Anda di halaman 1dari 14

PROSPEKTUS PENAMBAHAN MODAL DENGAN

INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)

PT. MAP BOGA ADIPERKASA Tbk.

Disusun oleh :

1. Maria Imaculata Dewi C. (4.43.18.0.12)


2. Nur Indriyana Yasmine (4.43.18.0.18)
3. Wahyu Nurul Aini (4.43.18.0.25)

PROGRAM STUDI ANALIS KEUANGAN


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2019
PROSEPKTUS PT. MAP BOGA ADIPERKASA Tbk.
Beberapa bagian penting dari Prospektus perusahaan yang patut
mendapat perhatian dari calon investor adalah :

1. Jumlah saham yang ditawarkan


Jumlah saham yang ditawarkan oleh PT. Map Boga Adiperkasa Tbk. sebanyak
22.174.000 (dua puluh duajuta seratus tujuh puluhempat ribu) saham biasa atas nama,
yang mewakili sebesar 1,02% (satu koma nol dua persen) dari modal ditempatkan dan
disetorsetelah Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana.
Jumlah Saham yang Dicatatkan:
 Saham yang berasal dari Penawaran Umum Saham Perdana yaitu sebanyak
22.174.000 saham, yang mewakili sebesar1,02% dari modal ditempatkan dan disetor
dalam Perseroansetelah Penawaran Umum Saham Perdana.
 Saham hasil konversi atas obligasi GAR yaitu sebanyak 431.548.900 saham, yang
mewakili sebesar 19,88% darimodal ditempatkan dan disetor dalam Perseroan
setelahPenawaran Umum Saham Perdana.
 Saham pemegang saham sebelum Penawaran Umum Saham Perdana sebanyak
1.717.200.000 saham, yang mewakilisebesar 79,10% dari modal ditempatkan dan
disetor penuhdalam Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdanaini.

Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan olehPerseroan di BEI adalah
sebanyak 2.170.922.900 saham, atausejumlah 100% dari modal ditempatkan atau
disetor penuh dalamPerseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana ini.

2. Nilai nominal saham dan harga penawaran


Nilai Nominal : Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham.
Harga Penawaran : Rp1.680 (seribu enam ratus delapan puluh Rupiah) setiap saham.
Nilai Emisi : Rp37.252.320.000 (tiga puluh tujuh miliar dua ratus lima puluh dua juta tiga
ratus dua puluh ribu) Rupiah

3. Bidang Usaha
Perseroan mengoperasikan kelompok usaha yang terutama bergerak dalam bidang
perdaganganberupa kafe dan restoran. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, kelompok
usaha perseroanmengoperasikan lima merek kafe dan restoran. Kelompok Usaha
Perseroan memiliki perjanjianlisensi atau waralaba eksklusif dengan merek-merek
internasional tersebut sehingga Kelompok Usaha Perseroan berhak untuk
mengembangkan dan mengoperasikan gerai-gerai tersebut di seluruhIndonesia.

Hingga saat ini, gerai milik Kelompok Usaha Perseroan memiliki lebih dari 300 gerai
yang tersebar di 20 kota di Indonesia. Bila dilihat dari jumlah gerai, Kelompok Usaha
Perseroan merupakan salahsatu pemain utama di bidang kafe dan restoran dalam pasar
kelas menengah dan atas di Indonesia. Sebagian besar gerai milik Kelompok Usaha
Perseroan terletak di pusat perbelanjaan kelasmenengah dan kelas atas di berbagai kota
tersebut. Selain itu, Kelompok Usaha Perseroan juga membuka gerai di lokasi lainnya,
seperti perkantoran, rumah sakit, universitas, tempat peristirahatan jalan tol, dan bandar
udara untuk menjangkau konsumen lebih luas.

4. Riwayat Singkat Perusahaan


Perseroan, berkedudukan di Jakarta Pusat, didirikan dengan nama PT Creasi Aksesoris
Indonesia, berkedudukan di Jakarta Pusat, didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas
PT Creasi Aksesoris Indonesia No. 01 tanggal 7 Januari 2013, dibuat di hadapan Lilis
Sugianto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan sebagai badan
hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (“Menkumham”) No. AHU-11384.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 7 Maret
2013 dan terdaftar dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No.AHU0019601.
AH.01.09.Tahun 2013, tanggal 7 Maret 2013 serta telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 1982 tentang
Wajib Daftar Perusahaan (“UUWDP”) di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya
Jakarta Pusat di bawah No. 09.05.1.46.78219 tanggal 27 Maret 2013 (“Akta
Pendirian”).

Perseroan melakukan perubahan nama dari PT Creasi Aksesoris Indonesia menjadi PT


Map Boga Adiperkasa berdasarkan Akta Berita Acara Rapat PT Creasi Aksesoris
Indonesia No. 60 tanggal 18 Maret 2016, dibuat oleh Hannywati Gunawan, S.H., Notaris
di Jakarta. Akta mana telah mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU0005324.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 18 Maret 2016, dan telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU 0035286
.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 18 Maret 2016.

Anggaran dasar Perseroan pada Akta Pendirian selanjutnya telah mengalami beberapa
kali perubahan dan terakhir diubah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Map Boga Adiperkasa No. 8
tanggal 21 Maret 2017 yang dibuat di hadapan DR. Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo,
S.H., M.H., Notaris di Jakarta Pusat, yang telah mendapatkan persetujuan Menkumham
berdasarkan Keputusan Menkumham No. AHU0007085. AH.01.02.TAHUN 2017
Tanggal 23 Maret 2017 dan telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem
Administrasi Badan Hukum Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. AHU-AH.01.03-0120822 tanggal 23 Maret
2017, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No.
AHU0039356.AH.01.11.Tahun 2017 Tanggal 23 Maret 2017 (“Akta No.8/2017”).

Sejak pendirian, anggaran dasar dalam Akta Pendirian Perseroan telah beberapa kali
mengalami
perubahan sebagaimana tercantum dalam:
 Akta Berita Acara Rapat PT Creasi Aksesoris Indonesia No. 60 tanggal 18 Maret
2016, dibuatoleh Hannywati Gunawan, S.H., Notaris di Jakarta yang telah
mendapatkan persetujuan berdasarkan Keputusan Menkumham No. AHU-
0005324.AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 18 Maret 2016, dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU0035286.AH.01.11. Tahun
2016 tanggal 18 Maret 2016 (“AktaNo.60/2016"). Berdasarkan Akta No.60/2016,
para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk mengubah nama Perseroan
dari sebelumnya PT Creasi Aksesoris Indonesia menjadi PT Map Boga
Adiperkasa;
 Akta Berita Acara Rapat PT Map Boga Adiperkasa No. 91 tanggal 24 Mei 2016,
dibuat oleh Hannywati Gunawan, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapatkan
persetujuan berdasarkanKeputusan Menkumham No. AHU-0009978.
AH.01.02.TAHUN 2016 tanggal 26 Mei 2016 dan telah diterima dan dicatat di
dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Menkumham berdasarkan
Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.
AHUAH.01.03-0051818 tanggal 26 Mei 2016, dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan sesuai UUPT dengan No.AHU-0064821. AH.01.11. Tahun 2016
tanggal 26 Mei 2016 (“AktaNo.91/2016"). Berdasarkan Akta No. 91 / 2016, para
pemegang saham Perseroan menyetujui untuk(i) meningkatkan modal dasar
Perseroan dari semula sebesar Rp50.000.000.000,-(lima puluh miliar Rupiah)
menjadi sebesar Rp1.000.000.000.000,-(satu triliun Rupiah) dan meningkatkan
modal di tempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp12.500.000.000
(dua belas miliar lima ratus juta Rupiah) menjadi sebesarRp600.000.000.000,-
(enam ratus miliar Rupiah).

5. Tujuan Go Public (Rencana Penggunaan Dana)


RENCANA PENGGUNAAN DANA DARI HASIL PENAWARAN UMUM
Seluruh dana hasil dari Penawaran Umum Saham Perdana ini, setelah dikurangi biaya-
biaya Emisi,akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan yaitu dengan
pembukaan gerai baru melalui Entitas Anak.
Pengalihan dana kepada Entitas Anak akan dilaksanakan dalam bentuk setoran modal
dan/ataupinjaman. Dalam hal pengalihan dana dilakukan melalui pinjaman, transaksi
tersebut akan dilakukan secara wajar.
Dalam hal dana hasil dari Penawaran Umum Saham Perdana ini disalurkan kepada
Entitas Anak dalam bentuk pinjaman dan apabila Entitas Anak telah melunasi pinjaman
tersebut, maka danatersebut akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja umum.

Apabila dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini tidak mencukupi untuk rencana
Penggunaan dana sebagaimana dimaksud di atas, Perseroan akan membiayai tujuan
penggunaan dana tersebut melalui kas internal yang diperoleh dari kegiatan operasi serta
dengan pinjaman bank.

Sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/2015, Perseroan akan menyampaikan laporan
Realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana ini kepada OJK dan
wajib mempertanggung jawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum
Saham Perdana ini dalam RUPS Tahunan Perseroan sampai dengan seluruh dana hasil
Penawaran Umum Saham Perdana telah direalisasikan. Laporan realisasi penggunaan
dana yang disampaikan kepada OJK akan dibuat secara berkala setiap 6 (enam) bulan
(Juni dan Desember) sampai dengan seluruh danhasil Penawaran Umum Saham Perdana
ini telah direalisasikan. Perseroan akan menyampaikan laporan tersebut selambat
lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.

Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dana


hasil Penawaran Umum Saham Perdana ini, maka Perseroan akan terlebih dahulu
melaporkan rencana tersebut ke OJK dengan mengemukakan alasan beserta,
pertimbangannya dan perubahan penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan
dari RUPS terlebih dahulu. Pelaporanperubahan rencana penggunaan dana tersebut akan
dilakukan bersamaan dengan pemberitahuanmata acara RUPS kepada OJK.

Dalam hal Perseroan akan melaksanakan suatu transaksi dengan menggunakan dana hasil
PenawaranUmum yang merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi
tertentu dan/atau transaksi material, Perseroan akan memenuhi ketentuan sebagaimana
diatur dalam Peraturan No.IX.E.1 dan/atau Peraturan No. IX.E.2. Perseroan akan
menggunakan dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana ini dengan mengikuti
ketentuan pasar modal yang berlaku di Indonesia.

6. Kegiatan dan Prospek Usaha


a. Kegiatan Usaha
Perseroan mengoperasikan kelompok usaha yang terutama bergerak dalam bidang
perdagangan berupa kafe dan restoran. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, kelompok
usaha perseroan mengoperasikan lima merek kafe dan restoran. Kelompok Usaha
Perseroan memiliki perjanjian lisensi atau waralaba eksklusif dengan merek-merek
internasional tersebut sehingga Kelompok Usaha Perseroan berhak untuk
mengembangkan dan mengoperasikan gerai-gerai tersebut di seluruh Indonesia
Hingga saat ini, gerai milik Kelompok Usaha Perseroan memiliki lebih dari 300
gerai yang tersebar di 20 kota di Indonesia. Bila dilihat dari jumlah gerai, Ke lompok
Usaha Perseroan merupakan salah satu pemain utama di bidang kafe dan restoran dalam
pasar kelas menengah dan atas di Indonesia. Sebagian besar gerai milik Kelompok Usaha
Perseroan terletak di pusat perbelanjaan kelas menengah dan kelas atas di berbagai kota
tersebut. Selain itu, Kelompok Usaha Perseroan juga membuka gerai di lokasi lainnya,
seperti perkantoran, rumah sakit, universitas, tempat peristirahatan jalan tol, dan bandar
udara untuk menjangkau konsumen lebih luas.

b. Prospek Usaha
Tren untuk kafe dalam industri jasa makanan dan minuman akan terus
berekspansi terutama melalui pembukaan gerai baru. Ekspansi tersebut tidak hanya
dilakukan di kota -kota besar saja, namun juga mulai melebarkan jangkauan ke kota-kota
kecil di Indonesia. Salah satu pendorong ekspansi tersebut adalah guna memenuhi gaya
hidup masyarakat Indonesia yang semakin banyak menghabiskan waktunya di luar rumah
dan untuk dapat menjangkau konsumen dengan rentang usia serta segmen pasar yang
lebih luas.

7. Resiko Usaha
Risiko-risiko berikut merupakan risiko-risiko yang material bagi Perseroan, serta telah
dilakukan pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja
keuangan Perseroan, dimulai dari risiko utama Perseroan:
Risiko Terkait Kegiatan Usaha:
 Risiko hubungan dengan pemilik merek
 Risiko persaingan usaha
 Risiko stabilitas ekonomi, kapasitas dan daya beli konsumen
 Risiko stabilitas politik dan keamanan
 Risiko perubahan nilai tukar mata uang asing
 Risiko pemasok tunggal
 Risiko pemilihan lokasi gerai dan perkembangan pusat perbelanjaan
 Risiko distribusi dan logistik
 Risiko sumber daya manusia
 Risiko gugatan hukum

Risiko Terkait Investasi pada Saham Perseroan:


 Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi cukup jauh
 Risiko terkait likuiditas saham Perseroan
 Kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen di masa mendatang akan
bergantung pada saldo laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan
modal kerja di masa mendatang
 Investor dapat tunduk pada pembatasan atas hak pemegang saham minoritas
 Risiko terkait penerbitan saham atau surat berharga bersifat ekuitas lainnya

Risiko terkait kegiatan usaha :


a. Risiko hubungan dengan pemilik merek
Kegiatan Kelompok Usaha Perseroan bergantung pada kemampuannya untuk
mempertahankan dan memperoleh hak lisensi dari Brand Principal internasional.
Kelompok Usaha Perseroan mengadakan perjanjian dengan Brand Principal yang di
dalamnya memuat syarat dan ketentuan, antara lain, mengenai periode, pembaharuan
atau perpanjangan perjanjian serta keadaan yang dapat menyebabkan pengakhiran
perjanjian atau pemutusan hak Kelompok Usaha Perseroan sebelum tanggal berakhir
yang telah ditetapkan. Sebagian besar perjanjian lisensi maupun perjanjian distribusi
yang dibuat Kelompok Usaha Perseroan tidak mengatur pembaharuan atau
perpanjangan waktu secara otomatis. Keharmonisan hubungan antara Kelompok
Usaha Perseroan dan Brand Principal merupakan hal yang sangat penting, karena
hubungan antara Kelompok Usaha Perseroan dan Prinsipal yang tidak harmonis dapat
mempengaruhi kelanjutan dari perjanjian yang ada dan selanjutnya dapat berdampak
negatif pada kinerja operasi dan kondisi keuangan Kelompok Usaha Perseroan.
b. Risiko Persaingan Usaha
Dalam industri jasa makanan dan minuman tidak terdapat tingkat hambatan untuk
berpartisipasi (barriers to entry) yang tinggi karena tidak diperlukannya keahlian
khusus, teknologi canggih maupun peralatan mesin berat untuk mencegah masuknya
pemain baru yang siap untuk melakukan investasi dana, waktu dan sumber daya
dalam jumlah yang material. Apabila pesaing yang telah ada ataupun pesaing baru
berhasil mengembangkan dan memasarkan konsep yang dapat diterima lebih baik
oleh pasar, maka pangsa pasar Kelompok Usaha Perseroan untuk segmen usaha
tertentu dapat menurun dan hal ini akan menyebabkan pendapatan serta keuntungan
Kelompok Usaha Perseroan di masa mendatang berpengaruh secara negative.
c. Risiko Stabilitas Ekonomi, Kapasitas dan Daya Beli Konsumen
Setiap perkembangan ekonomi secara makro maupun mikro memiliki pengaruh
pada perkembangan kegiatan Kelompok Usaha Perseroan. Walaupun Kelompok
Usaha Perseroan memiliki target konsumen menengah ke atas yang secara umum
lebih mapan, namun tetap terdapat risiko sebagai dampak dari setiap perubahan
keadaan ekonomi. Pada saat inflasi yang tinggi, konsumen akan mengalihkan
prioritasnya pada kebutuhan pokok dibandingkan produk-produk yang
diperdagangkan oleh Kelompok Usaha Perseroan, dan hal ini dapat berpengaruh
negatif pada pendapatan Kelompok Usaha Perseroan.
d. Risiko Stabilitas Politik dan Keamanan
Kendati tidak memberikan dampak yang permanen, terdapat risiko atas
keberhasilan Kelompok Usaha Perseroan, apabila keadaan politik dan keamanan
nasional tidak stabil. Hal ini terkait dengan lokasi gerai-gerai Kelompok Usaha
Perseroan yang berada di lokasi yang dianggap strategis, sehingga apabila terjadi
gangguan stabilitas politik dan keamanan seperti aksi demonstrasi dan huru-hara di
area yang berdekatan dengan lokasi gerai-gerai Kelompok Usaha Perseroan, hal
tersebut mengakibatkan berkurangnya pengunjung dan potensi belanja yang
seharusnya tercapai, sehingga berpengaruh negatif pada kinerja Kelompok Usaha
Perseroan. Selain itu, seluruh merek dari gerai yang dimiliki Kelompok Usaha
Perseroan merupakan merek internasional yang dikenal baik oleh publik sehingga
merupakan sasaran mudah untuk ancaman bom.
e. Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing
Kelompok Usaha Perseroan saat ini membeli pasokan barang dagangan dari luar
negeri dengan menggunakan mata uang asing, sedangkan pendapatan usaha
Kelompok Usaha Perseroan adalah dalam mata uang Rupiah. Apabila sewaktu-waktu
terjadi perubahan secara drastis pada nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah,
maka hal ini dapat menurunkan marjin keuntungan Kelompok Usaha Perseroan dan
berdampak negatif terhadap laba bersih Kelompok Usaha Perseroan, yang mungkin
juga dapat mempengaruhi pengelolaan arus kas Kelompok Usaha Perseroan.
f. Risiko Pemasok Tunggal
Beberapa bahan baku dari kegiatan usaha Kelompok Usaha Perseroan hanya
berasal dari pemasok tunggal. Oleh karena itu, sulit bagi Perseroan untuk memiliki
kontrol terhadap harga dan ketersediaan bahan baku. Apabila terjadi gangguan pada
operasional pemasok tunggal tersebut, maka dapat memberikan pengaruh negatif
terhadap aktivitas operasional Kelompok Usaha Perseroan.
g. Risiko Pemilikan Lokasi Gerai dan Perkembangan Pusat Perbelanjaan
Pemilihan lokasi gerai merupakan salah satu keputusan penting dalam
pengembangan usaha Kelompok Usaha Perseroan.Pada umumnya, gerai-gerai milik
Kelompok Usaha Perseroan terletak di pusat-pusat perbelanjaan yang strategis.Lokasi
gerai memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pengembangan
gerai Kelompok Usaha Perseroan. Kesa lahan dalam memilih lokasi gerai akan
berdampak negatif terhadap kegiatan usaha dan hasil usaha, sehingga penghasilan
Kelompok Usaha Perseroan menjadi tidak optimal yang pada akhirnya akan
mempengaruhi laba bersih Kelompok Usaha Perseroan.
Sampai saat ini, hampir seluruh gerai Kelompok Usaha Perseroan disewa dari
pihak lain dan sangat bergantung pada perkembangan pusat-pusat perbelanjaan.
Stagnasi pada perkembangan pusat-pusat perbelanjaan yang mungkin terjadi di
kemudian hari akan dapat berpengaruh nega tif pada pengembangan usaha Kelompok
Usaha Perseroan.
h. Risiko Distribusi dan Logistik
Ketepatan waktu pengadaan bahan baku dari pemasok ke gerai-gerai milik
Kelompok Usaha Perseroan sangat membantu kesuksesan Kelompok Usaha
Perseroan. Keterlambatan pengad aan barang ke gerai-gerai Kelompok Usaha
Perseroan dapat menyebabkan hambatan bagi Kelompok Usaha Perseroan dalam
melayani konsumen, yang pada akhirnya akan mengakibatkan turunnya marjin
keuntungan Kelompok Usaha Perseroan.
i. Risiko Sumber Daya Manusia
Kesuksesan Kelompok Usaha Perseroan tergantung, dalam batas tertentu, pada
keberlangsungan hubungan kerja dari manajemen dan karyawan yang telah memiliki
pengalaman ekstensif dalam industri jasa makanan dan minuman pada
umumnya.Dalam hal Kelompok Usaha Perseroan tidak dapat mempertahankan
hubungan kerja dengan manajemen dan karyawan yang dimaksud atau kegagalan
untuk merekrut penggantinya yang sesuai dan sebanding, maka hal tersebut dapat
memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha Kelompok Usaha Perseroan.
j. Risiko Gugatan Hukum
Kelompok Usaha Perseroan tidak terlepas dari risiko gugatan hukum yang mana
proses gugatan semacam itu dapat memakan waktu dan biaya. Dalam hal putusan
hukum atas gugatan tersebut tidak berpihak pada Kelompok Usaha Perseroan, maka
hal ini dapat mempengaruhi secara negatif reputasi, kinerja dan keuangan Kelompok
Usaha Perseroan.

Risiko Terkait Investasi Pada Saham Perusahaan


a. Harga Saham Perseroan Dapat Berfluktuasi Cukup Jauh
Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana dapat
berfluktuasi cukup jauh dikarenakan berbagai faktor, meliputi:
 persepsi atas prospek bisnis dan operasi Peseroan dan industri jasa boga secara
umum;
 perubahan secara umum atas kondisi ekonomi, politik atau pasar di Indonesia;
 perbedaan antara hasil keuangan dan operasi aktual dan hasil yang diharapkan
oleh investor dan analis;
 perubahan rekomendasi atau persepsi analis atas Perseroan atau Indonesia;
 pengumuman oleh Perseroan mengenai akuisisi, aliansi strategis, kerjasama atau
divestasi yang signifikan;
 keterlibatan dalam litigasi; dan/atau
 fluktuasi harga-harga saham di pasar modal. Saham Perseroan mungkin
diperdagangkan pada harga yang jauh di bawah Harga Penawaran.
b. Risiko Terkait Dengan Likuiditas Saham Perseroaan
Perseroan telah mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek.Saat ini belum ada pasar
untuk saham Perseroan. Tidak ada jaminan bahwa pasar untuk saham Perseroan akan
berkembang atau, apabila pasar untuk saham Perseroan berkembang, tidak ada jaminan
bahwa saham Perseroan akan likuid. Kemampuan untuk menjual dan menyelesaikan
perdagangan di Bursa Efek dapat memiliki risiko keterlambatan. Selain itu, jumlah
saham yang ditawarkan kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum ini juga bersifat
terbatas, yaitu sebanyak 22.174.000 (dua puluh dua juta seratus tujuh puluh empat ribu)
lembar saham yang mewakili sebesar 1,02% (satu koma nol dua persen) dari modal
ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Saham Perdana . Dengan
demikian, tidak ada jaminan bahwa pemegang saham Perseroan akan dapat menjual
sahamnya pada harga atau waktu tertentu dimana pemegang saham tersebut akan
mampu melakukannya di pasar saham yang lebih likuid.
Meskipun permohonan pendaftaran saham Perseroan disetujui, saham Perseroan
tidak akan langsung dicatatkan pada Bursa Efek setelah dilakukannya penjatahan
dalam Penawaran Umum Saham Perdana di Indonesia. Dalam periode tersebut,
pembeli akan mengalami dampak pergerakan harga saham Perseroan namun tanpa
kemampuan untuk menjual saham yang dibeli melalui Bursa Efek.
c. Kemampuan Perseroan membagikan dividen di masa mendatang akan
bergantung pada saldo laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan kebutuhan
modal kerja di masa mendatang
Jumlah dividen yang akan dibagikan oleh Perseroan di masa mendatang, apabila
ada, akan bergantung pada saldo laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas dan
kebutuhan modal kerja, serta belanja modal, ikatan perjanjian dan biaya yang timbul
terkait rencana ekspansi Perseroan. Selain itu, Perseroan juga dapat menandatangani
perjanjian pinjaman di masa mendatang yang dapat membatasi kemampuan Perseroan
untuk membagikan dividen, dan Perseroan dapat mencatatkan biaya atau kewajiban
yang akan mengurangi atau meniadakan kas yang tersedia untuk pembagian dividen.
Salah satu faktor tersebut dapat berdampak pada kemampuan Perseroan untuk
membayar dividen kepada pemegang sahamnya. Oleh karena itu, Perseroan tidak dapat
memberikan jaminan bahwa Perseroan akan dapat membagikan dividen atau Direksi
Perseroan akan mengumumkan pembagian dividen.
d. Investor dapat tunduk pada pembatasan atas hak pemegang saham minoritas
Kewajiban pemegang saham utama, komisaris dan direktur terhadap pemegang
saham minoritas berdasarkan hukum Indonesia dapat lebih terbatas dibandingkan
dengan kewajiban yang sama yang terdapat di negara maju. Oleh karena itu, pemegang
saham minoritas dapat tidak mampu untuk melindungi kepentingan mereka di bawah
hukum Indonesia jika dibandingkan dengan negara maju. Prinsip-prinsip hukum
korporasi yang berhubungan dengan masalah seperti ke absahan dari prosedur
perusahaan, prinsip kehati-hatian (fiduciary duties) dari manajemen, komisaris, direksi
dan pemegang saham pengendali Perseroan, dan hak dari pemegang saham minoritas
Perseroan diatur oleh UUPT, UUPM, peraturan OJK, peraturan Bursa Efek dan
anggaran dasar Perseroan.Prinsip hukum tersebut dapat berbeda apabila Perseroan
merupakan perusahaan yang didirikan di wilayah yuridis selain di Indonesia.Secara
khusus, konsep terkait fiduciary duties dari manajemen Perseroan belum pernah
diajukan kepada pengadilan di Indonesia.Walaupun tindakan dapat dilakukan di bawah
hukum Indonesia, ketiadaan preseden dapat membuat penuntutan atas perkara perdata
tersebut jauh lebih sulit. Oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa hak atau upaya
hukum dari pemegang saham minoritas akan sama atau cukup dibandingkan dengan
hak atau upaya hukum yang tersebut di yuridiksi lain dalam melindungi kepentingan
pemegang saham minoritas.

e. Risiko terkait penerbitan saham atau surat berharga bersifat ekuitas lainnya
Dalam rangka menghimpun tambahan modal untuk mendukung kegiatan
usahanya, Perseroan dapat mengakses pasar modal melalui penambahan modal tanpa
hak memesan efek terlebih dahulu atau penambahan modal dengan hak memesan efek
terlebih dahulu. Dalam hal dilakuk annya penawaran umum tanpa hak memesan efek
terlebih dahulu, persentase kepemilikan pemegang saham pada saat itu akan terdilusi
pada setiap peningkatan permodalan tersebut. Dalam hal dilakukannya penambahan
modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu, pe rsentase kepemilikan pemegang
saham yang ada pada saat itu akan terdilusi, kecuali pemegang saham tersebut memilih
berpartisipasi dalam penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu di
mana akan mengharuskan setoran tambahan modal dari pemegang saham tersebut
kepada Perseroan. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa pemegang saham
Perseroan tidak bisa mempertahankan persentase kepemilikan mereka pada Perseroan
sama sekali atau tanpa pembayaran dana tambahan untuk berpartisipasi dalam
penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu.

8. Kebijakan Dividen Perusahaan


Seluruh saham biasa atas nama yang telah ditempatkan dan disetor penuh,
termasuk Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, mempunyai hak yang
sama dan sederajat termasuk hak atas pembagian dividen
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, khususnya UUPT,
keputusan pembayaran dividen mengacu pada ketentuan-ketentuan yang terdapat pada
Anggaran Dasar Perseroan dan persetujuan pemegang saham pada RUPS berdasarkan
rekomendasi Direksi Perseroan. Pembay aran dividen hanya dapat dilakukan apabila
Perseroan mencatatkan laba bersih yang positif.Anggaran Dasar Perseroan
memperbolehkan pembagian dividen interim dengan ketentuan pembagian tersebut tidak
menyebabkan kekayaan bersih Perseroan lebih kecil dari modal ditempatkan dan disetor
ditambah cadangan wajib.Pembagian dividen interim tersebut tidak boleh mengganggu
atau menyebabkan Perseroan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada kreditor atau
mengganggu kegiatan Perseroan.Pembagian atas dividen interim ditetapkan berdasarkan
keputusan Direksi Perseroan setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris
Perseroan.Jika pada akhir tahun keuangan Perseroan mengalami kerugian, dividen
interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh para pemegang saham kepada
Perseroan. Dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim,
maka Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan akan bertanggung jawab secara tanggung
renteng atas kerugian Perseroan.
Setelah Penawaran Umum Saham Perdana ini, Perseroan bermaksud
membayarkan dividen kas dalam jumlah sebanyak-banyaknya 50,0% dari laba tahun
berjalan mulai tahun 2020 berdasarkan laba tahun berjalan tahun buku 2019, setelah
melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan yang berlaku. Perseroan baru akan
membagikan dividen mulai tahun 2020 karena Perseroan masih memerlukan dana untuk
pengembangan usaha. Penentuan jumlah dan pembayaran dividen akan
mempertimbangkan arus kas dan rencana investasi Perseroan, serta pembatasan hukum.
Direksi Perseroan dapat melakukan perubahan kebijakan dividen setiap waktu, yang
tunduk pada persetujuan oleh pemegang saham pada saat RUPS.
Dividen akan dibayar dalam mata uang Rupiah. Pemegang saham Perseroan pada
suatu tanggal tertentu akan berhak menerima dividen kas sejumlah yang telah disetujui
secara penuh yang akan dipotong pajak penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku.
Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan
pembagian dividen kepada pemegang saham.

9. Kinerja Keuangan Perusahaan


Perkembangan keuangan perusahaan paling tidak untuk lima tahun
terakhir sangat perlu diketahui oleh calon investor sebelum mengambil
keputusan.‭ Dengan mengetahui data keuangan masa lalu tersebut
dapat dibuat suatu perkiraan (‬trend analysis) untuk tahun-tahun
berikutnya.‭ Kinerja keuangan perusahaan ini terdapat pada prospektus
perusahaan bagian tersendiri yaitu Ikhtisar Data Keuangan Penting
Berikut merupakan angka keuangan MAPI yang diambil dari laporan keuangan
konsolidasian pada tanggal-tanggal dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014, 2015 dan 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Satrio Bing Eny &
Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

10. Agen-agen Penjual


Berarti pihak yang membantu dalam penjualan Saham Yang Ditawarkan dalam
Penawaran Umum Saham Perdana, baik untuk penawaran yang bersifat domestik atau
internasional, selain dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek.
Gerai Penawaran Umum Dibuka Di : PT Datindo Entrycom yang berada Jl. Hayam
Wuruk No. 28 Lantai 2 Jakarta 10210 dengan alamat website: www.datindo.com
Penjatahan Saham
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Indo Premier Sekuritas selaku
Manajer Penjatahan atau Agen Penjualan Efek kepada para pemesan sesuai dengan
Peraturan No.IX.A.7.
a. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
Penjatahan pasti dibatasi 92,0% (sembilan puluh dua koma nol persen) dari
jumlah Saham Yang Ditawarkan, yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada dana
pensiun, asuransi, reksadana, yayasan, institusi bentuk lain, baik domestik maupun luar
negeri. Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan
pasti, maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
(1) Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang
akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum Saham Perdana;
(2) dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin
Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau Pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang
membeli atau memiliki Efek untuk rekening mereka sendiri; dan
(3) dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin
Emisi Efek, Agen Penjualan Efek, atau Pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang
menjual Efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak Penjaminan
Emisi Efek, kecuali melalui Bursa Efek jika telah diungkapkan dalam Prospektus
bahwa Efek tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek.

b. Penjatahan Terpusat (Pooling Allotment)


Penjatahan terpusat dibatasi sampai dengan 8,0% (delapan koma nol persen) dari
jumlah Saham Yang Ditawarkan. Jika jumlah efek yang dipesan melebihi jumlah Saham
Yang Ditawarkan melalui suatu Penawaran Umum Saham Perdana, maka Manajer
Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa efek setelah
alokasi untuk Penjatahan Pasti sebagai berikut:
(1) Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham Yang Terafiliasi yang bukan merupakan
pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga dan terdapat sisa
saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan
yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan;
(2) Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham Yang Terafiliasi dan terdapat sisa saham
yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan
yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
- Efek tersebut dialokasikan secara proporsional tanpa pecahan, jika tidak akan
dicatatkan di Bursa; atau
- Efek tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini
jika akan dicatatkan di Bursa:
 Prioritas dapat diberikan kepada pemesan yang menjadi pegawai
Perseroan, sampai dengan jumlah paling banyak 10% (sepuluh perseratus)
dari jumlah Penawaran Umum;
 Para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan
perdagangan di Bursa Efek, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang
tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan
yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk
dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan terbesar
yang ditetapkan oleh Bursa Efek di mana saham tersebut akan tercatat; dan
 Apabila masih terdapat saham yang tersisa, maka setelah satu satuan
perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan,
pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan
menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

11. Jadwal Pelaksanaan Penawaran Umum :


a. Tanggal Efektif : 14 Juni
b. Masa Penawaran Umum Saham Perdana : 15-16 Juni
c. Tanggal Penjatahan : 19 Juni
d. Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 20 Juni
e. Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 20 Juni
f. Tanggal Pencatatan pada PT BEI : 21 Juni

Anda mungkin juga menyukai