Anda di halaman 1dari 4

ALASAN BAHASA MELAYU DIANGKAT MENJADI BAHASA INDONESIA

1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa


perhubungan, dan bahasa perdagangan.

2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa


ini tidak dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ngoko,
kromo) atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa
Sunda (kasar, lemes).

3. Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa


kebudayaan dalam arti yang luas.

Fungsi Bahasa Melayu


1. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu buku-buku
yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.

2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan (lingua franca)


antarsuku di Indonesia.

3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan, teerutama di


sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun bagi
pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia.

4. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.


FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
1) Bahasa Nasional (sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928)
1) lambang kebanggaan kebangsaan
2. lambang identitas nasional
3. alat perhubungan antarwarga
4. alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan
kebangsaan Indonesia

2) Bahasa Negara (sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945)


1. bahasa resmi kenegaraan
2. bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
3. alat perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan
4. alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi
PERBEDAAN PERKEMBANGAN EJAAN YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA

Ejaan Soewandi
Ejaan Van Ophuijsen EYD
(Ejaan Republik)
(1901) (1972)
(1947)
 Huruf u penulisannya  Mulai berlakunya  Merupakan ejaan
menggunakan oe bunti hamzah dan Bahasa Indonesia
 Merupakan ejaan bunyi sentak ditulis  Sudah diresmikan
bahasa Melayu dengan k, seperti menggunakan
 Belum ada aturan pada kata-kata tak, Putusan Presiden No.
yang pak, maklum, rakjat. 57, tahun 1972
meneresmikannya  Huruf oe diganti  Ada perubahan
 Menggunakan huruf j dengan u, sperti beberapa huruf dari
untuk pelafalan y pada guru, itu, umur Ejaan Soewandi,
 Tanda diakritik,  Mulai berlakunya seperti :
seperti koma, ain, kata ulang yang  dj >>> j
dan tanfa trema, dapat ditulis dengan  nj >>> y
dipakai untuk angka-2, Misal :  tj >>> c
menuliskan kata-kata anak2, mobil2, dsb.  j >>> y
ma’moer, ‘akal, ta’,  Berlakunya awalan  sj >>> sy
pa’, dinamai’. di- dan kata depan di  ch >>> kh
keduaduanya ditulis  Huruf yang
serangkai dengan sebelumnya sudah
kata yang ada dalam Ejaan
mengikutinya. Misal : Soewandi abjad
dimana, disitu, asing, diresmikan
dikalahkan, pemakaianny,
ditendang, dsb. seperti y, v, z
 Belum ada aturan  Huruf q dan x yang
yang meresmikan lazim digunakan
dalam ilmu esakta
tetap dipakai
 Penulisan di- atau ke
sebagai awalan dan
di- atau ke- sebagai
kata awalan sudah
dibedakan, yatiu di-
atau ke- sebagai
awalan ditulis
serangkai dengan
kata yang
mengikutinya,
sedangkan di atau ke
sebagai kata depan
ditulis terpisah
dengan yang
mengikutinya.
Misalnya :
Ditulis
Dilempar
Dibuat, Ditebang, di
rumah, di sana
Ke atas, ke bawah
 Kata ulang ditulid
punuh dengan huruf,
tidak boleh digunakan
angka -2

Anda mungkin juga menyukai