Anda di halaman 1dari 40

BAB V

MESIN BUBUT
5.1 Tujuan Percobaan

- Kami dapat mengetahui proses kerja dari mesin bubut.

- Kami dapat mengetahui proses pembuatan poros (engsel) dengan

menggunakan mesin bubut.

- Kami dapat menjalankan atau mengoperasikan mesin bubut dengan teliti.

5.2 Pengertian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah salah satu mesin perkakas yang gerak utamanya

berputar sebagai perubahan bentuk benda dengan jalan meyayat benda kerja

dan dapat memotong, mengulir, serta membubut lubang. Prinsip kerja mesin

bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pahat bubut bergerak

memanjang dan melintang. Mesin bubut merupakan mesin yang universal

dibandingkan dengan mesin perkakas yang lainnya, hal itu disebabkan

karena mesin bubut mampu memotong benda kerja, membuat ulir dengan

gerak utamanya berputar dimana benda bekerja tersebut diubah bentuk dan

ukurannya, dengan jalan menyayat, posisi benda berputar sesuai dengan

putaran mesin sedangkan pahat bergerak ke kiri atau ke kanan sesuai dengan

sumbu mesin menyayat benda kerja.

Ukuran dari mesin ini diukur dari jarak senter kepala lepas, ini merupakan

jarak terpanjang dari benda kerja yang bisa dibubut dan tergantung pula tinggi

jarak dari permukaan senter ke permukaan alas mesin yakni ½ diameter benda

kerja yang bisa dikerjakan.


A. Jenis-jenis Mesin Bubut

1. Bubut TurretMesin

Mesin ini mempunyai ciri khas di mana karakteristik produksinya dan

pahat untuk operasinya yang berurutan dapat distel dalam kegiatan untuk

membuat suatu benda kerja.

Gambar 5.1.Mesin bubut turret

2. Mesin Bubut Horizontal

Mesin ini dibuat dalam perencanaan umum yang dikenal dengan rem

sadel yang menampilanya hampir serupa semuanya dapat dipakai untuk

pekerjaan atau pinkam, mesin bubut jenis rata dikatakan demikian karena

sistem turet dipasangkan mesin ini dapat diklasifikasikan sebagai mesin

pencekam atau batang.


Gambar 5.2 Mesin Bubut Horizontal

Keterangan Bagian :

1. Hendel untuk membalikkan arah perputaran

2. Tuas untuk menggerakkan paksi

3. Poros potong

4. Hendel untuk kunci mur

5. Genggaman tiga

6. Pemegang pahat

7. Eretan atas

8. Senter dalam kepala lepas

9. Eretan melintang

10. Alas mesin

11. Kepala lepas

12. Roda tangan

13. Tuas untuk pengatur jumlah perputaran

14. Tuas untuk poros catu awal

15. Roda tangan untuk memindahkan

16. Lemari kunci

17. Tuas untuk menjalankan catu awal

18. Poros catu awal


1. Mesin bubut turet horizontal otomatis

2. Mesin ini digunakan pada tangan percepatan yang berjalan untuk

pengerjaan dan pemahatannya dapat diperluas kepada banyak suku cadang

keuntungan dari operasi mesin otomatis adalah menghapus elemen

manusia dari proses pengerjaan serta proses produksinya lebih cepat.

Gambar 5.3 Mesin Bubut Turret Horizontal Otomatis

3. Mesin bubut vertikal

Mesin bubut ini mirip dengan mesin frais pengebor vertikal tetapi

memiliki karakteristik pengaturan turet pemegang pahat pada mesin hanya

dilakukan pengerjaan pencekam.


Gambar 5.4 Mesin bubut vertikal

Keterangan :

1. Kepala rem.

2. Kepala turret.

3. Meja putar

4. Kepala samping

5. Mesin bubut pencekam stasiun majemuk

Mesin ini dirancang untuk diproduksi tinggi biasanya dilengkapi dengan

satau q station kerja dan kedudukan muatan keuntungan mesin adalah segala

operasi dapat dilakukan dengan serempa.

Gambar 5.5 Mesin bubut pencekam stasiun majemuk

6. Mesin bubut otomatis

Mesin bubut otomatis adalah mesin bubut yang secara otomatis

menghantarkan benda kerja untuk dibentuk setelah pekerjaan selesai maka

benda kerja dimundurkan kembali. Macam-macam mesin bubut otomatis:

a. Mesin bubut otomatis vertikal


Mesin ini mempunyai kecepatan hantaran yang optimum secara

Sesaat mesin bubut ini dapat membuat potongan secara serempak dan

mempunyai ciri pembalik pahat cepat.

Gambar 5.6 Mesin bubut otomatis vertikal

b. Mesin bubut penyalin otomatis

Mesin bubut jenis ini memproduksi kembali sejumlah suku cadang

dari bentuk atau contoh benda kerja mesin dapat melakukan

pemotongan dengan sebuah pahat tunggal.

7. Mesin bubut Revolver/pistol

Mesin bubut ini bentuk dasarnya menyerupai mesin bubut senter,

hanya ini mempunyai dudukan sebuah kepala Revolver yang berbatas

mengelilingi suatu sumbu dalamnya.Revolver dipasang sejumlah perkakas

yang disusun secara melingkar.


Gambar 5.7 Mesin bubut Revolver/pistol

8. Mesin bubut kepala

Mesin bubut ini diutamakan untuk mengharapkan benda-benda kerja

dengan garis tengah yang besar yang tidak muat pada mesin bubut biasa.

Benda kerja dijepit pada sebuah cakram yang dihubungkan dengan spindel

utama dengan gerakan putaran roda gigi puli besar yang berada bagian

belakang.

Gambar 5.8 Mesin Bubut Kepala

B. Bagian-Bagian Mesin Bubut

1. Alas Mesin

Alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang diatas kerangka

tersebut terdapat eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun

alur alas berbentuk “V” ( datar atau rata ).


Gambar 5.9 Alas Mesin Bubut

2. Kepala Tetap

Didalam kepala tetap spindle utama terpasang pada bantalan,

fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja, spindle harus

terpasang kuat dan terbuat dari baja yang kuat, pada umumnya pada bagian

spindle di buat berlubang.

Gambar 5.10 Kepala Tetap

3. Kepala Lepas

Sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor, dan

meluaskan lubang ( reamer ), kepala lepas dilengkapi kerucut Morse,

gunanya untuk memasang alat seperti bor, reamer, senter jalan, dll. Kepala

lepas dapat diangkat dari alas mesin dan dapat dipasang terkunci dengan

baut pengikat, roda pada kepala lepas dapat dipakai untuk menggerakkan

konis, dengan konis untuk selubung ( sleeves ).


Gambar 5.11 Kepala Lepas

4. Eretan

Terdiri atas sadel atau pelana, eretan melintang, seretan kombinasi,

pemegang pahat, kotak apron, Eretan adalah penopang utama danpembawa

pahat bubut, yang dapat di stel.

Gambar 5.12 Eretan

5. Mekanik Percepatan

bermacam-macam ukuran roda gigi dapat dihubungkan oleh pasak dan

dapat distel sebab itu percepatan yang dikehendaki dapat distel dengan

mudah dengan sebuah lengan ayun roda gigi perantara dihubungkan dengan

roda gigi yang berbeda ukurannya biasanya disusun dalam kotak dalam

bentuk tirus, karena itu percepatan dapat diubah dalam waktu yang singkat.

Gambar 5.13 Mekanik Percepatan


C. Alat Perlengkapan Mesin Bubut

1. Pahat Bubut

Digunakan untuk memotong atau menyayat benda kerja, dijepit atau

dipasang pada penjepit pahat ( half nut ), macam -macam pahat adalah

sebagai berikut :

Gambar 5.14 Pahat Mesin Bubut

Keterangan Gambar :

1. Pahat rata kiri 6. Pahat alur

2. Pahat potong 7. Pahat kasar lurus

3. Pahat serong 45 8. Pahat bubut rata kanan

4. Pahat serong 9. Pahat bubut muka

5. Pahat bubut profil

2. Pencekam

Alat yang digunakan sebagai alat penjepit benda kerja. Ada 2 jenis

pencekam yaitu pencekam tiga rahang ( otomatis ), dan pencekam empat

rahang ( manual ).
Gambar 5.15 Pencekam Rahang 3,4 dan 6

3. Plat Pembawa

Alat yang digunakan untuk membawa benda kerja, ada 2 jenis

pembawa yaitu plat pembawa rata dan plat pembawa ( drive plat ).

Gambar 5.16 Plat Pembawa Rata dan Plat Pembawa

4. Senter

Alat ini untuk memegang titik sumbu dari benda yang kedua ujung

dari benda kerja, dimana kedua ujung benda kerja tersebut dibor runcing

sedikit untuk menempatkan ujung senter, dengan ini dapat membuat benda

kerja menjadi tirus maupun lurus. Ada 3 jenis senter yaitu senter tetap (

mati ), senter tetap, dan senter pipa.


Gambar 5.17 Senter Tetap dan Senter putar

5. Penyangga

Digunakan untuk pengerjaan batang bulat yang panjang, untuk

menyangga benda kerja agar tidak melengkung ke bawah, sehingga tetap

lurus segaris sumbu. Ada 2 jenis penyangga yaitu penyangga tetap dan

penyangga jalan.

Gambar 5.18 Penyangga Tetap dan Penyangga Jalan

6. Kartel

Adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada

benda kerja dengan maksud agar tidka licin ketika dipegang dengan tangan.
Gambar 5.19 Kartel

D. Pekerjaan Membubut

Macam-macam pekerjaan membubut dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

1. Membubut memanjang

Pada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros

benda kerja sedang untuk pembubutan yang datar pahat ini pada benda

kerja.

Gambar 5.20 Pahat memanjang

2. Membubut Alur

Untuk membubut alur dipergunakan pahat bubut pengalur dan

jenisnya ada yang lurus, bengkok, berjenjang ke kanan dan ke kiri dan

bentuknya sebagai berikut :


Gambar 5.21 Pahat Alur

Keterangan Gambar :

a. Alur sudut d. Penusukan

b. Alur lebar e. Alur akhir ulir

c. Alur sempit

3. Memotong Benda Kerja

Pemotongan sebuah benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut

digunakan sebuah pahat pengatur dengan penyayat yang sangat ramping.

Gambar 5.22 Penempatan Benda Kerja

4. Mengebor pada Mesin Bubut

Pembuatan lubang senter pada mesin bubut ada 2 cara yaitu benda

kerja yang berputar dan bor senter yang berputar.


Gambar 5.23 Mengebor pda Mesin BubuT

5. Membubut Dalam

Untuk membesarkan lubang yang sudah ada kita dapat gunakan pahat

dalam, caranya tidak jauh berbeda dengan membubut tirus.

Gambar 5.24 Pahat Membubut Dalam

Keterangan Gambar :

1. Pahat bubut dalam serong

2. Pahat bubut dalam rata

3. Dan (4) pahat kait

4. Pahat ulir dalam

6. Mengkartel

Mengkartel adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi

kartel yang tersedia.


Gambar 5.25 Mengkartel

7. Membuat Tirus

Cara membuat tirus ( diameter yang satu dengan yang lain tidak

sama ) dapat dilakukan dengan cara sebagai berkut :

1. Dengan menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang

2. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas ( penjepit pahat )

3. Dengan memasang perkakas pembentuk.

Gambar 5.26 Membubut Tirus

8. Membubut Eksentris

Bila aris hasil atau lebih dari dua silinder atau sebuah benda kerja

sejajar maka benda kerja ini disebut eksentris, jarak anatar garis-garis hari

itu disebut eksentrisitas ( e ). Pengencangan luar dimana tigginya h dihitung

sebagai berkut :

h=1,5 e−5+ √ r 2−0,75 e 2

Dimana :

h = tinggi ganjal

e = eksentrisitas

r = jari-jari
Gambar 5.27 Membubut Eksentris

9. Membubut Profil

Pada umumnya membubut dengan pahat profil tidak terdapat

kesukaran, untuk membuat pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk

profilnya, pahat profil terutama cocok untuk membubut profil yang pendek,

pada umumnya pahat bubut itu tidak begitu tebal sehingga umur

panahanannya panjang.

Gambar 5.28 Membubut Profil

E. Penguliran

Penguliran Adalah sebuah usaha membentuk permukaan benda

menjadi bergerigi seperti bentuk gunung dan lembah dengan sudut tertentu

yang biasanya dibentuk pada benda berbentuk silindris. Prinsip kerja ulir
adalah dengan memasangkan atau mengencangkan dengan ulir lain dalam

hal ini adalah ulir dalam(mur) dengan ulir luar

a. Fungsi Penguliran(baut).

Fungsi penguliran adalah untuk mengunci beberapa pasang benda

kerja yang saling berkaitan dengan memberikan dan memperbesar gaya

gesek yang bekerja pada ulir-ulir pada benda kerja. Sehingga benda dapat

terikat satu sama lain dengan kuat.

b. Jenis Ulir

1. Menurut bentuk profil penampangnya, ulir digolongkan menjadi 4

yaitu ;

 Ulir segitiga

 Ulir segi empat

 Ulir Trapesium

 Ulir Gergaji
 Ulir menurut sudut pembentuknya:

 Ulir metris

○ Ulir yang membentuk sudut ulir sebesar 60 derajat

 Ulir WHITWORTH

○ Ulir yang membentuk sudut ulir sebesar 55 derajat

c Alat Pembuat Ulir

Untuk membuat sebuah ulir, kita dapat menggunakan tap atau sney,

tap adalah alt yang digunakan untuk membuat ulir dalam, sedangkan sney

adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir luar.

1. TAP( Membuat ulir dalam )


 Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan

dimanakan “TAP” 

 TAP, dibuat dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang

dikeraskan.

 Setiap satu set TAP terdiri dari 3 buah tap.

 TAP no 1(Intermediate tap) 

 mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan

langkah awal setelah pengeboran.

 TAP no 2 (Tapper tap)

 untuk pembentukan ulir setelah awalan TAP dibuat.

 TAP no 3 (Botoming tap)

 dipergunakan untuk penyelesaian pembuatan ulir

2. Sney ( Membuat Ulir luar )


 Sama halnya dengan tap, Sney juga terbuat dari baja HSS. Sney

sendiri memiliki dua macam jenis yakni Sney belah bulat dan

sney segi enam untuk pegangannya.

 Gambar 1

Gambar 5.29 Untuk menggunakannya Sney dilengkapi dengan rumah sney

 Gambar 4

Gambar 5.30 untuk pegangannya

d. Tahapan penguliran

1. Memasang senai pada tangkai senai.

 mengendorkan sekrup pengunci pada batang senai.

 memasukkan senai pada batang, tanda ukuran berada di atas, samapi

senai terkunci oleh sekrup pengunci.

 mengencangkan sekrup pengunci.

2. Melumasi gigi senai dengan pelumas.

 Memulai penyenaian.
 menempatkan senai pada ujung benda kerja  yang telah dichamper.

 memberikan tekanan yang seimbang pada kedua ujung tangkai saat

senai diputar searah putaran jarum jam.

3. Memeriksa kelurusan setelah dua atau tiga kali putaran batang.

 perhatikan senai dan benda kerja harus tegak lurus.

 memperbaiki setiap ketidak lurusan dengan memberikan tekanan yang

lebih besar pada sisi batang yang lebih tinggi.

F. Media Pendingin ( Coolant )

Adalah zat yang digunakan untuk mendinginkan benda kerja pada

saat proses pengerjaannya dan mencegah terjadinya korosi pada benda

kerja. Perbaikan hasil potongon mungkin dilakukan dengan

menggunakan benda padat, cair, gas dan emulasi. Dalam proses

pemotongan dari segala operasi pembentukan dari pemotongan maka

akan terjadi panas yang tinggi sebagai akibat dari gesekan. Berdasarkan

jenisnya dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :

1. Air blow

Jenis ini hanya berupa udara yang ditiupkan ke benda kerja yang

materialnya cepat menangkap dan melepaskan panas dengan melalui

pipa khusus yang terhubung dengan blower.

2. Water blow

Merupakan yang disemprotkan ke benda kerja yang mempunyai


laju perpindahan panas yang lambat. Pendingin water blow dibagi

menjadi dua yaitu :

a. jenis coolant water blow berdasarkan komposisinya disesuaikan

dengan penggunanya.

 Cairan sintetik

 Cairan emulisi

 Cairan semi sintetik

 Cairan minyak ( cutting oils )

b. Media pendingin dapat berfungsi sebagai berikut :

 Mengurangi gesekan antara serpihan, pahat, dan benda kerja.

 Mengurangi suhu pahat dan benda kerja.

 Mencuci serpihan

 Memperbaiki penyelesaian permukaan

 Menaikkan umur pahat

 Menurunkan daya yang diperlukan

 Mengurangi kemungkinan korosi

 Mencegah menumpuknya serpihan di kepala pahat

G. Pembubutan Ulir Luar Dan Dalam / Internal Dan External

Turning Thread On Lathe


Gambar 5.31 Metode Penguliran

1. Metode Konvensional

Metode konvensional adalah metode penguliran dengan gerakan

pemakanan (penambahan kedalaman penyayatan/depth of cut) secara tegak

lurus / menggunakan cross slide. 

2. Metode Penyayatan Satu Sisi

Metode penguliran ini dengan cara memiringkan top slide sebesar 60°

dan menggunakan top slide sebagai gerakan pemakanan (depth of cut).

Metode ini efisien untuk pembubutan ulir dengan ukuran yang besar.

Prinsip Kerja pembubutan ulir adalah dengan menghubungkan putaran

spindel dan putaran otomatis penguliran melalui roda gigi dan lead screw

Langkah-langkah Pembubutan Ulir Luar.

1. Mempersiapkan Gambar Kerja


Siapkan gambar kerja dan pahami dimensi-dimensi sesuai dengan

permintaan gambar kerja. Hal ini penting agar pada waktu memproses

pembubutan tidak terjadi kesalahan

2. Mempersiapkan Alat Potong.

Beberapa alat potong yang perlu disiapkan adalah:

a. Pahat rata / ISO  6 untuk pembubutan diameter luar dari ulir

b. Pahat muka chamfer / ISO 2 untuk pembubutan muka dan membuat

pingul atau chamfer

c. Pahat alur / ISO 7 untuk pembubutan alur pembebas pada waktu

penguliran

d. Pahat ulir metris untuk pembubutan ulir

3. Membubut Diameter Mayor Untuk Ulir Luar

Untuk pembubutan ulir luar diameter mayor dari ulir luar biasanya

dikurangi sebesar 0,2 mm, dengan tujuan pada waktu proses penguliran

terjadi built up chip pada puncak ulir maka diameter ulir luar akan pas

dan mudah pada waktu pengepasan. Misalnya pembubutan ulir  M10

maka sebelum dilakukan penguliran diameter yang dibubut adalah 9,8

mm.

4. Membuat Alur Pembebas Ulir


Alur pembebas atau undercut perlu dibuat agar pada waktu

penguliran

pahat tidak menabrak pada bajian pojok / siku pada pembubutan ulir

dengan diameter bertingkat dan agar pada waktu pengepasa bisa mepet

dengan bagian pojok/ siku.

Gambar 5.32 Membuat Alur Pembebas Ulir

5. Mengatur Jarak Puncak ( Pitch ) Yang Di Inginkan

Aturlah pitch sesuai dengan tuntutan gambar dengan cara melihat

tabel otomatis ulir dan memutar tuas roda gigi pada gearbox feed sesuai

dengan tabel.s

Gambar 5.33 Pengatur Jarak Puncak ( pitch )


6. Mengecek Keseuaian Jarak Puncak Ulir
Untuk mengecek kesesuaian jarak puncak ulir maka dilakukan

pembubutan ulir dengan kedalaman setipis mungkin dan kemudian

dicheck dengan mal ulir / pitch gauge.

Gambar 5.34 Pengecekan Kesesuaian Jarak Ulir

7. Pembubutan Ulir

Setelah sesuai maka pembubutan ulir dapat dilakuan dengan

penambahan kedalaman 0,1 setiap penyayatan. Untuk proses finishing

penambahan kedalaman sebesar 0,02 mm dan dilakukan 2-3 kali

penyayatan pada kedalaman yang sama setelah selesai cek dengan mur

atau ring thread gauge

Gambar 5.35 Pembubutan Ulir

Langkah-langkah pembubutan ulir dalam.


Pada pembubutan ulir dalam pada prinsipnya sama hanya berbeda pada

alat potong dan ukuran pembubutan rata sebelum diulir 

1. Mempersiapkan gambar kerja 

2. Mempersiapkan alat potong.

Alat potong yang digunakan antaran lain:

a. Center drill
Center drill digunakan untuk membuat awalan lubang pada

pengeboran lubang di mesin bubut

b. Twist drill
Digunakan untuk membuat lubang awal pada proses pembubutan

ulir dalam

c. Pahat ISO 8 / ISO 9

Setelah dilubangi dengan twist drill maka dilakukan proses boring

yaitu pembesaran lubang dengan ISO 8 untuk lubang tembus dan ISO 9

untuk lubang bertingkat

d. Pahat alur dalam

Pada lubang bertingkat atau ulir tidak tembus maka perlu dibuat

alur untuk pembebasan ulir dengan pahat alur dalam

e. Pahat Ulir dalam

Digunakan untuk pembubutan ulir dalam

3. Membubut diameter Minor untuk ulir dalam


Pada pembubutan ulir dalam maka diameter lubang yang dibubut

adalah
sebesar diameter mayor ulir  dikurangi pitch (jarak puncak ulir).

Misalnya Ulir M16 x 2 maka diameter lubang yang dibuat adalah 16 – 2

= 14 mm. dan agar dalam pengepasan ulir lebih mudah biasanya

diameter minor ditambah 0,2 mm sehingga diameter yang dibubut

adalah 14,2 mm. untuk selanjutnya proses pembubutan ulir dalam sama

dengan pembubutan ulir luar

Gambar 5.36 Membubut Diameter Minor

5.3 Analisa Perhitungan


Ditanyakan :

Do = 20,5 mm

LO = 100 mm

f = 0,037 mm/putaran

n = 490 rpm

No Dn (mm) t (menit) Silinder


1. 20,44 1,233
2. 20,32 1,283
3. 19,3 1,241
4. 18,34 1,216
5. 17,28 1,216
6. 17,00 1,3 Slinder 1
7. 16,45 0,55
8. 15,44 0,56
Slinder 2
9. 15 0,53

t=
∑t z
n

1,233+ 1,283+ 1,2+ 1,216+1,3


¿
6

7,448
¿
6

¿ 1,241 menit

1. Kecepatan Potong

πdn
Cs=
1000

Dimana :

Cs = Kecepatan potong (m/menit)


π = ( 3,14 )

d = Diameter benda (19,3mm)

n = Jumlah putaran permenit (490Rpm)

π . d 1. n
Cs =
1000

3,14 .19,3 . 490


=
1000

Cs = 29,694

2. Waktu Pemotongan Experimen ( Percobaan)

π . Dn. f . t́
TcExpn =
√ S . Csn

Dimana :

Dn = Nilai masing-masing diameter (19,3 – 0,0193mm)

f = Nilai ketetapan kecepatan potong (0,00037)

t́ = Nilai total waktu pemotongan (1,241menit)

S = Panjang benda setelah pembubutan (61,94 – 0,06194 mm)

Cs = Nilai masing-masing kecepatan potong (29,694m/menit)

π . D1 . f . t́
TcExp1 =
√ S . Cs 1
3,14 .0,0193 . 0,000037.1,214
=
√ 0,06194.29,694

= 0,0012 menit

3. Waktu Pemotongan Teoritis

apn = d0-dn

Dimana :

apn = Tebal Pembubutan

dn = Nilai masing-masing diameter setelah pembubutan

ap = 20,5 – 19,3

= 1,2 – 0,0012

π . Dn. S . t́
TcTeo =
√ ap .Csn

Dimana :

π = (3,14)

Dn = nilai masing-masing diameter (19,3 – 0,0193mm)

t́ = Nilai total waktu pemotongan (1,214menit)

S = Panjang benda setelah pembubutan (61,94 – 0,06194mm)

Cs = Nilai masing-masing kecepatan potong (29,694Rpm)

ap = Tebal Pembubutan (0,0012m)


π . D1 . S . t́
TcTeo =
√ ap .Cs

3,14 .0,0193 . 0,06194 . 1,214


=
√ 0,0012 . 29,694

= 0,3615 menit

4. DayaPotong

Pcn = Fcn .Csn .fm

Dimana :

Fcn = K .apn .fm

Pc = Daya potong (kg.m/menit)

Fc = Faktor pemotongan (kg)

Cs = Kecepatan potong (29,694m/menit)

K= Konstanta pemotongan untuk baja lunak

(1,55 - 1,57) - di pilih

= 156 kg/m

m = Konstanta pemakanan untuk baja lunak

= (0,65 - 0,75) – 0,072 dipilih

f = 0,000037m/putaran

ap = Tebal Pembubutan (0,0012m)


t́ = Nilai total waktu pemotongan (1,241menit)

F = Gaya pemakanan benda kerja

Fc1 = k .ap1 .fm

= 1,56 . 0,0012 . 0,0000370,072

= 0,00089 kg

Sehingga :

Pc = Fc1 .Cs1 . t́

= 0,00089 . 29,694 . 1,214

= 0,372 kg.mm/menit

5. Volume Benda Kerja

Volume Baut

Volume silinder sebelum dibubut

Diketahui : Ø20,5 mm

Lawal = 100 mm
Dawal= 20,5 mm

Ditanyakan: 100mm

Volume = …..?

π
Vawal = . D2awal..Lawal
4

3,14
= . 20,52 . 100
4

= 32989,625 mm3

Volume silinder setelah di bubut


Ø17,0 mm

Diketahui :

Ls1= 61,94 mm

Ds1 = 17,0 mm 14,7mm 61,94 mm

Ditanyakan :

Vsilinder = ….?

π
VSilinder = . Ds12. L1
4

3,14
= . 17,02 . 61,94
4

= 1405,018 mm3

Diketahui :

L2= 47,2 mm
D2= 15 mm

Ditanyakan :
Vsilinder 2 = …?
π
VSilinder2 = . D 2 . L2
4 2

3,14
= . 152 . 47,2
4

=8336,7 mm3

Volume Sisa

Vsisa = Vsilinder1+Vsilinder 2

= 14052,0181 mm3+¿8336,7 mm3

= 22388,7181 mm3

Volume Terbuang

VT = Vawal - Vsisa

= 32989,625 mm3–22388,7181 mm3

= 10600,9069 mm3
5.4 Tugas Laporan

1. Sebutkan macam-macam mesin bubut.

2. Sebutkan macam-macam penjepit benda kerja dan funsinya.

3. Apa fungsi senter pada mesin bubut,

4. Hitung kecepatan potong (Cs) sesuai data yang di dapatkan dari percobaan.
Jawab :

1. Macam – MacamMesinBubut

a. Mesin bubut ringan

b. Mesin bubut sedang (Medium Lathe)

c. Mesin bubut standar (Standard Lathe)

d. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)

2. Macam – macam penjepit benda kerja dan fungsinya

a. Cakram Penjepit (Pelat Genggam) berahang 4 Berfungsi untuk

menjepit benda kerja berbentuk segi empat, tidak teratur, bulat atau

penjepitan benda kerja tidak harus ditengah-tengah, pada cekam ini

terdapat garis-garis melingkar yang gunanya untuk memudahkan atau

mempercepat pengaturan letak benda kerja ditengah-tengah sehingga

titik tengahnya segaris dengan garis senter mesin

b. Cakram penjepit / pelat genggam / cekam berahang 3 berfungsi untuk

memutar sendiri secara otomatis. Alat ini berbentuk bundar dan

mempunyai rahang untuk penjepit benda kerja. Pada jenis cekam 3

rahang dapat bergerak otomatis atau memusat sendiri jika salah satu

kuncinya diputar, cekam ini khusus untuk membubut atau mejepit

benda bulat atau bersegi 3 : 6

c. Kollet atau Tang Penjepit berfungsi Untuk menjepit benda kerja yang

sudah halus dan bulat (karena diameternya kecil sehingga sulit untuk

dijepit oleh cekam atau pembawa maka digunakan kolet (kollet) atau

tang penjepit dinamakan juga tanduk penambat.

3. Fungsi senter pada mesin bubut,


fungsi senter bubut adalah sebagai alat bantu dalam prores

pembubutan khususnya dalam proses membubut poros, sehingga pada saat

berputar benda kerja yang akan di bubut balance dan tidak goyang atau

seimbang.

4. Kecepatan potong ( Cs) sesuai data yang di dapatkan dari percobaan

π .d.n
Cs= m/menit
1000

Dimana :

Cs = Kecepatan potong (m/menit)

π = ( 3,14 )

d = Diameter benda (mm)

n = Jumlah putaran permenit (Rpm)

π d 1n
Cs1 =
1000

3,14 .14,40.740
=
1000

= 33,45984 mm/detik

π d 2n
Cs2 ¿
1000

3,14 .12,20 .740


=
1000

= 28,34792 mm/detik
π d 3n
Cs3 ¿
1000

3,14 .9,25.740
=
1000

= 21,4933 mm/detik

πd4n
Cs4 ¿
1000

3,14 .7 .740
=
1000

= 16,2652 mm/detik

Anda mungkin juga menyukai