Dosen pembimbing :
Ns. A. Habib, S.Kep
NAMA KELOMPOK :
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Simulasi Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Distres Spiritual” dengan baik dan tepat waktu.
Simulasi asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan jiwa. Selain itu, simulasi asuhan keperawatan ini disusun
untuk memperluas ilmu tentang “Simulasi Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Distres Spiritual”.
Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam pembuatan simulasi
asuhan keperawatan ini karena pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki
masih kurang. Oleh karena itu, kami berharap kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan simulasi
asuhan keperawatan ini.
Kami berharap simulasi asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan tentang klien
dengan distres spiritual.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Distress Spititual.........................................................................................3
2.2 Etiologi Distress Spititual........................................................................................3
2.3 Manifestasi Klinis Distress Spititual.......................................................................4
2.4 Pemeriksaan Penunjang Distress Spititual...............................................................5
2.5 Penatalaksanaan Distress Spititual...........................................................................5
2.5 Patofisiologi Distress Spititual.................................................................................6
2.7 WOC Distress Spititual............................................................................................7
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian................................................................................................................8
3.2 Analisa Data...........................................................................................................13
3.3 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................14
3.4 Intervensi................................................................................................................14
3.5 Implementasi..........................................................................................................16
3.6 Evaluasi..................................................................................................................16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Namun masih banyak pasien yang perilakunya dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual tidak menempuh cara ini.
Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional mempunyai kesempatan
paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya asuhan
keperawatan yang komprehensif meliputi biopsiko-sosio-spiritual. Perawat
harus berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai
bagian dari kebutuhan menyeluruh klien. Kesejahteraan spiritual dari individu
dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan pperilaku perawatan diri yaitu
sumber dukungan untuk dapat menerima perubahan yang dialami (Achir Yani
H, 2005). Perawatan yang berkualitas harus memasukkan aspek spiritual
dalam interaksi antara perawat dan klien dalam bentuk hubungan saling
percaya, memfasilitasi lingkungan yang mendukung dan memasukkan aspek
spiritual dalam perencanaan jaminan yang berkualitas (Azis, 2006).
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Definisi Distress Spititual
Distress spiritual adalah suatu gangguan yang berkaitan dengan
prinsip-prinsip kehidupan, atau keagamaan dari pasien yang menyebabkan
gangguan pada aktifitas spiritual, yang merupakan akibat dari masalah-
masalah fisik atau psikososial yang dialami. (Dochterman, 2004: 120).
Distress spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, dengan orang
lain, seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lenih besar dari dirinya.
(Nanda, 2005).
Distress spiritual adalah gangguan pada prinsip hidup yang meliputi
aspek dari seseorang yang menghubungkan aspek psikososial dan biologis
seseorang. (Wilkinson, Judith M., 2007: 490).
Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa distress spiritual adalah
kegagalan dalam menemukan arti kehidupannya.
3
a. Kejadian Stresfull
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi
karena perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang
yang terdekat karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan
baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha
tinggi.
b. Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap
terjadinya distres spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan
ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan
menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok maupun
komunitas.
4
A. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan keperawatan gangguan spiritual untuk pasien adalah
agar pasien:
a. Mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Mengungkapkan penyebab gangguan spiritual.
c. Mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang spiritual yang
diyakininya.
d. Mampu mengembangkan skill untuk mengatasi masalah
atau penyakit atau perubahan spiritual dalam kehidupan.
e. Aktif melakukan kegiatan spiritual atau keagamaan.
f. Ikut serta dalam kegiatan keagamaan.
B. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien.
b. Kaji faktor penyebab gangguan spiritual pada pasien.
c. Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran akan terhadapspi
ritual yang diyakininya.
d. Bantu klien mengembangkan skill untuk mengatasi perubahan
spiritualdalam kehidupan.
e. Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan atau
agamayang dianut oleh pasien.
f. Fasilitasi klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang
lain
g. Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.
h. Bantu pasien mengevaluasi perasaan setelah melakukan kegiatan
ibadah atau kegiatan spiritual lainnya.
2. Terapi aktifitas
A. Psikofarmako
a. Memberikan obat - obatan sesuai program pengobatan pasien.
Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara
tersendiri.Berdasarkan dengan Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa(PPDGJ) di Indonesia III aspek spiritual
5
tidak digolongkan secara jelasabuah masuk kedalam aksis satu,
dua, tiga, empat atau lima.
b. Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum.
c. Mengukur vital sign secara periodik.
B. Manipulasi Lingkungan
a. Memodifikasi ruangan dengan menyediakan tempat ibadah.
b.Menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan
spiritual.
c. Melibatkan pasien dalam kegiatan spiritual secara berkelompok.
6
kompensasi dapat ditandai dengan munculnya gangguan pada perilaku sehari-
hari baik secara fisik, psikologis, sosial termasuk spiritual.
Gangguan pada dimensi spritual atau distres spritual dapat
dihubungkan dengan timbulnya depresi. Tidak diketahui secara pasti
bagaimana mekanisme patofisiologi terjadinya depresi. Namun ada beberapa
faktor yang berperan terhadap terjadinya depresi antara lain faktor genetik,
lingkungan dan neurobiologi. Perilaku ini yang diperkirakan dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya sehingga terjadi distres spritiual karena pada kasus depresi
seseorang telah kehilangan motivasi dalam memenuhi kebutuhannya
termasuk kebutuhan spritual.
BAB 3
ASUHAN KEPERAAWATAN
Kasus :
Ny. W usia 55 tahun menderita penyakit kanker serviks stadium akhir, pasien
merasa tidak memiliki tujuan hidup dan merasa tidak berdaya. Pasien tidak bisa
7
menerima penyakit yang dideritanya dengan pasrah, pasien sering menyendiri dan
menolak berinteraksi dengan orang sekitar. Saat dilakukan pengkajian oleh
perawat, pasien mengaku bahwa dirinya tidak terima atas kehendak Tuhan, pasien
marah karena Tuhan memberikan penyakit seperti ini, saat ditanya kegiatan
beribadah, pasien mengaku jarang beribadah. Hasil TTV diperoleh : TD : 140/70
MmHg, Nadi : 90x/menit, RR : 22x/menit, Suhu : 370C.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 55 tahun
Alamat : Bandar Lor, Mojoroto, Kota Kediri
Pendidikan : SMA sederajat
Agama : Islam
Status : Kawin
Jenis Kelamin : Perempuan
No. RM : 10217099
Tanggal Dirawat : 29 Juni 2019
Tanggal Pengkajian : 29 Juni 2019
Ruang Rawat : Ruang Mawar
3.1.2 Alasan Masuk
Karena pasien pada awalnya menderita penyakit kanker serviks stadium
akhir, pasien merasa tidak memiliki tujuan hidup dan merasa tidak berdaya
sehingga pasien merasa pasrah karena penyakit yang dideritanya.
8
c. Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining ke pusat
pelayanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen, stress,
faktor ekonomi
d. Pemeriksaan diri sendiri : riwayat, medis keluarga, pengobatan yang
telah dilakukan
e. Perilaku untuk mengatasi masalah
f. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan
2. Pola Nutrisi / Metabolisme
a. Menggambarkan masukan nutrisi dan keseimbangan cairan
b. Intake nutrisi (frekuensi, jumlah dan komposisi) : (makan sehari
berapa kali, jumlahnya berapa porsi dalam satu kali makan, jenis
makanan apa saja yang dimakan)
c. Intake cairan (frekuensi, jumlah dan jenis) : (minum sehari berapa
kali, jumlahnya berapa porsi dalam satu kali makan, jenis minum
apa yang diminum)
d. Nafsu makan : (baik, tidak ada, berlebihan, kurang atau sedang)
e. Masalah dengan makan : (ada atau tidak masalah dalam makan)
f. Makanan kesukaan : (mempunyai alergi makanan apa tidak)
3. Pola Eliminasi
a. Eliminasi Urin
a) Pola BAK (frekuensi, waktu, jumlah) : (BAK sehari berapa kali,
kapan saja waktu untuk BAK, jumlahnya brapa ml)
b) Karakteristik (warna, kejernihan, bau, endapan)
c) Faktor yang memengaruhi BAK
d) Masalah eliminasi urin : (ada atau tidak)
b. Eliminasi Alvi
a) Pola BAB (frekuensi, waktu)
b) Karakteristik keluaran feses (bau, jumlah)
c) Masalah dengan BAB
d) Faktor yang memengaruhi BAB
4. Pola Aktivitas – Latihan
a. Pola aktivitas yang dilakukan
b. Aktivitas di waktu luang
c. Masalah dalam aktivitas
d. Penggunaan alat bantu
e. Aktivitas sejak sakit
5. Pola istirahat Tidur
a. Kebiasaan pola tidur (waktu, jumlah, kualitas)
b. Dampak pola istirahat tidur terhadap aktivitas sehari-hari
c. Kesulitan tidur : (merasa kesulitan tidur atau tidak)
d. Alat bantu tidur : (menggunakan alat bantu tidur atau tidak)
6. Pola kognitif perseptual
a. Kemampuan panca indra (pendengaran, penglihatan,penciuman)
b. Pemakaian alat bantu pendengaran, penglihatan
9
c. Masalah perceptual : (mempunyai persepsi masalah perseptual)
d. Perubahan memori : (selama sakit mengalami perubahan memori
atau tidak)
e. Persepsi nyeri dan penanganan nyeri (P,Q,R,S,T)
10
Perkusi : suara paru sonor, redup, pekak
Auskultasi : suara nafas (wheezing, ronkhi)
b. Jantung :
Inspeksi : bentuk precodium simetris atau tidak, denyut jantung
normal berbentuk tonjolan kecil
Palpasi : denyut apeks jantung normal
Perkusi : jantung kondisi normal bila tidak ada suara bising dan
tidak terdengar melemah
Auskultasi : suarajantung normal apabila tidak ada suara bising dan
tidak terdengar melemah
3. Abdomen :
Inspeksi : bentuk abdomen simetris atau tidak, datar, cekung, atau
buncit
Palpasi : ada nyeri tekan apa tidak, ada pembesaran hepar atau tidak
Perkusi : normal (timpani), pekak, atau redup
Auskultasi : peristaltic usus
4. Genetalia Anus :
Genetalia : Pernah mengalami atau ada kelainan genetalia atau tidak
Anus : pernah mengalami atau ada kelainan pada anus apa tidak
5. Ekstremitas :
Kekuatan otot lemah apa tidak, kekuatan ototnya pada skala berapa
6. Integumen :
Turgor kulit baik apa tidak, sianosis apa tidak.
11
DO :
TTV :
TD : 140/70 MmHg,
Nadi : 90x/menit,
RR : 22x/menit,
Suhu : 370C.
3.4 Intervensi
No Diagnosa Tujuan / Keriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Distres Setelah diberikan asuhan 1. Gunakan komuniasi
Spiritual b.d keperawatan selama 1x24 terapeutik untuk
koping inividu jam diharapkan Distres membangun kepercayaan
tidak efektif Spiritual pada pasien dan kepedulian empatik
2. Bantu untuk
kembali normal dengan
meningkatkan koping
kriteria hasil:
3. Dukung dalam
1. Mampu mengontrol
pengambilan keputusan
kecemasan
4. Mendorong individu untuk
2. Mampu mengontrol
meninjau kehidupan masa
tingkat depresi dan
lalu dan fokus pada
12
level stres peristiwa dan hubungan
3. Penerimaan atau
yang memberikan
kesiapan menghadapi
kekuatan spiritual dan
kematian
dukungan
4. Berpartisipasi dalam
5. Menyediakan privasi dan
pengambilan keputusan
cukup waktu untuk
untuk mendapatkan
kegiatan spiritual
pelayanan kesehatan 6. Ajarkan metode
5. Penerimaan terhadap
relaksasi,meditasi,dan
status kesehatan
tujuan
6. Kesehatan spiritual
7. Menyediakan music
7. Menunjukkan harapan
spiritual, sastra atau
arti hidup
8. Terlibat dalam program radio atau TV ke
lingkungan sosial individu
13
tentangstatus kesehatan
dan status hidup
individu
3.5 Implementasi
NO. Implementasi Evaluasi
DX
1. 1. Tunjukan sikap empati S : pasien tidak terima atas kehendak Tuhan,
dan perhatikan pasien marah karena Tuhan memberikan
kebutuhan dasar pasien. penyakit seperti ini, dan pasien mengaku
2. Membantu untuk
jarang beribadah.
mendapatkan dan
menggunakan
O : Pasien mulai menerima kehendak Tuhan.
informasi.
3. Informasikan pada
A : Masalah teratasi sebagian
pasien mengenai
pandangan-pandangan
P : Lanjutkan intervensi No. 1 dan 4.
atau solusi alternative
dengan cara yang jelas
dan mendukung.
4. Bantu pasien
mengidentifikasikan
halangan dan sikap yang
menghalangi
pertumbuhan dan
penemuan diri.
2. 1. Yakinkan keluarga S : Pasien sering menyendiri dan menolak
bahwa pasein sedang berinteraksi dengan orang sekitar
diberikan perawatan
terbaik O : Pasien sudah bisa bersosialisasi dengan
2. Anjurkan kegiatan
14
social dan masyarakat orang lain dan keluarga.
3. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
A : Masalah teratasi
perilaku-perilaku yang
diperlukan untuk
P : Intervensi dihentikan.
mengembangkan peran
4. Anjurkan pasien untuk
berpartisipasi dalam
kegiatan social dan
masyarakat
5. Anjurkan hubungan
dengan orang-orang
yang memiliki minat
dan tujuan yang sama
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional mempunyai kesempatan
paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya asuhan
keperawatan yang komprehensif meliputi biopsiko-sosio-spiritual. Perawat
harus berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai
bagian dari kebutuhan menyeluruh klien. Kesejahteraan spiritual dari individu
dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan pperilaku perawatan diri yaitu
sumber dukungan untuk dapat menerima perubahan yang dialami
Perawatan yang berkualitas harus memasukkan aspek spiritual dalam
interaksi antara perawat dan klien dalam bentuk hubungan saling percaya,
memfasilitasi lingkungan yang mendukung dan memasukkan aspek spiritual
dalam perencanaan jaminan yang berkualitas
16
DAFTAR PUSTAKA
17