LP Gastritis Akut
LP Gastritis Akut
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Ajar Praktik Klinik Keperawatan II (Keperawatan Medikal
Bedah I)
Disusun oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Keperawatan pada “Ny. MM” dengan Gastritis Akut di Ruang Candi Barong
RSUD Prambanan yang disusun untuk memenuhi Mata Ajar Praktik Klinik Keperawatan II telah
disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Praktikan, Praktikan,
Mengetahui,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita
oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa.
disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang
salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak
sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan
terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga
disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s
Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori
(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat
menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis.
Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil.
Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007).
Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi
Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari
penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan
infeksiHelicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada
beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada
perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari,
rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada
perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang
selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil
(kedinginan), cegukan (hiccups).
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan
akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak
lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian
Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak
ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada
keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komolikasi,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan masalah keperawatan yang lazim
muncul dari Gastritis Akut ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada “Ny. MM” dengan Gastritis Akut ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komolikasi,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan masalah keperawatan yang lazim
muncul dari Gastritis Akut
2. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada “Ny. MM” dengan Gastritis Akut
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
a. Penulis mampu memahami konsep dasar pada Gastritis Akut
b. Penulis mampu melaksanakan tindakan asuhan keperawatan secara nyata
berkesinambungan mulai dari pengkajian sampai evaluasi
c. memberikan pengalaman yang nyata pada penulis tentang gambaran
keprofesiannya di lapangan
2. Manfaat Bagi Instansi Perguruan Tinggi
a. Instansi Perguruan Tinggi mampu menjalin kerjasama dengan Instansi Rumah
Sakit
b. Mendapatkan informasi mengenai gambaran pelayanan keperawatan, sensus
penyakit, kasus terbanyak, perkembangan IT, dan lain-lain di Rumah Sakit terkait.
BAB II
A. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer dkk, 2007), sedangkan
menurut (Wijaya dan Yessie, 2013) gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada
mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain.
Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat akut,
dengan kerusakan “Erosive” karena hanya pada bagian mukosa (Inaya, 2014).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik
difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak
nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2010).
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan gastritis adalah suatu
peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffus atau lokal dengan
kerusakan “ Erosive” karena permukaan hanya pada bagian mukosa.
Sedangkan gastritis akut adalah peradangan yang terjadi di permukaan mukosa
lambung dan bersifat akut (secara tiba-tiba), disertai terjadinya kerusakan erosi. Untuk
perjalanan penyakit umumnya bersifat ringan, walaupun terkadang bisa mengakibatkan
keadaan darurat medis, yaitu pendarahan pada saluran cerna bagian atas. (Brunner &
Suddart, 2008)
B. Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2011), mengatakan Etiologi dari gastritis ini adalah
sebagai berikut:
1. Obat-obatan, seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS (Indimetasin,
Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid, Kokain, Salisilat, dan Digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol: seperti whisky, vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri: seperti H.phlori (paling sering), H. heilmanii, Streptococci,
Staphylococci, Proteus species, Clostridium spesies, E.coli, Tuberculosis, dan
secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur: seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis
6. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-lambung.
7. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
8. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang menimbulkan respons
peradangan pada mukosa lambung.
Menurut Rendy dan Margareth (2012) penyebab dari gastritis di bagi menjadi dua
yaitu:
1. Gastritis akut
a. Pemakaian sering obat-obatan NSAID seperti aspirin yang tanpa pelindung
selaput enterik
b. Peminum alcohol
c. Perokok berat
d. Stres fisik (luka bakar)
e. Keracunan makanan (entrotoksin)
2. Gatritis kronik
a. Penderita dengan ulkus peptikum
b. Hubungan dengan karsinoma lambung
c. Pada penderita dengan anemia
d. Pada penderita setelah gastrektomi
e. Pada orang sehat terutama usia tua
C. Klasifikasi
Menurut Sharif (2012), Gastritis dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangan pendek dengan konsumsi agen kimia
atau makanan mengganggu dan merusak mucosa gastrik.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. gastritis tipe A mampu menghasilkan
imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan
mucosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibody. Anemia
Pernisiosa berkembang dengan proses ini. Sedangkan gastritis tipe B lebih lazim,
tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri helocobakter pylori, yang menimbulkan
ulkus pada dinding lambung.
D. Manifestasi Klinis
Menurut Wijaya dan Yessie (2013), manifestasi gastritis yaitu:
1. Manifestasi Klinis Akut
a. Keluhan dapat bervariasi, kadang tidak ada keluhan tertentu sebelumnya dan
sebagiab besar hanya mengeluh nyeri epigastrium yang tidak hebat
b. Kadang disertai dengan nausea dan vomitus
c. Anoreksia
d. Gejala yang berat:
1) Nyeri epigastrium hebat
2) Pendarahan
3) Vomitus
4) Hematemisis
2. Manifestasi Klinis Kronik
a. Perasaan penuh pada abdomen
b. Anoreksia
c. Distress epigastrik yang tidak nyata
d. Nyeri ulu hati, nyeri ulkus peptik
e. Keluhan-keluhan anemia
E. Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar antara
10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1
galon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat mirip seperti sebuah
akordion. Ketika lambung mulai terisi dan dan mengembang, lipatan-lipatan tersebut
secara bertahap membuka.
Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut ini lambung
yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang berlebihan, infeksi
bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel sawar pada lambung.
Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan keadaan epitel sawar yang dihancurkan tadi
akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel mukosa yang hancur ini
mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak bisa di
control sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenal
di dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung (perih) karena dinding lambung
yang inflamasi tersebut, masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri akut.
Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka
mengakibatkan peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap
protein meningkat kemudian plasma bocor ke intestinum terjadi edema dan akhirnya
plasma bocor ke dalam lambung sehingga terjadi perdarahan (Syarif, 2012).
F. Pathway
Menyebabkan difusi
kembali asam lambung &
pepsin
Inflamasi
Erosi mukosa
lambung
Nyeri epigastrium
Muntah
MK: Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
MK: Difisit
volume cairan
dan elektrolit
G. Komplikasi
Jika diibaratkan tidak terawat gastritis akan dapat mengakibatkan Peptic Ulcers
dan mengakibatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus
menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel dinding lambung
Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel
kelenjar dalam mukosa. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H.Pyloris
adalah MALT (mukosa associated lympoihoid tissue), Lymphomas, kanker ini
berkembang secara perlahan pada jaringan system kekebalan pada dinding lambung.
Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal (Sharif, 2012).
Sedangkan menurut Wijaya dan Yessie (2013), Komplikasi gastritis adalah:
Perdarahan saluran cerna, Ulkus, Perforasi (jarang terjadi).
Selain itu juga menurut Mansjoer dkk (2007) komplikasi gastritis yaitu:
1. Komplikasi gastritis akut
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat
berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan
dengan tukak peptik. Gambaran kelinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun
pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacteri pylori, sebab
100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.
2. Komplikasi gastritis kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia karena gangguan
absorpsi vitamin B12
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
2. Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi
B12.
3. Analis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
4. Analis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI lambung.
5. Achlorhidria (kurang/tidak adanya produksi asam lambung) menunjukkan adanya
gastritis atropi.
6. Uji serum antibody, yang bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel pariental
dan faktor intrinsik lambung.
7. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bilaa ada kecurigaan
berkembangnya ulkus peptikum.
8. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung
(Adriansyah, 2012).
I. Pemeriksaan Medis
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi
obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau
inhibitor pompa proton.
Brunner & Suddart. 2008.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG
Doenges Marylin dkk. 2015. Rencana Tindakan Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG
Inaya. 2014. Buku Saku Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Wijaya & Yessie. 2013. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Salemba Medika