Anda di halaman 1dari 44

BAB I

DASAR TEORI

I.1 Mesin Bubut


Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong
relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

I.1.1 Komponen utama mesin bubut


a) Kepala Tetap (headstock)
Kepala tetap merupakan bagian dari mesin bubut yang
digunakan untuk menyangga poros utama. Pada poros utama
tersebut juga digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk mengatur
kecepatan putar dan sebagai pengatur otomatis dalam pembuatan
ulir. Selain itu pada poros utama terdapat chuck rahang yang
berfungsi untuk pencekaman benda kerja.
b) Eretan Pembawa
1) Eretan atas
Eretan dengan gerakan ke arah kanan dan kiri namun
dengan jarak dan skala yang lebih kecil.
2) Eretan melintang
Eretan yang gerakannya menjauhi atau mendekati operator.
3) Eretan bawah

1
Eretan yang gerakkannya kea rah kanan dan kiri sepanjang
alas.
c) Tool Post
Tool Post berfungsi sebagai dudukan dari pahat bubut. Tool post
juga berfungsi sebagai pengatur ketinggian dari pahat, dan sudut
kemiringan dari pahat.
d) Kepala Lepas
Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pencekaman dari chuck drill
dan mata bor.
e) Alas mesin
Alas mesin berfungsi sebagai tumpuan gaya pemakanan pada saat
pembubutan dan juga sebagai tempat kedudukan dari kepala lepas,
eretan pembawa, dan penyangga diam.
f) Poros transportir
Poros transportir berfungsi untuk membawa eretan pada waktu
pembubutan. Bentuk dari poros transportir sendiri adalah poros
berulir segi empat atau trapesium.
g) Poros pembawa
Poros pembawa adalah poros pendukung dari gerakan eretan dalam
proses pemakanan.

I.1.2 Jenis-jenis Mesin Bubut

1. Mesin bubut bench

2
Mesin bubut yang berukuran kecil yang biasanya dipasang pada
meja atau bangku. Mesin ini digunakan untuk membubut benda
yang berukuran kecil dan presisi.

2. Mesin bubut kayu

Mesin bubut yang tidak memiliki gearbox, eretan, dan poros


transportir dimana alat potong yang akan digunakan dicekam
secara manual atau oleh tangan.

3
3. Mesin bubut standar

Mesin bubut yang banyak digunakan, dimana mesin ini memiliki


konstruksi yang kuat dan cocok untuk pekerjaan presisi

4. Mesin bubut capstan atau turret

Mesin bubut yang digunakan untuk produksi massal dimana mesin


ini dapat mencekam 8 alat potong sekaligus.

4
5. Mesin bubut CNC (Computer Numerical Control)

Mesin bubut yang dikontrol menggunakan program pada komputer


dengan menggunakan bahasa G-code.

6. Mesin bubut copy

5
Mesin bubut yang digunakan untuk membuat suatu benda
berdasarkan acuan benda kerja lainnya sehingga hasilnya serupa.

I.2 Mesin Milling/Frais


Mesin Milling adalah mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja
dalam permukaan datar, tegak, miring, hingga alur roda gigi. Mesin milling
menggunakan cutter sebagai alat potongnya. Pada umumnya, cutter yang
digunakan pada mesin ini adalah horizontal dan vertikal. Mesin milling juga
dapat digunakan untuk proses pengeboran.

I.2.1 Komponen utama mesin milling

6
A. Lengan, untuk memindahkan arbor.
B. Penyokong arbor.
C. Tuas, untuk menggerakan meja secara otomatis.
D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis.
E. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan
perlengkapan mesin.
F. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah memanjang.
G. Tuas pengunci meja.
H. Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.
I. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah melintang.
J. Engkol, untuk menggerakan lutut dalam arah tegak.
K. Tuas untuk mengunci meja.
L. Tabung pendukung dengan bang berulir, untuk mengatur
tingginya meja.
M. Lutut, tempat untuk kedudukan alas meja.
N. Tuas, untuk mengunci sadel.
O. Alas meja, tempat kedudukan untuk alas meja.
P. Tuas untuk merubah kecepata motor listrik.
Q. Engkol meja
R. Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
S. Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.
T. Spindle untuk memutar arbor dan pisau frais.
U. Tuas untuk menjalankan mesin.

I.2.2 Jenis-jenis mesin milling


1. Mesin milling horizontal

7
Mesin dengan pemasangan spindle horizontal. Mesin ini
digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah
mendatar.

2. Mesin milling vertikal

Mesin dengan pemsaangan spindle vertikal. Pada


mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe
kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat

8
dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi dari dua tipe
kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan
pengefraisan dengan sudut tertentu.

3. Mesin milling copy

Mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja


dengan acuan benda kerja lainnya sehingga hasilnya serupa.

4. Mesin milling gravier

9
Mesin milling yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan
dengan ukuran yang dapat diatur sesuai permintaan dengan skala
tertentu.

5. Mesin milling CNC (Computer Numerical Control)

Mesin milling yang dikontrol menggunakan program pada


komputer dengan menggunakan bahasa G-code.

I.3 Mesin Bor


Mesin perkakas yang digunakan untuk melakukan proses pengeboran pada
benda kerja dimana mesin ini memutarkan alat potong hanya pada satu sumbu
mesin.

I.3.1 Komponen utama


a. Spindel yang berfungsi menggerakkan mata bor.
b. Drill Head yang berfungsi menopang mekanisme penggerak mata
bor dan menghantarkan ke meja kerja.

10
c. Meja berfungsi untuk menempatkan benda kerja yang akan di
lakukan pengeboran.

I.3.2 Jenis-jenis mesin bor


1. Mesin bor meja

Mesin bor jenis ini memiliki meja yang digunakan untuk


menempatkan benda kerja yang akan di lakukan pengeboran.

2. Mesin bor tangan

Mesin bor yang pengoperasiannya menggunakan tangan.

3. Mesin bor radial

11
Mesin bor yang dirancang untuk pengeboran benda kerja yang
besar dan berat.

4. Mesin bor koordinat

Mesin bor yang dikontrol dengan suatu sistem.

I.4 Mesin gerinda datar (surface grinding)


Mesin gerinda datar merupakan mesin yang digunakan untuk memperhalus
permukaan benda kerja, dimana menggunakan batu gerinda sebagai
penghalusnya.

12
I.4.1 Komponen Utama mesin gerinda datar

a. Roda gerinda, berfungsi sebagai alat potong pada proses


penggerindaan.
b. Meja magnet, berfungsi sebagai tempat pengikat benda
kerja dengan menggunakan magnet sebagai pengikatnya.
c. Handel penggerak meja memanjang.
d. Handel penggerak meja melintang.
e. Tuas penggerak otomatis.
f. Handel pengatur pemakanan roda gerinda.
g. Sistem hidrolik.
h. Tuas penggerak otomatis.

I.4.2 Jenis mesin gerinda datar


1. Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja
bolak-balik

13
2. Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja
berputar

3. Mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja


bolak-balik

4. Mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja


berputar

14
I.5 Ragum

Ragum adalah alat yang digunakan untuk mencekam benda kerja dengan kuat
dan benar untuk dilakukan proses pengerjaan secara mekanik seperti
pengikiran, pengeboran, pengerjaan pada mesin frais, dll. Untuk menghasilkan
pencekaman benda kerja yang kuat maka pada rahang ragum dipasang baja
gerigi. Rahang pada ragum sendiri digerakkan dengan batang ulir yang
dipasangkan pada rumah ulir.
Komponen utamanya:
a. Rahang gerak
b. Rahang tetap
c. Alas ragum
d. Handle ragum
e. Batang ulir

15
BAB II
PEMBUATAN RAGUM

A. Alat dan bahan yang digunakan:


1) Mesin bubut.
2) Mesin frais/milling.
3) Mesin bor.
4) Mesin surface grinding.
5) Mesin press hidrolik.
6) Bahan ST 37.

16
7) Bahan Kuningan.
8) Tap M5.
9) Tangkai/Stir tap.
10) Oli.
11) Coolant.
12) Counterbore Ø10 dan Ø12,4, Ø30.
13) Countersink.
14) Pahat bubut rata kanan.
15) Pahat chamfer.
16) Center putar.
17) Sarung pengurang.
18) Mata bor Ø3, Ø4, Ø5, Ø6, Ø6,2, Ø13, Ø16, dan Ø25.
19) Jangka sorong.
20) Pahat milling Ø 9, Ø 20, dan Ø16.
21) Ragum besi.
22) High gauge.
23) Penitik.
24) Jangka sorong.
25) Kuas.
26) Kunci 17 mm, 19mm, 22mm.
27) Plat pararel.
28) Counterbore Ø30.
29) Dial indikator.

B. Keselamatan kerja
 Gunakan alat pelindung diri yaitu kacamata kerja, jaslab/wearpack,
dan sepatu safety.

17
 Sebelum melakukan pengerjaan pastikan tidak ada gangguan dari
lingkungan sekitar.
 Pastikan alat potong terpasang dengan kencang.
 Pastikan kondisi fisik sehat, jangan memaksakan untuk melakukan
pengerjaan jika kondisi fisik tidak memungkinkan.

II.1 Pengerjaan benda part 5

Diketahui :
Bagian Ukuran Seharusnya Ukuran Jadi Keterangan

A Ø 30 mm Ø30,3 mm Diperbaiki

B Ø 25 mm Ø 24,9 mm Baik

C 1 x 45° 0.6 x 45° Diperbaiki

D Ø 21 mm Ø 21,1 mm Baik

18
E M25 x 1 mm M25 x 1 mm Baik

F 10 mm 10,3 mm Tidak dapat


diperbaiki

G 12 mm 12,3 mm Tidak dapat


diperbaiki

H 35 mm 35,1 mm Baik

I 21 mm 18,7 mm Tidak dapat


diperbaiki

J 2 mm 3 mm Diperbaiki

Keterangan: Untuk pengerjaan bagian F tidak dapat dilakukan karena


ketika benda dicekam pada bidang dengan Ø 30 mm bagian tersebut
bengkok, dan ketika dicekam pada bagian ulir dengan menggunakan
sarung pengurang, sarung pengurang tersebut tidak kuat menahan
beban pada rahang chuck sehingga sarung tersebut bengkok, dan
dikhawatirkan akan merusak ulir.

1. Pengerjaan bagian A; Ø 30,3 mm → Ø30 mm


 Pahami gambar kerja yang akan dilakukan pengerjaan.
 Pasang center putar pada tail stock.
 Pasang pahat bubut rata kanan.
 Cekam benda kerja pada rahang chuck dengan bantuan sarung
pengurang.
 Tempelkan center putar pada lubang benda kerja kemudian
kunci tail stock.

19
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar menjadi n = = ꬾ30 x 3.14 = 212
𝑑𝑥𝜋

rad/menit atau yang mendekati.


 Dekatkan pahat ke ujung permukaan benda kerja.
 Setting nol pada eretan melintang.
 Jauhkan pahat sejauh 1 mm pada permukaan benda kerja.
 Setting 0,3 mm pada eretan melintang.
 Nyalakan mesin dengan menggerakkan tuas ke bawah.
 Lakukan pemakanan.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Matikan mesin.

2. Pengerjaan bagian J; 3 mm → 2 mm
 Jauhkan center putar dari benda kerja.
 Dekatkan pahat rata kanan pada sisi permukaan benda kerja.
 Setting nol pada eretan atas,
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Nyalakan mesin dengan menggerakkan tuas ke bawah.
 Lakukan pemakanan seperti melakukan facing sampai 1 mm.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Matikan mesin.

3. Pengerjaan bagian B; 0,6 x 45° → 1 x 45°


 Ganti pahat bubut rata kanan dengan pahat chamfer.
 Lepas benda kerja dan cekam bagian lainnya.
 Dekatkan ujung pahat pada permukaan benda kerja.
 Setting nol pada eretan atas.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.

20
 Nyalakan mesin dengan menggerakkan tuas ke bawah.
 Lakukan pemakanan sampai 0,4 mm dari titik nolnya dengan
mengatur eretan atas.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Matikan mesin.

II.2 Pengerjaan benda part 6

Diketahui:
Bagian Ukuran Seharusnya Ukuran Jadi Keterangan

A Ø 12 mm Ø 12,3 mm Diperbaiki

B Ø 11 mm Ø 11,1 mm Baik

C - - -

D 2 x 45° 1,5 x 45° Diperbaiki

E 67 mm 67,3 mm Diperbaiki

F 72 mm 72 mm Baik

21
G 91 mm 91 mm Baik

H 19 mm 19,1 mm Baik

I 1 x 45° 1 x 45° Baik

1. Pengerjaan bagian A; Ø12,3 mm → Ø12 mm


 Pahami gambar kerja yang akan dilakukan pengerjaan.
 Pasang pahat rata kanan.
 Cekam setengah benda kerja pada chuck rahang dengan
bantuan sarung pengurang.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ12 x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 530 rad/menit atau yang mendekati.


 Dekatkan pahat pada permukaan benda kerja.
 Setting nol pada eretan melintang.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Nyalakan mesin dengan menggerakkan tuas ke bawah.
 Setting eretan melintang menjadi 0,3 mm
 Lakukan pemakanan.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Matikan mesin.

2. Pengerjaan bagian F; 67,3 mm →67 mm


 Pasang center putar pada tailstock.
 Dekatkan ujung center putar pada lubang benda kerja.
 Dekatkan sisi pahat rata kanan pada sisi bagian F dan ujung
pahat pada permukaan alur.
 Setting nol eretan atas dan eretan melintang.

22
 Jauhkan pahat dari alur.
 Nyalakan mesin dengan menggerakkan tuas ke bawah.
 Lakukan pemakanan hingga 0,3 mm.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Matikan mesin.

3. Pengerjaan bagian D: 1,5 x 45° → 2 x 45°


 Ganti pahat rata kanan dengan pahat chamfer.
 Lepas benda kerja dari chuck rahang dan balikkan benda kerja,
kemudian cekam benda kerja pada sisi yang lain.
 Dekatkan ujung pahat pada sisi permukaan benda kerja.
 Setting nol pada eretan atas.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Nyalakan mesin dengan menggerakkan tuas ke bawah.
 Lakukan pemakanan hingga 0,5 mm.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Matikan mesin.

II.3 Pengerjaan benda part 7

Diketahui:

23
Bagian Ukuran Seharusnya Ukuran Jadi Keterangan

A 2 x 45° 1,5 x 45° Diperbaiki

B 150 mm 150,1 mm Baik

C 14,5 mm -

D M25 x 1 M25 x 1 Baik

E Ø 27 mm Ø 26,9 mm Baik

F Ø 30 mm Ø 30 mm Baik

G 14 mm 14 mm Baik

H 52 mm 52 mm Baik

I 50 mm 50 mm Baik

1. Pengerjaan bagian A; 1,5 x 45° → 2 x 45°


 Pasang pahat chamfer pada toolpost.
 Cekam ¾ benda kerja pada chuck rahang.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ30 x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 212 rad/menit atau yang mendekati.


 Dekatkan pahat chamfer pada sisi permukaan benda kerja.
 Setting nol eretan atas.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Nyalakan mesin dengan menggerakkan tuas ke bawah.
 Lakukan pemakanan hingga 0,5 mm dari titik nol eretan atas.
 Jauhkan pahat dari benda kerja.
 Matikan mesin.

24
2. Pengerjaan bor Ø 3 sebagai lubang pin
 Lakukan perakitan benda kerja part 7 dengan part 5.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang mata bor Ø 3
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ3x 3.14

2123 rad/menit atau yang mendekati dengan cara mengatur


sabuk pada bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman 5
mm.
 Matikan mesin.

II.4 Pengerjaan benda part 1

25
1. Pengeboran berderet Ø7 dan Ø9
 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high gauge
dan penitik untuk menentukan titik-titik pengeboran sesuai dengan
gambar kerja.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang mata bor Ø9.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = = 707
𝑑𝑥𝜋 ꬾ9x 3.14

rad/menit atau yang mendekati dengan cara mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran Ø9 sampai semua titik
pada benda kerja di bor.
 Matikan mesin.
 Ganti mata bor Ø9 dengan mata bor Ø7.

26
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = = 909
𝑑𝑥𝜋 ꬾ7x 3.14

rad/menit atau yang mendekati dengan cara mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran Ø7 sampai semua titik
pada benda kerja di bor.
 Matikan mesin.

2. Pelepasan bagian tengah dengan mesin press hidrolik


 Letakkan benda kerja pada meja mesin press hidrolik.
 Gerakkan tuas yang besar seperti gerakkan pemompaan sampai
menyentuh permukaan benda kerja.
 Beri pembebanan dengan mengatur tuas yang kecil sampai bagian
tengah benda kerja lepas.
 Putar spindel untuk membalikkan posisi hidrolik seperti semula.

3. Pembentukan kontur menggunakan mesin frais


 Pasang ragum pada meja mesin frais.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang cutter milling Ø9.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = = 707
𝑑𝑥𝜋 ꬾ9x 3.14

rad/menit atau yang mendekati.


 Nyalakan tombol cutter, hidrolik, dan coolant.
 Lakukan pemakanan sampai kontur pada bagian tengah rapih.
 Matikan mesin.

4. Penghalusan permukaan dengan mesin surface grinding


 Buka katup coolant.

27
 Pasang benda kerja pada meja magnet dan tekan tombol magnetnya
untuk mengunci.
 Nyalakan tombol mesin.
 Setting jarak melintang dan jarak maju mundur meja.
 Sentuhkan gerinda pada permukaan benda kerja.
 Setting nol eretan atas.
 Lakukan pemakanan sampai 0,2 mm.
 Lepas benda kerja dari meja magnet.
 Matikan mesin dan tutup katup coolant.

II.5 Pengerjaan benda part 9

1. Pengeboran Ø25 dan counterbore Ø30


 Pahami gambar kerja yang akan dilakukan pengerjaan.
 Buat garis sebagai tanda pengeboran dengan high gauge.

28
 Beri titik pada garis yang bersinggung tadi dengan penitik.
 Siapkan bor Ø6, Ø13, Ø16, Ø25.
 Pasang center putar pada tailstock.
 Cekam benda kerja pada chuck rahang.
 Dekatkan center putar ke titik pengeboran.
 Jauhkan center putar dari benda kerja.
 Ganti center putar dengan bor Ø6 mm.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ6 x 3.14

1061 rad/menit atau yang mendekati.


 Nyalakan mesin.
 Lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.
 Ganti bor Ø6 dengan bor Ø13.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ13 x 3.14

= 489 rad/menit atau yang mendekati.


 Nyalakan mesin.
 Lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.
 Ganti bor Ø13 dengan bor Ø16.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ16 x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 398 rad/menit atau yang mendekati.


 Nyalakan mesin.
 Lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.
 Ganti bor Ø 16 dengan bor Ø 25.

29
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ25 x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 254 rad/menit atau yang mendekati.


 Nyalakan mesin.
 Lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.
 Ganti mata bor Ø 25 dengan counterbore Ø30.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ30 x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 212 rad/menit atau yang mendekati.


 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran sampai kedalaman 2
mm.
 Matikan mesin.
 Lepas benda kerja dari chuck rahang.
 Balikkan benda kerja pada sisi lainnya dan cekam benda kerja
pada chuck rahang.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran sampai kedalaman 2
mm.

2. Pengeboran Ø6,2 x 2 dan counterbore Ø12,4 x 2


 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high
gauge dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Lakukan pemasangan benda kerja part 1 dengan part 9.
 Cekam kedua benda kerja dengan menggunakan klem C.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang mata bor Ø6,2.

30
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ6,2 x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 1027 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk


pada bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman
total kedua benda kerja adalah 34 mm.
 Matikan mesin.
 Ganti mata bor Ø6,2 dengan counterbore Ø12,4.
𝑉𝑐 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = =
𝑑𝑥𝜋
20 𝑥 1000
= 513 rad/menit atau yang mendekati dengan
ꬾ12,4 x 3.14

mengatur sabuk pada bagian kepala mesin bor.


 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman
6,8 mm.
 Matikan mesin.

II.6 Pengerjaan benda part 2 (2 buah)

1. Pengeboran Ø4 x 2

31
 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high gauge
dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang bor Ø4.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ4x 3.14

1592 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.

2. Pengeboran Ø5 x 2 dengan benda kerja part 3


 Lakukan pelukisan pada benda kerja dengan menggunakan high
gauge dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Lakukan pemasangan benda kerja part 2 (1) dan part 3.
 Cekam kedua benda kerja dengan menggunakan klem C.
 Pasang ragum pada mesin meja bor.
 Cekam benda kerja tersebut pada ragum.
 Pasang bor Ø5.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ5x 3.14

1273 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.

3. Pengeboran Ø5 x 2 dengan benda kerja part 4

32
 Lakukan pelukisan pada benda kerja dengan menggunakan high
gauge dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Lakukan pemasangan benda kerja part 2 (2) dan part 4.
 Cekam kedua benda kerja dengan menggunakan klem C.
 Pasang ragum pada mesin meja bor.
 Cekam benda kerja tersebut pada ragum.
 Pasang bor Ø5.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ5x 3.14

1273 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.

4. Pengetapan M5 pada benda kerja 2(1)


 Pahami bagian yang akan di tap pada gambar kerja.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang tap pada stirnya.
 Lumasi lubang dengan oli.
 Lakukan pengetapan dengan cara memutarnya setengah putaran
searah jarum jam dan satu putaran berlawanan jarum jam untuk
retract.
 Ulangi langkah tersebut sampai mengenai semua bagian lubang.

5. Pengetapan M5 pada benda kerja 2(2)


 Pahami bagian yang akan di tap pada gambar kerja.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang tap pada stirnya.

33
 Lumasi lubang dengan oli.
 Lakukan pengetapan dengan cara memutarnya setengah putaran
searah jarum jam dan satu putaran berlawanan jarum jam untuk
retract.
 Ulangi langkah tersebut sampai mengenai semua bagian lubang.

II.7 Pengerjaan benda part 4

1. Pengerjaan pada mesin frais; 82 mm x 21 mm x 39 mm → 80 mm x


20 mm x 37 mm
 Pahami dan pelajari gambar kerja yang akan dilakukan
pengerjaan.
 Pasang ragum pada meja frais.
 Pasang pahat milling Ø20.
 Cekam benda kerja pada ragum dengan bantuan plat pararel.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ20 x 3.14 =
𝑑𝑥𝜋

318 rad/menit atau yang mendekati.

34
 Selama proses pengefraisan perhatikan faktor kesejajaran dan
kesikuan dari masing-masing bidang.
 Lakukan facing satu bidang sebagai referensi
kesejajaran/kesikuan untuk bidang lainnya.
 Lakukan pengefraisan hingga ukurannya 80 mm x 20 mm x 37
mm.
 Lepas benda kerja dari ragum pada mesin frais.
 Matikan mesin.

2. Pengeboran Ø 4 x 2
 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high
gauge dan penitik untuk menentukan titik referensi pengeboran
sesuai dengan gambar kerja.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang mata bor Ø4.
 Setting kesatusumbuan mata bor dengan titik pada benda kerja
dengan mengatur meja mesin bor.
 Kencangkan pengunci meja mesin bor.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ4 x 3.14 =
𝑑𝑥𝜋

1592 rad/menit atau yang mendekati dengan cara mengatur


sabuk pada bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin.
 Dekatkan mata bor dengan titik pengeboran untuk memastikan
kesatusumbuannya.
 Lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin

35
3. Pembentukan kontur pada mesin frais
 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high
gauge untuk memberikan referensi kontur sesuai dengan
gambar kerja.
 Pasang benda kerja pada ragum mesin frais.
 Pasang cutter milling Ø 10.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ10x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 636 rad/menit atau yang mendekati.


 Nyalakan tombol cutter, hidrolik, dan coolant.
 Lakukan pemakanan dari ujung sisi benda kerja sampai 18 mm.
 Jauhkan cutter dari benda kerja.
 Matikan tombol cutter.
 Miringkan ragum dengan sudut mengikuti referensi panjang 10
mm dan tinggi 18 mm.
 Nyalakan tombol cutter.
 Lakukan pemakanan hingga membentuk kontur trapesium
dengan kedalaman 8 mm sesuai dengan gambar kerja.
 Jauhkan cutter dari benda kerja.
 Matikan tombol cutter.
 Setting sudut ragum menjadi 0°.
 Setting kelurusan ragum dengan menggunakan dial indikator.
 Nyalakan tombol cutter.
 Lakukan pemakanan pada kontur bagian bawahnya hingga
panjangnya 44 mm dan lebarnya 12 mm.
 Matikan tombol cutter, hidrolik, dan coolant.
 Lepas benda kerja dari ragum.

36
4. Pengeboran Ø 12
 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high
gauge dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang bor Ø6
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ6x 3.14

1061 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk


pada bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.
 Ganti bor Ø6 dengan bor Ø12.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ12x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 530 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk


pada bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.

5. Pengeboran Ø6 x 2 dan counterbore Ø10 x 2


 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high
gauge dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Lakukan pemasangan benda kerja part 2(2) dengan part 4.
 Cekam kedua benda kerja dengan menggunakan Klem C.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang bor Ø6.

37
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ6x 3.14

1061 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk


pada bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman 12
mm.
 Matikan mesin.
 Ganti bor Ø6 dengan mata counterbore Ø10.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ10x 3.14
𝑑𝑥𝜋

= 636 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk


pada bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman 6
mm.
 Matikan mesin.

6. Pengeboran Ø3 untuk lubang pin


 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high
gauge dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Lakukan pemasangan benda kerja part 6 dengan benda kerja
part 4.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang bor Ø3.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ3x 3.14

2123 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk


pada bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman
totalnya 16 mm.

38
 Matikan mesin.

II.8 Pengerjaan benda part 3

1. Pengeboran Ø 5,5 dan counterbore Ø 10


 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang mata bor Ø5,5.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ5,5x 3.14 =
𝑑𝑥𝜋

1158 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.
 Ganti mata bor Ø5,5 dengan counterbore Ø10.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ10x 3.14 =
𝑑𝑥𝜋

653 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.

39
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman 6 mm.
 Matikan mesin.

2. Pengeboran Ø 4
 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high gauge
dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang bor Ø4
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ4x 3.14

1592 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.

3. Pengeboran Ø 6,2 dan counterbore Ø12,4


 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high gauge
dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Lakukan pemasangan benda kerja part 1 dan part 3.
 Cekam kedua benda kerja dengan menggunakan klem C.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang bor Ø6,2.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ6,2x 3.14 =
𝑑𝑥𝜋

1027 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.

40
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman total
kedua benda adalah 25 mm.
 Matikan mesin.
 Ganti bor Ø6,2 dengan counterbore Ø12,4.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ12,4x 3.14 =
𝑑𝑥𝜋

513 rad/menit atau yang mendekati dengan mengatur sabuk pada


bagian kepala mesin bor.
 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga kedalaman 6,8
mm.
 Matikan mesin.

II.9 Pengerjaan benda part 8

1. Pengerjaan dengan mesin frais; 52 mm x 24 mm x 10 mm → 50 mm x


20 mm x 6 mm
 Pahami benda kerja pada gambar kerja.

41
 Ambil salah satu bidang dari benda kerja sebagai referensi kesikuan.
 Pasang ragum pada meja mesin frais.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang cutter milling Ø20.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = ꬾ20x 3.14 = 318
𝑑𝑥𝜋

atau yang mendekati.


 Lakukan pengefraisan sampai ukurannya menjadi 50 mm x 20 mm
x 6 mm.

2. Pengeboran Ø 5,2 dan countersink


 Lakukan pelukisan benda kerja dengan menggunakan high gauge
dan penitik untuk menentukan titik pengeboran.
 Lakukan pemasangan benda kerja part 4 dengan benda kerja part 8.
 Cekam kedua benda kerja dengan menggunakan klem C.
 Pasang ragum pada meja mesin bor.
 Cekam benda kerja pada ragum.
 Pasang mata bor Ø 5,2.
𝑉𝑐 𝑥 1000 20 𝑥 1000
 Setting kecepatan putar dengan rumus n = = =
𝑑𝑥𝜋 ꬾ5,2x 3.14

1224 rad/menit atau yang mendekati.


 Nyalakan mesin dan lakukan pengeboran hingga tembus.
 Matikan mesin.
 Ganti mata bor Ø 5,2 dengan countersink.
 Setting kecepatan putar 1/5 (satu perlima) dari kecepatan putar pada
waktu pengeboran Ø 5,2.
 Nyalakan mesin dan lakukan pemakanan sampai kedalaman 3 mm.
 Matikan mesin.

42
II.10 Perakitan benda
 Rakit benda kerja part 3 dengan part 2 (1) dan ikat dengan menggunakan
baut.
 Rakit benda kerja part 3 dengan part 1 dan ikat dengan menggunakan baut.
 Rakit benda kerja part 4 dengan part 2 (2) dan ikat dengan menggunakan
baut.
 Masukkan benda kerja part 5 pada lubang benda kerja part 9.
 Pasangkan benda kerja part 9 tadi dengan part 1 dan ikat dengan
menggunakan baut.
 Pasangkan benda kerja part 7 pada benda kerja part 5 tadi dan masukkan
pin pada lubang yang telah dibuat.
 Masukkan benda kerja part 6 pada lubang benda kerja part 5.
 Pasangkan benda kerja part 4 dengan alur pada part 1.
 Masukkan benda kerja part 6 pada lubang benda kerja part 4 dan kemudian
masukkan pin pada lubang yang telah dibuat tadi.
 Pasangkan benda kerja part 8 pada part 4 dan ikat dengan menggunakan
baut.

43
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari pembuatan ragum yang dilakukan dari perakitan beberapa part
menjadi satu, terdapat kekurangan dalam pembuatannya salah satunya adalah
tidak presisinya ukuran-ukuran yang ada pada benda kerja namun tidak
mempengaruhi dari fungi ragum. Ragum yang dibuat dapat berfungsi dengan
baik dimana kekurangan yang ada pada saat pembagian benda dapat ditutupi
dengan mengatur pasangan-pasangan benda kerjanya.

III.2 Saran
 Pada saat pengerjaan, harus lebih memperhatikan keselamatan kerja.
 Pada saat pengerjaan, alat-alat yang digunakan harus dikembalikan dengan
keadaan seperti sebelum meminjam.
 Harus lebih efektif dalam memanfaatkan waktu dalam pengerjaan ragum.
 Harus lebih diperhatikan ukuran-ukuran yang ada pada gambar kerja.

44

Anda mungkin juga menyukai