PERSALINAN PRETERM
Jusuf S. Effendi
Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSHS Bandung
A. Pendahuluan
Penilaian keadaan serviks uteri pada wanita hamil merupakan hal yang
rutin dilakukan dalam bidang obstetri selain untuk menilai keadaan kehamilan
juga dilakukan untuk menilai kemajuan persalinan. Pada keadaan-keadaan
patologis, penilaian serviks dilakukan untuk menentukan tindakan atau
pengobatan selanjutnya, misalnya pada abortus dilakukan penilaian serviks untuk
melihat apakah kehamilan bisa diakhiri dengan pengosongan secara digital
ataukah harus dengan tindakan kuretase. Pada pasien dengan ancaman persalinan
preterm dinilai sejauh mana serviks mengalami dilatasi dan pendataran dikaitkan
dengan upaya pencegahannya. Demikian pula pada pasien dengan riwayat abortus
atau persalinan preterm berulang yang diduga disebabkan kelemahan serviks
(inkompetensi serviks) pemeriksaan serviks dilakukan untuk menentukan apakah
perlu dilakukan penjahitan serviks (cerclage) atau tidak.
Penilaian serviks secara digital juga dilakukan pada saat akan dilakukan
induksi persalinan dengan menilai skor pelvik (Bishop score) untuk meramalkan
keberhasilan induksi persalinan. Semua pemeriksaan serviks tersebut dilakukan
secara digital yang mempunyai nilai subjektivitas dan variasi interobserver yang
tinggi. Untuk keperluan tersebut, saat ini pemeriksaan keadaan serviks pada
wanita hamil terutama untuk menilai inkompetensi serviks dan khususnya untuk
meramalkan kejadian persalinan preterm sudah rutin dilakukan melalui
pemeriksaan USG.
Persalinan preterm masih menjadi permasalahan besar dalam bidang
obstetri selain oleh karena angka kejadiannya cukup tinggi yaitu sekitar 10 15%
dari seluruh persalinan, juga oleh karena angka kesakitan dan kematian bayi yang
dilahirkannya masih tinggi. Kematian bayi kurang bulan masih menempati porsi
terbesar dari kematian perinatal yaitu lebih dari 70%, sedangkan kesakitan yang
ditimbulkannyapun sangat mempengaruhi kualitas hidup bayi.
Penilaian serviks uteri secara digital untuk meramalkan kejadian
persalinan preterm sudah lama dilakukan dan memberikan berbagai kelemahan,
sehingga dicari melalui cara yang lain yaitu melalui pemeriksan ultrasonografi.
Serviks uteri terdiri dari jaringan ikat yang strukturnya erat dan sebagai
komponen utama adalah jaringan ikat kolagen. Keadaan ini menyebabkan struktur
serviks yang fragil dengan integritas yang tinggi dan menyebabkan kanalis
servikalis merupakan saluran yang panjang dengan lubang yang sempit. Panjang
kanalis servikalis pada kehamilan muda diukur dari ostium uteri internum sampai
ostium uteri eksternum, dan panjangnya rata-rata adalah 37 mm yang kemudian
akan semakin memendek dengan bertambahnya usia kehamilan, sampai akhirnya
mengalami pembukaan lengkap pada saat persalinan.
Perubahan serviks pada persalinan preterm dimulai dengan melunaknya
konsistensi serviks yang merupakan tahap awal untuk terjadinya dilatasi dan
pendataran serviks yang berakhir dengan terjadinya persalinan. Hal ini diduga
akibat terjadinya proses inflamasi pada serviks akibat adanya kolonisasi bakteri
pada selaput janin dan rongga amnion yang terjadi beberapa minggu sebelum
persalinan terjadi. Proses ini akan mengaktifkan jejaring sitokin yang melibatkan
Il-1, Il-6, Il-8 dan TNF, memobilisasi netrofil ketempat-tempat inflamasi dan
berakhir dengan dikeluarkannya berbagai enzim pemecah protein oleh sel netrofil
tersebut. Enzim ini akan memecah kolagen dari matriks ekstraseluler serviks uteri
sehingga mengubah struktur jaringan ikat yang erat menjadi jaringan ikat yang
longgar. Keadaan ini akan mengubah struktur serviks yang mula-mula berupa
saluran yang sempit dan panjang menjadi saluran yang lebar dan pendek. Keadaan
inilah yang disebut sebagai dilatasi (dilatation) dan pendataran (effacement) dari
serviks (Sohan).
C. Pemeriksaan serviks secara digital vs ultrasonografi
Pada awal tahun 1980-an transvaginal USG (TV-US) masih sangat jarang
dilakukan, sementara upaya menilai keadaan serviks dilakukan menggunakan
transadominal USG (TA-US) dengan melihat pemendekan kanalis servikalis dan
dilatasi dari OUI. Ada beberapa kendala dalam upaya menilai keadaan serviks
dengan TA-US, yaitu pada wanita yang gemuk akan menurunkan daya lihat pada
serviks yang terletak jauh dari transduser.
Pada kehamilan yang sudah cukup besar, biasanya lebih dari 32 minggu,
kepala janin sering menutupi pandangan kita ke daerah serviks. Selain itu untuk
pemeriksaan dengan TA-US diperlukan kandung kencing yang penuh, dan pada
keadaan ini selain dirasakan tidak nyaman oleh pasien, kandung kencing yang
penuh akan menekan uterus dan memberikan gambaran serviks yang lebih
panjang. Selain itu, keadaan kandung kencing yang penuh ini akan memberikan
gambaran V pada ismus sehingga memberi kesan adanya pseudo-funneling, atau
bahkan OUI yang sebetulnya sudah terbuka oleh karena tertekan oleh kandung
kencing memberikan kesan gambaran OUI yang masih tertutup.
Serviks juga bisa dinilai melalui pemeriksaan USG translabial /
transperineal pada keadaan-keadaan yang tidak memungkinkan dilakukan
pemeriksaan TV-US, misalnya pada ketuban pecah, perdarahan pervaginam atau
pasien yang tidak menyukai probe masuk ke dalam vagina.
2. Indikasi
Untuk melihat perubahan-perubahan pada serviks dalam kehamilan sudah
bisa dilakukan mulai usia kehamilan 14 minggu. Penilaian dilakukan untuk
melihat ada tidaknya inkompetensi serviks terutama pada pasien-pasien
dengan riwayat abortus midtrimester atau persalinan preterm. Kegunaannya
adalah untuk menindak lanjuti pengelolaan dengan melakukan penjahitan
serviks (cerclage). Heath dalam penelitiannya mendapatkan bahwa panjang
serviks < dari 15 mm yang ditemukan pada kehamilan 23 minggu akan
menyebabkan terjadinya persalinan preterm kurang dari 32 minggu pada 50%
kasus. Ternyata sebagian besar dari keadaan ini disebabkan oleh inkompetensi
serviks, dan dengan melakukan penjahitan serviks akan menurunkan risiko
untuk terjadinya persalinan preterm sebanyak 10 kali.
Pemeriksaan panjang serviks uteri yang dilakukan pada kelompok risiko
rendah untuk terjadinya persalinan preterm secara rutin tampaknya tidak
cukup ekonomis dilakukan. Pemeriksaan yang dilakukan pada kelompok ini
hanya mendapatkan sebanyak 1,6% dengan panjang serviks kurang dari 15
mm, sedangkan sisanya mempunyai panjang serviks rata-rata 38 mm.
Untuk melakukan deteksi persalinan preterm dengan pengukuran panjang
serviks menggunakan TV-US sudah banyak dilakukan. Andersen melakukan
penelitian panjang serviks sejumlah wanita hamil dengan usia kehamilan 30
minggu tanpa gejala persalinan, ternyata yang panjang serviksnya < 38 mm
sebanyak 25% selanjutnya mengalami ancaman persalinan preterm, dan
sebanyak 75% dari mereka akhirnya mengalami persalinan preterm. Tongsong
melakukan hal yang sama pada usia kehamilann 28 30 minggu, sebanyak
20% dari kelompok yang panjang serviksnya < 35 mm mengalami ancaman
persalinan preterm, dan selanjutnya 66% dari mereka akhirnya mengalami
persalinan preterm.
Pada pasien-pasien dengan ancaman persalinan preterm dan didapatkan
funneling pada saat pemeriksaan serviks dengan TV-US, ternyata 75% dari
mereka akhirnya mengalami persalinan preterm.
Kehamilan ganda merupakan salah satu risiko untuk terjadinya persalinan
preterm, dan panjang serviks rata-rata lebih pendek dari kehamilan tunggal.
Guzman dalam penelitiannya pada pasien hamil ganda dengan memeriksa
panjang serviks pada usia kehamilan antara 15 28 minggu menyimpulkan
bahwa panjang serviks kurang atau sama dengan 20 mm bisa dijadikan cara
prediksi untuk terjadinya persalinan preterm. Sementara Souka yang
mengukur panjang serviks wanita hamil kembar pada usia kehamilan 23
minggu mendapatkan bahwa bila panjang serviks kurang atau sama dengan 25
mm mempunyai sensitivitas 100% dan 80% untuk terjadinya persalinan
preterm berturut-turut pada usia kehamilan < 28 minggu dan < 30 minggu.
F. Kesimpulan
Penilaian serviks dalam kehamilan merupakan tindakan rutin yang dilakukan
dalam bidang obstetri dengan maksud untuk melakukan diagnosis, menentukan
tindakan dan menilai prognosis dari kehamilannya. Pemeriksaan serviks secara
digital mempunyai banyak kekurangan khususnya untuk melakukan prediksi
persalinan preterm. Untuk maksud ini pemeriksaan USG khususnya dengan TV-
US cukup menjanjikan untuk dijadikan prosedur rutin dalam pengelolaan
ancaman persalinan preterm.
Daftar Pustaka