganggu kesehatan. ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot
□ Frekuensi pernapasan normal (16- bantu nafas, dan retraksi pada otot
Faktor risiko : 20x/menit) supraclaviculas dan interkosta
□ Irama pernapasan teratur □ Monitor suara nafas tambahan seperti
□ Adanya selang oral/nasal (misal : □ Kedalaman pernapasan normal ngorok atau mengi
trakea, selang makan) □ Mampu untuk mengeluarkan secret □ Monitor pola nafas (misalnya, bradipneu,
□ Barier untuk mengangkat bagian atas takipneu, hiperventilasi, pernafasan
tubuh Respiratory Status : Airway Patency kusmaul, pernafasan 1:1, apneustik,
□ Batuk tidak efektif respirasi biot, dan pola ataxic)
□ Gangguan menelan □ Frekuensi pernapasan normal (16- □ Monitor saturasi oksigen pada pasien yang
□ Pembedahan leher 20x/menit) tersedasi (seperti, SaO2, SvO2, SpO2) sesuai
□ Pembedahan mulut □ Irama pernapasan teratur dengan protokol yang ada
□ Pembedahan wajah □ Kedalaman inspirasi normal □ Pasang sensor pemantauan oksigen non-
□ Pemberian makan enteral □ Suara auskultasi nafas vesikuler invasif (misalnya, pasang alat pada jari,
□ Pemberian medikasi □ Kepatenan jalan nafas ada hidung, dan dahi) dengan mengatur alarm
□ Pengosongan lambung yang lambat □ Volume tidal normal (380 ml untuk pada pasien berisiko tinggi (misalnya,
□ Peningkatan residu lambung wanita dan 500 ml untuk pria) pasien yang obesitas, melaporkan pernah
□ Peningkatan tekanan intragastrik □ Pencapaian tingkat insentif spirometri mengalami apnea saat tidur, mempunyai
□ Penurunan motilitas gastrointestinal □ Kapasitas vital riwayat penyakit dengan terapi oksigen
□ Penurunan refleks muntah □ Saturasi oksigen normal (95%-100% menetap, usia ekstrim) sesuai dengan
□ Penurunan tingkat kesadaran □ Tes faal paru prosedur tetap yang ada
□ Rahang kaku □ Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
□ Sfringter esofagus bawah inkompeten Aspiration Prevention □ Perkusi torak anterior dan posterior, dari
□ Trauma leher apeks ke basis paru, kanan dan kiri
□ Mengidentifikasi adanya faktor-faktor □ Catat lokasi trakea
□ Trauma mulut
risiko
□ Trauma wajah □ Menghindari faktor-faktor risiko □ Monitor kelelahan otot-otot diapragma
□ Mempertahankan kebersihan mulut dengan pergerakan parasoksikal
□ Memposisikan tubuh untuk tetep □ Auskultasi suara nafas, catat area dimana
tegak ketika makan dan minum terjadi penurunan atau tidak adanya
□ Memposisikan tubuh untuk miring ventilasi dan keberadaan suara nafas
ketika makan dan minum jika tambahan
dibutuhkan □ Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas
□ Memilih makanan sesuai dengan dengan auskultasi suara nafas ronki di paru
kemampuan menelan □ Auskultasi suara nafas setelah tindakan,
□ Memilih makanan dan cairan dengan untuk dicatat
konsistensi yang tepat □ Monitor nilai fungsi paru, terutama
□ Menggunakan cairan yang dipadatkan kapasitas vital paru, volume inspirasi
jika dibutuhkan maksimal, volume ekspirasi maksimal
□ Mempertahankan tubuh dalam posisi selama 1 detik (FEV1), dan FEV1/FVC
tegak selama 30 menit setelah makan sesuai dengan data yang tersedia
□ Monitor hasil pemeriksaan ventilasi
mekanik, catat peningkatan tekanan
inspirasi dan penurunan volume tidal
□ Monitor peningkatan kelelahan, kecemasan
dan kekurangan udara pada pasien
□ Catat perubahan pada saturasi O2, volume
tidal akhir CO2, dan perubahan nilai analisa
gas darah dengan tepat
□ Monitor kemampuan batuk efektif pasien
□ Catat onset, karakteristik, dan lamanya
batuk
□ Monitor sekresi pernafasan pasien
□ Monitor secara ketat pasien-pasien yang
berisiko tinggi mengalami gangguan
respirasi (misalnya, pasien dengan terapi
opioid, bayi baru lahir, pasien dengan
ventilasi mekanik, pasien dengan luka
bakar di wajah dan dada, gangguan
neuromuskular)
Airway Management
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Airway Management
jam diharapkan mampu mempertahankan □ Buka jalan nafas menggunakan head tilt
Batasan Karakteristik : kebersihan jalan nafas dengan kriteria : chin lift atau jaw thrust bila perlu
□ Posisikan pasien untuk memaksimalkan
□ Batuk yang tidak efektif NOC : ventilasi
□ Dispnea
□ Identifikasi pasien perlunya pemasangan
□ Gelisah Respiratory status : Airway Patency alat jalan nafas buatan (NPA, OPA, ETT,
□ Kesulitan verbalisasi
Ventilator)
□ Mata terbuka lebar □ Respirasi dalam batas normal
□ Lakukan fisioterpi dada jika perlu
□ Ortopnea □ Irama pernafasan teratur
□ Bersihkan secret dengan suction bila
□ Penurunan bunyi nafas □ Kedalaman pernafasan normal
diperlukan
□ Perubahan frekuensi nafas □ Tidak ada akumulasi sputum
□ Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
□ Perubahan pola nafas □ Batuk berkurang/hilang
tambahan
□ Sianosis
□ Kolaborasi pemberian oksigen
□ Sputum dalam jumlah yang
□ Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
berlebihan
□ Monitor RR dan status oksigenasi
□ Suara nafas tambahan
(frekuensi, irama, kedalaman dan usaha
□ Tidak ada batuk
dalam bernapas)
Faktor yang berhubungan : □ Anjurkan pasien untuk batuk efektif
Lingkungan : □ Berikan nebulizer jika diperlukan
Asthma Management
□ Perokok □ Tentukan batas dasar respirasi sebagai
□ Perokok pasif pembanding
□ Terpajan asap □ Bandingkan status sebelum dan selama
Obstruksi jalan nafas : dirawat di rumah sakit untuk mengetahui
perubahan status pernapasan
□ Adanya jalan nafas buatan
□ Benda asing dalam jalan nafas □ Monitor tanda dan gejala asma
□ Eksudat dalam alveoli □ Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
□ Hiperplasia pada dinding bronkus usaha dalam bernapas
□ Mukus berlebih
□ Penyakit paru obstruksi kronis
□ Sekresi yang tertahan
□ Spasme jalan nafas
Fisiologis :
□ Asma
□ Disfungsi neuromuskular
□ Infeksi
□ Jalan nafas alergik
□ Ansietas
□ Cedera medulaspinalis
□ Deformitas dinding dada
□ Deformitas tulang
□ Disfungsi neuromuskular
□ Gangguan muskuluskeletal
□ Gangguan Neurologis (misalnya :
elektroenselopalogram(EEG) positif,
trauma kepala, gangguan kejang)
□ Hiperventilasi
□ Imaturitas neurologis
□ Keletihan
□ Keletihan otot pernafasan
□ Nyeri
□ Obesitas
□ Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
□ Sindrom hipoventilasi
5. Penurunan curah jantung/ Risiko penurunan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Cardiac Care
curah jantung …..x…. jam diharapkan masalah penurunan
curah jantung dapat teratasi dengan kriteria □ Evaluasi adanya nyeri dada (Intesitas, lokasi,
rambatan, durasi, serta faktor yang menimbulkan
hasil :
dan meringankan gejala).
Batasan Karakteristik: NOC: □ Monitor EKG untuk perubahan ST, jika
diperlukan.
Perubahan Frekuensi/Irama Jantung Cardiac Pump Effectiveness □ Lakukan penilaian komprehenif untuk sirkulasi
□ Bradikardia perifer (Cek nadi perifer, edema,CRT, serta
□ Tekanan darah sistolik dalam batas normal warna dan temperatur ekstremitas) secara rutin.
□ Perubahan EKG (Contoh : aritmia, □ Tekanan darah diastolik dalam batas
abnormalitas konduksi, iskemia) □ Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
normal □ Monitor status kardiovaskuler.
□ Palpitasi □ Heart rate dalam batas normal
□ Takikardia □ Monitor disritmia jantung.
□ Peningkatan fraksi ejeksi □ Dokumentasikan disritmia jantung.
Perubahan Preload □ Peningkatan nadi perifer □ Catat tanda dan gejala dari penurunan curah
□ Penurunan tekanan vena sentral (Central □ Tekanan vena sentral (Central venous jantung.
venous pressure, CVP) pressure) dalam batas normal □ Monitor status repirasi sebagai gejala dari gagal
□ Gejala angina berkurang jantung.
□ Peningkatan tekanan vena sentral (Central □ Edema perifer berkurang □ Monitor abdomen sebagai indikasi penurunan
venous pressure, CVP) □ Gejala nausea berkurang perfusi.
□ Penurunan tekanan arteri paru (Pulmonary □ Tidak mengeluh dispnea saat istirahat □ Monitor nilai laboratorium terkait (elektrolit).
artery wedge pressure, PAWP) □ Tidak terjadi sianosis □ Monitor fungsi peacemaker, jika diperlukan.
□ Peningkatan tekanan arteri paru □ Evaluasi perubahan tekanan darah.
(Pulmonary artery wedge pressure, Circulation Status □ Sediakan terapi antiaritmia berdasarkan pada
PAWP) kebijaksanaan unit (Contoh medikasi
□ Edema □ MAP dalam batas normal antiaritmia, cardioverion, defibrilator), jika
□ Keletihan □ PaO2 dalam btas normal (60-80 mmHg) diperlukan.
□ Murmur □ PaCO2 dalam batas normal (35-45 mmHg) □ Monitor penerimaan atau respon pasien terhadap
□ Distensi vena jugularis □ Saturasi O2 dalam batas normal (> 95%) medikasi antiaritmia.
□ Peningkatan berat badan □ Capillary Refill Time (CRT) dalam batas □ Monitor dispnea, keletihan, takipnea, ortopnea.
Perubahan Afterload normal (< 3 detik)
Cardiac Care : Acute
□ Warna kulit yang abnormal (Contoh : pucat,
kehitam-hitaman/agak hitam, sianosis) □ Monitor kecepatan pompa dan ritme jantung.
□ Perubahan tekanan darah □ Auskultasi bunyi jantung.
□ Kulit lembab □ Auskultasi paru-paru untuk crackles atau suara
□ Penurunan nadi perifer nafas tambahan lainnya.
□ Penurunan resistensi vaskular paru □ Monitor efektifitas terapi oksigen, jika
(Pulmonary Vascular Resistance, PVR) diperlukan.
□ Peningkatan resistensi vaskular paru □ Monitor faktor-faktor yang mempengaruhi aliran
(Pulmonary Vascular Resistance, PVR) oksigen (PaO2, nilai Hb, dan curah jantung), jika
□ Penurunan resistensi vaskular sistemik diperlukan.
Systemic Vascular Resistance, PVR) □ Monitor status neurologis.
□ Peningkatan resistensi vaskular sistemik □ Monitor fungsi ginjal (Nilai BUN dan kreatinin),
(Systemic Vascular Resistance, PVR) jika diperlukan.
□ Dispnea □ Administrasikan medikasi untuk mengurangi
□ Oliguria atau mencegah nyeri dan iskemia, sesuai
□ Pengisian kapiler memanjang kebutuhan.
Perubahan Kontraktilitas
□ Batuk
□ Crackle
□ Penurunan indeks jantung
□ Penurunan fraksi ejeksi
□ Penurunan indeks kerja pengisian ventrikel
kiri (Left ventricular stroke work index,
LVSWI)
□ Penurunan indeks volume sekuncup (Stroke
volume index, SVI)
□ Ortopnea
□ Dispnea parokismal nokturnal
□ Bunyi S3
□ Bunyi S4
Perilaku/Emosi
Berhubungan dengan:
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer/ Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Circulatory Care : Arterial Insufficiency
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer ...x jam, perfusi jaringan perifer pasien
menjadi efektif dengan kriteria hasil: □ Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi
perifer (seperti: cek sirkulasi nadi, udeme,
NOC: crt, warna, dan suhu)
Batasan Karakteristik: □ Tentukan indeks ABI dengan tepat
Tissue Perfusion Peripheral □ Evaluasi udeme periper dan nadi
□ Bruit Femoral □ Periksa kulit untuk ulkus arteri atau
□ Edema □ Capilary refil pada jari-jari tangan kerusakan jaringan
□ Indeks ankle-brakhial <0,90 dalam batas normal (< 3 detik) □ Tempatkan ekstremitas dalam posisi
□ Kelambatan penyembuhan luka □ Capilary refil pada jari-jari kaki dalam tergantung dengan tepat
perifer batas normal (< 3 detik) □ Kelola antiplatelet atau obat anticoagulan
□ Klaudikasi intermiten □ Tekanan darah sistolik dalam batas dengan tepat
□ Nyeri ekstremitas normal □ Ubah posisi pasien setidaknya setiap 2 jam
□ Paresthesia □ Tekanan darah diastolik dalam batas dengan tepat
normal
□ Pemendekan jarak bebas nyeri yang □ MAP dalam batas normal □ Instruksikan pasien pada faktor-faktor yang
ditempuh dalam uji berjalan 6 menit □ Nadi teraba kuat mengganggu sirkulasi (mis merokok
□ Pemendekan jarak total yang □ Tidak terjadi udeme pada perifer. pakaian ketat, paparan suhu dingin, dan
ditempuh dalam uji berjalan 6 menit persimpangan dari kaki dan kaki)
(400-700m pada orang dewasa) □ Pertahankan hidrasi adequat untuk
□ Penurunan nadi perifer menurunkan kekentalan darah
□ Perubahan fungsi motorik □ Pantau status cairan, termasuk asupan dan
□ Perubahan karakteristik kulit (mis. output
Warna, elastisitas, rambut, Circulatory Care : Venous Insufficiency
kelembapan, kuku, sensasi, suhu)
□ Perubahan tekanan darah di □ Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi
ekstremitas perifer (seperti memeriksa denyut nadi
□ Tidak ada nadi perifer perifer, edema, pengisian kapiler, warna
□ Waktu pengisian kapiler > 3 detik dan suhu).
□ Warna kulit pucat saat elevasi □ Evaluasi edema perifer dan nadi
□ Warna tidak kembali ke tungkai 1 □ Periksa kulit untuk memastikan adanya
menit setelah tungkai diturunkan ulkus stasis dan kerusakan jaringan
Faktor yang Berhubungan: □ Tinggikan anggota badan yang terkena 20
derajat atau lebih dari jantung
□ Diabetes Melitus □ Ubah posisi pasien setidaknya setiap 2 jam
□ Gaya hidup kurang gerak □ Anjurkan latihan ROM pasif atau aktif,
□ Hipertensi terutama latihan ekstremitas bawah, selama
□ Kurang pengetahuan tentang factor istirahat.
pemberat (mis. Merokok, gaya hidup □ Administrasikan antiplatelet atau obat
monoton, trauma, obesitas, asupan antikoagulan
garam, imobilitas) □ melindungi ekstremitas dari cedera
□ Kurang pengetahuan tentang proses (selimut untuk bagian kaki dan kaki
penyakit (mis. Diabetes, terbawah, papan kaki/ayunan pada bagian
hiperlipidemia) bawah tempat tidur, sepatu yang sesuai
□ Merokok dengan ukuran).
□ Pertahankan hidrasi yang memadai untuk
menurunkan kekentalan darah
□ Pantau status cairan, termasuk asupan dan
output
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
7. Kekurangan volume cairan/ Risiko kekurangan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Fluid Management
volume cairan …..x…. jam diharapkan masalah kekurangan □ Monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan
Batasan Karakteristik: volume cairan dapat teratasi dengan kriteria retensi cairan (peningkatan BUN, penurunan
hasil : hematokrit, peningkatan osmolaritas urin)
□ Haus □ Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah dan
□ Kelemahan NOC: nadi)
□ Kulit kering □ Monitor hemodinamik status (MAP)
□ Membrane mukosa kering Fluid Balance □ Kolaborasikan terapi cairan lewat infus
□ Peningkatan frekuensi nadi □ Tekanan darah dalam batas normal
□ Peningkatan hematokrit □ MAP dalam batas normal Fluid Monitoring
□ Peningkatan konsentrasi urine □ Denyut nadi dalam batas normal
□ Monitor input dan output cairan
□ Peningkatan suhu tubuh □ Tidak terjadi penurunan kesadaran
□ Penurunan berat badan tiba-tiba □ Kadar hematocrit dalam batas normal
□ Penurunan haluaran urine □ Kadar serum elektrolit (BUN dan
□ Penurunan pengisian vena osmolaritas urin) dalam batas normal)
□ Penurunan tekanan darah □ Turgor kulit elastis
□ Penurunan tekanan nadi □ Intake dan output cairan 24 jam
□ Penurunan turgor kulit seimbang
□ Penurunan turgor lidah
□ Penurunan volume nadi
□ Perubahan status mental
Faktor yang berhubungan :
□ Kegagalan mekanisme regulasi
□ Kehilangan cairan aktif
Infection Control
Infection Protection
Fluid Management
□ Jaga intake yang adekuat dan catat output
pasien
□ Monitor status hidrasi (misalnya : membran
mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan
tekanan darah ortostatik)
□ Monitor hasil laboratorium yang relevan
dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan
berat jenis, peningkatan BUN, penurunan
hematokrit, dan peningkatan kada osmolalitas
urin)
□ Monitor tanda-tanda vital pasien
□ Monitor perubahan berat badan pasien
□ Monitor status gizi
□ Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
□ Konsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda
dan gejala kelebihan volume cairan memburuk
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
13. Retensi Urin Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Fluid Management
jam diharapkan mampu mempertahankan
Definisi : kebersihan jalan nafas dengan kriteria : Monitor status hidrasi (misalnya;
membrane mukosa lembab, denyut nadi
Pengosongan kandung kemih tidak efektif. NOC adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
Monitor hasil laboratorium yang relevan
Batasan Karakteristik Urinary Elimination dengan retensi cairan ( misalnya;
1. Berkemih sedikit peningktan berat jenis, peningkatan BUN,
□ Pola Eliminasi dalam batas normal penurunan hematokrit, dan peningkatan
2. Distensi kandung kemih ( ±7 kali/hari atau setiap 3-4 jam
3. Disuria kadar osmolalitas urin )
sekali,600-1600 ml/24 jam) Monitor tanda – tanda vital pasien
4. Inkontinensia aliran berlebih
5. Urin menetes □ Bau Urine Khas (urine yang segar Monitor indikasi kelebihan cairan/retensi (
6. Residu urin tidak berbau keras/menyengat) misalnya; crackles, elevasi CVP, atau
7. Sensasi kandung kemih □ Mengosongkan kandung kemih tekanan kapiler paru-paru yang terganjal,
8. Sering berkemih secukupnya edema, distensi vena leher dan ascites)
9. Tidak ada haluaran urin □ Mengenali keinginan untuk berkemih Monitor perubahan berat badan pasien
Faktor yang berhubungan □ Tidak nyeri saat kencing sebelum dan setelah dialysis
□ Tidak ada rasa terbakar saat Kaji lokasi dan luasnya edema, jika ada
1. Inhibisi arkus refleks Berikan terapi IV, seperti yang ditentukan
berkemih
2. Springter kuat
□ Frekuensi berkemih ( ±7 kali/hari Monitor asupan gizi
3. Sumbatan saluran perkemihan
atau setiap 3-4 jam sekali,600-1600 Timbang berat badan dan monitor status
4. Tekanan ureter tinggi
ml/24 jam) pasien
Jaga intake/asupan yang akurat dan catat
output (pasien)
Berikan diuretic yang diresepkan
Tingkatkan asupan oral ( misalnya;
memberikan sedotan, menawarkan cairan
dia antara waktu makan / mengganti air es
secara rutin menggunakan es untuk jus
favorit anak, potongan gelatin ke dalam
jotak yang menyenangkan, menggunakan
cangkir obat kecil ) yang sesuai.
Berikan penggantia nasogastrik yang
diresepkan berdasarkan output ( pasien )
Konsultasikan dengan dokter jika tanda-
tanda dan gejala kelebihan volume cairan
menetap atau memburuk
Atur kesediaan produk darah untuk
transfuse, jika perlu
Persiapkan pemberian produk – produk
darah ( misalnya; cek darah dan
mempersiapkan pemasangan infuse )
Berikan produk – produk darah ( misalnya
; trombosit dan plasma yang baru )
Fluid Monitoring
15. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Pencegahan Bunuh Diri
jam diharapkan mampu mempertahankan □ Tentukan resiko bunuh diri yang ada dan
Definisi : dengan kriteria : tingkat resiko bunuh diri
Rentan melakukan perilaku yang individu □ Atasi dan tangani penyakit psikiatrik atau
NOC : gejala-gejala yang mungkin menempatkan
menunjukkan bahwa ia dapat membahayakan
pasienpada resiko bunuh diri (misalnya
dirinya sendiri secara fisik, emosional, dan/atau Menahan diri dari bunuh diri gangguan alam perasaan, halusinasi,delusi,
seksual. □ Mengekspresikan perasaan panic, penyalahgunaan zat, berduka,
□ Membina hubungan saling percaya gangguan kepribadian, gangguan organic,
Faktor Risiko : dengan komunikasi terapeutik krisis)
□ Mengontrol diri dari kumpulan alat □ Berikan pengobatan untuk mengatasi
□ Gangguan psikologis
untuk bunuh diri
□ Ide bunuh diri kecemasan, agitasi atau psikosis dan
□ Isolasi social □ Mengontrol diri dari menimbulkan menstabilkan alam peraaan, dengan tepat
□ Isyarat perilaku ( mis., menulis cedera serius □ Monitor efek samping pengobatan dan
catatan cinta yang sedih menunjukkan outcome yang di inginkan
pesan kemarahan pada orang terdekat
yang telah menolak dirinya, □ Mengontrol diri dari menggunakan zat □ Instruksikan pasien melakukan strategi-
memberikan benda pribadi kepada tanpa resep yang menggangu alam strategikoping (misalnya latihan asertif,
orang lain, mengambil polis asuransi perasaan control terhadap impulse, dan relaksasi
jiwa yang besar ) □ Mengontrol diri dari percobaan bunuh progresif)
□ Konflik hubungan interpersonal diri □ Lakukan tindakan untuk mencegah
□ Konflik orientasi seksual □ Menggunakan kelompok dukungan individu membahayakan diri atau
□ Kurang sumber personal ( mis., sosial dari keluarga,teman dll yang membunuh dirinya ( misalnya observasi
pencapaian, wawasan, afwk buruk dapat memotivasi px ditingkatkan, memindahkan objek yang
dan tidak terkendali ) □ Menggunakan pelayanan kesehatan dapat digunakan untuk
□ Masalah kesehatan fisik jiwa yang tersedia membahayakan/menyakiti dirinya
□ Masalah kesehatan mental ( mis., □ Berinteraksi dengan pasien dengan
depresi, psikosis, gangguan menggunakan interval (waktu) teratur
kepribadian, penyalahgunaan obat ) Kontrol diri terhadap impuls untuk menunjukkan kepedulian dan
□ Masalah pekerjaan ( mis., □ Mengidentifikasi perilaku impulsif keterbukaan dan untuk memberikan
menganggur, kehilangan/ kegagalan yang berbahaya kesempatan pada pasien membicarakan
pekerjaan yang sekarang ) □ Mengetahui risiko yang ada di perasaannya
□ Menjalani tindakan seksual autoerotik lingkungan □ Gunakan pendekatan langsung, tidak
□ Pekerjaan ( mis., eksekutif, □ Menggunakan dukungan sosil yang menghakimi dalam mendiskusikan
administrator/ pemilik bisnis, ada mengenai (perilaki) bunuh diri
professional, pekerjaan semi terampil □ Mempertahankan kontrol diri tanpa □ Observasi, catat dan laporkan perubahan
) pengawasan alam perasaan atau perilaku yang mungkin
□ Petunjuk verbal ( mis., bicara tentang secara bermakna meningkatkan resiko
kematian, “lebih baik bila tanpa saya”, Menahan Diri dari Kekerasan bunuh diri
mengajukan pertanyaan tentang dosis □ Mengidentifikasi kapan (merasa) □ Fasilitasi dukungan bagi pasien dari
obat mematikan ) marah keluarga dan teman temanya
□ Pola kesulitan dalam keluarga ( mis., □ Mengidentifikasi kapan (merasa) □ Libatkan keluarga dalam perencanaan
kekacauan atau konflik, riwayat frustasi pulang (misalnya ajarkan
bunuh diri )
□ Mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit/pengobatan, pengenalan
□ Rencana bunuh diri
marah peningkatan resiko bunuh diri, renca pasien
□ Riwayat upaya bunuh diri berulang
□ Memberikan konseling sesuai untuk mengatasi pikiran
□ Status pernikahan ( mis., lajang,
kebutuhan membahayakan/menyakiti diri)
janda, cerai )
□ Mempertahankan pengendalian diri □ Rujuk pasien pada penyedia layanan
□ Usia ≥45 tahun
dengan distraksi atau relaksasi nafas perawatan kesehatan mental untuk
□ Usia 15-19 tahun
dalam mengevaliuasi dan menangani ide dan
perilaku bunuh diri
Tingkat Kecemasan
□ Mendapatkan istirahat dengan tenang Latihan Kontrol Impuls
□ Perasaan gelisah berkurang □ Pilih strategi pemecahan masalah yang
□ Mengendalikan rasa panik tepat sesuai dengan tingkat perkembangan
pasien dan fungsi kongnitif
□ Tekanan darah sistolik dalam rentang □ Gunakan rencana modifikasi prilaku sesuai
normal (90-120 mmHg) kebutuhan untuk mendukung strategi
□ Tekanan darah diastolik normal (70-90 pemecahan masalah yang sudah diajarkan
mmHg) □ Bantu pasien mengidentifikasi masalah
atau situasi yang membutuhkan tindakan
yang menguras pikiran
□ Bantu pasien untuk memilih tindakan yang
Koping paling menguntungkan
□ Mengidentifikasi pola koping yang □ Bantu pasien untuk mengevaluasi hasil dari
efektif serangkaian tindakan yang sudah
□ Mendapatkan bantuan dari professional dilakukan
kesehatan □ Sediakan dukungan positif ( missal: pujian
□ Melaporkan peningkatan kenyamanan dan hadiah) terhadap usaha yang berhasil
psikologis □ Sediakan kesempatan bagi pasien untuk
mempratikkan pemecahan masalah
Perilaku penghentian Penyalahgunaan (bermain peran) dalam lingkungan yang
Obat teralang terapeutik
□ Mengekspresikan keinginan untuk □ Dukung pasien untuk mempraktikkan
berhenti menggunakan obat teralang pemecahan masalh dalam situasi social dan
□ Mengekspresikan keyakinan untuk interpersonal di luar lingkungan terpeutik
mampu menghentikan penggunaan obt yang diikuti dengan evaluasi
terlarang Bantuan Kontrol Marah
□ Menyingkirkan penggunaan obat yang □ Bangun rasa percaya dan hubungan yang
berbahaya dekat dan harmonis dengan pasien
□ Gunakan pendekatan yang tenang dan
Kesadaran diri meyakinkan
□ Monitor agresi yang di ekspresikan dengan
□ Mengakui kemampuan fisik pribadi
cara tidak tepat dan lakukan intervensi
□ Mengenali kemampuan emosional
sebelum ( agresi ini ) diekspresikan
pribadi
□ Berikan pendidikan mengenai metode untuk
□ Mengenali keterbatasan pribadi secara
mengatur pengalaman emosi yang sangat
fisik
kuat ( misalnya, latihan asertif, teknik
relaksasi, menulis jurnal, distraksi )
□ Dukung penggunaan kolaborasi dalam
rangka menyelesaikan masalah
□ Berikan obat – obatan oral, dengan cara
yang tepat
□ Bantu pasien mengidentifikasi sumber dari
kemarahan
□ Dukung pasien untuk
mengimplementasikan strategi mengontrol
kemarahan dan dengan menggunakan
ekspresi kemarahan yang tepat
Pengurangan Kecemasan
□ Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
□ Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi
yang akan dirasakan yang mungkin dialami
klien selama prosedur
□ Berikan informasi factual terkait diagnosis,
perawatan dan prognosis
□ Dorong keluarga untuk mendampingi klien
□ Dengarkan klien
□ Ciptakan rasa aman untuk meningkatkan
kepercayaan
□ Identifikasi saat terjadi perubahan tingkat
kecemasan
□ Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan
untuk mengurangi tekanan
□ Bantu klien mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
□ Instruksikan klien untuk menggunakan
teknik relaksasi
□ Atur penggunaan obat obatan untuk
mengurangi kecemasan
□ Kaji tanda verbal dan non verbal
kecemasan
Peningkatan Koping
□ Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan
jangka pendek dan jangka panjang yang
tepat
□ Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah
dengan cara yang konstruktif
□ Dukung psien untuk mengidentifikasikan
deskripsi yang realistic terhadap adanya
perubahan dalam peran
□ Berikan penilaian mengenai permasalahan
pasien terhadap proses penyakit
□ Dukung sikap ( pasien ) teerkait dengan
harapan yang realistis sebagai upaya untuk
mengatasi perasaan ketidakberdayaan
□ Dukung kesabaran dalam mengembangkan
suatu hubungan
□ Dukung aktivitas – aktivitas social dan
komunitas ( agar bisa dilakukan )
□ Dukung ( kemampuan dalam ) penerimaan
terhadap keterbatasan orang lain
□ Dukung keterlibatan keluarga, dengan cara
yang tepat
□ Dukung keluarga untuk memverbalisasikan
perasaan mengenai sakitnya anggota
keluarga
□ Berikan ketrampilan social yang tepat
□ Bantu pasien untuk mengklarifikasi kesalah
pahaman
□ Dukung pasien utuk mengevaluasi
perilakunya sendiri
Perawatan Penggunaan Zat Terlarang
□ Tingkatkan hubungan saling percaya dengan
membuat batasan yang jelas (misalnya
memberikan dengan hati-hati mengenai
fakta yang jelas mengenai terjadinya
disfungsi, tetap berfokus pada
ketergantungan dan penyalahgunaan zat
serta meningkatkan harapan)
□ Pertimbangkan adanya penyakit penyerta
maupun adanya penyakit jiwa atau kondisi
medis menyertai yang membuat adanya
perubahan dalam hal perawatan
□ Bantu klien memahami penyakit sebagai
yang berkaitan dengan banyak faktor
(misalnya faktor genetic, psikologis, dan
situasi-situasi tertentu
□ Berikan manajemen gejala selama periode
detoksifikasi
□ Berikan obat-obatan sebagaimana
diindikasikan (misalnya disulfiram,
acamprosate, methadone, naltrexone,
nicotine, patches atau permen karet atau
buprenophine)
□ Bantu pasien dalam mengembangkan diri,
mendorong upaya positif dan motivasi
□ Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam
upaya pemulihan
□ Berikan rujukan
Peningkatan Kesadaran Diri
□ Dukung pasien untuk mengenal dan
mendiskusikan pikiran dan perasaannya
□ Bantu pasien untuk menyadari bahwa setiap
orang adalah unik
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi nilai
yang berkontribusi pada konsep diri
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi
perasaan yang biasa dirasakan mengenal
dirinya
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi
prioritas hidup
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi
dampak dari penyakit pada konsep diri
□ Bantu pasien untuk menerima
ketergantungan pada orang lain dengan tepat
□ Observasi ,mengenai status emosi pasien
saat ini
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi
sumber motivasi