Oleh:
1. AGUNG RENDANA, S.Kep (202214903022)
2. DHYKA SUSETYANING, S.Kep (202214903042)
3. MELDAWATY S, S.Kep (202214903057)
4. RENI TURISNA, S.Kep (202214903048)
5. RINUKE POSPAWATI, S.Kep (202214903040)
6. SRI KURNIATI, S.Kep (202214903046)
C. LATAR BELAKANG
Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Banyak wanita yang
berfikir bahwa nyeri yang akan dialami adalah bagian yang sangat besar yang harus dihadapi
dalam persalinan. Sebagian besar (90%) persalinan disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri
pada persalinan lazim terjadi dan merupakan proses yang melibatkan fisiologis dan
psikologis ibu sehingga beberapa ibu sering merasa tidak akan mampu melewati proses
persalinan (Griffin, 2019)
Untuk mempersiapkan sebuah persalinan sebagian ibu hamil mengalami kecemasan,
kecemasan sering dialami oleh ibu yang akan melahirkan. Persalinan yang diawali dengan
kontraksi rahim, selanjutnya akan terjadi dilatasi jalan lahir yang kemudian diikuti dengan
kelahiran seorang bayi dan pengeluaran plasenta, yang berakhir dengan bording awal anatar
ibu dan bayi akan terjadi serangkaian perubahan fisik dan psikologis yang membuat ibu
cemas. Walapun pada dasarnya melahirkan merupakan suatu hal yang fisiologis
(Prawirohardjo, 2016)
Rasa cemas yang berlebihan dapat menghambat dilatasi serviks normal,
mengakibatkan partus lama dan meningkatkan persepsi nyeri, sehingga kemajuan kala I juga
terhambat, khususnya fase laten sebagai fase pembukaan awal. Fase laten diartikan lama jika
berlangsung lebih dari 20 jam atau lebih lama pada ibu primigravida (Prawirohardjo, 2016)
Menurut Sukmaningtyas & Windiarti (2016) mengatakan bahwa manajemen
persalinan dapat diterapkan secara non farmakologis dan farmakologis. Pendekatan secara
non farmakologis tanpa penggunaan obat-obatan seperti relaksasi, massage, akupresur,
akupunktur dan kompres panas atau dingin, sedangkan secara farmakologis melalui
penggunaan obat- obatan.
Terdapat salah satu terapi pijat yang mudah untuk membantu mengurangi
kecemasan pada ibu postpartum, yaitu dengan melakukan pijat endorphin yang dapat
membuat ibu menjadi rileks dan tenang. Endorphine massage atau pijat endorphin adalah
pijatan dan sentuhan ringan yang meningkatkan pelepasan homon endorphine yang dapat
memberikan rasa tenang dan rileks pada ibu, sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu
setelah melahirkan (Pamuji, 2017).
1. Kareteristik / Kreteria
Ibu Bersalin
D. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari : Kamis
E. Proses Pelaksanaan
Mempersiapkan peserta
Membagikan leafleat
Memperkenalkan diri
Kontrak waktu
Menjelaskan materi :
4 5 Menit Terminasi:
3. Tim Pelaksana
Meldawaty
Dhyka susetianing
Sri Kuniati
2. Role mode
3. Tanya jawab
1. Leafleat
F. Evaluasi
G. DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Ke-4. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sukmaningtyas, W. W. 2016. “Efektifitas Endorphin Masssage Terhadap Tingkat
Kecemasan Ibu Bersalin Primigravida.” Ilmiah Kebidanan.
Firdaus, N. (2019). Pengaruh Pemberian Endorphin Massage Terhadap Skala Nyeri Ibu
Bersalin Di Bpm Lu’luatul Mubrikoh, S.St Bangkalan. Jurnal Ilmiah Obsgin :
Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-
7987,11(2).https://doi.org/10.36089/job.v11i2.80
Darmawan, F. H., & Waslia, D. (2019). Endorphin Massage and Effleurage Massage as
a Management of Labour Pain on The Active First Stage ofPrimigravida at
Independent Midwife Practice in Cimahi. Third International Seminar on Global
Health.
Firdaus, N. (2019). Pengaruh Pemberian Endorphin Massage Terhadap Skala Nyeri
Ibu Bersalin Di Bpm Lu’luatul Mubrikoh, S.St Bangkalan. Jurnal Ilmiah Obsgin :
Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-
7987, 11(2). https://doi.org/10.36089/job.v11i2.80