Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ENDORPHIN MASSAGE (PIJAT ENDORFIN)

Disusun Oleh:
Galih Kertiyasa 150070300011084

Nindy Yuliawati 150070300011037

Hairul Anam 150070300011172

Raymond F.H 150070300011089

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kehamilan adalah fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita. Ada rasa
bangga karena ia merasa telah menjadi wanita yang sempurna dengan memiliki anak
nantinya. Ada yang bisa melewatinya dengan ceria hingga melahirkan, tetapi juga tak jarang
banyak yang mengalami keluhan sepanjang kehamilannya (Yohana, 2011). Perut yang
bertambah besar juga akan membuat ibu hamil kehilangan keseimbangannya. Akibat dari
hal-hal tersebut, ibu hamil akan menarik punggung ke arah belakang dan melengkungkan
leher. Dari posisi tubuh yang semacam ini akan menyebabkan punggung bagian bawah
melengkung, sedangkan otot-otot punggung akan tertarik sehingga timbullah rasa nyeri
(Pujiningsih, 2010). Sekitar 80% wanita akan mengalami nyeri punggung di beberapa titik
selama kehamilan. Meyer dan rekan (1994) ditemukan (45%) wanita hamil mengalami nyeri
punggung dan meningkat sampai (69%) pada minggu ke-28 (Mander, 2003).
Kebanyakan sakit pada punggung selama kehamilan terjadi akibat perubahan otot
tulang punggung (70%). Tanpa otot punggung yang kuat, luka pada ligamental akan
semakin parah sehingga postur memburuk, selebihnya atau 30% dari sakit punggung
selama kehamilan bisa jadi disebabkan ketidakberesan pada kondisi tulang belakang yang
terjadi sebelumnya (Lee, 2011). Tingkat keparahan rasa sakit ini berkisar dari
ketidaknyamanan ringan setelah berdiri untuk jangka waktu yang lama hingga rasa sakit
yang mengganggu kehidupan sehari-hari (Alfi, 2011). Kemungkinan seorang ibu hamil
mengalami keluhan nyeri punggung semakin besar jika pernah mengalami nyeri punggung
sebelum hamil, riwayat nyeri punggung pada kehamilan sebelumnya, usia ibu hamil yang tua
dan seringnya persalinan (Kusuma, 2012). Nyeri punggung ini biasanya akan meningkat
intensitasnya seiring bertambahnya usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat dari
pergeseran pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Perubahan ini disebabkan oleh berat
uterus yang membesar, membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat dan angkat
beban (Varney, 2006 dalam Noeraisyah, 2011).
Istirahat dengan berbaring dan melakukan latihan tampak memberikan manfaat yang
sangat tepat, 65% ibu hamil merasakan perbaikan hanya dengan melakukan tirah baring dan
latihan tertentu. 40% ibu hamil bahkan merasakan perbaikan hanya dengan istirahat tirah
baring. Setengah dari ibu hamil menyatakan keluhannya berkurang bahkan hilang setelah
menggunakan sabuk untuk menyokong panggul (Kusuma, 2012). Jika nyeri punggung saat
hamil tidak diatasi ini bisa mengakibatkan sakit punggung kronis, yang akan lebih sulit untuk
diobati atau disembuhkan (Lee, 2011). Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya
tertarik untuk menyusun Satuan Acara Penyuluhan dengan judul “Pijat Endorphin untuk
Mengatasi Nyeri Punggung saat Kehamilan Trimester III”.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu hamil dapat mengetahui tentang
mengatasi nyeri punggung dengan pijatan endorfin dan dapat
dilakukan sendiri dirumah.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan payudara, diharapkan ibu dapat:
1. Mengetahui pengertian endorphin massage
2. Mengetahui manfaat dan tujuan endorphin massage
3. Mengetahui cara melakukan endorphin massage
4. Mengetahui pengaruh endorphin massage terhadap nyeri
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pijat Endorphin


Judul : Pijat Endorphin untuk mengurangi nyeri punggung pada ibu
hamil trimester III
Sasaran : Ibu Hamil
Tempat : Puskesmas Kedung Kandang
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Oktober 2016
Alokasi Waktu : 30 menit
Media/Sarana : Leaflet
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

A. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan
memahami tentang Endorphin Massage untuk Mengatasi Nyeri Punggung sehingga
mampu mengetahui cara melakukan pemijatan endorphin yang benar dan
menerapkannya secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian tentang endorphin massage
2. Mengetahui manfaat endorphin massage
3. Mengetahui cara melakukan endorphin massage
4. Mengetahui pengaruh endorphin massage terhadap nyeri

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian tentang endorphin massage
2. Manfaat endorphin massage
3. Cara melakukan endorphin massage
4. Pengaruh endorphin massage terhadap nyeri
C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam. 1. Menjawab salam Ceramah dan -
2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan Tanya Jawab
3. Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan dan pokok memperhatikan
materi yang akan 3. Menjawab
disampaikan. pertanyaan
4. Menggali pengetahuan
pasien tentang
Perawatan Payudara
pada Ibu Nifas.
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi: 1. Mendengarkan Ceramah dan Leaflet
1. Pengertian tentang dan Tanya Jawab
endorphin massage memperhatikan
2. Manfaat endorphin 2. Menganjukan
massage pertanyaan
3. Cara melakukan
endorphin massage
4. Pengaruh endorphin
masaage terhadap
nyeri
Penutup 10 menit 1. Penegasan materi 1. Menjawab Tanya Jawab
2. Meminta peserta untuk pertanyaan yang
menjelaskan kembali diberikan oleh
materi yang telah penyuluh
disampaikan dengan 2. Membalas salam
singkat menggunakan
bahasa peserta sendiri
3. Memberikan
pertanyaan kepada
peserta tentang materi
yang telah disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam
D. Evaluasi
1. Proses, diharapkan :
 Berjalan dengan baik tanpa hambatan karena penyampaian tepat waktu sesuai
kontrak.
 Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan.
2. Hasil, diharapkan :
 Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh dan menyatakan telah mengerti
tentang materi yang telah disampaikan.
MATERI PENYULUHAN

A. Endorphine Massage
1. Pengertian Endorphine
Endorphin massage merupakan terapi sentuhan dan pemijatan ringan, dan
dinilai cukup penting diberikan kepada ibu hamil, diwaktu menjelang hingga saatnya
melahirkan. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan
senyawa endorpin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan
perasaan nyaman (Kuswandi, 2011:53). Selama ini endorpin sudah dikenal sebagai
zat yang banyak manfaatnya. Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi
hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap,
mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Endorpin
dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai kegiatan, seperti pernapasan
yang dalam dan relaksasi, serta meditasi (Kuswandi, 2011, p.59).
Seorang ahli kebidanan, Constance Palinsky, tergerak untuk menggunakan
endorpin untuk mengurangi atau meringankan rasa sakit pada ibu yang akan
melahirkan. Diciptakanlah Endorphin massage yang merupakan teknik sentuhan serta
pemijatan ringan, yang dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah, serta
meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibu hamil dengan memicu perasaan nyaman
melalui permukaan kulit. Terbukti dari hasil penelitian, teknik ini dapat meningkatkan
pelepasan zat oksitosin, sebuah hormon yang memfasilitasi persalinan (Mongan,
2009:127). Disampaikan oleh Smith et al (2007) bahwa masase dapat meredakan nyeri
dengan menghambat sinyal nyeri atau dengan meningkatkan aliran darah dan
oksigenasi ke jaringan. Tidak heran jika dikemudian teknik endorphin massage ini
penting untuk dikuasai ibu hamil dan suami yang memasuki usia kehamilan minggu ke-
36. teknik ini dapat juga sangat membantu meng uatkan ikatan antara ibu hamil dan
suami dalam mempersiapkan persalinan.

2. Manfaat Endorphin Massage


Endorpin dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya. Beberapa diantaranya
adalah mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan rasa nyeri
serta sakit yang menetap. Mengendalikan perasaan stress, serta meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Munculnya endorpin dalam tubuh bisa dipicu melalui berbagai
kegiatan, seperti pernafasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi. Karena
diproduksi oleh tubuh manusia sendiri, endorpin dianggap zat penghilang rasa sakit
terbaik.
Masase endorpin ini sangat bermanfaat sebab bisa memberikan kenyamanan,
rileks dan juga tenang pada wanita yang sedang hamil dan melahirkan. Selain itu juga,
terapi masase endorpin ini juga bisa mengembalikan denyut jantung juga tekanan darah
pada keadaan yang normal. Hal ini yang membuat terapi ini bisa membantu serta
melancarkan proses pada persalinan (Setiyawati, 2013).
Masase endorpin sebaiknya dilakukan pada ibu hamil yang usia kehamilanya
sudah memasuki 36 minggu, karena pada usia ini masase endorpin dapat
merangsang keluarnya hormon oksitosin yang bisa memicu datangnya proses
persalinan.

3. Cara Melakukan Endorphin Massage


Menurut Kuswandi (2011, 54-55) teknik masase endorpin ada 2 cara antara lain:

Cara 1:

Gambar 1.1 Massase Lengan

1) Ambil posisi senyaman mungkin bisa dilakukan dengan duduk atau berbaring miring.
Sementara pendamping persalinan berada didekat ibu (duduk disamping atau
dibelakang ibu).
2) Tarik napas yang dalam lalu keluarkan dengan lembut sambil memejamkan mata.
Sementara itu pasangan, suami atau pendamping persalinan mengelus permukaan
luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai lengan bawah. Mintalah ia untuk
membelainya dengan sangat lembut yang dilakukan dengan menggunakan jari-
jemari atau hanya ujung-ujung jari saja.
3) Setelah kurang lebih 5 menit, mintalah pasangan untuk berpindah kelengan/tangan
yang lain.
4) Meski sentuhan ringan ii hanya dilakukan dikedua lengan, namun dampaknya luar
biasa. Ibu akan merasa bahwa seluruh tubuh menjadi rileks dan tenang.

Cara 2:

Teknik sentuhan ringan ini juga sangat efektif jika dilakukan dibagian punggung.

Gambar 1.2 Massase Punggung


Caranya:

1) Ambil posisi berbaring miring atau duduk.


2) Pasangan atau pendamping persalinan mulai melakukan pijatan lembut dan ringan
dari arah leher membentuk huruf V terbalik, ke arah luar menuju sisi tulang rusuk.
3) Terus lakukan pijatan-pijatan ringan ini hingga ketubuh ibu bagian bawah belakang.

Gambar 1.3 Massase Bagian Belakang


4) Suami dapat memperkuat efek pijatan lembut dan ringan ini dengan kata-kata yang
menentramkan ibu. Misalnya, sambil memijat lembut suami bisa mengatakan “Saat
aku membelai lenganmu, biarkan tubuhmu menjadi lemas dan santai” atau “Saat
kamu merasakan setiap belaianku, bayangkan endorpin-endorpin yang
menghilangkan rasa sakit dilepaskan dan mengalir keseluruh tubuhmu”. Bisa juga
dengan mengungkapkan kata-kata cinta.

Setelah melakukan endorpin masase sebaiknya pasangan langsung memeluk


istrinya, sehingga tercipta suasana yang benar-benar menenangkan.

4. Pengaruh Masase Endorpin terhadap Nyeri


Menurut Yeni dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Masase pada
Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal Melalui
Peningkatan Kadar Endorpin” memaparkan bahwa Masase mengganggu transmisi nyeri
dengan cara meningkatkan sirkulasi neurotransmitter yang dihasilkan secara alami oleh
tubuh pada sinaps neural di jaras sistem saraf pusat. Endorpin berikatan dengan
membran prasinaptik, menghambat pelepasan substansi P yang dapat menghambat
transmisi nyeri sehingga nyeri berkurang.
Selama ini endorpin sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya.
Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks,
mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap. Endorpin merupakan
neurotransmitter atau neuromodulator yang menghambat pengiriman pesan nyeri,
dengan demikian keberadaan endorpin pada sinaps sel saraf menyebabkan penurunan
sensasi nyeri. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kadar endorpin rendah akan
lebih merasakan nyeri dibandingkan dengan yang kadar endorpin tinggi.
Selain rangkaian yang menghubungkan nosiseptor perifer dengan struktur SPP
yang lebih tingi untuk persepsi nyeri SSP juga mensekresi analgesik endogen penekan
nyeri. SSP menekan penyaluran nyeri sewaktu impuls tersebut masuk ke medulla
spinalis. Ada dua jalur analgesik desenden yaitu pada substansia grisea periakuaduktus
dan stimulasi formatio retikularis di dalam batang otak yang berikatan dengan
reseptor opiat di ujung serat nyeri aferen. Pengikatan ini menekan pelepasan
substansia P melalui inhibisi prasinaps, sehingga transmisi nyeri ke pusat yeng lebih
tinggi dihambat (Yeni, dkk :2015).
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Ar Ruzz Media

Asrinah dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Astuti, Maya. 2010. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta : EGC

Azzizah, I.N., dkk. 2011. Pengaruh Endorpin Masase Terhadap Intensitas Nyeri Kala I
Persalinan Normal Ibu Primipara Di Bps S Dan B Demak Tahun 2011.
http//:jurnal.unimus.ac.id. Diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 16.15 WIB

Bull, E dan Archad, G. 2007. Simple Guide Nyeri Punggung. Jakarta : Penerbit Airlangga

Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetri Williams Vol 1 Ed.21. Jakarta : EGC

Garshasbi. 2004. The Effect of Exercise on the Intensity of Low Back Pain in Pregnant Woman.
Iran

Kuswandi, Lanny. 2011. Keajaiban Hypno-Birthing. Jakarta: Pustaka Bunda

Mander, Rosemary. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC

Manuaba, I.B.G. 2007.Perawatan Maternitas.Jakarta : EGC

Mc.Clammy, J. 2007. Pregnancy and Low Back Pain Triangle Spine and Back Care Centre

Yani, dkk. 2015. Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase
Laten Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar Endorpin.
http://jurnal.fk.unand.ac.id diakses pada 8 Oktober 2016 pukul 16.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai