Anda di halaman 1dari 17

Uji Daya Antibakteri Ekstrak Sawo Manila Terhadap E.

coli
dan Implemantasinya dalam Pembelajaran Peranan Bakteri

Hening Prihatin Ningrum, Laili Fitri Yeni, Eka Ariyati


Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan
Email: Henheny@rocketmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak buah
sawo manila terhadap E. coli dan konsentrasi efektif serta mengetahui kelayakan
perangkat pembelajaran (RPP dan poster) pada materi peranan bakteri di kelas X
SMA berdasarkan uji daya antibakteri ekstrak buah sawo manila terhadap E. coli.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, pertama uji daya antibakteri dilakukan dengan
metode eksperimen dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan yang dianalisis dengan
ANOVA model RAL. Kedua, uji kelayakan perangkat pembelajaran dengan
metode deskriptif yang divalidasi oleh 5 orang validator dan dianalisis
berdasarkan jumlah rata-rata skor seluruh aspek. Hasil penelitian ekstrak buah
sawo manila memiliki daya antibakteri terhadap E. coli yang ditandai dengan
terbentuknya zona bening dan didapat konsentrasi ekstrak sawo manila yang
efektif sebagai antibakteri terhadap E. coli pada konsentrasi 75%. Angka validasi
perangkat pembelajaran RPP (3,4) dan poster (3,6) keduanya tergolong valid dan
layak digunakan dalam proses pembelajaran pada materi peranan bakteri di kelas
X SMA.
Kata kunci: Sawo manila, E. coli, antibakteri, perangkat pembelajaran

Abstract: This research aims to determine the antibacterial of manila sapodilla


fruit extract against E. coli, the effective concentration and determine the
feasibility of learning devices (lesson plan and poster) in the role of bacterial
material in first grade of senior high school based test antibacterial power manila
sapodilla fruit extract against E. coli. The research consisted of two phases, the
first test was conducted using the antibacterial test with 6 treatments and 3
replications were analyzed by CRD ANOVA. Second phase, validity test of
learning devices using descriptive method that validated by 5 validator and were
analyzed based on the number average score of all aspects. The results showed
that manila sapodilla fruit extract has antibacterial power against E. coli is
characterized by the formation of clear zone and the concentration of the extract
obtained manila sapodilla effective as an antibacterial against E. coli at a
concentration of 75%. The validity rank for lesson plan was 3,4) and poster (3,6)
are both considered valid and can use in the learning process on the role of
bacterial material in first grade of senior high school.

Keywords: Sapodilla manila, E. coli, antibacterial, learning devices

1
Masyarakat Indonesia mulai mengutamakan penggunaan obat secara alami.
Sebelum obat-obat kimia berkembang secara modern, nenek moyang kita
umumnya menggunakan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk
mengatasi masalah kesehatannya. Tumbuhan obat yang digunakan oleh
masyarakat mempunyai kelebihan yaitu memiliki efek samping yang kecil
dibandingkan dengan pengobatan kimiawi (Kardinan dan Taryono, 2003).
Sawo merupakan salah satu jenis tanaman buah potensial yang sudah lama
dikenal dan ditanam di Indonesia. Sawo dijadikan sebagai alternatif obat-obatan
herbal. Berdasarkan wawancara dengan salah satu penduduk Kabupaten Natuna,
didapatkan informasi bahwa masyarakatnya telah menggunakan buah sawo
manila muda sebagai alternatif pengobatan dalam kehidupan sehari-hari, ini
dilakukan karena lebih memilih pengobatan secara alami. Hal ini diperkuat juga
oleh masyarakat kota Pontianak yang juga menggunakan sawo manila muda
sebagai obat sakit perut dikarenakan diare. Buah sawo manila yang masih muda
digunakan untuk mengobati diare dengan meminum sarinya yaitu dengan cara
direbus maupun dengan cara diiris, ditumbuk, diperas kemudian disaring. Ladion
(dalam Rukmana, 1997) mengatakan buah sawo secara umum dapat digunakan
untuk mengobati sakit diare.
Tanaman sawo merupakan tumbuhan tropis yang cukup luas penyebarannya
di Indonesia (Rukmana, 1997). Tanaman ini jumlahnya banyak dan mudah
didapat. Tanaman sawo mengandung senyawa-senyawa kimia meliputi flavonoid,
saponin dan tanin (Hakimah, 2010). Ketiga senyawa tersebut memiliki sifat
antibakteri (Hayati, Tanpa Tahun). Buah sawo yang masih muda rasanya pahit
dan kelat disebabkan tingginya kandungan tanin (Astawan, 2011), sehingga daya
antibakteri buah sawo yang masih muda lebih tinggi dari pada buah sawo yang
sudah tua. Tanin mempunyai rasa sepat pada tumbuhan dan berfungsi sebagai
pelindung bagi tanaman (Harborne, 1987).
Menurut Sastrohamidjojo (1996) metabolit sekunder adalah bahan kimia
non nutrisi yang mengontrol spesies biologi dalam lingkungan. Kimia bahan alam
dapat digunakan dalam pembuatan obat-obatan bersumber dari bahan ekstrak
yang diperoleh dari alam (Sastrohamidjojo, 1996). Sediaan obat tersebut dapat
berbentuk ekstrak (Agoes, 2007). Dalam penelitian ini ekstrak didapatkan dengan
cara infus. Infus adalah penarikan sari larutan pada suhu 90⁰C-98⁰C,
menggunakan pelarut air selama 15 menit (Agoes, 2007). Ekstrak yang diperoleh
disaring kemudian digunakan untuk mengobati diare.
Diare adalah suatu keadaan dimana frekuensi defekasi melebihi frekuensi
normal dengan konsistensi feses encer (Kelompok Kerja Ilmiah, 1993).
Mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare diantaranya: bakteri, virus dan
protozoa (Houghton & David, 2012). Mikroorganisme yang banyak ditemukan
pada perairan yang tercemar limbah organik ialah bakteri golongan coliform, yaitu
Escherichia coli (Badjoeri, 2007). E. coli termasuk ke dalam salah satu bakteri
yang dapat menyebabkan diare yang umum dijumpai dalam perairan sebagai
indikator air tercemar (Inayati, 2007). E. coli dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui konsumsi air maupun makanan berupa daging, susu mentah serta
produk susu. Adanya bakteri coliform di dalam makanan atau minuman
menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat

2
enteropatogenik maupun toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz,
1993).
E. coli merupakan flora normal saluran pencernaan. Flora normal adalah
mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia (Pelczar & Chan, 2008).
Akan tetapi mempunyai potensi menimbulkan penyakit dalam keadaan yang
cocok (Volk & Wheeler, 1989). E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini
dalam saluran pencernaan meningkat atau berada diluar usus (Tim penyusun staf
pengajar FKUI, 1994) dan menghasilkan enterotoksin yang dapat menyebabkan
diare (Volk & Wheeler, 1989).
E. coli dapat dengan mudah dibiakkan serta memiliki waktu penggandaan
sel yang singkat, yaitu 20 menit pada medium kaya nutrisi (Ilmi, 2007).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih E. coli sebagai bakteri uji pada
penelitian uji daya antibakteri. Bakteri yang dapat merugikan setidaknya harus
dihambat ataupun dikendalikan pertumbuhannya.
Daya hambat suatu zat terhadap bakteri ditentukan oleh diameter zona
bening yang terbentuk. Semakin besar diameternya, maka semakin terhambat
pertumbuhannya (Bachtiar, Wahju & Nanik, 2012). Apabila suatu tanaman
memiliki zat aktif yang dapat digunakan sebagai antibakteri, maka zat tersebut
dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditandai dengan membentuk zona bening.
Informasi dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan ke dalam pembelajaran
pada sub materi peranan bakteri untuk mendukung penjelasan materi agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
Sub materi peranan bakteri di kelas X SMA membahas tentang peranan
Archaebacteria dan Eubacteria. Salah satu indikator yang terdapat di dalam
silabus pada sub materi ini adalah: menyebutkan berbagai peranan bakteri yang
menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan. Pada penelitian ini bertujuan
untuk mengatasi peranan merugikan yang disebabkan oleh bakteri E. coli dengan
menggunakan bahan alam secara alami, kemudian hasil penelitian akan
diimplementasikan dalam pembelajaran.
Pembelajaran harus dikemas dalam bentuk yang menarik, sehingga setiap
guru wajib menyusun perangkat pembelajaran, antara lain meliputi silabus dan
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi siswa (Devi, Renny
& Khairuddin, 2009). Berdasarkan hal tersebut, peneliti bermaksud untuk
membuat perangkat pembelajaran dari hasil penelitian. Perangkat pembelajaran
sangat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan
adanya perangkat pembelajaran kegiatan belajar mengajar menjadi lebih optimal
(Winarno, 2009). Dalam proses belajar-mengajar adanya media juga merupakan
hal yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut materi yang kurang jelas
untuk disampaikan kepada siswa dapat dibantu dengan menggunakan media
sebagai perantara.
Berdasarkan pengalaman peneliti, saat mengajar pada sub materi peranan
bakteri belum menggunakan media. Materi ini disampaikan dengan menjelaskan
mengenai beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri yang merugikan. Pada
sub materi ini, siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik jika

3
penyampaian pembelajaran disertai penggunaan media karena media dapat
mencakup narasi dengan memberikan gambar sehingga lebih jelas untuk
dimengerti oleh siswa dan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Briggs
(dalam Anitah, 2010) mengatakan bahwa media pembelajaran pada hakekatnya
adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pelajaran.
Media merupakan alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pengajaran. Materi rumit yang akan disampaikan kepada
siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Bahkan keabstrakan materi
dapat dikonkritkan dengan menggunakan media. Dengan adanya media, siswa
lebih mudah memahami materi dari pada tanpa bantuan media (Djamarah & Zain,
2006).
Memilih media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran tertentu tidak
mudah, karena harus mempertimbangkan beberapa aspek agar nantinya media
dapat digunakan dengan tepat sesuai dengan pembelajaran yang berlangsung
(Anitah, 2010). Munadi (dalam Julyanto, 2010) mengatakan bahwa salah satu
media pembelajaran yang efektif dan efesien untuk menunjang pembelajaran
adalah media poster. Hal tersebut dikarenakan poster memuat banyak informasi
yang dapat dengan mudah dicerna oleh pembaca, khususnya oleh siswa.
Poster merupakan suatu gambar yang mengkombinasikan unsur-unsur
visual seperti garis, gambar dan kata-kata, yang bermaksud menarik perhatian
serta mengkomunikasikan pesan secara singkat (Anitah, 2010). Poster memiliki
ukuran yang besar, sehingga poster dapat menjadi pusat perhatian siswa. Poster
dapat di lengkapi dengan gambar dan warna yang cerah yang dapat menarik
perhatian siswa. Dengan menggunakan media poster, materi dapat dilihat sekali
lihat secara langsung tanpa dibalik karena terdapat satu halaman besar yang dapat
memuat keseluruhan materi secara umum. Poster dapat berisi pesan-pesan yang
singkat sesuai dengan materi yang ingin disampaikan, sehingga dapat dengan
mudah dicerna oleh siswa. Selain itu, poster dapat ditempatkan pada zona tertentu,
yaitu di dalam kelas maupun di luar kelas. Poster juga memiliki efek mencolok
yang dapat memberikan kesan bagi siswa (Jefkins, 1997).
Media pembelajaran berupa poster mudah diterapkan dalam kelas. Poster
dapat dibuat menarik sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kebosanan pada
siswa dalam belajar. Poster dapat membantu siswa lebih mudah dalam memahami
materi. Berdasarkan hasil penelitian Rochani, pembelajaran melalui pendekatan
CTL yang dilengkapi media poster dapat meningkatkan kualitas proses serta hasil
belajar siswa (Rochani, 2009).

METODE
Penelitian ini terdiri dari dua tahapan. Tahapan pertama berupa uji daya
antibakteri ekstrak sawo manila terhadap E. coli, tahapan kedua yaitu
implementasi, pengembangan dari hasil tahap pertama dengan membuat perangkat
pembelajaran serta media poster. Metode yang digunakan pada tahap pertama
adalah metode eksperimen, yaitu dengan memberikan ekstrak dari buah sawo
manila muda pada biakan E. coli. Hasil penelitian dianalisis dengan Analysis Of
Variance (ANOVA) model RAL. Rumus dari RAL adalah sebagai berikut:
Yij =  + i + ij

4
i = 1,2,…t (untuk perlakuan)
j = 1,2,…r (untuk ulangan)
Dimana :
Yij = observasi dari unit eksperimen j dan perlakuan i
 = nilai tengah populasi
i = i -  = efek perlakuan i
ij = Yij - i = deviasi dari observasi ij dari rerata perlakuan i, disebut
komponen residual atau error (Gaspersz, 1995).
Apabila dalam ANOVA diperoleh hasil yang berpengaruh nyata, maka
untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan yang terbaik, analisis dilanjutkan
dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 % (Gomes, 1995) dengan
rumus:
BNT = t ()
Keterangan :
t() = 5%
2
s = kuadrat tengah galat
r = banyaknya ulangan
Pengembangan perangkat pembelajaran dan media poster menggunakan
metode deskriptif. Untuk mengetahui kelayakan dilakukan validasi. Menurut
Essef (dalam Harjanto, 2010) validasi adalah proses yang sederhana didalam uji
coba dan revisi. Instrumen yang akan digunakan untuk validasi berupa lembar
validasi yang bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya perangkat pembelajaran
serta media poster yang akan digunakan dalam pembelajaran biologi pada sub
materi peranan bakteri. Adapun validasinya dilakukan oleh dua orang dosen
biologi FKIP Untan dan tiga orang guru mitra. Setiap jawaban dari validator
berupa skor untuk setiap kriteria yaitu empat (4) baik sekali, tiga (3) baik, dua (2)
kurang baik dan satu (1) tidak baik.
Tahap melakukan analisis validasi menurut Khabibah (dalam Yamasari,
2010) langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Membuat dan menganalisis tabel
2) Mencari rata-rata tiap kriteria dari kelima validator dengan rumus:

=
Keterangan :
Ki = rata-rata kriteria ke-i
Vhi = skor hasil penilaian validator ke-h untuk kriteria ke-i
I = kriteria
h = validator

3) Mencari rata-rata aspek dengan rumus: =
Keterangan :
Ai = rata-rata aspek ke-i
Kij =rata-rata untuk aspek ke-i kriteria ke-j
n = banyaknya kriteria
i = aspek

5
j = kriteria
ij = aspek ke-i dan kriteria ke-j

4) Mencari rata-rata total validasi aspek dengan rumus: =
Keterangan :
RTV = rata-rata total validitas
Ai = rata-rata aspek ke-i
i = aspek
5) Mencocokkan rata-rata total dengan kriteria kevalidan, yaitu :
3 ≤ RTVTK ≤ 4 = valid
2 ≤ RTVTK ≤ 3 = cukup valid
1 ≤ RTVTK ≤ 2 = tidak valid

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Daya Antibakteri Ekstrak Sawo Manila terhadap E. coli
Ekstrak sawo manila pada konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%
memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan E. coli yang dapat dibuktikan
dari terbentuknya daerah bebas bakteri (zona bening) disekitar kertas cakram.
Hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut.

Zona bening

Gambar 1. Hasil aktivitas daya antibakteri ekstrak sawo manila terhadap E.coli

Daya hambat antibakteri dari ekstrak ditentukan dengan cara mengurangi


diameter zona bening yang terbentuk di sekitar kertas cakram dengan diameter
kertas cakram yang mengandung ekstrak, tidak termasuk diameter kertas cakram
(Ambarwati, 2007). Diameter kertas cakram yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebesar 7 mm. Besarnya ukuran zona hambat dapat dilihat pada Tabel 1
sebagai berikut.
TABEL 1 Diameter Zona Bening (dalam milimeter)
Ulangan Perlakuan
25 % 50 % 75 % 100 % Ampisilin Aquades
I 4 6 8 8 8 0
II 5 6 9 9 8 0
III 5 7 9 10 8 0
Total 14 19 26 27 24 0
Rata-rata 4.67 6.33 8.67 9 8 0
Data penelitian yang didapat selanjutnya dilakukan uji statistik berupa uji
Anova One Way. Hasil analisis data menggunakan anova dapat dilihat pada Tabel
2.

6
TABEL 2 Hasil Analisis Varian Pengaruh Ekstrak Sawo Manila Terhadap
Zona Hambat E. coli
No Sumber db JK KT F hit F tab
keragaman 5% 1%
1. Perlakuan 5 173.78 34.75 105.30 3.11 5.06
2. Galat 12 4 0.33
Total 17 177.78
Hasil uji statistik menggunakan analisis varian didapatkan bahwa antar
perlakuan terhadap E.coli memiliki perbedaan yang nyata dimana F hitung > F tabel
(5%) = 105.30 > 3.11 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan
konsentrasi terhadap besarnya zona hambat. Selanjutnya untuk mengetahui
konsentrasi ekstrak sawo manila yang efektif pada pembentukan zona hambat
E.coli dilanjutkan ke uji BNT 5%, dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.
TABEL 3 Hasil Uji BNT 5% Untuk Mengetahui Konsentrasi Ekstrak Sawo
Manila Terhadap Zona Hambat E. coli
Perlakuan Rerata Notasi
hasil
100% 9 a
75% 8.67 a
Ampisilin 8 a
50% 6.33 b
25% 4.67 c
Aquades 0 d
Dari uji BNT tersebut dapat dijelaskan bahwa antara 100%, 75% dan
ampisilin berbeda nyata dengan 50%, kemudian antara 100%, 75%, ampisilin dan
50% berbeda nyata dengan 25%, selanjutnya antara 100%, 75%, ampicillin, 50%
serta 25% berbeda nyata dengan aquades. Pada konsentrasi 100%, 75% dan
ampisilin tidak berbeda nyata. Dari hal diatas yang menunjukkan konsentrasi
efektif untuk ekstrak buah sawo manila adalah pada konsentrasi 75%.
Penghambatan pertumbuhan bakteri disebabkan oleh senyawa kimia yang
terkandung pada ekstrak sawo manila. Sawo manila mengandung zat aktif berupa
flavonoid, saponin dan tanin (Hakimah, 2010). Flavonoid merupakan fenol
terbesar, flavonoid dapat larut dalam air dan pelarut polar (Harborne, 1987).
Flavonoid dikenal sebagai antioksidan, selain itu senyawa ini telah dilaporkan
memiliki efek sebagai antibakteri (Buhler dalam Fahmi, 2008). Cara kerja
senyawa fenol adalah dengan menyebabkan koagulasi atau penggumpalan protein.
Protein yang telah menggumpal mengalami denaturasi dan dalam keadaan
demikian protein tidak berfungsi lagi (Dwijoseputro, 2005). Selain itu, menurut
Pelczar & Chan (2008) fenol bekerja terutama dengan cara denaturasi protein sel
dan merusak membran sel. Volk & wheeler (1993) menyatakan bahwa membran
sitoplasma tersusun terutama dari protein dan lemak, membran tersebut rentan
terhadap fenol. Fenol dapat menurunkan tegangan permukaan. Apabila digunakan
dalam konsentrasi tinggi fenol bekerja dengan merusak membran sitoplasma
secara total dan mengendapkan protein. Dalam konsentrasi rendah fenol dapat
merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting dan
menginaktifkan sejumlah sistem enzim bakteri.

7
Saponin banyak dijumpai pada tumbuhan, mempunyai sifat seperti sabun
atau deterjen, larut dalam air, lemak dan pelarut polar. Saponin memiliki efek
antibakteri (Davidson dalam Fahmi, 2008). Robinson (dalam Khunaifi, 2010)
menyatakan saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang
menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah
sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Menurut Cannell (dalam
Rinawati, Tanpa tahun) Senyawa saponin dapat melakukan mekanisme
penghambatan dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan membran sel
melalui ikatan hidrogen, sehingga dapat menghancurkan sifat permeabilitas
dinding sel dan akhirnya dapat menimbulkan kematian sel.
Tanin adalah senyawa polifenol (Harborne, 1987). Tanin dapat larut dalam
air maupun pelarut polar (Nworgu dalam Fahmi, 2008). Menurut Akiyama (dalam
Khunaifi, 2010) Tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar
mekanismenya adalah dengan merusak membran sel bakteri, senyawa astringent
tanin dapat menginduksi pembentukan ikatan senyawa kompleks terhadap enzim
atau substrat mikroba dan pembentukan suatu ikatan kompleks tanin terhadap ion
logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri. Masduki (dalam
Juliantina dkk, Tanpa Tahun) menyatakan bahwa tanin juga mempunyai daya
antibakteri dengan cara mempresipitasi protein, karena diduga tanin mempunyai
efek yang sama dengan senyawa fenolik.
Efek antibakteri tanin antara lain: reaksi dengan membran sel, inaktivasi
enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi genetik. Disamping itu, Ajizah (dalam
Khunaifi, 2010) menjelaskan bahwa aktivitas antibakteri senyawa tanin adalah
dengan cara mengkerutkan dinding sel atau membran sel, sehingga mengganggu
permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat
melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhanya terhambat atau bahkan mati.
Kontrol positif dalam penelitian ini menggunakan ampisilin. Ampisilin
merupakan golongan penisilin dimana cara kerja penisilin adalah menghambat
pembentukan dinding sel bakteri dengan cara mencegah digabungkannya N-
asetilmuramat yang dibentuk didalam sel kedalam struktur mukopeptida yang
biasanya memberi bentuk kaku pada dinding sel bakteri (Pelczar & Chan, 2008).
Tidak adanya zona hambat pada kontrol negatif digunakan sebagai indikator
pertumbuhan bakteri E.coli secara normal, terbukti dari pertumbuhan normal dan
tidak adanya zona hambat pada kontrol negatif aquades steril.
Apabila perlakuan dengan konsentrasi lebih rendah mempunyai pengaruh
yang sama dengan perlakuan pada konsentrasi yang lebih tinggi dalam
meningkatkan hasil, maka perlakuan pada konsentrasi rendah tersebut lebih baik
dari pada perlakuan pada konsentrasi yang lebih tinggi diatasnya (Syahid, 2009).
Berdasarkan hal tersebut, konsentrasi ekstrak buah sawo manila yang efektif
sebagai antibakteri terhadap E. coli berdasarkan uji BNT adalah pada konsentrasi
75% dimana didapat rata-rata diameter zona hambat sebesar 8,67 mm.
Menurut Pelczar & Chan (2008) ampisilin ampuh terhadap bakteri gram
negatif disamping spesies-spesies gram positif. Ampisilin bersifat sangat
bakterisidal, tidak beracun dan tidak stabil pada pH asam. Dari hasil penelitian
zona hambat pada konsentrasi 75% dan 100% yang diperoleh lebih besar dari

8
pada kontrol ampisilin, hal ini terjadi diduga karena dimungkinkan aktivitas dari
senyawa antibakteri dalam kandungan buah sawo itu sendiri.
Menurut Hamita dan Maksum (dalam Rini, 2012) kategori sifat bakteri
terhadap antibiotik ampisilin adalah resisten apabila zona hambat ≤ 11 mm,
intermediet apabila 12 – 13 mm dan sensitif apabila ≥ 14 mm. Berdasarkan hasil
penelitian didapat zona hambat dari ampisilin ≤ 11 mm artinya kategori sifat E.
coli terhadap ampisilin adalah resisten.
Dari semua perlakuan ekstrak sawo manila didapatkan hasil zona hambat
yang berbeda-beda. Diketahui faktor yang mempengaruhi besar kecilnya zona
hambat adalah waktu, suhu, jumlah tipe bakteri, pH, senyawa organik dan
konsentrasi (Waluyo, 2008). Pada penelitian ini, waktu yang digunakan adalah
sama yaitu 24 jam, suhu yang digunakan juga sama yaitu 37oC, bakteri E. coli
yang digunakan juga dengan tipe dan jumlah yang sama yaitu 1 ml, senyawa
organik berasal dari kandungan buah sawo yang sama, sedangkan faktor yang
digunakan berbeda adalah konsentrasi dari ekstrak buah sawo manila. Perbedaan
konsentrasi mempengaruhi besar kecilnya zona hambat. Pada penelitian ini
semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, semakin besar pula zona hambat yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori, semakin tinggi konsentrasi suatu zat
antibakteri, maka semakin tinggi daya antibakterinya (Pelczar & Chan, 2008).

2. Perangkat Pembelajaran dari Hasil Uji Daya Antibakteri Ekstrak Sawo Manila
terhadap E. coli
Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi silabus, RPP dan
instrumen evaluasi, sedangkan media pembelajaran dikemas dalam bentuk poster.
Perangkat dan media pembelajaran yang telah dibuat divalidasi oleh lima orang
validator yang terdiri dari dua dosen Pendidikan Biologi FKIP Untan dan tiga
guru biologi SMA. Pemilihan guru dilakukan berdasarkan peringkat SMA di kota
Pontianak dari data UN tahun sebelumnya. Pengambilan sampel sekolah
dilakukan dengan cara random sederhana. Hasil validasi dapat dilihat pada Tabel
4 dan Tabel 5 sebagai berikut:
a. Hasil Analisis Validasi RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pada
standar nasional pendidikan menggunakan tiga aspek dan dua belas kriteria.
Aspek tersebut adalah komponen RPP, keterkaitan antar komponen RPP dan
silabus serta kelayakan kegiatan pembelajaran. Data hasil analisis validasi dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut.
TABEL 4 Data Hasil Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Validator ke-
Aspek Kriteria yang dinilai Ki Ai
1 2 3 4 5
Komponen Terdapat identitas mata pelajaran 4 4 4 4 3 3.8
RPP RPP sudah mencantumkan SK, KD 4 4 4 4 3 3.8
dan Indikator
Urutan materi yang dikembangkan 4 4 4 4 3 3.8
3.6
sudah sesuai dengan sub materi pokok
Rangkaian kegiatan pembelajaran 3 3 4 4 3 3.4
(terdiri dari pendahuluan, inti dan
penutup) sudah jelas

9
Teknik penilaian yang digunakan 3 3 3 4 3 3.2
sudah jelas
Keterkaitan SK, KD dan Indikator dalam RPP 3 4 4 4 3 3.6
antar sesuai dengan silabus
Komponen Tujuan pembelajaran sudah sesuai 3 4 4 3 3 3.4
RPP dan dengan indikator
silabus Terdapat kesesuaian antara tujuan 3 4 4 4 3 3.6
3.4
pembelajaran dengan sub materi pokok
Metode pembelajaran sesuai dengan 3 3 3 4 3 3.2
sub materi
Terdapat kesesuaian antara penilaian 3 3 4 4 3 3.4
(evaluasi) dengan tujuan pembelajaran
Kelayakan Langkah pembelajaran yang 3 3 4 3 3 3.2
kegiatan dikembangkan sudah sesuai dengan
pembelajaran metode dan sub materi pokok 3.2
RPP sudah memuat kegiatan 3 4 3 3 3 3.2
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
Rata-rata Va RPP 3.4
Berdasarkan validasi oleh lima validator didapatkan hasil bahwa pada RPP
telah terdapat identitas mata pelajaran, dimana diperoleh skor 3,8. Pada RPP telah
mencantumkan SK, KD dan indikator dengan skor 3,8. Urutan materi yang
dikembangkan sudah sesuai dengan sub materi pokok dengan skor 3,8. Kejelasan
rangkaian kegiatan pembelajaran (terdiri dari pendahuluan, inti, penutup) dengan
skor 3,4. Kejelasan teknik penilaian yang digunakan dengan skor 3,2. Pada aspek
komponen RPP memperoleh skor rata-rata dari lima validator yaitu 3,6. Saran
yang diperoleh dari validator untuk aspek ini adalah perlu memperhatikan
penilaian afektif dan psikomotorik serta untuk teknik penilaian tugas/diskusi lebih
diperjelas. Pada RPP yang dibuat, lebih menekankan penilaian yang koqnitif saja.
Aspek yang kedua yaitu keterkaitan antar komponen RPP dan silabus.
Terdapat lima kriteria yang dinilai dalam aspek ini yaitu kriteria pertama SK, KD
dan Indikator dalam RPP sesuai dengan silabus dengan skor 3,6. Kriteria kedua,
tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan indikator dengan skor 3,4. Tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa dapat menyebutkan berbagai
peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan serta siswa
dapat menjelaskan cara pembuatan ekstrak buah sawo manila sebagai antibakteri
terhadap E. coli.
Kriteria ketiga, terdapat kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sub
materi pokok dengan skor 3,6. Materi dalam perangkat pembelajaran adalah
peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan serta penanggulangan
terhadap bakteri yang merugikan. Kriteria keempat, metode pembelajaran telah
sesuai dengan sub materi dengan skor 3,2. Metode pembelajaran yang digunakan
adalah ceramah dan diskusi. Pada metode ceramah, penjelasan guru dilakukan
secara lisan dibantu dengan penggunaan media poster untuk memperjelas uraian
materi yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah mudah diterapkan
(Pasaribu, 2012), dimana melatih siswa menggunakan pendengaran yang baik.
Selanjutnya siswa diberikan tugas dengan berdiskusi secara berpasangan dimana
dapat mendorong siswa agar tidak merasa bosan dalam belajar. Pemberian tugas

10
melatih siswa untuk mencari dan mengembangkan pola pikir, selain itu juga untuk
melatih kerjasama siswa.
Kriteria kelima, terdapat kesesuaian antara penilaian (evaluasi) dengan
tujuan pembelajaran dengan skor 3,4. Siswa diberikan soal diskusi untuk melatih
kerjasama dalam mengambil keputusan jawaban, bertujuan sebagai latihan siswa
yang hasilnya dikoreksi bersama dengan guru karena dapat dilakukan penilaian
dengan cepat dan penilaian bersifat objektif. Pada pemberian soal post test siswa
dituntut bekerja secara mandiri. Berdasarkan hasil post test guru mengambil
penilaian, bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman dari materi yang telah
disampaikan. Pada aspek keterkaitan antar komponen RPP dan silabus didapat
skor rata-rata dari lima validator sebesar 3,4.
Aspek yang ketiga yaitu kelayakan kegiatan pembelajaran. Pada aspek ini
terdapat dua kriteria yang dinilai yaitu langkah pembelajaran yang dikembangkan
sudah sesuai dengan metode dan sub materi pokok dengan skor 3,2. Kriteria
berikutnya, RPP sudah memuat kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
dengan skor 3,2. Pada aspek ini diperoleh skor rata-rata 3,2. Aspek kelayakan
kegiatan pembelajaran, saran yang diperoleh dari validator adalah perlu diberikan
penomoran pada rangkaian kegiatan pembelajaran agar jelas serta pada metode
pengajaran diskusi, siswa akan lebih baik apabila diberikan berbagai sumber
(selain poster) untuk menemukan peranan bakteri. Siswa dapat menemukan
peranan bakteri dengan menggunakan media poster karena poster telah dilengkapi
gambar dan peranan bakteri.
Hasil analisis validasi perangkat dari lima validator menunjukkan rata-rata
skor tertinggi didapatkan pada aspek komponen RPP yaitu dengan skor 3,6. Skor
terendah pada aspek kelayakan kegiatan pembelajaran dengan skor 3,2. Pada
aspek keterkaitan antar komponen RPP dan silabus mendapatkan skor 3,4. Rata-
rata total validasi perangkat pembelajaran mendapatkan skor 3,4. Berdasarkan
kriteria kevalidan menurut Khabibah (dalam Yamasari, 2010) perangkat yang
dikembangkan tergolong valid apabila dalam rentang skor 3-4, dengan demikian
perangkat dinyatakan layak digunakan dalam proses belajar mengajar pada sub
materi peranan bakteri di kelas X SMA.
b. Hasil Analisis Validasi Media Poster
Media poster yang dikembangkan merujuk pada pengembangan media
oleh Yamasari (2010) terdiri dari empat aspek yaitu format, isi, bahasa dan
kepraktisan. data hasil analisis media poster dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
TABEL 5 Data Hasil Analisis Media Poster
Aspek Kriteria Validator ke- Ki Ai
1 2 3 4 5
Format 1. Keserasian warna, gambar, tata 4 3 4 4 3 3.6
letak serta latar belakang (back
ground)
2. Jenis dan ukuran poster efektif 3 3 4 4 3 3.4 3.5
untuk pembelajaran tingkat SMA
3. Penggunaan huruf serta ukuran 3 4 4 4 3 3.6
huruf mudah dibaca
Isi 4. Tampilan gambar dan tulisan sesuai 4 3 4 4 3 3.6
3.7
dengan konsep pembelajaran

11
5. Pengambilan judul poster, materi 4 4 4 4 3 3.8
poster dan gambar pada poster
sesuai antara sub materi peranan
bakteri dan hasil penelitian
6. Kesesuaian antara materi poster 4 3 4 4 3 3.6
dengan indikator pada silabus
7. Kejelasan materi yang dimuat pada 4 3 4 4 3 3.6
poster
Bahasa 8. Kebakuan bahasa yang digunakan 4 4 4 4 3 3.8
9. Keefektifan kalimat yang digunakan 3 2 3 4 3 3
10. Kemudahan dalam memahami 3 2 4 4 3 3.2
3.4
bahasa yang digunakan
11. Penggunaan kata sesuai dengan 3 4 4 4 3 3.6
Ejaan Yang Disempurnakan
Kepraktisan 12. Penggunaan media fleksibel di 4 4 3 4 3 3.6
dalam maupun luar kelas
3.7
13. Penggunaan media dapat berkali- 4 4 4 4 3 3.8
kali (berulang)
Rata-rata Va Media 3.6

Media poster yang dikembangkan terdiri dari empat aspek yaitu format,
isi, bahasa dan kepraktisan. Pada aspek format terdapat tiga kriteria yang dinilai
yaitu keserasian warna, gambar dan tata letak serta latar belakang dengan skor 3,6.
Poster yang dibuat menggunakan warna biru dan putih. Kritera kedua, jenis dan
ukuran poster efektif untuk pembelajaran tingkat SMA dengan skor 3,4. Poster
yang dibuat adalah poster pendidikan dengan ukuran 75 x 100 cm. Kriteria ketiga,
penggunaan huruf serta ukuran huruf mudah dibaca dengan skor 3,6. Jenis huruf
yang digunakan adalah arial dengan font 60 untuk judul, fon 36 untuk isi dan font
32 untuk keterangan. Untuk aspek format memeperoleh skor rata-rata dari lima
validator sebesar 3,5. Saran yang diperoleh dari validator pada aspek ini adalah
gambar pada poster sebaiknya diperbesar dan diperbanyak ruang untuk ilustrasi
gambar supaya poster menjadi lebih baik. Gambar yang dibuat pada poster sudah
cukup besar, poster dapat terlihat dengan jelas oleh siswa jika diletakan didepan
kelas.
Pada aspek isi terdiri dari empat kriteria yang dinilai yaitu tampilan
gambar dan tulisan sesuai dengan konsep pembelajaran dengan skor 3,6.
Pengambilan judul poster, materi poster dan gambar pada poster sesuai antara sub
materi peranan bakteri dan hasil penelitian dengan skor 3,8. Kesesuaian antara
materi poster dengan indikator pada silabus dengan skor 3,6. Kejelasan materi
yang dimuat pada poster dengan skor 3,6. Pada aspek isi memperoleh skor rata-
rata dari lima validator sebesar 3,7. Poster berisi tentang peranan bakteri
menguntungkan dan merugikan serta penanggulangan diare akibat E. coli
menggunakan ekstrak buah sawo manila muda. Saran yang diperoleh dari
validator yaitu untuk level SMA yang baru mulai belajar penelitian ilmiah, sajian
poster agak sulit diikuti. Sajian poster dirasa tidak sulit untuk diikuti, siswa SMA
dapat memahami isi poster karena poster yang dibuat adalah poster pendidikan

12
yang sifatnya memaparkan pengetahuan dimana tidak selengkap pada poster
penelitian ilmiah.
Pada aspek bahasa terdapat empat kriteria yang dinilai yaitu kebakuan
bahasa yang digunakan dengan skor 3,8. Keefektifan kalimat yang digunakan
dengan skor 3. Kemudahan dalam memahami bahasa yang digunakan dengan skor
3,2. Penggunaan kata sesuai dengan EYD dengan skor 3,6. Untuk aspek bahasa
memperoleh rata-rata skor dari lima validator sebesar 3,4. Saran yang diperoleh
dari validator adalah antar kalimat kurang koheren, sulit menangkap makna yang
ingin disampaikan dalam satu kali baca serta dalam pengembangan bagian poster,
perlu kalimat penghubung antara macam-macam bakteri dan cara
penanggulangannya. Pada poster tidak dicantumkan kalimat penghubung karena
materi pada poster dibuat per sub judul saja.
Pada aspek kepraktisan terdapat dua kriteria yang dinilai yaitu
penggunaan media fleksibel di dalam maupun luar kelas memperoleh skor 3,6.
Penggunaan media dapat berkali-kali (berulang) dengan skor 3,8. Pada aspek
kepraktisan memperoleh rata-rata skor sebesar 3,7. Tidak terdapat saran pada
aspek ini, dapat dikatakan poster yang dibuat telah memenuhi standar kepraktisan.
Hasil analisis validasi media dari lima validator menunjukkan rata-rata
skor tertinggi didapatkan pada aspek kepraktisan yaitu dengan skor 3,7 dan pada
aspek isi dengan skor 3,7. Skor terendah pada aspek bahasa dengan skor 3,4. Pada
aspek format didapat skor 3,5. Rata-rata total validasi media poster mendapatkan
skor 3,6. Berdasarkan kriteria kevalidan menurut Khabibah (dalam Yamasari,
2010) media yang dikembangkan tergolong valid apabila dalam rentang skor 3-4,
dengan demikian media dinyatakan layak digunakan dalam proses belajar
mengajar pada sub materi peranan bakteri di kelas X SMA.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut: Ekstrak sawo manila memiliki daya antibakteri terhadap E. coli yang
ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat pada medium biakan E. coli.
Konsentrasi ekstrak sawo manila yang memiliki daya antibakteri efektif terhadap
E. coli adalah pada konsentrasi 75%.Perangkat pembelajaran yang dikembangkan
tergolong valid sehingga layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran pada
sub materi peranan bakteri di kelas X SMA.

SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, beberapa hal dapat dikaji lebih dalam
yaitu: Perlu memperbanyak ulangan pada perlakuan agar dapat memperkecil
kesalahan pada hasil penelitian yang diperoleh. Implementasi dari perangkat serta
media pembelajaran dapat dilanjutkan dengan penelitian tentang efektivitas
proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat dan media pembelajaran
yang telah dikembangkan.

13
DAFTAR RUJUKAN

Ambarwati. 2007. Efektifitas Zat Antibakteri Biji Mimba (Azadirachta indica)


Untuk Menghambat Pertumbuhan Salmonella thyposa dan Staphylococcus
aureus. (Online). http://biodiversitas.mipa.
uns.ac.id/D/D0804/D080415.pdf, diakses 20 September 2012)

Agoes, Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Lpp UNS dan UNS Press

Astawan, Made. 2011. Buah Sawo baik Untuk Jantung. (Online). (http://herbal-
alam.blogspot.com/2010/07/buah-sawo-baik-untuk-jantun g.html, diakses
16 Juni 2011)

Bachtiar, Subchan Y. Wahju T. dan Nanik S. 2012. Pengaruh Ekstrak Alga


Cokelat (Sargassum sp.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli.
(Online). (http://journal.unair.ac.id/filerPDF/53-60.pdf, diskases 25 Mei
2013)

Badjoeri, Muhammad. 2007. Bakteri E.coli Pada Beberapa Sumur Penduduk dan
Sungai di Wilayah Pasar Krui dan Desa Rawas Lampung Barat. Pusat
Penelitian Limnologi, LIPI: Tulisan Pendek

Devi, Poppy K., Renny S., Khairuddin. 2009. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan IPA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Asnan zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta

Dwijoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Fahmi, Febry. 2008. Daya Antibakteri Ekstrak Metanol Rimpang Lengkuas Merah
(Alpinia purpurata K. Schum) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli Secara In Vitro. Pekan Baru : Universitas Riau

Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada

Gaspersz, Vincent. 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Bandung:


Tarsito

Gomez, Kwanchai A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Edisi


Kedua. Jakarta: U I Press

14
Hakimah, Indi Ainun. 2010. 81 Macam buah Berkhasiat Istimewa. Jawa Tengah:
Syura Media Utama

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Bandung: ITB

Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hayati, Elok Kamilah. Tanpa Tahun. Dibalik Mukzizat Tanaman Belimbing


Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Sebagai Pengawet Alami. (Online).
(http://elokkamilah.wordpress.com/kimia-farmasi-dan-medi sinal-2/dibalik-
mukzizat-tanaman-belimbing-wuluh-averrhoa-bilimbi-linn- sebagai-
pengawet-alami/, diakses 15 Januari 2012)

Houghton, Andrew R. dan David Gray. 2012. Chamberlain’s Gejala dan Tanda
dalam Kedokteran Klinis. Cetakan ke 1. Edisi ke 13. (Penterjemah:
Paramita). Jakarta: PT. Indeks

Ilmi, Miftahul. 2007. Isolasi Dan Karakterisasi Enzim Kitinolitik Dari Bakteri
Asam Limbah Pengolahan Udang. (Online). (http://www.
scribd.com/doc/55304711/13/DISKUSI-PARIPURNA, diakses 16 Juni
2011)

Inayati, Hurry. 2007 Potensi Antibakteri Ekstrak Daun Kedondong Bangkok


(Spondias dulcis Forst.). (Online) (http://repository.ipb.ac.id/
bitstream/handle/123456789/33134/G07hin.pdf, diakses 25 Mei 2013)

Jefkins, Frank. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga

Juliantina, Farida., Dewa Ayu C., Bunga N., Titis N., Endarwati Tri B., Tanpa
tahun. Manfaat sirih merah (Piper crocatum) sebagai agen anti bakterial
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. (Online).
(http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/article/viewFile/543/ 467, diakses
25 September 2012)

Julyanto, Dimas T. 2010. Struktur Komunitas Fitoplankton Di Perairan Hutan


Mangrove Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Serta Implementasi Hasil
Penelitian Dalam Pembuatan Media Poster Untuk Sub Materi Ekosistem
Estuari Di Kelas X SMA. Skripsi. FKIP Untan

Kardinan, Agus dan Taryono. 2003. Tanaman Obat Penggempur Kanker.


Agromedia Pustaka : Depok

Kelompok Kerja Ilmiah. 1993. Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan


Pengujian Klinik. Jakarta: Phytomedica

Khunaifi, Mufid. 2010. Uji Aktifitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong


(Anredera cordifolia (Ten) Steenis Terhadap akteri Staphyilococcus aureua

15
dan Pseudomonas aeruginosa). (Online). (http://lib.uin-
malang.ac.id/thesis/fullchapter/03520025-mufid-khunaifi. ps, diakses 15
September 2012)

Pasaribu, Liza Monika. 2012. Pengaruh Metode Ceramah Dengan Menggunakan


Media Realia Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V Semester II SDN Kutowinangun 07 Tahun Pelajaran
2011/2012. (Online).
(http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/986/T1_292
008278_BAB%20II.pdf?sequence=3, Diakses 21 Mei 2013)

Pelczar, Michael J dan E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. (Jilid 2).
Jakarta : UI Press

Rinawati, Nanin Dwi. Tanpa Tahun. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit


(Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus. (Online).
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13710-Paper-370813. pdf,
diakses 15 September 2012)

Rini, Tika Martika. 2012. Uji Resistensi Bakteri Escherichia coli Terhadap Empat
Antibiotik (Amoxillin, Ampicillin, Kloramfenikol dan Siprofloksasin) Secara
In Vitro. (Online).
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211003/A
WAL%20TIKA%2008.003.pdf, diakses 15 Januari 2013)

Rochani, Siti. 2009. Penggunaan Pendekatan CTL Dilengkapi Media Poster


untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X Semester Gasal di SMA Negeri 1
Jakenan Pati. Skripsi. UNS Surakarta.
(Online).(http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=13447,
Diakses 30 September 2011).

Rukmana, Rahmat. 1997. SAWO. Yogyakarta: Kanisius

Sastrohamidjojo, Hardjono. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press

Syahid, Abdul. 2009. Uji Beda Nyata Terkecil. (Online). (http://abdulsyahid-


forum.blogspot.com/2009/03/uji-beda-nyata-terkecil-bnt.html, diakses 25
September 2011)

Volk, Wesley A dan Margaret F Wheeler. 1989. Mikrobiologi Dasar. (Jilid 2).
Jakarta: Erlangga

Volk, Wesley A dan Margaret F Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. (Jilid 1).
Jakarta: Erlangga

16
Waluyo, Lud. 2008. Teknik Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM
Press

Winarno, Aris Niti. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Langsung


Dengan Metode Kumon Pada Pokok Bahasan Komposisi Fungsi dan Invers
Fungsi di Madrasah Aliyah Kabupaten Ngawi. Tesis. Universitas Sebelas
Maret : Surakarta

Yamasari, Yuni. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis


ICT yang Berkualitas. Surabaya: Seminar Nasional Pasca sarjanaX-ITS

17

Anda mungkin juga menyukai