Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah karena atas rahmat-Nya buku Panduan
Peningkatan Mutu Keperawatan ini dapat diselesaikan dengan baik. Panduan ini diharapkan
dapat mendukung kinerja Komite Keperawatan di Rumah Sakit untuk menjaga kualitas dan
mutu pelayanan keperawatan dalam menjalankan tugas profesinya melalui upaya evaluasi
secara profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien
Kami ucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun yang telah berjuang untuk menyelesaiian
panduan ini, ucapan terima kasih pula kami sampaikan kepada Kontributor yang telah
memberikan masukan yang sangat berharga, dan juga Forum Komite Keperawatan
Indonesia yang sudah memfasilitasi adanya panduan ini. Panduan ini sangat berharga untuk
mendorong peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.
PELAKSANA
- Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS
- Ns. Kartini Roslia Manik, S.Kep, MM
- Ns. Singgih Harijadi, S.Kep, Ners
- Ns. Welas Riyanto, M.Kep, Sp.KMB
- Ns. Kristianawati, S.Kep, M. Biomed
- Ns. Isti Haniyatun K, S.Kep, MNS
- Ns. Sri Martuti, S.Kp. M.Kes
- Ns. Sukani, S.Kep
- Ns. Nani Sutarni, S.Kp, M.Kep, Sp.Kep.Onk
- Ns. Erwin, M.Kep, Sp.Kep.MB
KONTRIBUTOR
- Ns. Erni Yunarwati, S.Kep. Ns. MAP
- Ns. Patricia Suti Lasmani, S.Kep, Ns, MPH
- Ns. Roswita Hasan, S.Kp, M.Kep
- Ns. Sri Widayati, SST, M.Kes
- Ns. Misrah Panjaitan, S.Kep, M.Kep.
- Ns. Nurhayati, M.Kep, Sp.Kep.An
- Ns. Westri Ambarsih, S.Kep
- Ns. Cori Tri Suryani, S.Kp. M.Kes
- Ns. Sofiawatie, S.Kep
- Ns. Sri Supami
- Ns. I Gusti Ayu Nyoman S, S.Kp. M.Kes.
- Ns. Ani Maryani, M.Kep, Sp.Kep.MB
- Ns. Rita Herawati. S.Kp. M.Kep.
- Ns. I Putu Artawan, S.Kep
- Ns. Pasmawiyah, BSc, SPd, M.Kes
A. LATAR BELAKANG.
Dunia keperawatan di Indonesia telah mencapai banyak kemajuan yang sangat berarti.
Kemajuan tersebut meliputi berbagai bidang termasuk di bidang klinis, pendidikan,
penelitian, termasuk juga manajemen keperawatan. Salah satu aspek terpenting dalam
manajemen keperawatan yaitu terkait peningkatan kompetensi SDM keperawatan.
Tenaga keperawatan sebagai salah satu sumberdaya manusia kesehatan terbesar
berpotensi untuk memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan masyarakat,
khususnya di bidang kesehatan. Salah satu kunci utamanya yaitu dengan cara
meningkatkan kemampuan profesional SDM perawat sehingga dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan secara kompeten dan profesional.
Perawat merupakan salah satu profesi yang sangat penting dalam pelayanan
masyarakat yang harus mampu mandiridalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab
pengembangan profesinya. Mengingat jumlah SDM yang begitu besar dengan berbagai
latar belakang pendidikan, kultur, dan budaya kerja yang sangat beragam, maka
dipandang sangat perlu untuk memberikan rambu-rambu dan aturan untuk memandu
pelaksanaan dan pengembangan profesi yang antara lain meliputi: kewenangan, hak
dan kewajiban, standar praktek, standar pendidikan, Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK), legislasi, kode etik profesi dan peraturan lain yang berkaitan dengan profesi
keperawatan. Namun perlu diingat bahwa aturan ini harus dibuat bukan untuk semata-
mata membatasi ruang kerja perawat, namun harus lebih mengutamakan tentang
perlindungan, kejelasan, dan kepastian hukum profesi perawat sebagai pelayan
masyarakat.
Untuk merangkum kebutuhan perawat dan mewadahi potensi perawat dalam rangka
pengembangan profesi yang sangat kompleks tersebut di atas, peran serta komite
keperawatan di rumah sakit menjadi sangat penting. Komite keperawatan khususnya
sub mutu profesiharus memantau pelaksanaan pelayanan keperawatan di seluruh
rumah sakit guna memastikan tercapainya standar kualitas pelayanan keperawatan,
sekaligus untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dimaksud.
Komite keperawatan harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kompetensi, kode
etik, budaya kerja melalui program pengembangan professional berkelanjutan yang
disusun secara sistematis, terarah, dan terpola/terstruktursesuai perkembangan
masalah kesehatan, ilmu pengetahuan, dan tekhnologi, dinamika profesi, standar
pelayanan, serta hasil hasil penelitian terbaru.
B. DEFINISI
Peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun
kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan
agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses,
ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.
Mutu adalah Kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen, selain itu juga
merupakan Kepuasan pelanggan sepenuhnya yaitu sesuai dengan apa yang
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang
dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi
kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".Profesi adalah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
RUANG LINGKUP
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan /asuhan keperawatan dan kebidanan, maka
tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi,etis dan
peka budaya. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan melalui
program pengembangan profesional berkelanjutan yang disusun secara sistematis,
terarah dan terpola/ terstruktur. Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka
meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan antara lain melalui audit
keperawatan,diskusi,refleksi,studi kasus,seminar/simposium serta pelatihanbaik
dilakukan didalam maupun diluar rumah sakit.
Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan mengambil
keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam pelayanan
keperawatan dan kebidanan. Akhirnya akan meningkatkan tingkat kepercayaan pasien
terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan keperawatan dan
kebidanan.
A. TUJUAN
Sebagai pedoman peningkatan mutu pelayanan keperawatan dengan meningkatkan
mutu dan profesionalisme petugas keperawatan yang berorientasi kepada keselamatan
pasien sesuai kewenanganya.
B. TUGAS
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan Rumah Sakit,Sub Komite Mutu Profesi dalam melaksanakan
fungsi memelihara mutu profesi memiliki tugas sebagai berikut :
C. KEWENANGAN
Sub Komite Mutu Profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
tindaklanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan
berkelanjutan serta pendampingan.
TATA LAKSANA
Data profil tenaga keperawatan yang dibutuhkan harus dapat menggambarkan atau
menjelaskan tentang tenaga keperawatan di Rumah Sakit. Data profil tenaga
keperawatan perlu disusun dengan baik karena merupakan basis data yang akan
digunakan untuk berbagai kepentingan, baik perencanaan maupun pengembangan
tenaga keperawatan dan diintegrasikan menjadi “e-data profil tenaga keperawatan”.
Jadi elektronik data profil tenaga keperawatan rumah sakit adalah sekumpulan elemen
yang bekerja secara bersama-sama berbasis komputer dan internet dalam
melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan,
pemprosesan data untuk menghasilkan informasi data keperawatan rumah sakit yang
bermakna dan berguna bagi proses pengambilan keputusan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomer 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan disebutkan bahwa salah satu tugas dari komite keperawatan dalam hal ini
sub komite mutu profesi adalah merekomendasikan perencanan pengembangan
professional berkelanjutan untuk tenaga keperawatan. Pengembangan Profesional
berkelanjutan bagi perawat dilaksanakan dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi perawat agar tetap dapat melaksanakan tugas berorientasi
pada proses dan keselamatan klien
Dasar perencanaan PPB yaitu hasil identifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal
dari data sub komite kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan perubahan standar profesi. Sub komite mutu profesi merekomendasikan
perencanan pengembangan professional berkelanjutan untuk tenaga keperawatan.
Pengembangan Profesional berkelanjutan bagi perawat dilaksanakan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi perawat agar tetap dapat
melaksanakan tugas berorientasi pada proses dan keselamatan klien. Langkah-langkah
dalam penyusunan rencana PPB yaitu:
1. Melakukan audit dan analisis kesesuaian Surat Penugasan Klinis dan Rincian
Kewenagan Klinis (SPK dan RKK) dengan Penilaian Kinerja Profesional
Berkelanjutan
C. AUDIT KEPERAWATAN
Kegiatan audit keperawatan adalah hal yang wajib dilaksanakan oleh semua rumah
sakit sesuai dengan amanat Undang-undang nomor 44 tahun 2008 tentang Rumah
Sakit, dimana rumah sakit diwajibkan melaksanakan Audit keperawatan.
Kegiatan audit dilakukan dalam bentuk telaah sistematis terhadap pelayanan medik
yang telahdiberikan dibandingkan dengan kriteria dan standar yang dinyatakan secara
eksplisit dan diikuti dengan upaya perbaikan. Kegiatan audit keperawatan merupakan
rangkaian kegiatan yang umumnya terdiri dari:
1. Pemilihan penetapan audit keperawatan dibagi 2 yaitu audit regular keperawatan
yang meliputi keseluruhan proses Asuhan Keperawatan dan Audit Unggulan
Mutu dan Keselamatan pasien yang penetapannya dilaksanakan secara bersama
oleh tim
2. Pengkoordinasian audit klinis terintegrasi, dari mulai perencanaan, implementasi,
analisis, penyajian laporan dan PDSA dilakukan secara tim dengan komite medik
dan komite nakes lainnya
3. Penetapan Audit Wajib terkait Nurse Sensitif Indikator yang wajib di audit untuk
semua kasus: 1) Keselamatan pasien (khusus keperawatan: risiko jatuh,
medikasi error, Persiapan Operasi (khusus kasus bedah operasi) 2)
Kenyamanan: Asuhan Nyeri secara mandiri level 1-3, dan kolaborasi di atas tk 4
3). Pemenuhan ADL (khusus total care: kebersihan diri), membantu eliminasi,
mobilisasi dan nutrisi 4). Edukasi pada pasien dan keluarga (wajib ada pada
semua pasien
4. Penetapan indicator audit majib tentang kepuasan asuhan keperawatan
5. Penetapan kriteria dan standar panduan asuhan keperawatan (PAK) sesuai
dengan topik audit dan unggulan dalam PMKP
Program hands on untuk menjembatani jika ada gab kompetensi program hands on
pada kompetensi teknik kritis yang belum kompeten dan belum mandiri. Hands on pada
kompetensi kritis ini dilaksanakan di laboratorium skill dan kelas. Pasca hands on staf
keperawatan diberikan sertifikat dari rumah sakit dan kemudian pengarahan yang akan
dilanjutkan dengan model preceptorship.
Precertoship dilaksanakan pada tindakan yang kritis yang memiliki efek resiko
kesalahan dan pada tindakan yang belum kompeten. Precertoship di rancang dan
didampingi secara intensif selama 1 tahun, pendampingan termasuk pada shif
pagi,sore, dan malam. Setiap proses precertoship dilaksanakan perencanaan bersama
antara preceptor dan perceptee, bimbingan, pengarahan, pemberian contoh, dan juga
on going professional evaluation. Pada proses preceptorshipakanada rekomendasi
evaluasi progress kompetensi yang menjadi rekomendasi untuk kredensial kepada
komite keperawatan. Jika pada awalnya staf keperawatan baru punya beberapa
kewenangan di bawah supervisi bisa diusulkan kredensial untuk menjadi kewengan
klinis yang mandiri.
Adapun metode yang digunakan dalam OPPE ada dua, yaitu kualitatif dan kuantitatif
dapat juga dengan pendekatan langsung dan data sekuder
1. Audit Langsung:
◦ Observassi kinerja klinis langsung
◦ Tampilan kerja
◦ Dokumen RM langsung (open audit)
◦ Pelaksanaan DRK, studi kasus
2. Audit Data Sekunder:
1. Log book perawat
2. RM tertutup pasien yang sudah pulang (kelengkapan dan kualitas dokumentasi)
3. Hasil outcome: kejadian jatuh, salah obat, pemanjangan LOS dsb
3. Kuantitatif
a. Logbook untuk harian dan bulanan
b. Kelengkapan dokumentasi keperawatan
c. Pelaksanaan Pembelajaran di Unit Kerja, melalui Studi Kasus, Jurnal Reading,
EdukasI
d. Pengembangan pendidikan
4. Kualitatif
a. Profesionalisme (kepatuhan dan penampilan)
b. Komunikasi dan hubunganinterpersonal (keluhan)
c. Integritas person-interpersonal