Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KIMIA KLINIK II

“PEMERIKSAAN FUNGSI JANTUNG CREATINE KINASE (CK)


METODE KINETIK”

OLEH :

NAMA : JUMRIATI MADE

NIM : 17 3145 453 033

KELAS : 17 A

KELOMPOK : V (LIMA)

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN


INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2019
A. JUDUL PERCOBAAN
Pemeriksaan fungsi jantung Creatine Kinase (CK) metode kinetik.
B. TANGGAL dan WAKTU PERCOBAAN
1. Hari/Tanggal : Senin, 16 Desember 2019
2. Waktu : 13:00-15:00 WITA
3. Tempat : Lab. Patologi Klinik DIII Teknologi Laboratorium Medis
C. METODE PERCOBAAN
Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu metode kinetik.
D. PRINSIP PERCOBAAN
Creatine Kinase (CK) melepaskan kreatinin dari phospokreatini
dengan bantuan ADP yang diubah menjadi ATP, glukosa bereaksi dengan ATP
oleh ion hexokinase dari glukosa-6-phosphat. Ini terdegradasi menjadi 6-
phospatglucanat di glukosa-6-phosphat. Reaksi mengurangi NADP menjadi
NADH dan dari perubahan Abs dalam kondisi reaksi optimal. ΔAbs/min
berhubungan langsung dengan aktivitas CK sampel. Berikut reaksi yang
terjadi :

fosfocreatine + ADP creatina + ATP

ATP + glucosa glucose-6-fosfato + ADP

glucose-6-fosfato + NADP- 6-fosfogluconato + NADPH + H+

E. DASAR TEORI
Creatin kinase adalah enzim yang terdapat pada berbagai bagian tubuh
dan dapat dibagi ke dalam tiga isoenzim. Peran fisiologis dari creatin kinase
adalah untuk mempertahankan banyaknya jumlah energi kreatin yang
terfosforilasi, yang digunakan untuk mengembalikan jumlah ATP yang telah
digunakan selama kontraksi otot (Ladesman LT, 2012).
Creatin kinase terdiri dari dua sub unit, yakni B (brain) dan M
(muscle), tiap sub unit memiliki molekul seberat 43.000 Dalton. Jadi
kombinasi dari kedua sub unit ini hanya akan menghasilkan tiga isoenzim
kreatin kinase, yakni CK-BB (CK-1), CK-MB (CK-2), dan CK-MM (CK-3).
CK-BB dapat terutama terdapat di ginjal dan otak sementara CK-MM
sebagian besar terdapat pada otot skeletal. Namun, CK-MM terdapat pada
konsentrasi yang tinggi di otot skeletal dan jantung. CK-MB memiliki
konsentrasi yang tinggi di otot jantung, akan tetapi CK-MB juga terdapat
dalam jumlah kecil di paru-paru, usus halus, uterus, prostat, dan otot skeletal
yang sehat. CK-MM paling banyak terdapat pada otot skeletal dan CKMB
paling banyak terdapat pada otot jantung. Konsentrasi dari CK-BB tertinggi
terdapat di otak, dalam jumlah kecil derdapat di paru-paru, lambung, prostat,
saluran pencernaan, dan kandung kemih. CK-MM dan CK-BB sama sekali
tidak relevan untuk mendeteksi nekrosis otot jantung (Gurusher, 2008).
Pengukuran dari total kreatin kinase dan isoenzimnya telah lama
digunakan sebagai diagnosis dari infark miokard. Total kreatin kinase dapat
didefinisikan sebagai aktivitas enzim dalam satu satuan unit enzim per liter.
Konsentrasi dari total kreatin kinase mulai meningkat 3 hingga 8 jam setelah
onset terjadinya tanda dan gejala, memuncak dalam 10 hingga 30 jam, dan
biasanya kembali ke nilai normal dalam 3 hingga 4 hari. Kreatin kinase
memuncak lebih awal bila telah terjadi reperfusi. Enzim ini lebih membantu
dalam mengukur besar dari infark miokard daripada menentukan diagnosis
infark miokard itu sendiri (Eric, 2007).
Kejadian Infark Miokard adalah ketika ditemukan bukti adanya
nekrosis miokardium yang didahului kejadian iskemia pada miokardium.
Secara umum, diagnosis Infark Miokard membutuhkan kombinasi dari adanya
nekrosis miokardium yang dibuktikan dengan perubahan penanda jantung atau
temuan patologis setelah kematian dan adanya perubahan elektrokardiograf
atau dilihat dari hasil echokardiograf miokardium (Hicks, 2010).
Pada kondisi selain infark miokard, CK kebanyakan terdapat dalam
wujud CK-MM, dengan jumlah sedikit atau tanpa CK-MB maupun CK-BB
sama sekali. Sementara itu, peningkatan dari total kreatin kinase tidak spesifik
pada jantung dan dapat ditemukan pada pasien dengan cedera otot skeletal dan
gangguan lainnya. Karena spesifisitas yang rendah dari total kreatin kinase
untuk otot jantung, selama beberapa tahun, pengukuran dari CK-MB telah
menjadi standar emas untuk diagnosis dari infark miokard (Allen, 2008).

F. PRA ANALITIK
1. Alat dan Bahan
a. Alat : Centrifuge, klinipet, rak tabung, fotometer, spoid, dan tabung
serologi.
b. Bahan : Aquades, swab alkohol, larutan buffer dan sampel serum.
2. Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus.
3. Persiapan Sampel : Spesimen yang baik yaitu serum/plasma dengan
EDTA/heparin dari darah yang tidak hemolisis.
Serum stabil pada suhu ruang selama 2 hari dan
stabil pada suhu 2-80C selama 1 minggu.
G. ANALITIK
a. Pengambilan Sampel Darah Vena
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dilakukan sampling darah vena, sampel darah dipindahkan kedalam
tabung activator.
3. Dicentrifug sampel darah selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
b. Pembuatan Larutan Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditambahkan larutan buffer sebanyak 2,5 ml kedalam botol reagen yang
sudah tersedia.
3. Dihomogenkan.
c. Pemeriksaan CK
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet larutan kerja sebanyak 500 µl kedalam tabung kemudian
diinkubasi di alat selama 2-3 menit pada suhu 30/370C.
3. Dipipet sampel sebanyak 20 µl, kemudian dimasukkan kedalam tabung
yang telah berisi larutan kerja 500 µl.
4. Kemudian dihomogenkan.
5. Diinkubasi selama 4 menit dengan suhu 30/370C.
6. Ditekan “flow cell” lalu pilih pemeriksaan yang akan dilakukan yaitu
pemeriksaan CK.
7. Ditekan “Set Nol”, kemudian diserap aquadest, lalu tekan tombol warna
biru dibelakang selang.
8. Ditekan “Tes” kemudian diserap sampel.
9. Dihitung absorban dengan panjang gelombang 340 nm lalu ditunggu
hasil keluar.
H. PASCA ANALITIK
1. Hasil : 85 U/L
2. Nilai Normal :
Suhu Laki-laki Perempuan
250C 10-80 U/L 10-70 U/L
250C 19-79 U/L 14-60 U/L
300C 29-108 U/L 21-91 U/L
370C 46-171 U/L 34-145 U/L

I. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan fungsi jantung yaitu
Creatine Kinase (CK) metode kinetik. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui kadar Creatine Kinase (CK) dalam serum darah. Adapun prinsip
dari pemeriksaan Creatine Kinase (CK) yaitu Creatine Kinase (CK)
melepaskan kreatinin dari phospokreatini dengan bantuan ADP yang diubah
menjadi ATP, glukosa bereaksi dengan ATP oleh ion hexokinase dari glukosa-6-
phosphat. Ini terdegradasi menjadi 6-phospatglucanat di glukosa-6-phosphat.
Reaksi mengurangi NADP menjadi NADH dan dari perubahan Abs dalam
kondisi reaksi optimal. ΔAbs/min berhubungan langsung dengan aktivitas CK
sampel. Sampel yang digunakan pada praktikum ini yaitu serum.
Berdasarkan percobaan, terlebih dahulu dilakukan sampling darah vena
dengan menggunkan teknik yang benar agar mendapatkan sampel yang baik
atau tidak hemolisis karena dapat mempengaruhi hasil dari pemeriksaan
Creatine Kinase itu sendiri. Sampel darah yang telah diambil kemudian
dicentrifuge untuk mendapatkan serum yang nantinya akan diperiksa. Setelah
itu dibuat larutan kerja yang kemudian diinkubasi pada alat selama 2-3 menit
agar larutan kerja dapat bereaksi dengan baik pada sampel. Larutan kerja yang
sudah dibuat tadi dicampur dengan sampel lalu diinkubasi kembali pada alat
selama 4 menit dengan suhu 370C, hal ini dilakukan agar larutan kerja dan
sampel dapat terampur dan bereaksi dengan baik pula.
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan hasil dari pemeriksaan
Creatine Kinase (CK) pada sampel serum perempuan normal atau tidak
mengalami gangguan fungsi jantung dengan suhu inkubasi 370C yaitu 85 U/L.
Hasil tersebut masih dalam range nilai normal pada KIT yaitu 34-145 U/L.
Ketika terjadi peningkatan Creatine Kinase (CK) merupakan indikasi
terjadinya kerusakan otot yang ditandai kemungkinan adanya perlukaan otot
atau disebabkan pengobatan tertentu seperti obat golongan statin. Secara klinis
Creatine Kinase (CK) dilakukan untuk mencari indikasi serangan jantung,
rabdomiolisis, distrofi muscular dan gagal ginjal.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa kadar Creatine Kinase (CK) pada sampel serum perempuan normal atau
tidak mengalami gangguan fungsi jantung dengan suhu inkubasi 370C yaitu 85
U/L. Hasil tersebut masih dalam range nilai normal pada KIT ialah 34-145
U/L.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, P. Burke. 2008. Pathology of Myocardial Ischemia, Infarction ,


Reperfusion, and Sudden Death. In: Hurst’s The Heart. 12 th
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Eric, J., dkk. 2007. Acute Myocardial Infarction : Early Diagnosis and
Management. In : Textbook of Cardiovascular Medicine, 3rd
Edition. USA : Lippincott Williams & Wilkins.
Gurusher, Panjrath., dkk. 2008. Evaluation In The ED and Cardiac Biomarkers.
In: Acute Coronary Syndrome Multidisciplinary and Pathway-
Based Approach. New York : Springer-Verlag London Limited. P.
43.
Hicks KA, Hung HMJ, Mhaffey KW, Nissen SE, Stockbridge NL, Targeum SL,
Temple R. 2010. Standarized definitions for end point events in
cardiovascular trials. Circulation; 20 : 1-37.
Ladesman LT, Rikardo. 2012. Pola Biomarker Kreatin Kinase dan CK-MB Pada
Pasien Infark Miokard Akut Di Bagian Dalam Rumah Sakit
Mohammad Hoesin Palembang. SKRIPSI. Fakultas Kedokteran.
Universitas Sriwijaya.
LAMPIRAN GAMBAR

1. Pemipetan sampel serum

2. Inkubasi sampel

3. Hasil CK

Anda mungkin juga menyukai