Anda di halaman 1dari 17

BAB 5

AGGREGATE PLANNING

5.1.Tujuan Praktikum
Tujuan yang akan dicapai dalam praktikum ini adalah:
1. Mampu merencanakan produksi, inventori, dan sumber daya yang stabil
terhadap fluktuasi permintaan.
2. Mampu menentukan strategi perencanaan produksi yang layak dan dapat
meminimalkan total biaya produksi.
3. Memahami proses perencanaan agregat dan kapasitas dalam suatu industri.

5.2.Tugas Praktikum
Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Melakukan perhitungan Chase Strategy, Level Strategy dan Flexible Strategy.
2. Menganalisis perhitungan Chase Strategy, Level Strategy dan Flexible
Strategy.
3. Mengambil keputusan dari strategy yang terpilih.

5.3.Output
5.3.1. Informasi Umum
PT. Strada Prospect Motor (SPM) adalah perusahaan yang berkecimpung di dunia
otomatif khususnya mobil offroad, selain memproduksi mobil offroad SPM juga
memproduksi sparepart untuk mobil produksinya sehingga aspek after sales tetap
terjaga. SPM mempunyai sebuah tujuan yaitu menjadikan mobil offroad yang handal
dan tangguh di segala medan serta menjadikannya mobil offroad yang terbaik
dikelasnya.Di dalam memproduksi mobil offroad sebelumnya harus melewati tahap
aggregate planning terlebih dahulu.
AggregatePlanning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan
jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang.AP juga
didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu
produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan
output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing, inventory,
dan backorderlevel. Perusahaan memiliki data permintaan berdasarkan proses
peramalan yang dilakukan sebelumnya selama 5 periode yaitu januari s/d mei dimana
didapat nilai sebesar 2681.6.
Tabel 5. 1 Hasil Peramalan CMA 5 Periode

5 periode
Bulan Periode Demand CMA
Jan-16 37 2681.6
Feb-16 38 2681.6
Mar-16 39 2681.6
Apr-16 40 2681.6
Mei-16 41 2681.6

Nilai tersebut adalah demand yang digunakan dalam menentukan studi kasus
aggregateplanning dimana untuk menentukan jumlah pekerja dan waktu produksi.
Karena demand perusahaan kami masuk kategori 2 maka jumlah pekerja awal 7 orang
dan waktu produksi 0,35 jam per unit. Untuk rincian biayanya dan lain-lain
berdasarkan studi kasus adalah sebagai berikut:

Tabel 5. 2 Tabel Biaya

Biaya-Biaya
Bahan baku $ 4200 per unit
Holding costs $ 1200 per unit per bulan
Biaya stockout $ 25000 per unit per bulan
Hiring and training cost $ 700 per perkerja
Layoff costs (firing) $ 2350 per perkerja
Biaya lembur (overtime) $ 8 per jam per pekerja
Biaya pekerja $ 20 per jam

Tabel 5. 3 Tabel Keterangan Lain lain

Lain-Lain
Inventori awal 150 unit
Waktu produktif/ pekerja/ hari 7.5 jam
Jam kerja yang dibayar/ pekerja 8
Jumlah pekerja 7 orang
Waktu produksi 0.35 jam per unit
Jumlah unit per jam 2.857143 unit per jam

Tabel 5. 4Tabel Perhitungan Data Kebutuhan Produksi

Perhitungan Data Kebutuhan Produksi Tahun 2013


Januari Februari Maret April Mei
Jumlah hari 26 25 27 26 26
Jam/pekerja/bln 195 187.5 202.5 195 195
Unit/ pekerja 557 536 579 557 557
$/pekerja/bln $4,160 $4,000 $4,320 $4,160 $4,160
Kapasitas Produksi Maksimum 3900 3750 4050 3900 3900

5.3.2. Perhitungan dengan Level Strategy


Dalam strategi ini, perusahaan memiliki kapasitas produksi yang terbatas dan
jumlah tenaga kerja yang tetap. Jumlah produksi bersifat tetap dan inventori
yang timbul dapat digunakan untuk memenuhi kelebihan permintaan produk
pada periode tertentu. Intinya dengan menggunakan strategi ini kapasitas
produksi terbatas dan jumlah teaga kerja juga tetap.

Gambar 5. 1Ilustrasi LevelStrategy

Berikut ini adalah hasil perhitungan dan grafik perhitungan untuk kapasitas
produksi maksimum dan unit yang harus diproduksi menggunakan strategi
level.

Tabel 5. 5 Tabel Perhitungan Dengan Menggunakan LevelStrategi

PERHITUNGAN LEVEL STRATEGY


Bulan Januari Februari Maret April Mei
PERHITUNGAN LEVEL STRATEGY
Jumlah hari 26 25 27 26 26
Jam/pekerja/bln 195 187.5 202.5 195 195
Unit/ pekerja 557 536 579 557 557
$/pekerja/bln 4160 4000 4320 4160 4160
Bulan Januari Februari Maret April Mei
Permintaan 2681.6 2681.6 2681.6 2681.6 2681.6
Inv. Awal 150 1,368 2,437 3,805 5,024
Net req. 2,532 1,313 245 0 0
Pekerja 7 7 7 7 7
Produksi 3,900 3,750 4,050 3,900 3,900
Inv. Akhir 1,368 2,437 3,805 5,024 6,242
Surplus 1,368 2,437 3,805 5,024 6,242
Shortage 0 0 0 0 0

Tabel 5. 6 Tabel Perhitungan Biaya Produksi

PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

Biaya Januari Februari Maret April Mei Costs


Pekerja ($) $29,120 $28,000 $30,240 $29,120 $29,120 $145,600
Bhn baku $16,380,0 $15,750,0 $17,010,0 $16,380,0 $16,380,0 $81,900,000
($) 00 00 00 00 00
Holding cost $1,642,08 $2,924,16 $4,566,24 $6,028,80 $7,490,40 $22,651,680
($) 0 0 0 0 0
Stockoutcost $0 $0 $0 $0 $0 $0
($)
Total $104,697,280
.00

Tabel 5. 7 Perbandingan Jumlah Produksi dan Kapasitas Produksi Maksimum

PERBANDINGAN PRODUKSI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI (UNTUK


GRAFIK)

Bulan Januari Februari Maret April Mei


Kapasitas Produksi Maksimum 3900 3750 4050 3900 3900
Produksi 3,900 3,750 4,050 3,900 3,900
Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi
(Level Strategy)

4000

3900

3800

3700

3600
Januari Februari Maret April Mei

Kapasitas Produksi Maksimum Produksi

Gambar 5. 2Grafik Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi Maksimum


LevelStrategy

5.3.3. Perhitungan dengan Chase Strategy


Pada perhitungan menggunakan ChaseStrategy ini kapasitas dan jumlah
produksi yang ditentukan memiliki variabilitas yang sesuaivariabilitas jumlah
permintaan produk pada setiap periode. Strategi ini digunakanuntuk
meminimalkan dan menstabilkan level inventori. Intinya pada strategi ini
kapasitas produksi dan jumlah produksi sama dengan jumlah
demand/permintaan. Maka dari itu aka nada proses perekrutan (hiring) dan
pemecatan (firing).

Gambar 5. 3 Ilustrasi ChaseStrategy


Berikut ini adalah hasil perhitungan dan grafik perhitungan untuk kapasitas
produksi maksimum dan unit yang harus diproduksi menggunakan
ChaseStrategy.

Tabel 5. 8 Tabel Perhitungan ChaseStrategy

PERHITUNGAN CHASE STRATEGY

Bulan Januari Februari Maret April Mei


Jumlah hari 26 25 27 26 26
Jam/pekerja/bln 195 187.5 202.5 195 195
Unit/ pekerja 557 536 579 557 557
$/pekerja/bln 4160 4000 4320 4160 4160
Bulan Januari Februari Maret April Mei
Permintaan 2681.6 2681.6 2681.6 2681.6 2681.6
Inv. awal 150
Net req. 2,532 2,682 2,682 2,682 2,682
Produksi 2,532 2,682 2,682 2,682 2,682
Kbthn pekerja 5 6 5 5 5
Hired 0 1 0 0 0
Fired 2 0 1 0 0
Pekerja 5 6 5 5 5
Inv. akhir 0 0 0 0 0

Tabel 5. 9 Tabel Perhitungan Biaya Produksi

PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

Biaya Januari Februari Maret April Mei Costs


Bhn $10,632,7 $11,262,7 $11,262,7 $11,262,7 $11,262,7 $55,683,6
baku ($) 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 00.00
Pekerja $20,800.0 $24,000.0 $21,600.0 $20,800.0 $20,800.0 $108,000.
($) 0 0 0 0 0 00
Hiringco $0.00 $700.00 $0.00 $0.00 $0.00 $700.00
st ($)
Firingco $4,700.00 $0.00 $2,350.00 $0.00 $0.00 $7,050.00
st ($)
Total $55,799,3
50.00
Tabel 5. 10 Tabel PerbandinganJumlah Produksi dan Kapasitas Produksi Maksimum

PERBANDINGAN PRODUKSI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI (UNTUK


GRAFIK)

Bulan Januari Februari Maret April Mei


Kapasitas Produksi Maksimum 3900 3750 4050 3900 3900
Produksi 2,532 2,682 2,682 2,682 2,682

Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi


(Chase Strategy)
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Januari Februari Maret April Mei

Kapasitas Produksi Maksimum Produksi

Gambar 5. 4Grafik Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi Maksimum


ChaseStrategy

5.3.4. Perhitungan dengan Flexible Strategy


Strategi ini merupakan kombinasi antara levelstrategy dan chasestrategy.
Penggunaan strategi inijumlah pekerja bersifat tetap, namun jam kerja setiap
pekerja memiliki variabilitas yang disesuaikan dengan level permintaan produk.
Intinya pada strategi ini jumlah pekerjanya tetap, tetapi jam kerja dan inventory
berubah ubah.
Berikut ini adalah hasil perhitungan dan grafik perhitungan untuk kapasitas
produksi maksimum dan unit yang harus diproduksi menggunakan
FlexibleStrategy.
Tabel 5. 11Tabel Perhitungan Workforce dan OvertimeFlexibleStrategy

WORKFORCE AND OVERTIME STRATEGY


Bulan Januari Februari Maret April Mei
Jumlah hari 26 25 27 26 26
Jam/pekerja/bln 195 187.5 202.5 195 195
Unit/ pekerja 557 536 579 557 557
$/pekerja/bln 4160 4000 4320 4160 4160
Bulan Januari Februari Maret April Mei
Permintaan 2681.6 2681.6 2681.6 2681.6 2681.6
Inv. Awal 150 1,368 2,437 3,805 5,024
Net req. 2,532 1,313 245 0 0
Pekerja 7 7 7 7 7
Produksi 3,900 3,750 4,050 3,900 3,900
Kekurangan produksi 0 0 0 0 0
Surplus 1,368 2,437 3,805 5,024 6,242
Produksi lembur 0 0 0 0 0
Jam lembur/ pekerja/ hari 0 0 0 0 0

Tabel 5. 12 Tabel Perhitungan Biaya Produksi

PERHTIUNGAN BIAYA PRODUKSI


Biaya Januari Februari Maret April Mei Costs
Pekerja ($) $29,120.0 $28,000.0 $30,240.0 $29,120.0 $29,120.0 $145,600.
0 0 0 0 0 00
Bahan $16,380,0 $15,750,0 $17,010,0 $16,380,0 $16,380,0 $81,900,0
baku ($) 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00 00.00
Holding $1,642,08 $2,924,16 $4,566,24 $6,028,32 $7,490,40 $22,651,2
cost ($) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 00.00
Biaya $0.00 $0.00 $0.00 $0.00 $0.00 $0.00
Lembur
($)
Total $104,696,
800.00
Tabel 5. 13Tabel Perbandingan Jumlah Produksi dengan Kapasitas Maksimum Produksi

PERBANDINGAN PRODUKSI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI (UNTUK


GRAFIK)

Bulan Januari Februari Maret April Mei


Kapasitas Produksi Maksimum 3900 3750 4050 3900 3900
Produksi 3,900 3,750 4,050 3,900 3,900

Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi


(Flexible Strategy)

4000

3900

3800

3700

3600
Januari Februari Maret April Mei

Kapasitas Produksi Maksimum Produksi

Gambar 5. 5 Grafik Perbandingan Produksi dengan Kapasitas Produksi Maksimum


FlexibleStrategy

5.4. Analisis
5.4.1. Analisis Strategi
Pada tahapan sebelumnya kita sudah mengitung satu persatu biaya/cost yang
dihasilkan oleh masing masing strategi, sekarang pada tahapan ini kita akan
menganalisis lebih dalam lagi masing masing strategi berdasarkan perhitungan
yang sudah dilakukan selain dari segi biaya yang dihasilkan.
Level Strategy
Strategi pertama yaitu LevelStrategy, pada strategi ini kapasitas produksi
perusahaan terbatas dan jumlah tenaga kerjanya tetap. Pada tahapan ini
mempunyai kelemahan seperti jika perusahaan mengalami stockout maka tidak
ada jalan lain lagi selain membayar biaya stockout atau biaya ganti rugi dari
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi demand/permintaan. Hal ini
dikarenakan ketika demand meningkat tetapi kemampuan atau kapasitas
produksi maksimum perusahaan tidak mampu mencapai target permintaan
tersebut. Hal ini diperparah lagi jika kondisi inventori awal yang tidak memadai
sehingga tidak mampu mengurangi tingkat kebutuhan produksi perusahaan (net
requirement). Net requirement inilah yang harus dipenuhi oleh kapasitas
produksi perusahaan jika tidak mampu terpenuhi, otomatis perusahaan akan
dikenakan biaya stockout sesuai dengan jumlah unit yang tidak mampu
dipenuhi pada periode itu. Hal ini tidak mampu dihindarkan oleh perusahaan
karena ketidak mampuan perusahaan dalam menambah pekerja atau menambah
jam kerja pegawai sehingga pekerja dan kapasitas produksi tetap tetapi tidak
diimbangi dengandemand/permintaan yang melebihi kemampuan perusahaan.
Apalagi biaya stockout yang begitu besar untuk tiap unitnya, dan jika terjadi
tiap periode ini akan membuncitkan anggaran biaya stockout begitu besar dan
akan berakibat fatal untuk pengeluaran perusahaan secara keseluruhan.
Selain itu kelemahan berikutnya adalah ketika perusahaan mengalami
surplus atau memiliki sisa pada inventori akhir, sisa unit produk pada periode
itu otomatis akan dimasukan pada inventori awal periode berikutnya. Hal ini
sebenarnya cukup meringankan beban kebutuhan produksi perusahaan ketika
demand meningkat. Namun jika demand/permintaan cenderung stabil atau
bahkan menurun hal ini dapat menimbulkan biaya simpan/ holdingcost yang
terus berkelanjutan. Hal ini dikarenakan jumlah demand sedikit, inventory awal
mencukupi demand tersebut, tetapi perusahaan terus memproduksi produk
sesuai dengan kapasitas produksi maksimumnya pada periode tersebut sehingga
akan terus menimbulkan sisa pada inventori akhir/ surplus yang kemudian akan
terus diakumulasikan dan dimasukan pada inventori awal periode selanjutnya.
Jika terus demikian, dan jumlah demand tetap tidak meningkat signifikan, maka
akan meyebabkan biaya simpan yang sangat tinggi.
Namun terlepas dari kelemahan kelemahan strategi ini, pada studi kasus yang
diberikan dan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya,
perusahaan mengalami surplus untuk tiap periodenya dan jumlah sisa produk
tiap periodenya selalu meningkat secara signifikan sehingga pada perhitungan
biaya simpan nantinya akan begitu besar. Hal ini dikarenakn kapasitas produksi
perusahaan tiap periodenya selama 5 bulan jauh di atas demand/permintaan
pada 5 periode tersebut. Sehingga pada setiap bulannya akan mengalami
surplus produksi dan sisa tersebut akan terus bertambah banyak karena
produksi perusahaan yang selalu sesuai dengan kapasitas maksimum
produksinya. Bahkan pada periode 4 dan 5, inventori awal perusahaan saja
sebenarnya sudah mampu memenuhi demand pada periode tersebut tetapi
karena menggunakan strategi ini perusahaan tetap memproduksi unit produk
sesuai kapasitas produksi maksimumnya sehingga perusahaan menumpuk
banyak sekali unit produk pada akhir periode.
Pada perhitungan biaya produksi menggunakan strategi level ini, didapatkan
total cost sebesar $104,696,800.00. Sumber biaya terbesar terletak pada biaya
bahan baku produk yaitu sebesar $81,900,000 karena perusahaan selalu
memproduksi unit produk sesuai dengan kapasitas maksimum produksi
perusahaan meskipun sudah mampu memenuhi demand dari sisa produksi
bulan sebelumnya. Ditambah lagi biaya simpan / holdingcost sebesar
$22,651,200. Untuk biaya simpan dan biaya bahan baku sebenarnya dapat
diminimalisir jika saja perusahaan tidak melakukan produksi ketika inventori
mencukupi demand atau hanya melakukan produksi sesuai dengan jumlah unit
yang dibutuhkan saja (sesuai dengan net requirement).
Chase Strategy
Pada penggunaan ChaseStrategy ini, kondisi pada kapasitas dan jumlah
produksi akan sama dengan jumlah net requirement atau sama dengan demand
jika perusahaan tidak memiliki stock pada inventori awal. Dengan
menggunakan strategi ini sebenarnya perusahaan akan lebih efektif dan efisien
dalam melakukan kegiatan produksi karena akan memproduksi unit produk
sesuai dengan yang dibutuhkan saja sehingga tidak akan menimbulkan sisa
pada inventori akhir/surplus ataupun kekurangan produksi/shortage. Akan
tetapi hal ini nantinya akan berdampak pada jumlah kebutuhan pekerja tiap
bulannya. Karena perusahaan hanya memproduksi sesuai dengan net
requirement maka kebutuhan pekerja juga harus mengikuti jumlah unit yang
diproduksi perusahaan. Dalam hal jumlah pekerja yang belebih dari kebutuhan
akan dikeluarkan / akan ada proses firing begitu juga jika jumlah pekerja
kurang dari jumlah yang harusnya dibutuhkan aka nada perekrutan pekerja baru
atau akan adanya proses hiring.
Keadaan demand yang fluktuatif akan sangat mempengaruhi biaya atau cost
dari strategi ini khususnya untuk biaya pekerja juga menyangkut biaya hiring
dan firing. Jika saja permintaan produk setiap bulannya konstan atau meningkat
sedikit demi sedikit, maka untuk biaya hiring dan firing dapat jauh
diminimalisir karena proses hiring atau firing kemungkinan akan terjadi satu
atau dua kali saja.
Pada perhitungan biaya produsi dengan menggunakan ChaseStrategy ini
didapatkan total biaya atau cost sebesar $55,799,350.00jauh lebih rendah dari
perhitungan biaya produksi dengan menggunakan LevelStrategy. Hal ini
dikarenakan tidak adanya biaya simpan ataupun biaya stockout, tetapi adanya
biaya hiring dan firing ketika melakukan perekrutan ataupun pemberhentian
pekerja. Pada strategi ini sumber biaya terbesar dihasilkan dari biaya bahan
baku yaitu sebesar $55,683,600.00. Biaya bahan baku disini juga jauh lebih
rendah dibandingkan dengan menggunakan LevelStrategy, karena pada strategi
ini perusahaan hanya memproduksi sejumlah unit barang sesuai dengan yang
dibutuhkan saja. Biaya lainnya yaitu seperti biaya pekerja, biaya hiring, dan
biaya firing sebesar $108,000.00, $700.00, dan $7,050.00 yang dirasa cukup
rendah dan masih dalam batas wajar.
FlexibleStrategy
FlexibleStrategy adalah strategi agregateplanning yang merupakan gabungan
dari kedua strategi sebelumnya yaitu gabungan antara LevelStrategy dan
ChaseStrategy. Pada strategi ini jumlah pekerjanya tetap tetapi jam kerjanya
dan kondisi inventorinya yang berubah ubah. Dalam hal ini perusahaan
melakukan produksi sesuai dengan kapasitas maksimum produksi dengan
jumlah pekerja yang dimilikinya seadanya, jadi tidak ada yang namanya
perekrutan pekerja baru ataupun pengurangan karyawan/pekerja. Hal ini sama
halnya dengan LevelStrategy yang dibahas sebelumnya, namun pada strategi ini
perusahaan dapat menghindari biaya stockout saat perusahaan tidak mampu
memenuhi permintaan dengan cara menambah jam kerja pekerja sesuai dengan
jumlah kekurangan unit produk. Akan tetapi nantinya perusahaan akan
mengeluarkan biaya lembur/overtime sesuai dengan berapa jam/pekerja/hari
yang dibutuhkan untuk memenuhi target kekurangan produk pada periode
tersebut. Kelemahannya adalah sama seperti LevelStrategy yaitu saat
perusahaan mengalami surplus atau kegiatan produksi lebih besar dari pada
demand maka akan terjadi penumpukan barang di inventori yang akan
berakibat terhadap besarnya biaya simpan bagi perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan workforce dan overtime untuk
FlexibleStrategydidapatkan total cost sebesar $104,696,800.00atau sama halnya
dengan total biaya pada perhitungan LevelStrategy. Hal ini dikarenakan semua
elemen biaya yang menyebabkan total cost pada strategi ini sama dengan
LevelStrategy yaitu biaya bahan baku, biaya pekerja, dan biaya simpan.
Sedangkan untuk biaya lembur totalnya $0.00 dikarenakan tidak ada
penambahan jam kerja pekerja karena produksi perusahaan sudah mengalami
surplus. Biaya bahan baku menjadi elemen biaya terbesar yaitu $81,900,000.00
dikarenakan produksi perusahaan yang terus maksimum meskipun perusahaan
sudah mempunyai inventori awal yang mencukupi ditambah lagi biaya simpan
yang tinggi yaitu sebesar $22,651,200.00 karena banyaknya sisa pada inventori
yang menumpuk. Strategi ini dapat menguntungkan perusahaan jika saja
kapasitas maksimum perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah
permintaan karena perusahaan dapat menambah jam kerja pekerja untuk
memenuhi kebutuhan demand tanpa harus menambah jumlah pekerja.

5.4.2. Analisis Fisibilitas


Setelah melakukan analisis strategi pada tahapan sebelumnya, pada tahapan ini
kita akan mencoba melakukan analisis terhadap grafik perbandingan kapasitas
produksi maksimum dengan jumlah yang diproduksi perusahaan pada masing
masing strategi.
LevelStrategy
Pada strategi ini berdasarkan grafik perbandingan, jumlah produksi setiap
bulannya selalu sama dengan kapasitas produksi maksimum perusahaan dari
bulan Januari hingga Mei yaitu 3900, 3750, 4050, 3900, dan 3900. Pada studi
kasus yang diberikan, sebenarnya perusahaan tidak harus memproduksi produk
sesuai dengan kapasitas produksi maksimum setiap bulannya dikarenakan pada
bulan Januari saja terdapat sedikitnya 1368 pada inventori akhir yang mana sisa
produk tersebut dapat dijadikan modal awal untuk demand bulan Februari yang
hanya sebesar 2682 unit. Seharusnya perusahaan hanya tinggal memproduksi
sisanya saja sebesar 1313. Tetapi pada strategi ini perusahaan harus tetap
memproduksi sesuai dengan batas kapasitas maksimum produksinya.
Akibatnya terjadi banyak penumpukan barang pada inventori akhir bulan
Februari yaitu sebesar 2437 dan terus meningkat secara signifikan pada bulan
bulan berikutnya hingga Mei. Menurut kami, dari segi fisibilitas / kemungkinan
penerapannya pada perusahaan, penggunaan strategi ini dirasa kurang tepat
karena akan selalu menimbulkan biaya simpan yang besar setiap bulannya. Hal
ini dikarenakan kapasitas produksi maksimum perusahaan jauh lebih besar
dibandingkan dengan kebutuhan produksi yang harus dipenuhi
(netrequirement). Netrequirement yang rendah dipengaruhi oleh jumlah
permintaan yang sedikit tetapi inventori awal perusahaan untuk setiap
periodenya masih sangat mencukupi sehingga muncul banyak sisa unit produk
pada inventori akhir setiap periodenya yang menyebabkan holdingcost. Strategi
ini mungkin akan lebih tepat jika kondisi kapasitas produksi maksimum
perusahaan terpaut sedikit lebih banyak dibandingkan dengan jumlah demand
setiap periodenya sehingga sisa pada inventori akhir pun tidak terlalu banyak
dan dapat pas dipakai untuk membantu produksi di periode berikutnya.
ChaseStrategy
Pada strategi ini berdasarkan grafik perbandingan, jumlah produksi perusahaan
selalu lebih kecil / di bawah kapasitas produksi maksimum perusahaan. Hal ini
dikarenakan pada strategi ini perusahaan hanya cukup memproduksi produk
sesuai dengan kebutuhan produksinya saja setiap bulan (sesuai dengan jumlah
netrequirement). Adapun jumlah produksi perusahaan dengan menggunakan
strategi ini untuk bulan Januari hingga Februari adalah 2532, 2682, 2682, 2682,
dan 2682. Pada studi kasus yang diberikan strategi ini cukup mampu
meminimalisir elemen biaya produksi. Hal ini dikarenakan perusahaan hanya
memproduksi produk sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan saja sehingga
tidak ada sisa ataupun kekurangan produksi yang dapat menyebabkan biaya
simpan dan biaya stockout. Namun untuk setiap bulannya perusahaan harus
memperhatikan kebutuhan pekerja yang harus dipenuhi untuk menyesuaikan
kapasitas produksi. Kapasitas produksi selalu menyesuaikan dengan
netrequirement, sedangkan kebutuhan pekerja didapatkan dari perbandingan
kapasitas produksi tadi dengan unit produk/pekerja setiap bulannya yang
mungkin berbeda beda. Sehingga jika kebutuhan unit produk selalu berbeda
beda secara fluktuatif maka akan memungkinkan perusahaan untuk melakukan
kegiatan hiring ataupun firing beberapa kali dalam 5 periode tersebut yang
berakibat pada perhitungan cost nanti. Namun jika perubahan kebutuhan unit
produk tiap bulannya tidak fluktuatif atau dapat dibilang konstan maka hal ini
akan sangat menguntungkan perusahaan karena perusahaan hanya perlu
melakukan hiring atau firing satu kali saja dalam 5 periode. Menurut kami, jika
dilihat dari segi fisibilitasnya untuk diterapkan pada perusahaan sesuai dengan
studi kasus, strategi ini cukup tepat untuk menekan elemen biaya bahan baku
yang begitu besar jika perusahaan harus memproduksi produk sesuai dengan
batas kapasitas maksimum produksi tiap bulannya, serta mampu
menghindarkan perusahaan dari biaya simpan yang besar tiap bulannya ataupun
biaya stockout karena kekurangan produksi.
FlexibleStrategy
Pada strategi ini berdasarkan grafik perbandingan, jumlah produksi perusahaan
selalu sama dengan kapasitas produksi maksimum setiap bulannya. Sama
halnya dengan strategi level, produksi perusahaan selalu menghasilkan sisa
pada inventori akhir/ surplus yang begitu besar dikarenakan perbedaan yang
signifikan antara yang diproduksi perusahaan dengan yang seharusnya
dibutuhkan pada setiap periode. Akibatnya selalu terjadi peningkatan
penumpukan barang pada inventori akhir setiap periodenya yang menyebabkan
besarnya biaya simpan pada perhitungan total cost strategi ini. Menurut kami,
dari segi fisibilitasnya untuk diterapkan pada perusahaan sesuai dengan studi
kasus yang diberikan, strategi ini kurang tepat digunakan untuk menentukan
perencanaan agregat perusahaan karena akan menimbulkan biaya bahan baku
dan biaya simpan yang sangat besar. Strategi ini mungkin akan lebih tepat
digunakan jika kasusnya perusahaan memiliki kapasitas produksi yang rendah,
dan demand perusahaan setiap bulannya tinggi. Perusahaan akan dapat mampu
memenuhi demand sesuai dengan netrequirement, serta perusahaan dapat
terhindar dari biaya simpan dan juga biaya stockout.Hal ini dikarenakan
kekurangan/ shortage dapat dengan mudah dipenuhi dengan cara menambah
jam kerja tanpa harus melakukan perekrutan pekerja baru yang tentunya lebih
mahal daripada membayar overtime.
Berdasarkan dari hasil analisis fisibilitas di atas terhadap masing masing
strategi sesuai dengan studi kasus yang diberikan maka keputusan strategi
yang paling tepat untuk dipilih adalah ChaseStrategy. Hal ini dikarenakan
dari segi total cost yang dihasilkan perhitungan biaya produksi dengan
ChaseStrategyjauh lebih rendah dibandingkan dengan LevelStrategy dan
FlexibleStrategy. Pada ChaseStrategy total cost yang dihasilkan sebesar
$55,799,350.00sedangkan pada Level dan FlexibleStrategy total cost yang
dihasilkan sebesar $104,696,800.00karena biaya bahan baku dan biaya simpan
yang besar. Pada ChaseStrategy ini juga cukup tepat untuk menekan elemen
biaya bahan baku yang begitu besar jika perusahaan harus memproduksi produk
sesuai dengan batas kapasitas maksimum produksi tiap bulannya, serta mampu
menghindarkan perusahaan dari biaya simpan yang besar tiap bulannya ataupun
biaya stockout karena kekurangan produksi.

5.4. Kesimpulan
Dari hasil praktikum AgregatePlanning ini meliputi hasil perhitungan dan
analisis yang dilakukan untuk masing masing strategi AP didapatkan kesimpulan
dalam poin poin berikut
1. Dari hasil perhitungan masing masing strategi dan analisis yang dilakukan,
produksi dan inventori yang stabil akan terjadi jika aktivitas produksi tidak
jauh melebihi kebutuhan produksi yang seharusnya, dalam artian perusahaan
hanya memproduksi produk sesuai dengan yang dibutuhkan saja melihat dari
permintaan yang ada setiap periodenya. Kalaupun ingin memproduksi barang
sesuai dengan batas kapasitas maksimum produk yang melebihi kebutuhan
netrequirement, kelebihan barang/surplus tiap periode dapat digunakan
sebagai modal awal terhadap demand dan perusahaan hanya perlu
memproduksi sisanya saja sehingga tidak perlu memproduksi hingga batas
kapasitas maksimum dan meninggalkan banyak tumpukan barang pada
inventori akhir setiap periode.
2. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis masing masing periode didapatkan
strategi aggregate planning yang paling tepat sesuai dengan studi kasus adalah
ChaseStrategy. Hal ini dikarenakan pada ChaseStrategymampu menekan
elemen biaya bahan baku yang begitu besar jika perusahaan harus
memproduksi produk sesuai dengan batas kapasitas maksimum produksi tiap
bulannya, serta mampu menghindarkan perusahaan dari biaya simpan yang
besar tiap bulannya ataupun biaya stockout karena kekurangan produksi.
3. Dari praktikum yang dilakukan dapat dipahami jika tahapan aggregate
planning diawali dengan mendefinisikan dahulu tujuan perencanaan produksi,
pengumpulan data, perencanaan agregat tiga strategi (Level, Chase, dan
Flexible), penentuan strategi yang tepat sebelum akhirnya validasi rencana
produksi terhadap kapasitas (perencanaan kapasitas)

Anda mungkin juga menyukai