Anda di halaman 1dari 28

USG DALAM OBSTETRI

DISUSUN OLEH :

JIHAN ASMA PUTRI

STASE RSKDIA PERTIWI

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2017

0
ULTRASONOGRAFI DALAM KEHAMILAN

I. Fisika dasar gelombang suara


Semakin tinggi frekuensi gelombang suara, panjang gelombangnya akan semakin
pendek. Semakin pendek panjang gelombang suara yang ditransmisikan ke dalam
medium, daya penetrasinya akan semakin berkurang. Pada pemeriksaan USG, semakin
pendek panjang gelombang yang ditransmisikan ke dalam medium, daya resolusinya
akan semakin baik. Daya resolusi adalah kemampuan membedakan 2 titik terdekat secara
terpisah.1

Gambar 1. Alat USG

II. Bioefek gelombang ultrasonik


Pada kehamilan trimester 1, struktur jaringan embrio belum terisi tulang, sehingga efek
termal yang ditimbulkan gelombang oleh gelombang ultrasonik tidak signifikan. Jaringan
embrio atau janin tidak berisi gas, sehingga praktis tidak mengalami fenomena kavitasi.1
III. Teknik Pemeriksaan USG
Ada dua cara dalam pemeriksaan USG, yaitu :1
 Transabdominal (USG-TA)1
Transduser (probe) yang digunakan untuk pemeriksaan USG-TA adalah jenis linear
atau konveks.Pemeriksaan USG-TA terutama dikerjakan pada kehamilan trimester II
dan III.
Pada kehamilan trimester I, pemeriksaan USG-TA sebaiknya dikerjakan melalui
kandung kemih yang terisi penuh (sehingga disebut juga pemeriksaan USG

1
transvesikal), gunanya untuk menyingkirkan usus keluar dari rongga pelvik, sehingga
tidak menghalangi pemeriksaan genitalia interna. Massa usus yang berisi gas akan
menghambat transmisi gelombang ultrasonik.
Pada kehamilan trimester II dan III uterus telah cukup besar dan letaknya di luar
rongga pelvik.Volume cairan amnion sudah cukup banyak.Pemeriksaan USG-TA
dapat dikerjakan tanpa memerlukan persiapan kandung kemih.
 Transvaginal (USG-TV)1
Pemeriksaan USG-TV dilakukan dalam keadaan kandung kemih yang
kosong.Biasanya pemeriksaan USG-TV dilakukan pada kehamilan trimester I.
Berbeda dengan USG-TA, pemeriksaan USG-TV harus dilakukan dalam keadaan
kandung kemih yang kosong agar organ pelvik berada dekat dengan permukaan
transduser dan berada dalam area penetrasi transduser. Jika dibandingkan USG-TA
(yang harus dikerjakan dalam keadaan kandung kemih penuh), pemeriksaan USG-TV
pada kehamilan trimester I lebih dapat diterima oleh pasien. Pemeriksaan USG-TV
dapat dilakukan setiap saat, dan organ pelvik berada dalam posisi yang sebenarnya.
a) Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester I
Pada pemeriksaan USG trimester pertama, terutama jika pasien hamil dengan usia
gestasi di bawah 10 minggu, penggunaan USG transvaginal adalah metode yang lebih
baik daripada menggunakan USG transabdominal. Karena keakuratan USG
transvaginal pada usia kehamilan muda lebih akurat daripadaUSG transabdominal.

Yang harus dinilai oleh pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan USG trimester I
adalah:

1. Penentuan adanya kehamilan intrauterine


2. Penentuan adanya denyut jantung mudigah atau janin
3. Penentuan usia kehamilan
4. Penentuan kehamilan kembar
5. Perdarahan pervaginam
6. Terduga kehamilan ektopik
7. Terdapat nyeri pelvic
8. Terduga kehamilan mola
9. Terduga adanya tumor pelvic atau kelainan uterus

2
10. Membantu tindakan invasif, seperti pengambilan sampel jaringan vili koriales
(chorionic villus sampling), pengangkatan IUD

Tabel 1. Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester 12 obst william 24th
b) Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III
Beberapa indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III, antara lain:
1. Penentuan usia kehamilan
2. Evaluasi pertumbuhan janin
3. Terduga kematian janin
4. Terduga kehamilan kembar
5. Terduga kelainan volume cairan amnion
6. Evaluasi kesejahteraan janin
7. Ketuban pecah dini atau persalinan preterm
8. Penentuan presentasi janin
9. Membantu tindakan versi luar
10. Terduga inkompetensia serviks
11. Terduga plasenta previa
12. Terduga solusio plasenta

3
13. Terduga kehamilan mola
14. Terdapat nyeri pelvic atau nyeri abdomen
15. Terduga kehamilan ektopik
16. Kecurigaan adanya kelainan kromosomal (usia ibu ≥35 tahun, atau hasil tes
biokimiawi abnormal)
17. Evaluasi kelainan congenital
18. Riwayat kelainan congenital pada kehamilan sebelumnya
19. Terduga adanya tumor pelvic atau kelainan uterus
20. Membantu tindakan invasive seperti amniosentesis, kordosentesis atau
amnioinfusi.

Tabel 2. Indikasi pemeriksaan USG pada kehamilan trimester 2 dan 32

4
.

Ultrasonografi kehamilan trimester 1

1. Kantung Gestasi

Dengan USG-TV yang cukup baik kualitasnya, struktur kantung gestasi (KG)
intrauterine dapat terlihat mulai kehamilan 4,5 minggu (17 hari pascakonsepsi, atau
sekitar 10 hari sejak blastosis bernidasi ke dalam lapisan endometrium). Pada saat itu
diameternya mencapai 2-3 mm. Struktur KG intrauterine secara konsisten terlihat
mulai kehamilan 5 minggu. Saat diameternya mencapai ≥5 mm.Dengan USG-TA
kehamilan intrauterine dapat terlihat setelah diameter KG mencapai 5mm; dan secara
konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG mencapai ≥ 10mm.1

Gambaran kantung gestasi pada pemeriksaan USG terlihat sebagai struktur kistik
(anekoik) berbentuk budar atau oval, dengan dinding yang hiperekoik, dan letaknya
eksentrik di dalam lapisan endometrium yang menebal.

5
Kegunaan pengukuran kantung gestasi:3

-
Mengkonfirmasi kehamilan intrauterine
-
Membantu kalkulasi usia gestasi sebelum adanya embrio
Pada tahap gestasi awal, dimana embrio belum terlihat, yaitu sekitar usia
kehamilan 4 sampai 6 minggu, usia gestasi ditentukan berdasarkan mean sac
diameter (MSD), yaitu diameter internal rerata dari kantong gestasi. Diukur
berdasarkan rata-rata dari diameter antero-posterior, diameter transversalis, dan
diameter longitudinal. MSD diukur berdasarkan diameter internal rerata dari
kantung korion yang berisi cairan korion.3,4 Berikut merupakan tabel estimasi usia
gestasi berdasarkan MSD.

Tabel 4. Korelasi MSD dengan usia gestasi4


-
Mendiagnosa keguguran (miscarriage)

2. Yolk sac
Suatu kehamilan intrauterine baru dapat dipastikan setelah terlihat struktur yolk sac di
dalam KG.Yolk sac berbentuk cincin berdinding tipis yang letaknya didalam ruang
korion. Dengan USG-TV yolk sac akan konsisten terlihat mulai kehamilan 5,5
minggu, saat diameter KG ≥ 10 mm; sedangkan dengan USG-TA yolk sac akan
konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu setelah diameter KG ≥20mm.1

6
Selama kehamilan 5-10 minggu diameter yolk sac mencapai 5-6 mm. Setelah itu yolk
sac akan menyusut dan pada kehamilan 12 minggu biasanya tidak terlihat lagi.1

Apabila yolk sac tidak ditemukan di dalam kantung gestasi yang diameternya >10mm
(USG-TV) atau >20mm (USG-TA), maka kemungkinan besar kehamilan tidak akan
berkembang normal dan akan mengalami abortus.1

Gambar 3. Gambaran yolk sac pada USG3

3. Mudigah dan Janin

Dengan USG-TV struktur mudigah pertama kali dapat terlihat pada kehamilan 5,5
minggu, berupa penebalan pada sebagian dinding yolk sac. Panjangnya sekitar 2-3mm
dan belum memperlihatkan denyut jantung. Panjang mudigah akan bertambah sekitar
1-2mm per hari. Panjang mudigah dinyatakan dengan ukuran jarak kepala-bokong
(JKB) atau crown-rump length (CRL), meskipun sebelum kehamilan 8 minggu bagian
kepala dan badan masih belum dapat dibedakan.

Cara melakukan pengukuran crown-rump length (CRL) :

 Diukur pada posisi netral (mendatar)


 Pengukuran diukur dari kepala sampai bokong
 Jangan sampai ekstremitas dan yolk sac ikut terukur
 Tingkat kesalahan sekitar 5-7 hari
 Masih relevan diukur sampai usia gestasi 12 minggu

7
Pengukuran denyut jantung mudigah sebaiknya dilakukan melalui cara M-mode
(Motion mode) dan tidak dengan cara Doppler. M-mode merupakan tampilan linear
dari aktivitas siklus jantung, dengan waktu (onset) yang berada sejajar pada axis X,
dan motion berada sejajar pada axis Y. Apabila terdapat kelainan dari frekuensi
denyut atau irama jantung, M-mode akan menampilkan gelombang atrial dan ventrikel
yang terpisah. Hal ini menjelaskan mengapa M–mode sering digunakan untuk
mendeteksi adanya aritmia jantung, serta menilai respon pengobatan penderita aritmia
jantung.2

Frekuensi denyut jantung(FDJ) mudigah pada kehamilan 6 minggu adalah sekitar 110
denyut per menit (dpm), meningkat mencapai 175 dpm pada kehamilan 9 minggu,
kemudian menurun hingga 166 dpm pada kehamilan 12 minggu. Apabila FDJ <80
dpm pada kehamilan 6 minggu; atau <100 dpm pada kehamilan ≥ 7 minggu,
umumnya mudigah akan mati dalam beberapa hari kemudian.1

Gambar 4. M-mode pada pemeriksaan USG 2

8
4. Penentuan Usia Kehamilan

Penentuan usia kehamilan melalui pemeriksaan USG paling akurat bila dilakukan
pada kehamilan trimester I. Pada saat itu laju pertumbuhan mudigah paling cepat dan
variasi biologiknya paling kecil. Sebelum struktur mudigah dapat terlihat, penentuan
usia kehamilan dilakukan melalui pengukuran diameter rata-rata kantung gestasi
(KG). Setelah struktur mudigah terlihat, maka usia kehamilan ditentukan melalui
pengukuran panjang mudigah (JKB). Mulai trimester I pertumbuhan janin sudah
cukup besar dan bagian-bagian spesifik janin (seperti kepala dan ekstremitas) sudah
dapat dilihat lebih jelas. Sejak saat itu pengukuran JKB tidak akurat lagi, dan
penentuan usia kehamilan sebaiknya dilakukan melalui pengukuran bagian-bagian
spesifik janin, seperti diameter biparietal (BPD).1

Pengukuran diameter KG untuk menentukan usia kehamilan hanya akurat bila


digunakan pada usia kehamilan 5-6,5 minggu. Selain menggunakan nomogram
perkembangan KG, usia kehamilan dapat juga dihitung dengan menggunakan formula
sederhana.1

Usia kehamilan (hari) = diameter KG (mm) + 305

Pengukuran JKB dilakukan mulai kehamilan 6 minggu, saat struktur mudigah secara
konsisten terlihat melalui pemeriksaan USG . Jarak-kepala-bokong merupakan
parameter yang paling baik digunakan untuk menentukan usia kehamilan, dengan
tingkat kesalahan ± 3-5 hari. 4

9
1) Usia kehamilan 4 minggu

Gambar 5.

Pada kehamilan 4 minggu biasanya hanya akan terlihat kantong gestasi berdiameter 2-
5mm, tertanam dalam endometrium. Yolk sac biasanya belum dapat teridentifikasi.

2) Usia kehamilan 5 minggu

Gambar 6.

Kantong gestasi tampak dalam cavum uteri, dikelilingi endometrium, dan berisi
embrio yamg tampak seperti garis lurus menempel pada yolk sac.

10
3) Usia Kehamilan 6 minggu

Gambar 7.

Bentuk embrio mulai berubah dari lurus menjadi sedikit fleksi. Ductus vitellinus
tampak menghubungkan embrio dengan yolk sac.Panjang embrio berkisar 4-10mm.

4) Usia Kehamilan 8 minggu

Gambar 8

.Embrio tampak terpisah dari yolk sac dan dihubungkan melalui ductus vitellinus,
berbentuk seperti huruf “C” dengan bagian kepala tampak dominan. Mulai terlihat tonjolan
ekstremitas. CRL berkisar 11-16 mm. Sudah mulai dapat dibedakan struktur kepala dari
bagian tubuh janin.

5. Kehamilan kembar

Kemungkinan suatu kehamilan kembar dapat diketahui sejak usia kehamilan 5


minggu, dengan melihat jumlah kantung gestasi di dalam kavum uteri. Diagnosis

11
definitif kehamilan kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih dari satu mudigah
yang menunjukkan aktivitas denyut jantung.

Gambar 9.

Gambaran USG hamil kembar pada usia gestasi 5 minggu dengan dua kantung
gestasi.

Gambar 10.

Gambaran USG hamil kembar pada usia gestasi 5 minggu dengan dua yolk sac.

12
Gambar 11.

Gambaran kehamilan kembar pada usia gestasi 10 minggu. Pada gambar ini, terlihat
bahwa kehamilan multiple nya terdiri dari dua amnion, dan dua khorion.

VI. Pemeriksaan USG kehamilan trimester 2 dan 3

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan USG pada kehamilan
trimester II dan III adalah:1

1. Keadaan janin
2. Usia gestasi
3. Cairan ketuban
4. Plasenta

1.Keadaan janin1

 janin hidup atau mati, dengan cara kita mencari pulsasi jantung janin
 jumlah janin, kita perhatikan apakah tunggal/multipel, jika lebih dari 1 janin, harus
ditentukan khorionitas dan amnionitas
 kelainan kongenital mayor
 presentasu dan letak janin, jika usia gestasi sudah memasuki trimester III, harus
diperhatikan letak janin, apakah memanjang/melintang, oblique, dan presentasi/bagian
terbawahnya, apakah presentasi kepala, atau presentasi bokong

2.Usia gestasi1

Menentukan usia gestasi pada trimester II dan III berbeda dengan trimester I. Penentuan
usia kehamilan pada trimester II paling akurat dilakukan sebelum kehamilan 20 minggu.
Setelah kehamilan 20 minggu, variasi pertumbuhan janin semakin melebar, sehingga

13
pengukuran biometri untuk menentukan usia kehamilan menjadi tidak akurat lagi.
Pemeriksaan USG serial dengan interval sedikitnya 2 minggu dapat menambah akurasi
pemeriksaan.

Berbagai struktur anatomi janin dapat digunakan sebagai biometri untuk menentukan
usia kehamilan, yaitu:3,4

 Diameter biparietal (Biparietal Diameter/BPD)


 Diameter Oksipito Frontalis (Occipito Frontal Diameter/OFD)
 Lingkar kepala (Head Circumference/HC)
 Panjang humerus (Humerus Length/HL)
 Lingkar Perut (Abdominal Circumference/AC)
 Panjang Femur (Femur Length/FL)

2.1. Diameter Biparietal (Biparietal diameter/ BPD)

Sebelum mengukur diameter biparietal, kita harus mendapatkan gambaranpotongan


melintang kepala, adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:3,4

1. Gambaran seperti bola rugby


2. Echo garis tengah terletak simetris dari anterior ke posterior kepala dan berjalan
sepanjang kepala
3. Kavum septum pelusidum membelah echo garis tengah pada sepertiga anterior kepala
4. Diameter biparietal diukur dari parietal yg satu ke parietal yg lain, dari outer-inner,
atau outer-outer

2.2. Lingkar kepala (Head circumference/ HC)

Dalam mengukur lingkar kepala, cara menampilkan kepala sama dengan cara
menampilkan kepala untuk mengukur BPD. Lingkar kepala diukur pada sisi luar tulang
kepala (outer-outer) 3,4

2.3. Diameter Antero-Posterior (antero-posterior diameter)

Dalam mengukur diameter antero-posterior, cara menampilkan kepala sama dengan cara
menampilkan kepala untuk mengukur BPD. Diameter antero-posterior diukur dengan cara
mengukur jarak dari os occipital ke os frontal, diukur outer-outer.

14
Gambar 12.

Tampilan potongan melintang kepala yang baik untuk mengukur BPD, HC dan APD.Kepala
berbentuk seperti bola rugby, terlihat echo garis tengah dan septum pelusidum yang
memotong di sepertiga, dan terlihat thalamus.

2.4. Mengukur lingkar perut (Abdominal circumference / AC)

Sebelum mengukur lingkar perut, kita harus bisa dulu menampilkan potongan melintang
perut yang benar, caranya adalah: 3,4

1. Ambil potongan longitudinal tubuh janin sehingga tampak gambaran vertebra, dan
jantung
2. Setelah tampak jantung, putar transducer 90 derajat hingga tampak gambaran
transversal jantung,
3. Lalu gerakkan transducer beberapa milimeter ke inferior hingga tampak gambaran
vertebra, gaster, dan vena umbilikal dalam satu bidang potong.

15
4. Setelah mendapatkan potongan melintang abdomen yang baik, maka dapat diukur
diameter abdomen, yang diukur dari sisi luar kulit.

Gambar 13.

Gambaran potongan melintang abdomen yang baik, dimana terlihat vertebrae, gaster
dan vena umbilical

2.5. Mengukur Panjang femur (Femur length / FL)

Pertama tentukan letak kepala.3

1. Lakukan rotasi sampai tampak vertebra sampai daerah lumbal atau sacrum.
2. Lakukan rotasi 45 derajat ke kiri atau ke kanan untuk mencari gambaran femur yang
baik.
3. Untuk mendapatkan femur yg baik, transduser harus sejajar dengan femur.
4. Panjang femur diukur dari ujung ke ujung

16
Gambar 14.
Gambaran femur yang baik, panjang femur diukur dari ujung-ujung.

Mayoritas pada kehamilan normal, pengukuran diameter biparietal dan panjang femur
merupakan penentu usia kehamilan yang paling akurat pada kehamilan trimester kedua.3

VII. Pemeriksaan cairan amnion

Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: pemeriksaan secara
subjektif, pemeriksaan dengan vertical deep single pocket, dan dengan metode AFI
(Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan.1,3

 Secara Subjektif

 Membutuhkan pengalaman yang cukup


 Secara subjektif dikatakan normal bila: tampak sebagian tubuh janin melekat
pada dinding uterus, dan sebagian lagi tidak menempel ,diantara tubuh janin
dan dinding uterus masih terdapat cairan amnion

 Secara Single Pocket

 Berdasarkan satu kuadran saja


 Diambil kantong terbesar yang terletak antara dinding uterus dan tubuh janin
 Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di dalam area pengukuran tersebut

17
Gambar 15.

Gambar di atas adalah contoh pengukuran secara single pocket, dimana yang diukur
adalah jarak vertical terjauh antara bagian janin dan dinding uterus, dan tidak ada
bagian janin yang terletak dalam area pengukuran tersebut.

18
Hasil Pengukuran Interpretasi

>2cm , <8cm Volume cairan amnion normal

>8cm Polihidramnion

8-12cm Polihidramnion ringan

12-16cm Polihidramnion sedang

>16cm Polihgidramnion berat

>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang

<1 cm Oligohidramnion

Tabel 5. Interpretasi pengukuran cairan amnion berdasarkan single pocket

 Pengukuran Amnion dengan metodePhelan (4 kuadran / AFI)

 Abdomen dibagi atas 4 kuadran


 Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya
 Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang horizontal dan tidak ada boleh
ada bagian janin diantaranya

Gambar 16.

Pemeriksaan cairan amnion menurut Phelan, abdomen dibagi atas 4 kuadran, dan setiap
kuadran diukur indeks cairan amnionnya

19
Gambar 17.

Cara meletakkan probe yang benar pada perut pasien.

Hasil Pengukuran Interpretasi

<4 cm Oligohidroamnion

4 – 8 cm Cairan amnion berkurang

8 – 16 cm Normal

16 – 25 cm Cairan amnion banyak

>25 cm Polihidroamnion

Tabel 6. Interpretasi Pengukuran cairan amnion dengan metode AFI

VII. Pemeriksaan plasenta

a. Menentukan letak plasenta : untuk menentukan apakah letak plasenta normal (di
fundus / corpus uteri, atau abnormal (plasenta previa/ plasenta marginal/ plasenta
letak rendah)
b. Menentukan grade maturasi plasenta : untuk menentukan apakah kehamilan tersebut
cukup bulan (aterm) atau tidak.1,3

20
1) Grade 0
Lempeng korionik terlihat halus, struktur plasenta tampak homogen, tidak tmpak
densitas ekogenik (padat), juga untuk daerah basal.
2) Grade 1
Struktur plasenta tampak dengan gambaran densitasnekogenik yang menyebar
dengan baik. Bentuknya seperti garis yang sejajar dengan dengan sumbu panjang
dari plasenta (sejajar dengan lempeng korionik, sedangkan lapisan basal plasenta
tetap tidak memperlihatkan densitas ekogenik). Apabila nanti plasenta menjadi
matur, maka akan terdapat endapan kalsium dan jaringan fibrosa yang dengan
pemeriksaan ultrasound akan tampak sebagai suatu densitas plasenta yang
berubah.
3) Grade 2
Ketika plasenta menjadi matur, densitas ekogenik menjadi lebih banyak dan lebih
padat. Lempeng korionik tampak nyata sekali serupa dengan garis densitas
ekogenik (densitas seperti bentuk koma). Tanda konfigurasi grade 2 adalah
adanya densitas ekogenik pada lapisan basal, yang berbentuk garis dan terletak di
garis basal sejajar dengan sumbu panjang dari plasenta, dengan ukuran panjang
sekitar 6 mm.
4) Grade 3
Konfigurasi pada plasenta grade 3 menunjukkan plasenta yang terbagi-bagi
(kotiledon). Lempng korionik melekuk, walaupun tidak selalu mudah terlihat.
Tampak densitas linier yang meningkat, dan melebar ke lapisan basal plasenta
tanpa terputus-putus (merupakan suatu densitas berbentuk koma yang tidak
terputus).

21
Gambar 18.Grading maturasi plasenta3

c. Kelainan bentuk plasenta


Bentuk normal menyerupai cakram. Dalam perkembangannya, plasenta dapat
mengalami berbagai variasi kelainan bentuk. Kelainan yang dapat diketahui melalui
pemeriksaan USG adalah plasenta membranesa, plasenta suksenturia, plasenta
bilobata dan plasenta sirkumvalata.
d. Menentukan kelainan ukuran plasenta.
Sampai kehamilan 20 minggu, tebal plasenta tidak lebih dari 2-3 cm. menjelang aterm
ketebalannya mencapai 4-5 cm.
e. Perlekatan abnormal plasenta
Dalam perkembangannya, plasenta melekat pada dinding uterus melalui desidua
basalis. Kadang-kadang desidua basalis tidak terbentuk sempurna sehingga vili
korionik melekat langsung pada miometrium (plasenta akreta), menginvasi lapisan
miometrium (plasenta inkreta), bahkan menembus lapisan miometrium dan serosum
uterus (plasenta pankreta). Diagnosis plasenta akreta melalui USG menjadi lebih
mudah bila implantasi plasenta berada di segmen bawah uterus bagian depan.
f. Solutio plasenta
Adalah peristiwa terlepasnya plasenta yang letaknya normal dari dinding uterus
sebelum waktunya. Lokasi tersering adalah di daerah retroplasenta atau daerah
22
marginal. Perlepasan di retroplasenta terjadi karena rupture arteri spiralis; sedangkan
di marginal karena rupture vena marginalis. Namun, solusio plasenta seringkali tidak
terdiagnosis melalui pemeriksaan USG.
g. Tumor plasenta
Tumor yang sering terdapat pada plasenta adalah koriongioma. Pada USG,
korioangioma terlihat sebagai massa padat hiperekoik terletak di daerah subkorionik
dan sering menonjol dari permukaan fetal plasenta.

Penentuan pertumbuhan besar janin

Pada pemeriksaan USG, penilaian pertumbuhan janin terutama didasarkan atas


penilaian ukuran anatomi dan perubahan fungsional janin selama masa kehamilan.
Penyimpangan pada prose pertumbuhan janin bisa dketahui lebih mudah dengan
ukuran anatomi janin.1

VIII. KELAINAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER I

1. Kehamilan nirmudigah (blighted ovum,anembryonic pregnancy, empty amnion)


Kehamilan nirmudigah sering dijumpai pada kehamilan trimester I, terjadi akibat
kegagalan pembentukan mudigah. Mungkin terjadi karena perkambangan mudigah
terhenti sebelum dapat terdeteksi dengan USG, atau mudigah mati dan mengalami
resorpsi sehingga tidak terlihat dengan USG. Sekitar 50-90% abortus yang terjadi pada
kehamilan trimester 1 disebabkan oleh kehamilan nirmudigah yang sering berhubungan
dengan kelainan kromosom.1

Diagnosis kehamilan nirmudigah ditegakkan bila :1

 Struktur mudigah tidak terlihat dalam kantong gestasi (KG) yang diameternya >25
mm dengan USG-trans abdominal
 Kantong amniomn tidak berisi mudigah
2. Perdarahan pada kehamilan trimester I
Abortus imminens pada kehamilan trimester 1 biasanya disebabkan oleh pendarahan
retrokorionik yang letaknya dibelakang korion frondosum dan ppendarahan subkorionik
yang letaknya di belakang selaput korion dan mengisi kavum uteri . Perdarahan terjadi
karena terlepasnya sebagian korion frondosum dari dinding uterus. Pendarahan
retrokorionik dan subkorionik umunya terjadi bersamaan. Perdarahan yang masih baru

23
terlihat hiperekoik terhadap korion sedangkan yang sudah berlangsung 1-2 minggu
terlihat hipoekoik atau anekoik.
Gambaran USG pada abortus insipiens bervariasi tergantung pada jumlah perdarahan,
kondisi kantong gestasi, dan derajat pembukaan serviks.Sering kali KG bentuknya
irregular, letaknya turun ke bagian bawah kavum uteri, atau mengisi kanalis servikalis
yang terbuka.
Gambaran abortus inkompletus tidak spesifik tergantung pada usia kehamilan dan
banyaknya sisa jaringan konsepsi yang tertinggal di kavum uteri. Kavum uteri mungkin
berisi KG yang bentuknya tidak utuh lagi.Mungkin juga sisa konsepsi terlihat sebagai
massa ekogenik yang tebal irregular dalam kavum uteri.

Gambar 19.
Gambaran abortus inkomplit pada pemeriksaan USG 3

Pada abortus kompletus, seluruh


hasil konsepsi telah dikeluarkan dari
kavum uteri.Endometrium
akan tampak tipis, dan reguler.

24
Gambar 20.
Gambaran abortus komplit pada pemeriksaan USG 3

Missed abortion merupakan kematian hasil konsepsi sebelum kehamilan 22 minggu


dan tertahan di kavum uteri selama 8 minggu atau lebih.

Gambar 21.
Gambaran missed abortion pada pemeriksaan USG 3

3. Kehamilan mola (Mola Hidatinosa)


Merupakan penyakit trofoblas gestasional yang paling sering dijumpai terutama pada
awal dan akhir masa reproduksi. Bisa berupa komplit, yaitu proliferasi jaringan trofoblas;
inkomplit, yaitu proliferasi trofoblas disertai elemen mudigah. Gambaran USG mola pada

25
trimester I tidak spesifik. Bisa terlihat menyerupai kehamilan nirmudigah dengan dinding
yang menebal, missed abortion, abortus inkompletus, mioma berdegenarasi kistik, atau
hiperpalsi endometrium. Dalam hal ini pemeriksaan β-HCG serum sangat membantu
dalam menegakkan diagnosis.

4. Kehamilan ektopik1
Kehamilan ektopik (KE) adalahkehamilan dimana implantasi blastosis terjadi diluar
kavum uteri. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap KE adalah:
 Riwayat KE sebelumnya
 Kontrasepsi IUD
 Kegagalan sterilisasi
 Peradangan pelvik
 Bayi tabung (fertilisasi in vitro)

Diagnosis definitif KE ditegakkan bila terlihat KG terisi struktur mudigah hidup yang
letaknya di luar kavum uteri. Diagnosis KE sukar ditegakkan pada hamil yang masih
muda sehingga memerlukan pemeriksaan serial. Gambaran spesifik kehamilan tuba
berupa massa ekogenik berbentuk sirkular dengan diameter 10-30 mm yang letaknya di
adneksa. Di bagian tengahnya terlihat struktur anekoik yang berasal dari kantong gestasi,
sehingga massa adneksa membentuk gambaran cincin.

Tanda Kegagalan Kehamilan

Tanda kegagalan kehamilan dapat kita ketahui dengan melihat berbagai hal sebagai
berikut:

 Kejadian penting dalam trimester I tidak ditemukan


 Diameter rata-rata kantong gestasi >10 mm tanpa yolk sac
 Diameter rata-rata kantong gestasi >18 mm tanpa embrio
 Panjang CRL > 5mm namun tak tampak denyut jantung

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S.Buku ilmu kebidanan. Ed 4. Jakarta: PT. Bina pustaka sarwono


prawirohardjo; 2010; p.247-69.
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al.
Williams obstetrics. 24th Ed. United States: Mc Graw Hill Education; 2014; p.94-231.
3. Chudleigh T, Thilanagathan B. Obstetric ultrasound: how, why, and when. 3rd Ed.
London: Elsevier Churchill Livingstone; 2004; p.17-51, 95-148, 177-84.

27

Anda mungkin juga menyukai