Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Bubut


2.1.1 Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk
proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja
dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang
berputar. Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi terbesar di dunia
ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas
lainnya.

2.1.2 Bagian – bagian mesin bubut

Bagian – bagian dari mesin bubut adalah :


1. Pembalik hantaran 7. Perletakan Majemuk 13. Apron
2. Pengendali 8. Ekor Tetap 14. Talam Serpihan
3. Tuas pengubah kecepatan 9. Ulir pengarah 15. Gagang pengubah ulir hantar
4. Pemegang pahat 10. Batang hantaran 16. Melintang cepat
5. Kepala tetap 11. Batang melintang
6. Benda kerja 12. Kendali spindel
Bagian utama pada mesin bubut adalah :

1. Kepala lepas
Kepala lepas ini berada dipasang di atas alas mesin atau terdapat di sebelah kanan
mesin yang dikencangkan dengna baut dan mur. Adapun gunanya sebagai tempat penahan
ujung benda kerja yang sedang di bubut, maupun sebagai tempat penahan kedudukan bor saat
digunakan, dll.

2. Alas mesin bubut

Bagian alas mesin ini berfungsi sebagai tumpuan gaya pemakanan ketika proses
pembubutan terjadi dan juga sebagai tempat dudukan untuk kepala lepas, penyangga diam
(steady rest) dan eretan.Adapun bentuk dari alas meja ini bermacam-macam, ada yang salah
satu sisinya memiliki ketinggian tertentu dan ada pula yang datar.Namun permukaan dari
meja mesin bubut ini selalu halus, rata dan memiliki tingkat kesejajaran yang tinggi sehingga
gerakan eretan memanjang dan kepala lepas di atasnya bisa berjalan dengan lancar dan stabil
untuk mendapatkan hasil yang persisi.
3. Penjepit pahat

Penjepit/ pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau


memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu,
pemegang pahat standar dan pemegang dapat disetel (adjustable tool post).

4. Eretan Atas

Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan mur


ikat.fungsi eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan memberi
gerakan yang diperlukan.
5. Penjepit benda kerja (Chuck)

Cekam atau chuck merupakan perlengkapan mesin bubut yang digunakan untuk
memegang benda kerja. Pada pemakaiannya cekam dipasang pada spindel mesin yang
terdapat pada kepala tetap. Dilihat dari konstruksinya cekam mesin bubut berbentuk silinder
yang memiliki rahang-rahang yang dapat digerakkan secara radial menjauhi ataupun
mendekati titik pusat pusat cekam dengan menggunakan kunci cekam.

6. Transporter dari sumbu pembawa

Fungsinya untuk mengatur kecepatan putaran transportir dan sumbu pembawa.


Kecepatan mesin dapat diatur dengan kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan
tinggi untuk pengerjaan benda yang berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian finishing
sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pekerjaan pengasaran kartel, ulir, alur dan
pemotongan.
7. Kepala tetap

Kepala tetap adalah bagian utama mesin bubut yang berfungsi untuk menyangga


poros utama yang merupakan penggerak spindel utama. Bagian ini terletak di sisi sebelah
kiri mesin. Pada spindel utama dipasang cekam yang berfungsi untuk menjepit benda kerja
yang sedang dikerjakan.
2.1.3 Pengerjaan pada mesin bubut

Proses – proses yang bisa dilakukan oleh mesin bubut adalah :

1. Pembubutan alur
2. Pembubutan ulir
3. Pembubutan rata atau lurus
4. Pembubutan pinggul
5. Pembubutan lubang
6. Pembuatan lubang
7. Pembuatan kartel

2.1.4 Macam – macam pahat pada mesin bubut

Pahat bubut adalah salah satu alat potong yang sangat penting dan diperlukan dalam
melakukan pembubutan, dengan pahat bubut yang beraneka ragam, berbagai bentuk benda
kerja dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan pembubutan.

2.1.4.1 Pahat menurut letak penyayatannya

a. Pahat bubut luar

Pahat bubut luar digunakan untuk proses pembubutan benda pada bagian luar

b. Pahat bubut dalam

Pahat bubut dalam digunakan untuk proses pembubutan benda pada bagian dalam
2.1.4.2 Pahat menurut fungsinya

a. Pahat kiri

Pahat rata kiri digunakan untuk membubut diameter luar benda kerja hingga rata, arah
pemakanannya dari kiri ke kanan.

b. Pahat potong

Digunakan untuk memotong benda kerja pada mesin bubut. Pemotongan dapat
dilakukan dengan benda kerja ditahan oleh senter (jika benda kerja panjang) atau tidak
ditahan senter (jika benda kerja pendek). Pelaksanaan pemotongan tidak boleh sampai putus
untuk menghindari meloncatnya benda kerja dan patahnya pahat.

c. Pahat kanan

Pahat rata kanan digunakan untuk membubut diameter luar benda kerja hingga rata,
arah pemakanannya dari kanan ke kiri.
d. Pahat alur

Pahat ini digunakan untuk membuat alur pada benda kerja

e. Pahat ulir

Pahat yang digunakan untuk membentuk ulir pada bagian dalam atau pada permukaan
benda kerja

f. Pahat radius

    Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja, bentuknya


sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya. adalah jenis-
jenis pahat berbentuk radius. 
2.1.4.3 Pahat standart ISO

a. Pahat ISO 1

Pahat ISO1 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan  hasil sudut
bidangnya (plane angle)sebesar 75o. Pada umumnya pahat  jenis ini digunakan untuk
membubut pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak memerlukan siku atau 90º.

b. Pahat ISO 2

Pahat ISO 2 digunakan untuk pembubutan memanjang dan melintang (pembubutan


permukaan/ facing) dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 45º. ahat jenis ini
juga dapat digunakan untuk membubut champer atau menghilangkan ujung bidang yang
tajam (debured).

c. Pahat ISO 3

Pahat ISO 3 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dan melintang dengan
sudut bidang samping (plane angle) sebesar 93º. Pada proses pembubutan melintang
tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang siku (90º) pada sudut bidangnya, yaitu
dengan cara menggerakan pahat menjahui sumbu senter.

d. Pahat ISO 4

Pahat ISO 4 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan pemakanan


relatif kecil dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)  sebesar 0º. Pahat jenis ini pada
umumnya hanya digunakan untuk proses finising.

e. Pahat ISO 5

Pahat ISO 5 digunakan untuk proses pembubutan melintang menuju  sumbu center
dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Jenis pahat ini pada umumnya hanya
digunakan untuk meratakan permukaan benda kerja atau memfacing.

f. Pahat ISO 6

Pahat ISO 6 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasilsudut


bidangnya (plane angle) sebesar 90º, sehingga pada proses pembubutan bertingkat yang
selisih diameternya tidak terlalu besar dan hasil sudut bidangnya dikehendaki siku (90º)
pahatnya tidak perlu  digerakkan menjahui sumbu senter.

g. Pahat ISO 7

Pahat ISO 7 digunakan untuk proses pembubutan alur menuju sumbu center dengan
hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Pahat jenis ini dapat juga digunakan untuk
memotong pada benda kerja yang memilki diameter nominal tidak lebih dari dua kali lipat
panjang mata pahatnya.
h. Pahat ISO 8

Pahat ISO 8 digunakan untuk proses pembesaran lubang tembus dengan hasil sudut
bidangnya (plane angle) sebesar 75º.

i. Pahat ISO 9

Pahat ISO 9 digunakan untukproses pembesaran lubang tidak tembus dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle) sebesar 95o.

2.1.4.4 Pahat standart DIN

Jenis pahat bubut menurut standar DIN, terdapat 10 (sepuluh) type yaitu:  DIN 4971,
DIN 4972, DIN 4973, DIN 4974, DIN 4975, DIN 4976, DIN 4977, DIN 4978, DIN 4980 dan
DIN 4981.

1. Pahat DIN 4971

Pahat DIN 4971 fungsinya sama dengan pahat ISO 1, yaitu digunakan untuk proses
pembubutan memanjang dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 75o. Pada
umumnya pahat jenis ini digunakan untuk membubut pengasaran yang hasil sudut bidangnya
tidak memerlukan siku atau 90º.

2. Pahat DIN 4972

Pahat DIN 4972 fungsinya sama dengan pahat ISO 2, yaitu digunakan untuk
pembubutan memanjang dan melintang (pembubutan permukaan/  facing) dengan hasil sudut
bidangnya (plane angle) sebesar 45º. Pahat jenis ini juga dapat digunakan untuk membubut
champer atau menghilangkan ujung bidang yang tajam (debured).

3. Pahat DIN 4973

Pahat  DIN 4973 fungsinya sama dengan pahat ISO 8, yaitu digunakan untuk proses
pembesaran lubang tembusdengan hasil sudut bidangnya  (plane angle) sebesar 75º.

4. Pahat DIN 4974

Pahat  DIN 4974  fungsinya sama dengan pahat ISO 9, yaitu digunakan untuk proses
pembesaran lubang tak tembus dengan hasil sudut  bidangnya  (plane angle) sebesar 95º.

5. Pahat DIN 4975

Pahat DIN 4975 digunakan untuk pembubutan finising arah memanjang dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle) sebesar 45º. Pahat jenis ini juga dapat digunakan untuk
membubut champer atau menghilangkan ujung bidang yang tajam (debured).
6. Pahat DIN 4976

Pahat DIN 4976 fungsinya sama dengan pahat ISO 4, yaitu digunakan proses
pembubutan memanjang dengan pemakanan relatif kecil dengan hasil sudut bidangnya (plane
angle) sebesar  0º. Pahat jenis ini pada  umumnya hanya digunakan untuk proses finising.

7. Pahat DIN 4977

Pahat DIN 4977 fungsinya sama dengan pahat ISO 5, yaitu digunakan untuk proses
pembubutan melintang menuju sumbu center dengan hasil sudut bidangnya (plane angle)
sebesar 0º. Jenis pahat ini pada umumnya hanya digunakan untuk meratakan permukaan
benda kerja atau memfacing.

8. Pahat DIN 4978

Pahat DIN 4978 fungsinya sama dengan pahat ISO 3, yaitu digunakan untuk proses
pembubutan memanjang dan melintang dengan sudut bidang samping (plane angle) sebesar
93º.Pada proses pembubutan  melintang tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang siku
(90º) pada sudut bidangnya, yaitu dengan cara menggerakan pahat menjahui sumbu senter.

9. Pahat DIN 4980

Pahat DIN 4980 fungsinya sama dengan pahat ISO 6, yaitu digunakan untuk proses
pembubutan memanjang dengan hasilsudut bidangnya  (plane angle) sebesar 90º, sehingga
pada proses pembubutan bertingkat  yang selisih diameternya tidak terlalu besar dan hasil
sudut bidangnya dikehendaki siku (90º) pahatnya tidak perlu digerakkan menjahui sumbu
senter.

10. Pahat DIN 4981

Pahat DIN 4981 fungsinya sama dengan pahat ISO 7, yaitu digunakan  untuk proses
pembubutan alur menuju sumbu center dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar
0º. Pahat jenis ini dapat juga digunakan  untuk memotong pada benda kerja yang memilki
diameter nominal tidak lebih dari dua kali lipat panjang mata pahatnya.
2.1.4.5 Pahat menurut jenis materialnya

a. Pahat High Speed Steel (HSS)

High speed steel (HSS) adalah perkakas yang tahan terhadap kecepatan kerja yang
tinggi dan temperatur yang tinggi juga dengan sifat tahan softening, tahan abrasi, dan
tahan breaking. HSS merupakan peralatan yang berasal dari baja dengan unsur karbon yang
tinggi. Pahat HSS ini digunakan untuk mengasah atau memotong benda kerja. Beberapa
unsur yang membentuk HSS antara lain Tungsten/wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium
(V), Molydenum (Mo), dan Cobalt (Co). Kekerasan permukaan HSS dapat ditingkatkan
dengan melakukan pelapisan. Material pelapis yang digunakan antara lain : tungsten karbida,
titanium karbida, dan titanium nitride, dengan ketebalan pelapisan 5~8 μm. Pahat jenis ini
mampu mempertahankan kekerasan pada suhu moderat dan digunakan secara luas untuk
mata bor, pahat bubut, dan tap. Selain itu harganya juga relatif murah.

.    

b. Pahat Karbida (HCS)

Pahat ini dibuat dari campuran antara karbida dan kobalt. Karbida mendapatkan
kekerasan mereka dari biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka dari ikatan ketat yang
dihasilkan oleh aksi penyemenan dari logam tersebut. Kekerasannya sekitar 90 HRC.
Ketahanan aus dan ketangguhan (resistensi shock) dari karbida dapat diubah dengan
memvariasikan jumlah kekerasan kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul dibandingkan dengan
pahat HSS, karena pahat ini memiliki ketangguhan dan ketahanan terhadap abrasi serta
keausan. Selain itu, resistensi terhadap deformasi termal/perubahan bentuk karena panas, juga
cukup baik. Oleh karena itu, harga pahat jenis ini juga relatif mahal.
 

   
c. Pahat Baja
 
Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C) tanpa
unsur lain dengan prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu mempunyai
kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa digunakan untuk kecepatan
potong rendah (sekitar VC – 10 m/min) karena sifat martensit yang melunak pada temperatur
sekitar 250°C. Pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak
ataupun kayu. Karena harganya yang relatif murah maka sering digunakan untuk tap (untuk
membuat ulir). Keuntungannya :

1.Digunakan untuk kecepatan potong yang rendah.


2.Dapat memotong material benda kerja yang lunak.                                              
3.Harganya murah.        

 d. Pahat Paduan Cor Nonferro

Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida (Cemented Carbide)
dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana karbida terlalu rapuh dan HSS
mempunyai hot hardness dan wear resistance yang terlalu rendah. Jenis material ini dibentuk
secara tuang menjadi bentuk-bentuk yang tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan)
yang kemudian diasah menurut geometri yang dibutuhkan.Paduan nonferro terdiri dari 4
macam eleman utama adalah sebagai berikut :1. Cobalt : sebagai pelarut bagi elemen elemen
lain2. Krom(Cr) : (10% s.d 35% berat) yang membentuk karbida.3.Wolfram (W) : (10% s.d
25% berat) sebagai pembentuk karbida4.Karbon : 3% C menghasilkan jenis yang keras dan
tahan aus
 e. Pahat Keramik

Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik. Proses pembuatannya
melalui powder processing. Keramik secara luas mencakup karbida, nitrida, borida, oksida,
silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif rapuh.Beberapa contoh jenis
keramik sebagai perkakas potong adalah :1.  Keramik oksida atau oksida aluminium (Al2O3)
murni atau ditambah 30% titanium (TiC) untuk menaikkan kekuatannonadhesif. Disertai
dengan penambahan serat halus (whisker) dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi
kegetasan disertai dengan penambahan zirkonia (ZrO2) untuk menaikan jumlah retak mikro
yang tidak terorientasi guna menghamabat pertumbuhan retak yang cukup besar dan memiliki
sifat yang sangat keras dan tahan panas.

f. Nitrida silicon (Si3N4) disebut kombinasi Si-Al-O-N

g. Pahat CBN (Cubic Boron Nitride)


      
CBN termasuk jenis keramik. Dibuat dengan penekanan panas (HIP, 60kbar, 1500°C)
sehingga bentuk grafit putih nitrida boron dengan strukrur atom heksagonal berubah menjadi
struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat di buat dengan menyinter serbuk nitrida boron tanpa
atau dengan material pengikat Al2O3, TiN, atau Co.CBN memiliki kekerasan yang sangat
tinggi dibandingkan pahat sebelumnya. Pahat ini bisa digunakan untuk permesinan berbagai
jenis baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang, HSS, atau karbida. CBN memiliki afinitas
yang sangat kecil terhadap baja dan tahan terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan
kecepatan potong yang sangat tinggi. Saat ini, pahat CBN sangat mahal sehingga
pemakaiannya sangat terbatas.
.
h. Pahat Intan

Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil


proses sintering serbuk intan tiruan dengan pengikat Co (5%-10%). Hot hardness sangat
tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan serta
prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada temperatur tinggi akan
berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi, maka pahat intan tidak dapat
di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi (ferros). Cocok untuk “ultra high
precision & mirror finish cutting” bagi benda kerja nonferro (Al Alloys,
Cu Alloys, plastics, rubber).                      
2.1.5 Macam – macam pengerjaan pada mesin bubut

Pada proses pembubutan ada beberapa macam teknik yang dapat diterapkan. Masing-
masing teknik tersebut memiliki tujuan atau maksud tersendiri. Selain itu, perbedaan teknik
pembubutan juga memengaruhi geometri hasil pengerjaan. Berikut macam-macam teknologi
pembubutan:

a. Pembubutan Silindris

Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut


sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan untuk membuat
bentuk dengan diameter seragam (seperti poros lurus).

Gambar 1. Pembubutan Silindris.


(Sumber: H. Tschätsch, 2009, Applied Machining Technology, edisi 8.)

b. Pembubutan Muka (Facing)

Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak
lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode pembubutan muka digunakan untuk
menyayat permukaan ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda kerja. Ketika
melakukan pembubutan kasar (roughing) gerakan pahat dari luar ke dalam lebih disukai.
Sebaliknya ketika melakukan finishing, gerakan pahat dari dalam ke luar lebih cocok
diterapkan.

Gambar 2. Facing.
(Sumber: H. Tschätsch, 2009, Applied Machining Technology, edisi 8.)
c. Cutting Off

Cutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat bubut. Pada


proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki ujung potong yang miring. Oleh
karena itu, pahat bubut ini memiliki sudut kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung potong yang
miring, akan diperoleh permukaan pemotongan tanpa sisa (permukaan yang rata) pada ujung
benda kerja.

Gambar 3. Cutting Off.


(Sumber: H. Tschätsch, 2009, Applied Machining Technology, edisi 8.)

d. Recessing

Recessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan untuk membentuk


sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja
(sudut pahat 90°). Recessing mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya terletak
pada bentuk atau sudut pahat saja. Recessing biasanya digunakan untuk membuat alur
pemisah antara bentuk pembubutan silindris dan ulir.

Gambar 4. Recessing.
(Sumber: H. Tschätsch, 2009, Applied Machining Technology, edisi 8.)

e. Parting

Parting merupakan pembubutan di mana pahat bubut bergerak sejajar maupun tegak


lurus terhadap sumbu benda kerja. Sesuai dengan namanya, parting digunakan untuk
memotong/memisahkan benda kerja. Beberapa juga mengenal parting sama dengan cutting
off.
f. Biting

Biting merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah pemakanan ujung


pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode biting biasanya digunakan untuk membuat
alur atau lubang besar pada permukaan ujung benda kerja.

Gambar 5. Biting.
(Sumber: H. Tschätsch, 2009, Applied Machining Technology, edisi 8.)

g. Pembubutan Bentuk (Form Turning)

Pada pembubutan bentuk, ujung potong pahat bubut berukuran besar membentuk
kontur pada benda kerja. Teknologi pembubutan bentuk mirip seperti recessing,
perbedaannya terdapat pada bentuk pahat yang unik pada pembubutan bentuk. Bentuk pahat
yang unik ini dapat disebut dengan istilah pahat bubut bentuk.

Gambar 6. Pembubutan Bentuk.


(Sumber: H. Tschätsch, 2009, Applied Machining Technology, edisi 8.)
h. Pembubutan Tirus

Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan perbedaan


diameter secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros
tirus/konis. Teknik pembubutan tirus bisa dilakukan dengan memiringkan eretan atas,
menggeser tailstock, menggunakan taper attachment, dan menggunakan alat potong
berbentuk miring.

Gambar 7. Pembubutan Tirus.


(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,
Processes, and Systems, edisi 4.)

i. Pembubutan Copy

Pembubutan copy merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk benda kerja


sesuai dengan geometri benda replika yang telah ada. Replika tersebut ditransmisikan dengan
eretan melintang dan eretan memanjang.

j. Pembubutan Ulir

Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir. Pembubutan


ulir terdiri dari pembubutan ulir luar dan ulir dalam. Pembubutan ulir tergolong dalam
pembubutan silindris di mana pemakanannya sama dengan pola kisar ulir dari ulir yang akan
dibuat.

Gambar 8. Pembubutan Ulir.


(Sumber: H. Tschätsch, 2009, Applied Machining Technology, edisi 8.)

k. Chamfering
Chamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung
pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.

Gambar 9. Chamfering.
(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,
Processes, and Systems, edisi 4.)

l. Boring

Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan sumbu


benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan pembubutan silindris. Namun,
perbedaaanya adalah boring dilakukan pada bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan
untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.

Gambar 10. Boring.
(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,
Processes, and Systems, edisi 4.)

m. Pengeboran (Drilling)
Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan dengan pengeboran pada
mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar
(yang berputar benda kerjanya).

Gambar 11. Pengeboran.


(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,
Processes, and Systems, edisi 4.)

n. Reaming

Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk memperbesar diameter


lubang hasil pengeboran (drilling). Selain itu, reaming juga digunakan untuk memperhalus
permukaan lubang. Proses reaming merupakan proses lanjutan dari drilling (meskipun tidak
wajib dilakukan proses reaming).

o. Knurling

Knurling sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling merupakan proses


pembentukan logam yang digunakan untuk membuat pola arsiran yang bersilangan pada
permukaan benda kerja. Biasanya pola hasil knurling digunakan pada pegangan supaya tidak
licin.

2.1.6 Hal – hal yang harus diperhatikan saat proses pembubutan

a. Kepala Lepas

Kepala terlepas pada mesin bubut harus berjalan dengan lancar. Sistem tanggemnya
harus di perhatikan masih berjalan dengan sempurna atau tidak. Pastikan penyebab
kecelakaan kerja pada mesin bubut tidak mengganggu pekerjaan. Adapun bila kepala terlepas
ini rusal, semisal pada sistem tanggemnya, akan membuat kepala terlepas mundur dan
pekerjaan jadi terganggu.

b. Spindel

Spindel dalam bagian ini yakni kita harus mengecek putaran spindel apakah stabil
atau tidak, dan kecepatan putarnya sesuai pada tabel atau tidak. Dan di perhatikan ada suara
aneh atau tidak didalam mesin bubut tersebut.

c. Rumah Pahat/Tool Post


Dalam rumah pahat yang perlu di perhatikan sendiri yakni dalam pengunciannya.
Yakni pada guna pengunci pahatnya dan pengunci sudutnya. Diupayakan semua berperan
sedemikian rupa. Bila pengunci tidak sempurna maka dalam pelaksanaan juga akan
mengubah posisi pahat yang berimbas pada hasil pelaksanaannya seperti jadi tidak presisi,
bahkan pahat lepas dari rumah pahat.

d. Aliran Coolant

Yang dimaksud dalam aliran coolant sendiri yakni pada selang coolantnya, pastikan
coolant mengalir dengan sempurna tanpa ada yang terhalang, dan aliran coolant berjalan
dengan lancar agar tidak terhalang. Kita harus menjaga kebersihan aliran coolant agar aliran
tidak mampat.

e. Rem

Ada beberapa jenis mesin bubut saat ini yang memakai rem. Tujuan rem sendiri agar
ketika pelaksanaan terjadi suatu hal hal yg tidak dikehendaki kita dapat langsung mematikan
mesin lalu menginjak rem untuk menghentikan putaran dan mengurangi kesalahan. Pastikan
rem berperan dengan baik.

f. Kelistrikan

Kelistrikan yaitu hal yang sangat penting dalam menggerakkan mesin bubut. Pastikan
tegangan listrik yang diperlukan mesin bubut memenuhi persyaratan minimal mesin bubut.
Rajin mengecek kelistrikan pada mesin bubut tersebut, dicek adakah banyak hal yang bisa
menyebabkan terjadinya konsleting pada mesin bubut.

g. Tombol

Pastikan tombol – tombol pada mesin bubut berjalan sesuai peranannya. Contoh pada
tombol emergency harus berperan dengan sedemikian rupa.

Anda mungkin juga menyukai