PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dengan perkembangan bidang teknologi dan informasi, dihadapkan juga dengan semakin
tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, tidak hanya tuntutan pada aspek
klinis medisnya saja, namun juga pada aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian
dan bermutu merupakan cerminan dari proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan
Rumah Sakit mencakup berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, penelitian, dan berbagai
tingkatan maupun disiplin ilmu, sehingga dibutuhkan sumber daya yang handal dan
Rumah Sakit yang memegang peranan penting dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan
Rumah Sakit. Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan
dan sering dijadikan tolak ukur pelayanan kesehatan Rumah Sakit di masyarakat. Pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan bermutu merupakan harapan dari pelanggan Rumah Sakit
Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Poso tahun 2024. Diharapkan dengan tersusunnya
Pedoman ini dapat meningkatkan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Poso ehingga terwujudnya pelayanan dan pendidikan kesehatan yang berkualitas melalui
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Sebagai pedoman pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Poso dan
menjadi standar untuk Bidang Keperawatan dan Perawat serta Bidan yang melakukan
2. TUJUAN KHUSUS
memiliki makna terhadap tata kelola klinis keperawatan sesuai evidence based.
Daerah Poso
C. RUANG LINGKUP
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit Umum Daerah Poso meliputi :
5. Pelayanan Perinatologi
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Bidang Keperawatan adalah bidang yang mempunyai tugas pokok untuk memimpin dan
pelayanan keperawatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk pencapaian kinerja
2. Asuhan Pelayanan Keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
kesehatan, dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM), yaitu upaya
untuk membantu individu baik yang sakit maupun yang sehat, dari lahir hingga meninggal
dalam bentuk pengetahuan, kemauan, dan kemampuan yang dimiliki, sehingga individu
tersebut dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan optimal menggunakan
3. Mutu Pelayanan Keperawatan adalah pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar
keahlian untuk kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga pasien dapat memperoleh
kepuasan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan kepada Rumah Sakit serta dapat
dan Bidan) baik jumlah, kualifikasi maupun kualitas untuk melaksanakan pelayanan
8. Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
9. Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan Klinik merupakan indikator mutu minimal yang
E. LANDASAN HUKUM
Negara.
Perumahsakitan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
1) Tahap 1 – Pengembangan : Pengembangan visi misi, budaya kerja, tata nilai utama
Motto
P : Profesional
O : Objektif
S : Santun, dan
O : Optimal
BAB II
Kualitas tenaga yang harus tersedia untuk menjamin terlaksananya pelayanan diBidang
Keperawatan, meliputi :
a) Manajemen, yaitu :
lingkup Sub Bidang pelayanan keperawatan dan Sub Bidang mutu pelayanan dan
Diklat keperawatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk pencapaian kinerja
RSUD Poso.
Kualifikasi :
jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, yang mempunyai tugas pokok
dengan ketentuan yang berlaku untuk pencapaian kinerja Sub Bidang Pelayanan
kegiatan Sub Bidang Pelayanan Keperawatan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Kualifikasi :
Kepala Sub Bidang Mutu Pelayanan dan Diklat Keperawatan berkedudukan di bawah
mempunyai tugas pokok memimpin dan melaksanakan kegiatan Sub Bidang Mutu
kinerja Sub Bidang Mutu Pelayanan Keperawatan, dibantu oleh Pelaksana Sub Bidang
bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bidang Mutu Pelayanan Keperawatan, yang
Kualifikasi :
b) Pelayanan Keperawatan
kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, atau Pejabat Pengawas
dan mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab serta wewenang untuk
Kualifikasi
Masa Jumlah
No Nama Jabatan Pendidikan Pendidikan Non Persyaratan Tersedia Keterangan
Kerja Kebutuhan
Formal Formal (Sertifikasi) Tambahan
(Thn)
1) Sertifikat Barang
Min. S1
Kabid Min. 10 dan Jasa Belum
1. Keperawatan + 1 1
Keperawatan Thn 2) Sertifikat sesuai
Ners
Manajemen Bidkep
1) Sertifikat Barang
Kasubid Min. S1
Min. 5 dan Jasa Belum
2. Pelayanan Keperawatan + 1 1
Thn 2) Sertifikat sesuai
Keperawatan Ners
Manajemen Bidkep
Kasubid Mutu 1) Sertifikat Barang Mampu
Min. S1
Pelayanan dan Min. 5 dan Jasa bekerja Belum
3. Keperawatan + 1 1
Diklat Thn 2) Sertifikat dalam tim sesuai
Keperawatan Ners
Manajemen Bidkep dan sehat
Pelaksana Min. D-III jasmani serta Belum
Min. 1 1 1
4. Pelayanan Administrasi 1) Sertifikat Komputer rohani
Thn sesuai
Keperawatan Kesehatan
Pelaksana
Mutu Min. D-III Belum
Min. 1 1 1
5. Pelayanan dan Administrasi 2) Sertifikat Komputer
Thn sesuai
Diklat Kesehatan
Keperawatan
Sesuai Sesuai
Jabatan Min. D-III Belum
Min. 1 Sertifikat Kompetensi standar standar
6. Fungsional Keperawatan /
Thn Perawatn / Bidan kebutuhan kebutuhan sesuai
Perawat/Bidan Kebidanan
tiap ruangan tiap ruangan
a) KEDUDUKAN DALAM ORGANISASI
Sumber Daya Manusia Bidang Keperawatan pada manajemen berjumlah 3 (tiga) Orang
pejabat Struktural dan 2 (dua) orang Pelaksana/staf serta pada pelayanan berjumlah 335
perawat dan bidan. Sesuai dengan peraturan Buati Poso tentang Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi serta Tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah Poso, Kedudukan dalam Organisasi
Direktur
Sekretaris
Kabid Keperawatan
Jabatan Fungsional
Perawat / Bidan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil pasal (4) huruf (f) yaitu masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja dan peraturan
Presiden Nomor 21 Tahun 2023 tentang hari Kerja dan jam Kerja Instansi Pemerintah dan
Pegawai Aparatur Sipil Negara pasal (3) huruf (a) yaitu hari kerja Instansi Pemerintah
sebanyak 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) mingggu, pasal 4 huruf angka (1) yaitu Jam kerja
Instansi Pemerintah dan Jam Kerja Pegawai ASN sebanyak 37 jam 30 Menit dalam
seminggu dan tidak termasuk jam istrahat. Apabila PNS berhalangan hadir wajib
memberitahukan kepada pejabat yang berwenang, keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang
cepat dihitung secara kumulatif dan konversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan satu hari
Ketentuan jumlah jam kerja efektif dalm 5 (lima) hari kerja adalah 37,5 jam ditetapkan
sebagai berikut :
a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis jam 07.30 – 16.00 WITA
Ketentuan jumlah jam kerja efektif dalm 6 (enam) hari kerja adalah 37,5 jam ditetapkan
sebagai berikut :
a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis jam 07.30 – 14.00 WITA
Waktu Istirahat selama 30 menit, untuk pelaksanaannya diatur sesuai dengan kondisi
lapangan.
Ketentuan jam kerja efektif untuk shift di Rumah Sakit Umum Daerah Poso dibuat dengan
Surat Keputusan Direktur Rumah Umum Daerah Poso tentang jam Kerja PNS dan Pegawai
Proses yang terus menerus terhadap praktisi professional dilakukan secara objektif dan
berbasis bukti, evaluasi tersebut dilaksanakan melalui Penilaian Kinerja Tahunan dan
(OPPE). OPPE merupakan suatu proses untuk melakukan penilaian kompetensi dan perilaku
professional dari tenaga keperawatan/kebidanan. Hasil dari peniilaian ini akan menjadi
Review melalui OPPE ini memungkinkan manajemen Rumah Sakit untuk melihat
berpengaruh terhadap mutu dan keselamatan pasien. Hasil proses dari review dalam OPPE
terhadap mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Proses penilaian OPPE harus
terstandarisasi sehingga penilaian dapat bersifat objektif terutama pada kriteria penilaian,
Kepala ruangan akan menilai OPPE tenaga Keperawatan/Kebidanan setiap bulan dan
6 (enam) bulan sekali diserahkan ke Bidang Keperawatan dan ditandatangani oleh kepala
bidang keperawatan.
Indicator penilaian OPPE secara garis besar memuat penilaian sebagai berikut :
A. Kuantitas
B. Kualitas
sesuai SPO, dan kepatuhan terhadap Nursing Pathway (PAK dan SAK).
- Quality Improvement Activity, misalnya terlibat dalam kegiatan peningkatan mutu
CPD.
Penilaian Kinerja tahunan perawat/bidan ASN disesuaikan dengan uraian kegiatan jabatan
fungsional Perawat/Bidan yang mengacu pada Permenpan Nomor 35 dan 36 Tahun 2019,
yang setiap tahun akan dinilai oleh kepala ruangan untuk kemudian disampaikan kepada
Perawat/Bidan ASN secara garis besar memuat penilaian Pelayanan Keperawatan, dengan
sub unsure kegiatan meliputi Asuhan Keperawatan dan pengelolaan keperawatan, dengan
uraian kegiatan sesuai jenjang jabatan, yaitu jabatan fungsional perawat kategori keterampilan
(perawat terampil, perawat mahir, dan perawat penyelia) dan jabatan fungsional perawat
kategori keahlian (Perawat Ahli Pertama, Perawat Ahli Muda , perawat Ahli Madya, dan
Perawat Ahli Utama). Penilaian Kinerja Tahunan Perawat/Bidan RSUD Poso dilaksanakan
oleh Kepala Ruangan, dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali, dan ditentukan berdasarkan
ketentuan Kasubag Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah poso. Penilaian Kinerja
didapatkan dari Logbook Perawat/Bidan yang berupa catatan harian perawat/bidan saat
ruangan. Logbook perawat/bidan ASN sesuai kompetensi Keperawatan terlapir (lampiran 3).
dan harus dengan perencanan yang terstruktur, harus dipahami dahulu kebutuhan tenaga
Analisa situasi sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas tenaga
setelah itu dianalisis dengan pendekatan SWOT atau Fish Bone dan buat POA (Plan Of
Action)-nya.
Factor yang mempengaruhinya antara lain factor pasien (jumlah, karakteristik,
kondisi, dan pasien khusus (Psikiatri, NAPZA), factor tenaga dan metode penugasan yang
dan factor lingkungan (type dan jenis rumag sakit, desain ruang perawatan, fasilitas dan
jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medic diagnostic, mutu pelayanan
(satu) tahun dan perencanaan kebutuhan jangka menengah yaitu jangka waktu 5 (lima)
atau 10 (sepuluh) tahun. Dengan demikian dari hasil penyusunan perencanaan kebutuhan
sebagai berikut :
(5-10 tahun).
Klasifikasi Klien
Jml
Minimal Parsial Total
Klien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst
Contoh Perhitungannya :
Ruang rawat inap dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan
Untuk antisipasi cuti, libur dan kejadian tidak terduga + 25% sehingga kebutuhan
jam per hari sedangkan untuk dilihat per klasifikasi pasien adalah :
menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan
c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien yaitu aktifitas pengobatan dan
tindak lanjut pengobatan, menurut Mayer dalam Gilles (1994), edukasi kepada
Gilles (1994), edukasi kepada pasien adalah 15 menit/klien/hari. Untuk antisipasi cuti
dan hari libur, maka jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di 1 (satu) unit
harus ditambah 20 – 25% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan), jumlah jam kerja
tiap Perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5 hari, maka jam
efektif 40/5 = 8 jam), dan dengan jumlah hari per tahun yaitu 365 hari diperkirakan
hari libur masing-masing Perawat per tahun yaitu 78 hari (52 hari minggu, 14 hari
Contoh perhitungannya :
ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total). Jumlah jam kerja
tiap perawat = 40 jam/minggu (6 hari/minggu) jadi jumlah jam per hari 40 jam dibagi
Contoh perhitungannya :
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis / Kategori perawatan
pasien / hari perawatan/hari
/pasien/hari
a b c d e
1. Penyakit Dalam 10 3,5 35
2. Pasien Bedah 8 4 32
3. Pasien Gawat 1 10 10
4. Pasien Anak 3 4,5 13,5
5. Pasien Kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93
93 / 7 = 13 Perawat
Tahap 2 : perlu ditambahkan factor koreksi hari libur/cuti/hari besar (loss
day)
(52 + 12 + 14 ) x 13 78 x 13 1.014
= = = 3,5 Orang
286 286 286
Perlu diperhitungkan juga beban non keperawatan seperti admiistrasi, dan lain-lain
perawat
Contoh :
Rata-rata jumlah pasien ada 50/hari, dengan jumlah rata-rata jam perawatan 4 jam
Kebutuhannya adalah :
54 x 4
= 28,57 atau 29 Orang
7
Faktor Koreksi :
78 x 29
= 7,9 sehingga ( 29 + 7,9) = 37 Perawat
286
Contoh :
Rata-rata jumlah pasien ada 10 / hari, dengan jumlah rata-rata jam perawatan 12
Kebutuhannya adalah :
10 x 12 120
= = 17,15 atau 17 Orang
7 7
78 1
x = 4,6 sehingga (17+4,6 = 22 Orang )
286 7
Contoh :
Rata-rata jumlah pasien ada 100/hari, dengan jumlah rata-rata jam perawatan 15
100 x 15
= 4 Orang
7 x 60
Factor koreksi 15%
orang/tim)
- Ketergantungan pasien
1,25 x 30
= 5,3 Orang
7 Jam
dibulatkan menjadi 5 orang (dengan catatan alat tenun dan set operasi
jam/pasien
10 x 4
= 5,7 Orang (dibulatkan menjdi 6 Orang)
7 Jam
78
x 6 = 1,6 (dibulatkan menjadi 2 )
286
BAB III
PEREKRUTAN, SELEKSI, PROGRAM ORIENTASI
perencanaan baik secara kuantitas maupun kualitas, dilaksanakan oleh Sub Bagian
pengalaman kerja, jenis ketrampilan khusus yang dipersyaratkan, dan syarat lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan RumahSakit Umum Daerah Poso. Perekrutan meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Prioritas kebutuhan jumlah dan jenis jabatan hasil analisis jabatan dan analisis beban
kerja,
2. Perekrutan dilakukan oleh Pemerintah Poso untuk mengisi jabatan atau formasi yang ada
di Rumah Sakit,
3. Perekrutan dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Poso untuk mengisi jabatan atau
4. Perekrutan yang dilakukan secara internal oleh Rumah Sakit dilakukan oleh Sub Bagian
Tenaga Keperawatan RSUD Poso terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan
Tenaga Kerja Kontrak (TKK), diterima dari Pemerintah Kabupaten Poso melalui Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) serta Perawat/Bidan Badan Layanan Umum
berkala sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati bersama, tahapan
- Seleksi umum, dilakukan secara terbuka dan diumumkan secara luas, dengan tahapan
sebagai berikut :
d. Pelaksanaan tes
f. Pemberkasan administrasi
h. Pelaksanaan orientasi
- Seleksi terbatas, dilakukan dengan cara memanggil atau mengundang berdasarkan surat
lamaran yang ada atau yang disampaikan melalui Sub Bagian Kepegawaian, dengan
a. Seleksi berkas lamaran yang masuk melalui Kasubag Kepegawaian dengan formasi
d. Pemberkasan administrasi
f. Pelaksanaan orientasi
g. Penandatanganan perjanjian dan penempatan
Seleksi tenaga keperawatan BLUD RSUD Poso dilaksanakan dalam 2 (dua) tahapan,
antara lain :
1) Seleksi umum
Seleksi umum antara lain pemberkasan administrasi, sesuai dengan persyaratan yang
sebelum calon staf menjadi staf baru, yang harus diperhatikan antara lain verifikasi ijazah
pendidikan, asal institusi pendidikan, kelulusan ujian kompetensi sebagai Perawat, dan
2) Seleksi tertulis
Seleksi tertulis antara lain berupa tes potensi akademik, tes kognitif, tes substansi tentang
3) Seleksi wawancara, seleksi dapat menilai minat, bakat, cara komunikasi, cara berpakaian,
dan kontak mata, pertanyaan yang perlu ditanyakan terkait pengalaman pendidikan,
pengalaman ketrampilan, dan pertanyaan tentang studi kasus yang membutuhkan proses
berfikir kritis serta pengalaman terkait bekerja dalam kelompok (team work).
ruangan.
C. PROGRAM ORIENTASI
Tahapan Orientasi merupakan proses awal ketenagaan keperawatan yang baru mulai bekerja,
Bidang Keperawatan perlu mempunyai strategi untuk membantu perawat baru dalam
mengadaptasi perannya sebagai seorang Perawat, Perawat baru harus diarahkan sesuai standar
misi organisasi, struktur organisasi, jenjang karier keperawatan, program keselamatan pasien,
dan tenaga kerja serta fokus khusus yang ditetapkan oleh Rumah Sakit) pada orientasi umum
dan fokus terhadap peran yaitu fungsi Perawat/Bidan sesuai area spesialisasi umumnya
Orientasi umum dan khusus berlangsung selama 3 (tiga) bulan karena semua tenaga
keperawatan baru membutuhkan waktu untuk dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi
D. EVALUASI KINERJA
Evaluasi kinerja merupakan cara untuk menilai tenaga keperawatan berdasarkan tugas
pokok yang diberikan sehingga dapat diketahui produktifitasnya. Evaluasi terhadap tenaga
keperawatan baru dilakukan setelah selesai masa orientasi khusus selama 3 (tiga) bulan yaitu
6 (enam) bulan sejak terhitung mulai tanggal penempatan, evaluasi terus menerus dilakukan
setiap bulan, evaluasi tahunan dilakukan oleh atasan langsung, dan hasil evaluasi disampaikan
kepada Direktur melalui Sub Bagian Kepegawaian serta didokumentasikan dalam file
Kepegawaian.
sebagai berikut :
- Praktek profesional etis, legal, dan peka budaya sesuai kompetensi Pra PK
memperhatikan budaya
- Kebutuhan oksigenasi
- Kebutuhan makanan
- Kebutuhan eliminasi
- Kebutuhan berpakaian
- Kebutuhan komunikasi
- Kebutuhan relaksasi/rekreasi
kesehatan
- Kebutuhan posisi
E. PENILAIAN KINERJA
performance, atasan langsung harus menilai kinerja tenaga keperawatan yang berada di
bawahnya, untuk mendapatkan suatu gambaran hasil kerja nyata tenaga keperawatan
akan diambil berikutnya. Penilaian kinerja tenaga keperawatan adalah sebagai berikut :
- Setiap atasan langsung wajib memberikan penilaian terhadap tenaga keperawatan yang
ada di bawahnya
- Nilai kinerja dibuat setiap tahun, yaitu pada bulan Januari tahun berikutnya yang
dituangkan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yang berpedoman kepada Peraturan
Pemerintah
Penilaian untuk tenaga keperawatan BLUD RSUD Poso dilaksanakan oleh Kepala
Ruangan, dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali, dan ditentukan berdasarkan ketentuan
(Diploma, Ners, Magister, Spesialis, dan Program Doktor Keperawatan) maupun informal
(seminar, pelatihan, workshop, case conference, evidence base practice, dan diskusi refleksi
kasus), harus dibuat berdasarkan mapping karier pendidikan setiap Perawat/Bidan, sehingga
berkualitas.
Perawat/Bidan merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan, sehingga perlu adanya koordinasi antara setiap unit kerja yang ada dengan
Bagian Perencanaan dan Diklat serta Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah
Poso. Bagian Perencanaan dan Diklat berperan sebagai pendukung dalam pelaksanaan
keterampilan.
Dalam tahap pengembangan tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Poso,
terdapat 3 (tiga) aspek penting yaitu program orientasi Perawat/Bidan, kegiatan pendidikan
dan pelatihan, dan kegiatan assesmen kompetensi serta kredensial dan rekredensial, yang
dimaksud agar potensi yang dimiliki tenaga keperawatan dapat digunakan secara efektif.Oleh
karena itu diperlukan pengembangan tenaga keperawatan yang baik dan terencana agar mutu
serta kemampuan Perawat/Bidan yang telah ada mampu bersaing dan mengikuti
kompetensi Perawat secara individu maupun secara berkelompok. Pasca dilaksanakan CPD,
membuat target serta perencanaan kegiatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Alur program CPD yang dilaksanakan oleh Kepala Ruangan diawali dengan pemetaan
kompetensi Perawat/Bidan sesuai dengan jenjang karier Perawat/Bidan per tahun atau dapat
juga berasal dari masukan pembelajaran yang telah didapat oleh Perawat/Bidan. Setelah
pemetaan kompetensi Perawat/Bidan sesuai dengan jenjang karier, Kepala Ruangan membuat
usulan CPD kepada Komite Keperawatan yang sebelumnya telah disesuaikan dengan
menyetujui usulan tersebut, maka usulan dikembalikan kepada Kepala Ruangan untuk
Dinas kepada Direktur untuk permohonan CPD Perawat/Bidan, yang kemudian oleh Direktur
akan didisposisikan kepada Kepala Bagian Perencanaan dan Diklat. Pemetaan kompetensi
sosialisasi kepada Perawat/Bidan lainnya di ruangan, dan akan dilakukan evaluasi kompetensi
setelah pelaksanaan CPD. Apabila kompetensinya meningkat dan sesuai, maka Kepala
Ruangan dapat mengusulkan kepada tim kredensialing untuk proses penyesuaian kewenangan
TENAGA KEPERAWATAN
Salah satu upaya Rumah Sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk
menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar dan kompetensi tenaga
Rumah Sakit diharapkan mempunyai proses Jenjang Karir yang efektif untuk tenaga
klinis dengan melakukan Kredensial, maka kebijakan tentang Kredensial dan atau
1. Tenaga Keperawatan harus memiliki Rincian Kewenangan Klinis (RKK) dan Surat
3. Kredensial atau Rekredensial bagi tenaga keperawatan dilakukan oleh Komite atau Mitra
Bestari;
4. Tenaga keperawatan yang baru maupun yang lama wajib mengikuti kredensial maupun
rekredensial;
5. Proses kredensial dapat dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali atau tenaga keperawatan
yang memiliki keterampilan baru dapat mengajukan proses kredensial kepada Direktur;
6. Berdasarkan hasil kredensial atau rekredensial, Komite mengeluarkan RKK dari masing-
keperawatan;
9. Tenaga keperawatan dalam satu area kewenangan klinis, dapat saja memiliki RKK yang
berbeda;
10. Suatu tindakan keperawatan hanya boleh dilakukan oleh tenaga keperawatan
Asesmen Kompetensi :
1. Usulan
Bidang Keperawatan 2. Pra Konsultasi
3. Kelengkapan Dokumen
Lengkap ?
Komite Keperawatan :
Verifikasi Dokumen
Sub Komite Kredensial
Asesmen Validasi :
Komite Keperawatan : Validasi, Portovolio, wawancara,
Mitra Bestari Praktik, uji kompetensi
Lengkap ?
magang di 4 (empat) area umum setelah proses Rekrutmen dan proses Seleksi, selama
Setelah selesai proses magang di 4 (empat) area umum, Bidang Keperawatan menugaskan
Baru, setelah dikeluarkan hasil dan sertifikat Lulus Kompetensi, maka kelengkapan dokumen
pelaksanaan Kredensialing, setelah keluar Surat Penugasan Klinik (SPK) yang ditandatangani
oleh Direktur, maka Bidang Keperawatan mengusulkan penugasan kerja sesuai area dan
kenaikan jenjang karir, sedangkan bagi Perawat yang mengajukan Rekredensialing, alur
Jenjang karir merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme, sesuai
dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi serta merupakan program untuk
memberikan jaminan dan kepastian akan karier Perawat/Bidan untuk terus berkembang.
Prinsip pengembangan jenjang karir Perawat antara lain kualifikasi (pengalaman kerja,
praktik), penerapan asuhan keperawatan (asuhan keperawatan langsung sesuai standar praktik
dan kode etik Perawat), kesempatan yang sama, standar profesi, dan komitmen pemimpin
4. Mencegah burn out (kejenuhan) dan turn out (keluarnya Perawat/Bidan dari
pekerjaannya;
Model jenjang karir menurut Direktorat Keperawatan (Depkes RI, 2006) yaitu :
- Masa tunggu kenaikan jenjang karir untuk D III yaitu 0-3 bulan dan Ners yaitu 0-3
bulan
- Masa tunggu kenaikan jenjang karir untuk D III yaitu 4-6 tahun dan Ners yaitu 1-4
tahun
- Masa tunggu kenaikan jenjang karir untuk D III yaitu 6-9 tahun dan Ners yaitu 4-7
tahun
- Ners dengan pengalaman kerja ≥ 7 tahun dan mempunyai sertifikat Perawat Klinik II
(PK II)
- Masa tunggu kenaikan jenjang karir untuk D III yaitu 9-12 tahun, Ners yaitu 7-9
- Masa tunggu kenaikan jenjang karir untuk Ners yaitu 9-12 tahun dan Ners Spesialis I
Pada penentuan jenjang karir Perawat/Bidan, dihitung pengalaman kerja yang telah
Perawat/Bidan, yaitu untuk lulusan SPK pengalaman kerjanya dihitung 30%, untuk lulusan
D3 pengalaman kerjanya dihitung 50%, untuk lulusan Ners pengalaman kerjanya dihitung
kerjanya dihitung 50%, pengalaman kerja di luar Rumah Sakit dibuktikan dengan Surat
( 3 Hari ) ( 3 Bulan )
Pelayanan Dasar : Core Competence
Medical
Bedah
Anak, dan
maternitas
Pelaksanaan Pendidikan
Berkelanjutan sesuai
pedoman/panduan/progr
Validasi level Pemberian am yang telah ditentukan
Mapping perawat sesuai rekomendasi
Pemberian Pemberikan
Masa Kerja kewenangan Asesment
kompetensi pengakuan Kewenangan
Pendidikan klinik sesuai Kompetensi
yang telah level Klinis
Keperawatan level Naik
ditetapkan kompetensi
Sertifikat kompetensi Level/validasi
Monitoring level
Kompetensi kompetensi
Direktur Rumah Monitoring penerapan
Bidang etik dan disiplin
Bidang Komite Sakit
Keperawatan :
Keperawatan : Keperawatan
Bagian Mutu dan
Bagian
Diklat Cq. Tim
Keperawatan Sub Komite
Asesor Monitoring Indikator Bidang
Kredensial
Mutu Keperawatan Keperawatan :
Klinik Bagian Mutu dan
Monitoring Indikator Diklat Cq. Tim
Kinerja Asesor
Bidang Komite
Keperawatan Keperawatan
BAB V
A. DENAH RUANGAN
1. RUANGAN MANAJEMEN
Persyaratan teknis bangunan ruang Rawat Inap, sesuai dengan Peraturan Menteri
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit dan Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit
B. STANDAR FASILITAS
RUANG MANAJEMEN
1. Sarana Fisik
2. hdhhh
C. Sshsh
D. Shsgsh
E. Hhsh
F. hsh
c) Hdh
d) hdhd
F. Gg
G. Gg
H. Hdh
I. hdh