Anda di halaman 1dari 38

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KEMASAN

PRODUK MAKARONI DENGAN MENGGUNAKAN


METODE KANSEI ENGINEERING

Disusun oleh:

Atikah Wahyuni Salsabila 5017010048

Risma Ashofi 5017010017

Yuni Dita Meilani 5017010014

Teknologi Industri Cetak Kemasan

Teknik Grafika dan Penerbitan

Politeknik Negeri Jakarta

Januari 2020
ABSTRAK

Makaroni merupakan makan ringan yang digemari oleh banyak orang. Makaroni biasa
dikonsumsi sebagai cemilan saat santai. Namun, kemasan makaroni yang terdapat di pasar
sekarang ini kebanyakan hanya menggunakan plastik flexible dengan desain yang sederhana.
Kemasan memiliki peranan yang penting dalam pemasaran sebuah produk serta dapat
memiliki nilai tambah yang baik di mata pelanggan. Tekstur makaroni yang mudah patah
atau hancur, tentu kemasan plastik flexible bukan pilihan yang tepat. Jika menggunakan
kemasan plastik flexible, ini juga akan berpengaruh pada saat pendistribusian dan
pemajangan produk. Proses pengembangan dan perancangan kemasan ini menggunakan
Kansei Engineering agar pengembangan produk yang dihasilkan sesuai dengan aspek
psikologis pelangaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemasan
makaroni yang ada dengan memperhatikan unsur estetika, fungsi serta citra yang sesuai
dengan keinginan pelanggan. Hasil wawancara dengan 15 responden, didapatkan 109 kata
kansei. Kata kansei tersebut kemudian direduuksi hingga menghasilkan 36 pasang kata
kansei. Tahap selanjutnya adalah membuat kuesioner semantic differential dengan 21 sampel
terpilih. Hasil dari kuesioner ini kemudian diolah menggunakan metode PCA untuk
mendapatkan konsep desain. Metode PCA ini mengasilkan 2 konsep desain yaitu “Praktis-
Natural” dan “Fresh-Modern”. Kedua konsep tersebut dianalisis menggunakan kuesioner
dengan skala likert(1-7). Data hasil kuesioner tersebut kemudian diolah menggunakan
metode QTT1 dengan software R. Berdasarkan hasil analisa software R didapatkan konsep
kemasan terpilih dengan spesifikasi kemasan menggunakan bahan metalize, berbentuk
standing pouch, menggunakan desain dengan kesan premium serta memiliki fitur tambahan
berupa window agar isi kemasan dapat terlihat.

Kata kunci : Kansei Engineering, Kemasan, Konsep

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Abstrak .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................. iii

Daftar Gambar ........................................................................................................ iv

Daftar Tabel ............................................................................................................ v

Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1


1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3 Metode Penelitian ................................................................................... 2

Bab II Hasil dan Pembahasan ................................................................................. 4

2.1 Domain ................................................................................................... 4


2.2 Kata Kansei ............................................................................................ 4
2.3 Sampel Kemasan Produk ........................................................................ 6
2.4 Menentukan Konsep Desain Kemasan ................................................... 8
2.5 Metode Principal Component Analysis(PCA) ....................................... 12
2.6 Morfologi Kemasan ................................................................................ 16
2.7 Pengolahan QTT 1 .................................................................................. 19
2.8 Proses Analisis Hasil Pengolahan QTT 1 ............................................... 30
2.9 Model Desain Kemasan .......................................................................... 31

Bab III Kesimpulan ................................................................................................. 33

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh kuesioner Semantic Differential dengan skala 7 poin ............ 2

Gambar 2.1. Kemasan produk makaroni di pasaran ............................................... 4

Gambar 2.2 Sampel Kemasan Produk .................................................................... 8

Gambar 2.3 Contoh kuesioner Semantic Differential pada Sampel A ................... 9

Gambar 2.4 Keseluruhan data evaluasi kata Kansei file Ms. Excel ..................... 13

Gambar 2.5 Tampilan data pada notepad ............................................................... 14

Gambar 2.6 Coding running software R ................................................................. 14

Gambar 2.7 Daftar standar deviasi setiap PC ......................................................... 15

Gambar 2.8 Persebaran kata kansei ........................................................................ 15

Gambar 2.9 Persebaran kata kansei dan konsep desain yang terbentuk ................. 16

Gambar 2.10 Sampel kemasan R ............................................................................ 19

Gambar 2.11 Kuesioner Semantic Differential tahap-2 .......................................... 20

Gambar 2.12 Data input QTT 1 .............................................................................. 22

Gambar 2.13 Coding fungsi QTT 1 ........................................................................ 25

Gambar 2.14 Hasil running untuk konsep desain “Praktis-Natural” ...................... 27

Gambar 2.15 Hasil running untuk konsep desain “Fresh-Modern” ........................ 29

Gambar 2.16 Grafik tingkatan kategori setiap elemen

berdasarkan konsep desain .............................................................. 30

Gambar 2.17 Desain kemasan konsep “Natural” ................................................... 32

Gambar 2.18 Representasi 3D mock-up desain kemasan konsep “Natural” ........ 32

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pasangan kata kansei .............................................................................. 6

Tabel 2.2 Data pengolahan Evaluasi Semantic Differential

untuk Sampel Kemasan A ..................................................................... 10

Tabel 2.3 Matrik data seluruh hasil evaluasi kata kansei........................................ 11

Tabel 2.4 Matriks morfologi kemasan .................................................................... 19

Tabel 2.5 Sumber data numerik untuk 21 sampel kemasan.................................... 21

Tabel 2.6 Tingkatan kategori setiap item pada elemen desain

untuk konsep desain “Natural” .............................................................. 31

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemasan merupakan salah satu faktor pencipta image yang ingin dibangun atau
dibuat oleh sebuah produk. Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk,
struktur, material, warna, citar, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi
produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan memiliki peran yang sangat penting
untuk suatu produk seperti mewadahi, melindungi, membungkus, mengirim, menyimpan,
mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk dalam pemasarannya (Klimchuk dan
Krasovec, 2007) Salah satu peran penting kemasan adalah untuk membentuk citra atau
image pada pelanggan sehingga pelanggan tertarik untuk membeli produk tersebut.
Dalam hal produk makanan, maka kemasan yang digunakan harus sesuai dengan
karakteristik makanan yang akan dikemas, karena salah satu fungsi kemasan adalah untuk
melindungi isi kemasan.

Makaroni merupakan makanan ringan yang populer di kalangan anak muda. Makanan
ini disukai banyak orang dan dikonsumsi diwaktu santai. Makaroni memiliki tekstur yang
garing dan biasanya memiliki rasa yang pedas, asin serta gurih. Kemasan umum yang
digunakan untuk mengemas makaroni adalah kemasan plastik flexible biasa, dengan
desain yang sederhana. Dengan kemasan yang sangat umum ini, maka kemasan makaroni
tidak memiliki pembeda antara makaroni yang satu dengan yang lainnya. Dari
permasalahan tersebut, kami berinisiatif untuk membuat kemasan makaroni yang berbeda
dari yang sudah ada di pasaran.

Pembuatan kemasan makaroni ini menggunakan Kansei Engineering. Metode Kansei


Engineering adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi psikologi
konsumen terhadap produk saat berinteraksi, serta menemukan hubungan antara perasaan
tersebut dengan karakteristik produk berdasarkan citra konsumen (Nagamachi, 2010).
Metode ini memiliki ciri khas berupa kansei word atau kata – kata kansei yang

1
melambangkan keinginan konsumen terhadap produk tersebut. Kata – kata kansei
tersebutlah yang akan menjadi pertimbangan dalam membuat kemasan makaroni.

1.2 Tujuan
Menghasilkan kemasan makaroni yang sesuai dengan keinginan konsumen menggunakan
kata – kata kansei pada metode kansei engineering serta supaya memiliki daya pembeda
terhadap kompetitor yang lainnya.

1.3 Metode Penelitian


1. Identifikasi masalah
2. Pengumpulan data
a. Pengumpulan kata kansei
Pengumpulan kata kansei merupakan tahapan awal dalam penelitian ini. Kata
kansei diperoleh dengan mewawancarai 15 responden yang memang pernah
berinteraksi dengan produk agar menghasilkan ungkapan emosional. Dari hasil
wawancara tersebut didapatkan 36 kata kansei yang telah direduksi.
b. Pengumpulan sampel kemasan produk
Setelah didapatkan kata kansei, selanjutnya adalah mengumpulkan sampel –
sampel kemasan yang dapat digunakan untuk mengemas produk. Pengumpulan
sampel ini dilakukan dengan melakukan survei ke pasar serta browsing di internet.
c. Evaluasi kata kansei
Evaluasi kata kansei dilakukan menggunakan kuesioner Semantic Differential
dengan skala 7 poin. Metode ini umum digunakan untuk melakukan
pengembangan kemasan. Evaluasi kata kansei menggunakan metode ini dilakukan
pada setiap sampel yang ada. Kuesioner ini dibagikan kepada 12 orang respoden
yang memiliki emosional terhadap produk makaroni.

N Antonim Kata - - -
0 1 2 3 Kata Kansei
o Kansei 3 2 1
1
Tidak praktis Praktis
.
Gambar 1.1 Contoh kuesioner Semantic Differential dengan skala 7 poin
d. Identifikasi elemen kemasan
Proses identifikasi elemen kemasan dilakukan dengan berdiskusi dengan ahli yang
mengerti dan berpengalaman dibidang kemasan maupun desain kemasan. Dari
2
diskusi dengan para ahli dihasilkan morfologi kemasan. Kemudian morfologi
kemasan ini akan berisikan elemen apa saja yang akan menjadi referensi dalam
proses perancangan dan pengembangan produk makaroni ini.
e. Ekstraksi kata kansei
Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kata kansei adalah Principal
Component Analysis(PCA). PCA merupakan teknik statistik yang digunakan
untuk mengekstrak informasi dari sejumlah besar variabel yang berkorelasi
menjadi beberapa komponen utama, tanpa mengurangi makna variabilitas yang
ada dalam kumpulan data (Dai et ak. 2011). Proses ekstraksi kata kansei diawali
dengan mengolah hasil kuesioner semantic differential tahap 1 pada ms excel
yang kemudian di simpan dalam format CSV(comma delimited). Kemudian, data
tersebut diolah menggunakan software R dengan bantuan coding. Proses running
software R menghasilkan data seperti standar deviasi, proporsi varian serta plot
scree. Hasil akhir dari pengolahan data ini ada beberapa alternatif konsep desain
f. Evaluasi korelasi elemen kemasan terhadap konsep desain
Pada tahap ini dilakukan kuesioner semantic differential tahap 2 untuk
mengevaluasi konsep desain yang di peroleh dengan sampel kemasan yang ada.
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner kemudian dicari rata-rata dan standar
deviasinya dari masing- masing konsep. Hasil data ini kemudian digunakan untuk
pengolahan data menggunakan metode QTT 1.
g. Pengolahan data dengan metode Quantification Theory Type 1(QTT 1)
Pengolahan menggunakan metode QTT 1 ini dilakukan menggunakan software R.
Hasil akhir dari pengolahan data ini adalah konsep desain utama untuk merancang
kemasan baru produk makaroni serta spesifikasi kemasan yang dapat dilihat pada
grafik histogram setiap elemen kemasan.
h. Merancang kemasan
Realisasi kemasan makaroni dilakukan dengan membuat mock up berupa bentuk
serta desain kemasannya. Proses pembuatan mock up dilakukan menggunakan
software desain seperti adobe photoshop dan adobe illustrator. Hasil akhir pada
proses ini berupa mock up 3D dalam bentuk digital maupun fisik untuk bentuk
serta desain kemasan.

3
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Domain
Saat ini makanan ringan merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki banyak
penggemar, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Untuk sebagian orang, makanan
ringan juga menjadi makanan yang harus tersedia di rumah. Hal ini dikarenakan makanan
ringan tersebut makanan yang praktis atau mudah untuk dikonsumsi. Makanan ringan
yang banyak digemari saat ini adalah makaroni. Makaroni memiliki tekstur yang renyah.
Selain itu, makaroni juga memiliki rasa yang gurih, asin dan pedas yang membuat
konsumen ingin terus mengonsumsinya sebagai cemilan disaat santai. Sehingga
diperlukan kemasan yang cocok. Kemasan makaroni umumnya menggunakan plastik
flexible. Sehingga diperlukan pengembangan kemasan makaroni dari kemasan yang
sudah ada tersebut.

Gambar 2.1. Kemasan produk makaroni di pasaran

2.2 Kata Kansei


Tahap awal dalam melakukan penelitian menggunakan metode Kansei Engineering
adalah pengumpulan kata kansei. Kata kansei diperoleh dari ungkapan emosional
konsumen saat adanya interaksi antara konsumen dengan kemasan makaroni ataupun
dengan produk makaroninya sendiri. Dalam penelitian ini kata kansei diperoleh dari hasil
wawancara dengan 15 responden penggemar makaroni dengaan total 109 kata kansei.

4
Setelah memperoleh kata kansei dengan total 109 kata kansei, tahap selanjutnya
adalah mereduksi kata kansei tersebut hingga tidak memiliki pengulangan kata dan
makna yang sama. Hasil dari reduksi tersebut diperoleh 36 kata kansei yang memiliki arti
dan makna yang berbeda. Kemudian, kata kansei yang sudah direduksi tersebut
dipasangkan dengan antonimnya seperti yang dijabarkan pada Tabel 4.1

No. Kata Kansei Antonim Kata Kansei


1 Instan Tidak Instan
2 Harga murah Harga mahal
3 Dilengkapi sendok Tidak dilengkapi sendok
4 Kemasan biasa Kemasan mewah
5 Material mudah didaur Material tidak dapat didaur
ulang ulang
6 Disertai gambar potongan Tidak ada gambar potongan
makaroni makaroni
7 Disertai gambar taburan Tidak ada gambar taburan
bumbu bumbu
8 Disertai gambar pedas Tidak ada gambar illustrasi
pedas
9 Banyak varian rasa Hanya satu varian rasa
10 Kemasan Lucu Kemasan membosankan
11 Ukuran sesuai isi Ukuran tidak sesuai isi
12 Kemasan warna biru Kemasan tidak warna biru
13 Desain menarik Desain biasa saja
14 Ukuran makaroni kecil Ukuran makaroni besar
15 Material kemasan plastik Material kemasan bukan
plastik
16 Inovatif Tidak inovatif
17 Material tidak menggunakan Material menggunakan plastik
plastik
18 Material paper Material bukan paper
19 Kemasan kaleng Kemasan bukan kaleng
20 Memiliki merek Tidak memiliki merek

5
21 Memiliki identitas Tidak memiliki identitas
22 Kemasan warna merah Kemasan bukan warna merah
23 Terdapat komposisi Tidak terdapat komposisi
24 Disertai logo Tidak disertai logo
25 Desain tidak polos Desain polos
26 Disertai gambar mangkuk Tidak disertai gambar
berisi makaroni mangkuk berisi makaroni
27 Memiliki window Tidak memiliki window
28 Kemasan Wadah plastik Kemasan bukan wadah plastik
29 Ukuran kemasan besar Ukuran kemasan kecil
30 Mudah dibuka tutup Tidak mudah dibuka tutup
31 Memiliki zipper Tidak memiliki zipper
32 Material Aluminium Material bukan aluminium
33 Mudah dibawa Sulit dibawa
34 Terdapat kemasan sekunder Tidak terdapat kemasan
sekunder
35 Desain banyak warna Desain dengan sedikit warna
36 Desain terlihat enak Desain terlihat tidak enak

Tabel 2.1 Pasangan kata kansei

2.3 Sampel Kemasan Produk


Pada proses pengumpulan sampel kemasan produk makaroni, kami melakukan survei
pasar untuk mengetahui kemasan kemasan seperti apa saja yang bisa digunakan sebagai
kemasan makaroni. Selain survei pasar, proses pengumpulan sampel kemasan produk
juga kami lakukan dengan browsing di internet untuk mengetahui kemasan yang tidak
terdapat di pasar Indonesia. Sampel-sampel kemasan terpilih dapat dilihat dalam Gambar
2.2.

6
A B C D

E F G H

I J K L

M N O P

7
Q R S T

U
Gambar 2.2 Sampel Kemasan Produk

2.4 Menentukan Konsep Desain Kemasan


Pada penelitian ini konsep desain kemasan ditentukan dengan menggunakan metode
Semantic Differential. Semantic Differential adalah metode pengukuran untuk makna
konotatif dari sebuah objek (Nagamachi, 2011). Pengaplikasian Semantic Differential
pada Kansei Engineering dilakukan dengan memasangkan kata kansei dengan
antonimnya. Pada kuesioner Semantic Differential ini menggunakan skala 7 poin (-3
sampai 3). Kata kansei diletakkan pada sisi kanan sedangkan antonimnya diletakkan pada
sisi kiri. Hal ini bertujuan untuk memudahkkan persepsi konsumen dalam mengevaluasi
kata kansei, bahwa kata kansei yang berada di sisi kanan setelah nilai 0 bernilai positif.
Pada proses ini dibutuhkan 21 lembar kuesioner Semantic Diffrential, sesuai dengan
jumlah sampel yang ada. Kemudian, kuesioner tersebut diisi oleh 12 responden yang
memiliki pengalaman atau pernah berinteraksi dengan produk agar dapat
memaksimalkan emosi yang nantinya akan menjadi kata kansei. Contoh kuesioner
Semantic Differential dapat dilihat pada Gambar 2.3.

8
Sampel A
Nama:
Umur:
Pekerjaan:

N Antonim Kata - - -
0 1 2 3 Kata Kansei
o Kansei 3 2 1
1
Tidak praktis Praktis
.
2
Harga mahal Harga murah
.
.
.
. .......... ..........
.
.
3
Desain dengan Desain dengan
3
sedikit warna banyak warna
.
3
Desain terlihat tidak
4 Desain terlihat enak
enak
.
Gambar 2.3 Contoh kuesioner Semantic Differential pada Sampel A

Seluruh data yang telah diperoleh dari kuesioner Semantic Differential kemudian
diolah dengan menhitung rata-rata dari kata kansei serta antonimnya dari setiap sampel.
Hasil pengolahan data tahap pertama ditunjukkan pada Tabel 2.2. Kemudian data tersebut
disusun dalam sebuah matrik (n x m), dimana n adalah kata kansei sedangkan m adalah
sampel kemasan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3 guna mempermudah proses PCA
selanjutnya.

9
Tabel 2.2 Data pengolahan Evaluasi Semantic Differential untuk Sampel Kemasan A

Sampel A
Total Responden Total
No Antonim Kata Kansei Kata kansei
(-) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (+)
1 Tidak Praktis -0,50 2 -2 -1 -3 3 1 1 2 1 3 2 3 1,50 Praktis
2 Tidak dilengkapi sendok -2,00 3 -1 -2 -3 -1 -1 -2 -2 -3 -3 -3 -3 0,25 Dilengkapi sendok
3 Kemasan istimewa -0,34 2 3 1 3 1 -2 -1 1 -1 3 3 1 1,58 Kemasan biasa
4 Material tidak dapat didaur ulang -1,25 -2 -3 -3 -3 1 -1 -3 -1 -2 1 3 2 0,58 Material mudah didaur ulang
Desain tidak menggambarkan
5 -0,25 3 -3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2,25 Desain menggambarkan produk
produk
6 Tidak ada gambar taburan bumbu -1,17 3 -3 -2 1 3 2 2 0 2 -3 -3 -3 1,08 Disertai gambar taburan bumbu

7 Tidak ada gambar illustrasi pedas -0,50 3 3 1 2 3 2 2 1 2 -3 -3 3 1,84 Disertai gambar pedas
8 Hanya satu varian rasa -1,25 3 -3 -3 -3 3 2 3 2 1 -3 -3 2 1,34 Banyak varian rasa
9 Kemasan membosankan -0,25 2 3 3 1 2 2 2 1 -2 1 -1 3 1,67 Kemasan Lucu
10 Ukuran tidak sesuai isi -0,42 3 2 3 1 2 1 3 1 1 -3 -2 3 1,67 Ukuran sesuai isi
11 Kemasan tidak warna biru -2,17 -1 -3 -2 -2 0 -1 -3 -2 -3 -3 -3 -3 0,00 Kemasan warna biru
12 Desain biasa saja -0,47 2 3 3 -1 2 2 2 1 -2 1 -2 3 1,58 Desain menarik
13 Material kemasan bukan plastik -0,92 3 3 2 3 -2 2 3 3 -3 3 -3 -3 1,84 Material kemasan plastik

10
14 Tidak inovatif -0,34 2 3 3 -1 2 2 2 1 -1 -1 -1 2 1,42 Inovatif
Material tidak menggunakan
15 Material menggunakan plastik -1,97 -3 -3 -3 -3 -2 2 -3 -3 3 -3 3 3 0,92
plastik
16 Material bukan kertas -1,67 3 -3 -3 -3 3 -2 -3 -3 3 -3 3 3 1,25 Material kertas
17 Kemasan bukan kaleng -2,92 -3 -3 -3 -3 -3 -2 -3 -3 -3 -3 -3 -3 0,00 Kemasan kaleng
Tidak Memiliki Identitas yang
18 0,00 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 2,67 Memiliki Identitas jelas
jelas
19 Kemasan bukan warna merah -0,67 2 1 -1 1 0 -1 3 -1 1 -3 -3 3 0,92 Kemasan warna merah
20 Tidak terdapat komposisi -0,17 3 3 3 1 3 1 3 1 2 -2 3 3 2,17 Terdapat komposisi
21 Desain polos -0,25 3 3 2 3 3 2 3 2 1 -2 -1 3 2,42 Desain tidak polos
Tidak memiliki window(lubang Memiliki window(lubang agar
22 -0,08 3 -1 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2,42
agar produk terlihat) produk terlihat)
23 Kemasan flexible -1,92 -3 -3 -3 -1 -2 -1 -3 -1 -3 -1 -2 2 0,17 Kemasan kaku(rigid)
24 Ukuran kemasan kecil -0,50 2 2 1 2 -2 1 -2 -2 2 3 1 1 1,25 Ukuran kemasan besar
25 Tidak mudah dibuka tutup -0,47 3 1 -1 -1 3 2 -2 2 1 3 -2 3 1,50 Mudah dibuka tutup
26 Tidak memiliki zipper -1,67 3 -2 -1 -3 0 -2 -2 -3 -3 -3 -3 3 0,50 Memiliki zipper
27 Material bukan aluminium -1,41 2 -1 -1 -2 0 -2 -1 -3 -3 -3 1 -3 0,25 Material Aluminium
28 Sulit dibawa 0,08 3 2 -1 1 3 2 3 2 2 3 1 3 2,08 Mudah dibawa
29 Tidak terdapat kemasan sekunder -2,00 2 -1 -3 -3 0 2 -3 -2 -3 -3 -3 -3 0,34 Terdapat kemasan sekunder
30 Desain dengan sedikit warna -1,00 2 3 -2 1 1 -1 -1 -2 -2 -2 -2 1 0,67 Desain banyak warna
31 Desain terlihat tidak enak -0,08 3 3 1 3 3 2 2 2 1 -1 3 2 2,08 Desain terlihat enak
Tabel 2.3 Matrik data seluruh hasil evaluasi kata kansei

Sampel
No. Kata Kansei
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
1 Praktis 1,50 2,25 1,91 2,50 2,83 1,41 1,66 1,91 1,33 1,66 1,66 2,42 1,83 2,08 1,92 0,00 2,08 1,92 1,42 1,50 2,17
2 Dilengkapi sendok 0,25 0,66 0,41 0,50 0,41 0,58 0,33 0,14 0,58 0,00 0,66 0,25 0,25 0,25 0,50 0,25 0,67 0,83 1,50 0,42 0,58
3 Kemasan biasa 1,58 0,75 0,25 0,91 0,58 0,33 1,41 0,91 0,41 1,41 1,08 0,42 0,5 0,50 0,75 0,58 0,00 1,00 1,75 1,08 0,17
4 Material mudah didaur ulang 0,58 1,25 1,66 0,33 0,16 0,25 0,33 0,91 1,08 0,25 0,41 0,17 0,17 0,17 0,92 0,33 1,08 1,67 1,00 1,00 0,75
5 Desain menggambarkan produk 2,25 1,91 1,50 2,41 2,33 1,75 2,25 1,50 1,41 2,50 1,75 1,58 1,58 1,83 1,50 1,75 0,42 1,92 1,25 1,17 1,92

6 Disertai gambar taburan bumbu 1,08 1,33 1,00 1,66 1,58 1,50 1,33 1,08 1,16 1,41 1,00 0,83 1,42 0,92 0,75 1,00 0,50 0,42 1,42 0,75 1,08

11
Sampel
No. Antonim Kata Kansei
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
32 Tidak Praktis -0,50 -0,50 -0,25 0,00 0,00 -0,66 -0,58 -0,08 -0,58 -0,75 -0,58 0,00 -0,33 0,00 -0,50 0,00 -0,25 -0,42 -0,83 -0,67 -0,25
33 Tidak dilengkapi sendok -2,00 -1,91 -2,25 -1,91 -2,08 -1,83 -1,91 -2,08 -1,83 -2,66 -2,25 -2,08 -2,17 -2,25 -1,92 -2,17 -1,78 -1,58 -1,08 -2,00 -1,83
34 Kemasan istimewa -0,34 -1,50 -1,91 -0,75 -1,50 -1,33 -0,75 -0,83 -1,41 -0,66 -0,50 -1,50 -0,92 -1,75 -1,25 -1,00 -2,08 -1,08 -0,25 -0,83 -1,92
35 Material tidak dapat didaur ulang -2,00 -2,17
-1,25 -0,66 -0,33 -2,16 -1,91 -1,75 -1,75 -1,16 -1,16 -2,00 -2,08 -2,17 -1,42 -1,92 -0,92 -0,75 -1,42 -1,42 -1,42
Desain tidak menggambarkan
36 -0,42 -0,42
produk -0,25 -0,33 -1,25 -0,16 -0,25 -0,58 -0,08 -0,75 -0,83 0,00 -0,66 -0,33 -0,92 -0,67 -1,67 -0,33 -0,92 -0,50 -0,33
37 Tidak ada gambar taburan bumbu -1,58 -0,75
-1,17 -1,00 -1,33 -0,41 -0,83 -1,25 -1,16 -1,25 -1,25 -0,75 -1,41 -1,58 -1,67 -1,50 -1,92 -2,00 -0,83 -1,42 -1,25
2.5 Metode Principal Component Analysis(PCA)
Principal Component Analysis(PCA) digunakan untuk menemukan struktur kata
kansei(emosi) (Nagamachi dan Lockman, 2015). Metode ini dikenal mampu mengonpres
dimensi untuk memahami struktur data dengan mengurangi jumlah dimensi, tanpa banyak
kehilangan informasi keseluruhannya. Proses pengkompresan dimensi variable ini
menjadi komponen utama dengan dimensi yang lebih renda(komponen ortogonal).
Komponen utama yang terbentuk tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya.
Penerapan metode PCA untuk mengolah dimensi data yang besar dilakukan
menggunakan Ms. Excel atau dengan bantuan sofftware seperti software R. Metode R
memungkinkan untuk melakukan analisis statistik dalam mode interaktiif, serta
memungkinkan pemrograman sederhana.
a. Langkah 1 : Menyiapkan file data yang akan digunakan untuk pengolahan PCA.
Kumpulan data yang akan digunakan digunakan pada Tabel 2.3 dibuat lebih
sederhana , hanya terdiri dari kata Kansei dan nilainya seperti Gambar 2.3.. misal file
tersebut diberi nama “datakansei”

12
Praktis 1,50 2,25 1,91 2,50 2,83 1,41 1,66 1,91 1,33 1,66 1,66 2,42 1,83 2,08 1,92 0,00 2,08 1,92 1,42 1,50 2,17
Dilengkapi sendok 0,25 0,66 0,41 0,50 0,41 0,58 0,33 0,14 0,58 0,00 0,66 0,25 0,25 0,25 0,50 0,25 0,67 0,83 1,50 0,42 0,58
Kemasan biasa 1,58 0,75 0,25 0,91 0,58 0,33 1,41 0,91 0,41 1,41 1,08 0,42 0,5 0,50 0,75 0,58 0,00 1,00 1,75 1,08 0,17
Material mudah didaur ulang 0,58 1,25 1,66 0,33 0,16 0,25 0,33 0,91 1,08 0,25 0,41 0,17 0,17 0,17 0,92 0,33 1,08 1,67 1,00 1,00 0,75
Desain menggambarkan produk 2,25 1,91 1,50 2,41 2,33 1,75 2,25 1,50 1,41 2,50 1,75 1,58 1,58 1,83 1,50 1,75 0,42 1,92 1,25 1,17 1,92

Disertai gambar taburan bumbu 1,08 1,33 1,00 1,66 1,58 1,50 1,33 1,08 1,16 1,41 1,00 0,83 1,42 0,92 0,75 1,00 0,50 0,42 1,42 0,75 1,08
Disertai gambar pedas 1,84 1,33 1,41 2,41 1,50 1,00 1,41 1,34 1,58 1,25 1,25 1,50 1,17 1,67 0,92 1,00 1,25 0,83 1,50 0,83 1,33
Banyak varian rasa 1,34 2,00 2,08 1,58 1,08 1,16 1,58 0,91 0,91 1,08 1,16 1,08 1,00 1,00 0,92 0,50 1,08 0,92 1,83 1,67 1,33
Kemasan Lucu 1,67 1,50 1,66 1,83 1,91 1,50 1,33 1,66 1,66 0,75 1,50 2,25 2,00 2,08 1,67 2,33 2,75 2,00 0,08 0,83 2,75
Ukuran sesuai isi 1,67 1,58 1,83 1,58 1,91 1,75 1,50 1,66 1,41 1,33 1,25 1,67 1,67 1,67 1,42 1,58 1,92 2,33 2,25 2,42 2,00
Kemasan warna biru 0,00 0,33 0,16 1,91 0,33 0,58 0,25 0,08 0,16 0,08 0,16 0,00 0,00 0,00 0,17 0,17 1,17 0,42 0,00 0,00 0,00
Desain menarik 1,58 1,91 1,33 1,91 1,83 1,58 1,66 1,41 1,83 0,83 1,66 1,67 1,92 2,00 1,83 2,33 2,75 1,83 0,08 0,83 2,42
Material kemasan plastik 1,84 0,00 0,00 2,33 2,41 0,83 2,16 0,25 0,25 2,75 2,66 2,50 2,42 2,67 1,42 2,58 0,75 0,42 2,17 2,33 0,00
Inovatif 1,42 2,00 2,00 1,91 1,75 2,00 1,58 1,16 1,91 1,00 1,41 1,67 1,50 2,08 1,33 2,00 2,17 1,75 0,42 1,33 2,17
Material tidak menggunakan
0,92 2,33 2,66 0,25 0,08 1,58 0,25 2,25 2,33 0,00 0,00 0,00 0,42 0,67 1,25 0,42 2,08 2,17 0,00 0,67 2,00
plastik
Material kertas 1,25 2,50 2,91 0,25 0,00 1,33 0,41 2,25 1,66 0,00 0,08 0,00 0,17 0,00 1,08 0,00 2,33 2,50 0,00 0,00 0,50
Kemasan kaleng 0,00 0,25 0,00 0,00 0,00 0,16 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,25 0,17 0,17 0,00 0,17 0,00 0,00 0,00 1,42
Memiliki Identitas jelas 2,67 2,58 2,33 2,33 2,58 2,08 2,41 2,41 2,25 2,25 2,25 2,17 1,92 2,33 2,17 2,25 2,50 2,08 2,67 2,08 2,42
Kemasan warna merah 0,92 0,91 2,33 2,41 1,08 0,91 0,58 0,58 0,66 1,00 0,83 2,75 0,17 0,83 1,33 0,42 0,33 0,42 0,75 0,58 0,67
Terdapat komposisi 2,17 2,25 2,00 2,16 2,50 2,25 1,91 1,58 2,33 2,00 1,91 2,25 2,08 2,25 1,83 2,58 2,08 1,67 1,50 1,58 1,92
Desain tidak polos 2,42 2,16 1,75 2,50 2,66 1,66 2,25 1,50 1,91 2,08 2,00 1,83 1,92 1,92 1,67 2,50 1,92 1,83 1,17 1,33 2,08
Memiliki window(lubang agar
2,42 0,33 0,25 0,83 0,50 1,16 1,41 0,33 2,41 0,33 1,66 0,75 1,42 0,00 0,17 0,67 0,50 1,75 1,00 0,83 1,75
produk terlihat)
Kemasan kaku(rigid) 0,17 0,66 0,66 0,08 0,50 1,16 0,16 0,58 1,16 0,16 0,00 0,67 0,58 0,17 0,58 0,75 0,75 1,83 1,92 2,67 2,25
Ukuran kemasan besar 1,25 1,00 0,91 2,16 1,50 1,33 1,08 1,08 2,08 1,16 1,41 1,00 1,00 0,83 1,42 1,33 1,92 1,42 2,42 2,58 2,33
Mudah dibuka tutup 1,50 2,33 1,75 2,16 2,58 1,00 1,33 2,00 2,16 1,25 1,08 2,75 1,33 2,25 1,33 2,00 2,00 2,08 2,83 2,83 2,92
Memiliki zipper 0,50 0,50 0,25 2,16 2,66 0,41 0,16 1,41 0,50 0,00 0,25 2,42 0,17 1,83 0,00 0,83 0,17 0,17 0,42 0,42 0,17
Material Aluminium 0,25 0,41 0,25 0,75 1,00 0,25 0,66 0,25 0,25 1,16 1,08 1,00 1,17 1,17 0,25 1,00 0,25 0,00 0,00 0,00 1,25
Mudah dibawa 2,08 2,25 2,83 2,25 2,33 1,66 2,25 2,25 2,00 1,50 1,91 2,17 2,42 2,58 2,42 2,42 2,58 2,17 1,50 1,17 1,33
Terdapat kemasan sekunder 0,34 0,50 0,66 0,66 0,41 0,41 0,50 0,58 1,75 0,25 0,41 0,00 0,17 0,17 0,75 0,33 0,92 1,42 0,83 0,17 0,00
Desain banyak warna 0,67 0,33 0,75 1,25 1,58 0,75 1,66 1,00 1,08 1,00 1,25 1,17 1,42 1,67 1,00 1,50 1,67 0,58 0,33 0,50 1,25
Desain terlihat enak 2,08 1,50 1,25 2,00 2,50 1,33 1,91 1,33 1,91 1,91 2,08 2,08 2,33 2,25 1,67 2,17 2,25 2,08 1,17 1,25 2,00
Tidak Praktis -0,50 -0,50 -0,25 0,00 0,00 -0,66 -0,58 -0,08 -0,08 -0,75 -0,58 0,00 -0,33 0,00 -0,50 0,00 -0,25 -0,42 -0,83 -0,67 -0,25
Tidak dilengkapi sendok -2,00 -1,91 -2,25 -1,91 -2,08 -1,83 -1,91 -2,08 -2,66 -2,66 -2,25 -2,08 -2,17 -2,25 -1,92 -2,17 -1,78 -1,58 -1,08 -2,00 -1,83
Kemasan istimewa -0,34 -1,50 -1,91 -0,75 -1,50 -1,33 -0,75 -0,83 -0,66 -0,66 -0,50 -1,50 -0,92 -1,75 -1,25 -1,00 -2,08 -1,08 -0,25 -0,83 -1,92
Material tidak dapat didaur ulang -2,00 -2,17
-1,25 -0,66 -0,33 -2,16 -1,91 -1,75 -1,75 -1,16 -1,40 -2,00 -2,08 -2,17 -1,42 -1,92 -0,92 -0,75 -1,42 -1,42 -1,42
Desain tidak menggambarkan
-0,42 -0,42
produk -0,25 -0,33 -1,25 -0,16 -0,25 -0,58 -0,08 -0,75 0,00 0,00 -0,66 -0,33 -0,92 -0,67 -1,67 -0,33 -0,92 -0,50 -0,33
Tidak ada gambar taburan bumbu -1,58 -0,75
-1,17 -1,00 -1,33 -0,41 -0,83 -1,25 -1,16 -1,25 -0,49 -0,75 -1,41 -1,58 -1,67 -1,50 -1,92 -2,00 -0,83 -1,42 -1,25
Tidak ada gambar illustrasi pedas -0,75 -1,08
-0,50 -0,75 -1,00 -0,16 -1,00 -1,66 -1,08 -1,00 -0,58 -1,25 -0,91 -1,00 -1,25 -1,33 -1,33 -1,42 -0,67 -1,25 -1,17
Hanya satu varian rasa -1,25 -0,50 -0,50 -1,16 -1,58 -1,41 -0,58 -1,66 -1,58 -1,58 -1,33 -1,75 -1,33 -1,67 -1,83 -1,67 -1,75 -1,92 -0,92 -1,17 -1,00
Kemasan membosankan -0,25 -0,16 -0,25 -0,41 -0,08 -0,16 -0,50 -1,00 -0,29 -0,75 -0,41 -0,08 0,00 -0,08 -0,42 0,00 0,00 -0,50 -2,17 -0,75 0,00
Ukuran tidak sesuai isi -0,42 -0,41 -0,33 -0,41 -0,33 -0,25 -0,75 -0,91 -0,91 -0,91 -3,07 -0,58 -0,50 -0,50 -0,92 -0,42 -0,67 -0,25 -0,42 -0,17 -0,50
Kemasan tidak warna biru -2,17 -1,75 -2,16 -2,66 -0,41 -1,50 -2,08 -1,83 -2,41 -2,41 -2,16 -2,50 -2,33 -2,42 -2,25 -2,00 -1,58 -2,00 -2,58 -2,50 -2,50
Desain biasa saja -0,47 -0,16 -0,25 -0,25 -0,08 -0,25 -0,58 -0,50 -0,66 -0,66 -0,25 -0,25 -0,08 -0,17 -0,17 0,00 0,00 -0,42 -2,17 -1,00 0,00
Material kemasan bukan plastik -0,17 -0,33
-0,92 -2,75 -2,75 -0,33 -0,25 -1,75 -0,33 -2,08 0,00 0,00 -0,16 -0,25 -1,25 -0,25 -1,92 -0,23 -0,42 -0,33 -2,75
Tidak inovatif -0,34 -0,08 -0,16 -0,25 -0,08 -0,25 -0,33 -0,58 -0,41 -0,41 -0,50 -0,34 -0,25 -0,17 -0,25 -0,08 -0,17 -0,25 -1,17 -0,42 0,00
Material menggunakan plastik -1,97 0,00 -0,25 -2,41 -2,58 -0,83 -2,00 -0,25 -2,66 -2,66 -2,66 -2,58 -2,42 -1,92 -1,42 -2,33 -0,67 -0,42 -2,42 -1,75 -0,42
Material bukan kertas -1,67 -0,25 0,00 -2,66 -2,91 -1,00 -2,00 -0,33 -2,83 -2,83 -2,66 -2,83 -2,67 -2,83 -1,58 -2,67 -0,50 -0,25 -2,75 -2,83 -1,67
Kemasan bukan kaleng -2,92 -2,50 -2,91 -2,91 -2,91 -2,75 -2,75 -2,75 -2,83 -2,83 -2,75 -2,83 -2,42 -2,67 -2,67 -2,75 -2,58 -2,67 -2,75 -2,75 -0,92
Tidak Memiliki Identitas yang
-0,25 -0,33
jelas 0,00 -0,16 -0,16 -0,25 -0,08 -0,16 -0,16 -0,33 -0,01 -0,25 -0,16 -0,17 -0,17 -0,08 -0,08 -0,08 -0,08 -0,17 -0,08
Kemasan bukan warna merah -0,67 -0,33 -1,50 0,00 -0,91 -1,50 -1,50 -1,83 -1,08 -1,08 -0,83 0,00 -2,00 -1,58 -1,17 -1,92 -2,25 -1,92 -1,00 -1,08 -1,50
Tidak terdapat komposisi -0,17 -0,33 -0,58 -0,16 -0,25 -0,50 -0,33 -0,91 -0,58 -0,58 -0,41 -0,33 -0,5 -0,67 -0,58 -0,25 -0,25 -1,00 -0,92 -0,75 -0,92
Desain polos -0,25 -0,08 -0,50 0,00 0,00 -0,58 0,00 -0,66 -0,08 -0,08 -0,16 -0,25 -0,25 0,00 -0,42 0,00 -0,17 -0,67 -1,08 -0,42 -0,08
Tidak memiliki window(lubang
-1,58 -1,08
agar produk terlihat) -0,08 -2,33 -2,25 -2,16 -1,58 -1,16 -1,00 -2,16 -2,33 -2,33 -1,00 -2,50 -2,08 -1,75 -2,08 -0,75 -1,33 -1,42 -0,67
Kemasan flexible -1,92 -1,16 -1,50 -2,16 -1,83 -1,33 -2,08 -1,66 -1,07 -2,25 -2,08 -1,50 -1,50 -1,75 -1,50 -1,17 -1,08 -0,33 -0,92 0,00 -0,25
Ukuran kemasan kecil -0,50 -0,58 -0,83 -0,25 -0,16 -0,04 -0,66 -0,50 -0,10 -0,75 -0,25 -0,33 -0,58 -0,75 -0,25 -0,33 -0,25 -0,75 -0,25 0,00 0,00
Tidak mudah dibuka tutup -0,47 -0,08 -0,41 0,00 0,00 -1,08 -1,00 -0,41 -0,91 -0,91 -0,91 0,00 -0,83 -0,42 -0,67 -0,25 -0,33 -0,50 0,00 0,00 0,00
Tidak memiliki zipper -1,67 -2,41 -2,25 -0,58 -0,25 -2,25 -2,25 -1,16 -2,41 -2,41 -2,16 -0,42 -2,25 -0,92 -2,08 -1,67 -2,50 -2,58 -2,42 -2,33 -2,50
Material bukan aluminium -1,41 -2,41 -2,50 -2,16 -1,58 -2,41 -2,25 -2,08 -1,41 -1,41 -1,41 -1,33 -1,42 -1,50 -2,14 -1,75 -2,58 -2,92 -2,92 -3,00 -1,50
Sulit dibawa 0,08 0,00 0,00 -0,25 0,00 -0,58 0,00 -0,16 -0,16 -0,16 -0,08 -0,17 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,08 -0,25 -1,17 -1,00 -0,83
Tidak terdapat kemasan sekunder -2,58 -2,67
-2,00 -2,25 -1,50 -2,00 -2,33 -2,25 -2,16 -1,91 -2,33 -2,33 -2,08 -2,50 -1,92 -2,17 -1,50 -1,42 -1,75 -2,42 -2,58
Desain dengan sedikit warna -1,00 -1,25 -1,33 -0,58 -0,58 -1,41 -0,50 -1,33 -0,54 -0,50 -0,50 -0,50 -0,25 -0,50 -0,58 -0,33 -0,42 -1,83 -1,83 -1,58 -0,83
Desain terlihat tidak enak -0,08 -0,16 -0,50 -0,16 -0,08 -0,33 -0,25 -0,66 -0,05 -0,25 -0,16 -0,17 -0,08 0,00 -0,25 0,00 -0,08 -0,17 -0,50 -0,25 -0,08

Gambar 2.4 Keseluruhan data evaluasi kata Kansei file Ms. Excel
b. Langkah 2 : Ubah jenis file dari Ms. Excel menjadi CSV (Comma Delimited) dengan
cara meng-save As data dari Ms. Excel tersebut.
c. Langkah 3 : Data yang sudah di simpan dengan format CSV kemudian di ubah dalam
bentuk notepad dengan cara save As. Kemudian tambahkan “.DATA” dibelakang
nama file.

13
Gambar 2.5 Tampilan data pada notepad

d. Setelah data notepad siap, maka langkah selanjutnya adalah membuat coding R.
Coding R harus disesuaikan dengan nama file data kansei yang akan diolah dengan
PCA.

Gambar 2.6 Coding running software R

e. Kemudian buka software R yang telah didownload dan copy+paste coding R yang
telah dibuat pada software. Kemudian akan muncul hasil yang dibutuhkan dalam
analisis komponen utama berupa grafik .
14
Setelah muncul hasil yang dibutuhkan, kemudian dilakukan analisis untuk memahami
berapa PC yang terbentuk dan skor yang dihasilkan serta memahami posisi produk.
Untuk menentukan berapa banyak komponen utama yang harus digunakan dapat dilihat
dari standar deviasi masing-masing PC seperti pada Gambar 2.6. PCA menghitung
kombinasi variabel sehingga variabel baru mempunyai standar deviasi yang besar(≥ 1).
Semakin besar standar deviasinya artinya semakin bagus pula variabel tersebut.

Gambar 2.7 Daftar standar deviasi setiap PC

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa standar deviasi PC1 dan PC2 memiliki nilai
≥1. Pada setiap PC terdapat 2 kesan yang terbentuk dari pembebanan positif dan negatif,
sehingga ketika disatukan setiap makna pada setiap PC dapat menjadi sebuah desain.
Sebaran grafik pada Gambar 2.7 menerima pembebanan positif dan negatif, dimana PC 1
dapat dilihat secara horizontal sedangkan PC 2 dilihat secara vertikal.

Gambar 2.8 Persebaran kata kansei

Persebaran kata kansei pada Gambar 2.7 menunjukkan bahwa PC1 negatif memiliki
kata-kata kesan kemasan mudah dibuka tutup, mudah dibawa dan ukuran sesuai isi.
Sementara disisi positif terdapat kata-kata tidak memiliki zipper, tidak memiliki window
15
dan material kemasan bukan aluminium. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PC 1 negatif
memiliki kesan “Praktis” dan PC 1 positif dengan kesan “Natural”. Sedangkan PC 2
positif pada grafik menunjukkan kata-kata desain tidak polos, desain menggambarkan
produk dan desain istimewa. Sementara pada PC 2 negatif menunjukkan kata-kata tidak
terdapat kemasan sekunder, tidak dilengkapi sendok dan material kemasan bukan kertas.
Sehingga dapat disimpulkan bawa PC 2 negatif memiliki kesan “Fresh” dan PC 2 postif
dengan kesan “Modern”.

Gambar 2.9 Persebaran kata kansei dan konsep desain yang terbentuk

2.6 Morfologi Kemasan


Hal pertama yang dilakukan saat ingin menentukan morfologi kemasan adalah
mengidentifikasi elemen-elemen dalam sampel kemasan yang sangat penting hingga
mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk. Hasil identifikasi dari setiap
sampel kemasan dengan ahli kemasan terdiri dari 4 unsur yang membentuk morfologi
kemasan. Unsur tersebut adalah material kemasan(X1), bentuk kemasan(X2), desain
grafis(X3) dan elemen fungsional kemasan(X4). Matriks morfologi kemasan dapat dilihat
dalam Tabel 2.4.

16
Elemen
Desain
Material Kemasan Bentuk Kemasan Desain Grafis Elemen Fungsional kemasan

(X1) (X2) (X3) (X4)

Tipe 1 Metalize (M) Center seal (CS) Fun (F) Plus Handle (PH)

Tipe 2 Plastik Flaxible Standing Pouch Fun Clasic (FC) Plus Zipper (PZ)
(PF) (SP)

Tipe 3 Kertas Samson Gussetted Bag Modern (M) Plus Window (PW)
Kraf (KSK) (GB)

17
Tipe 4 KartonUlir (KU) Flat Bottom Natural (N)
Pouches (FBP)
Tidak memiliki fitur tambahan

Tipe 5 Plastik Rigid (RD) Box(B) Natural Modern (NM)

Tipe 6 Kertas Carton (KC) Carton Box(CB) Premium (P)

18
Tipe 7 Tabung (T) Standar (S)

Tipe 8 Four Seal (FS) Modern Higienis (MH)

Tabel 2.4 Matriks morfologi kemasan

Matriks morfologi pada Tabel 2.4 merupakan penerjemahan dari bagian-bagian


sampel kemasan sesuai dengan sampel kemasan yang ada yaitu 21 sampel. Sebagai
contoh, sampel kemasan R pada Gambar 2.10 memiliki elemen-elemen yang terdapat
pada matriks morfologi kemasan.

Gambar 2.10 Sampel kemasan R

 “Bahan Kemasan” tipe-6 yaitu “Kertas karton” (X1.6)


 “Bentuk Kemasan” tipe-5 yaitu “Box” (X2.5)
 “Desain Grafis” tipe-2 yaitu “Fun Classic” (X3.2)
 “Elemen Fungsional Kemasan” tipe-3 yaitu “Window” (X4.3)

2.7 Pengolahan QTT 1


QTT 1 adalah salah satu alat analisis regresi linier berganda untuk mengukur
hubungan antara elemen desain dan konsep desain. QTT 1 digunakan untuk menganalisis

19
hubungan antara kansei elemen evaluasi dan desain. Penerapan metode QTT 1 dapat
menggunakan software R. Tahap pertama dalam melakukan metode ini adalah
menyelesaikan analisis morfologi seperti pada Tabel 2.4. Setelah analisis morfologi
selesai, tahap selanjutnya adalah membuat kuesioner Semantic Differential tahap-2 untuk
mengevaluasi dua pasang konsep yang telah didapat padatahap PCA dengan 21 sampel.
Contoh kuesioner Semantic Differential tahap-2 dapat dilihat pada Gambar 2.11. Data
yang diperoleh dari hasil kuesioner kemudian dilakukan perhitungan rata-rata dari
masing-masing konsep desain dan dihitung standar deviasinya seperti Tabel 2.5.

SAMPEL E

1 2 3 4 5 6 7
Praktis o Natural

Fresh Modern

Gambar 2.11 Kuesioner Semantic Differential tahap-2

20
Kode Praktis-Natural Fresh-Modern
X1 X2 X3 X4
Sampel Mean Min Max Stand. Dev Mean Min Max Stand. Dev
A 3 4 4 3 4,4 2 6 1,516 3,4 2 5 1,14
B 3 6 4 4 3,8 2 6 1,640 4,4 3 7 1,67
C 3 6 4 1 3,2 2 5 1,303 4,2 2 6 1,64
D 1 2 5 2 3,8 1 6 1,923 4,2 2 6 2,05
E 1 2 5 2 4 1 6 2,345 2,8 1 6 1,92
F 2 3 8 3 3,8 1 7 2,280 6,4 5 7 0,89
G 2 3 5 3 5,2 2 7 1,923 4,6 2 7 2,07
H 3 2 4 4 5,6 3 7 1,516 3,8 2 6 1,79
I 6 6 1 3 3,6 1 7 2,408 4,6 2 6 1,67
J 1 1 5 4 4,6 2 7 2,073 5 3 6 1,22
K 1 1 1 4 2,2 1 4 1,303 4,6 2 7 1,82
L 1 2 1 2 2,8 1 5 1,483 5 2 7 2,00
M 1 8 6 3 3,6 2 5 1,516 6,4 6 7 0,55
N 1 2 6 2 5,4 2 7 1,949 3,2 1 6 2,17
O 1 4 3 4 3,6 1 7 2,701 3,8 2 6 1,79
P 1 2 1 4 4,6 2 6 1,516 4,8 2 6 1,64
Q 6 6 1 1 2 1 4 1,224 5,4 4 6 0,89
R 6 5 2 3 3 1 5 1,581 5,8 5 7 0,84
S 5 5 7 4 2 1 5 1,732 4,6 3 6 1,34
T 5 7 4 4 3,2 1 6 2,167 5,8 3 7 1,64
U 4 7 1 4 1,8 1 3 0.836 6,2 5 7 0,84

Tabel 2.5 Sumber data numerik untuk 21 sampel kemasan

Kolom pertama pada Tabel 2.5 menunjukkan kode sampel kemasan A – U, kolom ke-
2 sampai ke-5 menunjukkan kode elemen desain kemasan yang terdiri dari 4 buah yaitu :
X1, X2, X3 dan X4. Kemudian informasi data pada kolom 1 sampai 6 akan digunakan
sebagai input dalam proses pengolahan QTT 1 menggunakan software R. Pengaplikasian
metode QTT 1 ini dilakukan dengan menginput data seperti Gambar 2.12 yang
menginformasikan tentang morfologi kemasan, digabungkan dengan coding sehingga
menghasilkan nilai Multiple R-Squared untuk setiap konsep desain untuk morfologi
kemasan. Berdasarkan hasil nilai dari Multiple R-Squared, pilih konsep yang memiliki
nilai Multiple R-Squarednya lebi tinggi dibanding konsep lainnya.

a. Langkah 1: siapkan data input QTT1 seperti pada Gambar 2.12 yang
menginformasikan komponen dari morfologi kemasan “X1” sampai “X4” dan
komponen hasil “y” yang merupakan mean dari konsep desain “Praktis-Natural”
di Tabel 2.5. lakukan hal yang sama untuk membuat data input untuk konsep
desain “Fresh-Modern” dengan mengubah hasil “y”.

21
dat<- data.frame(x1=c(3,3,3,1,1,1,1,3,6,1,1,1,1,1,1,1,6,6,5,5,6),

x2=c(4,6,6,2,2,3,3,2,6,1,1,2,8,2,4,2,6,6,6,7,7),

x3=c(4,4,4,4,4,3,5,4,1,4,1,1,6,6,3,1,1,2,7,4,1),

x4=c(3,4,1,2,2,3,3,4,3,4,4,2,3,2,4,4,1,3,4,4,4))

dat[, 1:4] <- lapply(dat, factor)

y <-
c(4.4,3.8,3.2,3.8,4,3.8,5.2,5.6,3.6,4.6,2.2,2.8,3.6,5.4,3.6,4.6,2,3,2,3.2,1
.8)

(a <- qt1(dat, y))

summary(a)

plot(a)

dat2 <- data.frame(dat, y)


Gambar 2.12 data input QTT 1
result <- lm(y ~ x1+x2+x3+x4, data=dat2)
b. Langkah 2 : Buat coding funsi QTT 1 dengan file type R, seperti Gambar 2.13
summary(result)
berikut.

qt1 <- function(dat, y, func.name=c("solve", "ginv"))


{
vname <- colnames(dat)
cname <- unlist(sapply(dat, levels))
dat <- data.frame(dat, y)
dat <- subset(dat, complete.cases(dat))
p <- ncol(dat)
ncat <- p-1
stopifnot(all(sapply(dat[, 1:ncat], is.factor)))
dat[, 1:ncat] <- lapply(dat[ ,1:ncat, drop=FALSE], as.integer)
nc <- nrow(dat)
mx <- sapply(dat[, 1:ncat, drop=FALSE], max)
22
start <- c(0, cumsum(mx)[-ncat])
nobe <- sum(mx)

x <- t(apply(dat, 1, function(obs)


{
zeros <- numeric(nobe)
zeros[start+obs[1:ncat]] <- 1
c(zeros[-start-1], obs[ncat+1])
}
))

a <- cov(x)
ndim <- nobe-ncat
if (match.arg(func.name) == "solve") {
inverse <- solve
B <- inverse(a[1:ndim, 1:ndim], a[ndim+1, 1:ndim])
}
else {
library(MASS)
inverse <- ginv
B <- inverse(a[1:ndim, 1:ndim]) %*% a[ndim+1, 1:ndim]
}
m <- colMeans(x)
const <- m[ndim+1]-sum(B*m[1:ndim])
prediction <- x[,1:ndim]%*%as.matrix(B)+const
observed <- x[,ndim+1]
prediction <- cbind(observed, prediction, observed-prediction)

ncase <- nrow(dat)


s <- colSums(x)
name <- coef <- NULL
en <- 0
for (i in 1:ncat) {
st <- en+1
23
en <- st+mx[i]-2
target <- st:en
temp.mean <- sum(s[target]*B[target])/ncase
const <- const+temp.mean
coef <- c(coef, -temp.mean, B[target]-temp.mean)
}
coef <- c(coef, const)
names(coef) <- c(paste(rep(vname, mx), cname, sep="."), "Konstanta")

par <- matrix(0, nrow=nc, ncol=ncat)


for (j in 1:nc) {
en <- 0
for (i in 1:ncat) {
st <- en+1
en <- st+mx[i]-2
target <- st:en
par[j, i] <- crossprod(x[j, target], B[target])
}
}
par <- cbind(par, observed)
i <- inverse(cor(par))
d <- diag(i)
partial.cor <- (-i/sqrt(outer(d, d)))[ncat+1, 1:ncat]
partial.t <- abs(partial.cor)*sqrt((nc-ncat-1)/(1-partial.cor^2))
partial.p <- pt(partial.t, nc-ncat-1, lower.tail=FALSE)*2
partial <- cbind(partial.cor, partial.t, partial.p)

coef <- as.matrix(coef)


colnames(coef) <- "kategori skor"
colnames(prediction) <- c("nilai pengamatan", "nilai prediksi", "error")
colnames(partial) <- c("koefisien korelasi parsial", "t value", "P value")
rownames(prediction) <- paste("#", 1:nc, sep="")
rownames(partial) <- vname
return(structure(list(coefficients=as.matrix(coef),
24
partial=partial, prediction=prediction), class="qt1"))
}
# print ????
print.qt1 <- function( obj, digits=5)
{
print(round(obj$coefficients, digits=digits))
}
# summary ????
summary.qt1 <- function(obj, digits=5)
{
print.default(obj, digits=digits)
}
# plot ????
plot.qt1 <- function(obj, which=c("category.score", "fitness"), ...)
{
if (match.arg(which) == "category.score") {
coefficients <- obj$coefficients[-length(obj$coefficients),]
coefficients <- rev(coefficients)
cname <- names(coefficients)
names(coefficients) <- NULL
barplot(coefficients, horiz=TRUE, xlab="kategori skor", ...)
text(0, 1.2*(1:length(cname)-0.5), cname, pos=ifelse(coefficients > 0, 2, 4))
}
else {
result <- obj$prediction
plot(result[, 2], result[, 1], xlab="nilai prediksi", ylab="nilai pengamatan",
asp=1, ...)
abline(c(0,1))
}
}

Gambar 2.13 coding fungsi QTT 1

25
c. Langkah 3 : Buka software R, lalu copy+paste coding fungsi QTT 1yang telah
dibuat pada langkah 2. Kemudian copy+paste data input QTT 1 yang telah dibuat
pada langkah 1. Maka secara otomatis software R akan mengolah data tersebut
dan menghasilkan informasi R-square dan Partial Correlation Coefficient(PCC).
Berikut tampilan hasil pengolahan QTT 1 untuk konsep “Praktis-natural”
1.

2. 3.

26
4.

Gambar 2.14 Hasil running untuk konsep desain “Praktis-Natural”

1
.

27
2. 3.

28
Gambar 2.15 Hasil running untuk konsep desain “Fresh-Modern”

29
2.8 Proses analisis hasil pengolahan QTT 1
Setelah melakukan running QTT 1 di software R maka langkah terakhir adalah
melakukan analisis dari hasil tersebut untuk melakukan pengambilan keputusan dalam
pengembangan kemasan. Nilai R-square menunjukkan bahwa konsep “Praktis-Natural”
memiliki nilai yang lebih tinggi dari konsep “Fresh-Modern” 0,9793 > 0,9039. Jadi
konsep “Praktis-Natural” dipilih sebagai prioritas konsep desain untuk pengembangan
desain kemasan makaroni.
Variabel tertinggi dari Partial Correlation Coefficient(PCC) pada konsep “Praktis-
Natural” adalah “Desain Kemasan” (X3 = 0,98768). Sehingga variabel ini sangat
berpengaruh terhadap persepsi pelanggan. Tingkat kategori dari setiap sub-tipe pada
masing-masing elemen desain diinterpretasikan oleh software R dalam bentuk histogram
seperti berikut.

Gambar 2.16 Grafik tingkatan kategori setiap elemen berdasarkan konsep desain

Berdasarkan hasil interpretasi grafik diatas didapatkan tipe elemen yang mendukung
perwujudan dari konsep “Praktis-Natural” yaitu terdiri dari:

30
Element Desain Type
Bahan Kemasan(X1) Metalize (X1.1)
Bentuk Kemasan(X2) Standing Pouch (X2.2)

Desain Grafis(X3) Premium (X3.6)

Element fungsional(X4) Plus window (X4.3)

Tabel 2.6 Tingkatan kategori setiap item pada elemen desain untuk konsep desain “Natural”

2.9 Model Desain Kemasan


Pembuatan mock-up kemasan dilakukan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari konsep
desain kemasan berdasarkan kata kansei konsumen dan elemen desain yang mendukung
terciptanya konsep desain tersebut.

31
Label pada sisi depan Label pada sisi belakang

Gambar 2.17 Desain kemasan konsep “Natural”

Dilihat dari sisi depan Dilihat dari sisi belakang

Gambar 2.18 Representasi 3D mock-up desain kemasan konsep “Natural”

32
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dari pengolahan data perancangan pengembangan kemasan


makaroni pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Konsep desain dari evaluasi 36 pasang kata Kansei dengan 21 sampel dihasilkan 2
konsep menggunakan metode PCA yaitu “Praktis-Natural” serta “Fresh-Modern”.
Namun konsep yang digunakan untuk pengembangan kemasan makaroni adalah
“Praktis-Natural”. Hal ini dikarenakan pada proses pengolahan data mengggunakan
metode QTT 1 konsep “Prakti-Natural” memiliki nilai R-squared yang lebih besar
dibandingkan dengan konsep “Fresh-Modern” yaitu 0,9793 > 0,9039.
2. Morfologi kemasan terbagi atas 4 elemen, yaitu : Bahan Kemasan(X1), Bentuk
Kemasan(X2), Desain Grafis(x3) dan Elemen Fungsional Kemasan(X4).
3. Mock up hasil rancangan pengembangan kemasan makaroni memiliki konsep
“Natural” dengan morfologi kemasan berupa : Bahan Kemasan(X1) : Metalize(X1.1),
Bentuk Kemasan(X2) : Standing Pouch(X2.2), Desain Grafis(X3) : Premium(X3.6)
dan Elemen Fungsional Kemasan(X4) : Plus Window(X4.3).

33

Anda mungkin juga menyukai